Fibroadenoma Mammae
Fibroadenoma Mammae
PENDAHULUAN
Mayoritas dari lesi yang terjadi pada mammae adalah benigna. Hampir 40% dari pasien
yang mengunjungi poliklinik dengan keluhan pada mammae mempunyai lesi jinak. Perhatian
yang lebih sering diberikan pada lesi maligna karena kanker payudara merupakan lesi maligna
yang paling sering terjadi pada wanita di negara barat walaupun sebenarnya insidens lesi benigna
payudara adalah lebih tinggi berbanding lesi maligna. Penggunaan mammografi, Ultrasound ,
Magnetic Resonance Imaging dan juga biopsi payudara dapat membantu dalam menegakkan
diagnosis lesi benigna pada mayoritas dari pasien.1,2
Mayoritas dari lesi benigna tidak terkait dengan pertambahan risiko untuk menjadi kanker,
maka prosedur bedah yang tidak diperlukan harus dihindari. Pada masa lalu, kebanyakkan dari
lesi benigna ini dieksisi dan hasilnya terdapat peningkatan dari jumlah pembedahan yang tidak
diperlukan. Faktor utama adalah karena pandangan dari wanita itu sendiri bahwa lesi ini adalah
sebuah keganasan. Oleh karena itu, penting bagi ahli patologi, ahli radiologi dan ahli onkologi
untuk mendeteksi lesi benigna dan membedakannya dengan kanker payudara in situ dan invasif
serta mencari faktor risiko terjadinya kanker supaya penatalaksanaan yang sesuai dapat diberikan
kepada pasien.1,2
Menurut kepustakaan dikatakan bahwa penyebab tersering massa pada mammae adalah
kista, Fibroadenoma mammae dan karsinoma. Kista dan Fibroadenoma mammae terbentuk di
dalam lobus manakala karsinoma pula terbentuk di duktus terminalis. Keluhan lain yang sering
timbul adalah nipple discharge dan menurut kepustakaan dikatakan penyebab tersering dari
gejala ini adalah papilloma dan duct estasia.3
DEFINISI
Tumor jinak payudara (fam) adalah benjolan pada payudara yang biasanya merupakan
gumpalan lemak yang terbungkus dalam suatu wadah yang menyerupai kantong yang sifatnya
jinak dan tidak menyebar ke bagian lain pada tubuh. FAM lebih banyak di derita oleh wanita
yang berumur sekitar 16 tahun 30 tahun. Yang perlu diperhatikan adalah jika ada benjolan
jangan langsung berpikiran yang seram seram apalagi langsung memvonis benjolan itu kanker,
selalu untuk berpikir positif.
Sifat benjolan pada tumor jinak payudara (FAM) adalah :
Biasanya berbentuk bulat menyerupai kelereng, jika bentuk tidak beraturan maka dicurigai tumor
ganas, konsistensi (kekerasan pada benjolan) kenyal seperti bakso karena berisi lemak, jadi jika
benjolan di tekan maka lembeknya seperti kita menekan bakso, jika keras seperti batu di curigai
tumor ganas.
