PENDAHULUAN
Stroke adalah gangguan fungsional otak fokal maupun global akut, lebih dari 24 jam,
berasal dari gangguan aliran darah otak dan bukan disebabkan oleh gangguan peredaran darah
otak sepintas, tumor otak, stroke sekunder karena trauma maupun infeksi.
Stroke dengan defisit neurologik yang terjadi tiba-tiba dapat disebabkan oleh iskemia
atau perdarahan otak. Stroke iskemik disebabkan oleh oklusi fokal pembuluh darah otak yang
menyebabkan turunnya suplai oksigen dan glukosa ke bagian otak yang mengalami oklusi.
Munculnya tanda dan gejala fokal atau global pada stroke disebabkan oleh penurunan aliran
darah otak. Oklusi dapat berupa trombus, embolus, atau tromboembolus, menyebabkan hipoksia
sampai anoksia pada salah satu daerah percabangan pembuluh darah di otak tersebut. Stroke
hemoragik dapat berupa perdarahan intraserebral atau perdarahan subrakhnoid
Pada 1053 kasus stroke di 5 rumah sakit di Yogyakarta angka kematian tercatat sebesar
28.3%; sedangkan pada 780 kasus stroke iskemik adalah 20,4%, lebih banyak pada laki-laki.
Mortalitas pasien stroke di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta menduduki peringkat ketiga setelah
penyakit jantung koroner dan kanker, 51,58% akibat stroke hemoragik, 47,37% akibat stroke
iskemik, dan 1,05% akibat perdarahan subaraknoid .
Menurut data Riset Kesehatan Dasar 2013, prevalensi stroke di Indonesia 12,1 per 1.000
penduduk. Angka itu naik dibandingkan Riskesdas 2007 yang sebesar 8,3 persen. Stroke telah
jadi penyebab kematian utama di hampir semua rumah sakit di Indonesia, yakni 14,5 persen.2
Dilihat dari karakteristiknya, stroke banyak dialami orang lanjut usia, berpendidikan
rendah, dan tinggal di perkotaan. Perubahan gaya hidup; pola makan terlalu banyak gula, garam,
dan lemak; serta kurang beraktivitas adalah faktor risiko stroke.
Riskesdas 2013 menunjukkan, prevalensi hipertensi orang Indonesia berusia lebih dari 18
tahun 25,8 persen. Seseorang kena hipertensi jika tekanan darah sistolik lebih tinggi dari 140
mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg. Tekanan sistolik menunjukkan tekanan
darah saat otot jantung berkontraksi dan tekanan diastolik saat otot jantung tak berkontraksi.
TNJAUAN PUSTAKA
I. DEFINISI
Menurut WHO definisi stroke adalah manifestasi klinis dari gangguan fungsi serebral
baik lokal maupun menyeluruh (global), berlangsung cepat, lebih dari 24 jam atau
Adapun penyakit atau kelainan pembuluh darah otak yang mendasari terjadinya
stroke, misalnya arteriosklerosis otak, aneurisma, angioma pembuluh darah otak dan
disease/CVD ).
Faktor resiko stroke ialah kelainan atau penyakit yang membuat seseorang lebih
- Umur
- Jenis Kelamin
- Genetik
- Ras
1. Hipertensi
2. Penyakit jantung
a. Infark miokard
4. Diabetes melitus
5. Polisitemia
7. Merokok
2. Hematokrit tinggi
5. Kurang olahraga
6. Fibrinogen tinggi
III. KLASIFIKASI
a. Trombosis serebri
b. Emboli serebri
2. Stroke hemoragik
a. Perdarahan intraserebral
b. Perdarahan subarakhnoid
2. Stroke in evolution
3. Complete stroke
1. Sistem karotis
2. Sistem vertebrobasiler
Stroke Iskemik
Iskemik otak dapat bersifat fokal atau global. Pada iskemik global, aliran otak
secara keseluruhan menurun akibat tekanan perfusi, misalnya karena syok irreversible akibat
henti jantung. sedangkan iskemik fokal terjadi akibat menurunnya tekanan perfusi otak regional.
