Anda di halaman 1dari 5

PANDUAN PRAKTEK KLINIS

PENYAKIT JANTUNG DALAM KEHAMILAN

DEFINISI
Penyakit jantung pada pembahasan ini adalah gagal jantung. Gagal jantung adalah
sindrom klinis akibat kelainan struktural maupun fungsional jantung yang menyebabkan
terganggunya fungsi pengisian dan pengosongan ventrikel.

KLASIFIKASI

Kelainan Jantung Beresiko Rendah terhadap ibu hamil


Atrial septal defect (ASD)
Ventrikel septal defect (VSD)
Paten duktus ateriosus (PDA)
Regurgitasi mitral
regurgitasi mitral, insufisiensi aorta
Regurgitasi trikuspidal
Stenosis pulmonal

Kelainan jantung yang beresiko sedang terhadap ibu hamil


Stenosis katup mitral
Stenosis aorta
Sindroma Marfan.

Kelainan jantung yang beresiko tinggi terhadap ibu hamil


Sindroma Eisenmenger.
Hipertensi pulmonal primer
Kardiomiopati peripartum

ANAMNESIS
Penyakit jantung kadang sulit dilakukan penentuan gejala karena perubahan fisiologis pada
kehamilan sering menyerupai tanda dan gejala gangguan jantung. Berikut ini adalah tanda dan
gejala yang dapat mendukung kecurigaan adanya penyakit jantung pada kehamilan.

Dispneu atau ortopneu yang memberat


Batuk di malam hari
Hemoptisis
Pingsan
Nyeri dada
Sianosis
Lelah, penurunan tingkat aktifitas
Nyeri kepala ringan, pingsan
Palpitasi
PEMERIKSAAN FISIS

Jari tabuh
Distensi vena leher yang menetap
Murmur sistolik grade 3/6 atau lebih
Murmur diastolik
Kardiomegali
Aritmia yang menetap
Split bunyi jantung kedua yang menetap

Klasifikasi Klinis New York Heart Association (NYHA).


Kelas I Tidak ada gangguan aktivitas fisik dan tidak ada nyeri dada.
Kelas II Ada rasa tidak nyaman, misalnya kelelahan, palpitasi, dispneu, dan nyeri dada ketika
melakukan aktivitas fisik biasa. Tidak ada gangguan saat beristirahat.
Kelas III Ada rasa tidak nyaman, misalnya kelelahan, palpitasi, dispneu, dan nyeri dada ketika
melakukan aktivitas fisik yang rigan. Tidak ada gangguan saat beristirahat.
Kelas IV Gejala insufisiensi kardiak atau angina muncul saat istirahat dan memberat saat
aktivitas fisik.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Rutin, Enzim jantung, lipid profile, EKG

PEMERIKSAAN PENUNJANG LAIN

Ekokardiografi
Foto rontgen dada (harus dilakukan dengan pelindung radiasi untuk melindungi janin).

TERAPI

STAGE PRINSIP PENANGANAN


Sebelum Identifikasi kondisi kardiovaskular dan kelas fungsional. Mendapatkan
Konsepsi evaluasi dari kardiologist
Disarankan untuk melakukan koreksi bedah bila dibutuhkan
Konseling tentang prognosis dari keberhasilan persalinan, termasuk
keselamatan ibu dan kelainan janin
Mengevaluasi kehamilan kedepannya
Mengevaluasi medikasi dan mendiskusikan resiko dan keuntungan tiap
medikasi dengan kardiologis dan pasien
Memberikan konseling kontrol kehamilan agar mencegah kehamilan
yang tidak diinginkan
Trimester I Melakukan evaluasi yang multidisiplin dengan kardiologis dan
perinatologis
Konseling tentang resiko mortalitas dan morbiditas ibu, dan juga
prognosis keberhasilan kehamilan
Mengevaluasi ulang medikasi dengan kardiologis, untuk meninimalkan
resiko kelainan fetus tanpa menganggu status kardiovaskular ibu
Menghindari terapi intervensi yang dapat ditunda hingga trimester ke II
( Contoh : Fluoroskopi )
Mengevaluasi opsi terminasi kehamilan jika terdapar resiko mortalitas
dan morbiditas yang tinggi terhadap ibu
Mendiskusikan untuk rujukan ke tempat dengan fasilitas yang lebih
baik
Trimester II Melanjutkan evaluasi multidisiplin pada pasien
Mengevaluasi akan adanya penyakit jantung bawaan pada fetus dengan
fetal ultrasound lvl II
Mengevaluasi perkembangan janin dengan serial fetal ultrasound
Mengatur dosis medikasi untuk mempertahankan level terapeutik
Membatasi aktivitas maternal untuk mempertahankan stabilitas
kardiovaskular
Trimester III Melanjutkan evaluasi multidisiplin pada pasien
Mengevaluasi perkembangan janin dengan serial fetal ultrasound
Menkonsultasikan dengan ahli anestesi mengenai persalinan
Melakukan pertemuan dengan ahli lain selama kehamilan dan persalinan
untuk merencanakan manajemen persalinan
Mengevaluasi resiko dan keuntungan induksi persalinan, persalinan
spontan dan sektio sesaria elektif
Jika diberikan antikoagulan, ganti dengan unfractionated heparin
Selama Monitoring yang ketat oleh ahli multidisiplin tim
Persalinan Penanganan nyeri yang adekuat
Monitoring kondisi kardiovaskular maternal dan status cairan pada
keadaan seperti di ICU
Post Partum Monitoring hemodinamik dalam keadaan seperti di ICU