ANATOMI
Gambaran Umum
Mammae adalah kelenjar kulit yang dimodifikasi, terletak di bagian anterior dan
termasuk bagian dari lateral thoraks. Kelenjar susu yang bentuknya bulat ini terletak di fasia
pektoralis. Mammae melebar ke arah superior dari iga dua, inferior dari kartilago kosta enam dan
medial dari sternum serta lateral linea mid-aksilaris. Kompleks nipple-areola terletak diantara
kosta empat dan lima. Terdapat Langer lines pada kompleks nipple-areola yang melebar ke luar
secara sirkumfranse (melingkar). Langer lines ini signifikan secara klinis kepada ahli bedah
dalam menentukan area insisi pada biopsi mammae.Pada bagian lateral atasnya jaringan kelenjar
ini keluar dari lingkarannya ke arah aksila, disebut penonjolan Spence atau ekor payudara.3,4
Setiap mammae terdiri dari 15-20 lobus kelenjar yang setiap lobus terdiri dari beberapa
lobulus. Setiap lobulus kelenjar masing-masing mempunyai saluran ke papila mamma yang
disebut duktus laktiferus (diameter 2-4 mm). Diantara kelenjar susu dan fasia pektoralis, juga
diantara kulit dan kelenjar tersebut mungkin terdapat jaringan lemak. Diantara lobulus tersebut
ada jaringan ikat yang disebut ligamentum Cooper yang memberi bentuk untuk mammae.3,5
Vaskularisasi
Vaskularisasi mammae terutama berasal dari (1) cabang arteri mammaria interna; (2)
cabang lateral dari arteri interkostalis posterior; dan (3) cabang dari arteri aksillaris termasuk
arteri torakalis lateralis, dan cabang pectoral dari arteri torakoakromial.4,5
AliranLimfa
Aliran limfe dari mamm ae kurang lebih 75% ke aksila, sebagian lagi ke kelenjar
parasternal, terutama dari bagian yang sentral dan medial dan ada pula penyaliran yang ke
kelenjar interpektoralis. Di aksila terdapat rata-rata 50 (berkisar dari 10 sampai 90) buah kelenjar
getah bening yang berada di sepanjang arteri dan vena brakialis. Enam kelompok kelenjar limf
pada aksila yang diakui oleh ahli bedah adalah (1) kelompok vena aksila (lateral); (2) kelompok
mammaria eksternal (anterior atau pectoral); (3) kelompok skapular (posterior atau subskapular);
(4) kelompok sentral; (5) kelompok subklavikal (apical); dan (6) kelompok interpektoral
(Rotters node).4,5
PATOFISIOLOGI.
Fibroadenoma merupakan tumor jinak payudara yang sering ditemukan pada masa
reproduksi yang disebabkan oelh beberapa kemungkinan yaitu akibat sensitivitas jaringan
setempat yang berlebihan terhadap estrogen sehingga kelainan ini sering digolongkan dalam
mamary displasia.
Fibroadenoma biasanya ditemukan pada kuadran luar atas, merupakan lobus yang berbatas
jelas, mudah digerakkan dari jaringan di sekitarnya. Pada gambaran histologis menunjukkan
stroma dengan proliferasi fibroblast yang mengelilingi kelenjar dan rongga kistik yang dilapisi
epitel dengan bentuk dan ukuran yang berbeda. Pembagian fibroadenoma berdasarkan histologik
yaitu :
1.FibroadenomaPericanaliculare
Yakni kelenjar berbentuk bulat dan lonjong dilapisi epitel selapis atau beberapa lapis.
2.Fibro adenomaintracanaliculare
Yakni jaringan ikat mengalami proliferasi lebih banyak sehingga kelenjar berbentuk
panjang-panjang (tidak teratur) dengan lumen yang sempit atau menghilang.
Etiologi dan Epidemologi.
Penelitian saat ini belum dapat mengungkap secara pasti apa penyebabsesungguhnya dari
fibroadenoma mammae, namun diketahui bahwa pengaruhhormonal sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan dari fibroadenomamammae, hal ini diketahui karena ukuran fibroadenoma
dapat berubah padasiklus menstruasi atau pada saat kehamilan. Perlu diingat bahwa tumor
iniadalah tumor jinak, dan fibroadenoma ini sangat jarang atau bahkan sama sekalitidak dapat
menjadi kanker atau tumor ganas.
Fibroadenoma mammae biasanya terjadi pada wanita usia muda, yaitupada usia sekitar
remaja atau sekitar 20 tahun. Berdasarkan laporan dari NSWBreats Cancer Institute,
fibroadenoma umumnya terjadi pada wanita dengan usia21-25 tahun, kurang dari 5% terjadi
pada usia di atas 50, sedangkan prevalensinya lebih dari 9% populasi wanita terkena
fibroadenoma. Sedangkanlaporan dari Western Breast Services Alliance, fibroadenoma terjadi
pada wanitadengan umur antara 15 dan 25 tahun, dan lebih dari satu dari enam (15%)wanita
mengalami fibroadenoma dalam hidupnya. Namun, kejadianfibroadenoma dapat terjadi pula
wanita dengan usia yang lebih tua atau bahkansetelah menopause, tentunya dengan jumlah
kejadian yang lebih kecil disbanding pada usia muda.
