tp
://
pa
pu
a.
bp
s.
go.
id
ht
tp
://
pa
pu
a.
bp
s.
go.
id
STATISTIK KESEJAHTERAAN RAKYAT
PROVINSI PAPUA 2014
Berdasarkan Hasil Susenas 2014
Nomor ISSN :
ISSN Number
id
Ukuran Buku : 18,2 x 25,7 cm (B5)
Book Size
g o.
Jumlah Halaman : x + 121 halaman
s.
Total Pages pages
bp
Dicetak oleh :
Printed by
id
g o.
s.
bp
a.
pu
pa
://
tp
ht
KATA PENGANTAR
id
kependudukan ketenagakerjaan, pendidikan, kesehatan, keluarga berencana,
o.
perumahan dan lingkungan hidup serta pengeluaran rumah tangga. Sebagian besar
g
tabel yang disajikan menurut kabupaten/kota, agar dapat dibandingkan antar
s.
kabupaten/kota.
bp
Kepada semua pihak yang telah memberikan partisipasi dan bantuan hingga
a.
terbitnya publikasi ini disampaikan ucapan terima kasih. Saran dan kritik dari
pu
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan Penulisan 2
1.3 Sistematika Penyajian 2
id
II. METODOLOGI SURVEI 3
o.
2.1 Kerangka Sampel 3
2.2 Desain Sampel 3
g
2.3 Peta Blok Sensus s. 4
2.4 Jumlah Sampel Blok Sensus dan Rumah Tangga 4
bp
4.1 Kependudukan 14
4.2 Kesehatan dan Gizi 17
4.2.1 Derajat dan Status Kesehatan Penduduk 17
4.2.2 Tingkat Imunitas dan Gizi Balita 19
4.3 Pendidikan 23
4.4 Fertilitas dan Keluarga Berencana 27
4.5 Perumahan 30
4.6 Indikator Sosial Lainnya 33
DAFTAR PUSTAKA 37
TABEL-TABEL LAMPIRAN 38
2 Persentase Response Rate Blok Sensus dan Rumah Tangga Susenas 2014 11
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua
id
dan Jenis Imunisasi di Provinsi Papua Tahun 2014
o.
6 Persentase Anak Usia 24-59 bulan yang Pernah Disusui dan Lamanya 22
g
Disusui di Provinsi Papua Tahun 2013 dan 2014
s.
7 Persentase Perempuan Umur 15-49 Tahun yang Pernah Kawin Menurut 28
bp
Tahun 2013-2014
pu
id
dan Masih Bersekolah Dirinci Menurut Jenis Kelamin dan Tipe Daerah
di Provinsi Papua Tahun 2014
g o.
5 Persentase Penduduk 10 Tahun Ke Atas Dirinci Menurut Ijazah, Jenis 25
s.
Kelamin dan Tipe Daerah Tahun 2014
bp
1. KEPENDUDUKAN
1.3 Distribusi Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) Menurut 41
Kabupaten/Kota Tahun 2014
id
1.4a Persentase Penduduk Laki-laki Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut 42
o.
Kabupaten/Kota dan Status Perkawinan Tahun 2014
g
1.4b Persentase Penduduk Perempuan Berumur 10 Tahun Ke Atas Menurut
s. 43
Status Perkawinan dan Jenis Kelamin per Kabupaten/Kota Tahun 2014
bp
2. KESEHATAN
pa
2.3a Persentase Penduduk yang Mempunyai Keluhan Kesehatan Sakit Gigi dan 51
Keluhan Lainnya selama Bulan Referensi menurut Kabupaten/Kota, 2012
id
Kabupaten/Kota, Jenis Kelamin, dan Apakah Berobat Jalan Tahun 2014
o.
2.6 Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan Menurut 58
g
Kabupaten/Kota, Jenis Kelamin, dan Apakah Berobat Sendiri Tahun 2014
s.
bp
2.7 Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan dan Berobat 59
Jalan Menurut Kabupaten/Kota dan Cara Pengobatan Tahun 2014
a.
pu
2.11c Persentase Anak Usia 2-4 Tahun Menurut Kabupaten/Kota dan Apakah 66
Pernah Disusui Tahun 2014
2.12 Persentase Anak Usia 2-4 Tahun yang Pernah Disusui Menurut 67
Kabupaten/Kota dan Lamanya Disusui Tahun 2014
id
3. PENDIDIKAN
o.
3.1a Persentase Penduduk Laki-laki Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut 74
g
Kabupaten/Kota dan Status Pendidikan Tahun 2014
s.
bp
3.1b Persentase Penduduk Perempuan Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut 75
Kabupaten/Kota dan Status Pendidikan Tahun 2014
a.
id
4.4 Persentase Perempuan 15-49 Tahun dan Berstatus Kawin yang Sedang 88
o.
Menggunakan Alat KB Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Alat KB Tahun
2014
g
s.
5. PERUMAHAN
bp
5.13 Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Bahan 102
Bakar yang Digunakan untuk Memasak Tahun 2014
id
5.14 Persentase Penduduk Usia 10 Tahun Ke Atas Menurut Kabupaten/Kota 103
dan Apakah Pernah Mengakses Internet Selama 3 Bulan Terakhir Tahun
o.
2014
g
5.15 Persentase Rumah
s.
Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan 104
bp
Kepemilikan/Penguasaan Alat Komunikasi Tahun 2014
a.
6.2 Rata-rata Jumlah Beras Raskin yang Dibeli Rumah Tangga Menurut 108
Waktu Penerimaan Raskin Tahun 2014 (Kg)
6.3 Rata-rata Harga Beras Raskin yang Dibayarkan Oleh Rumah Tangga 109
Menurut Waktu Penerimaan Raskin Tahun 2014 (Ribu Rupiah)
6.4 Persentase Rumah Tangga yang Menerima Raskin dan Apakah 110
Menerimanya
< 15 Kg Tahun 2014
6.5 Persentase Rumah Tangga dan Apakah Mendapat Pelayanan Kredit 111
Usaha Setahun Terakhir Tahun 2014
6.6 Persentase Rumah Tangga yang Mendapat Pelayanan Kredit Usaha 112
Setahun Terakhir Dirinci Menurut Jenisnya Tahun 2014
id
Dalam upaya mempercepat pembangunan menuju Papua bangkit, mandiri,
o.
dan sejahtera, pemerintah Provinsi Papua meluncurkan program Gerakan
g
Membangun Masyarakat Harapan Seluruh Rakyat Papua atau Gerbang Mas Papua
s.
dengan beberapa agenda prioritas pada beberapa aspek seperti pendidikan,
bp
tersebut akan tercapai apabila didukung oleh informasi yang tepat sebagai dasar
pu
pengambilan kebijakan.
pa
Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) merupakan salah satu survei yang
://
rutin dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) setiap tahun. Data yang
tp
penduduk sehingga dapat menyajikan data atau indikator yang terukur untuk
memberikan gambaran tingkat kesejahteraan penduduk hingga tingkat
kabupaten/kota.
Publikasi Indikator Kesejahteraan Rakyat 2014 merupakan publikasi rutin
yang diterbitkan oleh BPS setiap tahun sehingga dapat menyajikan perkembangan
tingkat kesejahteraan penduduk dari tahun ke tahun. Mengingat bahwa dimensi
kesejahteraan rakyat sangat luas dan kompleks, tingkat kesejahteraan penduduk
dalam publikasi ini disajikan melalui beberapa indikator kesejahteraan yang dapat
diukur, antara lain tingkat partisipasi sekolah, persentase penduduk yang buta
id
perumahan, dan sosial lainnya; 3) memberikan gambaran keberhasilan
o.
pembangunan yang telah dicapai hingga tahun 2014; dan 4) sebagai bahan evaluasi
g
s.
dan perencanaan program kebijakan di masa mendatang.
bp
Publikasi ini disusun dalam empat bab, yaitu bab pertama berisi latar
belakang, tujuan penulisan, dan sistematika penyajian, bab kedua mengenai
pa
metodologi survei termasuk di dalamnya konsep dan definisi variabel. Bab tiga
://
menyajikan cakupan sampel blok sensus dan rumah tangga yang berhasil di data
tp
id
pemukiman mewah, pemukiman kumuh), informasi daerah sulit/tidak sulit,
o.
dan klasifikasi desa/kelurahan (rural/urban).
g
Kerangka sampel pemilihan tahap kedua adalah daftar blok sensus pada setiap
s.
wilcah terpilih.
bp
Kerangka sampel pemilihan tahap ketiga adalah daftar rumah tangga biasa
a.
polisi/militer, penjara, dsb) dalam setiap blok sensus sampel hasil pencacahan
pa
pelaksanaan survei.
tp
ht
id
rumah tangga biasa (m=10) secara sistematik berdasarkan hasil
o.
pemutakhiran/listing rumah tangga SP2010-C1. Seluruh rumah tangga terpilih
g
s.
Susenas dicacah dengan kuesioner Kor (VSEN11.KOR) dan Kuesinoer Modul
bp
scanning peta yang telah digunakan dalam kegiatan pencacahan SP2010. Dalam
://
peta tersebut sudah tercantum legenda, landmark, dan posisi bangunan fisik
tp
maupun sensus, dengan demikian peta blok sensus dapat digunakan oleh petugas
ht
id
g o.
s.
bp
a.
pu
pa
://
tp
ht
Ruta
Kabupaten/Kota BS per Triwulan Ruta per Triwulan
Setahun
[01] Merauke 13 130 520
[02] Jayawijaya 13 130 520
[03] Jayapura 11 110 440
[04] Nabire 12 120 480
[08] Kep. Yapen 11 110 440
[09] Biak Numfor 12 120 480
[10] Paniai 12 120 480
[11] Puncak Jaya 11 110 440
[12] Mimika 13 130 520
id
[13] Boven Digoel 10 100 400
o.
[14] Mappi 11 110 440
g
[15] Asmat 11 110 440
[16] Yahukimo
s.13 130 520
[17] Pegunungan Bintang 11 110 440
bp
id
dimulai, terlebih dahulu dilakukan cek awal atas kelengkapan isian daftar
o.
pertanyaan, penyuntingan (editing) terhadap isian yang tidak wajar, termasuk
g
s.
hubungan keterkaitan (konsistensi) antara satu jawaban dengan jawaban yang
bp
lainnya. Proses perekaman data dilakukan di BPS Kabupaten/Kota dan BPS Provinsi.
a.
pu
publikasi ini, berikut disajikan konsep dan definisi yang digunakan. Konsep dan
://
definisi yang disajikan dibatasi hanya pada aspek yang diulas saja, antara lain:
tp
Blok sensus adalah bagian desa yang merupakan wilayah kerja dari seorang
petugas pencacah survei-survei yang dilaksanakan BPS. Sesuai dengan rancangan
sampel, blok sensus terpilih Susenas 2014 sudah ditentukan oleh BPS RI segera
setelah rancangan sampel selesai. Setiap blok sensus harus memenuhi kriteria
sebagai berikut:
1) Seluruh blok sensus dalam setiap desa/kelurahan membagi habis wilayah
desa/kelurahan bersangkutan.
2) Blok sensus harus mempunyai batas-batas yang jelas atau mudah dikenali, baik
batas alam maupun buatan. Batas satuan lingkungan setempat (SLS) seperti RT,
id
bentuk rumah tangga biasa di antaranya:
o.
1) Orang yang tinggal bersama istri dan anaknya;
g
s.
2) Orang yang menyewa kamar atau sebagian bangunan sensus dan mengurus
bp
makannya sendiri;
a.
3) Keluarga yang tinggal terpisah di dua bangunan sensus, tetapi makannya dari
pu
satu dapur, asal kedua bangunan sensus tersebut masih dalam satu segmen;
4) Rumah tangga yang menerima pondokan dengan makan (indekos) yang
pa
yang tinggal sendiri maupun bersama istri, anak, serta anggota rumah
ht
tangga lainnya, makan dari satu dapur yang terpisah dari lembaga yang
diurusnya;
6) Beberapa orang yang bersama-sama mendiami satu kamar dalam satu
bangunan sensus walaupun mengurus makannya sendiri-sendiri.
b. Rumah tangga khusus yaitu orang-orang yang tinggal di asrama, tangsi, panti
asuhan, lembaga pemasyarakatan, rumah tahanan, dan kelompok orang yang
mondok dengan makan (indekos) dan berjumlah 10 orang atau lebih. Rumah
tangga khusus tidak dicakup dalam Susenas.
id
3) Pembantu ruta, tukang kebun atau sopir yang tinggal dan makannya
o.
bergabung dengan rumah majikan.
g
s.
