Anda di halaman 1dari 10

NAMA : EUIS PARAMITHA HARDAYAT

KELAS : REGULER A (2015)


NIM : 1505015013

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BIOTEKNOLOGI

A. Pengertian Bioteknologi
Bioteknologi berasal dari kata bio yang berarti makhluk hidup dan teknologi yang
berarti cara untuk memproduksi barang dan jasa, dan secara bebas dapat didefinisikan secara
bebas sebagai pemanfaatan organisme hidup untuk menghasilkan produk dan jasa yang
bermanfaat bagi manusia (Kuswanti, 2008:113).
Istilah bioteknologi pertama kali dikemukakan oleh Karl Ereky, seorang insinyur Hongaria
pada tahun 1917 untuk mendeskripsikan produksi babi dalam skala besar dengan menggunakan
bit gula sebagai sumber pakan. Pada perkembangannya sampai pada tahun 1970, bioteknologi
selalu berasosiasi dengan rekayasa biokimia (biochemical engineering). Dari paduan dua kata
tersebut (bio dan teknologi) European Federation of Biotechnology (1989) mendefinisikan
bioteknologi sebagai perpaduan dari ilmu pengetahuan alam dan ilmu rekayasa yang bertujuan
meningkatkan aplikasi organisme hidup, sel, bagian dari organisme hidup dan analog mulekuler
untuk menghasilkan produk dan jasa.
Bioteknologi sebenarnya sudah dikerjakan manusia sejak ratusan tahun yang lalu, karena
manusia telah bertahun-tahun lamanya menggunakan mikroorganisme seperti bakteri dan jamur
ragi untuk membuat makanan bermanfaat seperti tempe, roti, anggur, keju, dan yoghurt. Namun
istilah bioteknologi baru berkembang setelah Pasteur menemukan proses fermentasi dalam
pembuatan anggur (Kuswanti, 2008:113).
Bioteknologi bukanlah merupakan ilmu yang baru dalam peradaban manusia.
Bioteknologi telah dilakukan sejak zaman dahulu, antara lain untuk menghasilkan minuman
beralkohol dan makanan yang difermentasikan. Bioteknologi mengalami perkembangan secara
bertahap. Semenjak awal diterapkan, sampai tahun 1857 disebut era bioteknologo non-
mikrobal. Disebut era bioteknologi non-mikrobal, karena pada saat itu belum diketahui bahwa
makanan produk fermentasi merupakan hasil kerja mikroorganisme.
Bioteknologi dimensi baru (bioteknologi mikrobal) dimulai sejak 1857 setelah Louis
Pasteur menemukan bahwa fermentasiyang terjadi dalam pembuatan anggur merupakan hasil
kerja mikroorganisme. Makanan atau minuman yang diproduksi melalui proses fermentasi
antara lain tempe, tape, sake (berasal dari Jepang), tuak, anggur, dan yoghurt (Kuswanti,
2008:114).
Pada tahun 1920 proses fermentasi yang ditimbulkan oleh mikroorganisme mulai
digunakan untuk memproduksi zat-zat seperti aseton, butanol, etanol, dan gliserin. Fermentasi
juga digunakan untuk memproduksi asam laktat, asam sitrat,dan asam asetat dengan
menggunakan jasa bakteri.
Catatan peristiwa dalam perkembangan bioteknologi, antara lain:
1. Ragi untuk pembuatan anggur, sebelum 6000 SM.
2. Ragi untuk pengembangan roti, sekitar 4000 SM.
3. Mikroba untuk menmbang tembaga (Spanyol), sebelum 1670.
4. Mikroba pertama dilihat Antonie Van Leewenhoek, 1880.
5. Mikroba kontaminan pertama penggagal fermentasi ditemukan oleh Lois Pasteur, 1876.

