Anda di halaman 1dari 81

MODUL CLINICALSKILLS LAB

BLOK GROWTH AND DEVELOPMENT SYSTEM

Editor :
Adi Muradi Muhar
Bambang Prayugo
Deny Rifsal Siregar
Dwi Rita Anggraini
Ika Citra Dewi Tanjung
Lili Rohmawati
M. Pahala Harahap
Oke Rina Rahmayani
Sri Amelia
Sri Sofyani
Tiangsa Sembiring
Tri Faranita
Yudha Sudewo

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
MODUL KETERAMPILANKLINIK
BLOK GROWTH DEVELOPMENT SYSTEM

I. Pendahuluan
Setelah mahasiswa memahami tahapan-tahapan pertumbuhan dan perkembangan
yang normal, mengenal pola pertumbuhan normal yang melalui suatu miles stone tertentu,
mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan
tersebut, selanjutnya mahasiswa dapat mengenali penyimpangan yang terjadi sesegera
mungkin dan dapat menanganinya, serta dapat menangani kedaruratan dalam pertumbuhan
dan perkembangan serta penatalaksanaan farmakoterapi dan upaya promotif, preventif,
rehabilitasi pada penyimpangan tumbuh kembang sejak masa perinatal hingga remaja.
Sesuai dengan pemetaan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi FK USU, kegiatan
Clinical Sklills Lab dilaksanakan pada semester 3 pada blok Growth and
Development.Setelah menjalani kegiatan clinical skills lab sistem reproduksi, selanjutnya
mahasiswa akan menjalani kegiatan skills lab blok Growth and Development.
Pada blok Growth and Development ini, keterampilan klinik yang akan diajarkan
pada mahasiswa adalah keterampilan untuk melakukan :
1. Hystory taking penyakit pediatrik yang berhubungan dengan tumbuh kembang dan
Konseling ASI
2. Deteksi Dini Gangguan Tumbuh Kembang dan Perilaku anak
3. Pengukuran Antropometri
4. Pemberian Imunisasi BCG, Polio, Hepatitis B/ DPT/Hib dan Campak

II. Tujuan Umum


Setelah mengikuti kegiatan skills lab pada blok Growth and Development ini,
terampil melakukan anamnesis, konseling ASI, pengukuran antropometri, deteksi dini
gangguan tumbuh kembang dan perilaku anak, dan terampil melakukan prosedur imunisasi.

III. Tujuan Khusus


1. Mahasiswa mampu melakukan anamnesis khususnya hal tumbuh kembang sesuai
dengan masalah.
2. Mahasiswa mampu melakukan konseling ASI.
3. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan perkembangan anak, khususnya
melakukan pemeriksaan tapis perkembangan anak dengan memakai KPSP
(Kuisioner Pra-Skrining Perkembangan), mampu melakukan deteksi dini autisme
dengan menggunakan daftar tilik modifikasi deteksi dini autis (ModifiedChecklist
for Autism in Toddler/M-CHAT) dan mampu melakukan deteksi dini gangguan
pemusatan perhatian dan hiperaktifitas dengan menggunakan formulir deteksi dini
GPPH (Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktifitas) serta bisa menentukan
tindak lanjut (melakukan prosedur rujukan).
4. Mahasiswa mampu menggambarkan hasil pengukuran berdasarkan umur dan jenis
kelamin pada kurve pertumbuhan anak CDC NCHS 2000 dan WHO serta
menafsirkan hasil pengukuran antropometri.
5. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisik pertumbuhan yaitu pengukuran
antropometri berat badan, tinggi badan, lingkar kepala dengan teknik yang benar
pada bayi dan anak.
6. Mahasiswa mampu melakukan prosedur imunisasi, dalam hal ini imunisasi
BCG,DPT/Hepatitis B/Hib,Campak dan polio.
SL.III. GDS.1
KETERAMPILAN KLINIK
HISTORY TAKINGPENYAKIT PEDIATRIK YANG BERHUBUNGAN DENGAN
TUMBUH KEMBANG ANAK DANKONSELING ASI
Sri Sofyani, Tiangsa Sembiring, Tri Faranita

I. PENDAHULUAN
Keterampilan dalam berkomunikasi sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-
hari. Demikian pula dalam hubungan pasien-dokter, keberhasilan tatalaksana suatu
gangguan atau masalah kesehatan sangat tergantung dari adanya komunikasi yang baik
antara dokter-pasien.
Komunikasi antara pasien anak dengan dokternya mempunyai keunikan tersendiri.
Selain karena pada sebagian masalah yang dikeluhkan atau dirasakan anak tidak dapat
langsung dikomunikasikan si anak secara langsung kepada dokternya (mungkin karena
anak belum bisa berbicara,atau belum bisa menginterpretasikan apa yang dirasakan dengan
baik dan jelas), pasien anak sering kali merasa takut jika berjumpa dengan orang yang
belum dikenalnya, takut diperiksa dokter dan merasa tidak nyaman di lingkungan yang
baru. Oleh karena itu tekhnik untuk berkomunikasi dalam menelaah gangguan pada anak
memerlukan ketrampilan tersendiri dan mahasiswa fakultas kedokteran haruslah
mempelajari dan berlatih untuk melakukannya.
Pada minggu ini mahasiswa dilatih untuk melakukan ketrampilan komunikasi
dokter-pasien untuk penyakit pediatrik yang berhubungan dengan tumbuh kembang.Latihan
berkomunikasi ini dilakukan dengan orangtua pasien (jadi merupakan allo anamnese) dan
pertanyaan yang ditanyakan adalah dalam rangka mengisi rekam medis tumbuh kembang
seperti yang terlampir
Pada pertemuan ini juga diharapkan mahasiswa mampu melakukan konseling
menyusui pada ibu yang mempunyai bayi. Tidak jarang seorang ibu merasa bahwa ASI
tidak cukup untuk pertumbuhan bayinya. Seorang dokter harus mampu mengelaborasi
keterangan ibu yang paling signifikan untuk ditetapkan sebagai keluhan utama. Ada
beberapa pertanyaan yang harus ditanyakan pada ibu dalam mengelaborasi keluhan agar
hasilnya sesuai dengan diharapkan. Pertanyaan tersebut meliputi:
- Bentuk payudara
- Cara menyusui
- Duration (durasi) menyusui.
ASI merupakan makanan bayi yang paling baik untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi dibandingkan dengan susu formula apapun. Komposisi ASI
mengandung energi yang cukup selama 6 bulan dan mengandung cukup anti kekebalan.
Dengan itu maka untuk bayi 0-6 bulan cukup diberi Asi secara eksklusif saja. Namun
banyak ibu mengeluh tidak bisa memberikan ASI kepada bayinya karena alasan ASI tidak
cukup, puting yang datar atau karena bekerja. Keluhan-keluhan ini dapat diantisipasi,
pertanyaan ibu seputar ASI dapat terjawab dengan baik bila dokter mampu melakukan
konseling laktasi yang baik.

II. TUJUAN KEGIATAN


II.1. TUJUAN UMUM
Setelah selesai latihan ini mahasiswa mampu meningkatkan keterampilan history
taking dan ketrampilan berkonsultasi dalam masalah pemberian ASI dengan
menggunakan teknik komunikasi yang benar pada pasien.
II.2. TUJUAN KHUSUS
Mahasiswa diharapkan mampu:
1. Meningkatkan keterampilan history taking pada anak
2. Menemukan keluhan utama dan keluhan tambahan
3. Menguraikan penyakit secara kronologis dan deskriptif
4. Mendapatkan riwayat penyakit yang berhubungan dgn penyakit dalam keluarga.
5. Mengetahui riwayat kehamilan, kelahiran, makanan,imunisasi,perkembangan dan
riwayat keluarga berperan dalam tumbuh kembang anak.
6. Mahasiswa mampu menguraikan secara deskriptif fungsi, manfaat dan cara
pemberian ASI yang benar.
7. Menerapkan dasar teknik komunikasi dan berperilaku yang sesuai dengan sosio-
budaya pasien dalam hubungan dokter-pasien.

III. RANCANGAN ACARA PEMBELAJARAN

Waktu Aktivitas Belajar Mengajar Keterangan


(menit)
20 menit Introduksi pada kelas besar (terdiri dari 45 mahasiswa) Nara sumber
- Penjelasan tentang history taking keluhan utama,
keluhan tambahan pada kelainan tumbuh kembang
- Pemutaran film tentang history takingpenyakit
pediatrik yang berhubungan dengan tumbuh kembang
(5 menit)
- Penjelasan narasumber tentang konsultasi menyusui.
- Tanya jawab singkat hal yang belum jelas
10 menit Demonstrasi oleh narasumber Narasumber
Narasumber memperlihatkan tata cara komunikasi dokter-
pasien pada penyakit pediatrik yang berhubungan dengan
tumbuh kembang.
Tahap I : Observasi
Ketika balita/anak masuk ruang periksa perhatikan cara
berjalan, penampilan wajah, bentuk kepala, proporsi tubuh,
pandangan mata, komunikasi, cara bicara, interaksi dengan
lingkungan, perilaku, dan lain-lain.
Tahap II : Menanyakan keluhan utama
Tahap III : Menanyakan riwayat kelahiran/kehamilan,
riwayat sosio ekonomi, riwayat nutrisi, imunisasi, riwayat
perkembangan.

Narasumber memperlihatkan cara melakukan konseling


ASI
Tahap I : Perkenalan
- Ketika pasien masuk ke ruang periksa, dokter berdiri
menyambut dengan ramah dan senyum, kemudian
memperkenalkan diri.
- Menanyakan identitas pasien, nama, umur, alamat
sambil mencocokkan dengan data rekam medis.
- Perhatikan penampilan wajah, pandangan mata,
komunikasi , cara berbicara dan interaksi lingkungan.
- Perhatikan pendamping yang menyertai pasien,
interaksi pasien dengan pendamping.
Tahap II : Anamnesis masalah menyusui
Menanyakan keluhan utama, riwayat pemberian ASI sejak
lahir sampai sekarang. riwayat penyakit ibu sebelumnya
yang berhubungan dengan masalah menyusui. Dukungan
keluarga dalam hal pemberian ASI.
Tahap III :
Pemeriksaan lanjutan.
20-30 menit Setelah mahasiswa dibagi menjadi 5 kelompok kecil (1 Instruktur,
kelompok terdiri dari 9 mahasiswa). Tiap kelompok kecil Mahasiswa
memiliki 1 instruktur.

Coaching: Mahasiswa melakukan simulasi (2-3 orang)


secara bergantian dengan dibimbing oleh instruktur.
Kepada mahasiswa diberikan 5 kasus simulasi history
taking (Satu mahasiswa hanya mengerjakan satu kasus)
dan satu kasus masalah pemberian ASI. Pasien simulasi
akan diperankan oleh sesama mahasiswa

90 menit Self Practice : Mahasiswa melakukanhistory takingdan Instruktur,


konseling ASI sendiri secara bergantian dengan fokus pada Mahasiswa
kelainan tumbuh kembang dan masalah pemberian ASI
sesuai dengan formulir.
Sehingga total waktu yang dibutuhkan 90 menit
(tergantung jumlah mahasiswa)

IV. SARANA YANG DIPERLUKAN


1. Alat audiovisual
2. Manikin Bayi
3. Phantom payudara
4. Pensil/pulpen
5. Formulir komunikasi dokter-pasien
6. Formulir penilaian konseling ASI

V. RUJUKAN
1. Matondang C.S, Wahidiyat I, Sasroasmoro S. Diagnosis Fisis Pada Anak, Edisi ke
2 : Jakarta, Sagung Seto ; 2003
2. Narendra M.B , Sularyo Titi S , Soetjiningsih et al.(penyunting) Buku Ajar Tumbuh
Kembang Anak dan Remaja, edisi pertama : Jakarta, Sagung Seto ; 2002
3. Buku breast feeding
4. Departemen Kesehatan Repoblik Indonesia : Buku Bagan Manajemen terpadu
Balita Sakit, Jakarta 2008
VI. SKENARIO KASUS SIMULASI
Kasus History Taking
1. Kasus berat badan tidak naik
Bayi A, laki-laki, umur 11 bulan, dibawa oleh ibu ke Puskesmas dengan keluhan
berat badan tidak naik selama 3 bulan terakhir. Selama ini bayi ditimbang tiap bulan
di posyandu. Berat badan bayi 8 kg.
Lakukan komunikasi dokter-pasien yang berhubungan sesuai formulir history taking
dan faktor penyebab yang mungkin berhubungan dengan berat badan tidak naik

2. Kasus anak belum bisa bicara


Anak C, laki-laki, umur 24 bulan, dibawa oleh ibu ke puskesmas karena belum bisa
bicara. Bayi lahir ditolong bidan, tidak langsung menangis. Lima menit kemudian
bayi baru menangis. Berat lahir 2,7 kg.
Lakukan komunikasi dokter-pasien yang berhubungan sesuai formulir history taking
dan faktor penyebab yang mungkin berhubungan dengan anak belum bisa bicara.

3. Kasus perawakan pendek


Anak E, perempuan, umur 12 tahun, dibawa oleh ibu karena tampak lebih pendek
dibandingkan dengan teman-temannya di sekolah. Berat badan 30 kg, tinggi badan
130 cm.
Lakukan komunikasi dokter-pasien yang berhubungan sesuai formulir history taking
dan faktor penyebab yang mungkin berhubungan dengan anak perawakan pendek.

Kasus Konseling ASI


Seorang ibu dan bayi yang berumur 2 minggu datang ke poliklinik Anak dengan
keluhan bayi sering nangis dan tidak mau menyusu pada ibu. Ibu tersebut bertanya
susu apa yang cocok untuk bayi tersebut. ASI ibu bila tidak diberi ke bayi 3 jam
menetes dan payudara ibu terasa berat dan sakit.
Tugas : Lakukan komunikasi dokter pasien yang berhubungan dengan keluhannya.

VII. TEKNIK PELAKSANAAN


HISTORY TAKING
I. PERKENALAN
1. Sapa ibu dan anak, beri salam dan persilahkan duduk diiringi dengan komunikasi
non verbal seperti kontak mata, anggukan kepala dan mimik.
2. Kondisikan suasana nyaman sehingga pasien tidak segan dan takut bercerita.
3. Lakukan observasi ketika balita dibawa masuk ke ruangan periksa dalam hal cara
berjalan, penampilan wajah, bentuk kepala, proporsi tubuh, pandangan mata, cara
berbicara, cara berinteraksi dengan lingkungan, perilaku dll.
4. Perkenalkan diri dan tanyakan identitas pasien

II. MENANYAKAN KELUHAN


1. Tanyakan keluhan utama pasien, berikan penghargaan dan waktu yang cukup
2. Refleksikan balik keluhan ibu dengan menunjukan empati.
3. Gali perjalanan penyakit dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.
4. Gali hal-hal /riwayat penyakit terdahulu yang ada hubungannya dengan keluhan
utama, antara lain(faktor-faktor risiko) :
- Riwayat pemberian makanan (ASI/MP ASI, makanan keluarga)
- Riwayat kehamilan dan kelahiran
- Riwayat perkembangan
- Keadaan sosial ekonomi dan budaya keluarga

III. DOKUMENTASI :
1. Catatdata-data yang ditemukan.
2. Catat kesimpulan dan jelaskan kemungkinan diagnosa pasien
3. Catat dan jelaskan pemeriksaan yang akan dilakukan berikutnya antara lain:
menimbang Berat Badan (BB), mengukur Tinggi Badan (TB) dan Lingkar
Kepala.

VIII. LEMBAR PENGAMATANHISTORY TAKING PENYAKIT PEDIATRIK


YANG BERHUBUNGAN DENGAN TUMBUH KEMBANG ANAK

PENGAMATAN
LANGKAH/TUGAS Ya Tidak
I. PERKENALAN

1. Menyapa ibu dan anak, memberi salam dan mempersilahkan duduk


diiringi dengan komunikasi non verbal seperti kontak mata, anggukan
kepala dan mimik.
2. Mengkondisikan suasana nyaman sehingga pasien tidak segan dan
takut bercerita.
3. Melakukan observasi ketika balita dibawa masuk ke ruangan periksa
dalam hal cara berjalan, penampilan wajah, bentuk kepala, proporsi
tubuh, pandangan mata, cara berbicara, cara berinteraksi dengan
lingkungan, perilaku dll.

