Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PEMENUHAN GIZI BALITA


(Disusun Untuk Memenuhi Tugas Gizi & Diet)
Dosen Pembimbing : Yustina Purwaningsih, SST

Disusun Oleh:
Muji Lestari
201601095

AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO
TAHUN AJARAN 2016/2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
GIZI BALITA

A. Pokok Bahasan : Gizi Balita


B. Sub pokok bahasan
1. Pengertian Gizi Balita
2. Manfaat Gizi seimbang pada Balita
3. Kebutuhan Gizi pada Balita
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi status Gizi pada Balita
5. Menu Makanan Balita Usia 2 - 5 Tahun
6. Gangguan Makanan Gizi Seimbang pada Balita
C. Hari/tanggal : Februari 2016
D. Sasaran : Ibu yang Mempunyai Anak Balita
E. Tujuan :
Tujuan umum
1. Meningkatkan pemahaman ibu tentang pemenuhan kebutuhan nutrisi gizi
seimbang pada balita.
2. Meningkatkan perilaku ibu untuk berperilaku memperhatikan kesehatan balita
akan kecukupan gizi balita.
3. Meningkatkan status kesehatan balita.
Tujuan khusus
1. Menjelaskan pada ibu mengenai gizi seimbang pada balita.
2. Menjelaskan pada ibu mengenai manfaat gizi seimbang pada balita.
3. Menjelaskan pada ibu mengenai kebutuhan gizi pada balita
4. Menjelaskan pada ibu mengenai faktor - faktor yang mempengaruhi status
gizi pada balita
5. Menjelaskan pada ibu menu makanan pada usia 2 - 5 tahun
6. Menjelaskan pada ibu mengenai gangguan makanan gizi seimbang pada
balita.
F. Metode
Leaflet
G. Media
Leaflet
H. Materi Penyuluhan
1. Pengertian Gizi Balita
Balita usia 1-5 tahun dapat dibedakan menjadi dua, yaitu anak usia lebih satu tahun
sampai tiga tahun yang dikenal dengan batita dan anak usia lebih dari tiga tahun sampai
lima tahun yang dikenal dengan usia prasekolah. Anak dibawah lima tahun merupakan
kelompok yang menunjukan pertumbuhan badan yang pesat namun kelompok ini erupakan
kelompok tersering yang menderita kekurangan gizi.
Balita adalah anak dengan usia dibawah 5 tahun dengan karakteristik pertumbuhan
yakni pertumbuhan cepat pada usia 0-1 tahun dimana umur 5 bulan BB naik 2 kali BB lahir
dan 3 kali BB lahir pada umur 1 tahun dan menjadi 4 kali pada umur 2 tahun. Pertumbuhan
mulai lambat pada masa pra sekolah kenaikan BB kurang lebih 2 kg per tahun, kemudian
pertumbuhan konstan mulai berakhir.

