Anda di halaman 1dari 14

BAB 1.

GEOMETRI DIMENSI DUA

Kegiatan Belajar 1 : Sudut

A. Pengertian Sudut
Sudut adalah bangun yang dibentuk dari ruas garis yang bertemu pada suatu titik. Titik
pertemuannya disebut titik sudut. Kedua ruas garisnya disebut kaki sudut / sisi sudut.
Perhatikan gambar berikut :

AOB = = 65
sudut refleks AOB = 295
O 65 B

B. Macam-macam Satuan Sudut


1. Satuan Derajat ()
1
1 = keliling lingkaran sehingga 1 keliling lingkaran = 360.
360
1 = 60 (60 menit) dan 1 = 60 (60 detik)
2. Satuan radian (rad)
1 rad adalah besarnya sudut pusat suatu lingkaran yang panjang busur dihadapan sudut itu
sama dengan panjang jari-jarinya.
180 = rad sehingga 1 keliling limgkaran = 2 rad.
3. Satuan Centisimal / gone / grade (g)
1
1g = keliling lingkaran sehingga 1 keliling lingkaran = 400g.
400

C. Mengkonversikan Satuan Sudut


Contoh:
Nyatakan : (i) 30 dalam satuan radian
2
(ii) radian dalam derajat
3
(iii) 57,215 dalam derajat, menit dan detik
(iv) 655025 dalam desimal derajat
(v) 45 ke satuan grade
1
(vi) radian ke satuan grade
5
Jawab:
30 1
(i) 30 = rad = rad
180 6
2 2
(ii) rad = .180 = 120
3 3
215
(iii) 57,215 = 57 + .60
1000
= 57 + 12,9
9
= 57 + 12 + .60
10
= 57 + 12 + 54
= 571254

10
50 24
(iv) 655025 = 65 +
60 3600
= 65 + 0,83 3 + 0,00 6
= 65,84
45
(v) 45 = . 200g = 50g
180
1 1
(vi) rad = . 200g = 40g
5 5

D. Jenis-jenis Sudut
1. Sudut lancip : 0 < < 90
2. Sudut siku-siku : = 90
3. Sudut tumpul : 90 < < 180
4. Sudut pelurus : = 180

Kegiatan Belajar 2 : Keliling dan Luas Bangun datar

A. Macam-macam Bangun datar Beraturan


1. Segitiga
Berdasarkan sisinya segitiga dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
a) Segitiga sembarang
b) Segitiga sama kaki
c) Segitiga sama sisi
Berdasarkan sudutnya segitiga dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
a) Segitiga lancip
b) Segitiga tumpul
c) Segitiga siku-siku

b a

A c t B

1 a = panjang
L= a.t
2 alas
t = tinggi
1
L= a b Sin C
2 L= s ( s a )( s b)( s c )
1 1
= a c Sin B dengan s = (a+b+c)
2 2
1
= b c Sin A
2 K=a+b+c

2. Persegi Panjang

l L= p.l

p K= 2(p+l)

11
l = lebar
p = panjang
3. Persegi

L = s2

s K = 4s

s s = sisi
4. Jajar Genjang

D C L= a.t
t
K = 2 (AB + BC)

A B a = panjang alas
a t = tinggi

5. Belah Ketupat

B
1
L= d1 . d2
s 2
d2
A C K = 4s

s d1 = AC = diagonal
d1
pertama
D d2 = BD = diagonal kedua
s = sisi
6. Layang-Layang

B 1
L= d1 . d2
B 2

A C K = 2 (AB + AD)
d1d
d1 = AC = diagonal
pertama
D d2 = BD = diagonal kedua

7. Trapesium
Trapesium dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
a) Trapesium sembarang
b) Trapesium sama kaki
c) Trapesium siku-siku

A B
D C
1
t L= (AB + CD) . t
2

K = AB + BC + CD +DA

12
8. Lingkaran
K=2r=d
C r = jari-jari
d = diameter
Q
A B APC AC L juringAPC
E
BPC BC L juringBPC
P

D
LjuringAPC = r2
360


AC = 2r
360
L= r = 2
d2
4
Ltembereng = Ljuring - Lsegitiga

9. Segi-n Beraturan

Jika r adalah jari-jari lingkaran pada segi-n beraturan, maka :

n 2 360
Lsegi-n = r Sin
2 n

Jika sisinya s dan sudut kelilingnya ada n, maka :

( n 2).180
n.s 2 .Sin 2
2n
Lsegi-n =
(n 2).180
2.Sin
n

B. Taksiran Luas daerah bidang Tak beraturan


Ada tiga aturan yang dipergunakan untuk mencari luas daerah bidang tak beraturan .

