Anda di halaman 1dari 18

MODUL 04 PERKULIAHAN

Pendidikan
Kewarganegaraan
DEMOKRASI INDONESIA

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun/Dirangkum Oleh

05
Ekonomi Akuntansi MK 90003 D. Machdum Fuady, S.H., M.H.

Abstract Kompetensi
Materi ini mempelajari pengertian, Mahasiswa dapat menyebutkan penger-
manfaat dan jenis-jenis demokrasi. tian, makna dan manfaat demokrasi,
Pemahaman pelaksanaan demokrasi menguraikan nilai-nilai demokrasi dalam
di Indonesia, membandingkan dengan kehidupan masyarakat Indonesia,
demokrasi di negara lain serta mengetahui prinsip dan parameter
mengmbangkan sikap yang demokratis demokrasi, menyebutkan jenis-jenis
bagi warga negara.. demokrasi, dapat membedakan pelak-
sanaan demokrasi di Indonesia dengan
demokrasi universal, dan terakhir dapat
mengembangkan sikap demokrasi
dalam kehidupan sehari-hari.
DEMOKRASI INDONESIA

A. Pendahuluan.
1. Pengantar.
Pembahasan tentang peranan Negara dan masyarakat tidak dapat dilepaskan dari
telaahan demokrasi dalam berbagai aspeknya. Menurut Kaelan dan Achmad Zubaidi
(2013:43), ada dua alas an yang menjadi latar belakang meluasnya demokrasi, yaitu:
Pertama, hamper semua Negara di dunia telah menjadikan demokrasi sebagai asas
yang fundamental dalam penyelenggaraan Negara. Kedua demokrasi sebagai asas
kenegaraan secara esensial telah memberikan arah bagi peranan masyarakat untuk
menyelenggarakan Negara sebagai organisasi tertinggi.
2. Pengertian.
Pada era reformasi dan terus berlanjut sampai saat ini banyak dibahas tentang
pemilihan langsung kepala pemerintahan, baik pemilihan langsung presiden dan wakil
presiden maupun pemilihan langsung kepala daerah, di mana rakyat dapat
menyampaikan langsung suaranya dalam memilih pimpinan negara dan pimpinan
daerah secara langsung, umum, bebas dan rahasia (LUBER). Fenomena ini sebagai
implementasi dari demokrasi.
Secara etimologis Demokrasi berasal dari bahasa Yunani demos dan kratos/kratein.
Demos artinya rakyat dan kratos artinya kekuasaan/pemerintahan. Jadi demokrasi
artinya pemerintahan rakyat, di mana rakyat memegang peranan yang sangat
menentukan.
Di dalam The Advanced Learners Dictionary of Current English (Horby, dkk:216)
dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan democracy adalah:
(1) country with principles of government in wich all adult citizens share through their
ellected representatves; (2) country with government wich encourages and allows rights
of citizenship such as freedom of speech, religion, opinion, and association, the
assertion of rule of law,majority rule, accompanied by respect for the rights of minorities.
(3) society in wich there is treatment of each by citizens as equals.
Dari kutipan pengertian tersebut tampak bahwa kata demokrasi merujuk kepada
konsep kehidupan negara atau masyarakat, di mana warga negara dewasa turut
berpartisipasi dalam pemerintahan melalui wakilnya yang dipilih melalui pemilu.
2016 Kewarganegaraan Modul 04 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
2 D. Machdum Fuady, S.H., M.H. http://www.mercubuana.ac.id
Pemerintah di negara demokrasi juga mendorong dan menjamin kemerdekaan
berbicara, beragama, berpendapat, berserikat setiap warga negara, menegakkan rule of
lawa, adanya pemerintahan mayoritas yang menghormati hak-hak kelompok minoritas;
dan masyarakat yang warga negaranya saling memberi peluang yang sama untuk
mendapatkan kehidupan yang layak.
Untuk lebih memberikan pemahaman demokrasi secara luas dan mendalam, berikut
ini pendapat para ahli:
a. Harris Soche, menyatakan: Demokrasi adalah bentuk pemerintahan rakyat, karena
itu kekuasaan pemerintahan melekat pada diri rakyat, diri orang banyak dan
merupakan hak bagi rakyat atau orang banyak untuk mengatur, mempertahankan,
dan melindungi dirinya dari paksaan dan perkosaan orang lain atau badan yang
diserahi untuk memerintah.
b. Henry B. Mayo, menyatakan: Sistem politik demokratis adalahsistem yang
menunjukkan bahwa kebijaksanaan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh
wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan berkala yang
didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana
terjaminnnya kebebasan politik.
c. International Commission of Jurist: Demokrasi adalah suatu bentukpemerintahan di
mana hak untuk membuat keputusan-keputusan politik diselenggarakan oleh warga
Negara melalui wakil-wakil yang dipilih oleh mereka dan bertanggung jawab kepada
mereka melalui sutu proses pemilihan yang bebas.
d. CF Strong mendefinisikan: Suatu system pemerintahan di mana mayoritas anggota
dewasa dari masyarakat politik ikut serta atas dasar system perwakilan yang
menjamin bahwa pemerintahan mempertanggungjawabkan tindakan-tindakan
kepada mayoritas itu.
e. Samuel Huntington menyatakan: Demokrasi terjadi sejauh para pembuat
keputusan kolektif yang paling kuat dalam system itu dipilih melalui pemilihan
umum yang adil, jujur dan berkala dan di dalam system itu para calon bebas
bersaing untuk memperoleh suara dan hamper semua penduduk dewasa berhak
memberikan suara.
B. Prinsip dan Parameter Demokrasi
Suatu negara atau pemerintahan dikatakan demokratis apabila dalam sistem
pemerintahannya mewujudkan prinsip-prinsip demokrasi. Dalam implementasinya prinsip-
prinsip demokrasi yang ideal tercermin pada:

2016 Kewarganegaraan Modul 04 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


3 D. Machdum Fuady, S.H., M.H. http://www.mercubuana.ac.id
1. Kedaulatan Rakyat.
Rakyat adalah sumber kekuasaan tertinggi yang dilaksanakan oleh pemerintah. Hak ini
berasal dari rakyat, jadi dalam Negara demokrasi rakyat mendelegasikan sebagian
kekuasaannya kepada para anggota legislative, eksekutif, para hakim pelaksana
kekuasaan yudikatif untuk mengatur kehidupan bernegara.
2. Adanya Persamaan Politik.
Setiap warga Negara mempunyai kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam
proses pembuatan keputusan politik,, sesuai dengan tingkat kemampuan dan kemauan
warga Negara dalam memanfaatkan kesempatan tersebut.
3. Konsultasi Kepada Rakyat.
Prinsip ini merupakan konsekwensi logis dari prinsip kedaulatan rakyat, agar prinsip ini
berjalan maka harus ada mekanisme kelembagaan, supaya para pejabat pemerintah
dapat mengetahui kebijakan-kebijakan apa yang diharapkan oleh rakyat.
4. Mayority Rule dan Monirity Raght.
Dalam demokrasi berlaku Mayority Rule, artinya bahwa keputusan pemerintah tidak
boleh bertentangan dengan kehendak mayoritas rakyat, bukan yang terkecil dari rakyat.
5. Walaupun dalam demokrasi kemampuan mayoritas akhirnya harus menang, tetapi
demokrasi tidak sama dengan pemerintahan menurut kehendak mayoritas. Keputusan
mayoritas diambil setelah mendengar dan mempertimbangan aspirasi kaum minoritas.
Menurut Robert A. Dahl terdapat tujuh prinsip demokrasi yang harus ada dalam sistem
pemerintahan, enam prinsip yang dapat dikemukakan yaitu:
Pejabat yang dipilih;
Pemilu yang luber dan jurdil;
Hak pilih bagi semua;
Hak dipilih u/suatu jabatan;
Kebebasan mengungkapkan dengan lisan dan tulisan;
Informasi alternative;
Kebebasan membentuk asosiasi.
Sedangkan menurut Amin Rais, mengukur Negara demokratis dengan kriteria sebagai
berikut:
Adanya partisipasi dalam pembuatan keputusan;
Persamaan kedudukan di depan hokum;
Distribusi pendapat secara adil;
Kesempatan memperoleh pendidikan;

2016 Kewarganegaraan Modul 04 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4 D. Machdum Fuady, S.H., M.H. http://www.mercubuana.ac.id
Kebebasan mengemukakan pendapat, kebebasan pers, berkumpul, dan kebebasan
beragama;
Kesediaan dan keterbukaan informasi;
Mengindahkan fatsoen politik;
Kebebasan individu;
Semangat kerjasama;
Hak untuk protes (Ghazali dan Abdul Majid, 2014:136)
Seperti dikemukakan di atas, di Indonesia prinsip-prinsip negara demokrasi telah
dilakukan, walaupun masih ada beberapa kelemahan dalam pelaksanaannya. Untuk
mengukur seberapa jauh kadar demokrasi sebuah negara, diperlukan suatu ukuran, atau
parameter. Parameter untuk mengukur demokrasi dapat dilihat dari empat hal:
Pembentukan Pemerintahan melalui Pemilu.
Terbentuknya suatu pemerintahan dilakukan dalam sebuah pemilihan umum yang
dilaksanakan dengan jujur dan teliti. Pemerintahan yang dihasilkan dari pemilu
diharapkan dapat menggambarkan keinginan rakyat sehingga memudahkan dalam
mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh rakyat.
Sistem Pertanggungjawaban Pemerintah.
Pemerintah yang dihasilkan dari pemilu harus mempertanggungjawabkan kinerja
secara transparan dan dalam periode tertentu. Di Indonesia, Presiden memberikan
pertanggungjawaban kepada MPR.
Pengaturan Sistem dan Distribusi Kekuasaan.
Kekuasaan negara dijalankan secara distributif untuk menghindari penumpukan
kekuasaan dalam satu tangan. Penyelenggaraan kekuasaan negara haruslah diatur
dalam suatu tata aturan perundang-undangan yang membatasi dan sekaligus
memberikan petunjuk dalam pelaksanaannya. Beberapa aturan tersebut adalah
pembagian kekuasaan antara eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
Pengawasan oleh Rakyat.
Demokrasi membutuhkan sistem pengawasan oleh rakyat terhadap jalannya
pemerintahan, sehingga terjadi mekanisme yang memungkinkan check and balance
terhadap kekuasaan yang dijalankan eksekutif dan legislatif.

