Editor :
Adi Muradi Muhar
Bambang Prayugo
Deny Rifsal Siregar
Dwi Rita Anggraini
Ika Citra Dewi Tanjung
Lili Rohmawati
M. Pahala Harahap
Oke Rina Rahmayani
Sri Amelia
Sri Sofyani
Tiangsa Sembiring
Tri Faranita
Yudha Sudewo
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
MODUL KETERAMPILANKLINIK
BLOK GROWTH DEVELOPMENT SYSTEM
I. Pendahuluan
Setelah mahasiswa memahami tahapan-tahapan pertumbuhan dan perkembangan
yang normal, mengenal pola pertumbuhan normal yang melalui suatu miles stone tertentu,
mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan
tersebut, selanjutnya mahasiswa dapat mengenali penyimpangan yang terjadi sesegera
mungkin dan dapat menanganinya, serta dapat menangani kedaruratan dalam pertumbuhan
dan perkembangan serta penatalaksanaan farmakoterapi dan upaya promotif, preventif,
rehabilitasi pada penyimpangan tumbuh kembang sejak masa perinatal hingga remaja.
Sesuai dengan pemetaan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi FK USU, kegiatan
Clinical Sklills Lab dilaksanakan pada semester 3 pada blok Growth and
Development.Setelah menjalani kegiatan clinical skills lab sistem reproduksi, selanjutnya
mahasiswa akan menjalani kegiatan skills lab blok Growth and Development.
Pada blok Growth and Development ini, keterampilan klinik yang akan diajarkan
pada mahasiswa adalah keterampilan untuk melakukan :
1. Hystory taking penyakit pediatrik yang berhubungan dengan tumbuh kembang dan
Konseling ASI
2. Deteksi Dini Gangguan Tumbuh Kembang dan Perilaku anak
3. Pengukuran Antropometri
4. Pemberian Imunisasi BCG, Polio, Hepatitis B/ DPT/Hib dan Campak
I. PENDAHULUAN
Keterampilan dalam berkomunikasi sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-
hari. Demikian pula dalam hubungan pasien-dokter, keberhasilan tatalaksana suatu
gangguan atau masalah kesehatan sangat tergantung dari adanya komunikasi yang baik
antara dokter-pasien.
Komunikasi antara pasien anak dengan dokternya mempunyai keunikan tersendiri.
Selain karena pada sebagian masalah yang dikeluhkan atau dirasakan anak tidak dapat
langsung dikomunikasikan si anak secara langsung kepada dokternya (mungkin karena
anak belum bisa berbicara,atau belum bisa menginterpretasikan apa yang dirasakan dengan
baik dan jelas), pasien anak sering kali merasa takut jika berjumpa dengan orang yang
belum dikenalnya, takut diperiksa dokter dan merasa tidak nyaman di lingkungan yang
baru. Oleh karena itu tekhnik untuk berkomunikasi dalam menelaah gangguan pada anak
memerlukan ketrampilan tersendiri dan mahasiswa fakultas kedokteran haruslah
mempelajari dan berlatih untuk melakukannya.
Pada minggu ini mahasiswa dilatih untuk melakukan ketrampilan komunikasi
dokter-pasien untuk penyakit pediatrik yang berhubungan dengan tumbuh kembang.Latihan
berkomunikasi ini dilakukan dengan orangtua pasien (jadi merupakan allo anamnese) dan
pertanyaan yang ditanyakan adalah dalam rangka mengisi rekam medis tumbuh kembang
seperti yang terlampir
Pada pertemuan ini juga diharapkan mahasiswa mampu melakukan konseling
menyusui pada ibu yang mempunyai bayi. Tidak jarang seorang ibu merasa bahwa ASI
tidak cukup untuk pertumbuhan bayinya. Seorang dokter harus mampu mengelaborasi
keterangan ibu yang paling signifikan untuk ditetapkan sebagai keluhan utama. Ada
beberapa pertanyaan yang harus ditanyakan pada ibu dalam mengelaborasi keluhan agar
hasilnya sesuai dengan diharapkan. Pertanyaan tersebut meliputi:
- Bentuk payudara
- Cara menyusui
- Duration (durasi) menyusui.
ASI merupakan makanan bayi yang paling baik untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi dibandingkan dengan susu formula apapun. Komposisi ASI
mengandung energi yang cukup selama 6 bulan dan mengandung cukup anti kekebalan.
Dengan itu maka untuk bayi 0-6 bulan cukup diberi Asi secara eksklusif saja. Namun
banyak ibu mengeluh tidak bisa memberikan ASI kepada bayinya karena alasan ASI tidak
cukup, puting yang datar atau karena bekerja. Keluhan-keluhan ini dapat diantisipasi,
pertanyaan ibu seputar ASI dapat terjawab dengan baik bila dokter mampu melakukan
konseling laktasi yang baik.
V. RUJUKAN
1. Matondang C.S, Wahidiyat I, Sasroasmoro S. Diagnosis Fisis Pada Anak, Edisi ke
2 : Jakarta, Sagung Seto ; 2003
2. Narendra M.B , Sularyo Titi S , Soetjiningsih et al.(penyunting) Buku Ajar Tumbuh
Kembang Anak dan Remaja, edisi pertama : Jakarta, Sagung Seto ; 2002
3. Buku breast feeding
4. Departemen Kesehatan Repoblik Indonesia : Buku Bagan Manajemen terpadu
Balita Sakit, Jakarta 2008
VI. SKENARIO KASUS SIMULASI
Kasus History Taking
1. Kasus berat badan tidak naik
Bayi A, laki-laki, umur 11 bulan, dibawa oleh ibu ke Puskesmas dengan keluhan
berat badan tidak naik selama 3 bulan terakhir. Selama ini bayi ditimbang tiap bulan
di posyandu. Berat badan bayi 8 kg.
Lakukan komunikasi dokter-pasien yang berhubungan sesuai formulir history taking
dan faktor penyebab yang mungkin berhubungan dengan berat badan tidak naik
III. DOKUMENTASI :
1. Catatdata-data yang ditemukan.
2. Catat kesimpulan dan jelaskan kemungkinan diagnosa pasien
3. Catat dan jelaskan pemeriksaan yang akan dilakukan berikutnya antara lain:
menimbang Berat Badan (BB), mengukur Tinggi Badan (TB) dan Lingkar
Kepala.
PENGAMATAN
LANGKAH/TUGAS Ya Tidak
I. PERKENALAN
Ya Tidak
Tahap I
Tahap II
6. Isapan bayi efektif jika bayi bayi mengisap secara dalam, teratur yang
diselingi istirahat. Pada saat bayi mengisap Asi, hanya terdengar suara
bayi menelan.
