Anda di halaman 1dari 20

A.

KONSEP DASAR PEMENUHAN KEBUTUHAN PERSONAL


HYGIENE
1. Pengertian
Personal hygiene adalah cara perawatan diri seseorang untuk
memelihara kesehatannya. Seseorang tidak dapat melakukan perawatan diri
sendiri dipengaruhi kondisi fisik atau keadaan emosional klien (Alimul,
2006).
2. Jenis-jenis Personal Hygiene
Jenis-jenis Personal Hygiene adalah sebagai berikut (Tarwoto, 2004):
a. Perawatan kulit kepala dan rambut
b. Perawatan mata
c. Perawatan hidung
d. Perawatan telingga
e. Perawatan kuku kaki dan tangan
f. Perawatan genetalia
g. Perawatan kulit seruruh tubuh
h. Perawatan tubuh secara keseluruhan
3. Tujuan Personal Hygiene
Tujuan Personal Hygiene adalah sebagai berikut (Tarwoto, 2004):
a. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
b. Memelihara kebersihan diri seseorang
c. Memperbaiki personal hyiene yang kurang
d. Mencagah penyakit
e. Menciptakan keindahan
f. Meningkatkan rasa percaya diri
4. Fungsi fisiologis
a. Anatomi

Gambar Struktur Kulit Gambar Struktur Mata

b. Fisiologis
1) Kulit
Kulit adalah organ aktif yang berfungsi sebagai pelindung,
ekskresi, regulasi temperature, dan sensasi. Kulit mempunyai tiga
lapisan, yaitu epidermis, dermis, dan hypodermis (Asmadi, 2008).
a) Epidermis
Adalah lapisan terluar terdiri dari berbagai sel lapis yang
tipis dimana ada perbedaan dalam berbagai tingkat kematangan.
Lapisan paling dalam dari sel ini berfungsi untuk mengganti sel
yang mati.
b) Dermis
Adalah lapisan yang lebih tebal yang terdiri dari
sekelompok kolagen dan fiber fiber yang elastis untuk
mendukung epidermis. Fiber syaraf, pembuluh darah, kelenjar
keringat, kelenjar sebasea, dan folikel rambut melewati lapisan
dermal. Kelenjar sebasea mensekresi sebum, minyak, cairan
odorous, hingga folikel rambut.
c) Hypodermis atau subkutan
Lapisan subkutan terdiri dari pembuluh darah, syaraf,
limpa, dan jaringan pengikatyang berisi sel lemak. Jaringan
lemak adalah insulator panas bagi tubuh. Subkutan juga menjadi
pendukung lapisan kulit atas yang menahan stressor dan
tekanantanpa injury.
2) Kuku kaki dan tangan
Kaki, tangan, dan kuku selalu diperuntukkan untuk memberi
perhatian yang khusus untuk mencegah infeksi. Apakah ada luka
pada kaki termasuk adakah pertumbuhan atau luka pada kulit bagian
atas, bisa nyeri dan pada pasien normal kemampuan berjalan. Kuku
adalah jaringan epitel yang tumbuh dari akar nail bed, yang terletak
di kulit pada nail groove, yang disembunyikan oleh fold kulit,
disebut cuticle, kuku juga memilki body nail, itu berbentuk area
putih, disebut lunula. Dibawah kuku terdapat lapisan epiteldisebut
nail bed. Kuku yang normal dan sehat transparan, lembut, dan
konveks, dengan warna nail bed merah jambu. Penyakit dapat
memengaruhi bentuk, ketebalan, dan curvature dari kulit (Alimul,
2006).
3) Rongga Mulut
Rongga mulut dibatasi oleh membrane mukosa yang
berhubungan dengan kulit. Rongga mulut terdiri dari bibir yang
disekitarnya mulut yang terbuka, pipi berada disepanjang rongga,
lidah dan ototnya, hard dan soft palate. Mukosa mulut normalnya
berwarna merah jambu terang (light pink) dan lembab. Pada dasar
mulut dan area bawah lidah kaya akan pembuluh darah.tipe dari
ulcer atau trauma dapat mengakibatkan perdarahan. Ada 3 kelenjar
saliva yang mensekresikan 1 liter saliva per hari. Kelenjar buccal
ditemukan pada mukosa yang membatasi pipi dan mulut yang
mencegah hygiene dan kenyamanan pada jaringan oral (Alimul,
