Anda di halaman 1dari 11

21

PERCOBAAN I
PENGAMATAN MORFOLOGI SERANGGA

A. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengenal struktur morfologi serangga.
2. Mahasiswa dapat menggambarkan struktur morfologi serangga.

B. Dasar teori
Menurut (Jumar, 2000: 7), dalam mempelajari morfologi dan anatomi
serangga, beberapa istilah berikut sering digunakan untuk menunjukkan arah
atau bagian tertentu dari tubuh serangga, yaitu:
1. Anterior: Mengarah atau berhubungan dengan bagian depan atau kepala
serangga.
2. Posterior: Mengarah atau berhubungan dengan bagian belakang atau ujung
abdomen.
3. Dorsal: Mengarah atau berhubungan dengan bagian atas tubuh atau
punggung serangga
4. Ventral: Mengarah atau berhubungan dengan bagian bawah tubuh atau
perut serangga.
5. Lateral: Mengarah atau berhubungan dengan bagian sisi tubuh serangga.
6. Mesal: Mengarah atau berhubungan dengan bagian tengah tubuh serangga.
Serangga tergolong dalam filum Arthopoda (Yunani; Arthros: sendi/ruas;
Podos: kaki/tungkai), subfilum Mandibulata, kelas insekta. Ruas-ruas yang
membangun tubuh serangga terbagi atas tiga bagian (=tagmata) yaitu : kepala
(=caput), dada (=toraks) dan perut (=abdomen). Pada kepala terdapat alat-alat
untuk memasukkan makanan atau alat mulut, mata majemuk (=mata faset),
sepasang embelen yang dinamakan antena. Toraks terdiri atas tiga ruas yang
berturut-turut dari depan; protoraks, mesotoraks, dan metatoraks. Ketiga ruas
toraks tersebut pada hampir semua serangga dewasa dan sebagian serangga
muda memiliki tungkai. Sayap, bila ada terdapat pada mesotoraks dan
metatoraks (jika sayap dua pasang) dan pada mesotoraks (jika sayap satu
21

pasang). Abdomen merupkan bagian tubuh yang hanya sedikit mengalami


perubahan, dan antara lain berisi alat pencernaan (Jumar, 2000: 8).

Gambar 1: Bagan penggolongan serangga (Sumber: Jumar, 2007: 9)


Sesungguhnya tubuh serangga terdiri tidak kurang 20 ruas. 6 ruas
terkonsolidasi membentuk kepala, 3 ruas membentuk toraks, dan 11 ruas
membentuk abdomen (Jumar, 2007: 8).

Gambar 2: Morfologi umum serangga, dicontohkan dengan belalang


(Orthoptera). Gambar ini memperlihatkan bagian-bagian tubuh utama dan
embelan-embelannya (appendages). pro-. Protoraks; meso-. mesotoraks.
Meta-; metatoraks (Sumber, Jumar, 2007: 10)
Kutikula mungkin lunak dan lemas , akan tetapi biasanya mengalami
sklerotisasi dan membentuk struktur menyerupai pelat yang dinamakan sklerit,
suatu garis atau daerah sempit antarsklerit disebut sutura atau gurat. Kutikula
terdiri atas endokutikula dan eksokutikula yang dilindungi oleh lapisan yang
sangat tipis yang disebut epikutikula. Karena komponen integumen seperti itu,
menyebabkan serangga tidak dapat menjadi besar (Jumar, 2007: 8-11).
21

