Disusun Oleh:
Lana Adila
30101.210.6827
Pembimbing:
dr. Agustinawati Ulfah, Sp.A
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2016
1
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
a. Nama : An. MS
b. Usia : 1 tahun
c. Jenis Kelamin : Laki - laki
d. Pekerjaan Orangtua : Pengangguran
e. Alamat : Jl. Trikora 2 2/11 Ngabean Purwodadi
f. Tanggal Masuk : 7 Juni 2016
g. Ruang Perawatan : Bangsal Bougenvile
II. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara alloanamnesa dengan ibu pasien dan
didukung dengan catatan medis.
a. Keluhan Utama
Buang air besar cair
2
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat sakit serupa : (-)
Riwayat demam : (+)
Riwayat alergi makanan : (-)
f. Riwayat Persalinan
Anak laki laki lahir secara spontan dari ibu G1P0A0 hamil aterm,
berat badan lahir 2600 gram. Bayi langsung menangis dan dirawat
gabung dengan ibunya.
Kesan : Neonatus aterm.
3
Kesan : Gizi baik
4
h. Perkembangan
Mengangkat kepala : 2 bulan
Memiringkan Badan : 3 bulan
Tengkurap dan mempertahankan posisi kepala : 4 bulan
Duduk : 6 bulan
Merangkak : 8 bulan
Berdiri : 11 bulan
Berjalan : 12 bulan
Kesan: pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai umur
i. Riwayat Imunisasi
0-7 hari : Hb0
1 bulan : BCG dan Polio 1
2 bulan : DPT, HB, Polio 2
3 bulan : DPT, HB, Polio 3
4 bulan : DPT, HB, Polio 4
9 bulan : Campak
Kesan : Anak sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap.
5
a. Tanda Vital
i. Nadi : 136 x/menit
ii. Suhu : 37,1 0C
iii. Pernapasan : 28 x/menit
b. Status Generalis
i. Kepala : kesan mesocephal, UUB tidak cekung.
ii. Mata : konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), mata sedikit
cekung (+/+), mata kering (-)
iii. Telinga : discharge (-)
iv. Hidung : secret (-), napas cuping hidung (-)
v. Mulut : pucat (-), kering (+), lidah putih (-)
vi. Tonsil : T1-T1, hiperemis (-), kripter melebar (-)
vii. Leher : pembesaran KGB (-)
viii. Thorax
- Cor :
Inspeksi : iktus kordis tak terlihat
Palpasi : iktus kordis teraba linea midcalvicularis sinistra
ICS V
Perkusi : batas jantung (tidak dilakukan)
Auskultasi : suara jantung I dan II reguler, bising(-)
- Pulmo :
Inspeksi : gerak nafas simetris/ tidak ada nafas tertinggal,
retraksi costa (-)
Palpasi : krepitasi (-), massa (-)
Perkusi : tidak dilakukan
Auskultasi : vesikuler seluruh lapang paru dextra et sinistra
ix. Abdomen
Inspeksi : datar
Auskultasi : bising usus (+) meningkat
Perkusi : timpani (+), pekak alih (-), pekak sisi (-)
6
Palpasi : massa (-), supel, defance muskular (-), turgor
kembali cepat
x. Extremitas :
Superior Inferior
Sianosis -/- -/-
Edema -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Capillary refill time < 2/ < 2 < 2/ < 2
Pitting edema -/- -/-
Kesan : normal
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. 8 Juni 2016
Darah rutin
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hemoglobin 8,8 gr/dl 12 16 gr/dl
Hematokrit 30,3 % 36 47 %
Leukosit 9.100 4000-10000/mm3
Trombosit 600.000 150 450 x 103/ul
Eosinofil 0 1-5
Basofil 0 0-1
N. Batang 0 3-5
N.Segmen 79 37-50
Limfosit 16 25-40
Monosit 5 1-6
Eritrosit 5,19 x 106 4,5-5,5 x 106
Kesan : anemia, shift to the right
IV. DAFTAR MASALAH
- Buang air besar cair lebih dari > 5 kali (cair berampas, kuning, tanpa
lendir dan darah)
- Muntah lebih dari 5 kali
- Demam 1 hari
- Nafsu makan menurun
- Mata sedikit cekung
- Bibir kering
- Hasil laboratorium anemia, shift to the right
V. DIAGNOSIS BANDING
- DADRS et Causa Enteral : Bakteri, Virus, Parasit, Jamur.