2006).
Gigi adalah organ mengunyah, atau mastication. Mereka
didesain untuk memotong, menyobek, dan mematahkan makanan
sehingga dapat dicampur dengan saliva dan ditelan. Gigi yang
normal terdiri dari kepala, leher, dan akar. Gigi yang sehat terlihat
putih, bersinar, dan berdiri sendiri. Kesulitan mengunyah dapat
berkembang sewaktu sekeliling gusi menjadi inflamasi atau infeksi
atau ketika gigi tanggal. Oral hygiene yang teratur dibutuhkan untuk
menjaga integritas area gigi dan untuk mencegah gingivitis, atau
inflamasi gusi (Alimul, 2006).
4) Rambut
Pertumbuhan rambut, distribusi, dan pola dapat
mengindikasikan status kesehatan orang secara umum. Perubahan
hormone, emosional, dan stress fisik, umur, infeksi, dan penyakit
tertentu dapat memengaruhi karakteristik rambut (Syaifuddin,
2004).
5) Mata, Telinga, dan Hidung
Perhatian khusus diberikan untuk membersihkan mata,
hidung, dan telinga selama pasien mandi. Secara normal tidak ada
perawatan khusus yang diperlukan untuk mata karena secara terus
menerus dibersihkan oleh air mata, kelopak mata dan bulu mata
mencegah masuknya partikel asing kedalam mata. Normalnya,
telinga tidak terlalu memerlukan pembersihan. Namun, pasien
dengan serumen yang terlalu banyak telinganya perlu dibersihlkan
baik mandiri pasien atau dilakukan oeh perawat dan
keluarga. Hygiene telinga mempunyai implikasi untuk ketajaman
pendengaran. Bila benda asing berkumpul pada kanal telinga luar,
maka akan mengganggu konduksi suara. Hidung berfungsi sebagai
indera penciuman, memantau temperature dan kelembapan udara
yang dihirup, serta mencegah masuknya partikel asing ke dalam
sistem pernapasan. Pasien yang memiliki keterbatasan mobilisasi
memerlukan bantuan perawat atau anggota keluarga untuk
melakukan perawatan mata, hidung, dan telinga. Tujuan perawatan
mata, hidung, dan telinga adalah pasien akan memiliki organ
sensorik yang berfungsi normal, mata, hidung, dan telinga pasien
akan bebas dari infeksi, dan pasien akan mampu melakukan
perawatan mata, hidung, dan telinga sehari hari
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene adalah
sebagai berikut (Perry dan Potter, 2005):
a. Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga
individu tidak peduli terhadap kebersihannya.
b. Praktik sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola Personal Hygiene
c. Status sosial-ekonomi
Personal Hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun,
pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan
uang untuk menyediakannya
d. Pengetahuan
Pengetahuan Personal Hygiene sangat penting karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada
pasien penderita DM ia harus menjaga kebersihan kakinya.
e. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak
boleh dimandik
f. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu
dalam perawatan dirinya seperti penggunaan sabun, sampo, dan lain-
lain.
g. Kondisi fisik
Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.
6. Gangguan pemenuhan kebutuhan Personal Hygiene
Gangguan pemenuhan kebutuhan personal hygiene secara garis
besar terjadi 2 gangguan yaitu sebagai berikut (Asmadi, 2008):
a. Gangguan secara fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena
tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan
fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan
membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan
fisik pada kuku.