Keadaan ini disebabkan oleh sumbatan atau pecahnya salah satu pembuluh darah otak di daerah
sumbatan atau tertutupnya aliran darah sebagian atau seluruh lumen pembuluh darah otak.
Akibat penutupan aliran darah ke bagian otak tertentu, maka terjadi serangkaian
proses patologis pada daerah iskemik. Perubahan ini dimulai di tingkat seluler, berupa perubahan
fungsi dan struktural sel yang diikuti kerusakan pada fungsi utama serta integritas fisik dari
jaringan serta kadar gas darah, keluarnya zat neurotransmitter (glutamat) serta metabolisme sel-
sel yang iskemik, disertai kerusakan sawar darah otak (blood brain barrier). Seluruh proses ini
Pengurangan aliran darah yang disebabkan oleh sumbatan atau sebab lain, akan
berikut ini:
Pada sumbatan kecil, terjadi daerah iskemia yang dalam waktu singkat
dikompensasi dengan mekanisme kolateral dan vasodilatasi lokal. Secara klinis gejala yang
timbul adalah transient ischemic attack (TIA) yang timbul dapat berupa hemiparesis yang
Mungkin pada pemeriksaan klinik ada sedikit gangguan. Keadaan ini secara
2. Sumbatan yang cukup besar menyebabkan daerah iskemia yang luas sehingga
Pada iskemia otak yang luas, tampak daerah yang tidak homogen akibat
a. Lapisan inti yang sangat iskemik (ischemic-core) terlihat sangat pucat karena
tanpa aliran darah. Kadar asam laktat disini tinggi dengan pO2 yang rendah.
b. Daerah di sekitar inti ischemic core yang CBF-nya juga rendah, tetapi masih
lebih tinggi daripada CBF di ischemic core. Pada daerah ini pO2 rendah, pCO2
tinggi, dan asam laktat meningkat. Edema jaringan akibat bendungan dengan
Pembuluh darah mengalami dilatasi maksimal, pCO2 dan pO2 tinggi dan
kolateral maksimal. Pada daerah ini CBF sangat meninggi sehingga disebut
sehingga respons arteriol terhadap perubahan tekanan darah dan oksigen atau karbondioksida
menghilang.
Perdarahan Intraserebral
Perdarahan Subarakhnoid
V. DIAGNOSIS
Tetapi tidak seluruh Rumah Sakit memiliki alat-alat yang canggih, maka untuk
memudahkan pemeriksaan dapat dilakukan dengan sistem lain, misalnya sistem
skoring yaitu sistem yang berdasarkan gejala klinis yang ada pada saat pasien masuk
Rumah Sakit. Sistem skoring yang sering digunakan antara lain:
VII. PENATALAKSANAAN
Terapi Umum
dianjurkan dalam 72 jam pada pasien dengan status neurologis yang nyata.
- Perbaiki jalan nafas. Berikan oksigen bila saturasi oksigen < 95%.
- Intubasi ETT diperlukan pada pasien dengan hipoksia (pO2 < 60 mmHg atau pCO2
50 mmHg) atau syok atau pasien yang beresiko untuk terjadi aspirasi.
b. Stabilisasi hemodinamik
- Berikan cairan kristaloid atau koloid IV (hindari pemberian cairan hipotonis seperti
glukosa).
- Pemantauan jantung harus dilakukan selama 24 jam pertama setelah awitan serangan
stroke iskemik.
- Tekanan darah
- Pemeriksaan jantung
- Pemeriksaan neurologi
I. Derajat kesadaran
mengalami penurunan kesadaran karena TIK. Sasaran terapi adalah TIK kurang dari
v. Jaga normovolemia
Manitol 0.25 0.50 gr/kgBB, selama > 20 menit, diulangi setiap 4 6 jam
viii. Drainase ventrikular dianjurkan pada hidrosefalus akut akibat stroke iskemik
serebelar.
f. Pengendalian Kejang
tidak dianjurkan.
selama 1 bulan, kemudian diturunkan dan dihentikan bila tidak ada kejang selama
pengobatan.
