Anda di halaman 1dari 5

Artikel Asli

POLA PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN


PADA ANAK DI BAWAH 14 TAHUN
DI RS DR. MOEWARDI SURAKARTA
Ratih Pramuningtyas, KalistaYuniar, Suci Widhiati, Indah Julianto, Harijono Kariosentono

Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin,


FK Universitas Sebelas Maret /RSUD Dr. Moewardi, Surakarta

ABSTRAK

Penyakit kulit menyeb abkan morbiditas yang tinggi, termasuk p ada anak. Prevalensi
dermatosis pada anak berkisar 34-87,7% dengan pola yang sangat bervariasi dan dipengaruhi
oleh banyak faktor. Informasi epidemiologi diperlukan untuk memantau perubahan pola penyakit
dan perencanaan pengelolaan kesehatan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penyakit kulit pada anak yang datang ke
Poliklinik kulit dan kelamin RS Dr. Moewardi Surakarta maka data diambil dari catatan medik
pasien baru yang berusia di bawah 14 tahun, sejak Februari 2011 Januari 2012.
Selama 1 tahun ditemukan 334 kunjungan pasien baru, laki-laki 150 (44,9%) dan perempuan
184 (55,1%). Berdasarkan kelompok usia, yang terbanyak adalah usia 1-2 tahun (38,6%).
Berdasarkan kategori penyakit, yang paling tinggi adalah infeksi (37,43%). Jika dilihat dari jenis
penyakit kulit pada anak, yang terbanyak adalah dermatitis (20,7%), diikuti oleh hemangioma
(19,2%), infestasi parasit (10,8%), infeksi jamur (10,2%), infeksi bakteri (8,9%), dan infeksi virus
(8,6%). Pasien yang berobat ke RS Dr. Moewardi berasal dari daerah Solo dan sekitarnya,
karena merupakan rumah sakit rujukan, terbanyak dari Solo diikuti Karanganyar dan Sukoharjo.
Penyakit kulit pada anak di RS dr. Moewardi yang terbanyak adalah dermatitis, diikuti
hemangioma dan infeksi. (MDVI 2012; 39/s: 19s - 23s)

Kata Kunci : Pola penyakit kulit anak, dermatitis, hemangioma, infeksi kulit

ABSTRACT
Skin disease are a common cause of morbidity, including in children. Prevalence of dermatoses
in children ranged from 34 to 87.7% with a pattern that is highly variable and influenced by many
factors. Epidemiological information is useful in monitoring changes in disease trends and planning
health care programs
To determine the pattern of skin diseases in children who came to the Dermatology and
Venereology clinic at Moewardi Hospital. Data were collected from medical records of new patients
less than 14 years old, February 2011 - January 2012.
During one year, there were 334 new patients which consist of 150 men (44.9%) and 184
women (55.1%). Based on the age group, the largest is 1-2 years (38.6%). Based on the category
of disease, the highest is infection disease (37.43%). Dermatitis is the most common disease
(20,7%) followed by Hemangioma (19.2%), parasitic infestations (10.8%), fungal infections
(10.2%), bacterial infection (8.9%), and viral infections (8.6%). Patients who came to Moewardi
Hospital were come from solo and the surrounding area because it was a referral hospital, Solo is
the most common, followed by Sukoharjo and Karanganyar
Korespondensi: The most common disease in Moewardi hospital is dermatitis followed by hemangioma and
Jl. Kol. Soetarto No. 132 - Surakarta infection disease.(MDVI 2012; 39/s: 19s - 23s)
Telp. 0271 - 634848
Email: pramuningtyas_dr@yahoo.com Keywords : Pattern of skin disease, children, dermatitis hemangioma, skin infection