C. Manfaat Demokrasi.
Kehidupan masyarakat yang demokratis, di mana kekuasaan negara berada di
tangan rakyat dan dilakukan dengan sistem perwakilan, dan adanya peran aktif

2016 Kewarganegaraan Modul 04 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5 D. Machdum Fuady, S.H., M.H. http://www.mercubuana.ac.id
masyarakat dapat memberikan manfaat bagi perkembangan bangsa, negara, dan
masyarakat. Manfaat demokrasi dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Kesetaraan sebagai warga negara.
Demokrasi bertujuan memperlakukan semua orang adalah sama dan sederajat. Prinsip
kesetaraan tidak hanya menuntut bahwa kepentingan setiap orang harus diperlakukan
sama dan sederajat dalam kebijakan pemerintah, tetapi juga menuntut perlakuan yang
sama terhadap pandangan-pandangan atau pendapat dan pilihan setiap warga negara.
2. Memenuhi kebutuhan umum.
Dibandingkan dengan pemerintahan tipe lain seperti sosialis dan fasis, pemerintahan
yang demokratis lebih mungkin untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan rakyat biasa.
Semakin besar suara rakyat dalam menentukan kebijakan, semakin besar pula
kemungkinan kebijakan itu mencerminkan keinginan dan aspirasi-aspirasi rakyat.
Rakyat biasalah yang merasakan pengaruh kebijakan-kebijakan pemerintah dalam
praktiknya, dan kebijakan pemerintah dapat mencerminkan keinginan rakyat hanya jika
ada saluran saluran pengaruh dan tekanan yang konsisten dan efektif dari bawah.
3. Pluralisme dan kompromi.
Demokrasi mengandalkan debat terbuka, persuasi, dan kompromi. Penekanan
demokrasi pada debat tidak hanya mengasumsikan adanya perbedaan-perbedaan
pendapat dan kepentingan pada sebagian besar masalah kebijakan, tetapi juga
menghendaki bahwa perbedaan-perbedaan itu harus dikemukakan dan didengarkan.
Dengan demikian, demokrasi mengisyaratkan kebhinekaan dan kemajemukan dalam
masyarakat maupun kesamaan kedudukan di antara para warga negara. Dan ketika
kebhinekaan seperti itu terungkap, metode demokratis untuk mengatasi perbedaan-
perbedaan adalah lewat diskusi, persuasi, kompromi, dan bukan dengan pemaksaan
atau pameran kekuasaan.
4. Menjamin hak-hak dasar.
Demokrasi menjamin kebebasan-kebebasan dasar. Diskusi terbuka sebagai metode
pengungkapan dan mengatasi masalah perbedaan-perbedaan dalam kehidupan sosial
tidak dapat terwujud tanpa kebebasan-kebebasan yang ditetapkan dalam konvensi
tentang hak-hak sipil dan politis: hak kebebasan berbicara dan berekpresi, hak
berserikat dan berkumpul, hak bergerak dan hak untuk mendapatkan perlindungan atas
keselamatan diri. Negara-negara demokrasi dapat diandalkan untuk melindungi hak-
hak tersebut. Hak-hak itu memungkinkan pengembangan diri setiap individu dan
memungkinkan terwujudnya keputusan-keputusan kolektif yang lebih baik.

2016 Kewarganegaraan Modul 04 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6 D. Machdum Fuady, S.H., M.H. http://www.mercubuana.ac.id
5. Pembaruan kehidupan sosial.
Demokrasi memungkinkan terjadinya pembaruan kehidupan sosial. Penghapusan
kebijakan-kebijakan yang telah usang secara rutin dan penggantian para politisi
dilakukan dengan cara santun dan damai, menjadikan sistem demokrasi mampu
menjamin pembaruan kehidupan sosial. Hal ini juga memuluskan proses alih generasi
tanpa pergolakan atau kekacauan pemerintahan yang biasanya mengikuti
pemberhentian tokoh kunci dalam rezim nondemokrasi.

D. Nilai-nilai Demokrasi
Kehidupan demokrasi tidak akan datang, tumbuh dan berkembang dengan sendirinya
dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Demokrasi memerlukan usaha
nyata setiap warga negara dan perangkat pendukungnya dan dijadikannya demokrasi
sebagai pandangan hidup (way of life) dalam kehidupan bernegara.
Sebuah pemerintahan yang baik dapat tumbuh dan stabil bila masyarakat pada
umumnya punya sikap positif dan proaktif terhadap norma-norma dasar demokrasi. Oleh
sebab itu, harus ada keyakinan yang luas di masyarakat bahwa demokrasi adalah sistem
pemerintahan yang terbaik dibanding dengan sistem lainnya. Untuk menumbuhkan
keyakinan akan baiknya sistem demokrasi, maka harus ada pola prilaku yang menjadi
tuntunan atau norma/nilai-nilai demokrasi yang diyakini masyarakat. Nilai-nilai dari
demokrasi membutuhkan hal-hal berikut:
1. Kesadaran akan Pluralisme.
Masyarakat yang hidup demokratis harus menjaga keberagaman yang ada di
masyarakat. Demokrasi menjamin keseimbangan hak dan kewajiban setiap warga
negara. Maka kesadaran akan pluralitas sangat penting dimiliki bagi rakyat Indonesia
sebagai bangsa yang sangat beragam dari sisi etnis, bahasa, budaya, agama, dan
potensi alamnya.
2. Sikap yang Jujur dan Pikiran yang Sehat.
Pengambilan keputusan didasarkan pada prinsip musyawarah mufakat, dan
memerhatikan kepentingan masyarakat pada umumnya. Pengambilan keputusan dalam
demokrasi membutuhkan kejujuran, logis atau berdasarkan akal sehat dan tercapai
dengan sumber daya yang ada. Demokrasi membutuhkan sikap tulus setiap orang untuk
beritikad baik.
3. Demokrasi Membutuhkan Kerja Sama, Sikap dan Itikad Baik.