4) Orang yang mondok dengan makan (indekos) jumlahnya kurang dari 10
bp
orang.
5) Kepala ruta yang bekerja di tempat lain (luar BS), tidak pulang setiap hari
a.
pu
tapi pulang secara periodik (kurang dari enam bulan) seperti pelaut, pilot,
pedagang antar pulau, atau pekerja tambang.
pa
a. Kawin adalah mempunyai istri (bagi laki-laki) atau suami (bagi perempuan)
tp
pada saat pencacahan, baik tinggal bersama maupun terpisah. Dalam hal ini
ht
yang dicakup tidak saja mereka yang kawin sah secara hukum (adat, agama,
negara, dan sebagainya), tetapi juga mereka yang hidup bersama dan oleh
masyarakat sekelilingnya dianggap sebagai suami istri.
b. Cerai hidup adalah berpisah sebagai suami/istri karena bercerai dan belum
kawin lagi. Dalam hal ini termasuk mereka yang mengaku cerai walaupun
belum resmi secara hukum. Sebaliknya tidak termasuk mereka yang hanya
hidup terpisah tetapi masih berstatus kawin, misalnya suami/istri ditinggalkan
oleh istri/suami ke tempat lain karena sekolah, bekerja, mencari pekerjaan,
2.7.4 Kesehatan
a. Keluhan kesehatan adalah gangguan terhadap kondisi fisik maupun jiwa,
termasuk karena kecelakaan atau hal lain. Orang yang menderita penyakit
kronis dianggap mempunyai keluhan kesehatan walaupun pada waktu survei
(satu bulan terakhir) yang bersangkutan tidak kambuh penyakitnya.
b. Rawat jalan atau berobat jalan adalah memeriksakan dan mengatasi gangguan
keluhan kesehatan dengan perawatan di tempat-tempat pelayanan kesehatan
id
modern atau tradisional tanpa menginap, termasuk perawatan dengan
o.
mendatangkan petugas medis ke rumah.
g
2.7.5 Pendidikan
s.
bp
d. Tidak sekolah lagi adalah pernah sekolah tetapi pada saat pencacahan tidak
bersekolah lagi.
e. Tamat sekolah adalah menyelesaikan pelajaran pada kelas atau tingkat terakhir
suatu jenjang sekolah, baik negeri maupun swasta dan telah mendapat tanda
tamat/ijazah. Orang yang belum mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi tetapi
telah mengikuti ujian dan lulus dianggap tamat sekolah.
id
Minum).
o.
c. Sumur terlindung adalah sumur yang lingkar mulutnya dilindungi oleh tembok
g
s.
paling sedikit setinggi 0,8 meter di atas tanah dan sedalam tiga meter di
bp
bawah tanah dan di sekitar mulut sumur ada lantai semen sejauh satu meter
dari lingkar mulut sumur.
a.
pu
pa
://
tp
ht
id
Dengan demikian raw data final Susenas 2014 Provinsi Papua berjumlah 10.954 ruta atau
o.
dengan response rate sebesar 89,20 persen.
g
Syarat utama untuk mendapatkan statistik yang valid adalah ketepatan dalam
s.
bp
menggambarkan atau mewakili (merepresentasikan) informasi. Artinya untuk menghasilkan
statistik yang valid dibutuhkan kecukupan sampel yang dapat mewakili populasinya. Besar
a.
kecilnya response rate sampel rumah tangga terkait dengan estimasi statistik yang
pu
dihasilkan. Jika jumlah sampel yang dikumpulkan tidak mencukupi maka estimasi statistik
pa
yang dihasilkan akan bias dan menjauhi nilai parameternya. Response rate sampel rumah
://
tangga antar kabupaten/kota berbeda-beda dan dapat digolongkan menjadi tiga kelompok
tp
yaitu:
ht
id
[12] Mimika 52 52 100.00 520 446 85.77
o.
[13] Boven Digoel 40 39 97.50 400 363 90.75
[14] Mappi 44 43 440 426
g
97.73 96.82
[15] Asmat 44
s.39 88.64 440 344 78.18
[16] Yahukimo 52 45 86.54 520 405 77.88
bp
id
tidak digunakan.
o.
Susenas merupakan survei berbasis rumah tangga, oleh sebab itu penyajian data
g
s.
dalam publikasi ini mengacu pada kaidah di atas. Idealnya, data yang dihasilkan oleh Susenas
bp
2014 dapat digunakan untuk menghasilkan berbagai indikator, namun dalam pelaksanaan
lapangannya ada berbagai hambatan yang mempengaruhi kecukupan sampel, sehingga tidak
a.
semua kabupaten dapat menghasilkan semua indikator sosial ekonomi yang dimaksud.
pu
setiap indikator dalam publikasi ini dicantumkan bersamaan dengan tabel indikatornya, yaitu
://
pada kolom terakhir setiap tabel. Hal ini untuk memudahkan pembaca dalam melihat
tp
kecukupan sampelnya. Untuk indikator yang denominatornya kurang dari 25 sampel, maka
ht
indikator tersebut tidak dapat disajikan dan ditulis dengan istilah n.a, sedangkan indikator
yang denominatornya antara 25 50 maka indikatornya ditulis di antara tanda kurung [ ...
]. Tabel di bawah menyajikan jumlah denominator (tanpa pembobot) beberapa indikator
sosial ekonomi dalam publikasi ini.
1 Bahan ajar dalam Workhsop Analisis Data dan Penulisan Laporan Multiple Indicator Cluster Survey
(MICS) Tanah Papua 2012
id
[15] Asmat 142 195 271 7 905 344
o.
[16] Yahukimo 56 65 338 56 1.163 405
[17] Pegunungan Bintang 105 141 379 12 1.284 438
g
[18] Tolikara 104 s. 131 371 16 1.166 440
[19] Sarmi 88 128 208 56 784 269
bp
[20] Keerom 70 96 273 126 1.092 359
[26] Waropen 60 92 165 54 704 222
a.
4.1 Kependudukan
id
Isu kependudukan yang kian mengemuka belakangan ini berkaitan dengan
o.
pertumbuhan penduduk. Pada dasarnya isu ini telah lama menjadi perdebatan, apakah
g
s.
pertumbuhan penduduk memberikan sumbangan, menjadi hambatan, atau tidak ada
bp
pengaruhnya sama sekali terhadap aspek sosial, ekonomi , maupun lingkungan suatu
a.
daerah. Kesimpulan akhir yang diperoleh dari berbagai penelitian terdahulu adalah
pu
population does matter bahwa penduduk dapat memberikan sumbangan atau menjadi
hambatan dalam proses pembangunan.
pa
Selain jumlah dan laju pertumbuhan penduduk, masalah komposisi dan persebaran
://
penduduk di suatu daerah juga patut menjadi perhatian. Penduduk merupakan faktor yang
tp
endogenous yaitu faktor yang tidak dipengaruhi oleh faktor luar melainkan dipengaruhi
ht
oleh faktor dari dalam penduduk itu sendiri, sehingga perlu kebijakan kependudukan
sebagai kontrol atas pertumbuhan maupun persebaran penduduk. Tabel di bawah ini
menyajikan berbagai indikator kependudukan di Provinsi Papua Tahun 2014 antara lain
jumlah penduduk, kepadatan penduduk, rasio jenis kelamin, dan angka ketergantungan.
Berdasarkan hasil proyeksi SP2010, penduduk Papua tahun 2014 sebesar 3,09 juta
jiwa dengan laju pertumbuhan dari tahun 2013-2014 sebesar 1,93 persen. Apabila dilihat
menurut kabupaten/kota, distribusi penduduk di Papua belum merata. Penduduk masih
terpusat di Kota Jayapura (8,92 persen), Kabupaten Merauke (6,91 persen), Jayawijaya
(6,60 persen), dan Mimika (6,45 persen). Sementara itu ada beberapa kabupaten yang
dihuni kurang dari satu persen dari total penduduk Papua, yaitu Kabupaten Supiori,
Tabel
Indikator Kependudukan Provinsi Papua Tahun 2013-2014
4
No. Indikator 2013 2014
id
3 Rasio jenis kelamin 113,30 111,75
o.
4 Angka ketergantungan 59,70 50,45
g
s.
Sumber : Proyeksi Penduduk Berdasarkan SP2010
bp
Meskipun Kota Jayapura memiliki jumlah penduduk terbesar di Provinsi Papua, laju
a.
pertumbuhan penduduk tahun 2013-2014 di wilayah ini hanya sebesar 1,16 persen jauh
pu
lebih rendah daripada laju pertumbuhan penduduk Nduga yang mencapai 7,73 persen atau
pa
merupakan yang tertinggi di Provinsi Papua. Hal yang menarik terlihat apabila laju
pertumbuhan penduduk dilihat menurut wilayah geografis. Laju pertumbuhan penduduk
://
tp
tinggi (di atas tiga persen pada tahun 2013-2014) terlihat di kabupaten yang berada di
wilayah pegunungan, sementara kabupaten yang berada di wilayah pesisir pada umumnya
ht
memiliki laju pertumbuhan penduduk yang rendah, bahkan Kabupaten Nabire, Jayapura,
Jayawijaya, Biak Numfor, dan Sarmi memiliki pertumbuhan penduduk di bawah satu
persen. Kabupaten Paniai merupakan satu-satunya kabupaten yang berada di wilayah
pegunungan yang memiliki pertumbuhan penduduk di bawah satu persen. Hal-hal yang
dapat mempengaruhinya antara lain peristiwa demografi seperti kelahiran, kematian, dan
migrasi dari dan ke wilayah tersebut.
Dengan luas wilayah Provinsi Papua sekitar 316,56 km 2 yang didiami oleh sekitar
3,09 juta jiwa maka kepadatan penduduk di provinsi ini sebesar 9,76 jiwa/km 2 atau dengan
kata lain tiap satu km2 wilayah di Papua dihuni oleh sembilan hingga sepuluh orang. Kota
id
penduduk perempuan. Indikator ini menjadi penting bagi perencanaan pembangunan yang
o.
berwawasan gender serta pola fertilitas di Papua.
g
Selain menggunakan angka rasio atau metode numerik, komposisi penduduk Papua
s.
bp
dapat pula digambarkan dengan menggunakan grafik berdasarkan informasi penduduk
menurut jenis kelamin dan kelompok umur. Metode grafik yang dimaksud adalah piramida
a.
Gambar
pa
60-64
50-54
40-44
30-34
20-24
10-14
0-4
200 150 100 50 0 50 100 150 200
Dalam Ribuan
Sumber: Proyeksi Penduduk Berdasarkan SP2010
id
digolongkan sebagai ciri penduduk expansive.
o.
Piramida di atas juga dapat memberikan informasi angka ketergantungan
g
s.
penduduk Papua. Berdasarkan hasil proyeksi SP2010, angka ketergantungan di
bp
provinsi ini sebesar 50 per 100 penduduk usia kerja, yang berarti bahwa setiap 100
penduduk usia produktif di Papua mempunyai tanggungan sekitar 50 penduduk usia
a.
pu
tahun sebelumnya.
://
umur median penduduk Papua pada tahun 2014 adalah 26,10 tahun, yang berarti
ht
setengah dari penduduk Papua pada tahun 2014 berada di bawah 26 tahun dan
setengahnya lagi berusia lebih dari 26 tahun. Oleh karena umur median terletak di
antara 20 dan 30 tahun, maka penduduk Papua pada tahun 2014 dikategorikan
sebagai penduduk intermediate, yaitu transisi dari penduduk muda (young
population) ke penduduk tua (old population).