C. Jenis-jenis Bioteknologi
Bioteknologi dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Bioteknologi Konvensial
Bioteknologi konvensional adalah praktik bioteknologi yang dilakukan dengan cara dan
peralatan yang sederhana, tanpa adanya rekayasa genetika. Contoh produknya bir, wine, tuak,
keju, sake (berasal dari Jepang), yoghurt, roti, keju, tempe, dan lain sebagainya.
2. Bioteknologi Modern
Bioteknologi modern merupakan bioteknologiyang didasarkan pada manipulasi atau
rekayasa DNA, selain memanfaatkan dasar mikrobiologidan biokimia. Penerapan
bioteknologi modern juga mencakup berbagai aspek kehidupan, misalnya ternak unggul hasil
manipulasi genetik (peternakan), buah tomat hasil manipulasi genetik yang tahan lama
(pangan), tanaman jagung dan kapas yang resisten terhadap serangan penyakit tertentu
(pertanian), hormone insulin yang dihasilkan oleh E.Coli (kedokteran dan farmasi).
Sedangkan menurut Ahmad (2014:16-17), Bioteknologi memiliki beberapa jenis
atau cabang ilmu seperti diantaranya diasosiasikan dengan beberapa jenis warna, yaitu :

1. Bioteknologi merah (red biotechnology) adalah cabang ilmu bioteknologi yang


mempelajari aplikasi bioteknologi di bidang medis. Cakupannya meliputi seluruh spektrum
pengobatan manusia, mulai dari tahap preventif, diagnosis, dan pengobatan. Contoh
penerapannya adalah pemanfaatan organisme untuk menghasilkan obat dan vaksin,
penggunaan sel induk untuk pengobatan regeneratif, serta terapi gen untuk mengobati
penyakit genetik dengan cara menyisipkan atau menggantikan gen abnomal dengan
gen yang normal.
2. Bioteknologi putih/abu-abu (white/gray biotechnology) adalah bioteknologi yang
diaplikasikan dalam industri seperti pengembangan dan produksi senyawa baru serta
pembuatan sumber energi terbarukan. Dengan memanipulasi mikroorganisme seperti
bakteri dan khamir/ragi, enzim-enzim juga organisme-organisme yang lebih baik telah
tercipta untuk memudahkan proses produksi dan pengolahan limbah industri. Pelindian
(bleaching) minyak dan mineral dari tanah untuk meningkatkan efisiensi
pertambangan, dan pembuatan bir dengan khamir.

3. Bioteknologi hijau (green biotechnology) mempelajari aplikasi bioteknologi


dibidang pertanian dan peternakan. Di bidang pertanian, bioteknologi telah
berperan dalam menghasilkan tanaman tahan hama, bahan pangan dengan
kandungan gizi lebih tinggi dan tanaman yang menghasilkan obat atau senyawa
yang bermanfaat. Sementara itu, di bidang peternakan, binatang-binatang telah
digunakan sebagai "bioreaktor" untuk menghasilkan produk penting contohnya
kambing, sapi, domba, dan ayam telah digunakan sebagai penghasil antibodi-
protein protektif yang membantu sel tubuh mengenali dan melawan senyawa asing
(antigen).

4. Bioteknologi biru (blue biotechnology) disebut juga bioteknologi


akuatik/perairan yang mengendalikan proses-proses yang terjadi di lingkungan
akuatik. Salah satu contoh yang paling tua adalah akuakultura, menumbuhkan
ikan bersirip atau kerang- kerangan dalam kondisi terkontrol sebagai sumber
makanan, (diperkirakan 30% ikan yang dikonsumsi di seluruh dunia dihasilkan
oleh akuakultura). Perkembangan bioteknologi akuatik termasuk rekayasa
genetika untuk menghasilkan tiram tahan penyakit dan vaksin untuk melawan
virus yang menyerang salmon dan ikan lainnya. Contoh yang lain adalah salmon
transgenik yang memiliki hormon pertumbuhan secara berlebihan sehingga
menghasilkan tingkat pertumbuhan sangat tinggi dalam waktu yang singkat.