2016 Kewarganegaraan Modul 04 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7 D. Machdum Fuady, S.H., M.H. http://www.mercubuana.ac.id
Demokrasi membutuhkan kerja sama antaranggota masyarakat, untuk mengambil
keputusan yang disepakati semua pihak. Masyarakat yang terkotak-kotak dan penuh
curiga kepada masyarakat lainnya, mengakibatkan demokrasi tidak berjalan dengan
baik.
4. Demokrasi Membutuhkan Sikap Kedewasaan.
Demokrasi mengharuskan adanya kesadaran untuk dengan tulus menerima
kemungkinan kompromi atau kekalahan dalam pengambilan keputusan. Semangat
demokrasi menuntut kesediaan masyarakat untuk memberikan kritik yang membangun,
disampaikan dengan cara yang sopan dan bertanggung jawab untuk kemungkinan
menerima bentuk-bentuk tertentu.
5. Demokrasi Membutuhkan Pertimbangan Moral.
Demokrasi mewajibkan adanya keyakinan, bahwa cara mencapai kemenangan haruslah
sejalan dengan tujuan dan berdasarkan moral serta tidak menghalalkan segala cara.
Demokrasi memerlukan pertimbangan moral atau keluhuran akhlak menjadi acuan
dalam berbuat dan mencapai tujuan.
Demokrasi yang dilakukan dengan lima nilai sebagaimana disebutkan, yaitu menghargai
keberagaman, dilakukan dengan jujur dan menggunakan akal sehat, dilaksanakan dengan
kerja sama antarwarga negara, didasari sikap dewasa dan mempertimbangkan moral,
maka setiap keputusan dan tingkah laku akan efisien dan efektif serta pencapaian tujuan
masyarakat adil dan makmur akan lebih mudah tercapai.

E. Jenis-jenis Demokrasi
Ada beberapa jenis demokrasi, hal ini disebabkan perkembangan dalam
pelaksanaannya di berbagai kondisi dan tempat.
1. Demokrasi Berdasarkan Cara Menyampaikan Pendapat.
a. Demokrasi langsung.
Dalam demokrasi langsung rakyat diikutsertakan dalam proses pengambilan
keputusan untuk menjalankan kebijakan pemerintah.
b. Demokrasi Tidak Langsung (Perwakilan).
Demokrasi ini dijalankan oleh rakyat melalui wakil rakyat yang dipilihnya melalui
pemilu. Rakyat memilih wakilnya untuk membuat keputusan politik. Aspirasi rakyat
disalurkan melalui wakil-wakil rakyat yang duduk di lembaga perwakilan rakyat.
c. Demokrasi Perwakilan dengan sistem Pengawasan Langsung dari rakyat.

2016 Kewarganegaraan Modul 04 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


8 D. Machdum Fuady, S.H., M.H. http://www.mercubuana.ac.id
Demokrasi ini merupakan campuran antara demokrasi langsung dengan demokrasi
perwakilan. Rakyat memilih wakilnya untuk duduk di dalam lembaga perwakilan
rakyat, tetapi wakil rakyat dalam menjalankan tugasnya diawasi oleh rakyat melalui
referendum dan inisiatif rakyat. Demokrasi seperti ini antara lain dijalankan di Swiss.
Referendum adalah pemungutan suara untuk mengetahui kehendak rakyat secara
langsung. Referendum diklasifikasikan menjadi tiga:
1) Referendum wajib.
Referendum ini dilakukan ketika ada perubahan atau pemebentukan norma
penting dan mendasar dalam UUD (konstitusi) atau UU yang sangat politis.
UUD atau UU yang telah dibuat oleh lembaga perwakilan rakyat dapat
dilaksanakan setelah mendapat persetujuan rakyat melalui suara terbanyak.
Jadi referendum ini dilaksanakan untuk meminta persetujuan rakyat terhadap
hal yang dianggap sangat penting atau mendasar.
2) Referendum Tidak Wajib.
Referendum ini dilaksanakan jika dalam waktu tertentu setelah rancangan
undang-undang diumumkan, sejumlah rakyat mengusulkan diadakan
referendum. Jika dalam waktu tertentu tidak ada permintaan dari rakyat,
rancangan undang-undang itu dapat menjadi undang-undang yang bersifat
tetap.
3) Referendum konsultatif.
Referendum ini hanya sebatas minta persetujuan, karena rakyat tidak mengerti
permasalahannya, pemerintah meminta pertimbangan pada ahli bidang tertentu
yang berkaitan dengan permasalahan tersebut.
2. Demokrasi Berdasarkan Titik Perhatian dan Prioritas.
a. Demokrasi formal.
Demokrasi ini secara hukum menempatkan semua orang dalam kedudukan yang
sama dalam bidang politik, tanpa mengurangi kesenjangan ekonomi. Individu diberi
kebebasan yang luas, sehingga demokrasi ini disebut juga demokrasi liberal.
b. Demokrasi material.
Demokrasi material memandang manusia mempunyai kesamaan dalam bidang
sosio-ekonomi, sehingga persamaan bidang politik tidak menjadi prioritas.
Demokrasi semacam ini dikembangkan di negara sosialis komunis.
c. Demokrasi campuran.