Salah satu faktor yang turut mempengaruhi tingkat produktivitas penduduk adalah
tingkat kesehatan. Oleh sebab itu indikator kesehatan menjadi sangat penting untuk
menggambarkan mutu pembangunan manusia di suatu wilayah. Semakin baik tingkat
kesehatan penduduk maka semakin baik modal pembangunannya. Berkaitan dengan hal
tersebut, pemerintah sudah melakukan berbagai program di bidang kesehatan untuk
meningkatkan derajat kesehatan penduduk melalui pelayanan kesehatan gratis maupun
pembangunan infrastruktur seperti rumah sakit, puskesmas, posyandu, dan lain sebagainya
dengan tujuan untuk mendukung pelayanan di bidang kesehatan.
id
4.2.1 Derajat dan Status Kesehatan Penduduk
Salah satu indikator kesehatan yang digunakan untuk menentukan derajat
o.
kesehatan penduduk adalah angka kesakitan (morbiditas) yang menunjukkan adanya
g
s.
gangguan atau keluhan kesehatan yang mengakibatkan terganggunya aktivitas sehari-hari
bp
baik dalam melakukan pekerjaan, bersekolah, mengurus rumah tangga, maupun melakukan
aktivitas lainnya. Pada umumnya keluhan kesehatan yang mengindikasikan adanya suatu
a.
penyakit yang biasa dialami penduduk adalah panas, batuk, pilek, asma/napas sesak, diare,
pu
sakit kepala berulang, sakit gigi, campak, dll. Semakin banyak penduduk yang mengalami
pa
gangguan kesehatan, semakin tinggi angka kesakitan dan berarti semakin rendah derajat
://
Hasil Susenas 2014 menunjukkan angka kesakitan penduduk Papua mencapai 8,67
ht
persen, di mana angka kesakitan penduduk laki-laki lebih besar (9,02 persen) daripada
penduduk perempuan (8,28 persen). Gangguan kesehatan yang paling banyak dialami
penduduk Papua pada tahun 2014 adalah batuk (53,72 persen), pilek (50,32 persen), dan
panas (33,32 persen) dengan rata-rata lama sakit empat hingga lima hari. Sementara itu,
Kabupaten Waropen merupakan kabupaten dengan angka kesakitan paling tinggi di
Provinsi Papua yaitu sebesar 38,29 persen, diikuti oleh Kabupaten Nduga (20,38 persen)
dan Kabupaten Mamberamo Tengah sebesar 13,88 persen.
Salah satu faktor yang turut mempengaruhi tingkat kesehatan penduduk adalah
pemanfaatan fasilitas tenaga kesehatan maupun fasilitas kesehatan sebagai upaya
65.2
64.1
63.3
70.0
59.9
60.0
50.0
40.0
id
30.0
20.8
20.1
18.8
17.8
o.
16.8
16.1
14.0
13.1
20.0
g
10.0 s.
3.5
2.8
1.8
1.8
bp
0.0
RS Pemerintah/Swasta Puskesmas /Pustu Dokter / Nakes Batra/Dukun /Lainnya
a.
dan posyandu sebesar 3,50 persen. Banyak faktor yang mempengaruhi pemanfaatan
tenaga atau fasilitas kesehatan sebagaimana yang dijelaskan oleh Andersen (1995). Dalam
modelnya, faktor yang turut mempengaruhi pemanfaatan pelayanan perawatan kesehatan
adalah faktor predisposing atau faktor yang sudah ada dalam diri seseorang termasuk
karakteristik demografi; faktor enabling seperti sumber daya keluarga (pendapatan,
asuransi, dan lain sebagainya) serta sumber daya masyarakat (sarana pelayanan kesehatan,
jumlah tenaga kesehatan, jarak tempat tinggal ke fasilitas kesehatan); dan faktor need yang
merupakan penyebab paling langsung dari yang mendorong timbulnya kebutuhan agar
seseorang dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan (Endaryani, 2014).
id
Di Papua peran tenaga medis sebagai penolong kelahiran bayi masih rendah.
o.
Berdasarkan hasil Susenas 2014, persentase persalinan yang ditolong oleh tenaga medis
g
s.
yaitu dokter, bidan, dan tenaga kesehatan lainnya baik untuk penolong pertama maupun
bp
kedua sudah di atas 50 persen, masing-masing sebesar 50,42 persen dan 53,94 persen.
Perbedaan persentase antara penolong kelahiran pertama dan terakhir ini menunjukkan
a.
perbedaan penolong persalinan pertama dan kedua, yang dapat disebabkan oleh
pu
banyaknya persalinan yang pada awalnya ditolong tenaga bukan medis kemudian
pa
Terakhir Pertama
3 World Health Organization: Proportion of Births Attended by a Skilled Health Worker, 2008.
id
untuk anak-anak. Seorang anak yang tidak mendapatkan imunisasi cenderung akan mudah
o.
terpapar penyakit yang dapat menyebabkan kecacatan atau kematian4. Kementerian
g
Kesehatan menetapkan imunisasi yang wajib diberikan kepada bayi berumur satu tahun
s.
bp
adalah BCG, DPT, Polio, Campak, dan Hepatitis B. Imunisasi BCG diberikan satu kali pada
anak usia kurang dari satu bulan. Imunisasi DPT dan Polio diberikan bersamaan pada pada
a.
usia dua, tiga, dan empat bulan, serta pengulangannya pada usia sembilan bulan untuk
pu
Polio. Imunisasi Campak diberikan sekali pada bayi usia 9 sampai dengan 12 bulan,
pa
sedangkan imunisasi Hepatitis B diberikan sebanyak tiga kali, suntikan pertama diberikan
://
pada bayi berumur 0 bulan, kedua pada bayi satu bulan, dan ketiga pada bayi enam bulan.
tp
Tipe Daerah
Jenis Imunisasi Total
Perkotaan Perdesaan
(1) (2) (3) (4)
BCG 96,50 72,09 79,21
DPT 93,61 65,24 73,52
Polio 94,19 64,81 73,38
Campak/Morbili 85,14 55,10 63,87
Hepatitis B 91,70 55,96 66,38
Sumber: Susenas 2014 (diolah)
id
Menurut tipe daerah, terlihat perbedaan yang cukup besar dalam pemberian
o.
imunisasi dasar balita di perkotaan dan perdesaan. Persentase balita di perkotaan yang
g
menerima imunisasi dasar sudah mencapai lebih dari 90 persen (kecuali imunisasi campak
s.
bp
mencapai sekitar 85 persen), sementara di daerah perdesaan rata-rata sekitar 60 persen
saja yang pernah menerima imunisasi dasar. Apabila dilihat kelengkapan pemberian
a.
imunisasi dasar, perbedaan terlihat semakin besar. Lebih dari 70 persen balita di perkotaan
pu
telah menerima imunisasi dasar lengkap, sementara balita di daerah perdesaan hanya
pa
sekitar 40 persen. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pemberian imunisasi dasar
://
terhadap balita adalah karakteristik ibu, akses terhadap tenaga dan fasilitas kesehatan,
tp
Pentingnya memberikan ASI kepada balita cukup disadari oleh sebagian besar
id
penduduk Papua, hal ini ditunjukkan oleh besarnya persentase bayi dua hingga empat
o.
tahun yang pernah diberi ASI yaitu sebesar 91,84 persen. Meskipun demikian, jika
g
dibandingkan dengan beberapa tahun sebelumnya terjadi penurunan persentase balita
s.
yang pernah diberikan ASI pada tahun 2014 sebesar 2,32 persen. Tabel di atas juga
bp
menunjukkan, persentase bayi berusia dua hingga empat tahun di daerah perdesaan yang
a.
pernah diberi ASI lebih tinggi (93,29 persen) daripada di daerah perkotaan sebesar 93,29
pu
persen. Hal ini dapat disebabkan karena banyak ibu di perkotaan memiliki aktivitas bekerja
pa
sehingga cenderung untuk memberikan susu formula yang lebih praktis kepada balitanya.
Dianjurkan seorang ibu memberikan ASI kepada bayinya hingga enam bulan (ASI
://
esklusif) dan melanjutkan menyusui bayinya hingga 24 bulan (2 tahun) dengan makanan
tp
pendamping, karena semakin lama bayi mendapatkan ASI akan memberikan kekebalan
ht
yang lebih kuat. Menurut hasil Susenas 2014 rata-rata lama bayi disusui di provinsi Papua
adalah 19 bulan. Rata-rata lama bayi disusui di daerah perdesaan lebih tinggi (19 hingga 20
bulan) daripada di daerah perkotaan sebesar 17 bulan. Untuk pemberian ASI esklusif
terlihat tidak perbedaan antara daerah perkotaan dan perdesaan, rata-rata lama bayi
diberikan ASI eksklusif sebesar lima hingga enam bulan.
4.3 Pendidikan
Piramida penduduk berdasarkan hasil proyeksi Sensus Penduduk 2010
menunjukkan besarnya jumlah penduduk usia muda di Provinsi Papua. Di satu sisi, jumlah
id
daerah sebagai alat monitoring sejauh mana program pemerintah di bidang pendidikan
o.
mampu menyentuh penduduk Papua, sekaligus menjadi dasar penyusunan kebijakan di
g
masa mendatang. Beberapa indikator pendidikan yang akan disajikan dalam subbab ini
s.
bp
antara lain status pendidikan formal, tingkat pendidikan yang ditamatkan, dan angka melek
huruf penduduk Papua tahun 2014.
a.
pu
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110
Tidak/Belum Pernah Bersekolah Masih/Tidak Bersekolah Lagi
id
Meskipun demikian, terlihat perbedaan yang cukup besar antara partisipasi sekolah
o.
penduduk perkotaan dan perdesaan. Hampir semua penduduk usia 10 tahun ke atas yang
g
s.
tinggal di perkotaan sedang atau pernah bersekolah, hanya 1,61 persen saja yang tidak
bp
pernah bersekolah, sedangkan di daerah perdesaan hampir 40 persen penduduk usia 10
tahun ke atas tidak pernah bersekolah. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkannya
a.
antara lain akses penduduk terhadap fasilitas kesehatan, tidak tersedianya tenaga pengajar
pu
meskipun partisipasi sekolah penduduk laki-laki masih lebih tinggi (75,65 persen) daripada
ht
id
.
o.
Perempuan 51.23 19.93 11.22 17.62
g
Laki-Laki
s.
39.54 20.79 14.06 25.62
bp
0 20 40 60 80 100
a.
Hampir seluruh penduduk Papua usia 10 tahun ke atas tidak punya ijazah (45,05
pa
persen), sedangkan 20,39 persen menamatkan sekolah dasar (SD), sebesar 12,72 persen
://
penduduk menamatkan sekolah menengah (SMP), dan sebesar 21,85 persen menamatkan
tp
pendidikan tinggi (SMA ke atas). Menurut daerah tempat tinggal, terlihat perbedaan yang
ht
cukup besar pada tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan penduduk. Di daerah
perkotaan hanya terdapat 12,92 persen penduduk usia 10 tahun ke atas yang tidak memiliki
ijazah dan sebagian besar penduduk perkotaan memiliki pendidikan tinggi yaitu sebesar
50,90 persen. Sebaliknya, lebih dari 50 persen penduduk perdesaan tidak memiliki ijazah
dan hanya 11,43 persen saja penduduknya yang mencapai pendidikan di atas SMA.
Sama halnya dengan status partisipasi sekolah, tingkat pendidikan tertinggi yang
ditamatkan penduduk laki-laki usia 10 tahun ke atas juga lebih baik daripada penduduk
perempuan usia yang sama. Lebih dari 50 persen penduduk perempuan di Papua tidak
memiliki ijazah, sebesar 19,93 persen hanya menamatkan pendidikan dasar, sebesar 11,22
persen menamatkan pendidikan menengah, dan hanya sebesar 17,62 persen saja yang
id
pendiidkan adalah angka melek huruf. Angka ini mencerminkan kemampuan membaca dan
o.
menulis penduduk yang didefinisikan sebagai persentase penduduk 10 tahun ke atas yang
g
dapat membaca dan menulis huruf latin dan huruf lainnya. Gambar 9 menunjukkan
s.
bp
persentase penduduk 10 tahun ke atas yang melek huruf berdasarkan jenis kelamin dan
tempat tinggal tahun 2014.
a.
pu
98.2 98.7
tp
97.6 97.3
ht
75.01 77.84
71.88 73.4
id
di Provinsi Papua masih jauh dari harapan. Akses pendidikan yang ditunjukkan oleh
o.
indikator partisipasi sekolah masih rendah, jenjang pendidikan yang ditamatkan oleh
g
sebagian besar penduduk Papua masih di pendidikan dasar, ditambah dengan masih
s.
bp
terdapat penduduk yang tidak bisa membaca dan menulis, menjadi pekerjaan berat
pemerintah untuk dapat mencapai tujuan pembangunan yaitu masyarakat Papua yang
a.
sejahtera.
pu
Isu gender dalam bidang pendidikan juga masih terlihat jelas di Papua. Hasil
pa
laki-laki dan perempuan. Hal ini harus menjadi perhatian pemerintah karena pendidikan
tp
merupakan hak semua penduduk baik laki-laki maupun perempuan, sehingga pendidikan
ht
5 Berdasarkan hasil penelitian UN Women dengan menggunakan data dari 219 negara dari tahun
1970 hingga 2009
id
negara berkembang fertilitas ternyata merupakan salah satu sebab dari kemiskinan yang
o.
terus menerus, baik pada tingkat keluarga ataupun pada tingkat makro (Adioetomo, 2005).
g
s.