7. Amati apakah perlekatan dan posisi bayi sudah benar dan bayi sudah
mengisap dengan efektif. Jika belum cobalah sekali lagi.
Lampiran 1
FORMULIR HISTORY TAKINGPENYAKIT PEDIATRIK YANG BERHUBUNGAN
DENGAN TUMBUH KEMBANG ANAK
Nama Mahasiswa : ................................................
Grup : ................................................
Tanggal anamnesis : ................................................
Instruktur : ................................................
Paraf :................................................
IDENTITAS PASIEN
Orang tua/wali
Nama :...........................................
Alamat :...........................................
Pekerjaan :...........................................
Penghasilan :...........................................
Hubungan dengan orang tua : anak kandung/ angkat/ tiri/ asuh
RIWAYAT PENYAKIT
Keluhan utama :
RIWAYAT MAKANAN (tuliskan jenis makanan yang diberikan serta frekwensi dan
jumlahnya setiap hari)
Umur ASI/PASI Buah/Biskuit Bubur susu Nasi tim
0 2 bulan
2 4 bulan
4 6 bulan
6 8 bulan
8 10 bulan
10 12 bulan
RIWAYAT KELUARGA
No Tgl lahir/umur L/P Hidup Lahir mati abortus meninggal keterangan
1
2
3
4
5
Anggota keluarga lain serumah : ...................................................
Rumah :
Milik sendiri Menyewa Menumpang
Keadaan rumah
: ............................................................................................
Lingkungan
:..............................................................................................
Ayah/ wali Ibu/ wali
Perkawinan ke
Umur menikah
Pendidikan terakhir
Agama
Suku
Kesehatan
Lampiran 2
SL.III. GDS. 2
KETERAMPILAN KLINIK
DETEKSI DINI GANGGUAN PERTUMBUHAN
Sri Sofyani, Tiangsa Sembiring, Tri Faranita
PENGUKURAN ANTROPOMETRI
I. PENDAHULUAN
Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang sejak
konsepsi sampai berakhir masa remaja. Hal ini yang membedakan anak dengan dewasa dan
anak bukanlah dewasa kecil. Anak yang sehat akan bertumbuh dan berkembang sejalan
dengan bertambahnya usia.
Untuk menilai apakah pertumbuhan anak sesuai maka kita harus melakukan
pemeriksaan antropometri . Pemeriksaan antropometri yang selalu dilakukan pada anak
adalah pengukuran berat-badan, tinggi badan dan lingkar kepala.
A. Pengukuran Berat Badan Terhadap Tinggi Badan
Tujuan pengukuran BB/TB adalah untuk mengetahui berapa berat badan dan tinggi
badan anak pada saat/usia tertentu dan menentukan status gizi anak: normal, kurus, kurus
sekali atau gemuk serta untuk monitoring pertumbuhan dan menilai prosesnya.
B. Pengukuran Lingkaran Kepala Anak (LKA)
o Tujuan pengukuran lingkaran kepala anak adalah untuk mengetahui lingkaran kepala
anak dalam batas normal atau di luar batas normal.
o Jadwal, disesuaikan dengan umur anak. Jika umur anak 0-11 bulan, pengukuran
dilakukan setiap tiga bulan. Pada anak yang lebih besar, umur 12-72 bulan, pengukuran
dilakukan setiap enam bulan.
V. TEKNIK PELAKSANAAN
I. Pengukuran Berat Badan (BB)
A. Menggunakan Timbangan Bayi
1. Letakkan timbangan pada meja yang datar dan tidak mudah goyang
2. Lihat posisi jarum atau angka pada posisi angka nol
3. Buka pakaian bayi, topi,kaus kaki dan sarung tangan
4. Baringkan bayi dengan hati-hati di atas timbangan
5. Lihat jarum timbangan sampai berhenti, dengan posisi tegak lurus dengan jarum
6. Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka timbangan
7. Bila bayi terus menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum dan baca angka di
tengah-tengah antara gerakan jarum kekanan dan ke kiri
8. Catat dan plot hasil pengukuran pada grafik berat badan (WHO) (Lampiran 2)
LANGKAH/TUGAS PENGAMATAN
Ya Tidak
I. PENGUKURAN BERAT BADAN/BB
A. Menggunakan Timbangan Bayi
1. Meletakkan timbangan pada meja yang datar dan tidak
mudah goyang
2. Melihat posisi jarum atau angka pada posisi angka nol
3. Membuka pakaian bayi, topi,kaus kaki dan sarung tangan
4. Membaringkan bayi dengan hati-hati di atas timbangan
5. Melihat jarum timbangan sampai berhenti, dengan posisi
tegak lurus dengan jarum
6. Membaca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan
atau angka timbangan
7. Bila bayi terus menerus bergerak, memperhatikan gerakan
jarum, baca angka di tengah-tengah antara gerakan jarum
kekanan/ kiri
8. Mencatat dan memplot hasil pengukuran pada grafik berat
badan (Lampiran 2/3)
B. Menggunakan Timbangan Injak
1. Anak sebaiknya memakai baju sehari-hari yang tipis, tidak
memakai alas kaki, jaket, topi, jam tangan, kalung, dan tidak
memegang atau mengantongi sesuatu
2. Meletakkan timbangan di lantai datar dan keras sehingga
tidak mudah bergerak
3. Melihat posisi jarum atau angka harus menunjuk angka nol
4. Mempersilakan anak berdiri di atas timbangan tanpa
dipegangi
5. Melihat jarum timbangan sampai berhenti
6. Membaca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan
atau angka timbangan
7. Bila anak terus menerus bergerak, memperhatikan gerakan
jarum, baca angka di tengah-tengah antara gerakan jarum ke
kanan dan ke kiri
8. Mencatat dan memplot hasil pengukuran pada grafik berat
badan (Lampiran 2/3)
II. PENGUKURAN PANJANG BADAN ATAU TINGGI
BADAN
A. Cara Mengukur dengan Posisi Berbaring (dilakukan 2
orang)
1. Membaringkan bayi secara telentang pada alas yang datar
2. Kepala bayi menempel pada pembatas angka 0
3. Petugas 1: Memegang kepala bayi agar tetap menempel pada
pembatas angka 0 (pembatas kepala)
4. Petugas 2: Menekan lutut bayi agar lurus, tangan kanan
menekan batas kaki ke telapak kaki
5. Membaca angka di tepi luar pengukur
6. Mencatat dan memplot hasil pengukuran pada grafik tinggi
badan (Lampiran 2/3)
B. Cara Mengukur dengan Posisi Berdiri
1. Menyuruh anak melepaskan alas kaki (sandal,sepatu)
2. Menyuruh anak berdiri tegak menghadap ke depan
3. Memastikan punggung, pantat dan tumit menempel pada
tiang pengukur
4. Menurunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun-
ubun
5. Membaca angka pada batas tersebut
6. Mencatat dan memplot hasil pengukuran pada grafik tinggi
badan (Lampiran 2/3)
III. PENGGUNAANTABEL BERAT BADAN/TINGGI
BADAN
1. Mengambil data tinggi/panjang badan anak yang telah diplot
di grafik WHO
2. Melihat kolom tinggi/panjang badan anak yang sesuai
dengan hasil pengukuran (Lampiran 1)
3. Memilih kolom Berat Badan untuk laki-laki (kiri) atau
perempuan (kanan) sesuai jenis kelamin, mencari berat
badan yang terdekat dengan berat badan anak
4. Melihat bagian atas kolom untuk mengetahui angka Standard
Deviasi (SD) dari angka berat badan tersebut.
