Anda di halaman 1dari 5

https://puskesmasmojoagung.wordpress.

com/

icara ANTRI dalam benak kita sudah pasti lama menunggu, bosan, ngantuk, panas dan sebagainya.
Kondisi seperti itu sering dikeluhkan oleh banyak pelanggan yang dalam proses pemberian
pelayanan. Mengantisipasi hal tersebut, Puskesmas Mojoagung sejak awal tahun 2016 mulai
berbenah diri dalam hal antrian terutama dalam proses pendaftaran pasien.

Sekilas tentang proses pendaftaran pasien sebelumnya :

A. Pasien datang langsung menuju loket pendaftaran kemudian petugas loket mendaftar pasien yang
ditulis di buku register pasien rawat jalan dan di tulis di lembar resep (Nama, Umur, Alamat, Kategori
pasien)

Apabila pasien membawa kartu berobat, petugas langsung menuliskan nomor Rekam Medik (RM) di
buku register dan lembar resep

Apabila tidak membawa kartu berobat petugas mencari di aplikasi SIMPUS dengan kata kunci
anggota keluarga yang pernah berobat apabila ada yang pernah berkunjung langsung di tulis di
buku register dan di lembar resep

Apabila pasien/keluarga tidak pernah berkunjung ke puskesmas maka pasien langsung di data untuk
di inputkan ke aplikasi SIMPUS agar mendapatkan nomor RM baru dan kartu berobat
B. Petugas pendaftaran mempersilahkan pasien untuk menuju ke poli yang di tuju;

C. Setelah pasien terdaftar di aplikasi SIMPUS kemudian proses pencarian buku RM pasien yang
tersimpan di rak filling;

D. Buku RM pasien didistribusikan oleh petugas pendaftaran ke poli yang di tuju pasien.

Bercermin dari masa lalu itu dengan proses yang panjang maka sistem Loket pun berbenah agar
proses pendaftaran lebih simple dan tidak ribet :

Prosesnya hampir sama, yang membedakan adalah pasien harus antri dengan mengambil nomor
antrian (tidak berebut saling mendahului), sistem antrian sudah dibuat dengan Aplikasi sehingga
petugas pendaftaran tidak lagi berteriak untuk memanggil pasien untuk didaftar. Dalam hal ini
terbukti bahwa dengan pemanggilan pasien dengan nomor antrian komputerisasi pasien lebih
dihargai.

Kemudian pasien tidak dicatat di buku register karena dalam hal ini sudah terekam di SIMPUS
sebagai database, apabila sewaktu-waktu dibutuhkan bisa dicetak

Pencarian dan pendistribusian buku RM pasien prosesnya sama

Dengan terciptanya nomor antrian dengan komputerisasi, Puskesmas Mojoagung berusaha


mempertahankan kepercayaan pelanggan dalam memberikan pelayanan yang cepat, tepat dan
akurat sehingga pelanggan tidak dibiarkan menunggu (mengantri) terlalu lama.

Tradisi mengantri dengan berbaris panjang, berdiri dan lama, saling menyerobot dengan tujuan
cepat dilayani sudah ditinggalkan di loket pendaftaran pasien.

Sekarang pasien ambil nomor antrian, duduk manis dan cantik kemudian nunggu dipanggil sesuai
nomor urut.

Upload by : Admin (Kreasi Anak Loket


MOJOAGUNG BERKHASIAT (BEBAS KATARAK, HIDUP LANSIA SEHAT)

sekilas info

8 Votes

Sebagai bagian dari kerjasama Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang dengan Universitas Airlangga,
Puskesmas Mojoagung menjadi salah satu Puskesmas tempat mahasiswa Kedokteran melakukan
praktek community medicine (CM). Rangkaian kegiatan kedokteran komunitas Fakultas Kedokteran
Universitas AIrlangga Surabaya dengan Puskesmas Mojoagung adalah pemberdayaan masyarakat
dalam menuju lansia sehat.

Saat ini di Puskesmas Mojoagung terdapat paguyuban komunitas masyarakat yang tergabung dalam
PROLANIS ( Program Pengelolaan Penyakit kronis). PROLANIS diadakan secara bulanan yang
diadakan setiap kamis minggu terakhir, kegiatan meliputi perkumpulan penderita penyakit kronis
(Kencing Manis, Hipertensi, Stroke), senam bersama, penyuluhan oleh tenaga kesehatan Puskesmas,
diskusi, ngobrol santai dan saling berbagi antar penderita, pemeriksaan kesehatan dasar (berat
badan, tensi, nadi, lingkar perut) pemeriksaan profil kesehatan meliputi pemeriksaan gula darah,
kolesterol, asam urat serta konsultasi dokter, konsultasi ahli gizi, konsultasi lingkungan sehat dan lain
sebagainya.

