Pendidikan
Kewarganegaraan
DEMOKRASI INDONESIA
05
Ekonomi Akuntansi MK 90003 D. Machdum Fuady, S.H., M.H.
Abstract Kompetensi
Materi ini mempelajari pengertian, Mahasiswa dapat menyebutkan penger-
manfaat dan jenis-jenis demokrasi. tian, makna dan manfaat demokrasi,
Pemahaman pelaksanaan demokrasi menguraikan nilai-nilai demokrasi dalam
di Indonesia, membandingkan dengan kehidupan masyarakat Indonesia,
demokrasi di negara lain serta mengetahui prinsip dan parameter
mengmbangkan sikap yang demokratis demokrasi, menyebutkan jenis-jenis
bagi warga negara.. demokrasi, dapat membedakan pelak-
sanaan demokrasi di Indonesia dengan
demokrasi universal, dan terakhir dapat
mengembangkan sikap demokrasi
dalam kehidupan sehari-hari.
DEMOKRASI INDONESIA
A. Pendahuluan.
1. Pengantar.
Pembahasan tentang peranan Negara dan masyarakat tidak dapat dilepaskan dari
telaahan demokrasi dalam berbagai aspeknya. Menurut Kaelan dan Achmad Zubaidi
(2013:43), ada dua alas an yang menjadi latar belakang meluasnya demokrasi, yaitu:
Pertama, hamper semua Negara di dunia telah menjadikan demokrasi sebagai asas
yang fundamental dalam penyelenggaraan Negara. Kedua demokrasi sebagai asas
kenegaraan secara esensial telah memberikan arah bagi peranan masyarakat untuk
menyelenggarakan Negara sebagai organisasi tertinggi.
2. Pengertian.
Pada era reformasi dan terus berlanjut sampai saat ini banyak dibahas tentang
pemilihan langsung kepala pemerintahan, baik pemilihan langsung presiden dan wakil
presiden maupun pemilihan langsung kepala daerah, di mana rakyat dapat
menyampaikan langsung suaranya dalam memilih pimpinan negara dan pimpinan
daerah secara langsung, umum, bebas dan rahasia (LUBER). Fenomena ini sebagai
implementasi dari demokrasi.
Secara etimologis Demokrasi berasal dari bahasa Yunani demos dan kratos/kratein.
Demos artinya rakyat dan kratos artinya kekuasaan/pemerintahan. Jadi demokrasi
artinya pemerintahan rakyat, di mana rakyat memegang peranan yang sangat
menentukan.
Di dalam The Advanced Learners Dictionary of Current English (Horby, dkk:216)
dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan democracy adalah:
(1) country with principles of government in wich all adult citizens share through their
ellected representatves; (2) country with government wich encourages and allows rights
of citizenship such as freedom of speech, religion, opinion, and association, the
assertion of rule of law,majority rule, accompanied by respect for the rights of minorities.
(3) society in wich there is treatment of each by citizens as equals.
Dari kutipan pengertian tersebut tampak bahwa kata demokrasi merujuk kepada
konsep kehidupan negara atau masyarakat, di mana warga negara dewasa turut
berpartisipasi dalam pemerintahan melalui wakilnya yang dipilih melalui pemilu.
2016 Kewarganegaraan Modul 04 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
2 D. Machdum Fuady, S.H., M.H. http://www.mercubuana.ac.id
Pemerintah di negara demokrasi juga mendorong dan menjamin kemerdekaan
berbicara, beragama, berpendapat, berserikat setiap warga negara, menegakkan rule of
lawa, adanya pemerintahan mayoritas yang menghormati hak-hak kelompok minoritas;
dan masyarakat yang warga negaranya saling memberi peluang yang sama untuk
mendapatkan kehidupan yang layak.
Untuk lebih memberikan pemahaman demokrasi secara luas dan mendalam, berikut
ini pendapat para ahli:
a. Harris Soche, menyatakan: Demokrasi adalah bentuk pemerintahan rakyat, karena
itu kekuasaan pemerintahan melekat pada diri rakyat, diri orang banyak dan
merupakan hak bagi rakyat atau orang banyak untuk mengatur, mempertahankan,
dan melindungi dirinya dari paksaan dan perkosaan orang lain atau badan yang
diserahi untuk memerintah.
b. Henry B. Mayo, menyatakan: Sistem politik demokratis adalahsistem yang
menunjukkan bahwa kebijaksanaan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh
wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan berkala yang
didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana
terjaminnnya kebebasan politik.
c. International Commission of Jurist: Demokrasi adalah suatu bentukpemerintahan di
mana hak untuk membuat keputusan-keputusan politik diselenggarakan oleh warga
Negara melalui wakil-wakil yang dipilih oleh mereka dan bertanggung jawab kepada
mereka melalui sutu proses pemilihan yang bebas.
d. CF Strong mendefinisikan: Suatu system pemerintahan di mana mayoritas anggota
dewasa dari masyarakat politik ikut serta atas dasar system perwakilan yang
menjamin bahwa pemerintahan mempertanggungjawabkan tindakan-tindakan
kepada mayoritas itu.
e. Samuel Huntington menyatakan: Demokrasi terjadi sejauh para pembuat
keputusan kolektif yang paling kuat dalam system itu dipilih melalui pemilihan
umum yang adil, jujur dan berkala dan di dalam system itu para calon bebas
bersaing untuk memperoleh suara dan hamper semua penduduk dewasa berhak
memberikan suara.