5. Menentukan status gizi anak berdasarkan ketentuan dan
memberikan informasi/saran kepada orang tua.
IV. PENGUKURAN LINGKAR KEPALA ANAK (LKA)
1. Melingkarkan alat pengukur pada kepala anak/bayi melewati
dahi, menutupi alis mata, di atas kedua telinga, dan bagian
belakang kepala yang menonjol, kemudian menarik agak
kencang
2. Membaca angka pertemuan dengan angka 0
3. Menanyakan tanggal lahir bayi/anak, hitung umur bayi/anak
4. Mencatat dan memplot hasil pengukuran pada grafik lingkar
kepala menurut umur dan jenis kelamin anak (Lampiran 4)
5. Menginterpretasikan hasil pengukuran lingkar kepala
anak/bayi dan memberikan informasi/ saran kepada orang tua
o Lihat kolom tinggi/panjang badan anak yang sesuai dengan hasil pengukuran.
o Pilih kolom berat badan untuk laki-laki (kiri) atau perempuan (kanan) sesuai jenis
kelamin anak, cari angka berat badan tersebut, lihat bagian atas kolom untuk
mengetahui angka Standar Deviasi (SD).
* Interpretasi :
Normal : -2 s/d +2 SD atau Gizi baik
Kurus : < - 2 SD s/d 3 SD atau Gizi kurang
Kurus sekali : < - 3 SD atau Gizi buruk
Gemuk : > +2 SD atau Gizi lebih
* Intervensi :
LihatBukuPedoman Tatalaksana Gizi Buruk, Manajemen Terpadu Balita Sakit
(MTBS)
Contoh :
Seorang anak laki laki dengan panjang 71 cm dan berat badan 6,8 Kg. Pada kolom panjang
badan anak laki laki 71 cm, apabila ditarik garis kurus ke kiri ternyata berat badan 6,8 kg
terletak pada kolom 6.0-6.9 Kg; kolom < -2 SD s/d 3 SD; Interpretasinya anak kurus atau
gizi kurang.
Eid Index adalah perbandingan dari berat badan aktual dengan berat badan ideal dalam
persen. Berat badan ideal dapat diketahui dengan bantuan grafik CDC-NCHS 2000 yaitu
dengan memproyeksikan titik hasil pengukuran tinggi badan ke kurva persentil 50 tinggi
badan, lalu ke kurva persentil 50 berat badan.
Status gizi ditentukan dengan ketentuan eid index dari BB /TB :
> 90 110 % : normal (gizi baik)
> 80 90 % : malnutrisi ringan
> 70 80 % : malnutrisi sedang
< 70 % : malnutrisi berat
>110 120 % : overweight
>120 % :obesitas
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Interpretasi:
o Bila ukuran lingkaran kepala anak berada di dalam jalur hijau atau dalam garis putus-
putus (di antara -2 SD dengan +2 SD) maka lingkaran kepala anak normal.
o Bila ukuran lingkaran kepala anak berada di luar jalur hijau di luar garis putus-putus
maka lingkaran kepala anak tidak normal.
o Lingkaran kepala anak tidak normal ada 2 (dua), yaitu makrosefal bila berada diatas
jalur hijau (diatas +2 SD) dan mikrosefal bila berada di bawah jalur hijau (dibawah
-2 SD).
Intervensi:
Bila ditemukan makrosefal maupun mikrosefal segera dirujuk ke rumah sakit.
Catatan
- Jika umur bayi 2 bulan 10 hari, maka umurnya dibulatkan ke bulan di bawahnya ( 2
bulan); jika tepat 2 bulan 15 hari, grafik dibuat ditengah-tengah; jika 2 bulan 16 hari
dibulatkan ke bulan di atasnya ( 3 bulan)
- Jika tinggi badan anak lebih tinggi dari 115 cm maka dalam menentukan status gizi
memakai Eid index yang dicari dari grafik CDC-NCHS 2000
SL.III. GDS. 3
KETERAMPILAN KLINIK
DETEKSI DINI GANGGUAN PERKEMBANGAN
DAN PERILAKU ANAK
Sri Sofyani, Lili Rohmawati, Ika Citra Dewi Tanjung
I. PENDAHULUAN
Mengingat jumlah balita di Indonesia sangat besar yaitu sekitar 10 persen dari
seluruh populasi, maka sebagai calon generasi penerus bangsa, kualitas tumbuh kembang
balita di Indonesia perlu mendapat perhatian serius. Pembinaan tumbuh kembang anak
secara komprehensif dan berkualitas diselenggarakan melalui kegiatan stimulasi, deteksi
dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang yang seharusnya dikerjakan sedini
mungkin dengan menggunakan perangkat instrumen yang tepat dan baik. Kuesioner Pra-
Skrining Perkembangan adalah salah satu perangkat instrumen yang dikembangkan oleh
para ahli lintas sektor terkait yaitu dari Ikatan Dokter Anak Indonesia dan Departemen
Kesehatan yang dapat dipakai dalam melakukan deteksi dini gangguan tumbuh kembang
pada anak berusia 0-6 tahun. Perangkat ini sangat mudah penggunaannya dan merupakan
suatu alat skrining yang efektif dalam menjaring gangguan tumbuh kembang dalam
popolasi besar.