2016 Kewarganegaraan Modul 04 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 D. Machdum Fuady, S.H., M.H. http://www.mercubuana.ac.id
Demokrasi ini merupakan campuran dari kedua demokrasi tersebut di atas.
Demokrasi ini berupaya menciptakan kesejahteraan seluruh rakyat dengan
menempatkan persamaan derajat dan hak setiap orang.
3. Demokrasi Berdasarkan Prinsip Ideologi.
a. Demokrasi liberal.
Demokrasi ini memberikan kebebasan yang luas pada individu. Campur tangan
pemerintah diminimalkan bahkan ditolak. Tindakan sewenang-wenang pemerintah
terhadap warganya dihindari. Pemerintah bertindak atas dasar konstitusi (hukum
dasar).
b. Demokrasi rakyat (proletar).
Demokrasi ini berusaha menyejahteraan rakyat. Negara yang dibentuk tidak
mengenal perbedaan kelas. Semua warga negara mempunyai persamaan dalam
hukum dan politik.
4. Demokrasi Berdasarkan Wewenang dan Hubungan antar Alat Kelengkapan Negara.
a. Demokrasi parlementer.
Ciri-ciri pemerintahan parlementer antara lain:
1) DPR lebih kuat daripada pemerintah.
2) Kepala pemerintahan/kepala eksekutif disebut Perdana Menteri dan memimpin
kabinet dengan sejumlah menteri yang bertanggung jawab kepada DPR.
3) Program kebijakan kabinet disesuaikan dengan tujuan politik anggota parlemen.
4) Kedudukan kepala negara terpisah dari kepala pemerintahan, biasanya hanya
berfungsi sebagai simbol negara. Tugasnya sebagian besar bersifat seremonial,
seperti melantik kabinet dan Duta Besar, ia juga sebagai Panglima Tertinggi
Angkatan Bersenjata (kehormatan).
5) Jika pemerintah dianggap tidak mampu, maka anggota DPR (parlemen) dapat
meminta mosi tidak percaya kepada parlemen untuk membubarkan pemerintah.
Jika mayoritas anggota parlemen menyetujui, maka pemerintah bubar, sehingga
kendali pemerintahan dipegang oleh pemerintahan sementara sampai terbentuk
pemerintahan baru hasil pemilu.
b. Demokrasi presidensial.
Ciri-ciri pemerintahan yang menggunakan sistem presidensial adalah sebagai
berikut:
1) Negara dikepalai Presiden.

2016 Kewarganegaraan Modul 04 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 D. Machdum Fuady, S.H., M.H. http://www.mercubuana.ac.id
2) Kekuasaan eksekutif presiden dijalankan berdasarkan kedaulatan yang dipilih
dari dan oleh rakyat langsung atau melalui badan perwakilan.
3) Presiden mempunyai kekuasaan mengangkat dan memberhentikan menteri.
4) Menteri tidak bertanggung jawab kepada DPR melainkan kepada presiden.
Presiden dan DPR mempunyai kedudukan yang sama sebagai lembaga negara,
dan tidak dapat saling membubarkan.

F. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia


Dalam perjalanan sejarah bangsa, sejak kemerdekaan hingga sekarang, banyak
pengalaman dan pelajaran yang dapat kita ambil, terutama pelaksanaan demokrasi di
bidang politik. Ada empat macam demokrasi yang pernah diterapkan dalam kehidupan
ketatanegaraan kita. Keempat demokrasi tersebut dalam realisasinya mengalami
kegagalan. Demokrasi yang dimaksud adalah:
1. Demokrasi Parlementer (Liberal).
Demokrasi Parlementer dilaksanakan pada masa berlakunya UUD 1945 periode
pertama (1945-1949, kemudian dilanjutkan pada masa Republik Indonesia Serikat
(RIS) 1949 dan UUD Sementara 1950. Pelaksanaan Demokrasi Parlementer tersebut
secara yuridis resmi berakhir pada tanggal 5 Juli 1959 bersamaan dengan berlakunya
kembali UUD 1945.
Pada masa berlakunya Demokrasi Parlementer (1945-1959), kehidupan politik dan
pemerintahan tidak stabil, sehingga program dari suatu pemerintahan tidak dapat
dilaksanakan dengan baik dan berkesinambungan. Salah satu penyebab
ketidakstabilan tersebut adalah sering bergantinya pemerintahan yang bertugas
sebagai pelaksana pemerintahan. Mengapa dalam sistem pemerintahan parlementer,
pemerintahan sering diganti ? hal ini terjadi, karena dalam negara demokrasi dengan
sistem pemerintahan parlementer, kedudukan pemeritah atau presiden sebagai kepala
pemerintahan berada di bawah DPR dan keberadaannya sangat tergantung pada
dukungan DPR. Dan sebab lain adalah timbulnya perbedaan pendapat yang sangat
mendasar di antara partai politik yang ada saat itu.
2. Demokrasi Terpimpin.
Kegagalan Konstituante dalam menetapkan UUD baru, yang diikuti suhu politik
yang memanas dan membahayakan keselamatan bangsa dan negara, maka pada
tanggal 5 Juli 1959 Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden. Dekrit Presiden
dipandang sebagai usaha untuk mencari jalan keluar dari kemacetan politik melalui