Penyebab Gangguan
Peningkatan aktifitas estrogen yang absolut atau relatif
PENYEBAB GANGGUAN
1. Peningkatan aktivitas Estrogen yang absolut atau relatif.
2. Genetik : payudara
3. Faktor-faktor predisposisi :
a. Usia : < 30 tahun
b. Jenis kelamin
c. Geografi
d. Pekerjaan
e. Hereditas
f. Diet
g. Stress
TANDA & GEJALA
1. Secara makroskopik : tumor bersimpai, berwarna putih keabu-abuan, pada penampang tampak
jaringan ikat berwarna putih, kenyal
2. Ada bagian yang menonjol ke permukaan
3. Ada penekanan pada jaringan sekitar
4. Ada batas yang tegas
5. Bila diameter mencapai 10 15 cm muncul Fibroadenoma raksasa ( Giant Fibroadenoma )
6. Memiliki kapsul dan soliter
7. Benjolan dapat digerakkan.
8. Pertumbuhannya lambat.
9. Mudah diangkat dengan lokal surgery.
10. Bila segera ditangani tidak menyebabkan kematian.
PATOLOGI
Makroskopi: tampak bulat, elastis dan nodular, permukaan berwarna putih keabuan.
Mikroskopi: epitel proliferasi tampak seperti kelenjar yang dikelilingi oleh stroma fibroblastic
yang khas (intracanalicular f. dan pericanalicular f.).
PenegakanDiagnosa
Pada awalnya penegakan diagnosa tehadap fibroadenoma mammae ini adalah dilakukan
pemeriksaan fisik, kemudian akan dilakukan mammogram (x-ray pada mammae) atau ultrasound
pada mammae apabila diperlukan. Yang paling pasti dan tepat dalam diagnosa terhadap
fibroadenoma mammae ini adalah penggunaan sample biopsi. Pengambilan sampel biopsi ini
dapat dilakukan dengan mengiris bagian mammae atau dengan memasukkan jarum yang kecil
dan panjang untuk mengambil sampel sel fibroadenoma tersebut.
Diagnosa terhadap FAM ini dapat dibuat dengan penggabungan penilaian klinis,
ultrasonografi dan pengambilan sampel dengan penggunaan jarum. Penilaian klinis terhadap
benjolan payudara ini harus mempertimbangkan:
EMBRIOLOGI
Payudara sebagai kelenjar subkutis mulai tumbuh sejak minggu keenam masa embrio,
yaitu berupa penebalan ektodermal sepanjang garis yang disebut garis susu yang terbentang dari
aksila sampai ke region inguinal. Pada manusia, golongan primate gajah, dan ikan duyung, dua
pertiga kaudal dari garis tersebut segera menghilang dan tinggal bagian dada saja yang
berkembang menjadi cikal bakal payudara. Beberapa hari setelah lahir, pada bayi dapat terjadi
pembesaran payudara unilateral atau bilateral diikuti dengan sekresi cairan keruh. Keadaan yang
disebut mastitis neonatorum ini disebabkan oleh berkembangnya system duktus dan tumbuhnya
asinus serta vaskularisasi pada stroma yang dirangsang secara tidak langsung oleh tingginya
kadar estrogen ibu didalam di dalam sirkulasi darah bayi. Setelah lahir, kadar hormone ini
menurun, dan ini merangsang hipofisis untuk memproduksi prolaktin. Prolaktin inilah yang
menimbulkan perubahan pada payudara.
FISIOLOGI
RENCANA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan jaringan syaraf, suplay vaskularisasi atau
efek samping therapy/tindakan, ditandai dengan :
Data Subjektif :
- Klien mengeluhkan rasa nyeri
- Meringis karena nyeri (facial mask of pain)
- Lemah dan istirahat kurang
Data Objektif :
- Gangguan tonus otot
- Gangguan prilaku
- Respon autonomic
1. Kaji riwayat nyeri seperti lokasi; frekwensi ; durasi dan intensitas (skala 1 10)
dan upaya untuk mengurangi nyeri.