Selain masalah penyimpangan tumbuh kembang anak, mahasiswa juga diharapkan
mampu untuk mendeteksi secara dini masalah autisme, gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktivitas pada anak, agar dapat segera dilakukan tindakan intervensi.
Intervensi
Bila perkembangan anak sesuai umur (S), lakukan tindakan berikut :
- Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya denganbaik
- Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan anak
- Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin, sesuai dengan umur
dan kesiapan anak.
- Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di posyandu secara
teratur sebulan 1 kali dan setiap ada kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB). Jika anak
sudah memasuki pra sekolah (36-72bulan), anak dapat diikutkan pada kegiatan di pusat
Pendidikan Anak Dini Usia (PADU)/ Kelompok bermain dan taman kanak-kanak
- Lakukan pemeriksaan /skrining rutin menggunakan KPSP setiap 3 bulan pada anak
berumur kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan pada anak umur 24 sampai 72 bulan.
III.RUJUKAN
1. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan DasarDepartemen Kesehatan RI tahun ; 2010
2. M-CHAT-R/F-M-CHAT.ORG. https://www.m-chat.org
V. TEKNIK PELAKSANAAN
Semua hasil pemeriksaan dicatat dalam formulir KPSP :
1. Posisikan boneka dalam keadaan telentang (anggap boneka sebagai bayi), kemudian
letakkan wool merah 20 cm di atas mata bayi. Gerakkan wool tersebut dari satu sisi
(kiri) ke sisi yang lain (kanan) 1x gerakan. Amati gerakan kepala bayi.
(Ternyata kepala bayi bergerak mengikuti arah wool)
2. Dudukkan bayi dengan posisi punggung bayi bersandar pada dada pemeriksa,
sambil kedua tangan bayi dipegang oleh pemeriksa. Amati posisi kepala bayi.
(Kepala bayi tegak dan stabil)
3. Sentuhkan pensil di punggung jari atau ujung-ujung jari bayi. Amati apakah bayi
dapat menggenggam pensil tersebut selama beberapa detik.
(Bayi tidak bereaksi untuk menggenggam pensil)
4. Posisikan bayi dalam posisi telungkup. Amati apakah bayi dapat mengangkat dada
dengan kedua lengannya dengan sudut antara leher danalaspemeriksaan mencapai
90 derajat.
(Bayi dapat mengangkat dada dengan kedua lengannya, sudut leher dan alas
mencapai 90 derajat)
5. Tanyakan kepada ibu/pengasuh apakah bayi pernah mengeluarkan suara gembira
bernada tinggi tapi bukan menangis.
(Pernah)
6. Tanyakan kepada ibu/pengasuh apakah bayi pernah berbalik paling sedikit 2x dari
telentang ke telungkup atau sebaliknya.
(Pernah)
7. Tanyakan pada ibu/pengasuh apakah bayi pernah tersenyum ketika melihat mainan
lucu atau gambar ketika bermain sendiri.
(Pernah)
8. Letakkan kismis/potongan biskuit didepan bayi. Amati apakah mata bayi terarah
pada benda tersebut.
(Mata bayi tidak mengarah pada benda)
9. Letakkan kerincingan di depan bayi yang jaraknya masih dalam jangkauan tangan
bayi. Amati apakah bayi berusaha meraih kerincingan tersebut.
(Tidak berusaha menggapai kerincingan)
10. Posisikan bayi kembali telentang. Pegang kedua tangannya lalu tarik perlahan-lahan
ke posisi duduk. Amati apakah bayi dapat mempertahankan lehernya secara kaku.
(Bayi dapat mempertahankan lehernya secara kaku)
Hasil Pemeriksaan : Ya = 7 ; Tidak = 3
Kesimpulan : Perkembangan MERAGUKAN (M)
Aspek yang mengalami keterlambatan : Gerak halus
11. Jelaskan tindak lanjut yang harus dilakukan.
Pemeriksaan KPSP diulang 2 minggu lagi dan dilakukan stimulasi terhadap semua
aspek perkembangan
VI. LEMBAR PENGAMATANPEMERIKSAAN KPSP UNTUK
KELOMPOK UMUR 6 BULAN
LANGKAH/TUGAS PENGAMATAN
Ya Tidak
1. Memposisikan boneka dalam keadaan telentang (anggap boneka
sebagai bayi), kemudian meletakkan wool merah 20 cm di atas
mata bayi. Menggerakkan wool tersebut dari satu sisi (kiri) ke sisi
yang lain (kanan) 1x gerakan. Mengamati gerakan kepala bayi.
2. Mendudukkan bayi dengan posisi punggung bayi bersandar pada
dada pemeriksa, sambil memegang kedua tangan bayi. Mengamati
posisi kepala bayi.
3. Menyentuhkan pensil di punggung jari atau ujung-ujung jari bayi.
Mengamati bayi apakah bayi dapat menggenggam pensil tersebut
selama beberapa detik.
4.Memposisikan bayi dalam posisi telungkup. Mengamati apakah bayi
dapat mengangkat dada dengan kedua lengannya dengan sudut
antara leher dan alas pemeriksaan mencapai 90 derajat.
5. Menanyakan kepada ibu/pengasuh apakah bayi pernah mengeluarkan
suara gembira bernada tinggi tapi bukan menangis.
6. Menanyakan kepada ibu/pengasuh apakah bayi pernah berbalik
paling sedikit 2x dari telentang ke telungkup atau sebaliknya.
7. Menanyakan pada ibu/pengasuh apakah bayi pernah tersenyum ketika
melihat mainan lucu atau gambar ketika bermain sendiri.
8. Meletakkan kismis/potongan biskuit didepan bayi. Mengamati apakah
mata bayi terarah pada benda tersebut.
9. Meletakkan kerincingan di depan bayi yang jaraknya masih dalam
jangkauan tangan bayi. Mengamati apakah bayi berusaha meraih
kerincingan tersebut.
10.Memposisikan bayi kembali telentang. Memegang kedua tangannya
lalu tarik perlahan-lahan ke posisi duduk. Mengamati apakah bayi
dapat mempertahankan lehernya secara kaku.
11. Dokumentasi
Menyatakan jumlah jawaban ya dan rinci jenis keterlambatan.