2016 Kewarganegaraan Modul 04 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


11 D. Machdum Fuady, S.H., M.H. http://www.mercubuana.ac.id
pembentukan kepemimpinan yang kuat. Untuk mencapai hal tersebut, di negara kita
saat itu digunakan Demokrasi Terpimpin.
Demokrasi Terpimpin lahir dari keinsyafan, kesadaran, dan keyakinan terhadap
keburukan yang diakibatkan oleh Praktik Demokrasi Parlementer (liberal) yang
melahirkan terpecahnya masyarakat, baik dalam kehidupan politik maupun dalam
tatanan kehidupan ekonomi.
Secara konsepsional, demokrasi terpimpin memiliki kelebihan yang dapat
mengatasi permasalahan yang dihadapi masyarakat. Hal itu dapat dilihat dari ungkapan
Presiden Soekarno ketika memberikan amanat kepada konstituante tanggal 22 April
1959 tentang pokok-pokok Demokrasi Terpimpin antara lain:
a. Demokrasi Terpimpin bukanlah diktator.
b. Demokrasi Terpimpin adalah demokrasi yang cocok dengan kepribadian dan dasar
hidup bangsa Indonesia.
c. Demokrasi Terpimpin adalah demokrasi di segala soal kenegaraan dan
kemasyarakatan yang meliputi bidang politik, ekonomi, dan sosial.
d. Inti daripada pimpinan dalam Demokrasi Terpimpin adalah permusyawaratan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan.
e. Oposisi dalam arti melahirkan pendapat yang sehat dan yang membangun
diharuskan dalam Demokrasi Terpimpin.
Berdasarkan pokok pikiran di atas, tampak bahwa Demokrasi Terpimpin tidak
bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945 serta budaya bangsa Indonesia.
Namun dalam praktiknya, konsep-konsep tersebut tidak direalisasikan sebagaimana
mestinya, sehingga seringkali menyimpang dari nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, dan
budaya bangsa. Penyebab penyelewengan tersebut, selain terletak pada presiden, juga
karena kelemahan legislatif sebagai patner dan pengontrol eksekutif, serta situasi sosial
politik yang tidak menentu saat itu.
3. Demokrasi Pancasila (Era Orde Baru).
Latar belakang munculnya Demokrasi Pancasila adalah adanya berbagai
penyelewengan dan permasalahan yang dialami bangsa Indonesia pada masa
berlakunya Demokrasi Parlementer dan Demokrasi Terpimpin. Kedua demokrasi
tersebut tidak cocok diterapkan di Indonesia yang bernapaskan kekeluargaan dan
gotong royong. Sejak lahirnya Orde Baru, diberlakukan Demokrasi Pancasila, sampai
saat ini. Secara konseptual, Demokrasi Pancasila, masih dianggap dan dirasakan
paling cocok diterapkan di Indonesia. Demokrasi Pancasila bersumberkan pada pola

2016 Kewarganegaraan Modul 04 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


12 D. Machdum Fuady, S.H., M.H. http://www.mercubuana.ac.id
pikir dan tata nilai sosial budaya bangsa Indonesia, dan menghargai hak individu yang
tidak terlepas dari kepentingan sosial.
Demokrasi Pancasila mengandung arti bahwa dalam menggunakan hak-hak
demokrasi haruslah disertai rasa tanggung jawab kepada Tuhan YME menurut agama
dan kepercayaan masing-masing, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan sesuai
dengan harkat dan martabat manusia, harus menjamin persatuan dan kesatuan
bangsa, dan harus dimanfaatkan untuk mewujudkan keadilan sosial. Jadi, Demokrasi
Pancasila berpangkal dari kekeluargaan dan gotong royong. Semangat kekeluargaan
itu sendiri sudah lama dianut dan berkembang dalam masyarakat Indonesia, khususnya
di masyarakat pedesaan.
Apabila kita kaji ciri dan prinsip Demokrasi Pancasila, dapat dikatakan bahwa
Demokrasi Pancasila tidak bertentangan dengan prinsip demokrasi konstitusional.
Namun demikian, praktik demokrasi yang dijalankan pada masa ciri dan prinsip
Demokrasi Pancasila. Di antara penyimpangan yang dilakukan penguasa Orde Baru,
khususnya yang berkaitan dengan Demokrasi Pancasila yaitu:
a. Penyelenggaraan pemilihan umum tidak jujur dan tidak adil.
b. Pengekangan kebabasan berpolitik bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
c. Kekuasaan kehakiman (yudikatif) yang tidak mandiri karena para hakim adalah
anggota PNS Departemen Kehakiman.
d. Kurangnya jaminan kebebasan mengemukakan pendapat.
e. Sistem kepartaian yang tidak otonom dan berat sebelah.
f. Maraknya praktik kolusi, korupsi, dan nepotisme.
g. Menteri-menteri dan para gubernur diangkat menjadi anggota MPR.
4. Demokrasi Langsung (Era Reformasi).
Orde Reformasi ini merupakan konsensus untuk mengadakan demokratisasi
dalam segala bidang kehidupan. Di antara bidang kehidupan yang menjadi sorotan
utama untuk direformasi adalah bidang politik, ekonomi, dan hukum. Perubahan yang
terjadi pada era reformasi ini dilakukan secara bertahap, karena memang reformasi
berbeda dengan revolusi yang berkonotasi perubahan mendasar pada semua
komponen dalam suatu sistem politik yang cenderung menggunakan kekerasan.
Menurut Hutington (Chaedar, 1998), reformasi mengandung arti perubahan yang
mengarah pada persamaan politik negara, dan ekonomi yang lebih merata, termasuk
perluasan basis partisipasi politik rakyat. Upaya meningkatkan partisipasi politik

