Anda di halaman 1dari 7

ifat-Sifat Fisik Mineral

http://ptbudie.wordpress.com/2010/12/23/sifat-sifat-fisikmineral/

Semua mineral mempunyai susunan kimiawi tertentu dan penyusun atom-atom yang beraturan,
maka setiap jenis mineral mempunyai sifat-sifat fisik/kimia tersendiri. Dengan mengenal sifat-
sifat tersebut maka setiap jenis mineral dapat dikenal, sekaligus kita mengetahui susunan
kimiawinya dalam batas-batas tertentu (Graha,1987)

Sifat-sifat fisik yang dimaksudkan adalah:

1. Kilap (luster)

2. Warna (colour)

3. Kekerasan (hardness)

4. Cerat (streak)

5. Belahan (cleavage)

6. Pecahan (fracture)

7. Bentuk (form)

8. Berat Jenis (specific gravity)

9. Sifat Dalam

10. Kemagnetan

11. Kelistrikan

12. Daya Lebur Mineral

Kilap

Merupakan kenampakan atau cahaya yang dipantulkan oleh permukaan mineral saat terkena
cahaya (Sapiie, 2006)

Kilap ini secara garis besar dapat dibedakan menjadi jenis:


a. Kilap Logam (metallic luster): bila mineral tersebut mempunyai kilap atau kilapan seperti
logam. Contoh mineral yang mempunyai kilap logam:

Gelena

Pirit

Magnetit

Kalkopirit

Grafit

Hematit

b. Kilap Bukan Logam (non metallic luster), terbagi atas:

Kilap Intan (adamantin luster), cemerlang seperti intan.

Kilap kaca (viteorus luster), misalnya pada kuarsa dan kalsit.

Kilap Sutera (silky luster), kilat yang menyeruai sutera pada umumnya terdapat pada
mineral yang mempunyai struktur serat, misalnya pada asbes, alkanolit, dan gips.

Kilap Damar (resinous luster), memberi kesan seperti damar misalnya pada spharelit.

Kilap mutiara (pearly luster), kilat seperti lemak atau sabun, misalnya pada
serpentin,opal dan nepelin.

Kilap tanah, kilat suram seperti tanah lempung misalnya pada kaolin, bouxit dan limonit.

Kilap mineral sangat penting untuk diketahui, karena sifat fisiknya ini dapat dipakai dalam
menentukan mineral secara megaskopis. Untuk itu perlu dibiasakan membedakan kilap mineral
satu dengan yang lainnya, walaupun kadang-kadang akan dijumpai kesulitan karena batas kilap
yang satu dengan yang lainnya tidak begitu tegas (Danisworo 1994).

Warna

Warna mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat, akan tetapi tidak dapat
diandalkan dalam pemerian mineral karena suatu mineral dapat berwarna lebih dari satu warna,
tergantung keanekaragaman komposisi kimia dan pengotoran padanya. Sebagai contoh, kuarsa
dapat berwarna putih susu, ungu, coklat kehitaman atau tidak berwarna. Walau demikian ada
beberapa mineral yang mempunyai warna khas, seperti:
Putih : Kaolin (Al2O3.2SiO2.2H2O), Gypsum (CaSO4.H2O), Milky Kwartz
(Kuarsa Susu) (SiO2)

Kuning : Belerang (S)

Emas : Pirit (FeS2), Kalkopirit (CuFeS2), Ema (Au)

Hijau : Klorit ((Mg.Fe)5 Al(AlSiO3O10) (OH)), Malasit (Cu CO3Cu(OH)2)

Biru : Azurit (2CuCO3Cu(OH)2), Beril (Be3Al2 (Si6O18))

Merah : Jasper, Hematit (Fe2O3)

Coklat : Garnet, Limonite (Fe2O3)

Abu-abu : Galena (PbS)

Hitam : Biotit (K2(MgFe)2(OH)2(AlSi3O10)), Grafit (C), Augit

Kekerasan

Adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan nisbi suatu mineral dapat
membandingkan suatu mineral terentu yang dipakai sebagai kekerasan yang standard. Mineral
yang mempunyai kekerasan yang lebih kecil akan mempunyai bekas dan badan mineral tersebut.
Standar kekerasan yang biasa dipakai adalah skala kekerasan yang dibuat oleh Friedrich Mohs
dari Jeman dan dikenal sebagai skala Mohs. Skala Mohs mempunyai 10 skala, dimulai dari skala
1 untuk mineral terlunak sampai skala 10 untuk mineral terkeras .