Oleh sebab itu, program pengendalian penduduk di Papua sangat penting. Upaya yang
bp
telah dilakukan pemerintah pusat dan daerah hingga saat ini salah satunya melalui melalui
program keluarga berencana. Subbab ini menyajikan pembahasan mengenai berbagai
a.
indikator fertilitas dan keluarga berencana, di antaranya usia kawin pertama dan
pu
Salah satu faktor kuat yang mempengaruhi fertilitas adalah usia kawin pertama
://
perempuan. Semakin tinggi usia kawin perempuan maka semakin pendek usia
tp
reproduksinya. Selain itu, perempuan yang kawin di usia ideal akan mengurangi resiko
ht
kematian ibu dan anak pada masa kehamilan atau melahirkan. Menurut hasil Susenas 2014,
rata-rata usia kawin pertama perempuan di Papua adalah 20 tahun, sudah sesuai dengan
usia ideal yang dianjurkan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN).
Tidak terdapat banyak perbedaan antara perkotaan dan perdesaan, di mana rata-rata usia
kawin pertama perempuan di perkotaan adalah 21 tahun sedangkan di perdesaan 20
tahun. Sementara itu, rata-rata usia kawin pertama perempuan yang paling tinggi adalah 25
tahun di Kabupaten Deiyai dan paling rendah adalah 18 tahun di Kabupaten Yalimo.
Selain peningkatan usia kawin pertama, upaya pemerintah untuk mengendalikan
laju pertumbuhan penduduk dan menurunkan tingkat kelahiran adalah melalui penggunaan
alat kontrasepsi (alkon). Gambar di bawah menunjukkan perkembangan pemakaian alkon
Perkotaan+
Perkotaan Perdesaan
Penggunaan Alkon Perdesaan
2013 2014 2013 2014 2013 2014
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Sedang menggunakan 42,91 42,36 19,29 23,83 24,57 27,87
Tidak menggunakan lagi 18,21 19,94 9,31 9,63 11,30 11,88
Tidak pernah
38,88 37,70 71,40 66,55 64,13 60,25
menggunakan
id
Sumber: Susenas 2013-2014
o.
Berdasarkan hasil Susenas 2014, penggunaan alkon di Provinsi Papua masih sangat
g
s.
rendah. Meskipun mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, sebesar 60,25
bp
persen perempuan usia subur (15-49 tahun) di provinsi ini tidak pernah menggunakan
alkon, hanya sebesar 27,87 persen saja perempuan yang sedang menggunakan alkon dan
a.
11,88 persen tidak menggunakan lagi. Menurut tipe daerah tempat tinggal, persentase
pu
perempuan usia subur di daerah perdesaan yang tidak pernah menggunakan alkon lebih
pa
tinggi (71,40 persen) daripada perempuan yang tinggal di daerah perkotaan. Meskipun
://
demikian dari tabel di atas terlihat peningkatan pemakaian alkon yang ditunjukkan oleh
tp
id
Kondom/Karet KB 1,23 0,09 0,47
Lainnya 0,00 0,00 0,00
g o.
Cara Tradisional 3,29
s. 57,92 39,79
Sumber: Susenas 2014
bp
Tabel di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2014 sebagian besar yaitu 60,21
a.
persen perempuan usia subur di Papua menggunakan alkon modern dan 39,79 persen
pu
lainnya menggunakan cara tradisional seperti sistem kalender atau senggama terputus
pa
sebagai cara untuk menunda, mengatur jarak kelahiran, atau mencegah kehamilan.
Menurut jenis alkon modern, suntik KB merupakan alkon yang paling banyak digunakan
://
tp
oleh perempuan usia subur yaitu sebesar 36,87 persen, diikuti oleh pil KB sebesar 14,02
persen, dan susuk KB yang digunakan oleh 5,42 persen perempuan pernah kawin.
ht
4.5 Perumahan
Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah rumah dan kelengkapannya. Rumah
id
memiliki fungsi strategis sebagai pusat pendidikan keluarga, persemaian budaya, dan
o.
peningkatan kualitas generasi yang akan datang (BPS, 2014). Agar dapat digunakan sesuai
g
dengan fungsinya rumah harus memenuhi standar minimal dari segi kesehatan, sosial,
s.
budaya, ekonomi, dan kualitas teknis (Kepmen No. 9 Tahun 1999). Sub bab ini menguraikan
bp
berbagai indikator di bidang perumahan seperti status kepemilikan rumah tinggal, kualitas
a.
teknis perumahan yang sehat, dan fasilitas rumah tinggal berdasarkan hasil Susenas 2014.
pu
Status kepemilikan rumah tinggal dapat menjadi salah satu indikator kesejahteraan
pa
penduduk karena rumah dapat mencerminkan kondisi sosial dan ekonomi penduduk.
Dalam publikasi ini status kepemilikan rumah tinggal mencakup rumah milik sendiri,
://
kontrak, sewa, bebas sewa, rumah dinas, rumah milik orang tua/saudara, dan status
tp
kepemilikan lainnya. Rumah tangga yang menempati rumah milik sendiri dapat dikatakan
ht
telah mampu memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal yang terjamin dan permanen
dalam jangka panjang.
Berdasarkan hasil Susenas rumah tangga yang menempati rumah milik sendiri
sebesar 81,70 persen, sisanya 18,30 persen menempati rumah bukan milik sendiri. Rumah
tangga yang menempati rumah bukan miliki sendiri terdiri dari 1,21 persen kontrak, 6,93
persen sewa, bebas sewa milik orang lain sebesar 1,26 persen, bebas sewa milik orang
tua/saudara sebesar 3,86 persen, rumah dinas sebesar 3,86 persen, dan lainnya tidak lebih
dari 1 persen. Menurut daerah tempat tinggal, kepemilikan rumah milik sendiri di daerah
perkotaan lebih rendah (51,77 persen) daripada daerah perdesaan (91,31 persen). Hal ini
dapat disebabkan oleh banyaknya rumah tangga pendatang yang tidak bermaksud menetap
id
Dinding terluas tembok dan kayu 98,25 97,08 97,36
o.
Rata-rata luas lantai per kapita (m2) 60,41 29,00 36,63
g
Sumber: Susenas 2014
s.
bp
Untuk dapat digunakan menurut fungsinya maka rumah tinggal harus memenuhi
kriteria rumah layak huni yaitu memiliki dinding terluas yang terbuat dari tembok atau
a.
kayu, beratapkan beton, genteng, sirap, seng maupun asbes, dan memiliki lantai terluas
pu
bukan tanah. Tabel 7 menunjukkan bahwa kualitas rumah tinggal di Papua secara umum
pa
belum memenuhi beberapa kriteria di atas, hanya indikator dinding rumah yang terlihat
://
cukup baik di mana 97, 36 persen dinding terluas rumah tinggal penduduk terbuat dari
tp
tembok atau kayu. Bahkan hanya 36,63 persen saja rumah tinggal di Papua yang memiliki
ht
rata-rata luas lantai per kapita sesuai rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) yaitu
minimal 10 m2 per orang.
Ada perbedaan yang cukup besar antara kualitas rumah di perkotaan dan
perdesaan, kecuali pada indikator dinding terluas. Hampir sebagian besar rumah penduduk
di perdesaan memiliki luas lantai bukan tanah, atap ijuk/rumbia atau lainnya, bahkan hanya
29 persen penduduk saja yang memiliki rata-rata luas lantai per kapita lebih dari 10 m2 per
kapita. Perbedaan tersebut dapat disebabkan karena sebagian besar daerah perdesaan
merupakan wilayah pegunungan sehingga masyarakat senang tinggal di rumah tradisional
seperti honai yang memiliki kualitas bangunan rumah dengan luas yang tidak lebih dari 10
m2, lantai tanah, dinding kayu, dan beratap rumbia.
47.32
Sumber Penerangan Listrik 31.28
97.25
Jamban sendiri/bersama dengan tanki 21.66
8.77
septik 61.81
46.16
Jamban sendiri 34.97
81.01
33.2
Air minum bersih 16.21
86.1
23.85
Air kemasan, air isi ulang & ledeng 5.77
80.12
id
0 20 40 60 80 100 120
o.
Papua Perdesaan Perkotaan
g
Sumber: Susenas 2014 (diolah)
s.
bp
Selain kualitas fisik, fungsi kenyamanan rumah tinggal juga ditentukan oleh
a.
kelengkapan fasilitas suatu rumah tinggal yaitu tersedianya air bersih, sanitasi layak, serta
pu
penerangan yang baik. Secara umum, pada tahun 2014 kondisi fasilitas rumah tinggal di
pa
Papua masih jauh dari kata layak. Hampir semua indikator pada gambar di atas
menunjukkan hanya sebagian kecil rumah tangga yang memiliki fasilitas rumah tinggal yang
://
layak.
tp
menggunakan air kemasan, air isi ulang, dan ledeng sebagai sumber utama air minum
sehari-hari. Terlihat perbedaan yang cukup besar pada penggunaan sumber air minum
antara rumah tangga yang tinggal di perkotaan dan perdesaan. Sebesar 80,12 persen
rumah tangga perkotaan menggunakan air kemasan, air isi ulang, dan ledeng sebagai
sumber air minum sedangkan rumah tangga di perdesaan hanya sebesar 5,77 persen. Pola
yang sama juga terlihat pada konsumsi air bersih, di mana persentase rumah tangga yang
mengkonsumsi air bersih mencapai 86,1 persen sedangkan di perdesaan hanya sebesar
16,21 persen. Dalam publikasi ini air bersih didefinisikan sebagai air yang bersumber dari
ledeng, air kemasan, pompa, sumur terlindung, dan mata air terlindung yang jarak ke
id
Fasilitas perumahan lainnya yang cukup penting adalah penerangan. Sumber
o.
penerangan yang ideal berasal dari listrik (PLN dan bukan PLN), karena cahaya listrik lebih
g
terang dibandingkan sumber penerangan lainnya. Berdasarkan hasil Susenas, pada tahun
s.
bp
2014 persentase rumah tangga pengguna listrik yang bersumber dari PLN atau bukan PLN
sebesar 47,32 persen. Menurut daerah tempat tinggal, hampir semua rumah tangga di
a.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa secara umum kualitas rumah
://
tinggal penduduk di Papua masih di bawah standar rumah yang layak tinggal. Pencapaian
tp
beberapa indikator perumahan yang dilihat dari banyaknya rumah tangga menurut
ht
indikator tersebut masih rendah. Indikator penting seperti penggunaan air minum bersih
dan tangki septik bahkan masih di bawah 50 persen, dengan kata lain lebih dari separuh
rumah tangga di Papua tidak menggunakan air minum bersih sebagai air minum sehari-hari,
dan tangki septik sebagai tempat pembuangan akhir tinja. Padahal menurut Zwane dan
Kremer (2007) akses terhadap air layak dan sanitasi merupakan dimensi penting dari
kesejahteraan rumah tangga. Kurangnya akses terhadap sumber air minum dan sanitasi
layak merupakan faktor kunci penyebab utama penyakit diare di sebagian besar negara-
negara berkembang. Selain itu, perbedaan besar antara kualitas rumah tinggal rumah
tangga perkotaan dan perdesaan harus menjadi perhatian utama pemerintah dalam upaya
peningkatkan kesejahteraan penduduk perdesaan dan penduduk Papua pada umumnya,
Tujuan akhir dari pembangunan adalah kesejahteraan penduduk atau dengan kata
lain mengurangi kemiskinan. Di Indonesia kemiskinan diukur dengan menggunakan
pendekatan pengeluaran untuk konsumsi makanan dan bukan makanan, meskipun
kemiskinan disadari merupakan permasalahan multidimensi yang tidak hanya bersifat
moneter (pengeluaran) namun juga bukan moneter seperti kecukupan nutrisi, kesehatan
yang baik, pendidikan yang cukup, rasa aman, hak politik, dan lain sebagainya. Tingkat
kemiskinan yang tinggi di Papua menunjukkan program pengentasan kemiskinan yang
id
belum mencapai hasil optimal, meskipun sudah banyak program pemerintah yang ditujukan
o.
untuk penduduk miskin.
g
s.