1. Menyimpulkan perkembangan bayi
2. Menjelaskan tindak lanjut yang akan dilakukan
Note : Ya = mahasiswa melakukan
Tidak= mahasiswa tidak melakukan
LAMPIRAN LEMBARAN KPSP MENURUT UMUR
6. Pada waktu anda mengajak bayi berbicara dan tersenyum, Sosialisasi & Ya Tidak
apakah ia tersenyum kembali kepada anda. kemandirian
7. Pada waktu bayi telungkup di atas yang datar, apakah ia
dapat mengangkat kepalanya seperti pada gambar ini? Gerak kasar Ya Tidak
10. Apakah bayi suka ketawa keras walau tidak digelitik atau Bicara & Ya Tidak
diraba-raba? bahasa
KPSP UNTUK BAYI UMUR 6 BULAN
5.Pernakah bayi mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau Bicara & Ya Tidak
memekik tetapi bukan menangis? bahasa
6.Pernakah bayi berbalik paling sedikit dua kali, dari telentang ke Gerak kasar Ya Tidak
telungkup atau sebaliknya?
7.Pernakah anda melihat bayi tersenyum ketika melihat mainan yang Sosialisasi Ya Tidak
lucu, gambar atau binatang peliharaan pada saat ia bermain sendiri? &kemandiria
n
8.Dapatkah bayi mengarahkan matanya pada benda kecil sebesar
kacang, kismis atau uang logam? Jawab TIDAK jika ia tidak dapat Gerak halus Ya Tidak
mengarahkan matanya.
9.Dapatkah bayi meraih mainan yang di letakkan agak jauh namun Gerak halus Ya Tidak
masih berada dalam jangkauan tangannya?
10. Pada posisi bayi telentang, pegang kedua tangannya lalu trik
perlahan-lahan ke posisi duduk. Dapatkah bayi mempertahankan
lehernya secara kaku seperti gambar di sebelahkiri? Jawab TIDAK Gerak kasar Ya Tidak
bila kepala bayi jatuh seperti gambar sebelah kanan.
KPSP UNTUK BAYI UMUR 9 BULAN
1. Pada posisi bayi telentang, pegang kedua tangannya lalu tarik
perlahan-lahan ke posisi duduk. Dapatkah bayi mmpertahankan
lehernya secara kaku seperti gambar di sebelah kiri? Jawab
TIDAK bila kepala bayi jatuh kembali seperti gambar sebelah Gerak kasar Ya Tidak
kanan.
8. Apakah bayi dapat makan kue kering sendiri? Sosialisasi & Ya Tidak
kemandirian
9. Pada waktu bayi bermain sendiri dan anda diam-diam datang
berdiri di belakangnya, apakah ia menengok ke belakang seperti Bicara & Ya Tidak
mendengar kedatangan anda? Suara keras tidak ikut dihitung. bahasa
Jawab YA hanya jika anda melihat reaksinya terhadap suara
yang perlahan atau bisikan.
10. Letakkan suatu mainan yang diinginkannya di luar jangkauan Sosialisasi &
bayi, apakah ia mencoba mendapatkannya dengan mengulurkan kemandirian Ya Tidak
lengan atau badannya?
3. Apakah anak dapat berdiri sendiri tanpa berpegangan selama Gerak kasar Ya Tidak
kira-kira 5 detik?
4. Apakah anak dapat tanpa berpegangan selama 30 detik atau Gerak kasar Ya Tidak
lebih?
5. Tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, apakah anak dapat Gerak kasar Ya Tidak
membungkuk untuk memungut mainan di lantai dan kemudian
berdiri kembali?
6. Apakah anak dapat menunjukan apa yang diinginkannya tanpa Sosialisasi & Ya Tidak
menangis atau merengek ? Jawab YA bila ia menunjuk, menarik kemandirian
atau mengeluarkan suara yang menyenangkan.
7. Apakah anak dapat berjalan di sepanjang ruangan tanpa jatuh Gerak kasar Ya Tidak
atau terhuyung-huyung?
8. Apakah anak-anak dapat mengambil benda kecil seperti kacang,
kismis, atau potongan biskuit dengan menggunakan ibu jari Gerak halus Ya Tidak
danjari telunjuk seperti pada gambar?
8. Letakkan selembar kertas seukuran buku ini dilantai. Apakah Gerak kasar Ya Tidak
anak dapat melompati bagian lebar kertas dengan mengangkat
kedua kakinya secara bersamaan tanpa didahului lari ?
9. Dapatkah anak mengenakan sepatunya sendiri ? Sosialisasi & Ya Tidak
kemandirian
10. Dapatkah anak mengayuh sepeda roda tiga sejauh sedikitnya 3 Gerak kasar Ya Tidak
meter?
Jawab : TIDAK
7. Dapatkah anak meletakan 8 buah kubus satu persatu di atas
yang lain tanpa menjatuhkan kubus tersebut? Gerak halus Ya Tidak
Kubus yang di gunakan ukuran 2.5 5 cm.
8. Apakah anak dapat bermain petak umpet, ular naga atau Sosialisasi &
permain lain dimana ia ikut bermain dan mengikuti aturan kemandirian Ya Tidak
bermain?
9. Dapatkah anak mengenakan celana panjang, kemeja, baju atau Sosialisasi &
kaos kaki tanpa dibantu? (Tidak termasuk memasang kancing, kemandirian Ya Tidak
gesper atau ikat pinggang)
KPSP PADA ANAK UMUR 48 BULAN
1. Dapatkah anak mengayuh speda roda tiga sejauh sedikitnya 3
meter Gerak kasar Ya Tidak
2. Setelah makan, apakah anak mencuci dan mengeringkan Sosialisasi &
tangannya dengan baik sehingga anda tidak perlu kemandirian Ya Tidak
mengulanginya ?
3. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perl
tunjukkan caranya dan beri anak anda kesempatan melakukan 3 Gerak kasar Ya Tidak
kali.
Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam waktu 2 detik
atau lebih.
4. Letakkan selembar kertas seukuran buku ini dilantai. Apakah
anak dapat melompati panjang kertas ini dengan mengangkat Gerak kasar Ya Tidak
kedua kakinya secara bersamaan tanpa didahului lari ?
5. Jangan membantu anak dan jangan menyebut lingkaran. Suruh
anak menggambar seperti contoh ini di kertas kosong yang Gerak halus Ya Tidak
tersedia. Apakah anak dapat menggambar lingkaran ?
Jawab : TIDAK
6. Dapatkah Anak meletakan 8 buah kubus atau persatu di atas
yang lain tanpa menjatuhkan kubus tersebut? Gerak halus Ya Tidak
Kubus yang di gunakan ukuran 2.5-5 cm.
7. Apakah anak dapat bermain petak umpet, ular naga atau Sosialisasi &
permainnan lain dimana ia dapat ikut bermain dan mengikuti kemandirian Ya Tidak
aturan bermain?