- Setiap penderita stroke yang disertai demam harus diobati dengan antipiretika dan
diatasi penyebabnya.
- Pada pasien febris atau beresiko terjadi infeksi, lakukan kultur dan hapusan (trakea,
darah, dan urin) dan diberikan antibiotik. Jika memakai kateter, ventrikuler, analisa
h. Pemeriksaan Penunjang
- EKG
- Laboratorium (kimia darah, fungsi ginjal, hematologi, faal hemostatis, kadar gula
b. CT Scan
Terapi Khusus
o Tekanan darah diturunkan sekitar 15% (sistolik maupun diastolik) dalam 24 jam
pertama setelah awitan apabila TDS > 220 mmHg atau TDD > 120 mmHg. Pada
pasien stroke iskemik akut yang akan diberikan terapi trombolitik, tekanan darah
diturunkan hingga TDS < 185 mmHg dan TDD < 110 mmHg. Lalu tekanan darah
dipantau hingga TDS < 180 mmHg dan TDD < 105 mmHg selama 24 jam setelah
4. Pemberian antikoagulan
- Pemberian heparin dosis penuh pada penderita stroke iskemik akut dengan risiko
tinggi terjadi reembolisasi, diseksi arteri atau stenosis berat arteri karotis sebelum
pembedahan.
5. Pemberian antiplatelet
stroke dianjurkan untu setiap stroke iskemik akut. Tetapi jangan diberikan bila
STATUS PASIEN
KASUS
Agama :
Alamat :
Alloanamnesa :
Keluhan Tambahan : -
Pasien seorang perempuan, usia 46 tahun, datang dengan keluhan lemah separuh badan kiri sejak
7 hari sebelum masuk rumah sakit. Keluhan dirasakan sampai pasien tidak bisa menggerakan
anggota tubuh pada bagian kiri. Awalnya 7 hari yang lalu, pasien merasa sakit kepala di bagian
belakang, namun tidak disertai mual, muntah, dan kejang. Setelah itu, pasien merasa sulit saat
darah tinggi dan masih bisa berjalan. Empat hari yang lalu, saat naik bus menuju ke Jakarta, tiba-
tiba pasien merasa tungkai kirinya lemas dan lengan kirinya semakin terasa berat . Pasien juga
merasa baal pada separuh badan kiri dan tidak bisa berjalan. Kemudian, pasien dibawa ke IGD
RSUKI hari ini karena lemah separuh badan kiri dan tidak bisa berjalan. Pasien belum dibawa ke
rumah sakit sebelumnya dan belum mengonsumsi obat apapun. Pasien juga merasa baal pada
Alergi : Disangkal
Demam : Disangkal
Belum pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya. Riwayat hipertensi tidak terkontrol.
Ayah pasien mengalami stroke dan sudah meninggal, ibu pasien mengidap hipertensi.
Riwayat Pengobatan:
Pengobatan untuk hipertensi dengan obat Captopril 2 x 12,5 mg. Namun pasien tidak teratur
minum obat.