Skala Kekerasan Mohs

Skala Kekerasan Mineral Rumus Kimia


1 Talc H2Mg3 (SiO3)4
2 Gypsum CaSO4. 2H2O
3 Calcite CaCO3
4 Fluorite CaF2
5 Apatite CaF2Ca3 (PO4)2
6 Orthoklase K Al Si3 O8
7 Quartz SiO2
8 Topaz Al2SiO3O8
9 Corundum Al2O3
10 Diamond C

Sebagai perbandingan dari skala tersebut di atas maka di bawah ini diberikan kekerasan dari alat
penguji standar :
Alat Penguji Derajat Kekerasan
Mohs
Kuku manusia 2,5
Kawat Tembaga 3
Paku 5,5
Pecahan Kaca 5,5 6
Pisau Baja 5,5 6
Kikir Baja 6,5 7
Kuarsa 7

Cerat

Cerat adalah warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Hal ini dapat dapat diperoleh
apabila mineral digoreskan pada bagian kasar suatu keping porselin atau membubuk suatu
mineral kemudian dilihat warna dari bubukan tersebut. Cerat dapat sama dengan warna asli
mineral, dapat pula berbeda. Warna cerat untuk mineral tertentu umumnya tetap walaupun warna
mineralnya berubah-ubah. Contohnya :

Pirit : Berwarna keemasan namun jika digoreskan pada plat porselin akan meninggalkan
jejak berwarna hitam.

Hematit : Berwarna merah namun bila digoreskan pada plat porselin akan meninggalkan
jejak berwarna merah kecoklatan.

Augite : Ceratnya abu-abu kehijauan

Biotite : Ceratnya tidak berwarna

Orthoklase : Ceratnya putih

Warna serbuk, lebih khas dibandingkan dengan warna mineral secara keseluruhan, sehingga
dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi mineral (Sapiie, 2006).

Belahan

Balahan merupakan kecenderungan mineral untuk membelah diri pada satu atau lebih arah
tertentu. Belahan merupakan salah satu sifat fisik mineral yang mampu membelah yang oleh sini
adalah bila mineral kita pukul dan tidak hancur, tetapi terbelah-belah menjadi bidang belahan
yang licin. Tidak semua mineral mempunyai sifa ini, sehingga dapat dipakai istilah seperti
mudah terbakar dan sukar dibelah atau tidak dapa dibelah. Tenaga pengikat atom di dalam di
dalam sruktur kritsal tidak seragam ke segala arah, oleh sebab itu bila terdapat ikatan yang lemah
melalui suatu bidang, maka mineral akan cenderung membelah melalui suatu bidang, maka
mineral akan cenderung membelah melalui bidang-bidang tersebut. Karena keteraturan sifat
dalam mineral, maka belahan akan nampak berjajar dan teratur (Danisworo, 1994).
Contoh mineral yang mudah membelah adalah kalsit yang mempunyai tiga arah belahan sedang
kuarsa tidak mempunyai belahan. Berikut contoh mineralnya:

a. Belahan satu arah, contoh : muscovite.

b. Belahan dua arah, contoh : feldspar.

c. Belahan tiga arah, contoh : halit dan kalsit.

Pecahan

Pecahan adalah kecenderungan mineral untuk terpisah-pisah dalam arah yang tidak teratur
apabila mineral dikenai gaya. Perbedaan pecahan dengan belahan dapat dilihat dari sifat
permukaan mineral apabila memantulkan sinar. Permukaan bidang belah akan nampak halus dan
dapat memantulkan sinar seperti cermin datar, sedang bidang pecahan memantulkan sinar ke
segala arah dengan tidak teratur (Danisworo, 1994).

Pecahan mineral ada beberapa macam, yaitu:

Concoidal: bila memperhatikan gelombang yang melengkung di permukaan pecahan,


seperti kenampakan kulit kerang atau pecahan botol. Contoh Kuarsa.

Splintery/fibrous: Bila menunjukkan gejala seperti serat, misalnya asbestos, augit,


hipersten

Even: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan halus, contoh pada
kelompok mineral lempung. Contoh Limonit.

Uneven: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan yang kasar,
contoh: magnetit, hematite, kalkopirite, garnet.

Hackly: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan kasar tidak teratur dan runcing-
runcing. Contoh pada native elemen emas dan perak.

Bentuk

Mineral ada yang berbentuk kristal, mempunyai bentuk teratur yang dikendalikan oleh system
kristalnya, dan ada pula yang tidak. Mineral yang membentuk kristal disebut mineral kristalin.
Mineral kristalin sering mempunyai bangun yang khas disebut amorf (Danisworo, 1994).

Mineral kristalin sering mempunyai bangun yang khas, misalnya:

a. Bangun kubus : galena, pirit.

b. Bangun pimatik : piroksen, ampibole.


c. Bangun doecahedon : garnet

Mineral amorf misalnya : chert, flint.

