Anda di halaman 1dari 17

REFLEKSI KASUS

DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI RINGAN SEDANG


(DADRS)
Untuk memenuhi sebagian syarat kelulusan kepanitraan Klinik Bagian Ilmu
Kesehatan Anak
RSUD dr. R. Soedjati Purwodadi

Disusun Oleh:
Lana Adila
30101.210.6827

Pembimbing:
dr. Agustinawati Ulfah, Sp.A

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2016

1
LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN
a. Nama : An. MS
b. Usia : 1 tahun
c. Jenis Kelamin : Laki - laki
d. Pekerjaan Orangtua : Pengangguran
e. Alamat : Jl. Trikora 2 2/11 Ngabean Purwodadi
f. Tanggal Masuk : 7 Juni 2016
g. Ruang Perawatan : Bangsal Bougenvile

II. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara alloanamnesa dengan ibu pasien dan
didukung dengan catatan medis.
a. Keluhan Utama
Buang air besar cair

b. Riwayat Penyakit Sekarang


Seorang ibu datang bersama anak laki - lakinya berusia 1 tahun ke
IGD RSUD purwodadi untuk memeriksakan diri dengan keluhan
buang air besar anaknya cair sejak sore hari. Ibu pasien mengaku
anaknya berak lebih dari 5 kali, sekali BAB kurang lebih 1/2 gelas air
mineral. Berak cair, berampas, berwarna kuning, tidak menyemprot,
tidak ada lendir maupun darah, dan tidak seperti air cucian beras. Ibu
pasien mengaku pasien tidak sedang dalam proses pengobatan apapun
atau juga tidak sedang mengonsumsi obat-obatan.
Keluhan lainnya demam dan muntah sebanyak 5 kali sebelum
masuk IGD. Isi muntahan berupa makanan yang sebelumnya dimakan.
Nafsu makan menurun, keinginan minum asi meningkat dan tidak ada
nyeri saat menelan.
Anak tidak sehabis memakan sesuatu yang tidak biasa dimakan
dan tidak pernah meminum susu formula. Pasien juga tidka memiliki
alergi terhadap makanan tertentu.

2
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat sakit serupa : (-)
Riwayat demam : (+)
Riwayat alergi makanan : (-)

d. Riwayat Penyakit Keluarga


Keluarga pasien ada yang sakit seperti ini.

e. Riwayat Kehamilan dan Pemeliharaan Prenatal


Ibu mengaku rutin melakukan pemeriksaan selama kehamilan 8x
pada bidan. Ibu menjelaskan tidak pernah menderita penyakit selama
kehamilan, riwayat perdarahan selama kehamilan disangkal, riwayat
trauma selama kehamilan disangkal, riwayat minum obat tanpa resep
dokter dan jamu disangkal. Obatobatan yang diminum selama masa
kehamilan adalah vitamin dan obat penambah darah.
Kesan: riwayat kehamilan dan pemeliharaan prenatal baik.

f. Riwayat Persalinan
Anak laki laki lahir secara spontan dari ibu G1P0A0 hamil aterm,
berat badan lahir 2600 gram. Bayi langsung menangis dan dirawat
gabung dengan ibunya.
Kesan : Neonatus aterm.

g. Riwayat Pertumbuhan Anak


BB lahir : 2600 gram
BB sekarang : 8 kg
PB lahir : 48 cm
PB sekarang : 73 cm

3
Kesan : Gizi baik

Kesan : Perawakan normal

4
h. Perkembangan
Mengangkat kepala : 2 bulan
Memiringkan Badan : 3 bulan
Tengkurap dan mempertahankan posisi kepala : 4 bulan
Duduk : 6 bulan
Merangkak : 8 bulan
Berdiri : 11 bulan
Berjalan : 12 bulan
Kesan: pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai umur

i. Riwayat Imunisasi
0-7 hari : Hb0
1 bulan : BCG dan Polio 1
2 bulan : DPT, HB, Polio 2
3 bulan : DPT, HB, Polio 3
4 bulan : DPT, HB, Polio 4
9 bulan : Campak
Kesan : Anak sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap.

j. Riwayat Keluarga Berencana


- Ibu mengikuti program Keluarga Berencana yaitu spiral

k. Riwayat Sosial Ekonomi


Ayah pasien pengangguran dan ibu sebagai ibu rumah tangga.
Pengobatan pasien menggunakan biaya sendiri.
Kesan : keadaan sosial ekonomi kurang.