Gambar 3: integumen atau kerangka luar serangga secara diagramatik


(Sumber: Jumar, 2007: 10)
Menurut (Sembel, 2009: 7), serangga termasuk dalam filum Artropoda,
kelas insekta yang merupakan kelas terbesar dilihat dari segi jumlah spesies
untuk semua filum dalam kerajaan binatang. Ciri-ciri khas dari bentuk dewasa
kelas insekta (heksapoda) adalah sebagai berikut:
1. Bagian luar tubuh tertutup oleh lapisan keras disebut integument atau
eksoskeleton.
2. Tubuh terdiri dari tiga segmen, yaitu kepala (caput), dada (thoraks) dan perut
(abdomen).
3. Kepala biasanya memiliki satu pasang antenna, satu pasang mandible,
memiliki maksila dan labium serta biasanya mempunyai satu pasang mata
majemuk.
4. Pada bagian dada terdapat tiga pasang tungkai dan satu atau dua pasang
sayap; sering tanpa sayap.
5. Abdomen atau perut biasanya tidak memiliki tungkai, kecuali pada bentuk
radewasa terutama anggota-anggota dari ordo Lepidoptera ada yang
memiliki tungkai semu.
6. Struktur dari system perncernaan makanan berbantu tabung.
7. Sistem peredaran darah terbuka.
8. Sistem pernapasan melalui trakea dan terbuka pada bagian luar melalui
spirakel.
9. Biasanya mengalami proses metamorphosis
Fungsi integument adalah untuk melindungi tubuh dari bagian luar serta
mengatur masuk atau keluarnya air dari dalam tubuh serangga. Integument
terdirin dari tiga lapisan utama, yaitu kutikel, epidermis dan membran dasar.
Salah satu komponen utama kutikel adalah kitin, yaitu senyawa yang dekat
21

dengan selulosa. Bagian luar kutikel disebut dengan epikutikel yang


mengandung lipida dan polifenol yang berfungsi untuk mencegah keluar
masuknya air. Pada bagian epikutikel yang tipis terdapat eksokutikel tempat
terjadi proses skletorisasi dan bagian paling dalam adalah endokutikel. Saluran
pori (pore canal) yang terdapat dalam bagian integument membantu proses
deposisi bagian-bagian dari epikutikel. Pada bagian permukaan integument juga
dilengkapi dengan indra-indra penerima (sensory receptor) yang disebut seta.
Seta berfungsi sebagai alat penerima taktil (alat peraba) dan alat kimia
(chemoreceptor). Selain itu, terdapat juga struktur indra lainnya, yaitu organ
timpanik (pendengaran) dan penerima cahaya (photoreceptor). Bagian atas
kepala serangga biasanya terdiri dari satu pasang mata majemuk, satu pasang
antenna, dan satu pasang alat mulut (mandible, maksila dan labium). Kumpulan
organ-organ tersebut berguna untuk memenuhi fungsi mengunyah makanan,
indra persepsi, koordinasi aktivitas tubuh, dan menjaga pusat-pusat koordinasi
tubuh. Pada kepala terdapat seta dan sepasang antenna yang berfungsi sebagai
alat indra untuk mencium, penunjuk jalan, pendengaran, dan indra
lainnya.Sepasang mata majemuk adalah penerima cahaya utama
(photoreceptor) yang berfungsi untuk melihat dari segala arah. Masing-masing
penerima cahaya terdiri dari penerima tunggal yang disebut dengan ommatidia.
Jumlahnya bervariasi, mulai dari satu seperti pada semut sampai puluhan ribu
ommatidia seperti pada capung (Sembel, 2009: 8).
Menurut (Sembel, 2009: 8-12), alat-alat mulut serangga sangat bervariasi,
tetapi pada dasarnya terdiri dari sepasang mandible, maksila dan labium. Ada
beberapa modifikasi tipe mulut serangga
a. Tipe Pengunyah (chewing)
Tipe mulut ini adalah yang papling sederhana. Bagian paling ujung dari
struktur mandible memiliki lapisan sklerotin yang tebal dan bagian pinggiran
untuk memotong. Sementara itu, bagian sadar adalah untuk mrnggiling atau
mengunyah. Mandible bergerak nerlawan satu dengan yang lain seperti
gunting. Tipe-tipe alat mulut ini bervariasi menurut kebiasaan makan dari
berbagai jenis serangga. Sebagai contoh, serangga-serangga predator
21