1. Aturan Trapesoida
Bangun daerah bidang tak beraturan dibagi menjadi beberapa bagian yang lebarnya sama.
Masing-masing bagian disebut pias / partisi.
Perhatikan gambar berikut :

A1 A2 A3
A4
An
y1 y2 y3 y4
yn
d d d

B1 B2 B3 B4 Bn

13
Satu bidang pias A1B1B2A2, luasnya mendekati trapezium dengan sisi sejajar y1 dan y2 serta
jaraknya d.
y1 y 2
Luas pias A1B1B2A2 .d
2
Demikian seterusnya untuk luas pias-pias berikutnya, sehingga luas total merupakn jumlah
dari msing-masing pias.
ordinatper tama ordinatter akhir
L lebar pias ordinatlai n
2
y1 y n
Ld y 2 y 3 y 4 ... y n 1
2

Contoh:
Tentukan luas daerah pada gambar di bwah ini dengan aturan trapesoida !

8 10 8
5 5
d=1

0 0

A B C D E F G

Jawab:
Enam pias vertical dengan ordinat : 0, 5, 8, 10, 8, 5, 0

y1 y 7
Ld y 2 y 3 y 4 y5 y 6
2

0 0
1 5 8 10 8 5
2
36 satuan luas.

2. Aturan Mid Ordinat


Perhatikan gambar berikut :

G
A C E
d

y1 y2 y3

B D
F H

y1, y2, y3, menunjukkan ordinat-ordinat di tengah-tengah ordinat terdahulu.


Luas pias ABCD y1 x d
Luas pias CDEF y2 x d
Dan seterusnya.
AB CD CD EF EF GH
Jadi y1 = , y2 = , y3 = , dan seterusnya.
2 2 2
Luas total = jumlah luas masing-masing pias.

14
L y1.d + y2.d + y3.d +
d (y1 + y2 + y3 + )

L d ( jumlah ordinat tengah )

Contoh:
Tentukan luas bangun pada gambar di bawah ini dengan aturan mid ordinat !

15 22 32 39 40 39 35 22

Jawab:
L d ( jumlah ordinat tengah )
8 ( 15 + 22 + 32 + 39 + 40 + 39 + 35 + 22 )
8 (244)
1952 satuan luas

3. Aturan Simpson
Perhatikan gambar berikut !

Y 2
1 3
4
n+1
y = f(x)
y1 y2 y3 y4 yn+1
X
a b

Untuk mencari luas daerah di bawah kurva y = f(x) dengan sumbu X di antara x = a dan x =
b, sebagai berikut :
Bagilah gambar tersebut menjadi n buah trapezium yang genap, dengan lebar (s) sama dan
tingginya y1, y2, y3, , yn+1 dari interval [a,b].
Sehingga diperoleh luas daerah menurut kaidah Simpson adalah ;:
s
L [(y1 + yn+1) + 4(y2 + y4 + ) + 2(y3 + y5 + )] dengan n bilangan genap
3

15
s
L [(F + L) + 4E + 2R
3
Dengan F = ordinat pertama interval a
L = ordinat terakhir interval b
E = jumlah ordinat bernomor genap
R = jumlah ordinat bernomor ganjil

Contoh:
Tentukan luas daerah kurva yang dibatasi oleh kurva y = x 2 , garis x = 2, gari x = 6 dan
sumbu X, dengan menggunakan aturan Simpson !