Konseling prakonsepsi
Untuk menurunkan morbiditas da mortalitas wanita penderita penyakit jantung dalam kehamilan,
persalinan, dan nifas, perlu dilakukan konseling prakonsepsi dengan memperhatikan risiko
masing-masing penyakit. Pasien dengan kelainan jantung kelas 3 dan 4 sebaiknya tidak hamil
dan dapat memilih cara kontrasepsi AKDR, tubektomi, atau vasektomi pada suaminya.

Penanganan kelas I dan II selama kehamilan


Morbiditas rendah, tetapi diperlukan kewaspadaan pada kehamilan dan nifas untuk
mencegah dan deteksi dini kemungkinan terjadinya gagal jantung.
Sebaiknya ibu dirujuk ke rumah sakit yang memiliki dokter spesialis jantung dan unit
perawatan intensif yang memadai.
Cegah infeksi dengan cara:
Hindari kontak dengan penderita infeksi saluran napas termasuk influenza
Dilarang merokok dan menggunakan obat-obatan narkotik
Gejala dan tanda ke arah kegagalan jantung umumnya bertahap, mulai dari ronkhi basah
serta batuk-batuk, sesak napas dalam aktivitas sehari-hari dan kemudian dapat terjadi
hemoptisis, edema, dan takikardia.
Baringkan ibu dalam posisi miring ke kiri untuk menjamin aliran darah ke uterus
Batasi pemberian cairan intravena untuk mencegah overload cairan
Berikan analgesia yang sesuai
Jika perlu oksitosin, berikan dalam konsentrasi tinggi, dengan tetesan rendah dan
pengawasan keseimbangan cairan. JANGAN beri ergometrin.
Persalinan pervaginam dengan mempercepat kala II.
Sedapat mungkin hindari mengedan.
Jika perlu, lakukan episiotomi dan akhiri persalinan dengan ekstraksi vakum atau cunam.
Penanganan aktif kala III.

Penanganan gawat jantung selama seksio sesarea


Lakukan anestesia lokal (infiltrasi) dan sedasi. Jangan lakukan anestesia spinal.
Gagal jantung akibat anemia (berat)
Transfusi packed red cell dengan tetesan perlahan. Jika darah tak dapat disentrifus,
biarkan kantong darah tergantug sehingga sel darah terpisah di bagian bawah. Infus sel
tersebut perlahan-lahan, buang serumnya.
Berikan furosemid 40 mg IV untuk tiap 100 ml packed red cell.
Gagal jantung akibat penyakit jantung
Tangani gagal jantungya. Berikan obat sebagai berikut:
Morfin 10 mg IM dosis tunggal
ATAU furosemid 40 mg IV diulang jika perlu
ATAU digoksin 0,5 mg IV dosis tunggal
ATAU nitrogliserin 0,3 mg sublingual, diulang setiap 15 menit jika perlu.
Masa nifas
Ibu dengan kelainan jantung yang melalui masa kehamilan dan persalinan GANGGUAN
JANTUNG tanpa masalah dapat bermasalah pada masa nifas. Oleh karena itu, lanjutkan
pemantauan pada masa nifas. Hal-hal yang dapat menimbulkan gagal jantung pada nifas:
Perdarahan
Anemia
Infeksi
Tromboemboli
Pada masa nifas kontrasepsi harus diberikan. Pada kondisi yang stabil, tubektomi dapat
dilakukan.

Penanganan kelas III dan IV


Jika seorang ibu hamil adalah penderita kelainan jantung kelas III dan IV, ada 2 kemungkinan
penanganan, yaitu:
Terminasi kehamilan.
Meneruskan kehamilan dengan tirah baring total dan pengawasan ketat. Ibu dalam posisi
setengah duduk.
Persalinan dilakukan dengan seksio sesarea.
Berikan furosemid agar volume darah berkurang dan beban jantung menurun. Di
samping itu, berikan juga oksigen. Jika terdapat gagal napas, lakukan intubasi dan
ventilasi mekanik

KOMPLIKASI

Preterm
PJT
Fetal distress
Abortus

PROGNOSIS

Pada banyak wanita dengan penyakit jantung, prognosis umumnya baik. Termasuk NYHA
Fc I dan II, kelainan jantung berisiko ringan dan sedang. Memiliki prognosis yang lebih buruk
bila NYHA Fc III dan IV, kelainan jantung berisiko berat.

KEPUSTAKAAN

Depkes. Buku Saku: Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan,
Depkes RI. Jakarta; 2013, edisi pertama, hal:197-200.

Anda mungkin juga menyukai