D. Penerapan Bioteknologi
Dalam rangka memenuhi dan meningkatkan mutu kebutuhan hidup,
manusia memanfaatkan biologi terapan yang digabungkan dengan teknologi
modern sehingga tercipta ilmu baru yang dikenal dengan sebutan Bioteknologi
dan terkadang ada yang menyebut Biomasadepan. Beberapa ahli dan badan
internasional memberikan batasan bioteknologi sebagai: (1) Kegiatan yang
menitikberatkan pemanfaatan aktivitas biologi dalam lingkup teknologi proses
dan produksi secara besar-besaran dalam industry yang dikaitkan dengan
produksi masal. (2) Pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah dan kerekayasaan
terhadap jasad, system, atau proses biologi untuk memproduksi benda hidup,
benda mati, atau jasad bagi kepentingan manusia. Dalam perkembangan lebih
lanjut, lahirlah bioteknologi kedoktoran, bioteknologi farmasi, bioteknologi
pertanian, bioteknologi peternakan dan sebagainya (Maskoeri, 2013:216).
1. Bioteknologi Kedokteran
Dalam rekayasa genetika dapat diciptakan vaksin yang dapat menghasilkan
zat immunoglobulium (zat kebal) terhadap beberapa penyakit. Misalnya
hepatitis, kanker hati, lepra, dan sebagainya. Dapat pula dilakukan
pengambilan informasi genetik yang ada pada manusia untuk dicangkok
pada bakteri agar bakteri tersebut dapat mensintesa insulin. Insulin adalah
hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas yang berguna untuk
menurunkan kadar gula dalam darah. Pada penderita diabetes, kelenjar
pankreas ini kurang berfungsi sehingga kadar gula dalam darahnya tinggi.
Dengan bantuan rekayasa gentika maka dapat diproduksi insulin dalam jumlah
besar oleh bakteri, yang kemudian dapat diinjeksikan pada penderita diabetes
(Harmoni, 1992:104).
Bioteknologi mempunyai peran penting dalam bidang kedoktoran,
misalnya dalam pembuatan antibodi dan hormon (Anonim, 2013).
a. Pembuatan Antibodi Monoklonal
Antibodi monoklonal adalah antibodi yang diperoleh dari suatu sumber
tunggal. Manfaat antibodi monoklonal antara lain:
Untuk mendeteksi kandungan hormon korionik gonadotropin dalam
urin wanita hamil.
Mengikat racun dan menonaktifkannya.
Mencegah penolakan tubuh terhadap hasil transplantasi jaringan lain
(Anonim, 2013).
b. Pembuatan Vaksin
Vaksin digunakan untuk mencegah serangan penyakit terhadap tubuh
yang berasal dari mikroorganisme. Vaksin didapat dari virus dan bakteri
yang telah dilemahkan atau racun yang diambil dari mikroorganisme
tersebut (Anonim, 2013).
c. Pembuatan Antibiotika
Antibiotika adalah suatu zat yang dihasilkan oleh organisme tertentu dan
berfungsi untuk menghambat pertumbuhan organisme lain yang ada
disekitarnya. Antibiotika dapat diperoleh dari jamur atau bakteri yang
diproses dengan cara tertentu. Zat antibiotika telah mulai diproduksi secara
besar-besaran pada Perang Dunia ke-2 oleh para ahli dari Amerika Serikat
dan Inggris (Anonim, 2013).
d. Pembuatan Hormon
Dengan rekayasa DNA, dewasa ini telah digunakan mikroorganisme
untuk memproduksi hormon. Hormon-hormon yang telah diproduksi,
