A. Perngertian
Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) adalah proliferasi
maligna/ganas limfoblast dalam sumsum tulang yang disebabkan oleh sel
inti tunggal yang dapat bersifat sistemik (Smeltzer et al, 2008). Leukemia
adalah keganasan organ pembuat darah, sehingga sumsum tulang
didominasi oleh limfoblas yang abnormal. Leukemia limfoblastik akut
adalah keganasan yang sering ditemukan pada masa anak-anak (25-30%
dari seluruh keganasan pada anak), anak laki-laki lebih sering ditemukan
daripada anak perempuan, dan terbanyak pada usia 3-4 tahun. Faktor risiko
terjadi leukemia adalah faktor kelainan kromosom, bahan kimia, radiasi
faktor hormonal, infeksi virus (Ribera, 2009).
Akut Limfoblastik Leukemia (ALL) merupakan bentuk akut dari
leukemia yang diklasifikasikan menurut sel yang lebih banyak dalam
sumsum tulang yaitu berupa limfoblast (Muttaqin, 2009). Dari ketiga
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa akut limfoblastik leukemia
adalah keganasan sel dalam sumsum tulang yaitu berupa limfoblast
abnormal yang lebih sering mengenai anak-anak usia kurang dari 15 tahun
yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti kelainan kromosom, bahan
kimia, radiasi, faktor hormonal, dan infeksi virus.
Klasifikasi
2. Leukemia Kronik
b. Faktor Predisposi
5) Obat-obatan
Faktor lain
1) Faktor eksogen seperti sinar X, sinar radioaktif, dan bahan
kimia (benzol, arsen, preparat sulfat), infeksi (virus dan
bakteri).
2) Faktor endogen seperti RAS
2. Patofisiologi
3. Manifestasi klinis
Menurut Betz dan Linda (2002), manifestasi klinis Akut
Limfoblastik Leukemia sebagai berikut:
a. Bukti anemia, perdarahan, dan infeksi
1) Demam
2) Keletihan
3) Pucat
4) Anoreksia
2) Sakit kepala
3) Iritabilitas
4) Letargi
5) Muntah
6) Edema papil
7) Koma
b) Kesulitan berkemih
2) Leukositosis (60%)
b. Infeksi
c. Hepatomegali
d. Splenomegali
e. Limfadenopati
6. Penatalaksanaan Medis
Menurut Handayani dan Andi (2008), penatalaksanaan Akut
Limfoblastik Leukemia, sebagai berikut:
Bentuk terapi utama dalam penanganan ALL adalah kemoterapi.
a. Induksi remisi
Bertujuan agar sel yang tersisa tidak cepat memperbanyak diri lagi.
c. Rumat
C. Diagnosa Keperawatan
Menurut Wong (2004), diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
pada pasien leukemia:
1. Ketidakseimbangan perfusi jaringan perifer b.d penurunan suplai
darah ke perifer (anemia)
2. Risiko infeksi dengan faktor risiko pertahanan tubuh sekunder tidak
adekuat.
3. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan atau anemia
D. Intervensi keperawatan
1. Risiko infeksi dengan faktoe risiko perhananan tubuh sekunder
tidak adekuat.
Tujuan :
Kriteria hasil :
Rencana Intervensi:
a. Tempatkan pada ruangan khusus, batasi pengunjung sesuai
indikasi. Rasional : Melindungi dari sumber
potensial/infeksi
Tujuan :
Kriteria Hasil :
Tujuan :
Kriteria Hasil :
Rencana Intervensi
Tujuan :
Kriteria Hasil :
Rencana Keperawatan:
Tujuan :
Kriteria Hasil :
Kriteria Hasil :
Rencana Keperawatan :
Tujuan :
Kriteria Hasil :
Rencana Keperawatan :
a. Kaji suhu tubuh pasien.
http://www.jurnalkedokterangigi.com/post/read/550/tata-cara-menyikat-
gigi-yang-baik-dan-benar.html (Diakses pada tanggal 24 Juni 2016)