memiliki bentuk mandible yang memanjang dan sangat tajam seperti gigi
penggigit (canine) pada mamalia.
b. Memotong-menyerap (cutting and sponging)
Tipe mulut ini biasanya terdapat pada jenis-jenis lalat dewasa yang
bersifat parasit dengan mengisap darah dari inang mamalia. Contoh yang
baik adalah lalat hitam dan lalat kuda. Struktuk mandible dan maksila
diperpanjang, berujung dan berfungsi sebagai stilet untuk menusuk kulit.
Setelah kerangka kapilari ditusuk dan robek, darah keluar, kemudian diserap
ke labium dan kemudian diisap ke dalam tubuh melalui suatu kanal makanan
khusus diantara labrum dan hipofarinks. Antikoagulasi yang terdapat pada
cairan ludah dipompakan kebagian yang terluka untuk mencegah terjadinya
penggumpalan darah.
c. Menyerap (sponging)
Lalat rumah memiliki tipe alat mulut yang sangat khusus. Pada saat
makan, probiosis yang terdiri dari labium diturunkan dan kelenjar lodah
dipompakan ke makanan. Makanan yang sudah dicairkan di pindahkan
melalui kapiler melalui sejumlah pseudotrakea ke penampungan median
dalam labelum. Beberapa jenis lalat yang bersifat parasit seperti lalat tsetse
memiliki gigi yang tajam pada labelum untuk memotong jaringan dan
makanan. Pompe penyerap menarik campuran makanan melalui tabung
labralhypopharyngeal ke dalam tabung pencernaan makanan.
d. Menyedot (siphoning)
Tipe ini biasanya ditemukan pada kupu-kupu dan kepik dewasa. Bentuk
probiosisnya memanjang dan menggulung. Saat kupu-kupu hingga di
sekuntum bunga, mereka akan membuka gulungan probiosi dan menyedot
cairan nectar ke dalam tubuh. Probiosis menggulung secara alami dan kupu-
kupu akan berpindah ke bunga yang lain. Probiosis yang berbentung
menggulung ini apabila dipotong mrlintang akan terlihat tabung makanan
dan tabung kelenjar ludah.
e. Merobek-mengisap (piercing-sucking)
Jenis-jenis serangga parasit seperti nyamuk, pinjal dan kepik memeliki
tupe mulut seprti ini. Alat-alat mulut terdiri dari stilet, yaitu gabungan dari
21

mandible, maksila dan kadang-kadang hipofarinks serta labrum tertutup oleh


lapisan pembungkus atau labium untuk menjaga stilet tetap pada posisinya.
Jumlah stilet bervariasi dari tiga seperti pada kutu penghisap dan enam pada
nyamuk. Stilet ini bergerak naik turan menusuk jaringan sampai menemukan
tabung kapiler darah dan mengeluarkan cairan ludah yang berfungsi sebagai
cairan racun dan antikoagulan pada hewan. Cairan inang disedot masuk ke
dalam ketubuh serangga melalui salah satu stilet atau di antara stilet.
f. Mengunyah-menelan (chewing-lapping)
Lebah madu dan jenis lebah lainnyabmemiliki tipe alat mulut khusus
untuk menggunakan cairan makanan, yaitu dalam hal ini nectar dan madu.
Alat mulut utama terdiri dari komplek maxilla-labial. Di sekeliling pusat
lidah, glosa labium, adalah bagian yang terbentuk dari bagian galea
maksila. Melalui aksi kombinasi pompa pengisap dan lidah yang bergerak
naik turun, nectar dan madu diisap ke dalam tubuh.
g. Menusuk-mengisap (rasping-sucking)
Tipe ini hanya ditemukan pada trips, yaitu antara tipe pengunyah dan tipe
penusuk-pengisap. Hanya mandible bagian kiri yang ada dan bersama dua
maksila berfungsi sebagai stilet untuk menusuk jaringan. Luka yang dangkal
akan mengeluarkan cairan dan kemudian disedot kebagian tubuh.
Dada terdiri dari tiga segmen yaitu protoraks, mesotoraks dan metatoraks.
Satu pasang spirakel yang terbuka ke system pernapasan terdapat diantara
protoraks dan mesotoraks dan satu pasang antara mesotoraks dan metatoraks.
Dua segmen toraks, yaitu mesotoraks metatoraks, masing-masing dapat
memiliki satu pasang sayap yang berfungsi untuk terbang atau proteksi diri.
Namun, ada juga beberapa ordo serangga dari sub kelas Apterygota seperti ordo
Protura, ordo Diplura, ordo Collembola, ordo Thysanura yang tidak bersayap.
Sementara itu, sejumlah ordo dari subkelas Pterygota seperti ordo Mallophaga,
ordo Anoplura, ordo Siphonaptera, dan beberapa dari ordo Diptera memiliki
sayap-sayap yang sangat kecil atau tidak punya sama sekali. Pada jenis-jenis
serangga yang hanya mempunyai satu pasang sayap belakang biasanya
diperkecil membentuk struktur yang diebut halter seperti yang terdapat pada
21