4. Memperkenalkan diri dan menanyakan identitas pasien


II. MENANYAKAN KELUHAN
1. Menanyakan keluhan utama pasien, berikan penghargaan dan waktu
yang cukup
2. Merefleksikan balik keluhan ibu dengan menunjukan empati.
3. Menggali perjalanan penyakit dengan menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti.
4. Menggali hal-hal /riwayat penyakit terdahulu yang ada hubungannya
dengan keluhan utama, antara lain(faktor-faktor risiko) :
- Riwayat pemberian makanan (ASI/MP ASI, makanan keluarga)
- Riwayat kehamilan dan kelahiran
- Riwayat perkembangan
- Keadaan sosial ekonomi dan budaya keluarga
III. DOKUMENTASI
1. Mencatatdata-data yang ditemukan.
2. Mencatat kesimpulan dan menjelaskan kemungkinan diagnosa pasien
3.Mencatat dan menjelaskan pemeriksaan yang akan dilakukan
berikutnya antara lain: menimbang Berat Badan (BB), mengukur
Tinggi Badan (TB) dan Lingkar Kepala.

Note : Ya = Mahasiswa melakukan


Tidak = Mahasiswa tidak melakukan
IX. LEMBAR PENGAMATAN KONSULTASI MENYUSUI

LANGKAH / TUGAS PENGAMATAN

Ya Tidak

Tahap I

1. Komunikasi dokter dengan pasien:


- Menyapa dan memperkenalkan diri dengan pasien dan keluarga pasien.

- Menempatkan pasien pada posisi yang sesuai dengan kondisinya.

-Menanyakan identitas penderita : nama, umur, alamat.

Tahap II

1. Menanyakan keluhan utama penderita dan menelusuri keluhan utama


2. Mendengarkan dan memberikan rasa empati terhadap keluhan ibu
( ya, em, o gitu ya bu )

3. Menanyakan bentuk puting (datar, terbenam dan menonjol )

Tahap III Perhatikan

1. Cara memegang bayi atau posisi bayi sewaktu menyusui : Seluruh


tubuh bayi disanggah jangan hanya leher dan bahu saja

2. Kepala dan tubuh bayi lurus

3. Hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan


puting susu

4. Dekatkan badan bayi ke badan ibu

5. Posisi perlekatan dagu menempel pada payudara ibu, mulut bayi


terbuka lebar, bibir bawah bayi membuka keluar dan aerola tampak
lebih banyak dibagian atas dari pada bagian bawah.

6. Isapan bayi efektif jika bayi bayi mengisap secara dalam, teratur yang
diselingi istirahat. Pada saat bayi mengisap Asi, hanya terdengar suara
bayi menelan.

7. Amati apakah perlekatan dan posisi bayi sudah benar dan bayi sudah
mengisap dengan efektif. Jika belum cobalah sekali lagi.

Note : Ya : Mahasiswa melakukan


Tidak : Mahasiswa tidak melakukan

Lampiran 1
FORMULIR HISTORY TAKINGPENYAKIT PEDIATRIK YANG BERHUBUNGAN
DENGAN TUMBUH KEMBANG ANAK
Nama Mahasiswa : ................................................
Grup : ................................................
Tanggal anamnesis : ................................................
Instruktur : ................................................
Paraf :................................................

IDENTITAS PASIEN

Nama pasien :.................................... Kelamin : ...............


Tempat dan tanggal lahir :.................................... Pendidikan :...............
Umur :.....................................

Orang tua/wali
Nama :...........................................
Alamat :...........................................
Pekerjaan :...........................................
Penghasilan :...........................................
Hubungan dengan orang tua : anak kandung/ angkat/ tiri/ asuh

RIWAYAT PENYAKIT

Keluhan utama :

Riwayat perjalanan penyakit :

Riwayat sebelumnya yang ada hubungan dengan penyakit sekarang :

Riwayat penyakit dalam keluarga/lingkungan sekitarnya yang ada hubungan dengan


penyakit sekarang :

RIWAYAT KEHAMILAN/ KELAHIRAN


KEHAMILAN Morbiditas kehamilan
Perawatan antenatal Di setiap minggu/bulan
KELAHIRAN Tempat kelahiran RS/RB/rumah/lain-lain......................
Penolong persalinan Dokter/bidan/dukun/lain-
lain.......................
Cara persalinan Spontan/tindakan.........
Penyulit, kelainan..........
Masa gestasi Lebih bulan/cukup bulan/ kurang bulan
Keadaan bayi Berat lahir : ..............g
Panjang :.................cm
Lingkar kepala :........cm
Langsung menangis/tidak
pucat biru kuning
kejang
Nilai Apgar :
Kelainan bawaan :
RIWAYAT PERKEMBANGAN
Tengkurap :.......................bulan Berjalan :..................bulan
Duduk :.......................bulan Bicara :.................bulan
Berdiri : ......................bulan Membaca & menulis : ...........bulan
Perkembangan Pubertas :
Status pubertas sekarang (sesuai dengan klasifikasi Tanner) : ................
Gangguan Perkembangan Mental/emosi :................................................

RIWAYAT MAKANAN (tuliskan jenis makanan yang diberikan serta frekwensi dan
jumlahnya setiap hari)
Umur ASI/PASI Buah/Biskuit Bubur susu Nasi tim
0 2 bulan
2 4 bulan
4 6 bulan
6 8 bulan
8 10 bulan
10 12 bulan

Umur di atas 1 tahun


Jenis Makanan Frekuensi/ jumlahnya & keterangan lain
Nasi/ pengganti nasi
Daging/ ikan/ telur
Tahu/ tempe
Sayur/ buah
Susu
Kesulitan makan : ...........................................................................

RIWAYAT KELUARGA
No Tgl lahir/umur L/P Hidup Lahir mati abortus meninggal keterangan
1
2
3
4
5
Anggota keluarga lain serumah : ...................................................
Rumah :
Milik sendiri Menyewa Menumpang
Keadaan rumah
: ............................................................................................
Lingkungan
:..............................................................................................
Ayah/ wali Ibu/ wali
Perkawinan ke
Umur menikah
Pendidikan terakhir
Agama
Suku
Kesehatan
Lampiran 2
SL.III. GDS. 2
KETERAMPILAN KLINIK
DETEKSI DINI GANGGUAN PERTUMBUHAN
Sri Sofyani, Tiangsa Sembiring, Tri Faranita

PENGUKURAN ANTROPOMETRI
I. PENDAHULUAN
Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang sejak
konsepsi sampai berakhir masa remaja. Hal ini yang membedakan anak dengan dewasa dan
anak bukanlah dewasa kecil. Anak yang sehat akan bertumbuh dan berkembang sejalan
dengan bertambahnya usia.
Untuk menilai apakah pertumbuhan anak sesuai maka kita harus melakukan
pemeriksaan antropometri . Pemeriksaan antropometri yang selalu dilakukan pada anak
adalah pengukuran berat-badan, tinggi badan dan lingkar kepala.
A. Pengukuran Berat Badan Terhadap Tinggi Badan
Tujuan pengukuran BB/TB adalah untuk mengetahui berapa berat badan dan tinggi
badan anak pada saat/usia tertentu dan menentukan status gizi anak: normal, kurus, kurus
sekali atau gemuk serta untuk monitoring pertumbuhan dan menilai prosesnya.
B. Pengukuran Lingkaran Kepala Anak (LKA)
o Tujuan pengukuran lingkaran kepala anak adalah untuk mengetahui lingkaran kepala
anak dalam batas normal atau di luar batas normal.
o Jadwal, disesuaikan dengan umur anak. Jika umur anak 0-11 bulan, pengukuran
dilakukan setiap tiga bulan. Pada anak yang lebih besar, umur 12-72 bulan, pengukuran
dilakukan setiap enam bulan.

II. TUJUAN KEGIATAN


II.1 TUJUAN UMUM
Setelah selesai latihan ini mahasiswa diharapkan terampil dan mampu melakukan
pengukuran antropometri.
II.2 TUJUAN KHUSUS
Mahasiswa mampu melakukan :
1. Pengukuran Berat Badan (BB)
2. Pengukuran Panjang Badan (PB) dan Tinggi Badan (TB)
3. Penggunaan tabel BB/TB dari Direktorat Gizi Masyarakat, WHO Child Growth
Standards dan CDC-NCHS 2000
4. Pengukuran Lingkar Kepala Anak (LKA)
5. Penggunaan grafik Nellhaus
III. RUJUKAN
1. Matondang C.S, Wahidiyat I, Sasroasmoro S (penyunting). Diagnosis Fisis Pada
Anak, edisi ke 2 : Jakarta, Sagung Seto ; 2003.
2. Narendra M.B , Sularyo Titi S , Soetjiningsih et al.(penyunting) Buku Ajar Tumbuh
Kembang Anak dan Remaja, edisi pertama : Jakarta, Sagung Seto; 2002.

IV. PERALATAN DAN BAHAN


1. Boneka bayi yang berpakaian lengkap
2. Timbangan bayi/timbangan anak
3. Alat ukur panjang badan bayi dan tinggi badan anak
4. Pita ukur lingkar kepala anak
5. Tabel Status Gizi Direktorat Gizi Masyarakat
6. Tabel Status Gizi WHO Child Growth Standards
7. Kurve pertumbuhan CDC-NCHS 2000
8. Grafik Lingkar Kepala Nellhaus
9. Pensil dan penggaris

V. TEKNIK PELAKSANAAN
I. Pengukuran Berat Badan (BB)
A. Menggunakan Timbangan Bayi
1. Letakkan timbangan pada meja yang datar dan tidak mudah goyang
2. Lihat posisi jarum atau angka pada posisi angka nol
3. Buka pakaian bayi, topi,kaus kaki dan sarung tangan
4. Baringkan bayi dengan hati-hati di atas timbangan
5. Lihat jarum timbangan sampai berhenti, dengan posisi tegak lurus dengan jarum
6. Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka timbangan
7. Bila bayi terus menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum dan baca angka di
tengah-tengah antara gerakan jarum kekanan dan ke kiri
8. Catat dan plot hasil pengukuran pada grafik berat badan (WHO) (Lampiran 2)

B. Menggunakan Timbangan Injak


1. Anak sebaiknya memakai baju sehari-hari yang tipis, tidak memakai alas kaki,
jaket, topi, jam tangan, kalung, dan tidak memegang atau mengantongi sesuatu
2. Letakkan timbangan di lantai datar dan keras sehingga tidak mudah bergerak
3. Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk angka nol
4. Persilahkan anak berdiri di atas timbangan tanpa dipegangi
5. Lihat jarum timbangan sampai berhenti
6. Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka timbangan
7. Bila anak terus menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca angka di
tengah-tengah antara gerakan jarum ke kanan dan ke kiri
8. Catat dan plot hasil pengukuran pada grafik berat badan (WHO)(Lampiran 2)

II. PENGUKURAN PANJANG BADAN ATAU TINGGI BADAN


A. Cara Mengukur dengan Posisi Berbaring (dilakukan 2 orang)
1. Baringkan bayi secara telentang pada alas yang datar
2. Kepala bayi menempel pada pembatas angka 0
3. Petugas 1: Pegang kepala bayi agar tetap menempel pada pembatas angka 0
(pembatas kepala)
4. Petugas 2: Tekan lutut bayi agar lurus, tangan kanan menekan batas kaki ke
telapak kaki
5. Baca angka di tepi luar pengukur
6. Catat dan plot hasil pengukuran pada grafik tinggi badan (WHO) (Lampiran 2)

B. Cara Mengukur dengan Posisi Berdiri


1. Suruh anak melepaskan alas kaki (sandal,sepatu)
2. Suruh anak berdiri tegak menghadap ke depan
3. Pastikan punggung, pantat dan tumit menempel pada tiang pengukur
4. Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun-ubun
5. Baca angka pada batas tersebut
6. Catat dan plot hasil pengukuran pada grafik tinggi badan (WHO) (Lampiran 2/3)
7. Tentukan status gizi anak dan berikan informasi/saran kepada orang tua.
III. PENGGUNAAN TABEL STATUS GIZI(Direktorat Gizi Masyarakat, 2002)
1. Ambil data tinggi/panjang badan dan berat badan anak yang telah diplot di grafik
WHO.
2. Lihat kolom tinggi/panjang badan anak yang sesuai dengan hasil pengukuran (lihat
lampiran 1)
3. Pilih kolom Berat Badan sesuai jenis kelamin : laki-laki (kiri) atau perempuan
(kanan) lalu cari berat badan yang terdekat dengan berat badan anak
4. Lihat bagian atas kolom untuk mengetahui angka Standard Deviasi (SD) dari
angka berat badan tersebut.
5. Tentukan status gizi anak berdasarkan ketentuan dan berikan informasi/saran
kepada orang tua

IV. PENGUKURAN LINGKAR KEPALA ANAK (LKA)


1.Lingkarkan alat pengukur pada kepala anak/bayi melewati dahi, menutupi alis mata, di
atas kedua telinga, dan bagian belakang kepala yang menonjol, kemudian menarik
agak kencang
2. Baca angka pertemuan dengan angka 0
3. Tanyakan tanggal lahir bayi/anak, hitung umur bayi/anak
4. Catat dan plot hasil pengukuran pada grafik lingkar kepala Nelhaus menurut umur dan
jenis kelamin anak (Lampiran 4)
5. Interpretasikan hasil pengukuran lingkar kepala anak/bayi dan berikan informasi/
saran kepada orang tua

V. MENENTUKAN STATUS GIZI DENGAN EID INDEX


1. Plot hasil penimbangan berat badan pada grafik CDC-NCHS2000 sesuai jenis
kelamin dan usia anak (Lampiran 3)
2. Plot hasil pengukuran tinggi badan sesuai jenis kelamin dan usia anak.
3. Proyeksikan titik tinggi badan aktual ke persentil 50 tinggi badan pada kurva
4. Proyeksikan titik persentil 50 tinggi badan ke grafik berat badan sehingga didapat
berat ideal
5. Cari persentase dari berat badan aktual terhadap berat badan ideal
6. Tentukan status gizi berdasarkan ketentuan dan berikan informasi/saran kepada
orang tua

VI. KASUS SIMULASI PENGUKURAN PERTUMBUHAN (ANTROPOMETRI)


1. Kasus berat badan tidak naik
Bayi A, laki-laki, umur 11 bulan, dibawa oleh ibu ke puskesmas dengan keluhan
berat badan tidak naik selama 3 bulan terakhir. Selama ini bayi ditimbang tiap bulan
di posyandu. Berat badan bayi 8 kg. Tinggi badan 70 cm. Lingkar kepala 44 cm.
Tugas :
1. Gambarkan pada kurve pertumbuhan WHO Child Growth Standards berat dan
tinggi badan bayi A menurut umur dan jenis kelamin.
2. Tentukan status gizi bayi
3. Gambarkan lingkar kepala bayi pada kurve Nellhaus.
4. Apakah lingkar kepala bayi normal?

2. Kasus anak belum bisa berdiri


Bayi B, perempuan, umur 12 bulan, dibawa oleh ibu ke puskesmas dengan keluhan
belum bisa berdiri. Bayi lahir ditolong bidan, tidak langsung menangis. Lima menit
kemudian bayi baru menangis. Berat lahir 2,6 kg. Berat badan sekarang 8,8 kg.
Tinggi badan 72 cm. Lingkar kepala 40 cm.
Tugas :
1. Gambarkan pada kurve pertumbuhan WHO Child Growth Standards berat dan
tinggi badan bayi B menurut umur dan jenis kelamin.
2. Tentukan status gizi bayi
3. Gambarkan lingkar kepala bayi pada kurve Nellhaus.
4. Apakah lingkar kepala bayi normal?