Kristal dengan bentuk panjang dijumpai. Karena pertumbuhan kristal sering mengalami
gangguan. Kebiasaan mengkristal suatu mineral yang disesuaikan dengan kondisi sekelilingnya
mengakibatkan terjadinya bentuk-bentuk kristal yang khas, baik yang berdiri sendiri maupun di
dalam kelompok-kelompok. Kelompok tersebut disebut agregasi mineral dan dapat dibedakan
dalam struktur sebagai berikut:

Struktur granular atau struktur butiran yang terdiri dari butiran-butiran mineral yang
mempunyai dimensi sama, isometrik. Dalam hal ini berdasarkan ukuran butirnya dapat
dibedakan menjadi kriptokristalin/penerokristalin (mineral dapat dilihat dengan mata
biasa). Bila kelompok kristal berukuran butir sebesar gula pasir, disebut mempunyai
sakaroidal.

Struktur kolom: terdiri dari prisma panjang-panjang dan ramping. Bila prisma tersebut
begitu memanjang, dan halus dikatakan mempunyai struktur fibrous atau struktur
berserat. Selanjutnya struktur kolom dapat dibedakan lagi menjadi: struktur jarring-jaring
(retikuler), struktur bintang (stelated) dan radier.

Struktur Lembaran atau lameler, terdiri dari lembaran-lembaran. Bila individu-individu


mineral pipih disebut struktur tabuler,contoh mika. Struktur lembaran dibedakan menjadi
struktur konsentris, foliasi.

Sturktur imitasi : kelompok mineral mempunyai kemiripan bentuk dengan benda lain.
Mineral-mineral ini dapat berdiri sendiri atau berkelompok.

Bentuk kristal mencerminkan struktur dalam sehingga dapat dipergunakan untuk pemerian atau
pengidentifikasian mineral (Sapiie, 2006).

Berat Jenis

Adalah perbandingan antara berat mineral dengan volume mineral. Cara yang umum untuk
menentukan berat jenis yaitu dengan menimbang mineral tersebut terlebih dahulu, misalnya
beratnya x gram. Kemudian mineral ditimbang lagi dalam keadaan di dalam air, misalnya
beratnya y gram. Berat terhitung dalam keadaan di dalam air adalah berat miberal dikurangi
dengan berat air yang volumenya sama dengan volume butir mineral tersebut.

Sifat Dalam

Adalah sifat mineral apabila kita berusaha untuk mematahkan, memotong, menghancurkan,
membengkokkan atau mengiris. Yang termasuk sifat ini adalah

Rapuh (brittle): mudah hancur tapi bias dipotong-potong, contoh kwarsa, orthoklas,
kalsit, pirit.
Mudah ditempa (malleable): dapat ditempa menjadi lapisan tipis, seperti emas, tembaga.

Dapat diiris (secitile): dapat diiris dengan pisau, hasil irisan rapuh, contoh gypsum.

Fleksible: mineral berupa lapisan tipis, dapat dibengkokkan tanpa patah dan sesudah
bengkok tidak dapat kembali seperti semula. Contoh mineral talk, selenit.

Blastik: mineral berupa lapisan tipis dapat dibengkokkan tanpa menjadi patah dan dapat kembali
seperti semula bila kita henikan tekanannya, contoh: muskovit.

Kemagnitan

Adalah sifat mineral terhadap gaya magnet. Diatakan sebagai feromagnetic bila mineral dengan
mudah tertarik gaya magnet seperti magnetik, phirhotit. Mineral-mineral yang menolak gaya
magnet disebut diamagnetic, dan yang tertarik lemah yaitu paramagnetic. Untuk melihat apakah
mineral mempunyai sifat magnetik atau tidak kita gantungkan pada seutas tali/benang sebuah
magnet, dengan sedikit demi sedikit mineral kita dekatkan pada magnet tersebut. Bila benang
bergerak mendekati berarti mineral tersebut magnetik. Kuat tidaknya bias kita lihat dari besar
kecilnya sudut yang dibuat dengan benang tersebut dengan garis vertical.

Kelistrikan

Adalah sifat listrik mineral dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu pengantar arus atau londuktor
dan idak menghantarkan arus disebut non konduktor. Dan ada lagi istilah semikonduktor yaitu
mineral yang bersifat sebagai konduktor dalam batas-batas tertentu.

Daya lebur mineral

Yaitu meleburnya mineral apabila dipanaskan, penyelidikannya dilakukan dengan membakar


bubuk mineral dalam api. Daya leburnya dinyatakan dalam derajat keleburan.

Categories: Mineralogy Tag:geologi, mineral, Mineralogi, sifat fisik, physical properties

Anda mungkin juga menyukai