8. Dapatkah anak mengenakan celana panjang, kemeja, baju atau Sosialisasi &
kaos kaki tanpa dibantu? (Tidak termasuk memasang kancing, kemandirian Ya Tidak
gesper atau ikat pinggang).
9. Dapatkah anak menyebutkan nama lengkapnya tanpa dibBantu? Bicara &
Jawab TIDAK jika ia dapat menyebut sebagian namanya atau bahasa Ya Tidak
ucapanya sulit di mengerti.
KPSP PADA ANAK UMUR 54 BULAN
1. Dapatkah anak meletakan 8 buah kubus atau satu persatu di atas Gerak halus Ya Tidak
yang lain tanpa menjatuhkan kubus tersebut?
Kubus yang di gunakan ukuran 2.5 5 cm.
2. Apakah anak dapat bermain petak umpet, ular naga atau Sosilisasi & Ya Tidak
permainan lain dimana ia ikut bermain dan mengikuti aturan kemandirian
bermain?
3. Dapat anak mengenakan celana panjang, kemeja, baju atau kaos Sosilisasi & Ya Tidak
kaki tanpa dibantu? (Tidak termasuk memasang kancing, gesper kemandirian
atau ikat pinggang)
4. Dapatkah anak menyebutkan nama lengkapnya tanpa dibantu? Bicara & Ya Tidak
Jawab TIDAK jika menyebut sebagian namanya atau ucapanya bahasa
sulit di mengerti.
5. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban anak.jangan
membantu kecuali mengulangi pertanyaan.
Apakah kamu lakukan jika kamu kedinginan?
Apakah yang kamu lakukan jika kamu lapar?
Apakah yang kamu lakukan jika kamu lelah? Bicara & Ya Tidak
Jawab YA bila anak menjawab 3 pertanyaan tadi dengan benar, bahasa
bukan dengan gerakan atau isayarat.
Jika kedinginan, jawaban yang benar adalah menggigil,
pakai mantel atau masuk kedalam rumah.
Jika lapar, jawaban yang benar adalah makan
Jika lelah, jawaban yang benar adalah mengantuk,
tidur,berbaring/ tidur tiduran, istirahat atau diam
sejenak
6. Apakah anak dapat menggancingkan bajunya bajunya atau Sossilisasi Ya Tidak
boneka? &kemandiria
n
7. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu
tunjukan caranya dan beri anak anda kesempatan melakukannya Gerak kasar Ya Tidak
3 kali. Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam
waktu 6 detik atau lebih?
8. Jangan mengoreksi/membantu anak. Jangan menyebut kata
lebih panjang.
Perlihatkan gambar penggaris ini pada anak. Gerak halus Ya Tidak
Tanyakan: Mana garis yang lebih panjang?
Minta anak menunjuk garis yang lebih panjang.
Setelah anak menunjuk putar lembar ini dan ulangi pertanyaan
tersebut.
Setelah anak menunjuk garis yang lebih panjang sebanyak 3
kali dengan benar?
9. Jangan membantu anak dan jangan memberitahu nama gambar
ini, suruh anak menggambar seperti contoh ini di kertas kosong Gerak halus Ya Tidak
yang tersedia. Berikan 3 kali kesempatan.Apakah anak dapat
menggambar seperti contoh ini?
LATIHAN 3 (Bermain peran untuk mengisi daftar tilik deteksi dini autis modifikasi
(M-CHAT))
Mahasiswa diminta menyiapkan daftar tilik deteksi dini autis modifikasi (M-CHAT)
Mahasiswa : sebagai dokter
Instruktur : sebagai ibu pasien
Skoring :Seorang anak berpeluang menyandang autis jika : 3 atau lebih dari pertanyaan
M-CHAT dijawab TIDAK.
SL.III. GDS. 4
KETERAMPILAN KLINIK
PEMBERIAN IMUNISASI BCG, POLIO, HEPATITIS B/DPT/HibDAN CAMPAK
Sri Sofyani, Lili Rohmawati, Ika Citra Dewi Tanjung
I. PENDAHULUAN
Efektifitas program imunisasi dalam menurunkan angka kematian dan kesakitan
yang disebabkan oleh penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi sudah
terbukti secara global, nasional maupun lokal. Keberhasilan program imunisasi tersebut
ditentukan dengan berbagai strategi termasuk melalui peningkatan pengetahuan dan
ketrampilan para petugas yang melaksanakan kegiatan tersebut. Dalam rangka untuk
mempersiapkan dokter Indonesia yang terampil dan handal, pelatihan dalam melakukan
kegiatan pemberian imunisasi tersebut juga harus dilakukan di bangku kuliah.
Penyimpanan
Vaksin yang disimpan dan diangkut secara tidak benar akan kehilangan potensinya.
Instruksi pada lembar penyuluhan (brosur) informasi produk harus disertakan. Aturan
umum untuk sebagian besar vaksin, bahwa vaksin harus didinginkan pada temperatur 2-80C
dan tidak membeku. Sejumlah vaksin (DPT, Hib, Hepatitis B, dan Hepatitis A) akan tidak
aktif bila beku. Pengguna dinasehatkan untuk melakukan konsultasi guna mendapatkan
informasi khusus tentang masing masing vaksin, karena beberapa vaksin (OPV dan vaksin
Yelow Fever) dapat disimpan dalam keadaan beku.
Pengenceran
Vaksin kering yang beku harus diencerkan dengan cairan pelarut khusus dan digunakan
dalam periode waktu tertentu. Apabila vaksin telah diencerkan, harus diperiksa terhadap
tanda tanda kerusakan (warna dan kejernihan). Perlu diperhatikan bahwa vaksin campak
yang telah diencerkan cepat mengalami perubahan warna pada suhu kamar. Jarum ukuran
21 yang steril dianjurkan untuk mengencerkan dan jarum ukuran 23 dengan panjang 25 mm
digunakan untuk menyuntikkan vaksin.
Pembersihan Kulit
Tempat suntikan harus dibersihkan sebelum imunisasi dilakukan, namun pada pemberian
vaksin secara intrakutan desinfeksi dengan alkohol tidak dilakukan.
Pemberian Suntikan
Sebagian besar vaksin diberikan melalui suntikan intramuskular (IM) atau subkutan dalam.
Terdapat perkecualian pada dua jenis vaksin yaitu OPV diberikan per-oral dan BCG
diberikan dengan suntikan intradermal/intrakutan (dalam kulit).