misalnya insulin, hormon pertumbuhan, kortison, dan testosterone
(Anonim, 2013).
2. Bioteknologi Farmasi
Dalam memerangi penyakit-penyakit yang disebabkan oleh antigen atau
bibit penyakit digunakanlah berbagai macam obat, yang pada zaman dahulu
digunakan ramuan beberapa macam tumbuhan yang berupa sari atau ekstrak.
Tetapi pada saat ini, sesuai dengan kemajuan teknologi dibuat zat sintesis dan
pada saat mutakhir, melalui biologi molekular dan rekayasa genetika, tubuh
dipacu untuk memproduksi obat-obatan sendiri. Obat-obatan hasil bioteknologi
tersebut antara lain humulin untuk diabetes,protopin yang merupakan hormone
pertumbuhan untuk memperbaiki anak-anak yang mengalami
kelatarbelakangan pertumbuhan, alfainterferon untuk pengobatan sejenis
leukemia, dan sejenisnya (Maskoeri, 2013:218).
3. Bioteknologi Pertanian
Dalam rangka mencukupi pangan penduduk dunia yang bertumbuh terus,
maka produksi pangan secara konvensional tidak dapat mengejarnya. Oleh
karena itu, dicari jalan melalui bioteknologi pertanian yang antara lain. (1)
Penggunaan hormon pertumbuhan yang mengubah tumbuha dari diploid
menjadi poliploid sehingga dihasilkan produk yang rekayasa. Misalnya buah
tomat dan cabe menjadi besar, dan lainnya. (2) Kultur jaringan. Pada keadaan
biasa, siklus pertumbuhan memerlukan waktu yang cukup panjang, tetapi
melalui kultur jaringan siklus itu dapat diperpendek, misalnya bunga anggrek
yang secara biasa dari biji sampai menjadi tumbuhan dewasa hingga berbunga
memerlukan waktu yang cukup lama. Dengan demikian, dapat mengatasi
kekurangan dan ketrlambatan bibit dalam masa tanam dan juga meningkatkan
kualitas panen.. Misalnya pada kelapa sawit, kelapa kopyor, dan sebagainya
(Maskoeri, 2013:219).
4. Bioteknologi Peternakan
Seperti halnya tumbuhan, hewan ternak diperlukan juga dalam
memenuhi kebutuhan pangan manusia. Dengan perkawinan silang, dapat
dihasilkan hewan-hewan yang berkualitas lebih baik. Tetapi tampaknya juga
tidak dapat mengejar kebutuhan manusia yang selalu meningkat. Oleh karena
itu, para ahli peternakan juga memanfaatkan bioteknologipeternakan, yaitu (1)
Untuk memproduksi obat dan vaksin serta hormon pertumbuhan ternak, dan (2)
Melibatkan hewan dapat tumbuh lebih cepat dan makannya lebih sedikit, atau
menjadi ternak yang lebih unggul (maskoeri, 2013:221).
E. Sifat-Sifat Mikroorganisme dalam Bioteknologi
Setiap makhluk hidup mempunyai sifat masing-masing yang berbeda, begitu
juga dengan mikroorganisme. Sifat-sifat mikroorganisme dalam bioteknologi
tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
1. Memiliki ukuran sangat kecil, sehingga populasi dalam jumlah yang sangat
banyak dapat menempati ruang yang kecil.
2. Reproduksinya cepat pada kondisi maksimum.
3. Adanya plasmid yang memudahkan proses rekayasa genetik dengan penyisipan
gen lain ke cincin plasmid mikroorganisme tersebut.
4. Mampu melakukan metabolisme dalam kondisi anaerob dengan menggunakan
enzim-enzim yang disekresikannya.
5. Memiliki sifat tetap dan tidak berubah-ubah.

