ABSTRAK
Penyakit kulit menyeb abkan morbiditas yang tinggi, termasuk p ada anak. Prevalensi
dermatosis pada anak berkisar 34-87,7% dengan pola yang sangat bervariasi dan dipengaruhi
oleh banyak faktor. Informasi epidemiologi diperlukan untuk memantau perubahan pola penyakit
dan perencanaan pengelolaan kesehatan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penyakit kulit pada anak yang datang ke
Poliklinik kulit dan kelamin RS Dr. Moewardi Surakarta maka data diambil dari catatan medik
pasien baru yang berusia di bawah 14 tahun, sejak Februari 2011 Januari 2012.
Selama 1 tahun ditemukan 334 kunjungan pasien baru, laki-laki 150 (44,9%) dan perempuan
184 (55,1%). Berdasarkan kelompok usia, yang terbanyak adalah usia 1-2 tahun (38,6%).
Berdasarkan kategori penyakit, yang paling tinggi adalah infeksi (37,43%). Jika dilihat dari jenis
penyakit kulit pada anak, yang terbanyak adalah dermatitis (20,7%), diikuti oleh hemangioma
(19,2%), infestasi parasit (10,8%), infeksi jamur (10,2%), infeksi bakteri (8,9%), dan infeksi virus
(8,6%). Pasien yang berobat ke RS Dr. Moewardi berasal dari daerah Solo dan sekitarnya,
karena merupakan rumah sakit rujukan, terbanyak dari Solo diikuti Karanganyar dan Sukoharjo.
Penyakit kulit pada anak di RS dr. Moewardi yang terbanyak adalah dermatitis, diikuti
hemangioma dan infeksi. (MDVI 2012; 39/s: 19s - 23s)
Kata Kunci : Pola penyakit kulit anak, dermatitis, hemangioma, infeksi kulit
ABSTRACT
Skin disease are a common cause of morbidity, including in children. Prevalence of dermatoses
in children ranged from 34 to 87.7% with a pattern that is highly variable and influenced by many
factors. Epidemiological information is useful in monitoring changes in disease trends and planning
health care programs
To determine the pattern of skin diseases in children who came to the Dermatology and
Venereology clinic at Moewardi Hospital. Data were collected from medical records of new patients
less than 14 years old, February 2011 - January 2012.
During one year, there were 334 new patients which consist of 150 men (44.9%) and 184
women (55.1%). Based on the age group, the largest is 1-2 years (38.6%). Based on the category
of disease, the highest is infection disease (37.43%). Dermatitis is the most common disease
(20,7%) followed by Hemangioma (19.2%), parasitic infestations (10.8%), fungal infections
(10.2%), bacterial infection (8.9%), and viral infections (8.6%). Patients who came to Moewardi
Hospital were come from solo and the surrounding area because it was a referral hospital, Solo is
the most common, followed by Sukoharjo and Karanganyar
Korespondensi: The most common disease in Moewardi hospital is dermatitis followed by hemangioma and
Jl. Kol. Soetarto No. 132 - Surakarta infection disease.(MDVI 2012; 39/s: 19s - 23s)
Telp. 0271 - 634848
Email: pramuningtyas_dr@yahoo.com Keywords : Pattern of skin disease, children, dermatitis hemangioma, skin infection
19 S
MDVI Vol 39 No. Suplemen Tahun 2012; 19 s - 23 s
20 S
R Pramuningtyas dkk. Penyakit kulit dan kelamin pada anak di RS Dr. Moewardi Surakarta
pada penyakit dermatitis adalah dermatitis atopik, yaitu Insidens penyakit infeksi bakteri yang datang ke
sebesar 30% dari seluruh dermatitis. Instalasi Rawat Jalan Penyakit Kulit dan Kelamin RS dr.
Moewardi Surakarta dapat dilihat pada gambar 3. Jenis
penyakit infeksi bakteri yang paling banyak adalah impe-
tigo bulosa sebesar 36%.
PEMBAHASAN
21 S
MDVI Vol 39 No. Suplemen Tahun 2012; 19 s - 23 s
infestasi yaitu sebesar 125 (37,43%) kunjungan pasien baru, berada pada urutan ke-9. Hal ini kemungkinan karena RS Dr.
diikuti oleh alergi-imunologi sebesar 98 (29,34%). Penelitian Moewardi merupakan rumah sakit rujukan untuk daerah
tentang epidemiologi penyakit kulit di India disebutkan sekitar Surakarta, bahkan sampai beberapa kota di Jawa
bahwa penyakit yang tersering ditemukan adalah infeksi. timur.
Pada sebagian besar negara berkembang seperti India, Pada urutan ketiga adalah infestasi parasit. Hampir
dengan banyak ditemukan malnutrisi, penduduk yang keseluruhan kasus adalah skabies yaitu sebesar 97% dan
padat, dan sanitasi buruk, penyakit kulit karena infeksi atau sisanya adalah kutaneus larva migran. Hal tersebut
ektoparasit misalnya skabies dan pedikulosis sering menunjukkan bahwa infeksi akibat parasit terutama skabies
ditemukan.6 Beberapa penelitian serupa di negara-negara masih merupakan masalah kesehatan yang sering terjadi di
berkembang yaitu Nigeria dan Ethiopia juga menyebutkan negara yang sedang berkembang.11 Prevalensi skabies pada
bahwa prevalensi penyakit kulit tertinggi adalah infeksi.4 populasi anak berkisar 50%. Skabies cukup mempengaruhi
Lima penyakit terbanyak yang ditemukan di Poliklinik kualitas hidup seseorang, meskipun tidak mengancam jiwa.13
Kulit dan Kelamin RS Dr. Moewardi Surakarta adalah eberapa faktor yang berperan dalam mempengaruhi
dermatitis (25,15%), diikuti oleh hemangioma (19,2%), tingginya insidens skabies, antara lain kurangnya higiene
infestasi parasit (10,8%), infeksi jamur (10,2%), dan infeksi dan sanitasi yang buruk, kepadatan penduduk yang tinggi,
bakteri (8,98%). Pola penyakit terbanyak pada penelitian ini dan rendahnya status sosial ekonomi. Secara teori, skabies
menunjukkan persamaan dengan penelitian terdahulu yang dapat menyerang semua golongan umur dan sangat mudah
dilakukan Fauzia dan Zulkarnain di RSU Dr. Soetomo menular. Penularan dapat terjadi melalui kontak dengan
Surabaya yakni penyakit dermatitis menduduki urutan pasien ataupun secara tidak langsung seperti melalui
teratas, diikuti oleh infeksi virus dan infeksi bakteri.11 pakaian, handuk, atau sprei yang terkontaminasi. 10 Pada
Pada dermatitis, insidens tertinggi adalah dermatitis penelitian ini, pasien skabies yang berobat ke RS Dr.
atopik sebanyak 25 (29,76%) pasien, diikuti dermatitis Moewardi Surakarta banyak yang berasal dari pondok
numularis pada 15 (17,86%) pasien, pitiriasis alba pada 11 pesantren atau asrama yang memiliki risiko transmisi
(13,10%) pasien dan dermatitis kontak pada 9 (10,71%) penyakit yang tinggi.
pasien. Hal tersebut mendukung penemuan secara umum Pada urutan keempat terbanyak diduduki oleh penyakit
bahwa dermatitis atopik cenderung mulai muncul pada usia infeksi jamur. Kandidiasis merupakan penyakit yang paling
anak dan akan menghilang saat dewasa. Dermatitis atopik banyak ditemukan, yaitu sebesar 47% dari infeksi jamur,
adalah penyakit kulit yang umum ditemukan di seluruh dunia diikuti oleh tinea (32,35%) dan pitiriasis versikolor (20,59%).
dan prevalensinya terus meningkat. Polusi udara, pajanan Pada penelitian ini, infeksi jamur lebih banyak diderita pada
tungau debu rumah, food additive, frekuensi menyusui yang anak usia di atas 6 tahun. Hal tersebut kemungkinan karena
berkurang dan kesadaran pasien meningkatkan angka lingkungan yang lembab saat beraktivitas. Di negara tropis
prevalensi dermatitis atopik.8 Penelitian ini juga sesuai seperti Indonesia, iklim yang panas disertai kelembaban
dengan penelitian di Kuwait dan Turki, yaitu dermatitis yang tinggi menyebabkan meningkatnya pertumbuhan
atopik adalah penyakit yang paling sering ditemukan dengan jamur.8
prevalensi tertinggi pada bayi. Faktor risiko untuk dermatitis Peringkat kelima jenis penyakit yang terbanyak adalah
atopik di negara berkembang masih belum infeksi bakteri. Infeksi bakteri pada penelitian ini terdiri atas
diketahui.Dermatitis kontak dapat berhubungan langsung pioderma dan morbus Hansen. Kasus infeksi yang
atau tidak langsung dengan praktek budaya masyarakat terbanyak adalah impetigo bulosa (36,67%), diikuti oleh
setempat, misalnya pemakaian herbal atau tanah pada lesi impetigo krustosa (20%), ektima (16,67% ), folikulitis (10%),
kulit, ditambah dengan kondisi cuaca yang panas.5 morbus Hansen (6,67%). Hasil tersebut serupa dengan
Peringkat kedua terbanyak diduduki oleh hemangioma penelitian Fauzia dan Zulkarnain di Surabaya, yang
infantil sebesar 19,2% yang banyak diderita pada anak mendapatkan infeksi bakteri menempati urutan kelima
dengan rentang usia 0 2 tahun. Hemangioma merupakan dengan kasus terbanyak adalah impetigo bulosa.11 Pioderma
tumor jinak pembuluh darah yang berproliferasi dari sel merupakan infeksi jaringan kulit dan jaringan lunak di
endotel pembuluh darah. Hemangioma pada anak terjadi sekitarnya, yang disebabkan oleh bakteri patogen dan
sebanyak 10 12%.8 Hemangioma memiliki karakteristik fase menyebabkan munculnya respons berupa peradangan.
proliferasi diikuti dengan fase involusi. Periode Faktor predisposisi penyakit piodermia, antara lain higiene
pertumbuhan tumor yang paling cepat biasanya terjadi dalam sanitasi yang kurang, gizi yang kurang, iklim yang panas
5 bulan pertama kehidupan, tetapi dapat terus berkembang dan lembab.10
samapi usia 1 tahun,10 sehingga seringkali menimbulkan Penyakit kulit pada anak lain yang ditemukan pada
kecemasan pada orang tua.12 Hal tersebut kemungkinan penelitian ini adalah infeksi virus, kelainan pigmen, urtikaria,
dapat menyebabkan meningkatnya angka kunjungan prurigo, infeksi menular seksual, dan lain-lain. Infeksi virus
hemangioma. Hasil di atas sedikit berbeda dengan penelitian yang paling sering ditemukan adalah moluskum
yag dilakukan oleh Fauzia dan Zulkarnain dimana tumor kontagiosum. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang
22 S
R Pramuningtyas dkk. Penyakit kulit dan kelamin pada anak di RS Dr. Moewardi Surakarta
dilakukan di Etiopia yang menemukan kasus moluskum sehingga dapat memberikan informasi yang lebih lengkap.
kontagiosum merupakan kasus infeksi virus yang
terbanyak.5 Kelainan pigmen pada penelitian ini terdiri atas DAFTAR PUSTAKA
nevus pigmentosus dan vitiligo. Indonesia terletak di
1. Accorsi S, Barnabas GA, Farese P, Padovese V, Terranova M,
katulistiwa dengan pajanan matahari yang cukup tinggi. Racalbuto V, et al. Skin disorders and disease profile of poverty:
Beberapa penelitian terbaru menyebutkan bahwa selain analysis of medical records in Tigray. Northern ethiopia, 2005
faktor genetik, pajanan sinar matahari yang tinggi 2007. TRSTMH. 2009; 103: 469 75.
merupakan faktor yang berpengaruh terhadap munculnya 2. Bhatia V. Extent and pattern of paediatric dermatoses in rural
areas of central India. Indian J Dermatol Venereol Lepr. 1997;
nevus pigmentosus.4 63: 22-5.