b. Gangguan secara psikososial
Masalah social yang berhubungan dengan Personal Hygiene
adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan
mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi
sosial.
7. Tanda dan gejala Personal Hygiene
Tanda dan gejala Personal Hygiene adalah sebagai berikut (Perry
dan Potter, 2005):
a. Kepala dan rambut
1) Rambut berketombe
2) Rambut berkutu
3) Kulit kepala kotor
4) Rambut yang mudah rontok
5) Rambut yang kusam
b. Perawatan mata
1) Penglihatan menjadi ganda
2) Bintik hitam atau ada daerah yang gelap
3) Sakit pada mata
4) Terlihat ada warna atau terang di sekitar ujung-ujung objek
5) Mata yang kemerahan
6) Tiba-tiba kehilangan kemampuan melihat dengan jelas
c. Perawatan hidung
1) Terjadi flu/pilek
2) Terjadi perubahan penciuman
3) Hidung kotor
4) Terjadi alergi
d. Perawatan telingga
1) Telinga kotor
2) Terjadi infeksi
e. Perawatan kuku kaki dan tangan
1) Kuku kotor/hitam
f. Perawatan genetalia
1) Genetalia kotor
2) Terjadi penyakit genetalia
g. Perawatan Gigi dan mulut
1) Keadaan mukosa mulut dan Kelembapannya
2) Ada lesi atau tidak
3) Ada karang gigi
4) Kelengkapan gigi
5) Pertumbuhan gigi
6) Kebersihan mulut dan gigi
h. Perawatan Kulit
1) Kulit kasar dan pecah pecah
2) Kulit tidak utuh (terdapat luka)
3) Turgor >.2 detik
8. Penatalaksanaan Personal Hygiene
Penatalaksanaan Personal Hygiene adalah sebagai berikut (Perry
dan Potter, 2005)
a. Kebersihan mulut dan gigi dijaga dengan :
1) Untuk yang masih mempunyai gigi :
Menyikat gigi secara teratur sekurang-kurangnya dua kali dalam
sehari, pagi hari dan malam sebelum tidur, termasuk bagian gusi dan
lidah. Bila ada gigi berlubang, sebaiknya segera ke Puskesmas. Bila
tetap ada endapan warna kuning sampai cokelat, kirim ke
Puskesmas/dokter gigi.
2) Bagi yang menggunakan gigi palsu :
Gigi dibersihkan dengan sikat gigi perlahan-lahan di bawah air yang
mengalir. Bila perlu dapat digunakan pasta gigi. Pada waktu tidur,
gigi tiruan/palsu tidak dipakai dan direndam dalam air bersih.
3) Bagi mereka yang tidak mempunyai gigi sama sekali :
Setiap habis makan juga harus menyikat bagian gusi dan lidah untuk
membersihkan sisa makanan yang melekat.
b. Kebersihan kepala, rambut dan kuku :
1) Cuci rambut secara teratur paling sedikit dua kali seminggu untuk
menghilangkan debu dan kotoran yang melekat di rambut dan kulit
kepala.
2) Potong kuku secra teratur.
c. Kebersihan kulit (mandi) :
Usaha untuk membersihkan kulit dapat dengan cara mandi setiap hari
secara teratur, paling sedikit dua kali sehari. Pada saat mandi lansia
sebaiknya mempergunakan air hangat untuk merangsang peredaran
darah dan mencegah kedinginan, menggunakan
d. Kebersihan mata, hidung, dan telinga :
Mengkonsultasikan diri ke dokter. Setiap dua tahun mata harus
dikontrol, bila tidak ada kelainan.
e. Perawatan genitalia
perawatan genitalia merupakan bagian dari mandi lengkap. Pasien yang
paling butuh perawatan genitalia yang teliti adalah pasien yang beresiko
terbesar memperoleh infeksi. Pasien yang mampu melakukan perawatan
diri dapat diizinkan untuk melakukannya sendiri. Perawat mungkin
menjadi malu untuk memberikan perawatan genitalia, terutama pada
pasien yang berlainan jenis kelamin. Dapat membantu jika memiliki
perawat yang sama jenis kelamin dengan pasien dalam ruangan pada
saat memberikan perawatan genitalia. Tujuan perawatan genitalia
adalah untuk mencegah terjadinya infeksi, mempertahankan kebersihan