3. Kasus anak belum bisa bicara


Anak C, laki-laki, umur 24 bulan, dibawa oleh ibu ke puskesmas karena belum bisa
bicara. Bayi lahir ditolong bidan, tidak langsung menangis. Lima menit kemudian
bayi baru menangis. Berat lahir 2,7 kg. Berat badan sekarang 11 kg. Tinggi badan 83
cm. Lingkar kepala 45 cm.
Tugas :
1. Gambarkan pada kurve pertumbuhan WHO Child Growth Standards berat dan
tinggi badan anak C menurut umur dan jenis kelamin.
2. Tentukan status gizi bayi
3. Gambarkan lingkar kepala bayi pada kurve Nellhaus.
4. Apakah lingkar kepala bayi normal?
4 . Kasus anak dengan kelebihan berat badan
Anak D, laki-laki, umur 10 tahun dengan keluhan kegemukan, dan tidak mau
makan karena merasa kegemukan. Berat saat ini 55 kg, tinggi 140 cm.
Tugas :
1. Gambarkan pada kurve pertumbuhan CDC-NCHS 2000 berat dan tinggi badan
menurut umur dan jenis kelamin.
2. Tentukan status gizi anak D

5. Kasus perawakan pendek


Anak E, perempuan, umur 12 tahun, dibawa oleh ibu karena tampak lebih pendek
dibandingkan dengan teman-temannya di sekolah. Berat badan 30 kg, tinggi badan
130 cm.
Tugas :
1. Gambarkan pada kurve pertumbuhan CDC-NCHS 2000 berat dan tinggi badan
menurut umur dan jenis kelamin.
2. Tentukan status gizi anak.
VII. LEMBAR PENGAMATAN PENGUKURAN ANTROPOMETRI

LANGKAH/TUGAS PENGAMATAN
Ya Tidak
I. PENGUKURAN BERAT BADAN/BB
A. Menggunakan Timbangan Bayi
1. Meletakkan timbangan pada meja yang datar dan tidak
mudah goyang
2. Melihat posisi jarum atau angka pada posisi angka nol
3. Membuka pakaian bayi, topi,kaus kaki dan sarung tangan
4. Membaringkan bayi dengan hati-hati di atas timbangan
5. Melihat jarum timbangan sampai berhenti, dengan posisi
tegak lurus dengan jarum
6. Membaca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan
atau angka timbangan
7. Bila bayi terus menerus bergerak, memperhatikan gerakan
jarum, baca angka di tengah-tengah antara gerakan jarum
kekanan/ kiri
8. Mencatat dan memplot hasil pengukuran pada grafik berat
badan (Lampiran 2/3)
B. Menggunakan Timbangan Injak
1. Anak sebaiknya memakai baju sehari-hari yang tipis, tidak
memakai alas kaki, jaket, topi, jam tangan, kalung, dan tidak
memegang atau mengantongi sesuatu
2. Meletakkan timbangan di lantai datar dan keras sehingga
tidak mudah bergerak
3. Melihat posisi jarum atau angka harus menunjuk angka nol
4. Mempersilakan anak berdiri di atas timbangan tanpa
dipegangi
5. Melihat jarum timbangan sampai berhenti
6. Membaca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan
atau angka timbangan
7. Bila anak terus menerus bergerak, memperhatikan gerakan
jarum, baca angka di tengah-tengah antara gerakan jarum ke
kanan dan ke kiri
8. Mencatat dan memplot hasil pengukuran pada grafik berat
badan (Lampiran 2/3)
II. PENGUKURAN PANJANG BADAN ATAU TINGGI
BADAN
A. Cara Mengukur dengan Posisi Berbaring (dilakukan 2
orang)
1. Membaringkan bayi secara telentang pada alas yang datar
2. Kepala bayi menempel pada pembatas angka 0
3. Petugas 1: Memegang kepala bayi agar tetap menempel pada
pembatas angka 0 (pembatas kepala)
4. Petugas 2: Menekan lutut bayi agar lurus, tangan kanan
menekan batas kaki ke telapak kaki
5. Membaca angka di tepi luar pengukur
6. Mencatat dan memplot hasil pengukuran pada grafik tinggi
badan (Lampiran 2/3)
B. Cara Mengukur dengan Posisi Berdiri
1. Menyuruh anak melepaskan alas kaki (sandal,sepatu)
2. Menyuruh anak berdiri tegak menghadap ke depan
3. Memastikan punggung, pantat dan tumit menempel pada
tiang pengukur
4. Menurunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun-
ubun
5. Membaca angka pada batas tersebut
6. Mencatat dan memplot hasil pengukuran pada grafik tinggi
badan (Lampiran 2/3)
III. PENGGUNAANTABEL BERAT BADAN/TINGGI
BADAN
1. Mengambil data tinggi/panjang badan anak yang telah diplot
di grafik WHO
2. Melihat kolom tinggi/panjang badan anak yang sesuai
dengan hasil pengukuran (Lampiran 1)
3. Memilih kolom Berat Badan untuk laki-laki (kiri) atau
perempuan (kanan) sesuai jenis kelamin, mencari berat
badan yang terdekat dengan berat badan anak
4. Melihat bagian atas kolom untuk mengetahui angka Standard
Deviasi (SD) dari angka berat badan tersebut.
5. Menentukan status gizi anak berdasarkan ketentuan dan
memberikan informasi/saran kepada orang tua.
IV. PENGUKURAN LINGKAR KEPALA ANAK (LKA)
1. Melingkarkan alat pengukur pada kepala anak/bayi melewati
dahi, menutupi alis mata, di atas kedua telinga, dan bagian
belakang kepala yang menonjol, kemudian menarik agak
kencang
2. Membaca angka pertemuan dengan angka 0
3. Menanyakan tanggal lahir bayi/anak, hitung umur bayi/anak
4. Mencatat dan memplot hasil pengukuran pada grafik lingkar
kepala menurut umur dan jenis kelamin anak (Lampiran 4)
5. Menginterpretasikan hasil pengukuran lingkar kepala
anak/bayi dan memberikan informasi/ saran kepada orang tua

V. MENENTUKAN STATUS GIZI DENGAN EID


INDEX
1. Memplot hasil penimbangan pada grafik CDC-
NCHS2000 sesuai jenis kelamin dan usia anak
2. Memplot hasil pengukuran tinggi badan (Lampiran 3)
3. Memproyeksikan titik tinggi badan aktual ke persentil
50 tinggi badan pada kurva
4. Memproyeksikan titik persentil 50 tinggi badan ke
grafik berat badan sehingga didapat berat ideal
5. Mencari persentase dari berat badan aktual terhadap
berat badan ideal
6. Menentukan status gizi berdasarkan ketentuan dan
memberikan informasi/saran kepada orang tua.
Note : Ya = mahasiswa melakukan
Tidak = mahasiswa tidak melakukan
Lampiran 1
TABEL BERAT BADAN/TINGGI BADAN (Direktorat Gizi Masyarakat 2002)
Penggunaan Tabel BB/TB (Direktorat Gizi Masyarakat 2002):
o Ukur tinggi/panjang badan, timbang berat badan anak, sesuai cara di atas.

o Lihat kolom tinggi/panjang badan anak yang sesuai dengan hasil pengukuran.

o Pilih kolom berat badan untuk laki-laki (kiri) atau perempuan (kanan) sesuai jenis

kelamin anak, cari angka berat badan tersebut, lihat bagian atas kolom untuk
mengetahui angka Standar Deviasi (SD).

* Interpretasi :
Normal : -2 s/d +2 SD atau Gizi baik
Kurus : < - 2 SD s/d 3 SD atau Gizi kurang
Kurus sekali : < - 3 SD atau Gizi buruk
Gemuk : > +2 SD atau Gizi lebih

* Intervensi :
LihatBukuPedoman Tatalaksana Gizi Buruk, Manajemen Terpadu Balita Sakit
(MTBS)

Contoh :
Seorang anak laki laki dengan panjang 71 cm dan berat badan 6,8 Kg. Pada kolom panjang
badan anak laki laki 71 cm, apabila ditarik garis kurus ke kiri ternyata berat badan 6,8 kg
terletak pada kolom 6.0-6.9 Kg; kolom < -2 SD s/d 3 SD; Interpretasinya anak kurus atau
gizi kurang.
Eid Index adalah perbandingan dari berat badan aktual dengan berat badan ideal dalam
persen. Berat badan ideal dapat diketahui dengan bantuan grafik CDC-NCHS 2000 yaitu
dengan memproyeksikan titik hasil pengukuran tinggi badan ke kurva persentil 50 tinggi
badan, lalu ke kurva persentil 50 berat badan.
Status gizi ditentukan dengan ketentuan eid index dari BB /TB :
> 90 110 % : normal (gizi baik)
> 80 90 % : malnutrisi ringan
> 70 80 % : malnutrisi sedang
< 70 % : malnutrisi berat
>110 120 % : overweight
>120 % :obesitas
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4

Interpretasi:
o Bila ukuran lingkaran kepala anak berada di dalam jalur hijau atau dalam garis putus-
putus (di antara -2 SD dengan +2 SD) maka lingkaran kepala anak normal.
o Bila ukuran lingkaran kepala anak berada di luar jalur hijau di luar garis putus-putus
maka lingkaran kepala anak tidak normal.
o Lingkaran kepala anak tidak normal ada 2 (dua), yaitu makrosefal bila berada diatas
jalur hijau (diatas +2 SD) dan mikrosefal bila berada di bawah jalur hijau (dibawah
-2 SD).
Intervensi:
Bila ditemukan makrosefal maupun mikrosefal segera dirujuk ke rumah sakit.

Catatan
- Jika umur bayi 2 bulan 10 hari, maka umurnya dibulatkan ke bulan di bawahnya ( 2
bulan); jika tepat 2 bulan 15 hari, grafik dibuat ditengah-tengah; jika 2 bulan 16 hari
dibulatkan ke bulan di atasnya ( 3 bulan)
- Jika tinggi badan anak lebih tinggi dari 115 cm maka dalam menentukan status gizi
memakai Eid index yang dicari dari grafik CDC-NCHS 2000
SL.III. GDS. 3
KETERAMPILAN KLINIK
DETEKSI DINI GANGGUAN PERKEMBANGAN
DAN PERILAKU ANAK
Sri Sofyani, Lili Rohmawati, Ika Citra Dewi Tanjung

I. PENDAHULUAN
Mengingat jumlah balita di Indonesia sangat besar yaitu sekitar 10 persen dari
seluruh populasi, maka sebagai calon generasi penerus bangsa, kualitas tumbuh kembang
balita di Indonesia perlu mendapat perhatian serius. Pembinaan tumbuh kembang anak
secara komprehensif dan berkualitas diselenggarakan melalui kegiatan stimulasi, deteksi
dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang yang seharusnya dikerjakan sedini
mungkin dengan menggunakan perangkat instrumen yang tepat dan baik. Kuesioner Pra-
Skrining Perkembangan adalah salah satu perangkat instrumen yang dikembangkan oleh
para ahli lintas sektor terkait yaitu dari Ikatan Dokter Anak Indonesia dan Departemen
Kesehatan yang dapat dipakai dalam melakukan deteksi dini gangguan tumbuh kembang
pada anak berusia 0-6 tahun. Perangkat ini sangat mudah penggunaannya dan merupakan
suatu alat skrining yang efektif dalam menjaring gangguan tumbuh kembang dalam
popolasi besar.
Selain masalah penyimpangan tumbuh kembang anak, mahasiswa juga diharapkan
mampu untuk mendeteksi secara dini masalah autisme, gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktivitas pada anak, agar dapat segera dilakukan tindakan intervensi.

I.1. Deteksi Dini Gangguan Perkembangan dan Perilaku Anak


Deteksi dini penyimpangan perkembangan anak dilakukan di semua tingkat pelayanan.
Adapun pelaksana dan alat yang digunakan adalah sebagai berikut :

Tingkat Pelayanan Pelaksana Alat yang digunakan


Keluarga & masyarakat -orang tua Buku KIA
-kader kesehatan,BKB,TPA
-Petugas pusat PADU - KPSP
terlatih - TDL
-Guru TK terlatih - TDD
Puskesmas -Dokter - KPSP
-Bidan - TDL
-Perawat - TDD
Ada beberapa jenis alat yang diajarkan untuk mendeteksi secara dini adanya gangguan
perilaku pada anak, yaitu :
1. Daftar tilik autisme anak prasekolah (Checklist for Autisme in Toddlers/CHAT) bagi
anak umur 18 bulan sampai 36 bulan.
2. Kuesioner deteksi dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)
bagi anak umur 36 bulan ke atas.

I.2.Skrining/pemeriksaan perkembangan anak menggunakan Kuesioner Pra


Skrining Perkembangan (KPSP)
Tujuan skrining/pemeriksaan perkembangan anak menggunakan KPSP adalah
untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.Jadwal
skrining/pemeriksaan KPSP rutin adalah pada umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42,
48, 54, 60, 66 dan 72 bulan.
Alat/instrumen yang digunakan adalah :
- Formulir KPSP menurut umur. Formulir ini berisi 9 -10 pertanyaantentang kemampuan
perkembangan yang telah dicapai anak. SasaranKPSP anak umur 0-72 bulan.
- Alat bantu pemeriksaan berupa : pensil, kertas, bola sebesar bola tenis,kerincingan, kubus
berukuran sisi 2,5 cm sebanyak 6 buah, kismis/kacangtanah/potongan biskuit kecil
berukuran 0,5 -1 cm.

Cara menggunakan KPSP :


a. Pada waktu pemeriksaan/skrining, anak harus dibawa
b. Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal, bulan, dan tahun anak lahir.
Bila umur anak lebih 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan. Contoh : bayi umur 3
bulan 16 hari, dibulatkan menjadi 4 bulan. Bila umur bayi 3 bulan 15 hari,
dibulatkan menjadi 3 bulan.
c. Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai umur anak.
d. KPSP terdiri dari 2 macam pertanyaan, yaitu :
Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak, contoh : Dapakah bayi
makan kue sendiri ?
Perintah melalui ibu/pengasuh anak atau petugas untuk dilaksanakan oleh
anak seperti yang tertulis pada formulir KPSP. Contoh : Pada posisi bayi
anda telentang, tariklah bayi pada pergelangan tangannya secara perlahan-
lahan ke posisi duduk.
e. Jelaskan kepada orangtua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab, oleh karena
itu pastikan ibu/pengasuh anak mengerti apa yang ditanyakan kepadanya.
f. Tanyakan pertanyaan tersebut secara berturutan, satu persatu. Setiap pertanyaan
hanya 1 jawaban, Ya atau Tidak. Catat jawaban tersebut pada formulir.
g. Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah ibu/pengasuh anak menjawab
pertanyaan terdahulu.
h. Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.

Interpretasi hasil KPSP :


- Hitunglah berapa jumlah jawaban Ya.
Jawaban Ya, bila ibu/pengasuh anak menjawab : anak bisa atau pernah atau
sering atau kadang-kadang melakukan.
Jawaban Tidak, bila ibu/pengasuh anak menjawab : anak belum pernah
melakukan atau tidak pernah atau ibu/pengasuh anak tidak tahu.
- Jumlah jawaban Ya = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahap
perkembangannya (tulis S).
- Jumlah jawaban Ya = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (tulis M).
- Jumlah jawaban Ya = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (tulis P).
- Untuk jawaban Tidak, perlu dirinci jumlah jawaban Tidak menurut jenis
keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian ).

Intervensi
Bila perkembangan anak sesuai umur (S), lakukan tindakan berikut :
- Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya denganbaik
- Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan anak
- Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin, sesuai dengan umur
dan kesiapan anak.
- Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di posyandu secara
teratur sebulan 1 kali dan setiap ada kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB). Jika anak
sudah memasuki pra sekolah (36-72bulan), anak dapat diikutkan pada kegiatan di pusat
Pendidikan Anak Dini Usia (PADU)/ Kelompok bermain dan taman kanak-kanak
- Lakukan pemeriksaan /skrining rutin menggunakan KPSP setiap 3 bulan pada anak
berumur kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan pada anak umur 24 sampai 72 bulan.

Bila perkembangan anak meragukan (M), lakukan tindakan berikut :


- Beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi perkembangan pada anak lebih sering
lagi.
- Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi perkembangan anak untuk mengatasi
penyimpangan/mengejar ketertinggalannya.
- Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari kemungkinan adanya penyakit yang
menyebabkan penyimpangan perkembangannya.
- Lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian dengan menggunakan daftar
KPSP yang sesuai dengan umur anak.
- Jika hasil KPSP ulang, jawaban Ya tetap 7 atau 8 maka kemungkinan ada
penyimpangan.

Bila tahapan perkembangan terjadi penyimpangan (P), lakukan tindakan berikut


Rujukan ke rumah sakit dengan menuliskan jenis dan jumlah penyimpangan
perkembangan (gerak kasar, gerak halus, bicara & bahasa, sosialisasi dan kemandirian).

I.3. Deteksi Dini Autisme Pada Anak Pra Sekolah


Tujuannya adalah untuk mendeteksi secara dini adanya resiko autism spectrum
disorders (ASD) pada anak umur 16 bulan sampai 30 bulan. Deteksi dini autisme pada
anak prasekolah dengan M-CHAT dapat dilakukan pada anak sehat ketika check up di
poliklinik anak sehat atau atas indikasi tertentu atau bila ada keluhan dari ibu/atau ada
keluhan dari ibu/pengasuh atau ada kecurigaan tenaga kesehatan, kader kesehatan, BKB,
petugas PADU, pengelola TPA, dan guru TK. Keluhan tersebut dapat berupa salah satu
atau lebih keadaan di bawah ini:
o Keterlambatan berbicara
o Gangguan komunikasi
o Perilaku yang berulang-ulang
Alat yang digunakan adalah Daftar Tilik Autisme Anak Prasekolah (ModifiedChecklist
for Autisme in Toddlers /M-CHAT). Tujuannya adalah untuk memaksimalkan sensitivity,
artinya untuk mendeteksi sebanyak-banyak mungkin kasus ASD yang ada di masyarakat.
Oleh karena itu ada kemungkinan adanya false positif , artinya tidak semua anak yang
beresiko auisme adalah benar-benar terdiagnosa sebagai ASD.