Susenas 2014 juga mengumpulkan informasi rumah tangga penerima program
bp
perlindungan sosial dari pemerintah baik yang berbasis keluarga seperti beras murah untuk
rakyat miskin (Raskin), Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Siswa Miskin (BSM), dan
a.
masyarakat seperti PNPM Mandiri dan berbasis pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan
pa
kecil seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR). Sub bab ini akan menguraikan situasi penerima
://
id
D8 8,30 6,43 5,97 9,15
o.
D9 7,21 4,21 4,84 8,60
g
D10 2,73 3,95 3,99 6,54
Total 100,00
s. 100,00 100,00 100,00
Sumber: Susenas 2014
bp
a.
tangga miskin yang meliputi pendidikan, pelayanan kesehatan, pangan, sanitasi, dan air
://
bersih di mana pelaksanaan kegiatannya bersifat langsung dan manfaatnya dapat dirasakan
tp
id
Program ini merupakan program bantuan tunai bersyarat (conditional cash transfer/CCT)
o.
bertujuan untuk mengurangi angka dan memutus rantai kemiskinan, meningkatkan kualitas
g
sumber daya manusia, serta mengubah perilaku yang kurang mendukung peningkatan
s.
bp
kesejahteraan dari kelompok paling miskin6. PKH ditujukan untuk rumah tangga yang
terdapat anak usia sekolah, anak balita, atau ibu hamil. Tabel di atas menunjukkan bahwa
a.
dari seluruh rumah tangga penerima bantuan tunai bersyarat, lebih dari 40 persen
pu
merupakan rumah tangga yang berada pada kelompok pengeluaran Desil 1 dan Desil 2,
pa
meskipun masih ada rumah tangga dengan pendapatan tinggi yang menerima manfaat dari
://
program tersebut.
tp
Selain program raskin dan PKH, bantuan pemerintah berbasis keluarga lainnya
ht
adalah BSM dan Jamkesmas. Kedua program ini ditujukan untuk masyarakat miskin dan
hampir miskin yang bertujuan untuk menjamin keberlangsungan pendidikan anak usia
sekolah (BSM) dan untuk pelayanan kesehatan (Jamkesmas). Sama halnya dengan dua
program bantuan sebelumnya, penerima bantuan BSM paling banyak berada pada Desil 1,
sedangkan pada program Jamkesmas terlihat hampir merata di seluruh desil, mengingat
program ini memang ditujukan untuk kelompok masyarakat miskin dan rentan. Meskipun
demikian, masih terlihat adanya penerima manfaat program pada desil teratas.
Disadari bahwa upaya penganggulangan kemiskinan tidak cukup hanya dengan
memberikan bantuan secara langsung kepada masyarakat miskin karena penyebab
6 http://tnp2k.go.id
id
g o.
s.
bp
a.
pu
pa
://
tp
ht
Badan Pusat Statistik [BPS]. (2014). Indikator Kesejahteraan Rakyat. Jakarta: Badan Pusat
Statistik.
id
Kesehatan di Kawasan Timur Indonesia. Tesis. Program Pascasarjana Multidisiplin.
o.
Universitas Indonesia. Depok.
g
s.
Kementerian Kesehatan RI. (2011). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2010. Kemenkes RI.
Jakarta.
bp
Manar, A.R. (2012). Multiple Indicator Cluster Surveys Workshop Analisis Data dan Penulisan
a.
World Health Organization [WHO]. (2008). Proportion of Births Attended by a Skilled Health
Worker. WHO/RHR/06.22. Departement of Reproductive Health and Research. WHO.
://
tp
Zwane, A.P., & Kremer, M. (2007). What Works in Fighting Diarrhea Diseases in Developing
ht
http://tnp2k.go.id
http://www.unwomen.org/ru/what-we-do/economic-empowerment/facts-and-
figures#notes
id
Mimika 56.10 43.90 100.00 1 563
Boven Digoel 54.27 45.73 100.00 1 311
o.
Mappi 51.61 48.39 100.00 1 916
g
Asmat 51.52
s. 48.48 100.00 1 362
Yahukimo 52.27 47.73 100.00 1 444
bp
id
Mimika 35.80 63.63 0.56 100.00
Boven Digoel 36.18 62.66 1.16 100.00
o.
Mappi 37.84 60.90 1.26 100.00
g
Asmat s.45.18 54.76 0.06 100.00
Yahukimo 33.11 65.99 0.90 100.00
bp
id
Mimika 6.83 5.99 6.44 127.77
Boven Digoel 2.03 1.92 1.98 118.65
o.
Mappi 2.86 3.00 2.92 106.66
g
Asmat 2.74
s. 2.89 2.81 106.27
Yahukimo 5.69 5.82 5.75 109.52
bp
id
Mimika 41.04 55.69 1.29 1.98 644
Boven Digoel 39.22 55.62 2.02 3.14 528
o.
Mappi 50.24 46.95 0.57 2.25 765
g
Asmat 35.09s. 58.72 0.88 5.31 461
Yahukimo 37.50 60.52 0.58 1.40 639
bp
id
Mimika 31.86 63.34 1.38 3.42 571
Boven Digoel 28.71 61.13 2.49 7.66 444
o.
Mappi 43.69 48.64 1.07 6.60 727
g
Asmat 30.07
s. 61.99 0.00 7.94 444
Yahukimo 32.26 65.33 0.23 2.18 524
bp
id
Mimika 36.99 59.06 1.33 2.61 1 215
Boven Digoel 34.53 58.08 2.23 5.16 972
o.
Mappi 47.10 47.76 0.81 4.33 1 492
g
Asmat 32.61s. 60.34 0.45 6.61 905
Yahukimo 34.99 62.82 0.42 1.77 1 163
bp
KESEHATAN
a.
pu
pa
://
tp
ht
Laki-laki
id
Puncak Jaya 11.25 88.75 100.00 593
Mimika 16.28 83.72 100.00 818
o.
Boven Digoel 11.27 88.73 100.00 704
g
Mappi s. 16.51 83.49 100.00 977
Asmat 10.16 89.84 100.00 710
bp
Perempuan
id
Puncak Jaya 9.51 90.49 100.00 448
Mimika 13.81 86.19 100.00 745
o.
Boven Digoel 15.55 84.45 100.00 607
g
Mappi s. 17.32 82.68 100.00 939
Asmat 5.39 94.61 100.00 652
bp
Laki-laki + Perempuan
id
Puncak Jaya 10.46 89.54 100.00 1 041
Mimika 15.20 84.80 100.00 1 563
o.
Boven Digoel 13.22 86.78 100.00 1 311
g
Mappi s. 16.90 83.10 100.00 1 916
Asmat 7.84 92.16 100.00 1 362
bp
id
Puncak Jaya 15.91 84.09 45.45 54.55 49.09 50.91 14.17 85.83
o.
Mimika 45.01 54.99 55.92 44.08 54.45 45.55 3.38 96.62
g
Boven Digoel 26.44 73.56 34.58 65.42 35.07 64.93 7.79 92.21
s.
Mappi 31.74 68.26 64.20 35.80 65.98 34.02 3.38 96.62
bp
Asmat 29.61 70.39 49.34 50.66 59.52 40.48 0.83 99.17
Yahukimo 33.34 66.66 44.39 55.61 66.39 33.61 6.76 93.24
a.
Pegunungan Bintang 41.69 58.31 73.65 26.35 80.32 19.68 13.33 86.67
pu
Mamberamo Raya 22.47 77.53 41.71 58.29 42.19 57.81 0.54 99.46
ht
id
Paniai 15.94 84.06 20.44 79.56 5.65 94.35 8.75 91.25
o.
Puncak Jaya 3.25 96.75 23.21 76.79 8.80 91.20 17.88 82.12
Mimika 5.17 94.83 25.38 74.62 10.68 89.32 37.85 62.15
g
Boven Digoel s.
2.34 97.66 5.19 94.81 6.37 93.63 29.43 70.57
Mappi 6.40 93.60 11.85 88.15 5.94 94.06 1.69 98.31
bp
Laki-laki
id
Puncak Jaya 4.40 95.60 100.00 593
o.
Mimika 10.45 89.55 100.00 818
g
Boven Digoel s. 5.94 94.06 100.00 704
Mappi 7.05 92.95 100.00 977
bp
Asmat 4.65 95.35 100.00 710
Yahukimo 7.59 92.41 100.00 808
a.
Perempuan
id
Puncak Jaya 2.33 97.67 100.00 448
o.
Mimika 8.44 91.56 100.00 745
g
Boven Digoel s. 7.87 92.13 100.00 607
Mappi 7.15 92.85 100.00 939
bp
Asmat 1.13 98.87 100.00 652
Yahukimo 5.60 94.40 100.00 636
a.
Laki-laki+Perempuan
id
Puncak Jaya 3.46 96.54 100.00 1 041
o.
Mimika 9.56 90.44 100.00 1 563
g
Boven Digoel s. 6.82 93.18 100.00 1 311
Mappi 7.10 92.90 100.00 1 916
bp
Asmat 2.94 97.06 100.00 1 362
Yahukimo 6.64 93.36 100.00 1 444
a.
Laki-laki
Jumlah hari sakit Rata-rata Jumlah
Kabupaten/Kota
3 4-7 8 - 14 15 - 21 22 30 Hari Sakit Sampel
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Merauke 51.31 43.27 1.76 0.00 3.66 4.99 97
Jayawijaya [74.05] [24.75] [1.21] [0.00] [0.00] [3.00] 48
Jayapura 41.54 38.04 13.64 0.00 6.78 6.54 78
Nabire 35.30 53.97 8.93 1.52 0.27 5.29 94
Kepulauan Yapen 58.36 29.07 5.65 1.31 5.61 5.38 84
Biak Numfor 48.66 41.44 4.04 3.33 2.53 5.48 92
Paniai 41.12 50.96 7.92 0.00 0.00 4.29 76
id
Puncak Jaya [60.78] [31.82] [5.50] [1.90] [0.00] [4.19] 26
Mimika 51.80 43.68 2.21 0.79 1.52 4.51 71
o.
Boven Digoel [61.72] [19.68] [5.16] [3.56] [9.88] [6.50] 45
g
Mappi 54.48 40.98s. 4.55 0.00 0.00 3.72 64
Asmat [41.63] [40.85] [12.41] [5.11] [0.00] [5.88] 26
bp
Perempuan
Jumlah hari sakit Rata-rata Jumlah
Kabupaten/Kota
3 4-7 8 - 14 15 - 21 22 30 Hari Sakit Sampel
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Merauke 42.25 47.95 2.36 2.28 5.15 5.67 100
Jayawijaya [82.79] [17.21] [0.00] [0.00] [0.00] [2.94] 29
Jayapura 41.23 51.45 7.12 0.00 0.20 4.64 70
Nabire 60.60 28.37 9.79 0.00 1.24 4.70 86
Kepulauan Yapen 60.80 33.33 2.47 0.00 3.40 4.37 91
Biak Numfor 52.48 34.50 8.19 0.00 4.84 5.60 99
Paniai 47.72 48.57 3.72 0.00 0.00 3.96 78
id
Puncak Jaya n.a n.a n.a n.a n.a n.a 10
o.
Mimika 37.45 51.18 6.36 0.00 5.01 5.74 53
g
Boven Digoel 74.10 18.72s. 7.17 0.00 0.00 3.55 50
Mappi 71.91 25.71 2.38 0.00 0.00 3.40 68
bp
Asmat n.a n.a n.a n.a n.a n.a 8
Yahukimo [26.62] [45.60] [23.92] [3.86] [0.00] [6.30] 37
a.
Laki-laki + Perempuan
Jumlah Hari Sakit Rata-rata Jumlah
Kabupaten/Kota
3 4-7 8 - 14 15 - 21 22 30 Hari Sakit Sampel
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Merauke 46.66 45.67 2.07 1.17 4.43 5.34 197
Jayawijaya 77.43 21.83 0.74 0.00 0.00 2.97 77
Jayapura 41.39 44.51 10.49 0.00 3.60 5.62 148
Nabire 47.84 41.28 9.36 0.77 0.75 5.00 180
Kepulauan Yapen 59.70 31.41 3.90 0.59 4.40 4.83 175
Biak Numfor 50.60 37.91 6.15 1.64 3.70 5.54 191
Paniai 44.75 49.64 5.61 0.00 0.00 4.11 154
id
Puncak Jaya [62.35] [32.52] [3.81] [1.31] [0.00] [3.89] 36
Mimika 46.24 46.58 3.82 0.48 2.87 4.99 124
o.