Sebagai kegiatan pemberdayaan masyarakat juga dikembangkan POSBINDU PTM (Pos Pembinaan
Terpadu Penyakit Tidak Menular) yang menjadi pusat skrining (deteksi dini) Penyakit tidak menular
yang dilakukan masyarakat yang sudah dilatih oleh Puskesmas Mojoagung. POSBINDU PTM saat ini
sudah ada di Kantor kecamatan Mojoagung dan tersebar juga di beberapa desa di Mojoagung.

Kegiatan community medicine yang diadakan mahasiswa selama 3 minggu berfokus pada penyakit
katarak dan lansia. Hal ini sesuai karena puskesmas Mojoagung merupakan salah satu Puskesmas
yang memiliki Poli Mata dan Peduli Lansia lewat PROLANIS dan POSBINDU PTM.

Kegiatan CM pada dokter muda Unair diarahkan oleh kepala Puskesmas Mojoagung, dr. Mamurotus
Sadiyah MKes. menjadi sebuah kegiatan terintegrasi ke dalam PROLANIS dan POSBINDU PTM. Baik
itu berupa kegiatan survey, pemeriksaan kesehatan dasar, pemeriksaan mata, pemeriksaan profile
kejiwaan dan emosi lansia serta konsultasi medis.

Kegiatan para dokter muda dibimbing di lapangan oleh dr. Diani Arisandhi. mulai melakukan survey,
pemeriksaan kesehatan, Focus Group Discussion (FGD) dan hingga perencanaan pembentukan
komunitas.
Puncak kegiatan kerjasama CM FK Unair dan Puskesmas Mojoagung adalah pembentukan komunitas
MOJOAGUNG BERKHASIAT (BEBAS KATARAK, HIDUP LANSIA SEHAT). Katarak menjadi perhatian
utama karena:

1. Katarak undercover: angka katarak lansia secara riil lebih tinggi dari Riskesdas

2. Behnd The Truth: faktor risiko katarak belum disadari masyarakat

3. Katarak dapat disembuhkan dengan operasi

4. Waspada menjamurnya klinik illegal termasuk yang menawarkan pengobatan tanpa bukti ilmiah

Harapan dr. Mamurotus Sadiyah MKes. ke depan adalah bahwa Pembentukan komunitas peduli
katarak (MOJOAGUNG EBRKHASIAT) merupakan kegiatan yang nantinya akan diintegrasikan ke
dalam PROLANIS dan POSBINDU PTM. Dimana kegiatan Komunitas peduli katarak ini meliputi:

1. Mencanangkan bulan katarak Jombang

2. Skrining massal katarak pada bulan katarak jombang

3. Menyusun daftar tunggu (waiting list) pasien katarak yang belum tercover BPJS dan
menghubungkannya dengan oenyelenggara operasi gratis katark massal

4. Mengkoordinasi pihak-pihak untuk operasi gratis katarak massal

5. Advokasi pasien katarak untuk pembiayaan melalui BPJS

6. Advokasi dan koordinasi dengan Bupati Jombang, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang,
IDI, IBI, PKFI, PERDAMI, Camat, Lurah, dan seluruh stake holder.

Penanda tanganan MoU dan pembentukan komunitas katarak dihadiri oleh seluruh stake holder,
selain mahasiwa DM FK UNAIR, juga Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang, Camat
Mojaogung, Kepala Puskesmas Mojoagung, BPJS cabang Jombang, IDI, IBI, PKFI PKFI (Perhimpunan
Klinik dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Indonesia), perwakilan Kapolsek Mojoagung,
perwakilan Danramil Mojoagung, dan tokoh masyarakat.

Acara dilanjutkan dengan pelatihan deteksi dini katarak untuk kader kesehatan lansia dan
pembagian buku saku katarak dan sertifikat. Perwakilan mahasiswa FK Unair Ricardo Adrian nugraha
dan Devianty Octavia menyebutkan bahwa hasil survey menunjukkan risiko katarak terbanyak
karena penyakit kencing manis dan usia lanjut. Oleh karenanya diberikan pemahaman kepada kader
kesehatan tentang pentingnya mengelola faktor risiko katarak.

Bravo Dokter Muda FK Unair!

Bravo Puskesmas Mojoagung!


Bravo Kader Kesehatan!

Anda mungkin juga menyukai