genitalia, meningkatkan kenyamanan serta mempertahankanpersonal
higiene.
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian Keperawatan.
a. Identitas : identitas pasien dan keluarga
b. Riwayat keperawatan
1) Keluhan utama
2) Riwayat kesehatan sekarang
Apa yang dirasakan sekarang
3) Riwayat penyakit dahulu
Apakah Kemungkinan pasien belum pernah sakit seperti ini atau sudah
pernah
4) Riwayat kesehatan keluarga
Meliputi penyakit yang turun temurun atau penyakit tidak menular
c. Pola pemenuhan KDM menurut
1) Pola oksigenasi : pola nafas,bersihkan jalan nafas,keluhan sesak
2) Pola nutrisi : Asupan nutrisi,pola makan,kecukupan gizi
3) Pola eliminasi : Pola BAK dan BAB,konsistensi feses,warna
urine,volume output
4) Pola aktivitas : Meliputi gerakan ( mobilitas ) pasien,aktivitas/
pekerjaan pasien yang dapat mengendorkan otot.
5) Pola aktivitas : Meliputi kebiasaan tidur / istirahat pasien kebiasaan
dalam istirahat,waktu istirahat.
6) Pola pakaian : Meliputi memilih baju yang sesuai,berpakaian dan
melepas pakaian
7) Pola lingkungan dan mempertahankan temperatur tubuh : Meliputi suhu
tubuh,kaji akral ( dingin / hangat ),warna ( kaji adanya
sianosis,kemerahan )
8) Pola personal hygiene : Meliputi kebiasaan menjaga kebersihan tubuh
dari penampilan yang baik serta melindungi kulit,kebiasaan
mandi,gosok gigi,membersihkan genetalia.dll untuk menjaga
kesehatan.
c. Keadaan umum
1) Kesadaran
2) Tekanan Darah
3) Nadi
4) Suhu
5) Respirasi Rate
d. Pengkajian fisik
Pengkajian fisik perawat pada klien di mulai dari kepala hingga kaki yaitu
di mulai dari Kulit, Rambut, Mata, Telinga, Hidung, Gigi dan Mulut, Kaki
dan Kuku.
1. Kulit
Pengkajian fisik kulit
Perawat menentukan kondisi kulit dengan mengobservasi
warna, tekstur, tugor, temperature, dan hidrasi kulit.
Ciri-ciri kulit normal :
o Kulit halus dan kering
o Kulit utuh dan tidak memiliki abrasi
o Kulit terasa hangat ketika dipalpasi
o Perubahan yang terlokalisasi dalam tekstur dapat
dipalpasi pada permukaan kulit. Kulit lembut dan
fleksibel.
o Ada turgor yang baik (elastic dan tetap), dengan
kulit yang secara umum halus dan lembut.
o Warna kulit beragam, dengan rentang dari cokelat
tua ke merah muda ke merah-muda terang (Potter dan Perry,
2005).
Perawat juga mengkaji masalah kulit yang di pengaruhi cara-
cara hygienis. Perawat mencatat daerah kulit kering akibat
kebanyakan mandi, penggunaan sabun yang berlebihan,
penggunaan sabun yang kasar, alkalin. Area kulit maserasi
(pelembut) mungkin telah membentuk akibat pengeringan tidak
sesuai. Perawat mengobservasi daerah kalus pada kaki atau
tangan yang dapat menguntungkan dari pelembaban dan aplikasi
losion. Bagaimanapun, kewaspadaan harus dilakukan untuk tidak
meninggalkan losion di antara jari, karena hal ini merusak kulit.
Penurunan sensasi. Banyak klien tidak mampu merasakan
cedera pada permukaan kulitnya. Selama mandi, perawat lebih
mudah mengkaji status fungsi sensoris saraf dengan memeriksa
nyeri, sensasi taktil, atau sensasi temperatur.
Perubahan nutrisi dan hidrasi. Perencanaan dan absorbsi
nutrisi yang buruk di sebabkan kondisi peradangan usus atau
operasi usus. Metabolisme protein berlebihan akibat kekurangan
darah, luka eksudat, atau luka bakar dapat menempat klien pada
risiko ketidakseimbangan. Lansia yang memiliki gigi palsu
kurang pas akan sulit memenuhi kebutuhan nutrisi kesehatan
kulit.
Sekresi dan ekskresi pada kulit. Perawat memberikan