19 S
MDVI Vol 39 No. Suplemen Tahun 2012; 19 s - 23 s

PENDAHULUAN bagian Dermatologi Anak RS Dr. Moewardi Surakarta,


ditemukan 334 kunjungan pasien kulit baru. Berdasarkan
Penyakit kulit merupakan masalah yang umum terjadi jenis kelamin diperoleh pasien laki-laki sebanyak 150 (44,9%)
di negara berkembang dan negara maju. Survei prevalensi dan pasien perempuan 184 (55,1%). Karakteristik subjek pada
pada 20 tahun terakhir menunjukkan bahwa seperempat
sampai sepertiga populasi menderita penyakit kulit,1 begitu Tabel 1. Karakteristik kasus baru di Instalasi Rawat jalan RS.
dr.Moewardi periode Februari 2011 Januari 2012
pula pada anak meskipun tidak menyebabkan mortalitas
namun menyebabkan morbiditas dan berpengaruh besar Kriteria subjek Jumlah
terhadap psikologis anak. 2,3 Beberapa faktor dapat Jenis Kelamin
berpengaruh terhadap munculnya penyakit kulit pada anak, Laki-laki 15 0
misalnya kepadatan penduduk, kondisi sosial ekonomi, Perempua n 18 4
lingkungan, malnutrisi dan lain-lain. Anak sering terpajan Usia
0 2 12 9
kondisi yang menyebabkan lebih mudah terkena penyakit
2 4 37
kulit, sebagai contoh faktor iklim misalnya suhu dan
4 6 36
kelembaban yang menyebabkan kolonisasi bakteri atau 6 8 38
jamur meningkat.3 8 10 31
Pada penelitian yang dilakukan di negara berkembang, 10 12 35
prevalensi dermatosis pada anak berkisar antara 34% - 87,7%. 12 - 14 28
Pada analisis diagnosis individual menunjukkan bahwa pada Kategori Penyakit
negara maju dermatitis atopik merupakan kasus yang paling Alergi imunologi 98
banyak, berkisar 25 33%; sedangkan di negara Infeksi dan Infestasi 12 5
berkembang kasus infeksi dan infestasi lebih mendominasi.4 Infeksi Menular Seksual 4
Informasi tentang epidemiologi penyakit kulit pada anak Eritroskuamosa 14
Kosmetik 10
penting untuk menentukan prevalensi, monitoring
Tumor Kulit 81
perubahan kecenderungan penyakit dan perencanaan
Genodermatosis 2
program kesehatan untuk anak.3,5 Epidemiologi merupakan Daerah rujukan
cara langsung dan paling sederhana untuk mengevaluasi Surakarta 98
penyebab penyakit pada populasi. 6 Data epidemiologi Sukoharjo 37
penyakit kulit pada anak di Indonesia sampai saat ini masih Karanganya 72
sangat kurang, bahkan di RS Dr. Moewardi Surakarta. Sragen 34
Boyolali 34
TUJUAN Klaten 12
Lain-lain 37
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola
penyakit kulit pada anak di Instalasi Rawat Jalan Penyakit
Kulit dan Kelamin RS Dr. Moewardi Surakarta selama periode penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1.
Februari 2011 sampai dengan Januari 2012. Berdasarkan kelompok usia, yang terbanyak adalah
usia 0-2 tahun (38,6%); sedangkan kelompok usia yang lain
METODE rerata jumlah kunjungan dalam satu tahun hampir sama.
Berdasarkan kategori penyakit yang paling tinggi adalah
Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif, infeksi (37,43%), diikuti oleh kategori alergi dan imunologi
menggunakan data sekunder dari rekam medis pasien kulit (29,34%). Pasien yang datang ke instalasi rawat jalan
yang berusia kurang dari 14 tahun. Data yang dikumpulkan Penyakit Kulit dan Kelamin RS Dr. Moewardi sub-bagian
adalah data kunjungan baru pasien kulit ke Instalasi Rawat Dermatologi Anak lebih banyak berasal dari daerah di luar
Jalan Penyakit Kulit dan Kelamin Sub-bagian Dermatologi Surakarta yaitu sebesar 70,66%.
Anak RS Dr. Moewardi Surakarta selama periode Februari Distribusi penyakit kulit anak di instalasi rawat jalan
2011 sampai dengan Januari 2012. Data yang dikumpulkan penyakit kulit dan kelamin RS DR. Moewardi Surakarta periode
meliputi usia, jenis kelamin, diagnosis penyakit kulit dan Februari 2011 januari 2012 dapat dilihat pada tabel 2.
domisili pasien. Berdasarkan tabel di atas, jenis penyakit kulit pada anak
yang terbanyak adalah dermatitis (20,7%), diikuti oleh he-
HASIL mangioma (19,2%), infestasi parasit (10,8%), infeksi jamur
(10,2%), infeksi bakteri (8,9%), dan infeksi virus (8,6%). Pada
Selama periode 1 tahun, dari 653 total kunjungan pasien gambar 1 memperlihatkan insidens dan jenis dermatitis yang
ke Instalasi Rawat Jalan Penyakit Kulit dan Kelamin Sub- ditemukan selama kurun waktu 1 tahun; insidens tertinggi

20 S
R Pramuningtyas dkk. Penyakit kulit dan kelamin pada anak di RS Dr. Moewardi Surakarta

pada penyakit dermatitis adalah dermatitis atopik, yaitu Insidens penyakit infeksi bakteri yang datang ke
sebesar 30% dari seluruh dermatitis. Instalasi Rawat Jalan Penyakit Kulit dan Kelamin RS dr.
Moewardi Surakarta dapat dilihat pada gambar 3. Jenis
penyakit infeksi bakteri yang paling banyak adalah impe-
tigo bulosa sebesar 36%.

PEMBAHASAN

Kulit merupakan organ pertahanan tubuh terluar yang


terus menerus terpengaruh oleh kondisi lingkungan dan
selalu beradaptasi dengan setiap perubahan lingkungan.
Walaupun struktur kulit anak dan dewasa tidak banyak
berbeda, namun kulit anak bukanlah miniatur kulit dewasa.
Secara umum gambaran klinis dan penyebaran penyakit kulit
Gambar 1. Insidens penyakit dermatitis pasien anak di Instalasi
pada anak sedikit berbeda dengan dewasa. Hal tersebut
Rawat Jalan Penyakit Kulit dan Kelamin RS Dr. Moewardi Surakarta dipengaruhi oleh beberapa keadaan, antara lain keadaan
periode Februari 2011 Januari 2012 kulit anak, higiene perorangan dan lingkungan, gizi, serta
aktivitas anak sehari-hari. Kulit bayi terutama neonatus pada
Hemangioma menduduki peringkat kedua, dilanjutkan umumnya relatif lebih tipis, adneksa dan berbagai organ
oleh infestasi parasit yang hampir sebagian besar yaitu belum sepenuhnya berfungsi sempurna. Oleh karena itu
97,22% adalah skabies dan sisanya merupakan cutaneus kulit bayi relatif lebih peka, mudah mengalami iritasi dan
larva migran. Pada posisi keempat adalah infeksi jamur infeksi.7 Cukup tingginya insidens penyakit kulit pada anak
dengan distribusi penyakit dapat dilihat pada gambar 2. menyebabkan perlunya dilakukan penelitian epidemiologi.
Data epidemiologi tidak hanya berguna dalam
menganalisis prevalensi penyakit kulit, tetapi juga penting
dalam memantau perubahan pola penyakit sehingga dapat
merencanakan program kesehatan yang efisien. Frekuensi
penyakit kulit hanya dapat ditentukan secara akurat dengan
survei populasi skala besar, namun mahal dan memakan
waktu.8 Profil penyakit yang berasal dari data statistik rumah
sakit mungkin dapat menggambarkan pola penyakit pada
populasi.1
Pada penelitian ini, dilakukan pendataan pasien baru
yang berkunjung ke Instalasi Rawat Jalan Penyakit Kulit
dan Kelamin RS Dr. Moewardi Surakarta dengan hasil jumlah
pasien anak baru sebanyak 334 orang dari total kunjungan
Gambar 2. Insidens penyakit infeksi jamur pasien anak di Instalasi
Rawat Jalan Penyakit Kulit dan Kelamin RS dr. Moewardi Surakarta ke sub-bagian Dermatologi Anak sebesar 653, dengan rerata
periode Februari 2011 Januari 2012 kasus baru per bulan sebanyak 28. Berdasarkan jenis
kelamin, terdapat 150 pasien laki-laki (44,91%) dan pasien
perempuan sebanyak 184 orang (55,09%). Perbandingan
antara pasien laki-laki dan perempuan hampir seimbang. Hal
tersebut sama dengan penelitian yang dilakukan di India
dan cina, yaitu 50% pasien berjenis kelamin laki-laki.6,9
Berdasarkan usia, pasien terbanyak adalah pada
kelompok usia 0 2 tahun yaitu sebanyak 129 pasien
(38,62%). Pada kategori usia tersebut, jenis penyakit yang
terbanyak adalah hemangioma. Pada kelompok usia selain
0 2 tahun, rerata jumlah kasus baru di Poliklinik Kulit dan
Kelamin adalah sama. Hemangioma merupakan tumor jinak
yang sering ditemukan pada anak dengan insidens 10%
pada anak usia kurang dari 1 tahun.10
Gambar 3. Insidens penyakit infeksi bakteri pasien anak di Instalasi
Berdasarkan kategori penyakit, yang paling banyak
Rawat Jalan Penyakit Kulit dan Kelamin RS dr. Moewardi Surakarta ditemukan di Instalasi Rawat Jalan Penyakit Kulit dan
periode Februari 2011 Januari 2012 Kelamin RS Dr. Moewardi Surakarta adalah infeksi dan

21 S
MDVI Vol 39 No. Suplemen Tahun 2012; 19 s - 23 s

infestasi yaitu sebesar 125 (37,43%) kunjungan pasien baru, berada pada urutan ke-9. Hal ini kemungkinan karena RS Dr.
diikuti oleh alergi-imunologi sebesar 98 (29,34%). Penelitian Moewardi merupakan rumah sakit rujukan untuk daerah
tentang epidemiologi penyakit kulit di India disebutkan sekitar Surakarta, bahkan sampai beberapa kota di Jawa
bahwa penyakit yang tersering ditemukan adalah infeksi. timur.
Pada sebagian besar negara berkembang seperti India, Pada urutan ketiga adalah infestasi parasit. Hampir
dengan banyak ditemukan malnutrisi, penduduk yang keseluruhan kasus adalah skabies yaitu sebesar 97% dan
padat, dan sanitasi buruk, penyakit kulit karena infeksi atau sisanya adalah kutaneus larva migran. Hal tersebut
ektoparasit misalnya skabies dan pedikulosis sering menunjukkan bahwa infeksi akibat parasit terutama skabies
ditemukan.6 Beberapa penelitian serupa di negara-negara masih merupakan masalah kesehatan yang sering terjadi di
berkembang yaitu Nigeria dan Ethiopia juga menyebutkan negara yang sedang berkembang.11 Prevalensi skabies pada
bahwa prevalensi penyakit kulit tertinggi adalah infeksi.4 populasi anak berkisar 50%. Skabies cukup mempengaruhi
Lima penyakit terbanyak yang ditemukan di Poliklinik kualitas hidup seseorang, meskipun tidak mengancam jiwa.13
Kulit dan Kelamin RS Dr. Moewardi Surakarta adalah eberapa faktor yang berperan dalam mempengaruhi
dermatitis (25,15%), diikuti oleh hemangioma (19,2%), tingginya insidens skabies, antara lain kurangnya higiene
infestasi parasit (10,8%), infeksi jamur (10,2%), dan infeksi dan sanitasi yang buruk, kepadatan penduduk yang tinggi,
bakteri (8,98%). Pola penyakit terbanyak pada penelitian ini dan rendahnya status sosial ekonomi. Secara teori, skabies
menunjukkan persamaan dengan penelitian terdahulu yang dapat menyerang semua golongan umur dan sangat mudah
dilakukan Fauzia dan Zulkarnain di RSU Dr. Soetomo menular. Penularan dapat terjadi melalui kontak dengan
Surabaya yakni penyakit dermatitis menduduki urutan pasien ataupun secara tidak langsung seperti melalui
teratas, diikuti oleh infeksi virus dan infeksi bakteri.11 pakaian, handuk, atau sprei yang terkontaminasi. 10 Pada
Pada dermatitis, insidens tertinggi adalah dermatitis penelitian ini, pasien skabies yang berobat ke RS Dr.
atopik sebanyak 25 (29,76%) pasien, diikuti dermatitis Moewardi Surakarta banyak yang berasal dari pondok
numularis pada 15 (17,86%) pasien, pitiriasis alba pada 11 pesantren atau asrama yang memiliki risiko transmisi
(13,10%) pasien dan dermatitis kontak pada 9 (10,71%) penyakit yang tinggi.
pasien. Hal tersebut mendukung penemuan secara umum Pada urutan keempat terbanyak diduduki oleh penyakit
bahwa dermatitis atopik cenderung mulai muncul pada usia infeksi jamur. Kandidiasis merupakan penyakit yang paling
anak dan akan menghilang saat dewasa. Dermatitis atopik banyak ditemukan, yaitu sebesar 47% dari infeksi jamur,