7
- DADRS et Causa Parenteral : ISPA, OMA, Tonsilofaringitis, BRPN.
- DADRS et Causa Intoleransi Laktosa
10 kg I : 8 x 100 = 800 CC
8
- Ondansentron 2 x (bila perlu)
Dosis : 0,2 mg/kgBB/x 0,2 x 8 = 1,6 mg/x
Sediaan : tab 10 mg
Initial plan monitoring
Monitoring tanda tanda dehidrasi berat, frekuensi BAB,
konsistensi tinja, nafsu makan/minum.
Monitoring KU, kesadaran, suhu, frekuensi jantung, frekuensi
pernapasan, dan tekanan darah.
9
PEMBAHASAN
Definisi
Diare adalah buang air besar lembek atau cair bahkan dapat berupa air saja
dengan frekuensi lebih dari 3 kali atau lebih sering dari biasanya dan
berlangsung kurang dari 14 hari. Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3
kali dalam 24 jam dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1
minggu. Kematian disebabkan karena dehidrasi. Penyebab terbanyak adalah
infeksi rotavirus. Diare menyebabkan gangguan gizi dan kematian.
Etiologi
Diare dapat disebabkan oleh :
a. Faktor Makanan
- Makanan busuk, mengandung racun
- Perubahan susunan makanan yang mendadak, sering terjadi pada bayi-
bayi
- Susunan makanan yang tidak sesuai dengan umur bayi.
b. Faktor Infeksi :
- Faktor Parenteral :
Infeksi parenteral yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alat
pencernaan, seperti infeksi saluran nafas, ISK, Otitis Media Akut
(OMA), Tonsilofringitis, Bronkopneumoni, Ensefalitis, dll.
- Faktor Enteral
Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak.
Infeksi enteral meliputi:
Infeksi bakteri: Vibrio, E coli, Salmonela, Shigella,
Campylobacter, yersinia, Aeromonas, dan sebagainya.
Infeksi Virus : Entero virus,( virus ECHO, Coxsakie,
Poliomielitis ), adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll.
Infeksi Parasit :Protozoa ( Entamoeba histolytica, Giardia
lamblia, Tricomonas hominis), Cacing ( Ascaris, Trichiuris,
Oxyuris, Strongiloides ), Jamur ( Candida albicans).
10
c. Faktor malabsorbsi
- Malabsorbsi karbohidrat.
- Malabsorbsi lemak.
- Malabsorbsi protein.
d. Faktor psikologis : Rasa takut dan cemas.
Jenis-jenis diare
Secara klinik dibedakan 3 macam sindroma diare :
a. Diare cair akut
Diare yang terjadi secara akut dan berlangsung kurang dari 14 hari
(bahkan kebanyakan kurang dari 7 hari), dengan pengeluaran tinja yang
lunak atau cair yang sering dan tanpa darah.
b. Disentri
Diare yang disertai darah dalam tija. Akibat penting disentri antara lain
ialah anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat dan kerusakan
mukosa usus karena bakteri invasif. Penyebab utama disenri akut adalah
shigella.
c. Diare persisten
Diare yang mula-mula bersifat akut namun berlangsung lebih dari 14 hari.
11
Bedanya bakteri ini dapat menembus (invasi) sel mukosa usus halus sehingga
dapat menyebabkan reaksi sistemik. Toksin Shigella juga dapat masuk ke
dalam serabut saraf otak sehingga menimbulkan kejang. Diare oleh kedua
bakteri ini dapat menyebabkan darah dalam tinja yang disebut disentri.
2. Diare sekretorik.
Akibat rangsangan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus.dan selanjutnya
diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
12
Derajat Dehidrasi
Gejala & Keadaan Mulut/ % turun Estimasi def.