III. PEMERIKSAAN FISIK


Kesan Umum : kesadaran compos mentis, lemas dan sering minum

5
a. Tanda Vital
i. Nadi : 136 x/menit
ii. Suhu : 37,1 0C
iii. Pernapasan : 28 x/menit
b. Status Generalis
i. Kepala : kesan mesocephal, UUB tidak cekung.
ii. Mata : konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), mata sedikit
cekung (+/+), mata kering (-)
iii. Telinga : discharge (-)
iv. Hidung : secret (-), napas cuping hidung (-)
v. Mulut : pucat (-), kering (+), lidah putih (-)
vi. Tonsil : T1-T1, hiperemis (-), kripter melebar (-)
vii. Leher : pembesaran KGB (-)
viii. Thorax
- Cor :
Inspeksi : iktus kordis tak terlihat
Palpasi : iktus kordis teraba linea midcalvicularis sinistra
ICS V
Perkusi : batas jantung (tidak dilakukan)
Auskultasi : suara jantung I dan II reguler, bising(-)

- Pulmo :
Inspeksi : gerak nafas simetris/ tidak ada nafas tertinggal,
retraksi costa (-)
Palpasi : krepitasi (-), massa (-)
Perkusi : tidak dilakukan
Auskultasi : vesikuler seluruh lapang paru dextra et sinistra

ix. Abdomen
Inspeksi : datar
Auskultasi : bising usus (+) meningkat
Perkusi : timpani (+), pekak alih (-), pekak sisi (-)

6
Palpasi : massa (-), supel, defance muskular (-), turgor
kembali cepat
x. Extremitas :

Superior Inferior
Sianosis -/- -/-
Edema -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Capillary refill time < 2/ < 2 < 2/ < 2
Pitting edema -/- -/-
Kesan : normal

3. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. 8 Juni 2016

Darah rutin
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hemoglobin 8,8 gr/dl 12 16 gr/dl
Hematokrit 30,3 % 36 47 %
Leukosit 9.100 4000-10000/mm3
Trombosit 600.000 150 450 x 103/ul
Eosinofil 0 1-5
Basofil 0 0-1
N. Batang 0 3-5
N.Segmen 79 37-50
Limfosit 16 25-40
Monosit 5 1-6
Eritrosit 5,19 x 106 4,5-5,5 x 106
Kesan : anemia, shift to the right
IV. DAFTAR MASALAH
- Buang air besar cair lebih dari > 5 kali (cair berampas, kuning, tanpa
lendir dan darah)
- Muntah lebih dari 5 kali
- Demam 1 hari
- Nafsu makan menurun
- Mata sedikit cekung
- Bibir kering
- Hasil laboratorium anemia, shift to the right
V. DIAGNOSIS BANDING
- DADRS et Causa Enteral : Bakteri, Virus, Parasit, Jamur.

7
- DADRS et Causa Parenteral : ISPA, OMA, Tonsilofaringitis, BRPN.
- DADRS et Causa Intoleransi Laktosa

VI. DIAGNOSIS KERJA


- DADRS et Causa Enteral : virus

VII. INISIAL PLAN


Initial plan diagnosis
- Feses Rutin
- Serologi Ig G dan Ig M rotavix
- Urin rutin

Initial plan terapi


- Inf RL 30 tpm pada 3 jam pertama
Dosis : 75ml x BB anak
- Inf RL 8 tpm (untuk maintenance)
BB : 8 kg

10 kg I : 8 x 100 = 800 CC

Kebutuhan cairan : 800 cc/hari

Tetes permenit = (800 x 15) : (24 x 60)

= 8,33 tpm = 8 tpm

- Oralit 1 sachh (200cc) tiap mencret


- L Bio 1 x 1 sachet selama 3 hari
- L- Zinc syrup 1 x 2 sendok teh selama 10 hari
Dosis : 20 mg/hari (>6 bulan)
Sediaan : syr 10mg/5ml
- Sanmol syrup 3 x 1 sendok teh
Dosis : 10 mg /kgBB/x (3 x sehari) 10 x 8 = 80 mg/x

