Anda di halaman 1dari 6

Faktor resiko

1. Anatomik : vena daerah anorektal tidak mempunyai katup dan pleksus hemoroidalis kurang
mendapat sokongan dari otot dan fascia sekitarnya.
2. U m u r : pada umur tua terjadi degenerasi dari seluruh jaringan tubuh, juga otot sfingter
menjadi tipis dan atonis.
3. Keturunan : dinding pembuluh darah lemah dan tipis
4. Pekerjaan : orang yang harus berdiri , duduk lama, atau harus mengangkat barang berat
mempunyai predisposisi untuk hemoroid.
5. Mekanis : semua keadaan yang menyebabkan meningkatnya tekanan intra abdomen, misalnya
penderita hipertrofi prostat, konstipasi menahun dan sering mengejan pada waktu defekasi.
6. Endokrin : pada wanita hamil ada dilatasi vena ekstremitas dan anus oleh karena ada sekresi
hormone relaksin.
7. Fisiologi : bendungan pada peredaran darah portal, misalnya pada penderita sirosis hepatis.( 5 )
8. Keturunan: dinding pembuluh darah yang tipis dan lemah.
9. Radang adalah factor penting, yang menyebabkan vitalitas jaringan di daerah berkurang.
10. Faktor risiko terjadinya hemoroid antara lain faktor mengedan pada buang air besar yang sulit,
11. pola buang air besar yang salah (lebih banyak memakai jamban duduk, terlalu lama duduk di
jamban sambil membaca, merokok),
12. peningkatan tekanan intra abdomen, karena tumor (tumor usus, tumor abdomen),
13. kehamilan (disebabkan tekanan janin pada abdomen dan perubahan hormonal),
14. konstipasi kronik,
15. diare kronik atau diare akut yang berlebihan,
16. hubungan seks peranal,
17. kurang minum air,
18. kurang makanmakanan berserat (sayur dan buah),
19. kurang olahraga/imobilisasi. (Sudoyo, 2006)
Pemeriksaan penunjang
1. Hemoglobin, mengalami penurunan < 12 mg%.
2. Anoscopy, pemeriksaan dalam rektal dengan menggunakan alat, untuk mendeteksi ada
atau tidaknya hemoroid.
3. Digital rectal examination, pemeriksaan dalam rektal secara digital.
4. Sigmoidoscopy dan barium enema, pemeriksaan untuk hemoroid yang disertai karsinoma.
5. Inspeksi Hemoroid eksterna mudah terlihat, terutama bila sudah menjadi thrombus. Hemoroid
interna yang menjadi prolaps dapat terlihat dengan cara menyuruh pasien mengejan. Prolaps
dapat terlihat sebagai benjolan yang tertutup mukosa.
6. Rectal Toucher (RT)
Hemoroid interna stadium awal biasanya tidak teraba dan tidak nyeri, hemoroid ini dapat
teraba bila sudah ada thrombus atau fibrosis. Apabila hemoroid sering prolaps, selaput lendir
akan menebal. Trombosis dan fibrosis pada perabaan terasa padat dengan dasar yang lebar.
Rectal toucher (RT) diperlukan untuk menyingkirkan kemungkinan adanya karsinoma recti.
7. Pemeriksaan diperlukan untuk melihat hemoroid interna yang belum prolaps. Anaskopi
dimasukan untuk mengamati keempat kuadran dan akan terlihat sebagai struktur vaskuler yang
menonjol kedalam lumen. Apabila penderita diminta mengejan sedikit maka ukuran hemoroid
akan membesar dan penonjolan atau prolaps akan lebih nyata. Banyaknya benjolan, derajatnya,
letak, besarnya, dan keadaan lain seperti polip, fissure ani, dan tumor ganas harus diperhatikan
8. pemeriksaan laboratorium
- Eritrosit
- Leukosit
- Led
- Hb
9. pemeriksaan diagnostik
- Protoskopy
- Anuscopy
- Sigmoideskopy

10. Pemeriksaan proktosigmoidoskopi


Proktosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk memastikan bahwa keluhan bukan disebabkan oleh
prows radang atau prows keganasan ditingkat yang lebih tinggi, karena hemoroid merupakan
keadaan fisiologik saja atau tanda yang menyertai.
(Arif Muttaqin, hal 689 2011)
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Colok DuburPada pemeriksaan colok dubur, hemoroid interna stadium awal
tidak dapat dirabasebab tekanan vena di dalamnya tidak terlalu tinggi dan biasanya tidak
nyeri.Hemoroid dapat diraba apabila sangat besar. Apabila hemoroid sering prolaps,
selaputlendir akan menebal. Trombosis dan fibrosis pada perabaan terasa padat dengandasar
yang lebar. Pemeriksaan colok dubur ini untuk menyingkirkan kemungkinankarsinoma rektum.2.
Pemeriksaan AnoskopiDengan cara ini dapat dilihat hemoroid internus yang tidak menonjol
keluar. Anoskopdimasukkan untuk mengamati keempat kuadran. Penderita dalam posisi
litotomi.Anoskop dan penyumbatnya dimasukkan dalam anus sedalam mungkin,
penyumbatdiangkat dan penderita disuruh bernafas panjang. Hemoroid interna terlihat
sebagaistruktur vaskuler yang menonjol ke dalam lumen. Apabila penderita diminta
mengejansedikit maka ukuran hemoroid akan membesar dan penonjolan atau prolaps akanlebih
nyata. Banyaknya benjolan, derajatnya, letak ,besarnya dan keadaan lain dalamanus seperti polip,
fissura ani dan tumor ganas harus diperhatikan.3.
Pemeriksaan proktosigmoidoskopiProktosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk memastikan
keluhan bukan disebabkanoleh proses radang atau proses keganasan di tingkat tinggi, karena
hemoroidmerupakan keadaan fisiologik saja atau tanda yang menyertai. Faeces harus
diperiksaterhadap adanya darah samar
keluhan utama
1. pasien mengatakan nyeri pada anus
2. Pasien datang dengan keluhan perdarahan terus menerus saat BAB. Ada benjolan pada
anus atau nyeri pada saat defikasi.
3. Benjolan yang keluar dari anus
4. Keluarga mengatakan pasien mengalami pendarahan segar saat defekasi
5. Klien biasanya datang dengan keluhan nyeri pada waktu Buang Air Besar (BAB) disertai
dengan keluarnya daging kecil di anus dan disertai darah segar. Darah dapat menetes
keluar dari anus beberapa saat sesudah BAB. Pengeluaran lendir dialami oleh beberapa
klien yang menderita hemoroid yang prolapsus.

Gambar
v

Anda mungkin juga menyukai