2. Manfaat Gizi seimbang untuk balita


Makanan sebagai sumber zat gizi harus di berikan bervariasi/beragam. Dari segi
jumlah, hidangan sehari untuk usia 4-5 tahun lebih banyak di bandingkan dengan adiknya
yang berusia 2-3 tahun. Ini karena kebutuhan energi mereka berbeda. Yang jelas, anak-anak
usia 2-5 tahun boleh makan lebih banyak. Namun, dengan syarat, orang tua memantau berat
badan anaknya setiap bulan agar tidak berlebihan atau kekurangan, ada beberapa cara agar
anak balita umur 2-5 tahun tetap sehat dan produktifitas.
a. Variasi makanan
Keragaman makanan anak setiap hari harus memenuhi kebutuhan makanan pokok,
lauk pauk, dan buah, agar tidak terjadi masalah-masalah yang telah dikemukakan di atas,
pada prinsipnya, setipa makanan yang di hidangkan, dari makan pagi, siang dan malam,
serta makanan selingan, harus terdiri atas makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah,
sehingga seluruh makanan akan memenuhi prinsip gizi seimbang.
b. Pola hidup bersih
Dalam prinsip gizi seimbang, kesehatan tidak hanya dilihat dari aspek makanan
saja, tetapi juga aspek lain di antaranya soal kebersihan dan kesehatan lingkungan. Oleh
karena itu pola hidup bersih perlu diajarkan pada anak usia ini. Kebisaan ini antara lain
mencuci tangan menggunakan sabun dan membilas di pancuran atau air mengalir. Cuci
tangan harus di lakukan sebelum dan setelah makan,setelah bermain dan setelah buang air
kecil atau buang air besar. Lalu keringkan dengan tisu/lap bersih. Biasakan menggunakan
tutup saji, tidak memegang makanan langsung dengan tangan, tetapi dengan menggunakan
sendok. Selain itu anak juga harus diajarkan menjaga kebersihan gigi dan mulut serta
kebersihan badan. Pesan-pesan mengenai pola hidup bersih ini sesuai dengan program
pemerintah. Pola makan bergizi seimbang meningkatkan daya tahan tubuh anak terhadap
penyakit. Namun, makanan saja tidak cukup, anak membutuhkan daya tahan yang
diperlukan dari imunisasi.
c. Aktivitas fisik
Aktivitas fisik merupakan bagian penting untuk mengimbangi makanan yang di
komsumsi serta menjaga kesehatan dan kebugaran. Pada anak balita umumnya sedang
aktif, juga mulai bersosialisasi, tak sulit untuk mengajaknya melakukan aktivitas fisik atau
berolahraga. Lakukan aktivitas luar ruang atau olahraga setiap hari, masing-masing selama
60 menit. Aktivitas luar ruang yang terpapar pada sinar matahari juga bermanfaat bagi
densitas tulang anak. Tentu dilakukan dengan cara-cara yang menyenangkan alias bermain
mengingat bermain adalah dunia anak balita.
Banyak permainan yang menyehatkan yang bisa dilakukan bersama balita, karena
pada usia ini anak suda bisa berjalan, berlari, melompat, melempar, dan sebagainya, pada
usia ini anak jga suda bisa masuk play group atau TK yang bermanfaat untuk stimulasi
kecerdasan dan bermain secara terstruktur. Pendampingan oleh orang tua kepada anak
dalam melakukan kegiatan bersama akan menumbuhkan bonding effect (kedekata
batin/emosional orang tua dan anak).
Akativitas fisik yang di anjurkan untuk anak balita adalah aktivitas fisik yang
banyak mengeluarkan tenaga (permainan aktif), bukan permainan pasif seperti komputer
games da play station. Aktifitas fisik dan olahraga yang dapat dilakukan bersama anak