Boven Digoel 68.25 19.17 6.22 1.68 4.67 4.94 95
g
Mappi 62.97 33.54 3.49
s. 0.00 0.00 3.56 132
Asmat [47.74] [38.00] [10.10] [4.16] [0.00] [5.35] 34
bp
Ya Tidak
Kabupaten/Kota Total Laki- Total
Laki-laki Perempuan Perempuan
laki
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Merauke 21.18 24.30 45.47 26.23 28.30 54.53
Jayawijaya 21.09 11.57 32.67 32.54 34.79 67.33
Jayapura 14.52 17.64 32.16 35.06 32.78 67.84
Nabire 19.60 24.58 44.17 29.90 25.93 55.83
Kepulauan Yapen 20.88 21.86 42.74 26.79 30.46 57.26
Biak Numfor 24.65 29.28 53.92 24.32 21.76 46.08
Paniai 10.41 13.19 23.61 30.52 45.87 76.39
id
Puncak Jaya 6.43 2.02 8.45 52.00 39.55 91.55
Mimika 36.63 21.97 58.60 23.48 17.93 41.40
o.
Boven Digoel 13.73 13.70 27.42 32.51 40.07 72.58
g
Mappi 10.34 s. 7.48 17.82 40.09 42.09 82.18
Asmat 10.18 4.23 14.41 56.53 29.06 85.59
bp
Ya Tidak
Kabupaten/Kota Total Total
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Merauke 29.00 33.82 62.82 18.40 18.77 37.18
Jayawijaya 16.70 10.10 26.80 36.94 36.27 73.20
Jayapura 39.75 38.37 78.12 9.83 12.06 21.88
Nabire 22.17 23.13 45.30 27.32 27.37 54.70
Kepulauan Yapen 25.29 30.89 56.18 22.38 21.44 43.82
Biak Numfor 26.92 23.20 50.12 22.04 27.84 49.88
Paniai 17.85 24.94 42.79 23.09 34.13 57.21
Puncak Jaya 48.26 32.54 80.80 10.17 9.03 19.20
id
Mimika 30.76 19.96 50.72 29.34 19.94 49.28
Boven Digoel 22.83 30.71 53.54 23.41 23.06 46.46
o.
Mappi 27.95 32.69 60.64 22.47 16.88 39.36
g
Asmat 39.01 16.51
s. 55.51 27.71 16.78 44.49
Yahukimo 23.73 13.96 37.69 35.79 26.52 62.31
bp
Berobat Jalan
Kabupaten/Kota
RS Pemerintah RS Swasta Praktek dokter Puskesmas/ Pustu
(1) (2) (3) (4) (5)
Merauke 14.22 6.49 13.86 61.96
Jayawijaya 9.55 0.00 2.39 88.05
Jayapura 12.88 0.00 12.52 72.70
Nabire 12.60 0.00 27.65 40.50
Kepulauan Yapen 8.04 1.04 14.32 67.79
Biak Numfor 28.15 0.00 34.69 29.41
Paniai 46.20 0.00 30.21 9.00
id
Puncak Jaya n.a n.a n.a n.a
Mimika 3.63 5.99 45.32 44.32
o.
Boven Digoel 25.57 0.00 58.10 16.33
g
Mappi 39.37 0.00
s. 1.27 59.36
Asmat n.a n.a n.a n.a
bp
id
Puncak Jaya n.a n.a n.a 9
o.
Mimika 0.00 0.00 0.75 125
g
Boven Digoel 0.00 s. 0.00 0.00 53
Mappi 0.00 0.00 0.00 56
bp
Asmat n.a n.a n.a 18
Yahukimo [0.00] [0.00] [0.00] 32
a.
id
Puncak Jaya 100.00 36.92 0.00 95
Mimika 36.55 96.19 0.74 100
o.
Boven Digoel 30.54 70.82 4.67 99
g
Mappi s.72.79 66.83 1.47 199
Asmat 40.88 61.62 2.31 68
bp
id
Mimika 29.32 60.37 0.00 2.61 7.70 0.00 130
o.
Boven Digoel 13.97 45.39 0.69 21.07 18.87 0.00 140
g
Mappi 1.07 68.44 s. 0.00 18.88 11.61 0.00 105
Asmat 3.99 23.40 2.49 0.77 69.35 0.00 195
bp
Yahukimo 0.00 15.29 0.00 50.67 34.05 0.00 65
Peg. Bintang 4.39 5.01 11.03 2.77 76.80 0.00 141
a.
id
Paniai 0.00 8.62 0.00 0.00 90.69 0.69 213
o.
Puncak Jaya [21.54] [25.84] [4.56] [45.18] [2.88] [0.00] 41
Mimika 27.60 56.00 0.00 11.59 4.81 0.00 130
g
Boven Digoel 10.07 47.57
s. 2.88 22.07 17.42 0.00 140
Mappi 1.81 71.46 0.00 19.16 7.57 0.00 105
bp
Perkotaan
Apakah Pernah Diberi ASI
Kabupaten/Kota Sampel
Ya Tidak
(1) (2) (3) (4)
Merauke 89.03 10.97 54
Jayawijaya [100.00] [0.00] 29
Jayapura [100.00] [0.00] 36
Nabire 76.74 23.26 55
Kepulauan Yapen [81.93] [18.07] 39
Biak Numfor [69.54] [30.46] 47
Paniai 0.00 0.00 0
id
Puncak Jaya 0.00 0.00 0
o.
Mimika 84.16 15.84 70
Boven Digoel [66.62] [33.38] 25
Mappi
g n.a n.a 12
s.
Asmat n.a n.a 10
bp
Perdesaan
Apakah Pernah Diberi ASI
Kabupaten/Kota Sampel
Ya Tidak
(1) (2) (3) (4)
Merauke 96.59 3.41 66
Jayawijaya [100.00] [0.00] 41
Jayapura [97.33] [2.67] 48
Nabire 86.74 13.26 60
Kepulauan Yapen [95.66] [4.34] 49
Biak Numfor 81.50 18.50 80
Paniai 87.51 12.49 158
id
Puncak Jaya [96.60] [3.40] 35
o.
Mimika n.a n.a 19
Boven Digoel 93.48 6.52 72
Mappi
g
86.66 13.34 78
s.
Asmat 98.51 1.49 132
bp
Perkotaan + Perdesaan
Apakah Pernah Diberi ASI
Kabupaten/Kota Sampel
Ya Tidak
(1) (2) (3) (4)
Merauke 93.49 6.51 120
Jayawijaya 100.00 0.00 70
Jayapura 98.55 1.45 84
Nabire 82.33 17.67 115
Kepulauan Yapen 89.33 10.67 88
Biak Numfor 76.59 23.41 127
Paniai 87.51 12.49 158
id
Puncak Jaya [96.60] [3.40] 35
o.
Mimika 80.20 19.80 89
Boven Digoel 86.58 13.42 97
Mappi
g
88.56 11.44 90
s.
Asmat 95.76 4.24 142
bp
id
Mimika 6.30 9.81 36.21 14.08 33.59 75
o.
Boven Digoel 1.63 4.79 28.83 20.83 43.91 84
g
Mappi 4.36 11.17 63.70 10.95 9.83 80
Asmat 23.05
s.
36.41 19.34 12.12 9.09 138
bp
Yahukimo 8.70 6.62 6.16 0.00 78.52 55
Pegunungan Bintang 0.00 0.00 0.00 0.58 99.42 105
a.
Rata-rata (Bulan)
Jumlah
Kabupaten/Kota Lamanya
ASI saja ASI dan MPASI Sampel
Diberi ASI
(1) (2) (3) (4) (5)
Merauke 18.59 4.40 14.19 113
Jayawijaya 25.62 5.85 19.77 70
Jayapura 17.14 3.91 13.23 83
Nabire 16.94 4.99 11.95 94
Kepulauan Yapen 14.59 5.85 8.74 80
Biak Numfor 15.86 4.93 10.94 102
Paniai 23.69 4.90 18.79 140
id
Puncak Jaya [14.41] [5.37] [9.03] 34
o.
Mimika 19.83 7.09 12.74 75
Boven Digoel 19.37 6.79 12.59 84
g
Mappi
s.
13.52 5.58 7.94 80
Asmat 11.05 5.55 5.50 138
bp
Campak/ Jumlah
Kabupaten/Kota BCG DPT Polio Hepatitis B
Morbili Sampel
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Merauke 98.41 97.46 98.48 83.07 96.45 206
Jayawijaya 92.48 91.26 87.43 84.10 86.72 97
Jayapura 97.02 92.68 93.35 85.37 86.54 126
Nabire 87.34 84.38 88.51 78.37 81.37 160
Kepulauan Yapen 92.23 89.34 89.37 85.58 88.48 127
Biak Numfor 98.63 96.17 95.58 84.87 95.61 211
Paniai 36.59 18.19 11.67 5.49 2.40 213
Puncak Jaya [75.78] [78.43] [81.60] [67.52] [73.87] 41
id
Mimika 96.34 94.64 94.21 86.51 91.15 130
o.
Boven Digoel 99.31 96.11 97.64 85.63 96.48 140
Mappi 95.86 94.15 93.10 87.42 90.57 105
g
Asmat 86.49 80.43 84.92
s. 70.34 66.71 195
Yahukimo 41.98 37.02 55.52 35.55 25.59 65
bp
id
Mimika 5.82 10.43 83.75 0.00 122
o.
Boven Digoel 1.42 10.67 87.90 0.00 134
g
Mappi 46.61
s. 2.19 51.20 0.00 99
Asmat 98.40 1.60 0.00 0.00 153
bp
Yahukimo [95.98] [0.00] [4.02] [0.00] 27
Pegunungan Bintang [100.00] [0.00] [0.00[ [0.00] 26
a.
id
Mimika 6.37 7.28 86.34 0.00 122
o.
Boven Digoel 5.52 7.35 87.13 0.00 134
g
Mappi 41.31
s. 6.91 51.78 0.00 99
Asmat 97.84 2.16 0.00 0.00 153
bp
Yahukimo [95.74] [0.00] [4.26] [0.00] 27
Pegunungan Bintang [100.00] [0.00] [0.00] [0.00] 26
a.
Supiori 133
Mamberamo Raya 32.76 2.63 29.82 34.79 81
tp
id
Mimika 6.15 11.20 82.65 0.00 122
o.
Boven Digoel 75.49 17.56 6.95 0.00 134
g
Mappi 43.27 s. 2.96 53.78 0.00 99
Asmat 98.73 1.27 0.00 0.00 153
bp
Yahukimo [92.46] [0.00] [7.54] [0.00] 27
Pegunungan Bintang [100.00] [0.00] [0.00] [0.00] 26
a.
Laki-laki
Tidak/Belum Masih Tidak
Kabupaten/Kota Sampel
Pernah Sekolah Sekolah Bersekolah Lagi
(1) (2) (3) (4) (5)
Merauke 2.03 23.55 74.42 847
Jayawijaya 31.21 24.44 44.35 732
Jayapura 1.92 27.86 70.22 553
Nabire 3.25 23.03 73.73 702
Kepulauan Yapen 7.09 28.47 64.44 563
Biak Numfor 0.33 28.09 71.58 809
Paniai 46.42 21.10 32.49 714
id
Puncak Jaya 32.83 13.46 53.71 491
Mimika 2.59 24.16 73.26 644
o.
Boven Digoel 10.41 18.36 71.23 528
g
Mappi 11.33 s. 28.12 60.55 765
Asmat 11.59 19.90 68.51 461
bp
Perempuan
Tidak/Belum Tidak
Kabupaten/Kota Masih sekolah Sampel
Pernah Sekolah Bersekolah Lagi
(1) (2) (3) (4) (5)
Merauke 2.81 27.56 69.63 790
Jayawijaya 52.07 19.20 28.73 627
Jayapura 4.32 25.97 69.71 506
Nabire 6.55 24.14 69.31 675
Kepulauan Yapen 12.02 28.39 59.59 527
Biak Numfor 0.84 25.84 73.32 804
Paniai 56.46 20.10 23.44 612
id
Puncak Jaya 51.14 15.00 33.85 390
Mimika 4.05 24.13 71.81 571
o.