ordo Diptera (lalat, nyamuk) yang berfungsi untuk mengatur keseimbangan


serangga (Sembel, 2009: 12).
Menurut (Sembel, 12-13), setiap segmen toraks serangga dewasa dilengkapi
dengan satu pasang tungkai yang berfungsi untuk pergerakan. Beberapa tipe
tungkai serangga adalah :
1. Ambulatorial
Tipe tungkai ini juga disebut tungkai untuk berjalanterdiri dari enam
segmen, yaitu koksa, trokanter, femur, tibia, tarsus, dan pretarsus.pretarsus
terdiri dari kuku atau ungues yang sering berbentuk satu tonjolan (lobe) yang
disebut arolium atau memiliki dua tonjolan disebut pulvili. Tipe tungkai ini
biasa terdapat pada belalang (ordo Orthoptera).
2. Cursorial
Tipe tungkai ini memiliki bentuk tungkai yang panjang dan ramping.
Tungkai ini dapat ditemukan pada jenis-jenis serangga yang banyak berlari.
Jenis serangga yang memiliki tungkai cursorial adalah kumbang harimau
dan kecoak.
3. Saltatorial
Tipe tungkai ini adalah bentuk tungkai untuk melompat. Jenis ini
biasanya memiliki bentuk femur yang lebih besar dari tibia. Kebanyakan
bentuk tungkai ini terdapat pada metatoraks seperti pada belalang sembah.
4. Raptorial
Tipe tungkai ini ditemukan pada serangga parasit seperti kutu manusia
(Anoplura). Pada tipe ini tungkai bagian depan dimodifikasi untuk
menangkap dan memegang inang untuk makanan. Otot yang besar adalah
flexor. Bilamana otot berkontraksi, tibia ditarik kebelakang berlawanan
dengan femur. Pada femur dan tibia sering terdapat taji, misalnya pada
belalang sembah (Mantidae).
5. Natatorial
Tipe tungkai ini adalah bentuk yang dimodifikasi utuk berenang seperti
pada kumbang berenang. Tungkai tengah dan belakang berbentuk datar
(pipih) dan segmen-segmen tungkai berukuran sama.
6. Fossorial
21

Tipe tungkai ini adalah bentuk tungkai dari nimfa cicada (rie-rie) dan
jangkrik. Bentuk tungkai depan diperpendek dan mengandung skelerotin
yang tebal. Ada proyeksi gigi dari femur atau tibia yang digunakan untuk
mencakar atau menggali tanah.
7. Clasping
Tipe tungkai ini adalah bentuk tungkai pada beberapa serangga air
dimodifikasi untuk memegang betina selama kopulasi.
Serangga ada yang bersayap dan ada juga yang tidak bersayap. Jumlah sayap
ada yang satu pasang, ada juga yang dua pasang. Fungsi sayap adalah untuk
terbang dan proteksi diri. Bentuk sayap serangga sangat beragam. Ada yang
tipis dan bersifat membranus seperti yang terdapat pada lalat, nyamuk, tawon,
ngengat, dan kupu-kupu. Jenis-jenis sayap ini berfungsi untuk terbang. Bentuk
sayap depan pada ordo Coleoptera sangat keras. Yang demikian ini disebut
elytra. Fungsinya untuk melindungi tubuh. Sementara itu, pada belalang
(Orthoptera) sayap depannya agak keras, sedangkan sayap belalang berbentuk
membranus. Pada jenis-jenis kepik (Hemiptera) sayap depannya sebagian agak
keras dan sebagian berbentuk membranus (Sembel,2009: 13-14).
Abdomen atau perut serangga terdiri dari 9-11 segmen. Delapan segmen
depan dari abdomen biasanya memiliki satu pasang spirakel. Pada bagian tubuh
ini terdapat alat-alat yang vital bagian serangga, yaitu jantung, isi perut dan
organ-organ untuk reproduksi berupa genitalia jantan dan alat-alat peletak telur
untuk serang betina. Serangga-serangga pradewasa pada ordo Lepidoptera pada
abdomennya terdapat kaki semu yang disebut proleg. Kaki-kaki semu ini akan
hilang ketika larva memasuki masa pupasi (Sembel, 2009: 14).
Kelas Insecta merupakan Arthropoda yang tubuhnya terbagi atas kepala,
dada, dan perut. Kepala mempunyai 1 pasang antena dan dada dengan 3 pasang
kaki biasanya terdapat 1 atau 2 pasang sayap pad tingkat dewasa. Insect
merupakan hewan yang paling besar jumlahnya dibandingkan dengan hewan-
hewan lain. Mereka dapat hidup hampir di semua tempat, baik di darat maupun
di air (Rusyana, 2011: 152).
Belalang menunjukkan suatu struktur umum dari kelas insekta walaupun
dalam hewan ini terdapat beberapa spesialisasi. Rangka luar yang terdiri dari
21