balita antara lain : kejar-kejaran, lempar bola, loncat bantal, main sepeda, berenang, bola
kaki. Jalan/lari pagi.
d. Pemantaun berat badan ideal
Untuk mengetahui atau tidak penurunan atau kenaikan berat badan (BB) dapat
dilihat kartu Menuju Sehat (KMS). Prinsipnya adalah anak yang sehat, bertambah umur,
bertambah berat badan.
Menurut WHO, BB ideal anak laki-laki usia 2 tahun adalah 12,2 kg dan anak
perempuan 11,5 kg. Untuk seterusnya, setelah usia 2 tahun sampai 5 tahun, pertambahan
BB rata-rata 2-2,5 kg per tahun. Datanglah ke posyandu/klinik ntuk menimbang setiap
bulan, serta memperoleh pelayanan gizi dan kesehatan lainnya, seperti imunisasi, kapsul
vitamin A, dan penyuluhan gizi. Di masa mendatang, juga perlu di lakukan pemantaun
panjang/tinggi badan agar dapat diketahui keadaan gizi yang akurat.
Masuk usia 3 tahun, umumnya tubuh anak kelihatan lebih lansing. Perut gendut
yang menjadi ciri khas batita juga mulai hilang karena perkembangan lemaknya suda jauh
berkurang. Tak heran bila kini si buah hati tidak lagi semontok dan semenggemaskan
seperti waktu bayi.
Idealnya setiap sebulan sekali orang tua memantau pertumbuhan BB guna
mengetahui kesehatan si kecil. Gunakan KMS untuk memantau BB setiap bulan. Dari situ
orang tua bisa mengetahui, apakah BB si kecil masuk ke dalam kurva normal, kurang atau
lebih, jika dalam 2 bulan berturut-turut BB anak tidak naik atau cenderung turun, berarti
ada yang tidak beres dengan kesehatannya, demikian juga kalau BB anak naiknya
berlebihan, segera konsultasika untuk untu mencari tahu penyebab dan bagaimana
penangaannya yang tepat. Zat Gizi untuk Balita harus diperhatikan karena perkembangan
dan pertumbuhan di usia ini menentukan kondisinya saat dewasa. Apabila standar Gizi
Balita dipenuhi, maka pertumbuhan sel-sel otak sebagai dasar kecerdasan setiap individu
akan berkembang maksimal.
Sejak masih didalam kandungan sampai Balita sekitar dua tahun, pertumbuhan sel
otak begitu cepat. Dan akan semakin lambat ketika berusia usia 3-4 tahun. Untuk itu sejak
dini orangtua harus memberikan makanan yang baik dan sehat dan tentu mengandung zat-
zat gizi penting pertumbuhan bayi anda. Orangtua sebaiknya juga mengatur pola makan
buah hati dengan konsumsi gizi seimbang dan lebih bervariasi (seperti sayuran, buah-
buahan, produk susu, biji-bijian, jenis Ikan Laut dan makanan sumber gizi yang lain).
Asupan makanan bergizi untuk Balita memberikan manfaat, yang diantaranya:
Mendukung pertumbuhan dan perkembangan baik itu fisik maupun otak agar lebih
maksimal.
Membantu sistem kekebalan tubuh berfungsi normal untuk menjaga kesehatan
tubuh.
Mencegah gangguan kesehatan seperti kekurangan zat besi, karies gigi, obesitas,
bahkan osteoporosis ketika usia sudah dewasa.
Mengurangi risiko terjadinya penyakit mematikan dimasa mendatang, seperti:
kanker, jantung, diabetes dan stroke,.
Terhindar dari Risiko ketidakseimbangan energi, sehingga menghambat
pertumbuhan anak, penurunan kesadaran, gangguan bicasa, penurunan
kecerdasan, gangguan pemusatan perhatian, gangguan rasa percaya diri, sariawan
atau beri-beri.
Kecenderungan pola makan anak yang kurang baik, Seperti lebih banyak
mengonsumsi makanan instan atau minuman bersoda akan meningkatkan resiko
obesitas.