Cara menggunakan M-CHAT


o Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu perilaku yang
tertulis pada M-CHAT kepada orang tua atau pengasuh anak.
o Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan tugas pada M-CHAT
o Catat jawaban orang tua/pengasuh anak dan kesimpulan hasil pengamatan
kemampuan anak, YA atau TIDAK. Teliti kembali apakah semua pertanyaan
telah dijawab.
Interpretasi :
Intervensi: Jika dijumpai 3(tiga ) jawaban tidak dari keseluruhan pertanyaan atau 2 jawaban
tidak pada pertanyaan critical , anak tersebut adalah berisiko mengalami ASD. Bila anak
berisiko menderita autisme atau kemungkinan ada gangguan perkembangan, rujuk ke
Rumah sakit yang memiliki fasilitas kesehatan jiwa/tumbuh kembang anak.
I.4. Deteksi Dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) Pada
Anak Prasekolah.
Tujuannya adalah untuk mengetahui secara dini adanya Gangguan Pemusatan Perhatian
dan Hiperaktivitas(GPPH) pada anak umur 36 bulan ke atas.
Deteksi dini GPPH dilakukan jika ada indikasi atau bila ada keluhan dari orang
tua/pengasuh anak atau ada kecurigaan tenaga kesehatan, kader kesehatan, BKB,
petugas PADU, pengelola TPA dan guru TK. Keluhan tersebut dapat berupa salah satu
atau lebih keadaan di bawah ini:
o Anak tidak bisa duduk tenang
o Anak begerak tanpa tujuan dan tidak mengenal lelah
o Perubahan suasana hati yang mendadak/impulsif
Alat yang digunakan adalah formulir deteksi dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan
Hiperaktivitas /GPPH yang merupakan terjemahan dari Abbreviated Corners Rating
Scale. Formulir terdiri dari 10 pertanyaan yang ditanyakan pada orang tua/pengasuh
anak/guru TK dan pertanyaan yang perlu pengamatan pemeriksa.
Cara menggunakan formulir deteksi dini GPPH:
- Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu perilaku yang
tertulis pada formulir deteksi dini GPPH. Jelaskan pada orang tua/pengasuh anak
untuk tidak ragu-ragu atau takut menjawab.
- Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan kemampuan anak sesuai
dengan pertanyaan pada formulir deteksi dini GPPH.
- Keadaan yang ditanyakan/diamati pada anak dimanapun anak berada, misal
ketika di rumah, sekolah, pasar, toko dll); setiap saat dan ketika anak dengan
siapa saja.
- Catat jawaban dan hasil pengamatan perilaku anak selama dilakukan
pemeriksaan. Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.
Interpretasi:
Beri nilai pada masing-masing jawaban sesuai dengan bobot nilai berikut ini dan
jumlahkan nilai masing-masing jawaban menjadi nilai total
Nilai 0: jika keadaan tersebut tidak ditemukan pada anak.
Nilai 1: jika keadaan tersebut kadang-kadang ditemukan pada anak.
Nilai 2: jika keadaan tersebut sering ditemukan pada anak.
Nilai 3: jika keadaan tersebut selalu ada pada anak.
Bila nilai total 13 atau lebih, kemungkinananak mengalami GPPH.
Intervensi:
- Anak dengan kemungkinan GPPH perlu dirujuk ke Rumah Sakit yang memiliki
fasilitas kesehatan jiwa/tumbuh kembang anak untuk konsultasi dan
pemeriksaan lebih lanjut.
- Bila nilai total kurang dari 13 tetapi anda ragu-ragu, jadwalkan pemeriksaan
ulang 1 bulan kemudian. Ajukan pertanyaan pada orang-orang terdekat dengan
anak (orang tua, pengasuh, nenek, guru, dsb).

II. TUJUAN KEGIATAN


II.1. TUJUAN UMUM
Setelah selesai melakukan latihan ini mahasiswa mampu meningkatkan keterampilan
dalam memeriksa perkembangan anak dengan cara yang benar dan deteksi dini
gangguan perkembangan dan perilaku anak
II.2. TUJUAN KHUSUS
Mahasiswa mampu :
1. Melakukan pemeriksaan perkembangan anak, khususnya melakukan
pemeriksaan tapis perkembangan dengan Kuesioner Pra-Skrining
Perkembangan (KPSP).
2. Mengetahui Milestones perkembangan anak.
3. Deteksi dini autisme pada anak pra sekolah
4. Deteksi dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) pada
anak prasekolah.

III.RUJUKAN
1. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan DasarDepartemen Kesehatan RI tahun ; 2010
2. M-CHAT-R/F-M-CHAT.ORG. https://www.m-chat.org

IV. PERALATAN DAN BAHAN


1. Formulir KPSP umur 6 bulan
2. Daftar tilik M-CHAT, formulir GPPH
3. Boneka
4. Benang wool merah
5. Pensil
6. Kismis/potongan kue
7. Kerincingan

V. TEKNIK PELAKSANAAN
Semua hasil pemeriksaan dicatat dalam formulir KPSP :
1. Posisikan boneka dalam keadaan telentang (anggap boneka sebagai bayi), kemudian
letakkan wool merah 20 cm di atas mata bayi. Gerakkan wool tersebut dari satu sisi
(kiri) ke sisi yang lain (kanan) 1x gerakan. Amati gerakan kepala bayi.
(Ternyata kepala bayi bergerak mengikuti arah wool)
2. Dudukkan bayi dengan posisi punggung bayi bersandar pada dada pemeriksa,
sambil kedua tangan bayi dipegang oleh pemeriksa. Amati posisi kepala bayi.
(Kepala bayi tegak dan stabil)
3. Sentuhkan pensil di punggung jari atau ujung-ujung jari bayi. Amati apakah bayi
dapat menggenggam pensil tersebut selama beberapa detik.
(Bayi tidak bereaksi untuk menggenggam pensil)
4. Posisikan bayi dalam posisi telungkup. Amati apakah bayi dapat mengangkat dada
dengan kedua lengannya dengan sudut antara leher danalaspemeriksaan mencapai
90 derajat.
(Bayi dapat mengangkat dada dengan kedua lengannya, sudut leher dan alas
mencapai 90 derajat)
5. Tanyakan kepada ibu/pengasuh apakah bayi pernah mengeluarkan suara gembira
bernada tinggi tapi bukan menangis.
(Pernah)
6. Tanyakan kepada ibu/pengasuh apakah bayi pernah berbalik paling sedikit 2x dari
telentang ke telungkup atau sebaliknya.
(Pernah)
7. Tanyakan pada ibu/pengasuh apakah bayi pernah tersenyum ketika melihat mainan
lucu atau gambar ketika bermain sendiri.
(Pernah)
8. Letakkan kismis/potongan biskuit didepan bayi. Amati apakah mata bayi terarah
pada benda tersebut.
(Mata bayi tidak mengarah pada benda)
9. Letakkan kerincingan di depan bayi yang jaraknya masih dalam jangkauan tangan
bayi. Amati apakah bayi berusaha meraih kerincingan tersebut.
(Tidak berusaha menggapai kerincingan)
10. Posisikan bayi kembali telentang. Pegang kedua tangannya lalu tarik perlahan-lahan
ke posisi duduk. Amati apakah bayi dapat mempertahankan lehernya secara kaku.
(Bayi dapat mempertahankan lehernya secara kaku)
Hasil Pemeriksaan : Ya = 7 ; Tidak = 3
Kesimpulan : Perkembangan MERAGUKAN (M)
Aspek yang mengalami keterlambatan : Gerak halus
11. Jelaskan tindak lanjut yang harus dilakukan.
Pemeriksaan KPSP diulang 2 minggu lagi dan dilakukan stimulasi terhadap semua
aspek perkembangan
VI. LEMBAR PENGAMATANPEMERIKSAAN KPSP UNTUK
KELOMPOK UMUR 6 BULAN

LANGKAH/TUGAS PENGAMATAN
Ya Tidak
1. Memposisikan boneka dalam keadaan telentang (anggap boneka
sebagai bayi), kemudian meletakkan wool merah 20 cm di atas
mata bayi. Menggerakkan wool tersebut dari satu sisi (kiri) ke sisi
yang lain (kanan) 1x gerakan. Mengamati gerakan kepala bayi.
2. Mendudukkan bayi dengan posisi punggung bayi bersandar pada
dada pemeriksa, sambil memegang kedua tangan bayi. Mengamati
posisi kepala bayi.
3. Menyentuhkan pensil di punggung jari atau ujung-ujung jari bayi.
Mengamati bayi apakah bayi dapat menggenggam pensil tersebut
selama beberapa detik.
4.Memposisikan bayi dalam posisi telungkup. Mengamati apakah bayi
dapat mengangkat dada dengan kedua lengannya dengan sudut
antara leher dan alas pemeriksaan mencapai 90 derajat.
5. Menanyakan kepada ibu/pengasuh apakah bayi pernah mengeluarkan
suara gembira bernada tinggi tapi bukan menangis.
6. Menanyakan kepada ibu/pengasuh apakah bayi pernah berbalik
paling sedikit 2x dari telentang ke telungkup atau sebaliknya.
7. Menanyakan pada ibu/pengasuh apakah bayi pernah tersenyum ketika
melihat mainan lucu atau gambar ketika bermain sendiri.
8. Meletakkan kismis/potongan biskuit didepan bayi. Mengamati apakah
mata bayi terarah pada benda tersebut.
9. Meletakkan kerincingan di depan bayi yang jaraknya masih dalam
jangkauan tangan bayi. Mengamati apakah bayi berusaha meraih
kerincingan tersebut.
10.Memposisikan bayi kembali telentang. Memegang kedua tangannya
lalu tarik perlahan-lahan ke posisi duduk. Mengamati apakah bayi
dapat mempertahankan lehernya secara kaku.
11. Dokumentasi
Menyatakan jumlah jawaban ya dan rinci jenis keterlambatan.
1. Menyimpulkan perkembangan bayi
2. Menjelaskan tindak lanjut yang akan dilakukan
Note : Ya = mahasiswa melakukan
Tidak= mahasiswa tidak melakukan
LAMPIRAN LEMBARAN KPSP MENURUT UMUR

KPSP UNTUK BAYI UMUR 3 BULAN


1.Pada waktu bayi telentang.apakah masing-masing lengan
dan tungkai bergerak dengan mudah? Jawab TIDAK salah Gerak kasar Ya Tidak
satu atau kedua tungkai atau lengan bayi bergerak tak
terarah/tak terkendali.
2. Pada bayi telentang apakah ia melihat dan menatap wajah Sosialisasi &
anda? kemandirian Ya Tidak
3. Apakah bayi dapat mengeluarkan sura-suara lain (ngoceh) Bicara & Ya Tidak
disamping menangis? bahasa
4. Pada waktu bayi telentang. Apakah ia mengikuti gerakan
anda dengan menggerakkan kepalanya dari kanan/kiri ke
tengah? Gerak halus Ya Tidak

5. Pada waktu bayi telentang. Apakah ia dapat mengikuti


gerakan anda dengan menggerakkan kepalanya dari satu sisi
hampir sampai pada sisi yang lain? Gerak halus Ya Tidak

6. Pada waktu anda mengajak bayi berbicara dan tersenyum, Sosialisasi & Ya Tidak
apakah ia tersenyum kembali kepada anda. kemandirian
7. Pada waktu bayi telungkup di atas yang datar, apakah ia
dapat mengangkat kepalanya seperti pada gambar ini? Gerak kasar Ya Tidak

8. Pada waktu bayi telungkup di atas yang datar, apakah ia


dapat mengangkatkepalanya sehingga membentuk sudut Gerak kasar Ya Tidak
450 seperti pada gambar?

9. Pada waktu bayi telungkup diatas bidang yang datar,


apakah ia dapat menggangkat kepalanya dengan tegak
seperti pada gambar? Gerak kasar Ya Tidak

10. Apakah bayi suka ketawa keras walau tidak digelitik atau Bicara & Ya Tidak
diraba-raba? bahasa
KPSP UNTUK BAYI UMUR 6 BULAN

1. Pada waktu bayi telentang, apakah ia dapat mengikuti gerakan


anda dengan menggerakan kepalanya dengan sepenuhnya dari satu Gerak halus Ya Tidak
sisi ke sisi yang lain?

2. Dapatkah bayi mempertahankan posisi kepala dalam keadaan


tegak dan stabil? Jawab TIDAK bila kepala bayi cenderung jatuh Gerak kasar Ya Tidak
ke kanan/kiri atau ke dadanya.
3.Sentuhkan pensil di punggung tangan atau ujung jari bayi (jangan
meletakkan di atas tangan bayi). Apakah bayi dapat menggenggam Gerak halus Ya Tidak
pensil itu selama beberapa detik?

4.Ketika bayi telungkup di alas datar, apakah ia dapat mengangkat


dada dengan kedua lengannya sebagai penyanggah seperti pada Gerak kasar Ya Tidak
gambar?

5.Pernakah bayi mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau Bicara & Ya Tidak
memekik tetapi bukan menangis? bahasa
6.Pernakah bayi berbalik paling sedikit dua kali, dari telentang ke Gerak kasar Ya Tidak
telungkup atau sebaliknya?
7.Pernakah anda melihat bayi tersenyum ketika melihat mainan yang Sosialisasi Ya Tidak
lucu, gambar atau binatang peliharaan pada saat ia bermain sendiri? &kemandiria
n
8.Dapatkah bayi mengarahkan matanya pada benda kecil sebesar
kacang, kismis atau uang logam? Jawab TIDAK jika ia tidak dapat Gerak halus Ya Tidak
mengarahkan matanya.
9.Dapatkah bayi meraih mainan yang di letakkan agak jauh namun Gerak halus Ya Tidak
masih berada dalam jangkauan tangannya?
10. Pada posisi bayi telentang, pegang kedua tangannya lalu trik
perlahan-lahan ke posisi duduk. Dapatkah bayi mempertahankan
lehernya secara kaku seperti gambar di sebelahkiri? Jawab TIDAK Gerak kasar Ya Tidak
bila kepala bayi jatuh seperti gambar sebelah kanan.
KPSP UNTUK BAYI UMUR 9 BULAN
1. Pada posisi bayi telentang, pegang kedua tangannya lalu tarik
perlahan-lahan ke posisi duduk. Dapatkah bayi mmpertahankan
lehernya secara kaku seperti gambar di sebelah kiri? Jawab
TIDAK bila kepala bayi jatuh kembali seperti gambar sebelah Gerak kasar Ya Tidak
kanan.

2. Pernakah anda melihat bayi memindahkan mainan atau kue


kering dari satu tangan ke tangan yang lain? Benda-benda Gerak halus Ya Tidak
panjang seperti sendok atau kerincingan bertangkai tidak ikut
dinilai.
3. Tarik perhatian bayi dengan memperlihatkan selendang, sapu
tangan atau serbet, kemudian jatuhkan ke lantai. Apakah bayi Gerak halus Ya Tidak
mencoba mencarinya? Misalnya mencari di bawah meja atau di
belakang kursi?
4. Apakah bayi dapat memungut dua benda seperti mainan/kue
kering, dan masing-masing tangan memegang benda pada saat Gerak halus Ya Tidak
yang sama? Jawab TIDAK bila bayi tidak pernah melakukan
perbuatan ini.
5. Jika anda mengangkat bayi dengan ketiaknya ke posisi berdiri,
dapatkah ia menyanggah sebagian berat badan dengan kedua Gerak kasar Ya Tidak
kakinya? Jawab YA bila ia mencoba berdiri dan sebagian berat
badan tertumpuh pada kedua kakinya.
6. Dapatkah bayi memungut dengan tangannya benda-benda
kecil seperti kismis, kacang-kacangan, potongan biskuit, dengan Gerak halus Ya Tidak
gerakan miring atau menggerapai seperti gambar?

7. Tanpa disanggah oleh bantal, kursi atau dinding, dapatkah


bayi duduk sendiri selama 60 detik? Gerak kasar Ya Tidak

8. Apakah bayi dapat makan kue kering sendiri? Sosialisasi & Ya Tidak
kemandirian
9. Pada waktu bayi bermain sendiri dan anda diam-diam datang
berdiri di belakangnya, apakah ia menengok ke belakang seperti Bicara & Ya Tidak
mendengar kedatangan anda? Suara keras tidak ikut dihitung. bahasa
Jawab YA hanya jika anda melihat reaksinya terhadap suara
yang perlahan atau bisikan.

10. Letakkan suatu mainan yang diinginkannya di luar jangkauan Sosialisasi &
bayi, apakah ia mencoba mendapatkannya dengan mengulurkan kemandirian Ya Tidak
lengan atau badannya?