1 sendok teh syrup = 120 mg

8
- Ondansentron 2 x (bila perlu)
Dosis : 0,2 mg/kgBB/x 0,2 x 8 = 1,6 mg/x
Sediaan : tab 10 mg
Initial plan monitoring
Monitoring tanda tanda dehidrasi berat, frekuensi BAB,
konsistensi tinja, nafsu makan/minum.
Monitoring KU, kesadaran, suhu, frekuensi jantung, frekuensi
pernapasan, dan tekanan darah.

Initial plan edukasi

Menjelaskan kepada keluarga pasien tentang penyakit pasien


penyebab, dan penatalaksanaan
Menjelaskan prognosis tentang penyakit pasien
Menjelaskan kepada keluarga pasien bahwa kemungkinan penyakit
yang dialami pasien dapat dengan mudah dicegah dengan:
kebersihan perorangan, cuci tangan sebelum makan, dan
kebersihan lingkungan rumah dan imunisasi rotarix.
Memotivasi agar banyak minum, jika perlu diberi oralit.
VIII. PROGNOSIS
Qua ad vitam : ad bonam
Qua ad sanam : ad bonam
Qua ad fungsional : ad bonam

9
PEMBAHASAN

Definisi

Diare adalah buang air besar lembek atau cair bahkan dapat berupa air saja
dengan frekuensi lebih dari 3 kali atau lebih sering dari biasanya dan
berlangsung kurang dari 14 hari. Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3
kali dalam 24 jam dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1
minggu. Kematian disebabkan karena dehidrasi. Penyebab terbanyak adalah
infeksi rotavirus. Diare menyebabkan gangguan gizi dan kematian.
Etiologi
Diare dapat disebabkan oleh :
a. Faktor Makanan
- Makanan busuk, mengandung racun
- Perubahan susunan makanan yang mendadak, sering terjadi pada bayi-
bayi
- Susunan makanan yang tidak sesuai dengan umur bayi.
b. Faktor Infeksi :
- Faktor Parenteral :
Infeksi parenteral yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alat
pencernaan, seperti infeksi saluran nafas, ISK, Otitis Media Akut
(OMA), Tonsilofringitis, Bronkopneumoni, Ensefalitis, dll.
- Faktor Enteral
Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak.
Infeksi enteral meliputi:
Infeksi bakteri: Vibrio, E coli, Salmonela, Shigella,
Campylobacter, yersinia, Aeromonas, dan sebagainya.
Infeksi Virus : Entero virus,( virus ECHO, Coxsakie,
Poliomielitis ), adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll.
Infeksi Parasit :Protozoa ( Entamoeba histolytica, Giardia
lamblia, Tricomonas hominis), Cacing ( Ascaris, Trichiuris,
Oxyuris, Strongiloides ), Jamur ( Candida albicans).

10
c. Faktor malabsorbsi
- Malabsorbsi karbohidrat.
- Malabsorbsi lemak.
- Malabsorbsi protein.
d. Faktor psikologis : Rasa takut dan cemas.

Jenis-jenis diare
Secara klinik dibedakan 3 macam sindroma diare :
a. Diare cair akut
Diare yang terjadi secara akut dan berlangsung kurang dari 14 hari
(bahkan kebanyakan kurang dari 7 hari), dengan pengeluaran tinja yang
lunak atau cair yang sering dan tanpa darah.
b. Disentri
Diare yang disertai darah dalam tija. Akibat penting disentri antara lain
ialah anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat dan kerusakan
mukosa usus karena bakteri invasif. Penyebab utama disenri akut adalah
shigella.
c. Diare persisten
Diare yang mula-mula bersifat akut namun berlangsung lebih dari 14 hari.