Jawab:

Y y = x2
36

25

16
9
4
, , , , , , X
O 1 2 3 4 5 6

s = 1, F = 4, L = 36, E = 9 + 25 = 34, R = 16
Substitusi ke rumus
s
L [(F + L) + 4E + 2R
3
1
[(4 + 36) + 4(34) + 2(16)]
3
1 1
[40 + 136 + 32] (208) 69,3 satuan luas
3 3

Kegiatan Belajar 3 : Transformasi bangun Datar

Transformasi pada bidang ada 4 jenis yaitu ;


- Pergeseran (Translasi)
- Pencerminan (Refleksi)
- Perputaran (Rotasi)
- Perkalian (Dilatasi)
16
Transformasi isometri adalah suatu transformasi yang menghasilkaan bayangan yang kongruen
dengan bangun aslinya. Misal : translasi, refleksi, dan rotasi.
Catatan:
Jarak dan arah suatu pergeseran dapat ditentukan dengan : ruas garis berarah, misal RS atau
a
sebuah pasangan bilangan, misal .
b
Pencerminan ditentukan dengan suatu garis yang dianggap sebagai sumbu pencerminannya.
Perputaran ditentukan dengan :
- pusat putaran.
- besar dan arah sudut putar, misalnya searah atau berlawanan arah jarum jam.

Perkalian ditentukan dengan pusat dan factor skalanya. Misal [P,k] merupakan dilatasi
berpusat di P dan factor skala k.

A. Translasi (Pergeseran)
Suatu translasi yang memindahkan setiap titik a satuan ke kanan dan b satuan ke
a
atas dinyatakan dengan suatu pasngan bilangan bentuk kolom .
b
a
Translasi T: memetakan setiap titik (x,y) ke titik (x,y) sehingga x = x + a
b
dan y = y + b.
Ditulis T: (x,y) (x,y) = (x + a , y + b)
Dalam bentuk matriks kolom, ditulis :
x' x a x a

y' y b y b

Contoh:
Tentukan bayangan segi empat OABC dengan O(0,0), A(5,0), B(0,6) dan C(5,6) sebagai hasil
1
translasi !
3

Jawab:
1

3


O(0,0) O(1,3)
A(5,0) A(6,3)
B(0,6) B(1,9)
C(5,6) C(6,9)
Jadi bayangannya OABC dengan O(1,3), A(6,3), B(1,9), dan C(6,9).

Cara lain :
O A B C O A B C
0 5 0 5 1 1 1 1 1 6 1 6

0 0 6 6 3 3 3 3 3 3 9 9
Jadi bayangannya OABC dengan O(1,3), A(6,3), B(1,9), dan C(6,9).

17
B. Refleksi (Pencerminan)
Pencerminan Terhadap sumbu X (Mx)

(x,y)

O X
(x,-y)

Mx memetakan setiap titik (x,y) ke titik (x,y) sehingga x = x dan y = -y.


Ditulis Mx : (x,y) (x,y) = (x,-y)
Jika x dan y dinyatakan dengan x dan y, didapat :
x = x = 1.x + 0.y
y = -y = 0.x + 1.y
yang dapat disajikan dengan matriks :
x ' 1.x 0. y 1 0 x

y ' 0.x 1. y 0 1 y
1 0
Matriks Mx = disebut matriks operator pencerminan terhadap sumbu X.
0 1

Cara lain:

Y
-B(0,1)

, X
A(1,0)

Gunakan titik A(1,0) dan B(0,1) sebagai pembentuk matriks awal, yaitu :
x A xB 1 0

y A y B 0 1
Pencerminan terhadap sumbu X
x' A x' B 1 0
A(1,0) A(1,0) matriknya :
y ' A y ' B 0 1
B(0,1) B(0,-1)

Silahkan dicoba sendiri untuk :


Pencerminan terhadap sumbu Y
Pencerminan terhadap garis y = x
Pencerminan terhadap garis y = -x
Pencerminan terhadap titik asal O
Pencerminan terhadap garis x = a
Pencerminan terhadap garis y = b

Contoh:
Tentukan bayangan segi empat OABC dengan O(0,0), A(5,0), B(0,6) dan C(5,6) sebagai hasil
refleksi terhadap sumbu X !

Jawab:

18
1 0
Mx =
0 1
O A B C O A B C
1 0 0 5 0 5 0 5 0 5
Sehingga : =
0 1 0 0 6 6 0 0 6 6
Jadi bayangannya OABC dengan O(0,0), A(5,0), B(0,-6), dan C(5,-6).