PEMERIKSAAN UMUM
Nadi : 80 x/menit
Gizi : Cukup
Turgor : Baik
Pembuluh darah
PEMERIKSAAN REGIONAL
Kepala : Normocephali
Leher : Hematom (-), luka (-), JVP normal, KGB tidak teraba membesar
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik, oedem (-) di keempat ekstremitas
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
1. Rangsang meningen
- Kaku kuduk :-
- Brudzinski I :-
- Brudzinksi II :-/-
N I (Olfaktorius):
N II (Optikus) :
- Ptosis : -/-
- Strabismus : -/-
- Eksopthalmus : -/-
- Enopthalmus : -/-
- Diplopia : -/-
Pupil :
- Ukuran : 3 mm / 3 mm
- Letak : Ditengah/Ditengah
- Tepi : Rata/Rata
Kanan Kiri
- Reflek akomodasi : +
N V (Trigeminus)
- Motorik :
- Sensorik :
Raba : Baik/Baik
Nyeri : Baik/Baik
- Refleks : Kornea : + / +
Maseter : +
N.VII (fasialis)
- Lagoftalmus : -/-
- Fenomena Chovstek : +
N VIII (Vestibulokokhlearis)
- Vestibularis :
Nistagmus : -/-
Vertigo : -
- Uvula : Di tengah
- Disfoni :-
- Disfagi :-
- Disatria :-
N .XI (Asesorius)
- Menoleh : Baik/Baik
N XII (Hipoglosus)
- Tremor :-
- Fasikulasi :-
- Atrofi :-
3. MOTORIK
5555/0000
- Tonus : Normotonus
- Trofi : Eutrofi
4. KOORDINASI
Statis
Dinamis
5. REFLEKS
Refleks Fisiologis :
- Biseps : ++ / ++
- Triseps : ++ / ++
Refleks Patologis :
- Babinski :-/-
- Chaddock :-/-
- Oppenheim :-/-
- Gordon :-/-
- Schaffer :-/-
- Rossolimo :-/-
6. SENSIBILITAS
Eksteroseptif
Propioseptif
7. VEGETATIF
Miksi : Baik
Defekasi : Baik
8. FUNGSI LUHUR
- Memori : Baik
- Bahasa : Baik
- Visuospasial : Astenikus
RINGKASAN
Pasien seorang perempuan, usia 46 tahun, datang dengan keluhan lemah separuh badan
kiri sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit. Awalnya 7 hari yang lalu, pasien merasa sakit
kepala di bagian belakang, namun tidak disertai mual, muntah, dan kejang. Setelah itu, pasien
merasa lengan kirinya terasa lemas. Empat hari yang lalu, tiba-tiba pasien merasa tungkai kirinya
lemas dan lengan kirinya semakin terasa berat . Pasien juga merasa baal pada separuh badan kiri
dan tidak bisa berjalan. Kemudian, pasien dibawa ke IGD RSUKI hari ini karena lemah separuh
badan kiri dan tidak bisa berjalan. Pasien belum dibawa ke rumah sakit sebelumnya dan belum
mengonsumsi obat apapun. Pasien juga merasa baal pada separuh badan kiri.
Nadi : 80 x/menit
Nervus Cranialis
N VII
N XII
MOTORIK
0000/0000
SENSIBILITAS
Eksteroseptif
Na : 140 mmol/L
K : 4.0 mmol/L
Cl : 105 mmol/L
H2TL
Hb : 9.6 g/dl
Hematokrit : 32 %
GDS : 96 mg/dl
Ureum : 47 mg/dl
Diagnosis
Diet : Lunak
Mm/ :
Sucralfat Syr. 3 x 1C
Pemeriksaan CT-Brain
Prognosis :
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Rangsang Meningen
- Kaku kuduk :-
- Brudzinski I :-
- Brudzinski II : -/-
- Laseque : >70/ >70
- Kernig : -/-
Saraf Kranial
N.I (Olfaktorius)
Kanan Kiri
Cavum Nasi Lapang Lapang
Penciuman Normosmia Normosmia
N.VII (Fasialis)
Sikap wajah : Simetris
Mimik : Biasa
Angkat Alis : Baik
Kerut Dahi : Baik
Lagoftalmus :-/-
Kembung Pipi : Baik
Menyeringai : SNL mendatar pada sisi kiri
Rasa Kecap (2/3 Depan) : Tidak diperiksa
Chovstek :-
N.VIII (Vestibulokokhlearis)
Vestibularis
- Nistagmus :-/-
- Vertigo :-