Patogenesis dan Patofisiologi


Patogenesis terjadinya diare yang disebabkan virus yaitu virus yang
masuk melalui makanan dan minuman sampai ke enterosit, akan
menyebabkan infeksi dan kerusakan villi usus halus. Enterosit yang rusak
diganti dengan yang baru yang fungsinya belum matang, villi mengalami
atropi dan tidak dapat mengabsorbsi cairan dan makanan dengan baik, akan
meningkatkan tekanan koloid osmotik usus dan meningkatkan motilitasnya
sehingga timbul diare.
Diare karena bakteri terjadi melalui salah satu mekanisme yang
berhubungan dengan pengaturan transpor ion dalam sel-sel usus cAMP,
cGMP dan Ca dependent.
Patogenesis terjadinya diare oleh Salmonella, Shigella, E.Coli agak
berbeda dengan patogenesis diare oleh virus, tetapi prinsipnya hampir sama.

11
Bedanya bakteri ini dapat menembus (invasi) sel mukosa usus halus sehingga
dapat menyebabkan reaksi sistemik. Toksin Shigella juga dapat masuk ke
dalam serabut saraf otak sehingga menimbulkan kejang. Diare oleh kedua
bakteri ini dapat menyebabkan darah dalam tinja yang disebut disentri.

Menurut patofisiologinya diare dibedakan dalam beberapa kategori yaitu :


1. Diare osmotic
Akibat adanya makanan yang tak dapat diserap, tekanan osmotic dalam lumen
usus meningkat, sehingga terjadi pergeseran cairan dan elektrolit ke dalam
lumen usus. Isi lumen usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk
mengeluarkannya sehingga timbul diare.

2. Diare sekretorik.
Akibat rangsangan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus.dan selanjutnya
diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

3. Diare oleh karena gangguan motilitas usus.


Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan, sehingga timbul diare.

Menentukan Derajat Dehidrasi


Diare menyebabkan hilangnya sejumlah besar air dan elektrolit dan sering
disertai dengan asidosis metabolik karena kehilangan basa. Dehidrasi dapat
diklasifikasikan berdasarkan defisit air dan atau keseimbangan elektrolit.
Dehidrasi ringan bila penurunan berat badan kurang dari 5%,dehidrasi sedang
bila penurunan berat badan antara 5%-10% dan dhidrasi berat bila penurunan
lebih dari 10%.

12
Derajat Dehidrasi
Gejala & Keadaan Mulut/ % turun Estimasi def.
Mata Rasa Haus Kulit
Tanda Umum Lidah BB cairan
Minum Dicubit
Tanpa
Baik, Sadar Normal Basah Normal, Tidak kembali <5 50 %
Dehidrasi
Haus cepat
Dehidrasi
Gelisah Tampak Kembali
Ringan Cekung Kering 5 10 50100 %
Rewel Kehausan lambat
Sedang
Sangat
Letargik, Kembali
Dehidrasi cekung Sangat Sulit, tidak
Kesadaran sangat >10 >100 %
Berat dan kering bisa minum
Menurun lambat
kering
Sumber : Sandhu 200116
Penilaian beratnya atau derajat dehidrasi dapat ditentukan dengan cara:
obyektif yaitu dengan membandingkan berat badan sebelum dan selama
diare. Subyektif dengan menggunakan kriteria WHO, Skor Maurice King,
dan lain-lain.
Tabel penentuan derajat dehidrasi

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan tinja tidak rutin dilakukan pada diare akut, kecuali apabila
ada tanda intoleransi laktosa dan kecurigaan amubiasis
Hal yang dinilai pada pemeriksaan tinja :
Makroskopis : konsistensi, warna, lendir, darah, bau

13
Mikroskopis : leukosit, eritrosit, parasit dan bakteri
Kimia : pH, clinitest, elektrolit (Na, K, HCO3)
Biakan dan uji sensitivitas tidak dilakukan pada diare akut
Analisis gas darah dan elektrolit bila secara klinis dicurigai adanya
gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.

14
Penatalaksanaan
Terdapat Lima Lintas Tata Laksana yaitu :
Rehidrasi
Dukungan Nutrisi
Suplementasi Zinc
Antibiotika selektif
Edukasi orang tua

Rehidrasi
Tanpa dehidrasi
Cairan rehidrasi oralit dengan menggunakan NEW ORALIT diberikan 5 10
mL/kgBB setiap diare cair atau berdasarkan usia, yaitu :

Umur < 1tahun 500 100 mL


1 5 tahun 100 200 mL
> 5 tahun semaunya.
Dapat diberikan cairan rumah tangga sesuai kemauan anak. ASI harus terus
diberikan.