KPSP UNTUK ANAK UMUR 12 BULAN


1. Jika anda bersembunyi di belakang sesuatu/di pojok, kemudian
dan muncul dan menghilang secara berulang-ulang di hadapan Sosialisasi & Ya Tidak
anak, apakah ia mencari anda atau mengharapkan anda muncul kemandirian
kembali?
2. Letakkan pensil di telapak tangan bayi. Coba ambil pensil
tersebut dengan perlahan-lahan. Sulitkah nada mendapatkan Gerak halus Ya Tidak
pensil itu kembali?
3. Apakah anak dapat berdiri selama 30 detik atau lebih dengan
berpegangan pada kursih/meja? Gerak kasar Ya Tidak
4. Apakah anak dapat mengatakan 2 suku kata yang sama, Bicara &
misalnya: ma-ma, da-da atau pa-pa. Jawab YA bila ia bahasa Ya Tidak
mengeluarkan salah satu suara tadi.
5. Apakah anak dapat mengangkat badannya ke posisi berdiri Gerak kasar Ya Tidak
tanpa bantuan anda?
6. Apakah anak dapat membedakan anda dengan orang yang Sosialisasi &
belum ia kenal? Ia akan menunjukkan sikap malu-malu atau kemandirian Ya Tidak
ragu-ragu pada saat permulaan bertemu orang yang belum
dikenalnya?
7. Apakah anak dapat menggambil benda kecil seperti kacang
atau kismis, dengan meremas di antara ibu jari dan jarinya Gerak halus Ya Tidak
seperti pada gambar?
8. Apakah anak dapat duduk sendiri tanpa batuan? Gerak kasar Ya Tidak
9. Sebut 2-3 kata yang dapat ditiru oleh anak (tidak perlu kata-kata Bicara & Ya Tidak
yang lengkap). Apakah ia mencoba meniru menyebutkan kata- bahasa
kata tadi?
10. Tanpa bantuan, apakah anak dapat mempertemukan dua kubus
kecil yang ia pegang? Kerincingan bertangkai dan tutup panci Gerak halus Ya Tidak
tidak ikut di nilai.
KPSP UNTUK ANAK UMUR 15 BULAN
1. Tanpa bantuan, apakah anak dapat mempertemukan dua kubus Gerak halus Ya Tidak
kecil yang ia pegang? Kerincingan bertangkai dan tutup panci
tidak ikut di nilai.
2. Apakah anak dapat jalan sendiri atau jalan dengan Gerak kasar Ya Tidak
berpegangan?
3. Tanpa bantuan, dapatkah anak bertepuk tangan atau melambai- Sosialisasi & Ya Tidak
lambai? Jawab TIDAK bila ia membutuhkan bantuan. kemandirian
4. Apakah anak dapat mengatakan papa ketika ia Bicara & Ya Tidak
memanggil/melihat ayahnya, atau mengatakan mama jika bahasa
melihat ibunya? Jawab YA bila anak mengatakan salah satu
diantaranya.
5. Dapatkah anak berdiri sendiri tanpa berpegangan selama kira- Gerak kasar Ya Tidak
kira 5 detik?
6. Dapatkah anak berdiri sendiri tanpa berpegangan selama 30 Gerak kasar Ya Tidak
detik atau lebih?
7. Tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, apakah anak dapat
membungkuk untuk memungut mainan di lantai dan kemudian Gerak kasar Ya Tidak
berdiri kembali?
8. Apakah anak dapat menunjukan apa yang diinginkannya tanpa Sosialisasi & Ya Tidak
menangis atau merengek? Jawab YA bila ia menunjuk, menarik kemandirian
atau mengeluarkan suara yang menyenangkan.
9. Apakah anak dapat berjalan sepanjang ruangan tanpa jatuh atau Gerak kasar Ya Tidak
terhuyung-huyung?
10. Apakah anak dapat mengambil benda kecil seperti kacang,
kismis, atau potongan biscuit dengan menggunakan ibu Gerak halus Ya Tidak
jari dan jari telunjuk seperti pada gambar

KPSP PADA ANAK UMUR 18 BULAN


1. Tanpa bantuan, apakah anak dapat bertepuk tangan atau Sosialisasi & Ya Tidak
melambai-lambai? Jawab TIDAK bila ia membutuhkan kemandirian
bantuan.
2. Apakah anak dapat mengatakan papa ketika ia Bicara & Ya Tidak
memanggil/melihat ayahnya, atau mengatakan mama jika bahasa
memanggil/melihat ibunya? Jawab YA bila anak mengatakan
salah satu diantaranya.

3. Apakah anak dapat berdiri sendiri tanpa berpegangan selama Gerak kasar Ya Tidak
kira-kira 5 detik?
4. Apakah anak dapat tanpa berpegangan selama 30 detik atau Gerak kasar Ya Tidak
lebih?
5. Tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, apakah anak dapat Gerak kasar Ya Tidak
membungkuk untuk memungut mainan di lantai dan kemudian
berdiri kembali?
6. Apakah anak dapat menunjukan apa yang diinginkannya tanpa Sosialisasi & Ya Tidak
menangis atau merengek ? Jawab YA bila ia menunjuk, menarik kemandirian
atau mengeluarkan suara yang menyenangkan.
7. Apakah anak dapat berjalan di sepanjang ruangan tanpa jatuh Gerak kasar Ya Tidak
atau terhuyung-huyung?
8. Apakah anak-anak dapat mengambil benda kecil seperti kacang,
kismis, atau potongan biskuit dengan menggunakan ibu jari Gerak halus Ya Tidak
danjari telunjuk seperti pada gambar?

9. Jika anda menggelindingkan bola ke anak, apakah ia Gerak halus,


menggelindingkan/melemparkan kembali bola pada anda? Sosialisasi & Ya Tidak
kemandirian
10. Apakah anak dapat memegang sendiri cangkir/gelas dan Sosialisasi &
minum dari tempat tersebut tanpa tumpah? kemandirian Ya Tidak

KPSP PADA ANAK UMUR 21 BULAN


1. Tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, apakah anak dapat Gerak kasar Ya Tidak
membungkuk untuk memungut mainan di lantai dan kemudian
berdiri kembali?
2. Apakah anak dapat menunjukkan apa yang diinginkannya Sosialisasi & Ya Tidak
tanpa menangi atau merengek? Jawab YA bila ia menunjukkan, kemandirian
menarik atau mengeluarkan suara yang menyenangkan.
3. Apakah anak dapat berjalan di sepanjang ruangan tanpa jatuh Gerak kasar Ya Tidak
atau terhuyung-huyung?
4. Apakah anak dapat mengambil benda seperti kacang, kismis, Gerak halus Ya Tidak
atau potongan biskuit dengan menggunakan ibu jari dan jari
telunjuk seperti pada gambar?
5. Jika anda menggelindingkan bola ke anak, apakah ia Gerak halus Ya Tidak
menggelindingkan/melempar kembali bola pada anda?
6. Apakah anak dapat memegang sendiri cangkir/gelas dan minum Sosialisasi Ya Tidak
dari tempat tersebut tanpa tumpah? &kemandirian
7. Jika anda sedang melakukan pekerjaan rumah tangga, apakah Sosialisasi & Ya Tidak
anak meniru apa yang anda lakukan? kemandirian
8. Apakah anak dapat meletakkan satu kubus di atas kubus yang Gerak halus Ya Tidak
lain tanpa menjatuhkan kubus itu? Kubus yang di gunakan
ukuran 2.5 5.0 cm.
9. Apakah anak dapat mengucapkan paling sedikit 3 kata yang Bicara & Ya Tidak
mempuinyai arti selain papa dan mama? bahasa
10. Apakah anak dapat berjalan mundur 5 langkah atau lebih Gerak kasar Ya Tidak
tanpa kehilangan keseimbangan? (anda mungkin dapat
melihatnya ketika anak menarik mainanya).

KPSP PADA ANAK UMUR 24 BULAN


1. Jika anda sedang melakukan pekerjaan rumah tangga, apakah Sosialisasi & Ya Tidak
anak meniru apa yang anda lakukan ? kemandirian
2. Apakah anda dapat meletakkan 1 buah kubus diatas kubus Gerak halus Ya Tidak
yang lain tanpa menjatuhkan kubus itu ? Kubus yang
digunakan ukuran 2.5 5 cm.
3. Apakah anak dapat mengucapkan paling sedikit 3 kata yang Bicara & Ya Tidak
mempunyai arti selain Papa dan Mama bahasa
4. Apakah anak dapat berjalan mundur 5 langkah atau lebih tanpa
kehilangan keseimbangan? Gerak kasar Ya Tidak
(Apakah mungkin dapat melihatnya ketika anak menarik
mainannya)
5. Daptkah anak melepas pakaiannya sperti: baju, rok, atau Gerak halus,
celananya? (topi dan kaos kaki tidak ikut dinilai) Sosialisasi & Ya Tidak
kemandirian
6. Dapatkah anak berjalam naik tangga sendiri ? Jawab YA jika
ia naik tangga dengan posisi tegak atau berpegangan pada Gerak kasar Ya Tidak
dinding atau pegangan tangga. Jawab TIDAK jika ia naik
tangga dengan merangkak atau anda tidak membolehkan anak
naik tangga atau anak harus berpegangan pada seseorang.
7. Tanpa bimbingan, petunjuk atau bantuan anda, dapatkah anak Bicara & Ya Tidak
menunjuk dengan benar paling sedikit satu bagian badannya bahasa
(rambut, mata, hidung, mulut, atau bagian yang lain) ?
8. Dapatkah anak makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah Sosialisasi & Ya Tidak
kemandirian
9. Dapatkah anak membantu memungut mainannya sendiri atau Bicara & Ya Tidak
membantu mengangkat piring jika diminta ? bahasa
10. Dapatkah anak menendang bola kecil (sebesar bola tennis) ke
depan tanpa berpegangan pada apapun ? Mendorong tidak ikut Gerak kasar Ya Tidak
dinilai.

KPSP ANAK UMUR 30 BULAN


1. Dapatkah anak melepas pakainnya seperti: baju, rok, atau Sosialisasi & Ya Tidak
celananya? (topi dan kaos kaki tidak ikut di nilai). kemandirian
2. Dapatkah anak berjalan naik tangga sendiri? Jawab YA jika ia
naik tangga dengan posisi tegak atau berpegangan pada Gerak kasar Ya Tidak
dinding atau pegang tangga. Jawab TIDAK jika ia naik tangga
dengan merangkak atau anak harus berpegangan pada
seseorang.
3. Tanpa bimbingan, petunjuk atau bantuan anda, dapatkah anak Bicara & Ya Tidak
menunjukkan dengan benar paling sedikit satu bagian bahasa
badannya (rambut, mata, hidung, mulut, atau bagian badan
yang lain)?
4. Dapatkah anak makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah? Sosialisasi & Ya Tidak
kemandirian
5. Dapatkah anak dapat membantu memungut mainannya sendiri Bicara & Ya Tidak
atau membantu mengangkat piring jika diminta? bahasa
6. Dapatkah anak menendang bola kecil(sebesar bola tennis) ke Gerak kasar Ya Tidak
depan tanpa berpegangan pada apa pun? Mendorong tidak ikut
dinilai.
7. Bila diberi pensil,apakah anak mencoret-coret kertas tanpa Gerak halus Ya Tidak
bantuan/petunjuk?
8. Dapatkah anak meletakkan 4 buah kubus satu persatu di atas Gerak halus Ya Tidak
kubus yang lain tanpa menjatuhkan kubus itu? Kubus yang di
gunakan ukuran 2.5 5 cm.
9. Dapatkah anak munggunakan 2 kata pada saat berbicara Bicara & Ya Tidak
seperti minta minum, mau tidur? bahasa
10. Apakah anak dapat menyebut 2 diantara gambar-gambar ini
tanpa bantuan? Bicara & Ya Tidak
(Menyebut dengan suara binatang tidak ikut dinilai) bahasa
KPSP ANAK UMUR 36 BULAN
1. Bila diberi pensil, apakah anak mencoret-coret kertas tanpa Gerak halus Ya Tidak
bantuan/petunjuk?
2. Dapatkah anak meletakkan 4 buah kubus satu persatu diatas
kubus yang lain tanpa menjatuhkan kubus itu? Gerak halus Ya Tidak
Kubus yang digunakan ukuran 2.5 5 cm.
3. Dapatkah anak menggunakan 2 kata pada saat berbicara seperti
minta minum, mau tidur? Bicara & Ya Tidak
Terima kasih: dan Dadag tidak ikut dinilai. bahasa
4. Apakah anak dapat menyebut 2 diantara gambar gambar ini
tanpa bantuan ? Bicara & Ya Tidak
bahasa
(Menyebut dengan suara binatang tidak ikut dinilai)
5. Dapatkah anak melempar bola lurus kea rah perut atau dada Gerak kasar Ya Tidak
anda dari jarak 1,5 meter ?
6. Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi isyarat
dengan telunjuk atau mata pada saat memberi kan perintah Bicara & Ya Tidak
berikut ini : bahasa
Letakkan kertas ini dilantai
Letakkan kertas ini di kursi
Berikan kertas ini kepada ibu.
7. Buat garis lurus ke bawah spanjang sekurang-kurangnya 2.5
cm. suruh anak menggambar garis lain di samping garis ini.
Jawab YA bila ia menggambar garis seperti ini ;
Gerak halus Ya Tidak

Jawab TIDAK bila ia menggambar garis seperti ini ;

8. Letakkan selembar kertas seukuran buku ini dilantai. Apakah Gerak kasar Ya Tidak
anak dapat melompati bagian lebar kertas dengan mengangkat
kedua kakinya secara bersamaan tanpa didahului lari ?
9. Dapatkah anak mengenakan sepatunya sendiri ? Sosialisasi & Ya Tidak
kemandirian
10. Dapatkah anak mengayuh sepeda roda tiga sejauh sedikitnya 3 Gerak kasar Ya Tidak
meter?

KPSP PADA ANAK UMUR 42 BULAN


1. Dapatkah anak mengenakan sepatunya sendiri? Sosialisasi &
kemandirian Ya Tidak
2. Dapatkah anak mengayuh sepeda roda tiga sejauh sedikitnya 3 Gerak kasar Ya Tidak
meter?
3. Setelah makan, apakah anak mencuci dan mengeringkan Sosialisasi & Ya Tidak
tangannya dengan baik sehingga anda tidak perlu kemandirian
mengulanginya?
4. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu
tunjukkan caranya dan beri anak anda kesempatan Gerak kasar Ya Tidak
melakukannya 3 kali.
Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam waktu 2
detik atau lebih?
5. Letakan selembar kertas seukuran buku ini di lantai. Apakah
anak dapat melompati panjang kertas ini dengan mengangkat Gerak kasar Ya Tidak
kedua kakinya secara bersamaan tanpa didahului lari?
6. Jangan membantu anak dan jangan menyebut lingkaran. Suruh
anak menggambar seperti contoh ini di atas kertas kosong yang
tersedia. Dapatkah anak menggambar lingkaran?
Gerak halus Ya Tidak

Jawab : TIDAK
7. Dapatkah anak meletakan 8 buah kubus satu persatu di atas
yang lain tanpa menjatuhkan kubus tersebut? Gerak halus Ya Tidak
Kubus yang di gunakan ukuran 2.5 5 cm.
8. Apakah anak dapat bermain petak umpet, ular naga atau Sosialisasi &
permain lain dimana ia ikut bermain dan mengikuti aturan kemandirian Ya Tidak
bermain?
9. Dapatkah anak mengenakan celana panjang, kemeja, baju atau Sosialisasi &
kaos kaki tanpa dibantu? (Tidak termasuk memasang kancing, kemandirian Ya Tidak
gesper atau ikat pinggang)
KPSP PADA ANAK UMUR 48 BULAN
1. Dapatkah anak mengayuh speda roda tiga sejauh sedikitnya 3
meter Gerak kasar Ya Tidak
2. Setelah makan, apakah anak mencuci dan mengeringkan Sosialisasi &
tangannya dengan baik sehingga anda tidak perlu kemandirian Ya Tidak
mengulanginya ?
3. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perl
tunjukkan caranya dan beri anak anda kesempatan melakukan 3 Gerak kasar Ya Tidak
kali.
Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam waktu 2 detik
atau lebih.
4. Letakkan selembar kertas seukuran buku ini dilantai. Apakah
anak dapat melompati panjang kertas ini dengan mengangkat Gerak kasar Ya Tidak
kedua kakinya secara bersamaan tanpa didahului lari ?
5. Jangan membantu anak dan jangan menyebut lingkaran. Suruh
anak menggambar seperti contoh ini di kertas kosong yang Gerak halus Ya Tidak
tersedia. Apakah anak dapat menggambar lingkaran ?