kitin menutupi seluruh tubuhnya. Pada bagian kepala terdapat dua buah mata
majemuk, tiga buah mata tunggal, sepasang antena dan alat-alat mulut. Alat
mulut terdiri dari bibir atas, dua buah mandibula dengan sebuah hypofaring
diantara dua buah maxilla dan bibir bawah. Masing-masing segmen mempunyai
sepasang kaki. Pada mesothorax dan metathorax masing-masing terdapat
sepasang sayap. Pasangan sayap depan liat dan tebal menutupi pasangan sayap
belakang yang seperti membran (Rusyana, 2011: 155).
Kecoa, termasuk ke dalam dua genera yaitu Periplaneta dan Blatta. Pada
Periplaneta kedua jenis kelamin memiliki sayap lengkap, sedangkan pada blatta
sayap pada hewan betina mereduksi (Radiopoetro, 1989: 322).
Menurut (Radiopoetro, 1989: 322), Caput terdiri atas tiga bagian ialah:
1. epicranium, terletak disebelah belakang, terdiri atas daerah diantara dan
dibelakang kedua mata.
2. clypeus, bagian yang meluas vertikal ke arah ventral
3. genae, bagian-bagian pada kedua sisi lateral, ada dua, kanan dan kiri,
terdapat didepan.
Pada kedua sisi caput terdapat mata majemuk, reniform, berwarna hitam.
Tepat dibawah mata terdapat cekungan, dari situ keluar antennae yang panjang
(Radiopoetro, 1989: 322).

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Buku gambar A3
b. Alat tulis
c. Toples atau kantong plastik
d. Amplop serangga (papilot)
2. Bahan
a. Serangga
b. Alkohol 70%

D. Prosedur kerja
21

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan


2. Serangga yang masih hidup dimatikan dengan memasukkan kapas yang
telah dibasahi alkohol 70% ke dalam toples yang telah berisi serangga
3. Serangga seperti kupu-kupu dimatikan dengan cara menekan bagian
thoraks, hati-hati dalam memegang sayap kupu-kupu
4. Serangga yang telah mati kemudian dimasukkan ke dalam toples/plastik
tersendiri. Sedangkan pada kupu-kupu, sayapnya dimasukkan ke dalam
amplop dengan hati-hati agar sayapnya tidak patah.
5. Amati morfologi serangga tersebut satu persatu, dari caput, thoraks,
abdomen beserta bagian-bagiannya.
6. Setelah itu digambar spesimen pada kertas dan diberi keterangan pada
setiap gambar tersebut.
21

E. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Pengamatan morfologi serangga
No Gambar Serangga Keterangan
1. Orong-orong
(Gryllotalpa gryllotalpa)

2. Jangkrik
(Gryllus assimilis)

3. Capung
(Pantala flavescens)

4. Belalang Rumput
(Melanoplus femurrubrum)

5. Ngengat
(Eacles imperialis)

Anda mungkin juga menyukai