Kokhlearis
- Tes berbisik : Tidak diperiksa
N.XI (Asesorius)
Menoleh (kanan,kiri,bawah) : Baik/Baik
Angkat Bahu : Baik/Baik
N.XII (Hipoglosus)
Sikap lidah : Simetris
Julur lidah : Deviasi ke kiri
Atrofi : (-)
Tremor : (-)
Fasikulasi : (-)
Tenaga otot lidah : Kanan > kiri
Jalan
- Langkah : Tidak diperiksa
- Lenggang lengan : Tidak diperiksa
- Di atas tumit : Tidak diperiksa
- Jinjit : Tidak diperiksa
Refleks Fisiologis
- Biseps : ++/++
- Triseps : ++/++
- Knee Pes Reflex : ++/++
- Achilles Pes Reflex : ++/++
Refleks Patologis
- Babinski : -/-
- Chaddock : -/-
- Oppenheim : -/-
- Gordon : -/-
- Schaeffer : -/-
- Hoffman Trommer : -/-
- Klonus lutut : -/-
- Klonus Kaki : -/-
Sensibilitas
Eksteroseptif
- Rasa raba : Kanan lebih terasa dari kiri
Vegetatif
Miksi : Baik
Defekasi : Baik
Fungsi Luhur
Memori : Baik
Bahasa : Baik
Afek dan emosi : Baik
Visuospatial : Baik
Kognitif : Baik
A:
DIAGNOSA
Klinis : Hemiparese sinistra + hemihipestesia sinistra + parese N. VII sinistra tipe
sentral + parese N.XII sinistra tipe sentral.
Topis : Kortex serebri hemisfer dextra
Etiologi : Stroke Non Hemoragik
SGOT : 25 U/L
SGPT : 24 U/L
P:
Diet : Lunak
IVFD : I RL 500 cc + Trental 1 amp / 24 jam
Mm/ :Cholinaar 2 x 500 mg (IV)
Meconeuro 1 x 500 mg (IV)
Omeprazole 2 x 40 mg (IV)
Aspilet 1 x 160 mg (PO)
Sucralfat Syr. 3 x 1C (PO)
Dexametason 3 x 1 amp
Hemobion 3 x 1 tab
Fenofibrate 1 x 1 tab
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Rangsang Meningen
- Kaku kuduk :-
- Brudzinski I :-
- Brudzinski II : -/-
- Laseque : >70/ >70
- Kernig : -/-
Saraf Kranial
N.I (Olfaktorius)
Kanan Kiri
Cavum Nasi Lapang Lapang
Penciuman Normosmia Normosmia
N.VIII (Vestibulokokhlearis)
Vestibularis
- Nistagmus :-/-
- Vertigo :-
Kokhlearis
- Tes berbisik : Tidak diperiksa
- Tes Gesekan jari : Tidak diperiksa
N.XI (Asesorius)
Menoleh (kanan,kiri,bawah) : Baik/Baik
Angkat Bahu : Baik/Baik
N.XII (Hipoglosus)
Sikap lidah : Simetris
Julur lidah : Deviasi ke kiri
Atrofi : (-)
Tremor : (-)
Fasikulasi : (-)
Tenaga otot lidah : Kanan lebih terasa dari kiri
Jalan
- Langkah : Tidak diperiksa
- Lenggang lengan : Tidak diperiksa
- Di atas tumit : Tidak diperiksa
- Jinjit : Tidak diperiksa
Tonus otot (hiper,normo,hipo,atoni)
Lengan
- Fleksor : Normotonus
- Ekstensor : Normotonus
Tungkai
- Fleksor : Normotonus
- Ekstensor : Normotonus
Trofi Otot
Lengan : Eutrofi
Tungkai : Eutrofi
Refleks Fisiologis
- Biseps : ++/++
- Triseps : ++/++
- Knee Pes Reflex : ++/++
- Achilles Pes Reflex : ++/++
Refleks Patologis
- Babinski : -/-
- Chaddock : -/-
- Oppenheim : -/-
- Gordon : -/-
- Schaeffer : -/-
- Hoffman Trommer : -/-
- Klonus lutut : -/-
- Klonus Kaki : -/-
Sensibilitas
Eksteroseptif
- Rasa raba : Kanan lebih terasa dari kiri
Propioseptif
- Rasa sikap : Kanan lebih terasa dari kiri
- Rasa getar : Kanan lebih terasa dari kiri
Vegetatif
Miksi : Baik
Defekasi : Baik
Fungsi Luhur
Memori : Baik
Bahasa : Baik
Afek dan emosi : Baik
Visuospatial : Baik
Kognitif : Baik
DIAGNOSA
Klinis : Hemiparese sinistra + hemihipestesia sinistra + parese N. VII sinistra tipe
sentral + parese N.XII sinistra tipe sentral.