Jawab : TIDAK
6. Dapatkah Anak meletakan 8 buah kubus atau persatu di atas
yang lain tanpa menjatuhkan kubus tersebut? Gerak halus Ya Tidak
Kubus yang di gunakan ukuran 2.5-5 cm.
7. Apakah anak dapat bermain petak umpet, ular naga atau Sosialisasi &
permainnan lain dimana ia dapat ikut bermain dan mengikuti kemandirian Ya Tidak
aturan bermain?
8. Dapatkah anak mengenakan celana panjang, kemeja, baju atau Sosialisasi &
kaos kaki tanpa dibantu? (Tidak termasuk memasang kancing, kemandirian Ya Tidak
gesper atau ikat pinggang).
9. Dapatkah anak menyebutkan nama lengkapnya tanpa dibBantu? Bicara &
Jawab TIDAK jika ia dapat menyebut sebagian namanya atau bahasa Ya Tidak
ucapanya sulit di mengerti.
KPSP PADA ANAK UMUR 54 BULAN
1. Dapatkah anak meletakan 8 buah kubus atau satu persatu di atas Gerak halus Ya Tidak
yang lain tanpa menjatuhkan kubus tersebut?
Kubus yang di gunakan ukuran 2.5 5 cm.
2. Apakah anak dapat bermain petak umpet, ular naga atau Sosilisasi & Ya Tidak
permainan lain dimana ia ikut bermain dan mengikuti aturan kemandirian
bermain?
3. Dapat anak mengenakan celana panjang, kemeja, baju atau kaos Sosilisasi & Ya Tidak
kaki tanpa dibantu? (Tidak termasuk memasang kancing, gesper kemandirian
atau ikat pinggang)
4. Dapatkah anak menyebutkan nama lengkapnya tanpa dibantu? Bicara & Ya Tidak
Jawab TIDAK jika menyebut sebagian namanya atau ucapanya bahasa
sulit di mengerti.
5. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban anak.jangan
membantu kecuali mengulangi pertanyaan.
Apakah kamu lakukan jika kamu kedinginan?
Apakah yang kamu lakukan jika kamu lapar?
Apakah yang kamu lakukan jika kamu lelah? Bicara & Ya Tidak
Jawab YA bila anak menjawab 3 pertanyaan tadi dengan benar, bahasa
bukan dengan gerakan atau isayarat.
Jika kedinginan, jawaban yang benar adalah menggigil,
pakai mantel atau masuk kedalam rumah.
Jika lapar, jawaban yang benar adalah makan
Jika lelah, jawaban yang benar adalah mengantuk,
tidur,berbaring/ tidur tiduran, istirahat atau diam
sejenak
6. Apakah anak dapat menggancingkan bajunya bajunya atau Sossilisasi Ya Tidak
boneka? &kemandiria
n
7. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu
tunjukan caranya dan beri anak anda kesempatan melakukannya Gerak kasar Ya Tidak
3 kali. Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam
waktu 6 detik atau lebih?
8. Jangan mengoreksi/membantu anak. Jangan menyebut kata
lebih panjang.
Perlihatkan gambar penggaris ini pada anak. Gerak halus Ya Tidak
Tanyakan: Mana garis yang lebih panjang?
Minta anak menunjuk garis yang lebih panjang.
Setelah anak menunjuk putar lembar ini dan ulangi pertanyaan
tersebut.
Setelah anak menunjuk garis yang lebih panjang sebanyak 3
kali dengan benar?
9. Jangan membantu anak dan jangan memberitahu nama gambar
ini, suruh anak menggambar seperti contoh ini di kertas kosong Gerak halus Ya Tidak
yang tersedia. Berikan 3 kali kesempatan.Apakah anak dapat
menggambar seperti contoh ini?

10. Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi isyarat


dengan telunjuk atau mata pada saat memberikan perintah
berikut ini: Bicara & Ya Tidak
Letakkan kertas ini diatas lantai. bahasa
Letakkan kertas ini dibawah kursi.
Letakkan kertas ini diatas di depan kamu
Letakkan keertas ini di belakang kamu.
Jawab YA hanya jika anak mengerti arti di atas,di bawah,di
depandandi belakang.

KPSP PADA ANAK UMUR 60 BULAN


1. Isi titik-titik di bawah ini dengan jawaban anak. Jangan
membantu kecuali mengulangi pertanyaan.
Apa yang kamu lakukan jika kamu kedinginan?.
Apa yang kamu lakukan jika kamu lapar?... Bicara & Ya Tidak
Apa yang kamu lakukan jika kamu lelah?......................... bahasa
Jawab YA jika anak menjawab ke 3 pertanyaan tadi dengan
benar, bukan dengan menggunakan isyarat.
Jika kedingingan,jawaban yang benar adalah
menggigil,pakai mantel atau masuk kedalam rumah.
Jika lapar, jawaban yang benar adalahmakan
Jika lelah,jawaban yang benar adalah mengantuk,
tidur,berbaring/tidur-tiduran,istirahat atau diam
sejenak.

2. Apakah anak dapat mengancingkan bajunya atau pakain Sosialisasi


boneka? &kemandiria Ya Tidak
n
3. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu
tunjukan caranya dan beri anak anda kesempatan melakukannya Gerak kasar Ya Tidak
3 kali. Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam
waktu 6 detik atau lebih?
4. jangan mengoreksi/membantu anak. Jangan menyebut kata
lebih panjang.
Perhatikan gambar kedua garis pada anak. Tanyatakan :mana Gerak halus Ya Tidak
garis yang lebih panjang?
Minta anak menunjukan garis yang lebih panjang.
Setelah anak menunjuk, putar lembar ini dan ulangi pertanyaan
tersebut.
Apakah anak dapat menunjukan garis yang lebih panjang
sebayak 3 kali dengan benar?
5. Jangan membantu anak dan jangan memberitahu nama gambar
ini, suruh anak menggambar seperti contoh ini di kertas kosong Gerak halus Ya Tidak
yang tersedia.Berikan 3 kali kesempatan.
Apakah anak dapat menggambar dengan contoh ini?

6. Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi isyarat


dengan telunjuk atau mata pada saat memberikan perintah Bicara & Ya Tidak
berikut ini: bahasa
Letakkan kertas ini di atas lantai
Letakkan kertas ini di bawah kursi
Letakkan kertas ini di depan kamu
Letakkan kertas ini di belakang kamu.
Jawab YA hanya jika anak mengerti arti di bawah , di
depan dan di belakang.
7. Apakah anak beriaksi dengan tenang dan tidak rewel (tanpa Sosialisasi
menangis atau menggelayut pada anda) pada saat anda kemandirian Ya Tidak
meninggalkannya?
Bicara & Ya Tidak
8. Jangan menunjuk, membantu atau membetulkan, katakan pada bahasa
anak :
Tunjukkan segi empat merah
Tunjukan segi empat kuning
Tunjukan segi empat biru
Tunjukan segi empat hijau
Dapatkah anak menunjuk keempat warna itu dengan benar?
9. Suruh anak melompat dengan satu kaki beberapa kali tanpa
berpegangan (lompat dengan kedua kaki tidak ikut dinilai). Gerak kasar Ya Tidak
Apakah ia dapat melompat 2-3 kali dengan satu kaki?
10. Dapatkah anak sepenuhnya berpakaian sendiri tanpa bantuan? Sosialisasi
kemandirian Ya Tidak

KPSP PADA ANAK UMUR 66 BULAN


1. Jangan membantu anak dan jangan memberitau nama gambar
ini, suruh anak menggambar seperti contoh ini di kertas kosong
yang tersedia. Berikan 3 kali kesempatan. Gerak halus Ya Tidak
Apakah anak dapat menggambar seperti contoh ini?

2. Ikuti perintah ini dengan seksama.Jangan memberi isyarat


dengan telunjuk atau mata pada saat memberikan perintah
berikut ini: Bicara & Ya Tidak
Letakkan kertas ini di atas lantai bahasa
Letakkan kertas ini di bawah kursih
Letakan kertas ini di depan kamu
Letakkan kertas ini di belakang kamu.
Jawab YA hanya jika anak mengerti arti di atas, di
bawah,di depan dan di belakang.
3. Apakah anak bereaksi dengan tenang dan tidak rewel (tanpa Sosialisasi Ya Tidak
menangis atau mengelanyut pada anda) pada saat anda kemandirian
meninggalkannya?
4. Jangan menunjuk, membantu atau membetulkan, katakan pada
anak: Bicara & Ya Tidak
Tunjukkan segi empat merah bahasa
Tunjukkan segi empat kuning
Tunjukkan segi empat biru
Tunjukkan segi empat hijau
Dapatkah anak menunjuk keempat warna itu dengan benar?
5. Suruh anak melompat dengan satu kaki beberapa kali tanpa
berpegangan (lompatan dengan dua kaki tidak ikut di nilai). Gerak kasar Ya Tidak
Apakah ia dapat melompat 2-3 kali dengan satu kaki?
6. Dapatkah anak sepenuhnya berpakain sendiri tanpa bantuan? Sosialisasi Ya Tidak
kemandirian
7. Suruh anak anak menggambar di tempat kosong yang tersedia.
Katakana padanya: Buatlah gambar orang. Jangan memberi
perintah lebih dari itu. Jangan bertanya/mengingatkan anak bila Gerak halus Ya Tidak
ada bagian yang belum tergambar. Dalam memberi nilai,
hitunglah beberapa bagian tubuh yang tergambar. Untuk bagian
tubuh yang berpasangan sepereti mata, telinga, lengan dan kaki,
setiap pasangan dinilai satu bagian. Dapatkah anak menggambar
sedikitnya 3 bagian tubuh?
8. Pada gambar orang yang dibuat pada nomor 7, dapatkah anak Gerak halus Ya Tidak
menggambar sedikitnya 6 bagian tubuh?
9. Tulis apa yang dikatakan anak pada kalimat-kalimat yang belum
selesai ini, jangan membantu kecuali mengulang pertanyaan:
Jika kuda besar maka tikus. Bicara & Ya Tidak
Jika api panas maka es bahasa
Jika ibu seorang wanita maka ayah seorang..
Apakah anak menjawab dengan benar (tikus kecil, es dingin,
ayah seorang pria)?.
10. Apakah anak dapat menangkap bola kecil ssebesar bola Gerak kasar Ya Tidak
tennis/bola kasti hanya denganmenggunakan kedua tanganya?
(Bola besar tidak ikut dinilai).

KPSP PADA ANAK UMUR 72 BULAN


1. Jangan menunjuk, membantu atau membetulkan, katakan pada
anak: Bicara & Ya Tidak
Tunjukkan segi empat merah bahasa
Tunjukkan segi empat kuning
Tunjukkan segi empat biru
Tunjukkan segi empat hijau
Dapatkah anak menunjukan keempat warna itu dengan benar?
2. Suruh anak melompat dengan satu kaki beberapa kali tanpa Gerak kasar Ya Tidak
berpegangan (Lompat dengan dua kaki tidak ikut
dinilai).Apakah ia dapat 2-3 kali dengan satu kaki
3. Dapatkah anak sepenuhnya berpakaian sendiri tanpa bantuan? Sosialisasi Ya Tidak
kemndirian
4. Suruh anak menggambar di tempat kosong yang tersedia.
Katakan padanya:Buatlah gambar orang.
Jangan memberi perintah lebih dari itu. Jangan Gerak halus Ya Tidak
bertanya/mengingatkan anak bila ada bagian yang belum
tergambar.Dalam memberi nilai, hitunglah beberapa bagian
tubuh yang tergambar. Untuk bagian tubuh yang berpasangan
seperti mata, telinga, lengan dan kaki, setiap pasang nilai satu
bagian. Dapatkah anak menggambar sedikitnya 3 bagian tubuh?
5. Pada gambar orang yang dibuat pada no 4, dapatkah anak Gerak halus Ya Tidak
menggambar sedikitnya 6 bagian tubuh?
6. Tulis apa yang dikatakan anak pada kalimat-kalimat yang
belum selesai ini, jangan membantu kecuali mengulang
pertanyaan: Sosialisasi Ya Tidak
Jika kuda besar maka tikus. kemandirian
Jika panas maka es.
Jika ibu seorang wanita maka ayah seorang...
Apakah anak menjawab dengan benar (tikus kecil, es dingin,
ayah seorang pria) ?.
7. Apakah anak dapat menangkap bola kecil sebesar bola Gerak kasar Ya Tidak
tennis/bola kasti hanya dengan menggunakan kedua tangannya?
(Bola besar tidak ikut dinilai)
8. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. JIka perlu
tunjukan caranya dan beri anak anda kesempatan melakukannya Gerak kasar Ya Tidak
3 kali. Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam
waktu 11 detik atau lebih?
9. Jangan membantu anak dan jangan memberitau nama gambar
ini, suruh anak menggambar seperti contoh ini di kertas kosong Gerak halus Ya Tidak
yang tersedia. Berikan 3 kali kesempatan.
Apakah anak dapat menggambar seperti contoh ini?
10. Isi titik-titik di bawah ini dengan jawaban anak. Bicara & Ya Tidak
Janganmembantu kecuali mengulangi pertanyaan sampai 3 kali bahasa
bila anak menanyakannya.
Sendok di buat dari apa?.
Sepatu dibuat dari apa?..
Pintu dibuat dari apa?
Apakah anak dapat menjawab ke 3 pertanyaan di atas dengan
benar?
Sendok dibuat dari besi, baja, plastic, kayu.
Sepatu dibuat dari kulit, karet, kain, plastic, kayu.
Pintu dibuat dari kayu, besi, kaca.

LATIHAN 2 ( Bermain peran untuk mengisi formulir deteksi dini GPPH)


Mahasiswa diminta untuk menyiapkan formulir deteksi dini GPPH
Mahasiswa 1 : sebagai dokter
Mahasiswa 2 : sebagai ibu pasien

Mahasiswa 1 (dokter) menanyakan pada ibu pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada


formulir GPPH
Jawaban ibu :
1. Tidak :0 6. Tidak :0
2. Kadang-kadang :1 7. Tidak :0
3. Sering :2 8. Tidak :0
4. Selalu :3 9. Tidak : 0
5. Tidak :0 10. Tidak :0

Mahasiswa lain diminta mengisi formulir GPPH dan membuat interpretasi


Jawaban : Skor Total = 6 (Tidak ada kemungkinan GPPH, karena total skor<13)

LATIHAN 3 (Bermain peran untuk mengisi daftar tilik deteksi dini autis modifikasi
(M-CHAT))
Mahasiswa diminta menyiapkan daftar tilik deteksi dini autis modifikasi (M-CHAT)
Mahasiswa : sebagai dokter
Instruktur : sebagai ibu pasien

Mahasiswa menanyakan kepada ibu (instruktur) pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada


daftar tilik (Beberapajawaban ibu : tidak termasuk no. 6 dan nomor 10 juga dijawab
tidak)
Ketika mahasiswa/dokter (seolah-olah) mengamati pasien, sampaikan pada mahasiswa lain
bahwa hasilnya :

- Dia tidak menatap ketika diperiksa.


- Dia tidak melihat benda yang ditunjuk oleh mahasiswa (dokter).
- Dia tidak dapat melaksanakan perintah ketika diminta untuk mengambil
secangkir air.
- Dia tidak dapat menunjukkan benda disekitarnya yang diminta ditunjuk oleh
mahasiswa (dokter).
- Dia dapat menumpuk kubus-kubus menjadi suatu menara.