Boven Digoel 9.92 24.47 65.61 444
g
Mappi 20.10 s. 29.51 50.39 727
Asmat 25.16 18.46 56.38 444
bp
Laki-laki + Perempuan
Tidak/Belum Tidak Jumlah
Kabupaten/Kota Masih Sekolah
Pernah Sekolah Bersekolah Lagi Sampel
(1) (2) (3) (4) (5)
Merauke 2.40 25.49 72.11 1 637
Jayawijaya 41.26 21.92 36.83 1 359
Jayapura 3.04 26.98 69.98 1 059
Nabire 4.77 23.54 71.69 1 377
Kepulauan Yapen 9.47 28.43 62.10 1 090
Biak Numfor 0.58 27.00 72.42 1 613
Paniai 51.24 20.62 28.14 1 326
id
Puncak Jaya 41.27 14.17 44.56 881
Mimika 3.23 24.15 72.62 1 215
o.
Boven Digoel 10.19 21.09 68.72 972
g
Mappi 15.53 s. 28.79 55.68 1 492
Asmat 18.29 19.19 62.52 905
bp
Laki-laki
Jenjang Pendidikan
Kabupaten/Kota SMU/ SMK/ Diploma/
SD/MI SLTP/MTs
MA Universitas
(1) (2) (3) (4) (5)
Merauke 7.95 5.90 5.18 4.53
Jayawijaya 10.16 7.08 5.49 1.70
Jayapura 7.05 8.94 6.34 5.52
Nabire 8.84 5.55 4.92 3.72
Kepulauan Yapen 8.98 8.51 5.54 5.44
Biak Numfor 10.52 7.82 6.43 3.31
Paniai 11.80 4.77 4.04 0.49
id
Puncak Jaya 8.01 2.63 2.55 0.27
o.
Mimika 10.90 7.01 4.67 1.58
g
Boven Digoel 8.62
s. 4.45 4.01 1.29
Mappi 16.51 7.16 3.33 1.12
bp
Asmat 12.99 2.87 2.53 1.50
Yahukimo 9.21 6.27 0.95 0.13
a.
Perempuan
Jenjang Pendidikan
Kabupaten/Kota SMU/SMK/ Diploma/
SD/MI SLTP/MTs
MA Universitas
(1) (2) (3) (4) (5)
Merauke 8.79 6.86 7.97 3.94
Jayawijaya 8.05 6.56 3.71 0.89
Jayapura 5.99 7.30 7.37 5.31
Nabire 7.09 8.98 4.74 3.33
Kepulauan Yapen 8.95 7.94 5.10 6.41
Biak Numfor 9.56 7.10 6.15 3.02
Paniai 9.49 5.44 3.90 1.28
id
Puncak Jaya 7.80 2.73 2.94 1.53
o.
Mimika 9.99 5.43 5.89 2.83
g
Boven Digoel 12.87
s. 5.43 4.34 1.83
Mappi 17.41 6.80 2.92 2.37
bp
Asmat 12.87 3.72 0.66 1.21
Yahukimo 8.28 3.46 1.74 0.00
a.
Laki-laki + Perempuan
Masih sekolah
Kabupaten/Kota SMU/SMK/ Diploma/
SD/MI SLTP/MTs
MA Universitas
(1) (2) (3) (4) (5)
Merauke 8.35 6.36 6.53 4.24
Jayawijaya 9.15 6.83 4.63 1.31
Jayapura 6.56 8.18 6.82 5.42
Nabire 8.03 7.13 4.84 3.54
Kepulauan Yapen 8.96 8.24 5.32 5.91
Biak Numfor 10.06 7.48 6.29 3.17
Paniai 10.69 5.09 3.97 0.87
id
Puncak Jaya 7.91 2.68 2.73 0.85
o.
Mimika 10.50 6.31 5.21 2.13
g
Boven Digoel 10.51
s. 4.89 4.16 1.53
Mappi 16.94 6.99 3.13 1.72
bp
Asmat 12.93 3.29 1.61 1.36
Yahukimo 8.76 4.92 1.33 0.07
a.
id
Paniai 63.73 14.05 13.01 7.99 0.20 0.29 0.73 1 326
o.
Puncak Jaya 50.04 30.62 10.26 4.87 0.47 0.71 3.03 881
Mimika 18.42 24.73 17.67 34.00 0.67 1.30 3.22 1 215
g
Boven Digoel 29.26 27.84 15.55 23.33
s. 0.57 0.82 2.62 972
Mappi 51.85 29.73 9.41 7.51 0.00 0.11 1.38 1 492
bp
Pegunungan
69.89 17.94 4.80 5.26 0.30 0.85 0.95 1 284
pu
Bintang
Tolikara 65.83 14.97 8.92 8.88 0.07 0.20 1.14 1 166
pa
Mamberamo
64.04 20.06 7.39 7.90 0.20 0.16 0.25 697
Raya
Nduga 93.29 5.28 1.05 0.38 0.00 0.00 0.00 1 179
Lanny Jaya 75.47 11.42 6.97 5.20 0.00 0.08 0.86 1 105
Mamberamo
72.69 13.69 7.61 4.69 0.00 0.00 1.32 725
Tengah
Yalimo 60.28 21.42 10.54 6.32 0.21 0.00 1.24 1 060
Puncak 86.95 7.25 3.95 1.74 0.00 0.00 0.11 1 135
Dogiyai 43.63 41.03 8.33 5.92 0.36 0.31 0.42 1 148
Intan Jaya 72.80 9.39 9.57 6.92 0.00 0.55 0.78 849
Deiyai 67.88 12.45 9.11 9.65 0.10 0.44 0.37 896
Kota Jayapura 9.44 17.66 16.89 40.39 0.17 1.89 13.55 1 555
PAPUA 45.05 20.39 12.72 16.94 0.27 0.87 3.77 32 198
Sumber: Susenas 2014 (Gabungan Triwulan I-IV)
id
Puncak Jaya 32.24 67.76 491
Mimika 0.00 100.00 644
o.
Boven Digoel 5.69 94.31 528
g
Mappi 11.72
s. 88.28 765
Asmat 21.47 78.53 461
bp
Perempuan
Dapat Membaca Tidak Dapat Membaca Jumlah
Kabupaten/Kota
dan Menulis dan Menulis Sampel
(1) (2) (3) (4)
Merauke 97.62 2.38 790
Jayawijaya 48.85 51.15 627
Jayapura 98.50 1.50 506
Nabire 97.19 2.81 675
Kepulauan Yapen 94.69 5.31 527
Biak Numfor 98.62 1.38 804
Paniai 46.15 53.85 612
id
Puncak Jaya 51.27 48.73 390
o.
Mimika 98.97 1.03 571
g
Boven Digoel 93.30
s. 6.70 444
Mappi 82.35 17.65 727
bp
Asmat 67.14 32.86 444
Yahukimo 35.46 64.54 524
a.
Laki-laki+Perempuan
Dapat Membaca Tidak Dapat Membaca
Kabupaten/Kota Jumlah
dan Menulis dan Menulis
(1) (2) (3) (4)
Merauke 98.23 1.77 1 637
Jayawijaya 60.45 39.55 1 359
Jayapura 98.81 1.19 1 059
Nabire 97.56 2.44 1 377
Kepulauan Yapen 95.88 4.12 1 090
Biak Numfor 98.85 1.15 1 613
Paniai 54.78 45.22 1 326
id
Puncak Jaya 60.16 39.84 881
Mimika 99.55 0.45 1 215
o.
Boven Digoel 93.86 6.14 972
g
Mappi 85.43
s. 14.57 1 492
Asmat 72.91 27.09 905
bp
TABEL-TABEL
://
id
Mimika 5.66 16.88 55.87 21.58 21 379
o.
Boven Digoel 5.82 21.19 57.23 15.76 21 310
g
Mappi 7.88 28.81 46.66 16.64 20 406
Asmat 7.78
s.
50.48 36.76 4.99 19 322
bp
Yahukimo 2.38 45.87 47.52 4.23 19 377
Pegunungan Bintang 1.23 24.75 72.84 1.18 20 428
a.
id
Mimika 2.57 2.52 0.05 379
o.
Boven Digoel 2.63 2.45 0.18 310
g
Mappi 3.19 s. 3.15 0.04 406
Asmat 3.17 2.68 0.49 322
bp
Yahukimo 2.51 2.35 0.16 377
Pegunungan
2.41 2.38 0.03 428
a.
Bintang
pu
id
Mimika 42.03 13.01 44.95 314
Boven Digoel 30.62 13.65 55.73 250
o.
Mappi 23.76 7.00 69.24 302
g
Asmat 4.48 s. 3.21 92.31 271
Yahukimo 15.06 5.58 79.37 338
bp
Pegunungan
3.39 2.75 93.86 379
Bintang
a.
MOW/MOP/
Kondom/ Jumlah
Kabupaten/Kota IUD/Spiral/ Suntik Pil Tradisional
Intravag Sampel
Susuk KB
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Merauke 10.57 55.72 25.76 0.43 7.53 183
Jayawijaya 1.30 14.87 4.24 0.00 79.58 57
Jayapura 37.75 47.01 8.60 0.00 6.64 64
Nabire 16.86 64.09 17.57 0.00 1.48 118
Kepulauan Yapen 11.25 65.42 8.68 0.00 14.65 62
Biak Numfor 43.51 40.22 15.65 0.00 0.62 135
Paniai n.a n.a n.a n.a n.a 4
id
Puncak Jaya [0.00] [25.55] [29.17] [0.00] [45.29] 49
o.
Mimika 6.04 67.26 25.49 0.00 1.21 141
Boven Digoel 4.90 41.59 24.37 0.00 29.15 76
g
Mappi 13.56 45.52 25.91
s. 0.00 15.01 68
Asmat n.a n.a n.a n.a n.a 7
bp
TABEL-TABEL
a.
PERUMAHAN
pu
pa
://
tp
ht
id
Mimika 61.43 31.20 3.57 3.79 0.00 100.00
Boven Digoel 67.11 2.12 1.89 28.88 0.00 100.00
o.
Mappi 83.99 2.20 12.29 1.52 0.00 100.00
g
Asmat 66.94 s.1.22 27.83 2.65 1.36 100.00
Yahukimo 99.09 0.00 0.15 0.76 0.00 100.00
bp
Kabupaten/Kota Hak Milik Hak Guna Bangunan Hak Pakai Hak Lainnya Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Merauke 91.20 1.04 4.44 3.31 100.00
Jayawijaya 83.80 0.00 16.20 0.00 100.00
Jayapura 88.43 0.55 9.20 1.82 100.00
Nabire 97.42 0.54 2.05 0.00 100.00
Kepulauan Yapen 78.71 5.48 15.36 0.46 100.00
Biak Numfor 91.82 2.07 5.24 0.88 100.00
Paniai 99.85 0.00 0.15 0.00 100.00
Puncak Jaya 99.06 0.00 0.94 0.00 100.00
id
Mimika 94.02 2.83 1.78 1.36 100.00
Boven Digoel 69.05 6.75 24.20 0.00 100.00
o.
Mappi 67.58 0.26 8.99 23.17 100.00
g
Asmat 49.52 0.50
s. 38.51 11.46 100.00
Yahukimo 99.75 0.25 0.00 0.00 100.00
bp
id
Puncak Jaya 57.18 42.82 61.85 38.15 73.99 26.01
o.
Mimika 25.47 74.53 31.79 68.21 46.76 53.24
g
Boven Digoel 16.04 83.96
s. 20.26 79.74 38.39 61.61
Mappi 30.66 69.34 37.67 62.33 55.92 44.08
bp
Asmat 47.81 52.19 54.57 45.43 68.93 31.07
Yahukimo 69.91 30.09 77.60 22.40 86.75 13.25
a.
id
Mimika 3.03 96.97 0.00 100.00
Boven Digoel 1.27 86.12 12.61 100.00
o.
Mappi 0.23 64.19 35.59 100.00
g
Asmat 0.25 s. 62.48 37.27 100.00
Yahukimo 0.00 13.55 86.45 100.00
bp
Marmer/
Kabupaten/Kota Tegel/
keramik/ Semen Kayu Tanah Lainnya
teraso
granit
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Merauke 18.93 2.73 41.90 26.24 9.13 1.07
Jayawijaya 0.42 0.17 14.29 11.05 40.27 33.80
Jayapura 12.51 9.92 39.99 33.14 2.43 2.02
Nabire 18.97 13.06 48.23 17.88 1.59 0.27
Kepulauan Yapen 10.76 7.15 47.37 29.45 2.80 2.47
Biak Numfor 14.82 5.48 70.86 7.32 1.52 0.00
Paniai 0.45 1.05 0.00 97.95 0.55 0.00
id
Puncak Jaya 0.00 0.00 0.00 18.95 81.05 0.00
Mimika 41.04 7.51 27.72 23.42 0.31 0.00
o.