Teknik Dasar dan Ukuran Jarum
Para petugas yang melaksanakn vaksinasi harus membahami tehnik dasar dan
petunjuk keamanan pemberian vaksin, untuk mengurangi risiko penyebaran infeksi dan
trauma akibat suntikan yang salah. Pada tiap suntikan harus digunakan semprit dan jarum
baru, sekali pakai dan steril. Sebaiknya tidak digunakan botol vaksin yang multidosis,
karena risiko infeksi. Apabila memakai botol multidosis (karena tidak ada alternative
vaksin dalam sediaan lain) maka semprit atau jarum suntik yang telah digunakan menyuntik
tidak boleh dipakai lagi untuk mengambil vaksin. Semprit dan jarum harus dibuang dalam
tempat tertutup yang diberi tanda (label) tidak mudah robek dan bocor, untuk menghindari
luka tusukan atau pemakaian ulang. Tempat pembuangan jarum suntik bekas harus
dijauhkan dari jangkauan anak. Diharapkan semua petugas kesehatan memahami benar
petunjuk ini.
Sebagian besar vaksin harus disuntikkan kedalam otot. Penggunan jarum yang
pendek meningkatkan risiko terjadi suntikan subkutan yang kurang dalam. Hal ini menjadi
masalah untuk vaksin vaksin yang inaktif ( inactivated).
Standar jarum suntik ialah ukuran dengan panjang 25 mm, tetapi ada perkecualian lain
dalam beberapa hal seperti berikut :
Pada bayi bayi kurang bulan umur dua bulan atau yang lebih muda, dan bayi bayi
kecil lainnya, dapat pula dipakai jarum ukuran 26 dengan panjang 16 mm.
Untuk suntikan subkutan pada lengan atas dipakai jarum ukuran 25 dengan panjang
16 mm, untuk bayi bayi kecil dipakai jarum ukuran 27 dengan panjang 12.
Untuk suntikan intramuscular pada orang dewasa yang sangat gemuk (obese)
dipakai jarum ukuran 23 dengan panjang 38 mm.
Untuk suntikan intradermal pada vaksinasi BCG dipakai jarum ukuran 25-27
dengan panjang 10mm.
Cara Mencari Lokasi suntikan pada vastus lateralis adalah sebagai berikut :
Apabila bayi berada diatas tempat tidur atau meja, bayi ditidurkan terlentang
Tungkai bawah sedikit ditekuk dengan fleksi pada lutut
Cari trochanter mayor femur dan condilylus lateralis dengan cara palpasi
Tarik garis yang menghubungkan kedua tempat di atas, tempat suntikan vaksin ialah
batas dari bagian atas dan sepertiga tengah pada garis tersebut (bila tungkai bawah
sedikit menekuk, maka lekukan yang dibuat oleh tractus iliotibialis menyebabkan
garis bagian distal lebih panjang)
Supaya vaksin yang disuntikan masuk kedalam otot pada batas antara bagian atas
dan sepertiga tengah, jarum ditusukkan satu jari diatas batas tersebut (kearah
proksimal).
Untuk mendapatkan lokasi deltoid yang baik, buka baju sehingga daerah lengan atas
dari pundak sampai ke siku terbuka. Lokasi yang paling baik adalah pada tengah otot, yaitu
separuh antara akromion dan insersi pada tengah humerus. Jarum suntik ditusukkan
membuat sudut 50-60 derajat mengarah pada akromion, bila bagian bawah deltoid yang
disuntik, ada risiko trauma saraf radialis karena saraf tersebut melingkar dan muncul dari
otot trisep.
Perhatian
Diperuntukkan imunisasi DPT, DT, TT, Hib, Hepatitis A & B influenza
Perhatikan rekomendasi untuk umur anak
Umur Tempat Ukuran Jarum Insersi Jarum
Bayi (lahir Otot vastus lateralis pada Jarum 7/8-1 1. Pakai jarum yang cukup
sampai 12 bln) paha daerah anterolateral Semprit no.22.-25 panjang untuk mencapai
otot
1-3 tahun Otot vastus lateralis pada Jarum 2. suntik dengan arah jarum
paha daerah anterolateral 5/811/4(5/8 80-900. lakukan dengan
sampai masa otot deltoid unt.suntikandi cepat
cukup besar (pada deltoid umur 12-15 3. tekanan kulit sekitar
umumnya umur 3 th) bulan) tempat suntikan dengan
ibu jari dan telunjuk saat
Semprit no.22-25 jarum ditusukkan.
4. aspirasi semprit sebelum
vaksin disuntikkan, untuk
Anak >3 tahun Otot deltoid, dibawah Jarum 1-11/4 meyakinkan tidak masuk
akromion semprit no.22-25 kedalam vena. Apabila
terdapat darah, buang dan
ulangi dengan suntikan
baru.
5. untuk suntikan multipel
diberikan pada bagian
ekstrimitas berbeda.
Akromin
Tempat
Penyuntikan
Tempat
Penyuntikan
Lokasi penyuntikan intramuscular pada bayi (a) dan anak besar (b)
Jadwal imunisasi dasar untuk anak, anjuran dari Kemenkes (setelah introduksi IPV)
Imunisasi Hepatitis B0 diberikan pada rentang usia 0-7 hari, sebaiknya pada usia < 24 jam
Imunisasi BCG dan OPV1 diberikan pada usia 1 bulan
Imunisasi DPT-HB-Hib1 dan OPV2 diberikan pada usia 2 bulan
Imunisasi DPT-HB-Hib2 dan OPV3 diberikan pada usia 3 bulan
Imunisasi DPT-HB-Hib3, OPV4 dan IPV diberikan pada usia 4 bulan
Imunisasi Campak diberikan pada usia 9 bulan.
Imunisasi Lanjutan DPT-HB-Hib usia 18 bulan
Imunisasi Lanjutan Campak usia 24 bulan
Vaksin Pentabio
Vaksin BCG
Vaksin Campak
III. RUJUKAN
Ranuh IGN, Suyitno H, Hadinegoro SRS, Kartasasmita, et al. Pedoman Imunisasi
di Indonesia edisi kedua, Satgas Imunisasi-Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2014.
V. TEKNIK PELAKSANAAN
1. Perkenalan
1. Sapa dan perkenalkan diri. Tanyakan identitas bayi/anak apakah sesuai dengan
nama yang terdapat pada KMS, kartu atau buku imunisasi.
2. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan, tujuan ataupun manfaat pemberian
vaksin, kemungkinan KIPI dan pertolongan pertama bila terjadi KIPI (informed
consent).