adalah penyakit kulit yang umum ditemukan di seluruh dunia diikuti oleh tinea (32,35%) dan pitiriasis versikolor (20,59%).
dan prevalensinya terus meningkat. Polusi udara, pajanan Pada penelitian ini, infeksi jamur lebih banyak diderita pada
tungau debu rumah, food additive, frekuensi menyusui yang anak usia di atas 6 tahun. Hal tersebut kemungkinan karena
berkurang dan kesadaran pasien meningkatkan angka lingkungan yang lembab saat beraktivitas. Di negara tropis
prevalensi dermatitis atopik.8 Penelitian ini juga sesuai seperti Indonesia, iklim yang panas disertai kelembaban
dengan penelitian di Kuwait dan Turki, yaitu dermatitis yang tinggi menyebabkan meningkatnya pertumbuhan
atopik adalah penyakit yang paling sering ditemukan dengan jamur.8
prevalensi tertinggi pada bayi. Faktor risiko untuk dermatitis Peringkat kelima jenis penyakit yang terbanyak adalah
atopik di negara berkembang masih belum infeksi bakteri. Infeksi bakteri pada penelitian ini terdiri atas
diketahui.Dermatitis kontak dapat berhubungan langsung pioderma dan morbus Hansen. Kasus infeksi yang
atau tidak langsung dengan praktek budaya masyarakat terbanyak adalah impetigo bulosa (36,67%), diikuti oleh
setempat, misalnya pemakaian herbal atau tanah pada lesi impetigo krustosa (20%), ektima (16,67% ), folikulitis (10%),
kulit, ditambah dengan kondisi cuaca yang panas.5 morbus Hansen (6,67%). Hasil tersebut serupa dengan
Peringkat kedua terbanyak diduduki oleh hemangioma penelitian Fauzia dan Zulkarnain di Surabaya, yang
infantil sebesar 19,2% yang banyak diderita pada anak mendapatkan infeksi bakteri menempati urutan kelima
dengan rentang usia 0 2 tahun. Hemangioma merupakan dengan kasus terbanyak adalah impetigo bulosa.11 Pioderma
tumor jinak pembuluh darah yang berproliferasi dari sel merupakan infeksi jaringan kulit dan jaringan lunak di
endotel pembuluh darah. Hemangioma pada anak terjadi sekitarnya, yang disebabkan oleh bakteri patogen dan
sebanyak 10 12%.8 Hemangioma memiliki karakteristik fase menyebabkan munculnya respons berupa peradangan.
proliferasi diikuti dengan fase involusi. Periode Faktor predisposisi penyakit piodermia, antara lain higiene
pertumbuhan tumor yang paling cepat biasanya terjadi dalam sanitasi yang kurang, gizi yang kurang, iklim yang panas
5 bulan pertama kehidupan, tetapi dapat terus berkembang dan lembab.10
samapi usia 1 tahun,10 sehingga seringkali menimbulkan Penyakit kulit pada anak lain yang ditemukan pada
kecemasan pada orang tua.12 Hal tersebut kemungkinan penelitian ini adalah infeksi virus, kelainan pigmen, urtikaria,
dapat menyebabkan meningkatnya angka kunjungan prurigo, infeksi menular seksual, dan lain-lain. Infeksi virus
hemangioma. Hasil di atas sedikit berbeda dengan penelitian yang paling sering ditemukan adalah moluskum
yag dilakukan oleh Fauzia dan Zulkarnain dimana tumor kontagiosum. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang

22 S
R Pramuningtyas dkk. Penyakit kulit dan kelamin pada anak di RS Dr. Moewardi Surakarta

dilakukan di Etiopia yang menemukan kasus moluskum sehingga dapat memberikan informasi yang lebih lengkap.
kontagiosum merupakan kasus infeksi virus yang
terbanyak.5 Kelainan pigmen pada penelitian ini terdiri atas DAFTAR PUSTAKA
nevus pigmentosus dan vitiligo. Indonesia terletak di
1. Accorsi S, Barnabas GA, Farese P, Padovese V, Terranova M,
katulistiwa dengan pajanan matahari yang cukup tinggi. Racalbuto V, et al. Skin disorders and disease profile of poverty:
Beberapa penelitian terbaru menyebutkan bahwa selain analysis of medical records in Tigray. Northern ethiopia, 2005
faktor genetik, pajanan sinar matahari yang tinggi 2007. TRSTMH. 2009; 103: 469 75.
merupakan faktor yang berpengaruh terhadap munculnya 2. Bhatia V. Extent and pattern of paediatric dermatoses in rural
areas of central India. Indian J Dermatol Venereol Lepr. 1997;
nevus pigmentosus.4 63: 22-5.
Hasil penelitian mengenai epidemiologi dan pola 3. Figueroa JI, Hawranek T, Abraha A, hay RJ. Prevalence of
penyakit kulit pada anak sangat bervariasi. Perbedaan skin disease in school children in rural and urban communities
tersebut mungkin disebabkan karena faktor lingkungan dan in the Illubabor province, South-Western Ethiopia: a
preliminery survey. JEADV. 1997; 9: 142 8
sosial ekonomi serta kemudahan mengakses pelayanan 4. Cassanova JM, Sanmartin V, Soria X, Baradad M, Mart
kesehatan.6 Kondisi yang padat penduduk dan kurangnya RM, Font A. Childhood dermatosis in dermatology clinic of a
kebersihan bertanggung jawab terhadap banyaknya kasus general university hospital in spain. Actas Dermosifiliogr.
infeksi dan infestasi pada populasi di negara berkembang, 2008; 99; 111 8
5. Marrone R, Vignally P, Rosso A, et al. Epidemiology of skin
sedangkan di negara maju lebih banyak kasus alergi. Faktor disorders in ethiopian children and adolescents: an analysis
lain yang berpengaruh pada variasi hasil adalah subyek of record from the italian dermatological centre, Mekelle,
penelitian, pada populasi keseluruhan atau cuplikan. Pada Tigray, Ethiopia, 2005 to 2009. Ped Dermatol. 2012: 1 6
beberapa penelitian menggunakan sampel anak sekolah 6. Dogra S, Kumar B. Epidemiology of skin disease in school
children: a study from Northern India. 2003; 20(6): 470 3
yang kurang mewakili populasi yang sesungguhnya.11 7. Hurwitz S. An overview of dermatologic diagnosis. Clin Ped
Dermatol. Philadelphia: WB Saunders Company; 1993. h. 1
6
KESIMPULAN DAN SARAN 8. Kung W.F, Lo KK. Prevalence of skin disease among school
children and adolescents in a student health service center in
Hongkong. Ped Dermatol. 2000; 17(6): 440 6
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa selama 9. Hon KL, Leung TF, Wong Y, Ma KC, Fok TF. Skin disease in
kurun waktu 1 tahun sejak Februari 2011 sampai dengan chinese children at a pediatric dermatology center. Ped
Januari 2012 terdapat 334 pasien anak baru di Instalasi Rawat Dermatol. 2004; 21(2): 109 12
10. Miller T, Frieden IJ. Vascular tumors. Dalam: Freedberg IM,
Jalan Penyakit Kulit dan Kelamin RS Dr. Moewardi Surakarta, Elsesn AZ, Wolff K, Austen KF, Goldsmith LA, Katz S,
terdiri atas 150 pasien laki-laki dan 184 pasien perempuan. penyunting. Fitzpatricks Dermatology In General Medicine.
Sebagian besar pasien berusia 0 2 tahun. Lima penyakit Edisi ke-7. New York: McGrawHill; 2008. h.1164 72
kulit anak yang terbanyak pada kurun waktu tersebut, secara 11. Fauzia M, Zulkarnain I. Pola penyakit kulit pasien anak di
instalasi rawat inap penyakit kulit dan kelamin RSU Dr.
berturut-turut adalah dermatitis, hemangioma, infestasi Soetomo Surabaya periode 2002 2006. Berkala Ilmu
parasit, infeksi jamur dan infeksi bakteri. Kesehatan Kulit dan Kelamin. 2007; 19(3): 183 96
Saran dari penelitian ini adalah melakukan penelitian 12. Holland KE, Drolet BA. Infantile Hemangioma. Pediatr Clin
dengan uraian secara lebih rinci tentang pola penyakit N Am. 2010; 57: 106983
13. Gang AJ, Xiang S, Bin XS, Min J, Mei SG, Ying YD, et al.
dihubungkan dengan usia, status penyakit setelah Quality of life of patients with scabies. JEADV. 2010; 24:
pengobatan, maupun pemeriksaan penunjang yang dilakukan 118791

23S

Anda mungkin juga menyukai