2016 Kewarganegaraan Modul 04 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


13 D. Machdum Fuady, S.H., M.H. http://www.mercubuana.ac.id
rakyat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara merupakan salah
satu sasaran agenda reformasi.
Demokrasi yang dijalankan pada masa reformasi ini masih tetap Demokrasi
Pancasila. Perbedaannya terletak pada aturan pelaksanaan dan praktik
penyelenggaraan. Berdasarkan peraturan perundang-undangan dan praktik
pelaksanaan demokrasi, terdapat beberapa perubahan pelaksanaan demokrasi pada
Orde Reformasi sekarang ini, yaitu:
a. Pemilihan umum lebih demokratis.
b. Partai politik lebih mandiri.
c. Pengaturan Hak Asasi Manusia (HAM).
d. Lembaga demokrasi lebih berfungsi.
e. Konsep Trias Politika (3 pilar kekuasaan negara) masing-masing bersifat otonomi
penuh.
Dengan adanya kehidupan yang demokratis, melalui hukum dan peraturan yang
dibuat berdasarkan kehendak rakyat, ketentraman dan ketertiban akan lebih mudah
diwujudkan. Tata cara pelaksanaan Demokrasi Pancasila dilandaskan atas mekanisme
konstitusional karena penyelenggaraan pemerintah negara RI berdasarkan konstitusi.
kegagalan Demokrasi Pancasila zaman Orde Baru, bukan berasal dari konsep
dasar Demokrasi Pancasila, melainkan lebih kepada praktik atau pelaksanaannya
yang mengingkari keberadaan Demokrasi Pancasila itu.
Demokrasi Pancasila hanya akan dapat dilaksanakan dengan baik apabila nilai-
nilai yang terkandung di dalamnya dapat dipahami dan dihayati sebagai nilai-nilai
budaya politik yang memengaruhi sikap hidup politik pendukungnya. Pelaksanaan
Demokrasi Pancasila harus disertai dengan pembangunan bangsa secara keseluruhan
karena pembangunan adalah proses perubahan ke arah kemajuan dan proses
pendidikan bangsa untuk meningkatkan mutu kehidupan bangsa.
Kegagalan Demokrasi Pancasila pada zaman Orde Baru membuat banyak
penafsiran mengenai asas demokrasi. Belajar dari pengalaman itu, dalam era
reformasi perlu penataan ulang dan penegasan kembali arah dan tujuan Demokrasi
Pancasila, menciptakan prasarana dan sarana yang diperlukan bagi pelaksanaan
Demokrasi Pancasila, membuat dan menata kembali program-program pembangunan
di tengah-tengah berbagai persoalan yang dialami sekarang ini, dan bagaimana
program-program itu dapat menggerakkan partisipasi seluruh rakyat.

2016 Kewarganegaraan Modul 04 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


14 D. Machdum Fuady, S.H., M.H. http://www.mercubuana.ac.id
Partisipasi masyarakat dalam pembangunan, sekaligus akan merupakan kontrol
bagi pelaksanaan yang lebih efektif, khususnya bagi pemerintah, baik di pusat maupn
di daerah, sehingga dapat mencegah hal-hal yang negatif dalam pembangunan,
seperti korupsi dan penyalahgunaan wewenang. Sebagaimana telah dijelaskan, meski
Orde Baru jatuh, Demokrasi Pancasila tidak ikut jatuh. Hal ini disebabkan karena
pemerintah Era Reformasi tetap menjalankan pemerintahannya dengan Demokrasi
Pancasila.

G. Mengembangkan sikap Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi


Bangsa Indonesia saat ini berada pada era reformasi, sedang terus belajar menjunjung
tinggi nilai-nilai demokrasi. Untuk mengembangkan sikap demokrasi, maka proses
pembelajaran dan pendidikan akan lebih efektif bila dimulai dari dalam keluarga dan dalam
dunia pendidikan formal. Berikut ini panduan yang dapat membantu untuk menanamkan
nilai-nilai demokrasi pada anak:
1. Memperhatikan dengan serius pada anak yang sedang berusaha menyampaikan
perasaan, pendapat atau cerita dengan cara memandangnya, dan jangan sampai
memutuskan pendapat sebelum anak selesai menyampaikan pendapatnya.
2. Mengusahakan menjadi pembicara yang baik. Usahakan untuk mendengarkan
pembicaraan anak-anak dengan kontak mata serta memberikan ekpresi yang sesuai.
Jangan menunjukkan rasa geli, misalnya dengan menertawakan bila anak tidak
mengharapkannya karena dia akan mengira meremehkannya.
3. Memberikan kesempatan memperbaiki sebelum memberikan sanksi. Sebelum
memberikan hukuman, berikan kesempatan pada anak untuk menjelaskan duduk
persoalannya, kemudian berikan hukuman sesuai dengan kesalahannya disertai
penjelasan mengapa hukuman harus diberikan, dan menghindari hukuman fisik.
4. Menghormati anak. Hindari kesan memerintah ketika meminta anak untuk melakukan
sesuatu. Pergunakanlah kata tolong ketika memerlukan bantuan anak. Dengan kata
tolong hal yang kita sampaikan lebih bersifat ajakan ketimbang perintah.
5. Melibatkan anak dalam pengambilan keputusan. Mengembangkan demokrasi dengan
melibatkan anak seperti dalam menentukan menu makanan, tujuan rekreasi, program
TV/VCD, disesuaikan dengan usia mereka.
Untuk pembelajaran demokrasi di usia sekolah dan pada usia menuju dewasa (masa
perkuliahan), maka ada beberapa hal khusus yang harus diperhatikan oleh para guru dan
dosen, yaitu:

2016 Kewarganegaraan Modul 04 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


15 D. Machdum Fuady, S.H., M.H. http://www.mercubuana.ac.id
1. Menjadikan siswa/mahasiswa sebagai subyek atau teman dalam proses pembelajaran
(perkuliahan), memberikan kesempatan untuk mengungkapkan pendapatnya sendiri
dan/atau menjawab pertanyaan.
2. Sebaiknya berlapang dada ketika menerima kritik murid (siswa atau mahasiswa),
karena kritik sesuatu yang wajar terjadi dan sekaligus koreksi untuk memperbaiki
kinerja guru atau dosen yang bersangkutan.
3. Guru atau dosen mengembangkan sikap adil, terbuka, konsisten dan bijaksana dalam
memberikan hukuman kepada murid/mahasiswa yang bersalah.
4. Guru atau dosen sebaiknya menghindari mencaci maki atau memarahi
murid/mahasiswa di hadapan teman-temannya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan siswa dan mahasiswa dalam proses
pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Aktif mengungkapkan ide, gagasan dan pikirannya.
2. Mempunyai motivasi agar lebih maju dan dewasa.
3. Mengembangkan kepekaan terhadap lingkungan sekitarnya.
4. Mengembangkan derajat kesehatan, sehingga sehat secara jasmani dan rohani.
5. Mengembangkan perasaan sehingga menjadi halus dan bisa memahami orang lain.
6. Mempunyai kemauan untuk belajar untuk mengetahui (to know), untuk melakukan
sesuatu (to do), dan menjadi diri sendiri (to be), dan untuk hidup bersama (to live
together).
7. Mempunyai kemauan untuk belajar berorganisasi melalui wadah yang ada di sekolah
dan/atau perguruan tinggi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh masyarakat dan pemerintah dalam proses
belajar demokrasi antara lain:
1. Mendidik masyarakat untuk bersikap dewasa.
2. Mendorong sikap ksatria, dengan mengakui kekalahan, atau bersikap siap menang
dan siap kalah.
3. Mengembangkan sikap menghargai perbedaan pendapat, perbedaan pendapat adalah
suatu rahmat, dan keputusan bersama adalah pilihan yang terbaik yang dihasilkan dari
suatu kompromi.
4. Menggunakan mekanisme demokrasi untuk mencari titik perbedaan pendapat.
5. Menghilangkan penggunaan tindakan kekerasan dalam menyelesaikan sutu
permasalahan.

2016 Kewarganegaraan Modul 04 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


16 D. Machdum Fuady, S.H., M.H. http://www.mercubuana.ac.id
6. Mengembangkan sikap yang sensitif dan empati terhadap kepentingan rakyat yang
lebih luas.
7. Mengembangkan kerja sama antaranggota masyarakat dengan pikiran yang logis dan
itikad baik.
8. Mengembangkan masyarakat untuk aktif dalam memberikan pengawasan.
Dengan perhatian orang tua, para guru atau dosen serta masyarakat terhadap hal-hal
yang diungkapkan di atas, diharapkan proses demokrasi dapat berjalan dengan baik dan
alamiah, sehingga tercipta siswa, mahasiswa dan masyarakat yang bertanggung jawab.

2016 Kewarganegaraan Modul 04 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


17 D. Machdum Fuady, S.H., M.H. http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka

Modul ini disadur dari buku Etika Berwarganegara Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan
Tinggi yang disusun oleh Dr. Ir. Arissetyanto Nugroho MM, Dr Dadan Anugrah M.Si, H. Ghazaly
Ama La Nora, S.IP, M.Si. cetakan pertama , 2015. Penerbit Graha Ilmu kerjasama dengan
Universitas Mercu Buana.

Bahan Bacaan (daftar pustaka) pada Bab ini antara lain adalah:

1. Arwiyah, Yahya dan Runik Machfroh, 2014, Civic Education di Perguruan Tingga Indonesia, Bandung
Alfabeta.
2. Dwiyatmi, Sri Harini, (ed), 2012. Pendidikan Kewarganegaraan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
3. Ghazali, A. Muchtar dan Abdul Majid, 2014. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Bandung :
Intres Media Foundation.
4. Juliardi, Budi, 2014. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Rajawali Pers.
5. Kaelan dan Achmad Zubaidi, 2013. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi.
Yogyakarta: Paradigma.
6. Taniredja, Tukiran, Muhammad Affandi dan El Miftah Faridli, 2012. Paradigma Baru Pendidikan
Pancasila untuk Mahasiswa. Bandung: Alfabeta.
7. Ubaedillah, A., dan Abdul Rozak, 2013. Pendidikan Kewarganegaraan, Civic Education. Jakarta: ICCE
UIN Syarif Hidayatullah dan Prenada Media Group.
8. Wahidin, Samsul. 2010. Pokok-Pokok Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
9. Winarno, 2013, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Bumi Aksara.

2016 Kewarganegaraan Modul 04 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


18 D. Machdum Fuady, S.H., M.H. http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai