Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN KEMANGI (Ocimum sactum L)

4% SEBAGAI OBAT KUMUR TERHADAP pH SALIVA DI PANTI


ASUHAN YATIM YAYASAN NUR HIDAYAH SURAKARTA 2014

NASKAH PUBLIKASI
Disusun untuk dipublikasikan pada jurnal ilmiah
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun oleh :
Jesica Agnes
J 52010 0004

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
HALAMAN PENGESAHAN

NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN KEMANGI (Ocimum sactum L) 4%


SEBAGAI OBAT KUMUR TERHADAP pH SALIVA DI PANTI ASUHAN
YATIM YAYASAN NUR HIDAYAH SURAKARTA 2014

Disusun oleh :
Jesica Agnes

J 52010 0004

Telah disetujui dan dipertahankan dihadapan dewan penguji skripsi Fakultas


Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Surakarta, pada hari Kamis, tanggal
27 Februari 2014

Penguji
Nama : drg. Soetomo Nawawi, DPH.Dent, Sp.Perio(K) (.....................................)
NIP/NIK : 400.1295
Pembimbing Utama
Nama : drg. Mahmud Kholifa, MDSc (.....................................)
NIP/NIK : 996

Pembimbing Pendamping
Nama : drg. Nilasary Rochmanita S. (.....................................)
NIP/NIK : 100.1568

Dekan Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Muhammadiyah Surakarta

drg. Soetomo Nawawi, DPH.Dent, Sp.Perio(K)


NIK : 400.1295
PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN KEMANGI (Ocimum Sactum L)
4% SEBAGAI OBAT KUMUR TERHADAP pH SALIVA DI PANTI
ASUHAN YATIM YAYASAN NUR HIDAYAH SURAKARTA 2014

Jesica Agnes1

INTISARI
Saliva mempunyai peran penting dalam kesehatan jaringan lunak dan keras
pada gigi. Laju aliran saliva yang rendah adalah salah satu indikator terkuat dalam
peningkatan resiko karies. Saliva berfungsi mengatur pH (kadar keasamaan) dari
mulut karena mengandung asam karbonat-bikarbonat, fosfat, urea dan amonia
yang dapat digunakan sebagai penyangga dan menetralkan penurunan pH yang
terjadi pada saat bakteri plak memetabolisme gula. Penurunan pH mulut di bawah
5,0-5,5 akan menyebabkan proses demineralisasi pada gigi. Pencegahan
penurunan pH saliva dapat dilakukan secara kimiawi. Larutan ekstrak etanol daun
kemangi (Ocimum sactum L) 4% sebagai obat kumur terdapat fitokemikal yang
mampu meningkatkan sekresi saliva dan meningkatkan derajat keasaman rongga
mulut.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kemampuan ekstrak etanol daun
kemangi (Ocimum sactum L) 4% sebagai obat kumur terhadap pH saliva untuk
mencegah terjadinya karies pada gigi. Penelitian uji klinis dengan rancangan one
group pretest-post test. Sampel sebanyak 31orang warga panti asuhan Yayasan
Nur Hidayah Kota Surakarta dengan pemberian larutan ekstrak etanol daun
kemangi 4%. pH saliva diukur menggunakan pH meter digital skala 0,0-14,0
dengan sensitivitas 0,01 dari senseLine F 410.
Uji Paired samples T test menghasilkan nilai signifikansi P = 0,000. Terdapat
perbedaan bermakna (p<0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai pH
saliva sesudah berkumur dengan ekstrak etanol tersebut efektif dalam
meningkatkan pH mulut secara nyata. Berkumur larutan ekstrak etanol daun
kemangi (Ocimum sactum L) 4% dapat meningkatkan pH saliva.

Kata Kunci : Larutan ekstrak etanol daun kemangi, Larutan kumur ekstrak etanol
daun kemangi, pH saliva

1. Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Muhammadiyah Surakarta


THE EFFECT OF Ocimum sactum L 4% ETHANOL EXTRACT AS
MOUTHWASH ON SALIVA'S pH IN NURHIDAYAHS ORPHAN HOME
SURAKARTA 2014

Jesica Agnes1

ABSTRACT

Saliva has important role on the soft and hard ephitel of teeth. The lower flow
of saliva is one of the strongest indicators of carries increasing risk. Saliva
functions as pH organizer of the mouth for it has carbonate-bicarbonate acid,
phosphat, urea and amonia which can be used as supporter and neutralizer of
pHs decreasing which occurs as the plaque bacteria metabolize sugar. The
decreasing of orals pH below 5,0-5,5 will cause demineralize process on teeth.
The prevention of salivas pH decreasing can be done by chemistry. The 4%
Ocimum sactum L ethanol extract as mouthwash has phytochemical which can
increase salivas secretion and the acid degree in the mouth.
The aim of the research was to know the ability of 4% Ocimum sactum L as
mouthwash on salivas pH to prevent carries occurrence on teeth. This research
was a laboratory experimental study using one group pre-test post-test design
with 31 samples of the orphans members of Nurhidayah Institution Surakarta by
giving 4% Ocimum sactum L ethanol extract. Salivas pH was measured by using
digitally pHs meter with 0,0-14,00 on scale with 0,01 of sensitivity from senseline
F410.
T-test showed statistically significant difference (p=0,000) between before and
after treatment. The conclusion of this research was washing mouth with 4%
Ocimum sactum L ethanol extract can increase salivas pH.

Keywords : The Ocimum sactum L ethanol extract, The Ocimum sactum L ethanol
extract mouthwash, Salivas pH

1. Faculty of Dentistry, Muhammadiyah University of Surakarta


PENDAHULUAN
Kesehatan rongga mulut yang baik merupakan bagian integral dari kesehatan
umum yang baik. Anak-anak banyak yang memiliki kesehatan mulut dan umum
yang tidak memadai karena karies gigi yang aktif dan tidak terkendali. 1 Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional tahun 2007 Provinsi Jawa Tengah
menempati urutan 9 besar terjadinya kerusakan gigi dengan skor DMF-T 5,11 dan
prevalensi karies aktif tertinggi (52,8%) pada kelompok umur 35-44 tahun.2
Selanjutnya Riskesdas (2007) melaporkan bahwa Kota Surakarta mempunyai
proporsi penduduk bermasalah dengan gigi dan mulut tertinggi di Provinsi Jawa
Tengah sebanyak 37,6% dengan pengalaman karies gigi pada kelompok usia 12
tahun keatas sebanyak 62,7% dan sebanyak 27,5% di antaranya merupakan karies
aktif yang belum terawat (DMF-T 4,2).2
Karies gigi merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentin
dan sementum serta memiliki etiologi multifaktorial seperti diet karbohidrat,
mikroorganisme, host dan waktu.3 Bakteri akan terakumulasi dalam plak dan
dapat menghasilkan asam dari fermentasi gula (acidogenic) serta mempunyai
kemampuan untuk bertahan hidup di lingkungan yang menghasilkan asam laktat
(aciduricity).4 Maka hal ini akan menghambat fungsi saliva dalam mempengaruhi
pH saliva sehingga menyebabkan demineralisasi pada struktur gigi. 3
Saliva mempunyai peran penting dalam kesehatan jaringan lunak dan keras
pada gigi.5 Saliva juga berfungsi mengatur pH (kadar keasamaan) dari mulut
karena mengandung asam karbonat-bikarbonat, fosfat, urea dan amonia yang
dapat digunakan sebagai penyangga dan menetralkan penurunan pH yang terjadi
pada saat bakteri plak memetabolisme gula. Kapasitas penyangga dan pH saliva
berhubungan erat dengan kecepatan sekresi yang mengakibatkan naiknya
kapasitas buffer. Makanan yang mengandung karbohidrat dengan berat molekul
yang rendah seperti sukrosa dan glukosa akan segera meresap ke dalam plak dan
dimetabolisme cepat oleh bakteri dan membentuk asam sehingga pH plak akan
menurun dalam waktu 1-3 menit.3 Waktu yang dibutuhkan untuk kembali ke pH
normal 6,3-7,0 sekitar 30-60 menit. Penurunan pH mulut di bawah 5,0-5,5 akan
menyebabkan proses demineralisasi pada gigi. 6
Salah satu upaya menjaga kesehatan gigi dan mulut adalah dengan cara
mekanis dan kimiawi untuk menghambat pembentukan plak. Pencegahan mekanis
berfungsi untuk membersihkan gigi dari sisa makanan yang menempel pada gigi,
sedangkan pencegahan secara kimiawi berfungsi untuk menjaga dan memelihara
pH mulut dalam keadaan normal dengan penggunaan larutan kumur yang
mengandung bahan kimia yang dapat membantu dalam menjaga kebersihan
mulut. Namun, banyak penelitian tentang pemakaian obat kumur yang
mengandung bahan kimia dalam jangka waktu panjang dapat merubah
keseimbangan flora di dalam mulut, menimbulkan noda pada gigi, pembengkakan
kelenjar parotis dan efek lainnya .3
Indonesia saat ini sedang menggalakkan pemakaian bahan alami sebagai
perawatan pilihan, baik di bidang kedokteran maupun kedokteran gigi yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah, baik dari segi manfaat maupun
keamanannya.7 Sumber daya alam yang sudah dikenal di masyarakat dengan
harga yang murah, terjangkau, mudah ditemukan dan dapat digunakan sebagai
bahan pengobatan alami, contohnya adalah daun sirih, daun bandotan, kayu
manis, kayu lawang dan kemangi.8 Kandungan eugenol di dalam minyak atsiri
pada tanaman daun sirih hijau sebanyak 10,11%, daun sirih merah 3,72%, daun
babadotan 5%, kayu manis 3,11%, dan kemangi 71%. 9,10,11 Namun, diantara
sumber daya alam tersebut daun kemangi diketahui lebih banyak memiliki
kandungan bahan aktif utama eugenol yang dapat bermanfaat untuk meningkatkan
derajat keasaman rongga mulut.11
Adanya kandungan flavonoid pada daun kemangi menyebabkan terdapatnya
rasa pahit dan kesat pada tumbuhan ini sehingga dapat memacu dan merangsang
sekresi kelenjar saliva dalam meningkatkan produksi saliva dengan cara
kimiawi.12 Bau aromatik yang unik dari daun kemangi berasal dari kandungan
minyak atsiri yang terkonsentrasi pada daun yang diketahui terdapat bahan utama
aktif eugenol sebanyak 71% yang juga dapat merangsang produksi saliva dengan
cara neuronal melalui sistem syaraf autonom, baik simpatis maupun
parasimpatis.11,13 Peningkatan kecepatan saliva mengakibatkan meningkatnya
kapasitas buffer atau penyangga.3
Agarwal et al. (2010) telah meneliti tentang pengaruh berbagai konsentrasi
(0.5%, 1%, 1.5%, 2%, 2.5%, 3%, 3.5%, 4%, 4.5%, 5%, 6%, 7% 8%, 9%, 10%)
ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum sactum L) terhadap aktivitas antibakteri
Streptococcus mutans dengan metode dilusi. Hasil yang diperoleh adalah bahwa
konsentrasi 4% ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum sactum L) memiliki daya
hambat maksimum terhadap aktivitas bakteri Streptococcus mutans.14
Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, maka penulis bermaksud menguji
lebih lanjut pengaruh ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum sactum L) 4%
sebagai obat kumur terhadap pH saliva sehingga diharapkan bisa mengembalikan
pH normal saliva, yang merupakan salah satu faktor etiologi multifaktorial karies
gigi dan bisa digunakan sebagai tindakan preventif dalam mengurangi tingkat
kerusakan gigi di Kota Surakarta.

METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan one
group pretest-post test. Sampel yang digunakan sebanyak 31 orang warga panti
asuhan yatim Yayasan Nur Hidayah Kota Surakarta dengan kriteria inklusi
sebagai berikut: a) Bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian (informed
consent) b) Umur 12-18 tahun. c) Tidak menggunakan perangkat orthodontic
lepasan maupun cekat dan gigi tiruan d) Makan makanan yang mengandung
karbohidrat sukrosa(roti manis). e) Keadaan fit dan sehat. Subyek dilakukan
standarisasi dengan cara menyikat gigi tanpa menggunakan pasta gigi. Semua
subjek terpilih diinstruksikan untuk makan makanan yang mengandung
karbohidrat sukrosa (roti manis) terlebih dahulu sebelum pengambilan saliva
awal. Setelah itu, pengumpulan saliva dilakukan 10 menit sesudah makan.
Pengumpulan saliva dilakukan dengan metode drooling atau spitting. Setelah
dilakukan pengukuran pH awal dengan pH meter digital berskala 0,0-14,0 dengan
sensitivitas 0,01 dari senseLine F 410, sampel diinstruksikan berkumur dengan
larutan ekstrak etanol daun kemangi 4% 10 ml selama 30 detik. Kemudian
sampel diinstruksikan untuk meludah dan ditampung ke dalam masing-masing pot
penampung saliva yang telah disediakan dan diukur dengan pH meter digital
berskala 0,0-14,0 dengan sensitivitas 0,01 dari senseLine F 410 sesuai nomor
urutan. Data hasil penelitian tersebut kemudian dilakukan uji normalitas dengan
menggunakan uji shapiro-wilk karena sampel kurang dari 50 orang. Uji
normalitas data didapatkan hasil berdistribusi normal (p>0,05). Data penelitian
yang berupa data terukur dan berdistribusi normal dianggap memenuhi syarat
untuk dilakukan uji parametrik paired t-test.

HASIL
pH mulut diukur sebelum dan sesudah perlakuan dengan berkumur larutan
ekstrak etanol daun kemangi 4%. Pengukuran dilakukan menggunakan alat pH
meter digital berskala 0,0-14,0 dengan sensitivitas 0,01 dari senseLine F 410,
selanjutnya efektifitas ekstrak etanol daun kemangi 4% dalam meningkatkan pH
saliva disajikan pada tabel 1.

Tabel 1. Efektifitas ekstrak etanol daun kemangi 4% terhadap


peningkatan pH saliva.

Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence
Interval of the
Std. Difference Sig.
Std. Error (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)

Pair 1 sebelum -1.39935 .92562 .16625 -1.73887 -1.05984 -8.417 30 .000

sesudah

Berdasarkan data tabel 1, terlihat bahwa t hitung adalah -8,417 dengan


probalilitas 0,000 (< 0,05), maka Ho ditolak atau dapat diartikan bahwa pH saliva
sebelum dan sesudah berkumur dengan ekstrak etanol berbeda atau dengan kata
lain ekstrak etanol daun kemangi 4% efektif dalam meningkatkan pH saliva.
PEMBAHASAN
Perlakuan berkumur dengan ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum sactum L)
4% menunjukkan rerata pH saliva meningkat. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa berkumur ekstrak etanol daun kemangi 4% mampu meningkatkan pH
saliva. Hasil uji Paired Samples T Test yang dilakukan menunjukkan terdapat
perbedaan yang bermakna rerata kenaikan pH saliva sebelum dan sesudah
berkumur dengan ekstrak etanol daun kemangi 4% sebesar -1.39935 dengan
probalilitas sebesar 0,000 (< 0,05). Ini berarti pemberian obat kumur ekstrak
etanol daun kemangi 4% mampu meningkatkan pH saliva. Hasil penelitian yang
diperoleh ini sesuai dengan hipotesis awal, yaitu ekstrak etanol daun kemangi
(Ocimum sactum L) 4% sebagai obat kumur berpengaruh dalam meningkatkan pH
saliva.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa larutan ekstrak etanol daun kemangi 4%
dengan etanol 70% sebagai pelarut, dapat meningkatkan pH saliva. Kemampuan
ekstrak etanol daun kemangi dalam meningkatkan pH saliva ditunjukkan melalui
komponen kimia yang dikandungnya, yaitu adanya kandungan flavonoid pada
daun kemangi yang menyebabkan terdapatnya rasa pahit dan kesat pada tumbuhan
ini sehingga dapat memacu dan merangsang sekresi kelenjar saliva dalam
meningkatkan produksi saliva dengan cara kimiawi. 12 Rangsangan rasa pahit ini
menghasilkan sekresi saliva seperti air, yang menunjukkan suatu rangsangan
kolinergik. Zat-zat yang larut di dalam saliva dapat mempengaruhi ujung apikal
sel-sel pengecap dan kemudian akan menghasilkan impuls syaraf melalui serabut
syaraf.13
Bau aromatik yang unik dari daun kemangi berasal dari kandungan minyak
atsiri yang terkonsentrasi pada daun yang diketahui terdapat bahan utama aktif
eugenol sebanyak 71%, juga dapat merangsang produksi saliva dengan cara
neuronal melalui sistem syaraf autonom, baik simpatis maupun parasimpatis.11,13
Kandungan tanin mampu mengurangi perlekatan bakteri pada permukaan gigi
dengan menghambat enzim Glucosyltransferase (GTF) yang diproduksi oleh S.
Mutans.15 Enzim lisosim, laktoferin dan laktoperoksidae yang terkandung di
dalam saliva akan menghancurkan dinding sel bakteri, sehingga dapat
menetralkan hasil akhir metabolisme asam bakterial dan pH akan menjadi lebih
tinggi.13
Saliva berfungsi mengatur pH (kadar keasamaan) dari mulut karena
mengandung asam karbonat-bikarbonat, fosfat, urea dan amonia yang dapat
digunakan sebagai penyangga dan menetralkan penurunan pH yang terjadi pada
saat bakteri plak memetabolisme gula. Pada keadaan normal, pH saliva berkisar
antara 6,3-7,0.6 Kapasitas penyangga dan pH saliva saling berhubungan erat
dengan kecepatan sekresi yang mengakibatkan meningkatnya kapasitas buffer.3
Kapasitas buffer saliva yang dirangsang terutama (85%) ditentukan oleh
konsentrasi bikarbonat, 14% ditentukan oleh konsentrasi fosfat dan 1% oleh
protein saliva. Hal ini mempunyai akibat terhadap peningkatan kecepatan sekresi,
konsentrasi bikarbonat menjadi lebih tinggi dan demikian pH juga menjadi lebih
tinggi.13
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil uji penelitian Paired samples T test menghasilkan nilai
p=0,000 (p<0,05). Hal ini dapat disimpulkan bahwa berkumur larutan ekstrak
etanol daun kemangi (Ocimum sactum L) 4% dapat meningkatkan pH saliva.

SARAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka disarankan untuk
melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh berbagai konsentrasi larutan
ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum sactum L) sebagai obat kumur terhadap
peningkatan pH saliva untuk mendapatkan konsentrasi yang lebih akurat dalam
meningkatkan pH saliva.

UCAPAN TERIMA KASIH


Peneliti mengucapkan terimakasih kepada drg. Mahmud Kholifa, MDSc dan
drg. Nilasary Rochmanita yang telah memberikan bimbingan, serta para Dosen
dan teman-teman mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muhamadiyah
Surakarta yang telah meluangkan waktunya, terimakasih untuk keikhlasan dan
ketulusannya dalam membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
DAFTAR PUSTAKA

1. Neeraja, R., Anantharaj, A., Praveen, P., Karthik, V., Vinitha, M., 2008,
The Effect of Povidone-iodine and Chlorhexidine Mouth Rinses on Plaque
Streptococcus mutans Count in 6- to 12 Year Old School Children: An in
Vivo Study, J Indian Soc Pedo Prev Dent., 26(5): 14-18.
2. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS 2007), 2008,
http://www.dinkesjatengprov.go.id/download/mi/riskesdas_jateng2007.pdf
10 November 2013.
3. Kidd, E.A.M., Bechal, S. J., 1991, Dasar-Dasar Karies Penyakit dan
Penanggulangannya. Cetakan I, Jakarta : EGC, p.1-144.
4. Guo, L., Hu Wei., He Xuesong., Lux, R., McLean Jeff., and Shi
Wenyuan., 2013, Investigating Acid Production by Streptococcus Mutans
with A Surface-Displayed pH-Sensitive Green Fluorescent Protein, PLoS
ONE., 26(2): 1-9.
5. Zero, D. T., Fentana, M., Mier-Martinez., Zandona-Fereira A., Ando M.,
Cabezas, G. C., and Bayne, S., 2009, The Biology, Prevention, Diagnosis
and Treatment of Dental Caries Scientific Advances in The United States,
American Dental Association., 140(9 suppl):25S-34S.
6. Hurlbutt, M., Novy, B., 2010, Dental Caries: A pH-Mediated Disease,
CDHA Journal., 25(1): 9-14.
7. Purnamasari, D. A., Munadziroh, E., dan Yogiartono, R. M., 2010,
Konsentrasi Ekstrak Biji Kakao Sebagai Material Alam dalam
Menghambat Pertumbuhan Streptococcus mutans, Jurnal PDGI.,
59(1):14-18.
8. Suparni, I., Wulandari, A., 2012, Herbal Nusantara 1001 Ramuan
Tradisional Asli Indonesia, Yogyakarta : Rapha Publishing, p. 1-210.
9. Nurhidayati, L., Desmiaty, Y., Mariani, S., Penetapan Kadar Eugenol
dalam Minyak Atsiri dari Daun Sirih Merah (Piper cf fragile Benth.) dan
Sirih Hijau (Piper betle L.) secara Kromatografi Gas, 2012,
http://dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/2010211059138120469308Octo
ber2013.pdf, 15 November 2013.
10. Shinta., 2012, Potensi Minyak Atsiri Daun Nilam (Pogostemon cablin B.),
Daun Babadotan (Ageratum conyzoides L), Bunga Kenanga (Cananga
odorata hook F & Thoms) dan Daun Rosemary (Rosmarinus officinalis L)
Sebagai Repelan Terhadap Nyamuk Aedes aegypti L, Media Litbang
Kesehatan., 22(2): 61-69.
11. Joseph, B., Nair, V. M., Ethanopharmacological and Phytochemical
Aspects of Ocimum Sanctum Linn-The Elixir Of Life, 2013,
http://www.sciencedomain.org/uploads/1378191876-
,Reviewer_1a_JR.pdf, 10 November 2013.
12. Heinrich, M., Barnes, J., Gibbons, S., Williamson, E. M., 2010,
Farmakognosi dan Fitoterapi (terj.), Jakarta : EGC, p.82-212.
13. Amerongen, A. V. N., Michels, L. F. E., Roukema, P. A., Veerman, E. C.
I., 1992, Ludah dan Kelenjar Ludah: Arti Bagi Kesehatan Gigi (terj.), ed.
II, Yogyakarta : Gajah Mada University Press, p. 1-214.
14. Agarwal, P., Nagesh, L., and Murlikrishnan., 2010, Evaluation of The
Antimicrobial Activity of Various Concentrations of Tulsi (Ocimum
sanctum) Extract Against Streptococcus mutans: An in Vitro Study, Indian
J Dent Research., 21(3): 357-359.
15. Nuria, C., Faizatun, A., Sumantri., 2009, Uji Aktivitas Antibakteri
Ekstrak Etanol Daun Jarak Pagar (Jatropha Curcas L) Terhadap Bakteri
Staphylococcus Aureus Atcc 25923, Escherichia Coli Atcc 25922, dan
Salmonella Typhi Atcc 1408, Jurnal Ilmu ilmu Pertanian., 5(2): 26 37.

Anda mungkin juga menyukai