C. Rotasi (Perputaran)

Y
A(r, +)

A (r, )



O X

A (r, ) x = r Cos
y = r Sin
A(r, +) x = r Cos (+)
y = r Sin (+)
x = r Cos (+)
= r Cos Cos - r Sin Sin
= x Cos - y Sin
y = r Sin (+)
= r Sin Cos + r Cos Sin
= y Cos + x Sin
= x Sin + y Cos

Secara matriks dapat ditulis :


x ' xCos ySin Cos Sin x

y ' xSin yCos Sin Cos y

Sudut rotasi positif jika berlawanan dengan arah perputaran jarum jam, dan negative jika
sesuai dengan arah perputaran jarum jam.

Contoh:
Tentukan bayangan segi empat OABC dengan O(0,0), A(5,0), B(0,6) dan C(5,6) sebagai hasil
rotasi di O sejauh 30 berlawanan dengan arah jarum jam !

Jawab:
Cos30 Sin30 12 3 12
RO,30 =
Sin 30 Cos 30 3
12 1
2
O A B C O A B C
12 3 12 0 5 0 5 0 5
3 3 5
3 3
= 2 2
1 1
3 0 0 6 6 0 5
3 3 5
3 3
2 2 2 2

Jadi bayangannya OABC dengan O(0,0), A( 52 3 , 52 ), B( 3,3 3 ), dan C(


5
2 3 3, 3 3 )
5
2

19
Rotasi dengan Pusat P(a,b)
x = {(x-a) Cos - (y-b) Sin } - a
y = {(x-a) Sin + (y-b) Cos } b
atau
x ' a Cos Sin x a

y 'b Sin Cos y b

Contoh:
Diketahui titik A(4,5), tentukan bayangannya akibat rotasi 90 dengan titik pusat P(1.1) !
Jawab:
x'1 Cos 90 Sin90 4 1

y '1 Sin90 Cos 90 5 1
0 1 3 4
= =
1 0 4 3
x ' 4 1 3
y ' 3 1 4

Jadi, bayangan titik A(4,5) akibat rotasi 90 dengan titik pusat P(1.1) adalah A(-3,4).

D. Dilatasi (Perkalian)
Suatu dilatasi dengan pusat O dan factor skala k dinyatakan dengan [O,k].
Dilatasi [O,k] memetakan setiap titik (x,y) ke titik (x,y) sehingga x = kx dan y = ky.
Ditulis [O,k] : (x,y) (x,y) = (kx,ky)

Y A(kx,ky)

OA = k OA
A(x,y)

O X
Jika x dan y dinyatakan dengan x dan y, didapat :
x = kx = k.x + 0.y
y = ky = 0.x + k.y
yang dapat disajikan dengan matriks :
x' k .x 0. y k 0 x

y ' 0.x k . y 0 k y
k 0
Matriks [O,k] = disebut matriks operator dilatasi dengan pusat O dan factor skala k.
0 k
Catatan:
Jika k>0 maka bangun asal dan bayangan letaknya sepihak terhadap pusat dilatasi.
Jika k<0 maka bangun asal dan bayangan letaknya berlainan pihak terhadap pusat
dilatasi.
Jika 0<k<1 maka dilatasi merupakan pengecilan.
Jika k<-1 atau k>1 dilatasi merupakan pembesaran.
Jika k = -1 maka dilatasi itu sama dengan pencerminan terhadap O dan sama dengan
rotasi 180 dengan pusat O.

Contoh:
Tentukan bayangan segi empat OABC dengan O(0,0), A(5,0), B(0,6) dan C(5,6) sebagai hasil
dilatasi [O,3] !

Jawab;
3 0
[O,3] =
0 3
O A B C O A B C

20
3 0 0 5 0 5 0 15 0 15
=
0 3 0 0 6 6 0 0 18 18
Jadi bayangannya OABC dengan O(0,0), A(15,0), B(0,18), dan C(15,18).