F. Dampak Negatif Penerapan Bioteknologi


Bioteknologi, terutama rakayasa genetika, pada awalnya diharapkan dapat
menjelaskan berbagai macam persoalan dunia, seperti polusi, penyakit, pertanian,
dan sebagainya. Akan tetapi, dalam kenyataannya juga menimbulkan dampak
yang membawa kerugian (Wariyono, 2008:106).
1. Dampak terhadap Lingkungan
Pelepasan organisme trangenik (berubah secara genetik) kea lam bebas
dapat menimbulkan dampak berupa pencemaran biologi yang dapat lebih
berbahaya daripada pencemaran kimia dan nuklir. Dengan keberadaan
rekayasa genetika, perubahan genotype tidak tejadi secara alami sesuai dengan
dinamika populasi. Melainkan menurut kebutuhan pelaku bioteknologi itu.
Perubahan drastis ini akan menimbulkan bahaya, bahkan kehancuran.
Menciptakan makhluk hidup yang seragam bertentangan dengan prinsip di
dalam biologi itu sendiri, yaitu keanekaragaman (Wariyono, 2008:106).
2. Dampak terhadap Kesehatan
Produk rekayasa dibidang kesehatan dapat juga menimbulkan masalah
serius. Contohnya adalah penggunaan insulin hasil rekayasa telah
menyebabkan 31 orang meninggal di Inggris. Tomat Flayr Sayrt diketahui
mengandung gen resisten terhadap antibiotik. Susu sapi yang disuntik dengan
hormon BGH disinyalir mengandung bahan kimia baruyang punya potensi
berbahaya bagi kesehatan manusia (Wariyono, 2008:106).
3. Dampak di Bidang Sosial Ekonomi
Beragam aplikasi rekayasa menunjukkan bahwa bioteknologi
mengandung dampak ekonomi yang membawa pengaruh pada kehidupan
masyarakat. Produk bioteknologi dapat merugikan petani kecil. Penggunaan
hormon pertumbuhan sapi (boyine growth hormone = BGH) dapat
meningkatkan produksi susu sapi sampai 20%, niscaya akan menggususr
peternak kecil. Dengan demikian, bioteknologi dapat menimbulkan
kesenjangan ekonomi (Wariyono, 2008:106).
4. Dampak tehadap Etika
Menyisipkan gen makhluk hidup lain memiliki dampak etika yang serius.
Menyisipkan gen makhluk hidup lain yang tidak berkerabat dianggap
melanggar hokum alam dan sulit diterima masyarakat. Mayoritas orang
Amerika berpendapat bahwa pemindahan gen itu tidak etis. 90% menentang
pemindahan gen manusia ke hewan. 75% menentang pemindahan gen hewan
ke manusia (Wariyono, 2008:107).