Hasil penelitian mengenai epidemiologi dan pola 3. Figueroa JI, Hawranek T, Abraha A, hay RJ. Prevalence of
penyakit kulit pada anak sangat bervariasi. Perbedaan skin disease in school children in rural and urban communities
tersebut mungkin disebabkan karena faktor lingkungan dan in the Illubabor province, South-Western Ethiopia: a
preliminery survey. JEADV. 1997; 9: 142 8
sosial ekonomi serta kemudahan mengakses pelayanan 4. Cassanova JM, Sanmartin V, Soria X, Baradad M, Mart
kesehatan.6 Kondisi yang padat penduduk dan kurangnya RM, Font A. Childhood dermatosis in dermatology clinic of a
kebersihan bertanggung jawab terhadap banyaknya kasus general university hospital in spain. Actas Dermosifiliogr.
infeksi dan infestasi pada populasi di negara berkembang, 2008; 99; 111 8
5. Marrone R, Vignally P, Rosso A, et al. Epidemiology of skin
sedangkan di negara maju lebih banyak kasus alergi. Faktor disorders in ethiopian children and adolescents: an analysis
lain yang berpengaruh pada variasi hasil adalah subyek of record from the italian dermatological centre, Mekelle,
penelitian, pada populasi keseluruhan atau cuplikan. Pada Tigray, Ethiopia, 2005 to 2009. Ped Dermatol. 2012: 1 6
beberapa penelitian menggunakan sampel anak sekolah 6. Dogra S, Kumar B. Epidemiology of skin disease in school
children: a study from Northern India. 2003; 20(6): 470 3
yang kurang mewakili populasi yang sesungguhnya.11 7. Hurwitz S. An overview of dermatologic diagnosis. Clin Ped
Dermatol. Philadelphia: WB Saunders Company; 1993. h. 1
6
KESIMPULAN DAN SARAN 8. Kung W.F, Lo KK. Prevalence of skin disease among school
children and adolescents in a student health service center in
Hongkong. Ped Dermatol. 2000; 17(6): 440 6
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa selama 9. Hon KL, Leung TF, Wong Y, Ma KC, Fok TF. Skin disease in
kurun waktu 1 tahun sejak Februari 2011 sampai dengan chinese children at a pediatric dermatology center. Ped
Januari 2012 terdapat 334 pasien anak baru di Instalasi Rawat Dermatol. 2004; 21(2): 109 12
10. Miller T, Frieden IJ. Vascular tumors. Dalam: Freedberg IM,
Jalan Penyakit Kulit dan Kelamin RS Dr. Moewardi Surakarta, Elsesn AZ, Wolff K, Austen KF, Goldsmith LA, Katz S,
terdiri atas 150 pasien laki-laki dan 184 pasien perempuan. penyunting. Fitzpatricks Dermatology In General Medicine.
Sebagian besar pasien berusia 0 2 tahun. Lima penyakit Edisi ke-7. New York: McGrawHill; 2008. h.1164 72
kulit anak yang terbanyak pada kurun waktu tersebut, secara 11. Fauzia M, Zulkarnain I. Pola penyakit kulit pasien anak di
instalasi rawat inap penyakit kulit dan kelamin RSU Dr.
berturut-turut adalah dermatitis, hemangioma, infestasi Soetomo Surabaya periode 2002 2006. Berkala Ilmu
parasit, infeksi jamur dan infeksi bakteri. Kesehatan Kulit dan Kelamin. 2007; 19(3): 183 96
Saran dari penelitian ini adalah melakukan penelitian 12. Holland KE, Drolet BA. Infantile Hemangioma. Pediatr Clin
dengan uraian secara lebih rinci tentang pola penyakit N Am. 2010; 57: 106983
13. Gang AJ, Xiang S, Bin XS, Min J, Mei SG, Ying YD, et al.
dihubungkan dengan usia, status penyakit setelah Quality of life of patients with scabies. JEADV. 2010; 24:
pengobatan, maupun pemeriksaan penunjang yang dilakukan 118791
23S