Pasien dapat dirawat dirumah, kecuali apabila terdapat komplikasi lain (tidak
mau minum, muntah terus, diare frekuen dan profus)

Dehidrasi ringan sedang

Cairan Rehidrasi Oral (CRO) hipoosmolar diberikan sebanyak 75


mL/kgBB dalam 3 jam untuk mengganti kehilangan cairan yang telah
terjadi dan sebanyak 5 10 mL/kgBB setiap diare cair.
Rehidrasi parenteral (intravena) diberikan bila anak muntah setiap
diberi minum walaupun telah diberikan dengan cara sedikit demi
sedikir atau melalui pipa nasogastrik. Cairan intravena yang diberikan
adalah ringer laktat atau KAEN 3B atau NaCL dengan jumlah cairan
dihitung berdasarkan berat badan. Status dehidrasi dievaluasi secara

15
berkala.
3 10 kg = 200 mL/KgBB/hari
10 15 kg = 175 mL/KgBB/hari
> 15 kg = 135 mL/KgBB/hari
Pasien dipantau di puskesmas/RS selama proses rehidrasi sambil
memberi edukasi tentang melakukan rehidrasi kepada orangtua.

Dehidrasi berat
Diberikan cairan rehidtasi parenteral dengan RL atau RA 100
mL/KgBB dengan cara pemberian
< 12 bulan = 30 mL/KgBB dalam 1 jam pertama, dilanjutkan
70 mL/KgBB dalam 5jam berikutnya
> 12 bukan = 30 mL/KgBB dalam jam pertama, dilanjutkan
70 mL/KgBB dalam 2,5 jam berikutnya
Masukkan cairan peroral diberikan bila pasien sudah mau
minum, dimulai dengan 5 mL/KgBB selama proses rehidrasi

Dukungan Nutrisi
Makanan tetap diteruskan sesuai umur anak dengan menu yang sama pada waktu
anak sehat untuk pengganti nutrisi yang hilang serta mencegah agar tidak menjadi
gizi buruk. Adanya perbaikan nafsu makan menandakan fase kesembuhan. ASI tetap
diberikan selama terjadinya diare pada diare cair akut maupun pada diare akut
berdarah dengan frekuensi lebih sering dari biasanya. Anak umur 6 bulan ke atas
sebaiknya mendapat makan seperti biasa.

Suplementasi Zinc
Zinc diberikan selama 10-14 hari berturut-turut terbukti mengurangi lama dan
beratnya diare, mencegah berulangnya diare selama 2-3 bulan. Zinc juga dapat
mengembalikan nafsu makan anak. Dosis Zinc untuk anak-anak :
Anak-anak dibawah umur 6 bulan : 10 mg ( tablet)
Anak diatas umur 6 bulan : 20 mg ( 1 tablet)

16
Diberikan selama 10 14 hari berturut turut, meskipun anak sudah sembuh.
Cara pemberian tablet Zinc : untuk bayi dapat dilarutkan dengan air matang, ASI,
atau oralit. Untuk anak yang lebih besar dapat dikunyah atau dilarutkan. Zinc
berfungsi untuk menangkal radikal bebas dalam tubuh dan regenerasi sel enterosit.
Antibiotika Selektif
Obat pilihan untuk pengobatan diare yang disebabkan infeksi enteral dan
parenteral adalah golongan Quinolon seperti Siprofloksasin dengan dosis 30-50
mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis selama 5 hari.

Edukasi pada Orang Tua


Nasihat pada ibu untuk kembali segera jika ada demam, tinja berdarah, muntah
berulang, makan atau minum sedikit, sangat haus, diare makin sering atau belum.
Indikasi untuk rawat inap pada diare akut adalah malnutrisi, usia kurang dari 1 tahun,
menderita campak pada 6 bulan terakhir, adanya dehidrasi dan disentri yang datang
dengan komplikasi.

17

Anda mungkin juga menyukai