Mahasiswa lain diminta mengisi daftar tilik dan membuat interpretasi


( Hasil interpretasi : ResikoASD)

FORMULIR DETEKSI DINI


GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIVITAS (GPPH)
(Abbreviated Corners Rating Scale)
Kegiatan yang diamati 0 1 2 3
1. Tidak kenal lelah, atau aktivitas yang berlebihan
2. Mudah menjadi gembira, impulsive.
3. Mengganggu anak-anak lain
4. Gagal menyelesaikan kegiatan yang sudah di mulai, rentang perhatian
pendek
5. Menggerak-gerakkan angota badan atau kepala secara terusmenerus
6. Kurang perhatian, mudah teralihkan
7. Permintaannya harus segera dipenuhi, mudah menjadi frustrasi
8. Sering dan mudah menangis
9. Suasana hatinya mudah beruba dengan cepat dan drastis
10. Ledakkan kekesalan, tingkah laku eksplosif dan tak terduga.
Jumlah
Nilai Total :

FORMULIR DETEKSI DINIGANGGUANPEMUSATAN PERHATIAN DAN


HIPERAKTIVITAS (GPPH)
Kegiatan Yang Diamati
1. Menanyakan apakah si anak tidak kenal lelah, atau beraktivitas yang berlebihan

2. Menanyakan apakah si anak mudah menjadi gembira, impulsive.


3. Menanyakan apakah si anak suka mengganggu anak-anak lain
4. Menanyakan apakah si anak pernah/selalu gagal menyelesaikan kegiatan yang
sudah di mulai, rentang perhatian pendek
5. Menanyakan apakah si anak selalu menggerak-gerakkan angota badan atau kepala
secara terus menerus
6. Menanyakan apakah si anak kurang perhatian, mudah teralihkan
7. Menanyakan apakah permintaan si anak harus segera dipenuhi, mudah menjadi
frustrasi
8. Menanyakan apakah si anak sering dan mudah menangis
9. Menanyakan apakah suasana hati si anak mudah berubah dengan cepat dan drastis
10. Menanyakan apakah si anak sering/selalu menunjukkkan ledakkan kekesalan,
tingkah laku eksplosif dan tak terduga.
11. Menjumlahkan hasil pengamatan dan menginterpretasikannya
Note : Ya = mahasiswa melakukan
Tidak = mahasiswa tidak melakukan

DAFTAR TILIK DETEKSI DINI AUTISMEMODIFIKASI PADA ANAK UMUR


16-30 BULAN
M-CHAT (Modified Checklist for Autims in Toddlers)
M-CHAT
NAMA ANAK : TGL LAHIR :
JENIS KELAMIN : TGL PENGISIAN:
No Pernyataan Ya Tidak
1 Apakah anak suka diayun, ditimang?
2 Apakah anak merasa tertarik dengan anak lain?
3 Apakah anak suka memanjat, misalnya tangga?
4 Apakah anak menyukai permainan ciluk ba?
5 Apakah anakpernah bermain Sandiwara, misalnya : Pura-pura bicara di
telepon? Menjadi tokoh tertentu? Bicara pada boneka?
6 Apakah anak pernah menggunakan telunjuk untuk meminta
sesuatu?
7 Apakah anak pernah menggunakan telunjuk menunjukan rasa tertariknya
pada sesuatu?
8 Dapatkah anak bermain dengan mainan kecil(mobil-mobilan/balok)
dengan sewajarnya tanpa hanya memasukannya ke dalam mulut,
kutak-katik atau menjatuhkannya saja?
9 Apakah anak pernah membawa objek/benda dan diperlihatkan pada anda?
10 Apakah anak melihat pada mata anda lebih dari 1 atau 2 detik?
11 Apakah anak sangat sensitif terhadap bunyi?
12 Apakah anak tersenyum pada wajah anda atau senyuman anda?
13 Apakah anak meniru anda? (misalnya bila anda membuat raut wajah
tertentu, anak akan menirunya)
14 Apakah anak memberi reaksi bila namanya dipanggil?
15 Bila anda menunjuk pada sebuah mainan di sisi lain ruangan, apakah anak
tersebut akan melihat pada mainan tersebut?
16 Apakah anak sudah dapat berjalan?
17 Apakah anak juga melihat pada benda yang anda lihat?
18 Apakah anak membuat gerakan-gerakan jari yang tidak wajar di
sekitar wajahnya
19 Apakah anak mencoba mencari perhatian anda untuk kegiatan yang
sedang dilakukannya?
20 Apakah anda berpikir bahwa anak mengalami ketulian?
21 Apakah anak mengerti apa yang dikatakan orang lain?
22 Apakah anak terkadang menatap dengan tatapan kosong atau
mondar-mandir tanpa tujuan?
23 Apakah anak melihat pada wajah anda untuk melihat reaksi anda ketika
ia dihadapkan pada situasi yang asing atau tidak ia mengerti?

Skoring :Seorang anak berpeluang menyandang autis jika : 3 atau lebih dari pertanyaan
M-CHAT dijawab TIDAK.
SL.III. GDS. 4
KETERAMPILAN KLINIK
PEMBERIAN IMUNISASI BCG, POLIO, HEPATITIS B/DPT/HibDAN CAMPAK
Sri Sofyani, Lili Rohmawati, Ika Citra Dewi Tanjung

I. PENDAHULUAN
Efektifitas program imunisasi dalam menurunkan angka kematian dan kesakitan
yang disebabkan oleh penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi sudah
terbukti secara global, nasional maupun lokal. Keberhasilan program imunisasi tersebut
ditentukan dengan berbagai strategi termasuk melalui peningkatan pengetahuan dan
ketrampilan para petugas yang melaksanakan kegiatan tersebut. Dalam rangka untuk
mempersiapkan dokter Indonesia yang terampil dan handal, pelatihan dalam melakukan
kegiatan pemberian imunisasi tersebut juga harus dilakukan di bangku kuliah.

TATA CARA PEMBERIAN IMUNISASI


Sebelum melakukan imunisasi, dianjurkan mengikuti tata cara sebagai berikut :
Memberikan secara rinci tentang resiko vaksinasi dan resiko apabila tidak
diimunisasi
Periksa kembali persiapan untuk melakukan pelayanan secepatnya bila terjadi reaksi
ikutan yang tidak diharapkan
Baca dengan teliti informasi tentang produk (vaksin) yang akan diberikan jangan
lupa mengenai persetujuan yang telah diberikan kepada orang tua.
Melakukan tanya jawab dengan orang tua atau pengasuhnya sebelum melakukan
imunisasi
Tinjau kembali apakah ada indikasi kontra terhadap vaksin yang akan diberikan
Periksa identitas penerima vaksin dan berikan antipiretik bila diperlukan
Periksa jenis vaksin dan yakin bahwa vaksin tersebut selama belum digunakan telah
disimpan dengan baik.
Periksa vaksin yang akan diberikan apakah tampak tanda tanda perubahan ; periksa
tanggal kadaluarsa dan catat hal hal istimewa, misalnya perubahan warna
menunjukkan adanya kerusakan.
Yakin bahwa vaksin yang akan diberikan sesuai jadwal dan ditawarkan pula vaksin
lain untuk mengejar imunisasi yang tertinggal (catch up vaccination) bila
diperlukan.
Berikan vaksin dengan tehnik yang benar. Lihat uraian dibawah mengenai
pemilihan jarum suntik, sudut jarum suntik, lokasi suntikan dan posisi penerima
vaksin.
Setelah pemberian vaksin, kerjakan hal hal sebagai berikut :
Berilah petunjuk (sebaiknya tertulis) kepada orang tua atau pengasuh apa yang
harus dikerjakan dalam kejadian reaksi yang biasa atau reaksi ikutan yang lebih
berat.
Catat imunisasi dalam rekam medis pribadi dan dalam catatan klinis
Catatan imunisasi secara rinci harus disampaikan kepada Dinas Kesehatan bidang
Pemberantasan Penyakit Menular (P2M).
Periksa status imunisasi anggota keluarga lainnya dan tawarkan vaksinasi untuk
mengejar ketinggalan, bila diperlukan.
Dalam situasi yang dilaksanakan untuk kelompok besar, pengaturan secara rinci
bervariasi, namun rekomendasi tetap seperti diatas dan berpegang pada prinsip
prinsip higienis, surat persetujuan yang valid dan pemeriksaan/penilaian sebelum
imunisasi harus dikerjakan.

Penyimpanan
Vaksin yang disimpan dan diangkut secara tidak benar akan kehilangan potensinya.
Instruksi pada lembar penyuluhan (brosur) informasi produk harus disertakan. Aturan
umum untuk sebagian besar vaksin, bahwa vaksin harus didinginkan pada temperatur 2-80C
dan tidak membeku. Sejumlah vaksin (DPT, Hib, Hepatitis B, dan Hepatitis A) akan tidak
aktif bila beku. Pengguna dinasehatkan untuk melakukan konsultasi guna mendapatkan
informasi khusus tentang masing masing vaksin, karena beberapa vaksin (OPV dan vaksin
Yelow Fever) dapat disimpan dalam keadaan beku.
Pengenceran
Vaksin kering yang beku harus diencerkan dengan cairan pelarut khusus dan digunakan
dalam periode waktu tertentu. Apabila vaksin telah diencerkan, harus diperiksa terhadap
tanda tanda kerusakan (warna dan kejernihan). Perlu diperhatikan bahwa vaksin campak
yang telah diencerkan cepat mengalami perubahan warna pada suhu kamar. Jarum ukuran
21 yang steril dianjurkan untuk mengencerkan dan jarum ukuran 23 dengan panjang 25 mm
digunakan untuk menyuntikkan vaksin.
Pembersihan Kulit
Tempat suntikan harus dibersihkan sebelum imunisasi dilakukan, namun pada pemberian
vaksin secara intrakutan desinfeksi dengan alkohol tidak dilakukan.
Pemberian Suntikan
Sebagian besar vaksin diberikan melalui suntikan intramuskular (IM) atau subkutan dalam.
Terdapat perkecualian pada dua jenis vaksin yaitu OPV diberikan per-oral dan BCG
diberikan dengan suntikan intradermal/intrakutan (dalam kulit).
Teknik Dasar dan Ukuran Jarum
Para petugas yang melaksanakn vaksinasi harus membahami tehnik dasar dan
petunjuk keamanan pemberian vaksin, untuk mengurangi risiko penyebaran infeksi dan
trauma akibat suntikan yang salah. Pada tiap suntikan harus digunakan semprit dan jarum
baru, sekali pakai dan steril. Sebaiknya tidak digunakan botol vaksin yang multidosis,
karena risiko infeksi. Apabila memakai botol multidosis (karena tidak ada alternative
vaksin dalam sediaan lain) maka semprit atau jarum suntik yang telah digunakan menyuntik
tidak boleh dipakai lagi untuk mengambil vaksin. Semprit dan jarum harus dibuang dalam
tempat tertutup yang diberi tanda (label) tidak mudah robek dan bocor, untuk menghindari
luka tusukan atau pemakaian ulang. Tempat pembuangan jarum suntik bekas harus
dijauhkan dari jangkauan anak. Diharapkan semua petugas kesehatan memahami benar
petunjuk ini.
Sebagian besar vaksin harus disuntikkan kedalam otot. Penggunan jarum yang
pendek meningkatkan risiko terjadi suntikan subkutan yang kurang dalam. Hal ini menjadi
masalah untuk vaksin vaksin yang inaktif ( inactivated).
Standar jarum suntik ialah ukuran dengan panjang 25 mm, tetapi ada perkecualian lain
dalam beberapa hal seperti berikut :
Pada bayi bayi kurang bulan umur dua bulan atau yang lebih muda, dan bayi bayi
kecil lainnya, dapat pula dipakai jarum ukuran 26 dengan panjang 16 mm.
Untuk suntikan subkutan pada lengan atas dipakai jarum ukuran 25 dengan panjang
16 mm, untuk bayi bayi kecil dipakai jarum ukuran 27 dengan panjang 12.
Untuk suntikan intramuscular pada orang dewasa yang sangat gemuk (obese)
dipakai jarum ukuran 23 dengan panjang 38 mm.
Untuk suntikan intradermal pada vaksinasi BCG dipakai jarum ukuran 25-27
dengan panjang 10mm.

Tempat Suntikan yang Dianjurkan


Paha anterolateral adalah bagian tubuh yang dianjurkan untuk vaksinasi pada bayi
bayi dan anak anak umur dibawah 12 bulan. Regio deltoid adalah alternatif untuk vaksinasi
pada anak-anak yang lebih besar (mereka yang telah dapat berjalan) dan orang dewasa.
Sejak lahir tahun 1980, WHO telah memberi rekomendasi bahwa daerah
anterolateral paha adalah bagian yang dianjurkan untuk vaksinasi bayi bayi dan tidak pada
pantat (daerah gluteus) untuk menghindari risiko kerusakan saraf scias (nervus
ishiadicus).Buku pedoman ACIP (Advisory Committee of Immunisation Practies) dan AAP
(American Academy of Pediatrics) serta buku pedoman Selandia Baru juga menganjurkan
paha anterolateral sebagai tempat suntikan vaksin. Buku pedoman Inggris menganjurkan
paha anterolateral atau lengan atas pada bayi sebagai tempat suntukan.
Risiko kerusakan saraf iskhiadika akibat suntikan di daerah gluteus lebih banyak
dijumpai pada bayi karena variasi posisi saraf tersebut, masa otot lebih tebal, sehingga pada
vaksinasi dengan suntikan intramuskular di daerah gluteal dengan tidak disengaja
menghasilkan suntikan subkutan dengan reaksi local yang lebih berat. Vaksin hepatitis B
dan rabies bila disuntikan di daerah gluteal kurang imunogenik;hal ini berlaku untuk semua
umur.
Rekomendasi untuk penyuntikan vaksin di daerah paha anterio lateral sebenarnya
telah diketahui, namun beberapa petugas kesehatan masih segan meninggalkan praktek
tradisionalnya dengan menyuntik di daerah gluteal. Sehubungan dengan hal tersebut,
dianjurkan untuk selalu mengulang kembali dengan memberi peringatan bahwa bila vaksin
vaksin tersebut disuntikan di daerah gluteal harus hati hati, yaitu dengan memilih lokasi
suntikkan di daerah kuadran lateral atas untuk menghin dari saraf iskhiadika. Sedangkan
untuk vaksinasi BCG, harus disuntik pada kulit diatas insersi otot deltoid (lengan atas),
sebab suntikan diatas puncak pundak memberi risiko terjadinya keloid.

Posisi Anak dan Lokasi Suntikan


Vaksin yang disuntikan harus diberikan pada bagian dengan risiko paling kecil
terhadap kerusakan saraf, pembuluh vascular serta jaringan lainnya, penting bahwa bayi
dan anak jangan bergerak saat disuntik, walaupun demikian cara memegang bayi dan anak
yang berlebihan akan menambah ketakutan sehingga meningkatkan ketegangan otot. Perlu
diyakinkan kepada orang tua atau pengasuh untuk membentu memegang anak atau bayi,
dan harus diberitahu agar mereka memahami apa yang sedang dikerjakan.
Alasan memilih otot vastus lateralis pada bayi dan anak umur dibawah 12 bulan adalah :
Menghindari risiko kerusakan saraf iskhiadika pada suntikan daerah gluteal
Daerah deltoid pada bayi dianggap tidak cukup tebal untuk menyerap suntikan
secara adekuat.
Imunogenisitas vaksin hepatitis B dan rabies akan berkurang apabila disuntikan di
daerah gluteal.
Menghindari risiko reaksi lokal dan terbentuknya nodulus di tempat suntikan yang
menahan.
Menghindari lapisan lemak subkutan yang tebal pada paha bagian anterior.

Vastus lateralis, Posisi Anak dan Lokasi Suntikan


Vastus lateralis adalah otot bayi yang tebal dan besar, yang mengisi bagian
anterolateral paha. Vaksin harus disuntikan kedalam batas antara sepertiga otot bagian
tengah yang merupakan bagian paling tebal dan padat. Jarum harus membuat sudut 40-60
derajat terhadap permukaan kulit, dengan jarum kearah lutut, maka jarum tersebut harus
menembus kulit selebar ujung jari diatas (kearah proksimal) batas hubungan bagian atas
dan sepertiga tengah otot.
Anak atau bayi diletakkan diatas meja periksa, dapat dipegang oleh orang
tua/pengasuh atau posisi setengah tidur pada pangkuan orang tua atau pengasuhnya. Celana
(popok) bayi harus dibuka bila menutupi otot vastus lateralis sebagai lokasi suntikan, bila
tidak demikian vaksin akan disuntikan terlalu kebawah di daerah paha. Kedua tangan
dipegang menyilang pelvis bayi dan paha dipegang dengan tangan antara jempol dan jari
jari. Posisi ini akan mengurangi hambatan dalam proses penyuntikan dan membuatnya
lebih lancar.

Gambar. Diagram lokal suntikan yang dianjurkan pada otot paha


Dikutip dan dimodifikasi dari The Australian Immunization Handbook, 1997.

Gambar. Potongan/Belahan Lintang Paha; menunjukkan bagian yang disuntik


Dikutip dan dimodifikasi dari The Australian Immunization Handbook, 1997

Cara Mencari Lokasi suntikan pada vastus lateralis adalah sebagai berikut :
Apabila bayi berada diatas tempat tidur atau meja, bayi ditidurkan terlentang
Tungkai bawah sedikit ditekuk dengan fleksi pada lutut
Cari trochanter mayor femur dan condilylus lateralis dengan cara palpasi
Tarik garis yang menghubungkan kedua tempat di atas, tempat suntikan vaksin ialah
batas dari bagian atas dan sepertiga tengah pada garis tersebut (bila tungkai bawah
sedikit menekuk, maka lekukan yang dibuat oleh tractus iliotibialis menyebabkan
garis bagian distal lebih panjang)
Supaya vaksin yang disuntikan masuk kedalam otot pada batas antara bagian atas
dan sepertiga tengah, jarum ditusukkan satu jari diatas batas tersebut (kearah
proksimal).

Deltoid, Posisi Anak dan Lokasi Suntikan


Posisi seorang anak yang paling nyaman untuk disuntik ialah duduk diatas
pangkuan ibu atau pengasuhnya
Lengan yang akan disuntik dipegang menempel pada tubuh bayi, sementara lengan
lainnya diletakkan dibelakang tubuh orang tua pengasuh.
Lokasi deltoid yang benar adalah penting supaya vaksinasi berlangsung aman dan
berhasil
Posisi yang salah akan menghasilkan suntikan yang tidak benar dan meningkatkan
risiko penetrasi saraf.