Boven Digoel 3.44 2.65 44.52 43.32 1.10 4.96
g
Mappi 0.59
s. 2.19 26.79 63.07 7.37 0.00
Asmat 0.52 1.08 0.00 93.19 0.22 4.98
bp
id
Mimika 65.86 33.36 0.00 0.78 100.00
o.
Boven Digoel 25.38 66.33 0.31 7.97 100.00
Mappi 13.78 82.78 1.11 2.33 100.00
g
Asmat 0.00
s. 85.48 0.00 14.52 100.00
Yahukimo 0.48 99.52 0.00 0.00 100.00
bp
Sumur/ Sungai/
Air Leding Sumur Sumur/
Mata Air Air
Kabupaten/Kota kemasan/ meteran/ Bor/ Mata Air Jumlah
Tak hujan/
Isi ulang Eceran Pompa Terlindung
Terlindung Lainnya
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Merauke 41.06 3.73 0.37 21.55 9.11 24.19 100.00
Jayawijaya 10.82 0.00 2.86 9.81 29.87 46.63 100.00
Jayapura 30.43 7.18 7.48 33.75 9.11 12.05 100.00
Nabire 40.38 1.21 6.64 24.90 5.23 21.63 100.00
Kepulauan
21.57 11.72 2.85 52.97 4.43 6.47 100.00
Yapen
Biak Numfor 30.60 11.92 3.41 23.88 8.93 21.27 100.00
Paniai 2.18 0.00 0.00 15.20 57.18 25.44 100.00
id
Puncak Jaya 1.16 7.76 0.00 31.58 54.43 5.06 100.00
o.
Mimika 76.07 0.00 0.20 0.73 0.00 22.99 100.00
g
Boven Digoel 14.02 0.00 21.77 30.74 22.05 11.42 100.00
Mappi 3.33
s.
0.00 0.00 35.64 28.68 32.34 100.00
Asmat 1.69 0.00 0.00 0.00 4.94 93.37 100.00
bp
id
Puncak Jaya 4.88 55.81 39.30 100.00
Mimika 78.55 21.45 0.00 100.00
o.
Boven Digoel 13.00 62.19 24.81 100.00
g
Mappi 6.94
s. 43.03 50.03 100.00
Asmat 46.55 0.00 53.45 100.00
bp
id
Mimika 76.93 14.84 3.10 5.13 100.00
o.
Boven Digoel 39.64 7.96 12.11 40.29 100.00
g
Mappi 34.91s. 19.10 3.10 42.89 100.00
Asmat 21.82 8.40 0.30 69.47 100.00
bp
Yahukimo 6.36 2.00 3.19 88.45 100.00
Pegunungan Bintang 23.03 24.13 19.13 33.71 100.00
a.
id
Mimika 95.58 3.23 0.07 1.12 100.00
Boven Digoel 77.57 17.54 4.89 0.00 100.00
o.
Mappi 13.51 26.75 57.52 2.22 100.00
g
Asmat 25.45 s. 6.96 67.58 0.00 100.00
Yahukimo 8.09 10.25 48.61 33.05 100.00
bp
Pegunungan
33.19 0.00 55.57 11.24 100.00
Bintang
a.
id
Mimika 56.31 0.77 1.37 36.67 4.58 0.30 100.00
o.
Boven Digoel 12.48 0.00 5.60 45.92 30.34 5.66 100.00
Mappi 6.21 0.00 13.82 50.11 27.67 2.19 100.00
g
Asmat 1.17 0.33 s. 17.07 53.29 26.97 1.18 100.00
Yahukimo 1.17 0.00 0.23 15.95 46.60 36.05 100.00
bp
Pegunungan
14.23 0.00 4.86 59.72 21.19 0.00 100.00
Bintang
a.
Mamberamo
tp
Listrik Petromak/aladin/
Kabupaten/Kota Lainnya Jumlah
(PLN dan non PLN) Pelita/sentir/obor
(1) (2) (3) (4) (5)
Merauke 86.67 10.75 2.58 100.00
Jayawijaya 37.18 9.10 53.72 100.00
Jayapura 88.81 10.46 0.73 100.00
Nabire 88.88 10.66 0.46 100.00
Kepulauan Yapen 57.93 40.93 1.14 100.00
Biak Numfor 95.32 4.68 0.00 100.00
Paniai 25.18 11.48 63.33 100.00
Puncak Jaya 13.64 30.91 55.46 100.00
id
Mimika 93.56 6.44 0.00 100.00
o.
Boven Digoel 77.63 17.01 5.36 100.00
Mappi 18.30 76.79 4.91 100.00
g
Asmat
s.
17.72 78.30 3.98 100.00
Yahukimo 7.57 17.99 74.44 100.00
bp
Listrik/
Minyak Arang/
Kabupaten/Kota Gas Lainnya* Jumlah
Tanah Briket/Kayu
Elpiji
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Merauke 0.00 55.90 42.82 1.28 100.00
Jayawijaya 0.18 10.86 88.96 0.00 100.00
Jayapura 0.73 55.60 42.13 1.54 100.00
Nabire 2.79 57.19 39.30 0.30 100.00
Kepulauan Yapen 0.13 40.77 57.66 1.44 100.00
Biak Numfor 1.03 54.69 43.92 0.35 100.00
Paniai 0.00 2.39 97.61 0.00 100.00
id
Puncak Jaya 0.00 3.95 96.05 0.00 100.00
o.
Mimika 1.70 73.90 20.45 3.78 100.00
Boven Digoel 0.00 40.53 58.30 1.17 100.00
g
Mappi 0.28 10.82 s. 88.90 0.00 100.00
Asmat 0.00 6.81 93.19 0.00 100.00
bp
Sampel Penduduk
Kabupaten/Kota Ya Tidak Usia 10 Tahun ke
Atas
(1) (2) (3) (4)
Merauke 14.22 85.78 1 637
Jayawijaya 2.81 97.19 1 359
Jayapura 18.13 81.87 1 059
Nabire 12.10 87.90 1 377
Kepulauan Yapen 7.98 92.02 1 090
Biak Numfor 7.52 92.48 1 613
Paniai 0.86 99.14 1 326
id
Puncak Jaya 0.24 99.76 881
Mimika 14.07 85.93 1 215
o.
Boven Digoel 3.44 96.56 972
g
Mappi 4.04
s. 95.96 1 492
Asmat 3.33 96.67 905
bp
Telepon Rumah
Kabupaten/Kota Telepon Rumah Handphone
atau Handphone
(1) (2) (3) (4)
Merauke 5.94 76.21 76.21
Jayawijaya 1.23 35.99 36.02
Jayapura 0.25 90.52 90.52
Nabire 1.79 85.73 85.73
Kepulauan Yapen 2.33 55.40 55.40
Biak Numfor 1.52 71.39 71.43
Paniai 0.88 38.07 38.64
Puncak Jaya 0.00 14.41 14.41
id
Mimika 1.35 84.88 84.88
o.
Boven Digoel 0.66 44.41 44.41
g
Mappi 0.64 30.53 30.53
Asmat 0.00
s. 4.72 4.72
bp
Yahukimo 0.30 6.98 6.98
Pegunungan Bintang 0.79 7.79 7.79
a.
id
Mimika 5.76 18.84 21.98
o.
Boven Digoel 2.34 7.68 9.19
g
Mappi 0.27 4.48 4.48
Asmat
s.
0.27 2.92 2.92
bp
Yahukimo 0.00 0.76 0.76
Pegunungan Bintang 0.00 3.26 3.26
a.
id
Boven Digoel 32.81 67.19 100.00 363
o.
Mappi 25.70 74.30 100.00 426
g
Asmat 41.90 s. 58.10 100.00 344
Yahukimo 0.00 100.00 100.00 405
bp
Pegunungan Bintang 50.46 49.54 100.00 438
Tolikara 18.43 81.57 100.00 440
a.
Tabel 6.2Rata-rata Jumlah Beras Raskin yang Dibeli Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota
Jumlah
Kabupaten/Kota 1 Bulan y.l 2 Bulan y.l 3 Bulan y.l
Sampel
(1) (2) (3) (4) (5)
Merauke 12.88 9.07 13.08 254
Jayawijaya 6.07 7.20 6.00 306
Jayapura 19.26 21.77 28.42 170
Nabire 11.03 12.50 15.41 172
Kepulauan Yapen 14.27 9.70 14.35 172
Biak Numfor 16.81 16.60 15.79 106
Paniai 11.74 12.00 17.26 181
Puncak Jaya 13.07 13.11 13.03 147
id
Mimika 12.63 11.13 13.54 51
Boven Digoel 7.16 6.15 18.52 120
o.
Mappi 5.69 5.16 13.53 118
g
Asmat 6.19 s. 4.37 8.29 150
Yahukimo - - - 0
bp
Jumlah
Kabupaten/Kota 1 Bulan y.l 2 Bulan y.l 3 Bulan y.l
Sampel
(1) (2) (3) (4) (5)
Merauke 33.86 26.40 33.61 254
Jayawijaya 6.38 8.56 8.54 306
Jayapura 45.49 52.35 64.10 170
Nabire 22.01 24.66 29.86 172
Kepulauan Yapen 33.25 20.38 29.33 172
Biak Numfor 11.54 9.58 12.06 106
Paniai 36.26 37.41 43.58 181
Puncak Jaya 41.47 41.61 41.39 147
id
Mimika 41.33 33.38 37.87 51
Boven Digoel 21.98 22.76 62.61 120
o.
Mappi 22.88 20.22 49.86 118
g
Asmat 21.27 s. 12.87 25.69 150
Yahukimo - - - 0
bp
Jumlah
Kabupaten/Kota Ya Tidak
Sampel
(1) (2) (3) (4)
Merauke 4.43 95.57 254
Jayawijaya 63.69 36.31 306
Jayapura 0.00 100.00 170
Nabire 0.41 99.59 172
Kepulauan Yapen 0.25 99.75 172
Biak Numfor 1.91 98.09 106
Paniai 5.25 94.75 181
Puncak Jaya 40.33 59.67 147
id
Mimika 2.69 97.31 51
Boven Digoel 0.51 99.49 120
o.
Mappi 5.09 94.91 118
g
Asmat s. 0.00 100.00 150
Yahukimo 0.00 0.00 0
bp
Jumlah
Kabupaten/Kota Ya Tidak Total
Sampel
(1) (2) (3) (4) (5)
Merauke 14.33 85.67 100.00 490
Jayawijaya 5.92 94.08 100.00 507
Jayapura 3.60 96.40 100.00 318
Nabire 7.26 92.74 100.00 415
Kepulauan Yapen 2.92 97.08 100.00 332
Biak Numfor 9.30 90.70 100.00 454
Paniai 13.17 86.83 100.00 462
Puncak Jaya 0.00 100.00 100.00 329
id
Mimika 7.50 92.50 100.00 446
Boven Digoel 4.37 95.63 100.00 363
o.
Mappi 3.70 96.30 100.00 426
g
Asmat 2.81
s. 97.19 100.00 344
Yahukimo 2.35 97.65 100.00 405
bp
Bank
PNPM Pemerintah Lain Jumlah
Kabupaten/Kota Mandiri Lainnya
KUR Selain Koperasi Perorangan
nya Sampel
KUR
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Merauke 22.53 0.00 35.24 37.42 1.74 0.00 6.46 68
Jayawijaya 100.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 22
Jayapura 20.91 29.52 39.84 0.00 26.41 0.00 10.28 12
Nabire 0.00 0.00 31.01 52.33 4.31 18.40 11.18 28
Kepulauan Yapen 8.72 0.00 0.00 21.87 52.63 30.84 0.00 9
Biak Numfor 35.08 14.21 13.90 30.73 12.78 2.56 0.00 45
Paniai 87.45 9.83 2.72 0.00 0.00 0.00 0.00 60
Puncak Jaya 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0
id
Mimika 30.30 0.00 7.52 53.16 10.13 0.00 2.49 28
o.
Boven Digoel 0.00 0.00 10.52 15.48 0.00 22.43 51.56 17
g
Mappi 85.99 10.96 7.57 0.00 0.00 .13 0.00 16
Asmat 100.00
s.
100.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 12
bp
Yahukimo 100.00 89.55 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 9
Pegunungan
19.22 0.00 16.02 0.00 0.00 64.76 0.00 5
a.
Bintang
Tolikara 100.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 21
pu
Mamberamo
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0
Raya
ht