G. Dampak Positif Bioteknologi


beberapa dampak positif (akibat baik, hal-hal yang menguntungkan) dari
perkembangan bioteknologi hingga saat ini, antara lain:
Meningkatkan sifat resistensi tanaman terhadap hama dan penyakit tanaman,
misalnya tanaman transgenic kebal hama.
Meningkatkan produk-produk (baik kualitas maupun kuantitas) pertanian,
perkebunan, peternakan, maupun perikanan dengan temuan bibit unggul.
Meningkatkan nilai tambah makanan. Pengolahan bahan makanan tertentu,
seperti air susu menjadi yoghurt., mentega, dan keju.
Membantu proses pemurnian logam dari bijihnya pada pertambangan logam
(biohidrometalurgi).
Membantu manusia mengatasi masalah-masalah pencemaran lingkungan,
seperti: bakteri pemakan plastik dan paraffin, bakteri penghasil bahan
plastik biodegradable.
Membantu manusia mengatasi masalah sumber daya energy,
misalnyabioethanol, dan biogas.
Membantu dunia kedokteran dan medis mengatasi penyakit-penyakit tertentu,
misalnya penyakit kelainan genetis dengan terapi gen, hormon insulin,
antibiotik, antibodi monoklonal, dan vaksin.
Mengatasi masalah pelestarian spesies langka dan hamper punah. Dengan
teknologi transplantasi nucleus, hewan dan/atau tumbuhan langka bisa
dilestarikan.
Dan lain sebagainya.
H. Ilmu-Ilmu yang Mendukung Bioteknologi
Ilmu-ilmu yang mendukung dalm perkembangan bioteknologi diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Mikrobiologi
Mikrobiologi merupakan cabang ilmu biologi yang khusus mempelajari
jasad-jasad renik. Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu microsyang
berarti kecil, bios yang berarti hidup, dan logos yang berarti pengetahuan.
Sehingga secara singkat dapat diartikan bahwa mikrobiologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang makhluk-makhluk hidup yang kecil-kecil. Makhluk-
makhluk hidup yang kecil tersebut disebut juga dengan mikroorganisme,
mikrobia, mikroba, jasad renik, atau prostita.
2. Biokimia
Biokimia adalah kimia makhluk hidup. Biokimiawan mempelajari
molekul dan reaksi kimia terkatalisis oleh enzim yang berlangsung dalam
semua organisme. Biokimia merupakan ilmu yang mempelajari struktur dan
fungsi komponen selular, seperti protein, karbohidrat, lipid, asam nukleat, dan
biomolekul lainnya. Saat ini biokimia lebih terfokus secara khusus pada kimia
reaksi termediasi enzim dan sifat-sifat protein.
3. Genetika
Genetika berasal dari bahasa Yunani, yaitu genno yang berarti
melahirkan, merupakan cabang biologi yang penting saat ini. Ilmu ini
mempelajari berbagai aspek yang menyangkut pewarisan sifat dan variasi sifat
pada organisme maupun suborganisme (seperti virus dan prion). Ada pula yang
dengan singkat mengatakan, genetika adalah ilmu tentang gen. nama
genetika diperkenalkan oleh William Bateson pada suatu surat pribadi
kepada Adam Chadwick dan ia menggunakannya pada Konferensi
Internasional tentang Genetika ke-3 pada tahun 1906.
4. Biologi Sel
Biologi sel (juga disebut Sitologi, dari bahasa Yunani, Kytos atau wadah)
adalah ilmu yang mempelajari sel. Hal yang dipelajari dalam biologi sel seperti
struktur an organel yang terdapat di dalam sel, lingkungan dan antaraksi sel,
daur hidup sel, pembelahan sel dan fungsi sel (filosofi), hingga kematian sel.
Hal-hal tersebut dipelajari baik pada skala mikroskopik maupun skala
molkular, dan biologi sel meneliti baik organisme bersel tunggal seperti bakteri
maupun sel-sel terspesialisasi di dalam organisme multisel seperti manusia.
5. Enzimologi
Enzim adalah biomolekul yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang
mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia.
Hal-hal yang berkaitan dengan enzim ini dipelajari dalam enzimologi. Dalam
dunia pendidikan tinggi, enzimologi tidak dipelajari tersendiri sebagai satu
jurusan tersendiri, tetapi sejumlah program studi memberikan mata kuliah ini..
6. Virologi
Virology ialah cabang biologi yang mempelajari makhluk
suborganisme, terutama virus. Dalam perkembangannya, selain virus
ditemukan pula viroid dan prion. Kedua kelompok ini saat ini juga masih
menjadi bidang kajian virologi. Virologi memiliki posisi strategis dalam
kehidupan dan banyak dipelajari karena bermanfaat bagi industry farmasi dan
pestisida. Virologi juga menjadi perhatian pada bidang kedokteran,
kedokteran hewan, peternakan, perikanan, dan pertanian karena kerugian
yang ditimbulkan virus dapat bernilai besar secara ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Ahyar. 2014. Bioteknologi Dasar. Universitas Hasanudin


Harmoni, Ati. 1992. Pengantar Ilmu Alamiah Dasar (IAD). Depok: Gunadarma.
Jasin, Maskoeri. 2013. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Kuswanti, Nur ddk. 2008. Contextual Teaching and Learning Edisi 4. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Wariyono, Sukis dan Yani Muharomah. 2008. Mari Belajar Ilmu Alam
Sekitar. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Anonim. 2013. Bioteknologi Modern.

Anda mungkin juga menyukai