Topis : Kortex serebri hemisfer dextra
Etiologi : Stroke Non Hemoragik
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Rangsang Meningen
- Kaku kuduk :-
- Brudzinski I :-
- Brudzinski II : -/-
- Laseque : >70/ >70
- Kernig : -/-
Saraf Kranial
N.I (Olfaktorius)
Kanan Kiri
Cavum Nasi Lapang Lapang
Penciuman Normosmia Normosmia
N.VIII (Vestibulokokhlearis)
Vestibularis
- Nistagmus :-/-
- Vertigo :-
Kokhlearis
- Tes berbisik : Tidak diperiksa
- Tes Gesekan jari : Tidak diperiksa
N.XI (Asesorius)
Menoleh (kanan,kiri,bawah) : Baik/Baik
Angkat Bahu : Baik/Baik
N.XII (Hipoglosus)
Sikap lidah : Simetris
Julur lidah : Deviasi ke kiri
Atrofi : (-)
Tremor : (-)
Fasikulasi : (-)
Tenaga otot lidah : Kanan lebih terasa dari kiri
Jalan
- Langkah : Tidak diperiksa
- Lenggang lengan : Tidak diperiksa
- Di atas tumit : Tidak diperiksa
- Jinjit : Tidak diperiksa
Tonus otot (hiper,normo,hipo,atoni)
Lengan
- Fleksor : Normotonus
- Ekstensor : Normotonus
Tungkai
- Fleksor : Normotonus
- Ekstensor : Normotonus
Trofi Otot
Lengan : Eutrofi
Tungkai : Eutrofi
Refleks Fisiologis
- Biseps : ++/++
- Triseps : ++/++
- Knee Pes Reflex : ++/++
- Achilles Pes Reflex : ++/++
Refleks Patologis
- Babinski : +/-
- Chaddock : -/-
- Oppenheim : -/-
- Gordon : -/-
- Schaeffer : -/-
- Hoffman Trommer : -/-
- Klonus lutut : -/-
- Klonus Kaki : -/-
Sensibilitas
Eksteroseptif
- Rasa raba : Kanan lebih terasa dari kiri
Propioseptif
- Rasa sikap : Kanan lebih terasa dari kiri
- Rasa getar : Kanan lebih terasa dari kiri
Vegetatif
Miksi : Baik
Defekasi : Baik
Fungsi Luhur
Memori : Baik
Bahasa : Baik
Afek dan emosi : Baik
Visuospatial : Baik
Kognitif : Baik
DIAGNOSA
Klinis : Hemiparese Sinistra + Hemihipestesia Sinistra + Parese N. VII Sinistra tipe
sentral + Parese N.XII sinistra tipe sentral
Etiologi : Stroke Non Hemoragik
Topis : Korteks serebri hemisfer dextra
Terapi
FOLLOW UP IV
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Saraf Kranial
N.I (Olfaktorius)
Kanan Kiri
Cavum Nasi Lapang Lapang
Penciuman Normosmia Normosmia
N. II (Optikus)
Visus kasar Baik
Lihat warna Tidak diperiksa
Lapangan pandang Baik
Funduscopy Tidak diperiksa
N. V (Trigeminus)
Motorik
- Membuka Mulut : Baik
- Gerakan Rahang : Baik
- Menggigit : Baik
Sensorik
- Rasa Nyeri : Baik
- Rasa Raba : Baik
- Rasa Suhu : Tidak diperiksa
N.VIII (Vestibulokokhlearis)
Vestibularis
- Nistagmus :-/-
- Vertigo :-
Kokhlearis
- Tes berbisik : Tidak diperiksa
- Tes Gesekan jari : Tidak diperiksa