Dilatasi dengan Pusat P(a,b)


A(x,y) [ A (k(x-a) + a, k(y-b) + b)
P ( a ,b ),k ]

atau
x ' a k 0 x a x a
k
y 'b 0 k y b y b
x' k ( x a ) a

y ' k ( y b) b

Contoh:
Diketahui titik A(5,9), tentukan hasil bayangannya karena dilatasi [P,3] dengan titik pusat
P(2,1) !

Jawab:
Dilatasi [P,3]
x'2 5 2 3.2 2 11
3.
y ' 1 9 1 3.8 1 25
Jadi, titik bayangan hasil dilatasi adalah: A(11,25).

E. Transformasi Linear
Transformasi linear adalah transformasi yang memetakan setiap titik (x,y) ke titik (x,y)
sedemikian sehingga :
x' ax by x' a b x
atau
y ' cx dy y' c d y

Contoh:
Diketahui dua buah titik dipetakan sebagai berikut :
(2,1) (5,1)
(0,1) (1,3)
Tentukan matriks transformasinya !
a b
(2,1) c d (5,1)
(0,1) (1,3)
a b 2 5
2a + b =5
c d 1 1
2c + d = 1
a b 0 1
b = 1 ; d = 3
c d 1 3
Sehingga : a = 2 ; c = -1
2 1
Jadi matriks transformasinya
1 3

Tabel Matriks Transformasi

NO TRANSFORMASI PEMETAAN MATRIKS


1 Identitas (x,y) (x,y) 1 0

0 1

21
2 Translasi (x,y) (x,y) = (x + a , y + b) x' x a

y' y b
3 Mx (x,y) (x,-y) 1 0

0 1
4 My (x,y) (-x,y) 1 0

0 1
5 My=x (x,y) (y,x) 0 1

1 0
6 My=-x (x,y) (-y,-x) 1 0

0 1
7 Mo (x,y) (-x,-y) 1 0

0 1
8 R(O,) (x,y) (xCos - ySin, xSin + yCos) Cos Sin

Sin Cos
9 D[O,k] (x,y) (kx,ky) k 0

0 k

Catatan:
Untuk memperoleh matriks transformai tunggal dari beberapa matriks transformasi, dapat
dilakukan dengan mengalikan matriks-matriks transformasi tersebut.

Contoh:
3 1
Jika T1 = dan T2 = menyatakan matriks translasi, maka tentukan bayangan titik A(-
0
2
3,1) oleh T2oT1 !
Jawab:
T2oT1 = T1 + T2
3 1 4
= + =
0 2 2
3 4 1
Sehingga : + =
3

1 2
Jadi, bayangan A(-3,1) oleh T1 + T2 adalah A(1,3)

Contoh:
Tentukan bayangan A(2,5) oleh pencerminan terhadap sumbu Y dilanjutkan terhadap sumbu
X!
Jawab:
1 0 1 0 1 0
Mx o My = =
0 1 0 1 0 1
1 0 2 2

0 1 5 5
Jadi, bayangan A(2,5) oleh My dilanjutkan Mx adalah A(-2,-5).

Latihan

1. Nyatakan ke dalam satuan radian !


a. 60 b. 120g
2. Nyatakan ke dalam satuan derajat 1
2
a. rad b. 25g
3
3. Nyatakan ke dalam satuan grade/gon !
1
a.30 b. rad
6

22
4. Nyatakan derajat berikut ke dalam derajat, menit, dan detik 1
a. 45,5 b. 60,75

5. Hitunglah daerah bangun datar gambar di bawah ini !

40 cm

10 cm

50 cm

6. Sebuah ruang dengan 15 m x 20 m akan dipasang keramik yang berukuran 20 cm x 20 cm.


Berapa jumlah keramik yang diperlukan ?

7. Diketahui segitiga ABC dengan titik-titik A(1,1), B(3,5) dan C(5,2). Tentukanlah bayangan
2
segitiga tersebut setelah digeser oleh T !
1
8. Dengan menggunakan matriks operator, tentukan bayangan segitiga PQR dengan titik sudut
P(2,3), Q(-1,5) dan R(2,2) akibat pencerminan berikut:
a. terhadap sumbu X
b. terhadap sumbu Y
c. terhadap garis y = x
d. terhadap garis y = -x
e. terhadap titik asal

23

Anda mungkin juga menyukai