3. Kebutuhan Gizi pada Balita


Kebutuhan gizi pada masa balita membutuhkan lebih banyak nutrisi karena masa
balita (usia 15 tahun) adalah periode keemasan. Periode kehidupan yang sangat penting
bagi perkembangan fisik dan mental, pada masa ini pula balita mulai banyak melakukan
dan menemukan hal-hal baru. Dalam hal ini, nutrisi yang baik memegang peranan penting.
Jika seorang balita sering diberi asupan makanan yang mengandung zat-zat yang tidak baik,
seperti jenis makanan yang mengandung bahan pengawet, pewarna buatan, pemanis buatan,
pelezat makanan dan yang sejenisnya, hal itu akan terlihat efeknya bagi kesehatan tubuh.
Maka, pemberian makanan dengan pemenuhan gizi yang seimbang adalah cara yang tepat
untuk menjaga kesehatan serta tumbuh kembang balita. Jadi, perhatikan dengan baik pola
makan untuk balita.
Diantara nutrisi-nutrisi penting sebagai asupan makanan untuk balita sebagai berikut :
Karbohidrat merupakan sumber energi yang tersedia dengan mudah di setiap
makanan dan harus tersedia dalam jumlah yang cukup karena kekurangan
karbohidrat dapat menyebabkan terjadi kelaparan dan berat badan menurun, apabila
jumlah karbohidrat dalam jumlah yang tinggi dapat menyebabkan terjadi
peningkatan BB atau obesitas. Jumlah karbohidrat yang cukup dapat diperoleh dari
susu, padi-padian, buah-buahan, tepung, umbi, gandum dan lain-lain.
Protein harus dikonsumsi secara seimbang karena protein dibutuhkan untuk proses
pertumbuhan dan perkembangan anak. Protein digunakan setelah karbohidrat dan
lemak tidak mencukupi pasokannya di dalam tubuh. Sumber protein dapat diperoleh
dari ayam, kacang-kacangan, susu, yoghurt, roti dan lain-lain.
Lemak merupakan sumber energi utama untuk pertumbuhan dan aktifitas fisik bagi
balita. Lemak member cita rasa yang gurih, rasa kenyang, dan kelezatan makanan.
Sumber makanan yang berasal dari lemak seperti daging, mentega, mayones, keju,
susu.
Vitamin dan mineral disaran untuk selalu dihidangkan dalam menu makanan sehari-
hari karena vitamin tidak dihasilkan tubuh dalam jumlah banyak. Vitamin sangat
membantu dalam melawan radikal bebas. Vitamin dapat dijumpai dalam roti, buah-
buahan, sayuran, susu, daging.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi status Gizi Balita


Adabeberapa faktor yang sering merupakan penyebab gangguan gizi, baik langsung
maupun tidak langsung. Sebagai penyebab langsung gangguan gizi khususnya gangguan
gizi pada bayi dan balita adalah tidak sesuai jumlah giziyang mereka peroleh dari
makanan dengan kebutuhan tubuh mereka. Beberapa faktor yang yang secara tidak
langsung mendorong terjadinya gangguan gizi terutama pada anak balita anatar lain
(Proverawati, 2010)
a. Pengetahuan
Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari sering terlihat keluarga yang sungguhpun
berpenghasilan cukup akan tetapi makanan yang dihidangkan seadanya. Dengan demikian
kejadian gangguan gizi tidak hanya ditemukan pada keluarga yang berpenghasilan kurang
akan tetapi juga pada keluarga yang berpenghasilan cukup. Keadaan ini menunjujkkan
bahwa ketidaktahuan akan faedah makanan bagi kesehatan tubuh menjadi penyebab
buruknya mutu gizi makanan keluarga, khususnya makanan balita. Masalah gizi karena
kurangnya pengetahuan dan ketrampilan dibidang memasak akan menurunkan konsumsi
makan anak, keragaman bahan dan keragaman jenis makanan yang mempengaruhi
kejiwaan misalnya kebebasan.
b. Persepsi
Banyak bahan makanan yang sesungguhnya bernilai gizi tinggi tetapi tidak
digunakan atau hanyak digunakan secara terbatas akibat adanya prasangka yang tidak baik
terhadap bahan makanan itu. Penggunaan bahan makanan itu dianggap dapat menurunkan
harkat keluarga. jenis sayuran seperti genjer, daun turi, bahkan daun ubi kayu yang kaya
akan zat besi, vitamin A dan protein, dibeberapa daerah masih dianggap sebagai makanan
yang dapat menurunkan harkat keluarga.
c. Kebiasaan atau pantangan
Berbagai kebiasaan yang bertalian dengan pantang makanan tertentu masih sering
kita jumpai terutama di daerah pedesaan. Larangan terhadap anak untuk makan telur, ikan
atau daging hanya berdasarkan kebiasaan yang tidak ada datanya dan hanya diwarisi secara
dogmatis turun temurun, padahal anak itu sendiri sangat memerlukan bahan makanan
seperti guna keperluan pertumbuhan tubuhnya.
d. Kesukaan jenis makanan tertentu
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan tertentu atau disebut
sebagaifaddisme makanan akan mengakibatkan tubuh tidak memperoleh semua zat gizi
yang diperlukan.
e. Jarak kelahiran yang terlalu rapat
Banyak hasil penelitian yang membuktikan bahwa banyak anak yang menderita
gangguan gizi oleh karena ibunya sedang hamil lagi atau adik yang baru telah lahir,
sehingga ibunya tidak dapat merawat secara baik. Anak Dibawah usia 2 tahun masih sangat
memerlukan perawatan ibunya, baik perawatan makanan maupun perawatan kesehatan dan
kasih sayang.
f. Sosial ekonomi
Keterbatasan penghasilan keluarga turut menentukan mutu makanan yang disajikan.
Tidak dapat disangkal bahwa penghasilan keluarga turut menentukan hidangan yang
disajikan untuk keluarga sehari-hari, baik kualitas maupun jumlah makanan.
g. Penyakit infeksi
Infeksi dapat menyebabkan anak tidak merasa lapar dan tidak mau makan. Penyakit
ini juga menghabiskan sejumlah protein dan kalori yang seharusnya dipakai untuk
pertumbuhan.