2. Beri kenyamanan dengan mengatur posisi klien dan aktivitas diversional.
3. Dorong penggunaan stress management seperti tehnik relaksasi, visualisasi,
komunikasi
therapeutik melalui sentuhan.
4. Evaluasi/Kontrol berkurangnya rasa nyeri. Sesuaikan pemberian medikasi sesuai
kebutuhannya
Kolaborasi :
5. Kembangkan rencana management penanganan sakit dengan klien dan dokter
6. Beri analgetik sesuai indikasi dan dosis yang tepat.
1. Informasi merupakan data dasar untuk evaluasi atau efektifitas intervensi yang
dilakukan.Pengalaman nyeri setiap individu bervariasi karena mengganggu fisik dan
psikologi.
2. Menolong dan meningkatkan relaksasi dan refokus
3. Melibatkan dan memberikan partisipasi aktif untuk meningkatkan control
4.Tujuan umum/maksimal mengomtrol tingkat nyeri dan minimum ada keterlibatan
dalam ADLs.
5.Rencana terorganisasi dan meningkatkan kesempatan dalam mengontrol rasa sakit.
Klien harus berpartisipasi aktif dalam perawatan di rumah.
6. Nyeri merupakan dampak/komplikasi suatu tindakan atau keadaan penyakit serta
perbedaan respon individu
1. Menjelaskan pada pasien dampak nyeri dan pengaruh yang ditimbulkan akibat
Nyeri. Skala nyeri : 6 8
Ajarkan klien tehnik relaksasi.
2. Melakukan alih posisi dan menghindarkan penekanan pada daerah post op
Anjurkan klien tentang aktivitas diversional
3. Mengadakan tehnik komunikasi terapeutik dan melibatkan klien dalam pengelolaan
pengaturan pengurangan rasa nyeri.
Memberi arahan pada klien tentang pengurangan rasa nyeri.
4. Support klien dalam pengurangan nyeri dengan cara : meditasi, latihan peningkatan
relaksasi, petunjuk imagery, pengaturan latihan pernafasan.
Observasi vital signs T=110/70, N=76 x/menit, S=370C
5. Mendiskusikan hal-hal yang dapat dilakukan klien dalam penanganan nyeri
khususnya bila klien sudah kembali ke rumah
6. Pemberian obat analgetik tidak dilakukan karena tidak ada order dan indikasi yang
menunjang.
Evaluasi
S = Klien masih mengeluh adanya nyeri pada lokal incisi
Wajah klien menunjukkan rasa nyeri bila dareah lengan kiri dekat lokasi incisi digerakkan
Klien masih lemah
O = Respon Autonom +, perubahan prilaku - , Tonus otot tidak lemah
Klien melaporkan akan melakukan petunjuk yang disarankan perawat dalam penanganan
nyeri.
Klien mampu mengontrol dan membatasi ADLs.
A = Pengkajian tentang nyeri sangat vital baik subyektif &obyektif karena dipengaruhi pula
oleh pengalaman individu dan sosial budaya individu.
Nyeri merupakan sumber yang mengakibatkan ketidakpuasan dan gangguan kebutuhan
dasar manusia karena rasa nyaman terganggu.
P = Lanjutkan implementasi sesuai rencana dan promote klien untuk berpartisipasi dalam
penanganan nyeri.
Evaluasi dan umpan balik dari diagnosa perawatan yang diberikan berupa ROM , hal-hal
yang harus dihindari, breast care.
S = Klien menunjukkan partisipasi dan banyak bertanya tentang hal-hal yang berkaitan
dengan status kesehatannya.
O = Klien banyak bertanya tentang perawatan di rumah.
Persepsi klien +
Feed back +
Respons klien + terhadap tindakan yang diberikan.
Klien berpartisipasi dalam kegiatan pelayanan keperawatan.
A = Pengetahuan yang penting tentang dampak dari neoplasma sangat menolong dalan
menurunkan cemas dan meningkatkan self confidence pada klien.
P = Lanjutkan implementasi sesuai rencana.