perhatian khusus pada area badan , seperti dibawah payudara
wanita, area parineal, atau di bawah lengan tempat kelembaban
berkumpul, dan permukaan kulit dapat saling bergesekan dan
menyebabkan friksi.
2. Rambut
Pengkajian fisik rambut
Diamati kondisi rambut (warna, tekstur, kualitas) Apakah
kusam? Apakah di temukan kerontokan? Rambut normal adalah
bersih , bercahaya, dan tidak kusut, untuk kulit normal haris bebas
dari lesi. Rambut klien berkulit gelap biasanya lebih tebal, lebih
kering, dan lebih keriting dari pada rambut klien berkulit terang.
Kehilangan rambut (alopesia) dapat disebabkan praktik
perawatan yang tidak tepat atau penggunaan medikasi
kemoterapi.
Kemampuan perawatan diri
Perawat mengkaji kemampuan fisik klien untuk merawat
rambut. Kodisi yang menyakitkan tangan seperti arthritis,
pegangan tangan yang lemah, kelemahan, dan hambatan fisik
(mis. Gips atau balutan) merupakan beberapa kondisi yang
merusak kemampuan klien dalam melakukan perawatan rambut.
Praktik perawatan rambut
Satu cara mengkaji praktik perawatan rambut adalah
observasi penampilan rambut. Rambut tidak bercahaya, kusut,
kotor mengindikasi perawatan rambut yang tidak tepat. Rambut
tidak disisr mungkin karena kurangnya minat, depresi, atau
ketidak mampuan fisik untuk merawat rambut.
Dengan mengkaji gaya rambut pilihan klien, perawat
mencoba mengatur pola rambut klien yang sama. Minat klien
membantu atau mengajarkan perawat bagaimana gaya rambut
klien yang benar sehingga memberikan klien ras kemndirian lebih
baik dan membantu perawat menghindari dalam membuat
kesalahan yang dapat merusak rambut.
Perawat juga mengkaji tipe produk perawatan rambut klien
gunakan waktu kapan biasanya perawatan rambut dilakukan.
Pengkajian bercukur perlu untuk semua klien.
3. Mata
Pengkajian fisik mata
Amati adanya tanda-tanda ikterus, konjungtiva pucat, skret
pada kelopak mata, kemerahan atau gatal-gatal pada mata. Mata
normal di tandai oleh scelra terlihat seperti bagian putih dari
mata anterior. Konjungtiva(garis kelopak mata) jernih, merah
muda, dan tanpa inflamasi. Margin kelopak mata kira-kira
berdekatan dengan bola mata, dan bulu mata di sebelah luar.
Margin kelopak mata tanpa inflamasi, drainase, atu luka. Bulu
mata harus simetris.
Penggunaan alat bantu sensorik
Jika klien menggunakan lensa kontak, kacamata, mata
buatan atau alat bantu penglihatan, perawat mengkaji
pengetahuan klien, metode yang digunakan untuk merawat alat
bantu, dan keberadaan masalah apapun yang disebabkan alat
bantu.
Perawatan dasar mata
Pembersihan mata biasanya dilakukan selama mandi dan
melibatkan pembersihan dengan waslap bersih yang
dilembabkan dengan air. Perawatan menyeka dari dalam keluar
kantus mata untuk mencegah sekresi dari pengeluaran ke dalam
kantong lakrimal. Klien yang tidak sadar memerlukan
perawatan mata yang lebih sering. Sekresi bisa berkumpul
sepanjang margin kelopak mata dan kantus sebelah dalam bila
refleks berkedip tidak ada atau ketika mata tidak menutup total.
Mata dapat di bersihkan dengan kapas steril yang di beri
pelembab normal salin steril.
4. Telinga
Pengkajian fisik telinga
Pengkajian struktur telinga luar meliputi pemeriksaan
aurikel, kanal telinga luar, dan membrane timpani. Perhatikan
adanya serumen atau kotoran pada telinga, lesi, infeksi, atu
perubahan daya pendengaran.
Penggunaan alat bantu telinga
Ada tiga tipe alat bantu pendengaran yang popular. Alat
bantu di dalam kanal (in the canal: ITC) adalah alat bantu