B. Prinsip dan Parameter Demokrasi
Suatu negara atau pemerintahan dikatakan demokratis apabila dalam sistem
pemerintahannya mewujudkan prinsip-prinsip demokrasi. Dalam implementasinya prinsip-
prinsip demokrasi yang ideal tercermin pada:
C. Manfaat Demokrasi.
Kehidupan masyarakat yang demokratis, di mana kekuasaan negara berada di
tangan rakyat dan dilakukan dengan sistem perwakilan, dan adanya peran aktif
D. Nilai-nilai Demokrasi
Kehidupan demokrasi tidak akan datang, tumbuh dan berkembang dengan sendirinya
dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Demokrasi memerlukan usaha
nyata setiap warga negara dan perangkat pendukungnya dan dijadikannya demokrasi
sebagai pandangan hidup (way of life) dalam kehidupan bernegara.
Sebuah pemerintahan yang baik dapat tumbuh dan stabil bila masyarakat pada
umumnya punya sikap positif dan proaktif terhadap norma-norma dasar demokrasi. Oleh
sebab itu, harus ada keyakinan yang luas di masyarakat bahwa demokrasi adalah sistem
pemerintahan yang terbaik dibanding dengan sistem lainnya. Untuk menumbuhkan
keyakinan akan baiknya sistem demokrasi, maka harus ada pola prilaku yang menjadi
tuntunan atau norma/nilai-nilai demokrasi yang diyakini masyarakat. Nilai-nilai dari
demokrasi membutuhkan hal-hal berikut:
1. Kesadaran akan Pluralisme.
Masyarakat yang hidup demokratis harus menjaga keberagaman yang ada di
masyarakat. Demokrasi menjamin keseimbangan hak dan kewajiban setiap warga
negara. Maka kesadaran akan pluralitas sangat penting dimiliki bagi rakyat Indonesia
sebagai bangsa yang sangat beragam dari sisi etnis, bahasa, budaya, agama, dan
potensi alamnya.
2. Sikap yang Jujur dan Pikiran yang Sehat.
Pengambilan keputusan didasarkan pada prinsip musyawarah mufakat, dan
memerhatikan kepentingan masyarakat pada umumnya. Pengambilan keputusan dalam
demokrasi membutuhkan kejujuran, logis atau berdasarkan akal sehat dan tercapai
dengan sumber daya yang ada. Demokrasi membutuhkan sikap tulus setiap orang untuk
beritikad baik.
3. Demokrasi Membutuhkan Kerja Sama, Sikap dan Itikad Baik.
E. Jenis-jenis Demokrasi
Ada beberapa jenis demokrasi, hal ini disebabkan perkembangan dalam
pelaksanaannya di berbagai kondisi dan tempat.
1. Demokrasi Berdasarkan Cara Menyampaikan Pendapat.
a. Demokrasi langsung.
Dalam demokrasi langsung rakyat diikutsertakan dalam proses pengambilan
keputusan untuk menjalankan kebijakan pemerintah.
b. Demokrasi Tidak Langsung (Perwakilan).
Demokrasi ini dijalankan oleh rakyat melalui wakil rakyat yang dipilihnya melalui
pemilu. Rakyat memilih wakilnya untuk membuat keputusan politik. Aspirasi rakyat
disalurkan melalui wakil-wakil rakyat yang duduk di lembaga perwakilan rakyat.
c. Demokrasi Perwakilan dengan sistem Pengawasan Langsung dari rakyat.
Modul ini disadur dari buku Etika Berwarganegara Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan
Tinggi yang disusun oleh Dr. Ir. Arissetyanto Nugroho MM, Dr Dadan Anugrah M.Si, H. Ghazaly
Ama La Nora, S.IP, M.Si. cetakan pertama , 2015. Penerbit Graha Ilmu kerjasama dengan
Universitas Mercu Buana.
Bahan Bacaan (daftar pustaka) pada Bab ini antara lain adalah:
1. Arwiyah, Yahya dan Runik Machfroh, 2014, Civic Education di Perguruan Tingga Indonesia, Bandung
Alfabeta.
2. Dwiyatmi, Sri Harini, (ed), 2012. Pendidikan Kewarganegaraan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
3. Ghazali, A. Muchtar dan Abdul Majid, 2014. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Bandung :
Intres Media Foundation.
4. Juliardi, Budi, 2014. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Rajawali Pers.
5. Kaelan dan Achmad Zubaidi, 2013. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi.
Yogyakarta: Paradigma.
6. Taniredja, Tukiran, Muhammad Affandi dan El Miftah Faridli, 2012. Paradigma Baru Pendidikan
Pancasila untuk Mahasiswa. Bandung: Alfabeta.
7. Ubaedillah, A., dan Abdul Rozak, 2013. Pendidikan Kewarganegaraan, Civic Education. Jakarta: ICCE
UIN Syarif Hidayatullah dan Prenada Media Group.
8. Wahidin, Samsul. 2010. Pokok-Pokok Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
9. Winarno, 2013, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Bumi Aksara.