PENDAHULUAN
FASE 1 :
UNIT TKP
SIDIK JARI
PRIMARY SURVEY
FASE 2 : ODONTOLOGI
UNIT POST MORTEM
SECONDARY SURVEY
DNA
FASE 3 :
FASE 4 :
UNIT REKONSILIASI
FASE 5 :
UNIT EVALUASI
KERANGKA TEORI
BAB 2
ISI
PROFIL GIGI
Bentuk gigi dan bentuk rahang merupakan ciri khusus seseorang, sedemikian khususnya
sehingga dapat dikatakan tidak ada gigi atau rahang yang identik pada dua orang yang
berbeda, menjadikan pemeriksaan gigi ini mempunyai nilai tinggi dalam hal penentuan jati
diri seseorang.
Odontologi adalah cabang kedokteran forensic yang melibatkan dokter gigi. Gigi
adalah bagian tubuh yang paling keras dan yang paling tahan terhadap trauma,
pembusukan, air, dan api. Penentuan identifikasi forensik berdasarkan pemeriksaan primer
masih dapat dilakukan dengan pemeriksaan gigi geligi yaitu pada jenazah terbakar karena
gigi merupakan medium yang tidak mudah rusak seperti fingerprint tissue dan memiliki
daya tahan terhadap dekomposisi dan panas. Gigi merupakan suatu sarana identifikasi
yang dapat dipercaya, khususnya bila rekam dan foto gigi pada waktu masih hidup yang
pernah dibuat masih tersimpan dengan baik. Pemeriksaan gigi ini menjadi amat penting
apabila mayat sudah dalam keadaan membusuk atau rusak, seperti halnya kebakaran. 1,8,9
Gambar 2. Gigi tetap dalam keadaan utuh pada suhu yang tinggi, walaupun
tubuh telah rusak, tetapi gigi masih dapat diidentifikasi.9
Gigi dapat juga dipakai untuk membantu dalam hal perkiraan umur serta kebiasaan
/pekerjaan dan kadang-kadang golongan suku tertentu. Kebiasaan merokok akan
meninggalkan pewarnaan akibat nikotin pada gigi, gigi yang dipangur (diratakan)
menujukkan ras/suku tertentu.13
Adapun dalam melaksanakan identifikasi manusia melalui gigi, kita dapatkan 2 (dua)
kemungkinan: 1
a). memperoleh informasi melalui data gigi dan mulut untuk membatasi atau menyempitkan
identifikasi; Informasi ini dapat diperoleh antara lain mengenai umur, jenis kelamin, ras,
golongan darah, bentuk wajah dan salah satu sampel DNA. Dengan adanya informasi
mengenai perkiraan batasbatas umur korban misalnya, maka pencarian dapat dibatasi
pada datadata orang hilang yang berada di sekitar umur korban. Dengan demikian
penyidikan akan menjadi lebih terarah.1
b). mencari ciriciri yang merupakan tanda khusus pada korban tersebut; Disini dicatat ciri
ciri yang diharapkan dapat menentukan identifikasi secara lebih akurat dari pada sekedar
mencari informasi tentang umur atau jenis kelamin. Ciriciri demikian antara lain :
misalnya adanya gigi yang dibungkus logam, gigi yang ompong atau patah, lubang pada
bagian depan biasanya dapat lebih mudah dikenali oleh kenalan atau teman dekat atau
keluarga korban.1
Forensik odontologis akan melakukan pemeriksaan terhadap gigi, gusi, bagian lain
dari kavitas oral, rahang/maxilla, dan komponen dari hidung pada wajah. Pemeriksaan ini
meliputi pencatatan data gigi (Odontogram) dan rahang yang dapat dilakukan dengan
menggunakan pemeriksaan manual, sinar X dan pencetakan gigi dan rahang. Odontogram
memuat data tentang jumlah, bentuk, susunan, tambalan, protesa gigi, dan sebagainya. 3,7,8