5. Menu makanan balita usia 2 sampai 5 tahun :


1. Pagi Bubur beras atau roti oles mentega/margarinTelur, daging atau ikan satu gelas
susu.
2. Snack; biskuit, kue basah atau es krim.
3. Siang nasi daging, ayam, ikan, telur, tahu atau tempe sayur , tomat, wortel, bayam.
4. Snack; biskuit, kue basah atau es krim.
5. Malam nasi atau roti oles mentega/margarin daging, ayam, ikan, tahu atau tempe sayur
mayur Buah atau puding satu gelas susu contoh menu.

6. Gangguan Makanan Gizi Seimbang


1. Marasmus,
yaitu bayi tidak mendapat cukup makanan dan menjadi kelaparan. Tanda-tanda bayi
marasmus adalah barat badan balita dibawah garis dasar grafik BB, penipisan lemak (wajah
seperti orang tua, diare).
2. Kwasiorkhor,
yaitu gangguan gizi akibat gangguan akibat kekurangan zat pembangun (protein)
biasanya pada umur 1-3 tahun ditandai oleh garis pertumbuhan tidak naik dan penyusutan
otot, bengkak pada mata, tungkai dan nafsu makan hilang.
3. Marasmus kwasiorkhor
yaitu terjadi jika berat badan juga terdapat edema dan bengkak.
4. Pika
yaitu nafsu makan yang aneh, yaitu penderita menunjukkan nafsu makan terhadap
berbagai atau salah satu obyek yang bukan tergolong maka, misalnya tanah, pasir, rumput,
bulu, selimut wol, pecahan kaca, kotoran hewan, cat keing, dingding tembok dan
sebagainya. Terdapat golongan anak dibawah umur 3 tahun, biasanya diatas 1 tahun, sebab
bayi yang sedang belajar merangkak dan anak sapihan wajar bila suak memasukan benda-
benda yang dipegangnya kedalam mul
Daftar Pustaka

Sediaoetama, Achmad Djaeni. 1996. ILMU GIZI. Jakarta:Dian Rakyat


Arisman. 2007. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC
http://lenteraimpian.wordpress.com/2010/02/27/gizi-pada-lansia/
Pedoman tata laksana gizi usia lanjut untuk tenaga kesehatan. 2003. Direktorat gizi
masyarakat DJBKM. Depkes RI
Buku ajar ilmu gizi
Gizi dalam kesehatan reproduksi

Anda mungkin juga menyukai