Untuk mendapatkan lokasi deltoid yang baik, buka baju sehingga daerah lengan atas
dari pundak sampai ke siku terbuka. Lokasi yang paling baik adalah pada tengah otot, yaitu
separuh antara akromion dan insersi pada tengah humerus. Jarum suntik ditusukkan
membuat sudut 50-60 derajat mengarah pada akromion, bila bagian bawah deltoid yang
disuntik, ada risiko trauma saraf radialis karena saraf tersebut melingkar dan muncul dari
otot trisep.

Pengambilan Vaksin Botol (Vial)


Untuk vaksin yang diabil menembus tutup karet atau yang dilarutkan, harus
memakai jarum baru. Apabila vaksin telah diambil dari vial yang terbuka, dapat dipakai
jarum yang sama. Jarum atau semprit yang telah digunakan menyuntik seseorang tidak
boleh digunakan untuk mengambil vaksin dari botol vaksin karena risiko kontaminasi
silang, vaksin dalam botol yang berisi dosis ganda (multidosis) jangan digunakan kecuali
tidak ada alternatif lain.

Pemberian Dua atau Lebih Vaksin pada Hari yang sama


Pemberian vaksin-vaksin yang berbeda sesuai umur, pada hari yang sama telah
dianjurkan. Vaksin inactivated dan vaksin virus hidup, khususnya mereka yang telah
terjadwal, dapat diberikan pada lokasi yang berbeda saat kunjungan hari itu. Misalnya pada
kesempatan yang sama dapat diberikan vaksin vaksin DPT, Hib, Hepatitis B, dan polio.
Lebih dari satu macam vaksin virus hidup dapat diberikan pada hari yang sama,
tetapi apabila hanya satu yang diberikan, vaksin virus hidup yang kedua tidak boleh
diberikan dalam waktu 4 minggu dari vaksin yang pertama, sebab respons vaksin kedua
mungkin telah banyak berkurang (hilang). Sebagai tambahan perlu diperhatikan bahwa ada
interaksi spesifik antara vaksin demam kuning dan kolera, dan vaksin vaksin tersebut tidak
boleh diberikan dalam jarak 4 minggu satu sama lain. Vaksin-vaksin yang berbeda tidak
boleh dicampur dalam satu semprit. Vaksin- vaksin yang berbeda yang diberikan pada
seseorang pada hari yang sama harus disuntikkan pada lokasi yang berbeda dengan
menggunakan semprit yang berbeda.

CARA PENYUNTIKAN VAKSINSUBKUTAN


Perhatian
Penyuntikan subkutan diperuntukkan bagi imunisasi MMR, varisela, meningitis
Perhatikan rekomendasi untuk umur anak
Umur Tempat Ukuran jarum Insersi jarum
Bayi lahir Paha daerah antero - Jarum 5/8*-3/4* Arah jarum 450
sampai 12bulan lateral Semprit no.23-25 terhadap kulit
Cubit tebal untuk
1-3 tahun Pahadaerah antero- Jarum 5/8*-3/4* suntikan subkutan
lateral atau daerah Semprit no.23-25
lateral lengan atas Aspirasi semprit
sebelum vaksin
disuntikkan.
Anak > 3 tahun Daerah lateral lengan Jarum 5/8*-3/4*
atas Semprit no.23-25
Untuk suntikan
multiple diberikan
pada bagian
ekstrimitas berbeda

Gambar. Lokasi penyuntikan subkutan pada bayi(a) dan anak besar(b)


CARA PENYUNTIKAN VAKSIN
Intra-Muskular

Perhatian
Diperuntukkan imunisasi DPT, DT, TT, Hib, Hepatitis A & B influenza
Perhatikan rekomendasi untuk umur anak
Umur Tempat Ukuran Jarum Insersi Jarum
Bayi (lahir Otot vastus lateralis pada Jarum 7/8-1 1. Pakai jarum yang cukup
sampai 12 bln) paha daerah anterolateral Semprit no.22.-25 panjang untuk mencapai
otot
1-3 tahun Otot vastus lateralis pada Jarum 2. suntik dengan arah jarum
paha daerah anterolateral 5/811/4(5/8 80-900. lakukan dengan
sampai masa otot deltoid unt.suntikandi cepat
cukup besar (pada deltoid umur 12-15 3. tekanan kulit sekitar
umumnya umur 3 th) bulan) tempat suntikan dengan
ibu jari dan telunjuk saat
Semprit no.22-25 jarum ditusukkan.
4. aspirasi semprit sebelum
vaksin disuntikkan, untuk
Anak >3 tahun Otot deltoid, dibawah Jarum 1-11/4 meyakinkan tidak masuk
akromion semprit no.22-25 kedalam vena. Apabila
terdapat darah, buang dan
ulangi dengan suntikan
baru.
5. untuk suntikan multipel
diberikan pada bagian
ekstrimitas berbeda.

Akromin
Tempat
Penyuntikan

Tempat
Penyuntikan

Lokasi penyuntikan intramuscular pada bayi (a) dan anak besar (b)
Jadwal imunisasi dasar untuk anak, anjuran dari Kemenkes (setelah introduksi IPV)
Imunisasi Hepatitis B0 diberikan pada rentang usia 0-7 hari, sebaiknya pada usia < 24 jam
Imunisasi BCG dan OPV1 diberikan pada usia 1 bulan
Imunisasi DPT-HB-Hib1 dan OPV2 diberikan pada usia 2 bulan
Imunisasi DPT-HB-Hib2 dan OPV3 diberikan pada usia 3 bulan
Imunisasi DPT-HB-Hib3, OPV4 dan IPV diberikan pada usia 4 bulan
Imunisasi Campak diberikan pada usia 9 bulan.
Imunisasi Lanjutan DPT-HB-Hib usia 18 bulan
Imunisasi Lanjutan Campak usia 24 bulan

Jadwal imunisasi dasar lengkap terhadap bayi (usia 0-11 bulan)

Vaksin Hepatitis B Uniject


Vaksin OPV dan Vaksin IPV

Vaksin Pentabio
Vaksin BCG

Vaksin Campak

II. TUJUAN KEGIATAN


II.1. TUJUAN UMUM
Setelah selesai melakukan latihan ini mahasiswa diharapkan dapat melakukan
pemberian imunisasi dengan cara yang benar.
II.2. TUJUAN KHUSUS
Mahasiswa mampu :
1. Melakukan pemberian imunisasi BCG.
2. Melakukan pemberian imunisasi Polio.
3. Melakukan pemberian imunisasi DPT/Hepatitis B/Hib.
4. Melakukan pemberianimunisasi Campak.

III. RUJUKAN
Ranuh IGN, Suyitno H, Hadinegoro SRS, Kartasasmita, et al. Pedoman Imunisasi
di Indonesia edisi kedua, Satgas Imunisasi-Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2014.

IV. PERALATAN DAN BAHAN


a. Boneka
b. Vaksin BCG dengan pelarutnya. Ada dua vaksin BCG yang tersedia di Indonesia
yaitu BCG strain Paris no.1173.P2; yang bisa dipakai untuk populasi yang besar
karena setelah dilarutkan dengan pelarutnya yang berisi 4 ml NaCL 0,9%, vaksin
berisi 4 ml, bisa dipakai untuk 20 orang anak. Dan satu lagi adalah berisi
Micobakterium bovis, Danish strain dengan pelarutnya berisi 1 ml NaCL 0,9%
c. Polio oral dan penetesnya
d. DPT/Hepatitis B/Hib (pentabio)
e. Campak strain Cam 70 dengan pelarutnya berisi 5 ml aquabidest steril
f. Spuit 1 ml, 5 ml
g. Jarum suntik dengan nomor dan panjang yang sesuai dengan keadaan anak dan jenis
imunisasi
h. Kapas alkohol
i. Kapas basah

V. TEKNIK PELAKSANAAN
1. Perkenalan
1. Sapa dan perkenalkan diri. Tanyakan identitas bayi/anak apakah sesuai dengan
nama yang terdapat pada KMS, kartu atau buku imunisasi.
2. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan, tujuan ataupun manfaat pemberian
vaksin, kemungkinan KIPI dan pertolongan pertama bila terjadi KIPI (informed
consent).
3. Minta persetujuan dan tanyakan kondisi bayi/anak sekarang dan beberapa hari
sebelumnya, imunisasi yang telah didapat, jarak dengan imunisasi sekarang, KIPI
yang pernah terjadi dan informasi yang berkaitan dengan indikasi kontra untuk
vaksin yang akan diberikan.
4. Lakukan pemeriksaan fisik rutin untuk memeriksa kesehatan bayi/anak secara
umum, sambil mencari indikasi kontra imunisasi dan memeriksa tempat/bagian
tubuh yang akan disuntik.
2. Pemberian Imunisasi BCG
1. Gergaji leher botol vaksin dengan gergaji kecil khusus vaksin yang
disediakan(Sebelumnya lihat Exp.Date di botol vaksinnya)
2. Masukkan plastik pengaman dari bagian atas botol vaksin.
3. Patahkan leher botol vaksin.
4. Ambil keseluruhan pelarut vaksin dengan spuit 5 ml (pelarut dimasukkan
seluruhnya ke arah dinding botol vaksin), masukkan ke botol vaksin dengan
menyemprotkan ke arah dinding botol vaksin, homogenkan larutan vaksin BCG
dengan cara menarik dan mendorong piston spuit berulang-ulang.
5. Ambil 0,05 ml larutan vaksin dengan spuit 1 ml.
6. Bilas daerah deltoid kanan bayi dengan kapas basah (jangan kapas alkohol).
7. Suntikkan secara intradermal/intrakutan di tempat tersebut, dengan posisi
lubang jarum ke arah atas.
8. Penyuntikan yang benar akan memperlihatkan adanya benjolan kecil yang
berwarna putih pada tempat suntikan atau kulit daerah tempat suntikan menjadi
pucat (indurasi)

3. Pemberian Imunisasi Polio


1. Lihat warna larutan vaksin, VVM dan Exp.Date vaksin polio. Membuka tutup
botol vaksin, dan mengganti dengan penetes yang sudah tersedia.
2. Membuka tutup penetes.
3. Meneteskan sebanyak 2 tetes vaksin polio ke mulut bayi.

4. Pemberian Imunisasi DPT/Hepatitis B/Hib (pentabio)


1. Pakai jarum yang cukup panjang untuk mencapai otot
2. Kocok larutan vaksin DPT/Hepatitis B/Hib hingga homogen. Lihat VVM
dan Exp. Date (tanggal kadaluarsa vaksin).
3. Ambil 0,5 ml vaksin DPT/Hepatitis B/Hib (pentabio) dengan spuit 1 ml.
4. Bilas daerah lateral paha anak dengan kapas alkohol.
5. Aspirasi semprit sebelum vaksin disuntikkan, untuk meyakinkan tidak masuk
kedalam vena. Apabila terdapat darah, buang dan ulangi dengan suntikan baru.
6. Tekan kulit sekitar tempat suntikan dengan ibu jari dan telunjuk saat jarum
ditusukkan.
7. Suntik dengan arah jarum 80-900 (secara intramuskular). lakukan dengan cepat
8. Suntikkan secara intramuskular di tempat tersebut (lihat gambar).
5. Pemberian Imunisasi Campak
1. Larutkan vaksin Campak dengan seluruh isi pelarutnya. (Sebelumnya lihat VVM di
tutup atas vaksin dan Exp.Date di botol vaksinnya)
2. Ambil 0,5 ml larutan vaksin dengan spuit 1 ml.
3. Bilas daerah anterolateral paha anak dengan kapas alkohol.
4. Cubit tebal untuk suntikan subkutan
5. Arah jarum 450 terhadap kulit
6. Aspirasi semprit sebelum vaksin disuntikkan.
7. Suntikkan secara subkutan dalam pada daerah tersebut (lihat gambar)

6.Dokumentasi
1. Catat tanggal, tempat penyuntikan dan jam pemberian imunisasi, nama dagang
vaksin, nomor batch/lot/serie, produsen dan membubuhkan nama dokter/paramedis
yang memberikan vaksin.
2. Catat kapan dan jenis vaksinasi berikutnya akan dilakukan
VI. LEMBAR PENGAMATAN
LANGKAH/TUGAS PENGAMATAN
Ya Tidak
1. PERKENALAN
1. Menyapa dan memperkenalkan diri. Menanyakan identitas bayi/anak
apakah sesuai dengan nama yangterdapat pada KMS, kartu atau buku
imunisasi.
2. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan, tujuan ataupun manfaat
pemberian vaksin, kemungkinan KIPI dan pertolongan pertama bila
terjadi KIPI (informed consent)
3. Meminta persetujuan dan menanyakan kondisi bayi/anak sekarang
dan beberapa hari sebelumnya, imunisasi yang telah didapat, jarak
dengan imunisasi sekarang, KIPI yang pernah terjadi dan informasi
yang berkaitan dengan indikasi kontra untuk vaksin yang akan
diberikan.
4. Melakukan pemeriksaan fisik rutin untuk memeriksa kesehatan
bayi/anak secara umum, sambil mencari indikasi kontra imunisasi
dan memeriksa tempat/bagian tubuh yang akan disuntik
2. PEMBERIAN IMUNISASI BCG
1. Menggergaji leher botol vaksin dengan gergaji kecil khusus vaksin
yang disediakan(Sebelumnya lihat Exp.Date di botol vaksinnya)
2. Memasukkan plastik pengaman dari bagian atas botol vaksin.
3. Mematahkan leher botol vaksin.
4. Mengambil keseluruhan pelarut vaksin dengan spuit 5 ml,
masukkan ke botol vaksin dengan menyemprotkan ke arah dinding
botol vaksin, homogenkan larutan vaksin BCG dengan cara
menarik dan mendorong piston spuit berulang-ulang.
5. Mengambil 0,05 ml larutan vaksin dengan spuit 1 ml.
6. Membilas daerah deltoid kanan bayi dengan kapas basah (jangan
kapas alkohol).
7. Menyuntikkan secara intradermal/intrakutan(dengan sudut
penyuntikan sekitar 15 derajat) di tempat tersebut, dengan posisi
lubang jarum ke arah atas.
8. Memperhatikan adanya benjolan kecil (indurasi) yang berwarna
putih pada tempat suntikan, atau kulit daerah tempat suntikan
menjadi pucat.
3. PEMBERIAN IMUNISASI POLIO
1. Lihat warna larutan vaksin, VVM dan Exp.Date vaksin polio.
Membuka tutup botol vaksin, dan mengganti dengan penetes yang
sudah tersedia.
2. Membuka tutup penetes.
3. Meneteskan sebanyak 2 tetes vaksin polio ke mulut bayi.
4. PEMBERIAN IMUNISASI DPT/HEPATITIS B/Hib (pentabio)
1. Memakai jarum yang cukup panjang untuk mencapai otot
2. Mengocok larutan vaksin DPT/Hepatitis B/Hib hingga homogen.
Lihat VVM dan Exp. Date (tanggal kadaluarsa vaksin).
3. Mengambil 0,5 ml vaksin dengan spuit 1 ml.
4. Membilas daerah lateral paha anak dengan kapas alkohol.
5. Mengaspirasi semprit sebelum vaksin disuntikkan, untuk
meyakinkan tidak masuk kedalam vena. Apabila terdapat darah,
buang dan ulangi dengan suntikan baru.
6. Menekan kulit sekitar tempat suntikan dengan ibu jari dan telunjuk
saat jarum ditusukkan.
7. Menyuntik dengan arah jarum 80-900 (secara intramuskular)
5. PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK
1. Melarutkan vaksin Campak dengan seluruh isi pelarutnya.
(Sebelumnya lihat VVM di tutup atas vaksin dan Exp.Date di
botol vaksinnya)
2. Mengambil 0,5 ml larutan vaksin dengan spuit 1 ml.
3. Membilas daerah anterolateral paha anak dengan kapas alkohol.
4. Mencubit kulit untuk menetukan tebal kulit untuk suntikan
subkutan
5. Mengarahkan jarum 450 terhadap kulit
6. Mengaspirasi semprit sebelum vaksin disuntikkan.
7. Menyuntikkan secara subkutan dalam pada daerah tersebut (lihat
gambar)
6. DOKUMENTASI
1. Mencatat tanggal, tempat penyuntikan dan jam pemberian
imunisasi, nama dagang vaksin, nomor batch/lot/serie, produsen dan
membubuhkan nama dokter/paramedis yang memberikan vaksin.
2. Mencatat kapan dan jenis vaksinasi berikutnya akan dilakukan
Note : Ya = Mahasiswa melakukan
Tidak = Mahasiswa tidak melakukan

Anda mungkin juga menyukai