terbaru, terkecil, sedikit terlihat masuk seluruhnya dengan pas
di dalam kanal telinga. Alat bantu di belakang telinga (in the
ear: ITE atau intraaural) cocok ke dalam telinga auditori
eksternal dan memberikan penyetelan yang lebih baik. Alat ini
lebih bertenaga dan kuat sehingga berguna untuk kehilangan
pendengaran rentang luas dari pada alat bantu ITC. Alat bantu
di belakang telinga (behind the ear: BTE) melingkar sekitar
dan belakang telinga yang dihubungkan dengan plastic
pendek, jernih, pada daun telinga di masukkan ke dalam kanal
auditori eksternal.
Perawatan telinga
Perawatan pembersihan telinga klien merupakam bagian
rutin dalam kegiatan mandi di tempat tidur. Pembersihan
berakhir dengan waslap yang dilembabkan, dirotasikan ke
kanal telinga dengan lembut, kerja terbaik untuk pembersihan.
5. Hidung
Pengkajian fisik hidung
Amati kondisi kebersihan hidung, kaji adanya sinusitis,
pendarahan hidung, tanda-tanda pilek yang tidak kunjung
sembuh, tanda-tanda alergi, atau perubahan pada daya
penciuman.
Perawatan hidung
Klien biasanya mengangkat sekresi hidung secara lembut
dengan membersihkan kedalam dengan tisu lembut. Perawat
mencegah klien jagan mengeluarkan kotoran dengan kasar.
Jika klien tidak dapat membuang sekresi nasal, perawat
membantu dengan menggunakan waslap basah atau aplikator
kapas bertangkai yang dilembabkan dalam air atau salin.
Sekresi nasal yang berlebihan juga di buang dengan penghisap.
Jika klien menggunakan sedang makan atau suksion
dimasukkan ke dalam melalui hidung maka perawat harus
mengganti plester yang mengikat selang minimal sehari sekali.
6. Mulut
Pengkajian fisik mulut
Perhatikan adanya lesi, tanda-tanda radang gusi/sariawan,
kekeringan, atau pecah-pecah. Klien yang tidak mengikuti
praktik hygiene mulut teratur akan mengalami penurunan
jaringan gusi, radang, gigi yang hitam, karies gigi, kehilangan
gigi, dan halitosis. Infeksi pada mulut melibatkan organisme
seperti Teponema palladium, Neisseria gonorraeae, dan
Hominis virus herpes.
Klien dengan risiko gangguan mulut
Dua tipe masalah besar dalam gangguan mulut adalah
karies gigi (lubang) dan penyakit periodontal (pyorrhea).
Perkembangan lubang merupakan proses patologi yang
melibatkan kerusakan email gigi dan akhirnya melalui
kekurangan kalsium.
Penyakit periodontal adalah penyakit jaringan sekitar gigi,
seperti peradangan membran periodontal atau ligamen
periodontal. Halositosis (bau napas) merupakan masalah
umum rongga mulut. Hal ini akibat hygiene mulut yang buruk,
pemasukan makanan tertentu, atau prose infeksi, atau
penyakit. Hygiene mulut yang tepat dapat mengeliminasi bau
kecuali penyebabnya adalah kondisi sistemik seperti penyakit
liver atau diabetes.
Perawat seringkali menghadapi keliosis pada klien.
Gangguan termasuk bibir retak, terutama pada sudut mulut.
Defisiensiriboflavin, napas mulut, dan saliva yang berlebihan
dapat menyebabkan keliosis. Pemberian minyak pada bibir
mempertahankan kelembaban, dan salep antijamur atau
antibakteri memperkecil perkembangan mikroorganisme.
7. Kuku tangan dan kaki
Pengkajian kuku tangan dan kaki
Amati bentuk dan kebersihan kuku. Perhatikan adanya
kelainan atau luka. Pengkajian kaki melibatkan pemeriksaan
yang teliti tentang semua permukaan kulit, bentuk, ukuran dan
kondisi jari kaki. Perawat menginspeksi kuku untuk melihat
adanya luka dan mencacat adanya daerah kering, inflamasi, atau