Mata Rasa Haus Kulit
Tanda Umum Lidah BB cairan
Minum Dicubit
Tanpa
Baik, Sadar Normal Basah Normal, Tidak kembali <5 50 %
Dehidrasi
Haus cepat
Dehidrasi
Gelisah Tampak Kembali
Ringan Cekung Kering 5 10 50100 %
Rewel Kehausan lambat
Sedang
Sangat
Letargik, Kembali
Dehidrasi cekung Sangat Sulit, tidak
Kesadaran sangat >10 >100 %
Berat dan kering bisa minum
Menurun lambat
kering
Sumber : Sandhu 200116
Penilaian beratnya atau derajat dehidrasi dapat ditentukan dengan cara:
obyektif yaitu dengan membandingkan berat badan sebelum dan selama
diare. Subyektif dengan menggunakan kriteria WHO, Skor Maurice King,
dan lain-lain.
Tabel penentuan derajat dehidrasi
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan tinja tidak rutin dilakukan pada diare akut, kecuali apabila
ada tanda intoleransi laktosa dan kecurigaan amubiasis
Hal yang dinilai pada pemeriksaan tinja :
Makroskopis : konsistensi, warna, lendir, darah, bau
13
Mikroskopis : leukosit, eritrosit, parasit dan bakteri
Kimia : pH, clinitest, elektrolit (Na, K, HCO3)
Biakan dan uji sensitivitas tidak dilakukan pada diare akut
Analisis gas darah dan elektrolit bila secara klinis dicurigai adanya
gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.
14
Penatalaksanaan
Terdapat Lima Lintas Tata Laksana yaitu :
Rehidrasi
Dukungan Nutrisi
Suplementasi Zinc
Antibiotika selektif
Edukasi orang tua
Rehidrasi
Tanpa dehidrasi
Cairan rehidrasi oralit dengan menggunakan NEW ORALIT diberikan 5 10
mL/kgBB setiap diare cair atau berdasarkan usia, yaitu :
Pasien dapat dirawat dirumah, kecuali apabila terdapat komplikasi lain (tidak
mau minum, muntah terus, diare frekuen dan profus)
15
berkala.
3 10 kg = 200 mL/KgBB/hari
10 15 kg = 175 mL/KgBB/hari
> 15 kg = 135 mL/KgBB/hari
Pasien dipantau di puskesmas/RS selama proses rehidrasi sambil
memberi edukasi tentang melakukan rehidrasi kepada orangtua.
Dehidrasi berat
Diberikan cairan rehidtasi parenteral dengan RL atau RA 100
mL/KgBB dengan cara pemberian
< 12 bulan = 30 mL/KgBB dalam 1 jam pertama, dilanjutkan
70 mL/KgBB dalam 5jam berikutnya
> 12 bukan = 30 mL/KgBB dalam jam pertama, dilanjutkan
70 mL/KgBB dalam 2,5 jam berikutnya
Masukkan cairan peroral diberikan bila pasien sudah mau
minum, dimulai dengan 5 mL/KgBB selama proses rehidrasi
Dukungan Nutrisi
Makanan tetap diteruskan sesuai umur anak dengan menu yang sama pada waktu
anak sehat untuk pengganti nutrisi yang hilang serta mencegah agar tidak menjadi
gizi buruk. Adanya perbaikan nafsu makan menandakan fase kesembuhan. ASI tetap
diberikan selama terjadinya diare pada diare cair akut maupun pada diare akut
berdarah dengan frekuensi lebih sering dari biasanya. Anak umur 6 bulan ke atas
sebaiknya mendapat makan seperti biasa.
Suplementasi Zinc
Zinc diberikan selama 10-14 hari berturut-turut terbukti mengurangi lama dan
beratnya diare, mencegah berulangnya diare selama 2-3 bulan. Zinc juga dapat
mengembalikan nafsu makan anak. Dosis Zinc untuk anak-anak :
Anak-anak dibawah umur 6 bulan : 10 mg ( tablet)
Anak diatas umur 6 bulan : 20 mg ( 1 tablet)
16
Diberikan selama 10 14 hari berturut turut, meskipun anak sudah sembuh.
Cara pemberian tablet Zinc : untuk bayi dapat dilarutkan dengan air matang, ASI,
atau oralit. Untuk anak yang lebih besar dapat dikunyah atau dilarutkan. Zinc
berfungsi untuk menangkal radikal bebas dalam tubuh dan regenerasi sel enterosit.
Antibiotika Selektif
Obat pilihan untuk pengobatan diare yang disebabkan infeksi enteral dan
parenteral adalah golongan Quinolon seperti Siprofloksasin dengan dosis 30-50
mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis selama 5 hari.
17