- Tes Rinne : Tidak diperiksa
- Tes Weber : Tidak diperiksa
- Tes Schwabach : Tidak diperiksa
N.XI (Asesorius)
Menoleh (kanan,kiri,bawah) : Baik
Angkat Bahu : Baik
Motorik
Kanan Kiri
Atas 5 0
Bawah 5 0
Lengan
Tangan 5 0
Jari 5 0
Atas 5 0
Bawah 5 0
Tungkai
Kaki 5 0
Jari 5 0
Jalan
- Langkah : Tidak diperiksa
- Lenggang lengan : Tidak diperiksa
- Di atas tumit : Tidak diperiksa
- Jinjit : Tidak diperiksa
Tonus otot (hiper,normo,hipo,atoni)
Lengan
- Fleksor : Normotonus
- Ekstensor : Normotonus
Refleks Fisiologis
- Biseps : ++/++
- Triseps : ++/++
- Knee Pes Reflex : ++/++
- Achilles Pes Reflex : ++/++
Propioseptif
- Rasa sikap : Kanan lebih terasa dari kiri
- Rasa getar : Kanan lebih terasa dari kiri
Vegetatif
Miksi : Baik
Defekasi : Baik
Fungsi Luhur
Memori : Baik
Bahasa : Baik
Afek dan emosi : Baik
Visuospatial : Baik
Kognitif : Baik
Terapi
Berikut penanganan rumah sakit saat pasien masuk dengan keluhan lemah separuh badan kiri
Kepustakaan
1. Anamnesis Diketahui bahwa faktor resiko yang tidak
Berdasarkan anamnesa didapatkan pasien dapat dimodifikasi dari stroke salah satunya
mengalami lemah separuh badan kiri yang dirasakan adalah genetik dan yang dapat dimodifikasi
sejak 7 hari yang lalu. Awalnya pasien mengalami
merupakan hipertensi.
sakit kepala di bagian belakang, kemudian disusul
Selain itu, bila dinilai dari Siriraj Score
dengan lemah pada lengan yang selang 3 hari baru
didapatkan hasil sebagai berikut:
menjalar sampai ke tungkai.
(2.5 x kesadaran) + (2 x nyeri kepala) +
Pasien juga memiliki faktor resiko hipertensi yang
(2 x muntah) + (0.1 x diastolik) (3 x ateroma )
tidak terkontrol dan terdapat riwayat penyakit
12
hipertensi juga stroke di keluarga.
(2,5x 0) + (2 x 0) + (2 x 0) + (0.1 x 100) (3 x
1)
12 = 0
Hasil 0 menunjukkan angka meragukan. Maka
dibutuhkan CT-Scan untuk diagnosa pasti.
Lalu, dari Algoritma Gadjahmada, didapatkan
hasil sebagai berikut:
- Nyeri kepala : +
- Penurunan kesadaran : -
- Babinski :-
kontras.
MOTORIK
0000/0000
SENSIBILITAS
Eksteroseptif
K : 4.0 mmol/L
Cl : 105 mmol/L
H2TL
Hb : 9.6 g/dl
Hematokrit : 32 %
GDS : 96 mg/dl
Ureum : 47 mg/dl
4. Pemeriksaan CT-Scan Kepala Non Kontras Dari pemeriksaan CT-Scan Kepala Non Kontras
didapatkan adanya lesi hipodens frontoparietalis
dextra, sehingga dapat diberikan kesan infark
iskhemik, parietalis dextra. Kesan tersebut
menyimpulkan bahwa pasien mengalami Stroke
Non Hemoragik, karena terdapat adanya infark
iskhemik pada parietalis dextra.