pecah-pecah. Kuku normal yang sehat yaitu transparan, lembut,
dan konveks dengan alas jari pink dan ujung putih tembus
cahaya. Kuku dikelilingi kutitula, yang tumbuh perlahan
melewati jari dan harus secara teratur ditekan kebelakang. Kulit
sekitar dasar kuku dan kutikula harus lembut dan tanpa
inflamasi. Perawat harus menanyakan kepada klien wanita
apakah merekan mengecat kuku dengan teratur dan
menggunakan penghapus cat kuku karena zat kimia di produk
ini menyebabkan kekeringan pada kuku yang berlebihan.
Penyakit dapat mengubah bentuk dan lekukan kuku. Lesi yang
meradang pada dasar kuku menyebabkan pembentukan kuku
yang tebal, kuku tanduk, yang dapat dilepas dari dasar kuku.
a) Pengetahuan tentang praktik perawatan kaki dan kuku
Perawat menentukan pengetahuan klien tentang perawatan
kaki dan kuku untuk mengkaji kebutuhan pendidikan. Perawat
mengobservasi apakah klien mengetahui bagaimana memotong
kuku dan pemeliharaan. Penting sekali mengkaji pengetahuan
klien diabetes karena mereka harus memeriksa kaki mereka
setiap hari. Jika klien tidak mampu memvisualisasikan seluruh
kakinya, orang lain harus melakukan tugas ini setiap hari.
Karena insufisiensi vascular dan neuropati, orang diabetes
berisiko cedera pada kaki. Trauma kaki diabetes dengan mudah
menyebabkan infeksi.
2. Diagnosa, Tujuan dan Perencanaan Keperawatan Hygiene
Defisit perawatan diri: mandi/hygiene
Defisit perawatan diri: berpakaian
Defisit perawatan diri: eliminasi
Defisit perawatan diri: makan
Contoh diagnosa keperawatan NANDA :
Defisit perawatan diri mandi/hygiene berhubungan dengan:
Keterbatasan fisik
Tingkat nyeri
Tingkat kelelahan
Tujuan klien menerima asuhan perawatan mandi
termasuk sebagai berikut:
Klien akan memiliki kulit utuh selama hospitalisasi.
Klien akan bebas bau badan selama hospitalisasi.
Klien akan mempertahankan rentang gerak.
Klien akan mencapai rasa nyaman dan sejahtera.
Klien akan berpatisipasi dan memahami metode
perawatan kulit.
Mata, telinga dan hidung klien akan bebas dari
infeksi.
Klien akan memiliki organ sensorik yang berfungsi
normal.
Klien akan melakukan perawatan mata, telinga dan
hidung sehari-hari.
Perencanaan:
1. Mandikan klien setiap hari minimal 2 kali sehari.
2. Ubah posisi secara teratur (minimal 2 jam sekali).
3. Gunakan lotion pada kulit setelah mandi.
4. Keringkan kulit dengan teliti setiap kali pembersihan
dengan handuk yang lembut.
5. Berikan perawatan perineal setelah setiap kali buang
air kecil dan buang air besar.
6. Jangan gunakan sabun mandi untuk wajah.
7. Gunakan sabun yang tidak bersifat iritatif.
8. Sabuni seluruh tubuh secara merata.
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, A Azis. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba


Medika
Tarwoto dan Wartonah. 2004. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Asmadi. 2008. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba
Medika
Potter, patricia A. dan Anne Griffin Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental
Keperawatan :konsep, proses, dan praktik. Jakarta : EGC
Syaifuddin. 2004. Anatomi dan Fisiologi. Jakarta : EGC
Dongoes, Marlyn. 2006, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta
LAPORAN PENDAHULUAN

Asuhan Keperawatan pada Gangguan Personal Hygine

Disusun oleh:

Feri Fitriana

P1337420916014

Program Studi Profesi Ners

Jurusan Keperawatan

Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang

2017

Anda mungkin juga menyukai