3. Minta persetujuan dan tanyakan kondisi bayi/anak sekarang dan beberapa hari
sebelumnya, imunisasi yang telah didapat, jarak dengan imunisasi sekarang, KIPI
yang pernah terjadi dan informasi yang berkaitan dengan indikasi kontra untuk
vaksin yang akan diberikan.
4. Lakukan pemeriksaan fisik rutin untuk memeriksa kesehatan bayi/anak secara
umum, sambil mencari indikasi kontra imunisasi dan memeriksa tempat/bagian
tubuh yang akan disuntik.
2. Pemberian Imunisasi BCG
1. Gergaji leher botol vaksin dengan gergaji kecil khusus vaksin yang
disediakan(Sebelumnya lihat Exp.Date di botol vaksinnya)
2. Masukkan plastik pengaman dari bagian atas botol vaksin.
3. Patahkan leher botol vaksin.
4. Ambil keseluruhan pelarut vaksin dengan spuit 5 ml (pelarut dimasukkan
seluruhnya ke arah dinding botol vaksin), masukkan ke botol vaksin dengan
menyemprotkan ke arah dinding botol vaksin, homogenkan larutan vaksin BCG
dengan cara menarik dan mendorong piston spuit berulang-ulang.
5. Ambil 0,05 ml larutan vaksin dengan spuit 1 ml.
6. Bilas daerah deltoid kanan bayi dengan kapas basah (jangan kapas alkohol).
7. Suntikkan secara intradermal/intrakutan di tempat tersebut, dengan posisi
lubang jarum ke arah atas.
8. Penyuntikan yang benar akan memperlihatkan adanya benjolan kecil yang
berwarna putih pada tempat suntikan atau kulit daerah tempat suntikan menjadi
pucat (indurasi)
6.Dokumentasi
1. Catat tanggal, tempat penyuntikan dan jam pemberian imunisasi, nama dagang
vaksin, nomor batch/lot/serie, produsen dan membubuhkan nama dokter/paramedis
yang memberikan vaksin.
2. Catat kapan dan jenis vaksinasi berikutnya akan dilakukan
VI. LEMBAR PENGAMATAN
LANGKAH/TUGAS PENGAMATAN
Ya Tidak
1. PERKENALAN
1. Menyapa dan memperkenalkan diri. Menanyakan identitas bayi/anak
apakah sesuai dengan nama yangterdapat pada KMS, kartu atau buku
imunisasi.
2. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan, tujuan ataupun manfaat
pemberian vaksin, kemungkinan KIPI dan pertolongan pertama bila
terjadi KIPI (informed consent)
3. Meminta persetujuan dan menanyakan kondisi bayi/anak sekarang
dan beberapa hari sebelumnya, imunisasi yang telah didapat, jarak
dengan imunisasi sekarang, KIPI yang pernah terjadi dan informasi
yang berkaitan dengan indikasi kontra untuk vaksin yang akan
diberikan.
4. Melakukan pemeriksaan fisik rutin untuk memeriksa kesehatan
bayi/anak secara umum, sambil mencari indikasi kontra imunisasi
dan memeriksa tempat/bagian tubuh yang akan disuntik
2. PEMBERIAN IMUNISASI BCG
1. Menggergaji leher botol vaksin dengan gergaji kecil khusus vaksin
yang disediakan(Sebelumnya lihat Exp.Date di botol vaksinnya)
2. Memasukkan plastik pengaman dari bagian atas botol vaksin.
3. Mematahkan leher botol vaksin.
4. Mengambil keseluruhan pelarut vaksin dengan spuit 5 ml,
masukkan ke botol vaksin dengan menyemprotkan ke arah dinding
botol vaksin, homogenkan larutan vaksin BCG dengan cara
menarik dan mendorong piston spuit berulang-ulang.
5. Mengambil 0,05 ml larutan vaksin dengan spuit 1 ml.
6. Membilas daerah deltoid kanan bayi dengan kapas basah (jangan
kapas alkohol).
7. Menyuntikkan secara intradermal/intrakutan(dengan sudut
penyuntikan sekitar 15 derajat) di tempat tersebut, dengan posisi
lubang jarum ke arah atas.
8. Memperhatikan adanya benjolan kecil (indurasi) yang berwarna
putih pada tempat suntikan, atau kulit daerah tempat suntikan
menjadi pucat.
3. PEMBERIAN IMUNISASI POLIO
1. Lihat warna larutan vaksin, VVM dan Exp.Date vaksin polio.
Membuka tutup botol vaksin, dan mengganti dengan penetes yang
sudah tersedia.
2. Membuka tutup penetes.
3. Meneteskan sebanyak 2 tetes vaksin polio ke mulut bayi.
4. PEMBERIAN IMUNISASI DPT/HEPATITIS B/Hib (pentabio)
1. Memakai jarum yang cukup panjang untuk mencapai otot
2. Mengocok larutan vaksin DPT/Hepatitis B/Hib hingga homogen.
Lihat VVM dan Exp. Date (tanggal kadaluarsa vaksin).
3. Mengambil 0,5 ml vaksin dengan spuit 1 ml.
4. Membilas daerah lateral paha anak dengan kapas alkohol.
5. Mengaspirasi semprit sebelum vaksin disuntikkan, untuk
meyakinkan tidak masuk kedalam vena. Apabila terdapat darah,
buang dan ulangi dengan suntikan baru.
6. Menekan kulit sekitar tempat suntikan dengan ibu jari dan telunjuk
saat jarum ditusukkan.
7. Menyuntik dengan arah jarum 80-900 (secara intramuskular)
5. PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK
1. Melarutkan vaksin Campak dengan seluruh isi pelarutnya.
(Sebelumnya lihat VVM di tutup atas vaksin dan Exp.Date di
botol vaksinnya)
2. Mengambil 0,5 ml larutan vaksin dengan spuit 1 ml.
3. Membilas daerah anterolateral paha anak dengan kapas alkohol.
4. Mencubit kulit untuk menetukan tebal kulit untuk suntikan
subkutan
5. Mengarahkan jarum 450 terhadap kulit
6. Mengaspirasi semprit sebelum vaksin disuntikkan.
7. Menyuntikkan secara subkutan dalam pada daerah tersebut (lihat
gambar)
6. DOKUMENTASI
1. Mencatat tanggal, tempat penyuntikan dan jam pemberian
imunisasi, nama dagang vaksin, nomor batch/lot/serie, produsen dan
membubuhkan nama dokter/paramedis yang memberikan vaksin.
2. Mencatat kapan dan jenis vaksinasi berikutnya akan dilakukan
Note : Ya = Mahasiswa melakukan
Tidak = Mahasiswa tidak melakukan