POST NATAL
Perawatan payudara adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan teratur untuk memilihara
kesehatan payudara dengan tujuan untuk mempersiapkan laktasi pada waktu post partum. Ataupun,
memberikan tidakan pada organ payudara dengan cara di massag. Perawatan payudara dilakukan pada
hari ke-2 setelah melahirkan minimal 2 kali dalam sehari.
Dalam istilah medis, payudara disebut glandulla mammae yang berasal dari bahasa latih yaitu mammae.
Payudara berkembang sejak usia 6 minggu kehamilan dan cepat membesar karena pengaruh kadar
hormon yang tinggi, yaitu estrogen dan progesterone. Estrogen meningkatkan pertumbuhan tunas-tunas
alveoli. Hormone-hormon lain seperti prolaktin, growth hormone,adenokortikosteroid dan tiroid juga
diperlukan dalam kelenjar susu.
Payudara tersusun dari jaringan kelenjer, jaringan ikat dan jaringan lemak. Bila dilihat dari luar, payudara
terbagi 3 bagian utama, yaitu:
3. Papilla atau nipple atau puting susu,yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara
Struktur payudara terdiri dari tiga bagian, yaitu kulit,sub kutan (jaringan di bawah kulit) dan corpus
mammae. Corpus mammae terdiri dari parenkim dan stroma. Parekim merupakan suatu struktur yang
terdiri dari: duktus lactiferous(duktus), duktulus (duktuli), lobus dan alveolus.
Pada 15-25 duktus laktiferus. Tiap-tiap duktus bercabang menjadi 20-40 duktuli bercabang-cabang
menjadi 10-100 alvelus yang berfungsi sebagai satu kesatuan kelenjar.dengan demikian, sebenarnya
payudara merupakan kumpulan dari sejumlah kelenjar susu tunggal.
Masing-masing duktus akan membentuk lobus, dan duktulus akan membentuk lobulus. Struktur lobulus
dan duktus berpusat kearah puting susu. Sebelum bermuara pada puting susu, mesing-mesing duktus
melebar membentuk ampullaatau sinus yang akan berfungsi sebagai gudang air susu ibu. Sinus, duktus
dan alveolus di kelilingi oleh mioepitel (otot polos) yang dapat berkontraksi untuk memompo ASI.
Alveolus juga dikelilingan pembuluh darah yang memberikan zat-zat gizi pada sel-sel kelenjar air susu
untuk proses pembentukan atau sintesis ASI.
Bagian stroma dari payudara tersusun dari bagian-bagian berikut : jaringan ikat, jaringan lemak,
pembuluh darah, saraf,dan pembuluh limfa.
Puting susu dan areola adalah gudang susu yang mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan menyusui.
Pada puting susu dan areola terdapat ujung-ujung syaraf peraba yang penting pada proses refleks saat
menyusui. Puiting susu mengandung otot polos yang dapat berkontraksi sewaktu ada rangsangan
menyusui. Dengan akupun bibir bayi yang menyeluruh pada daerah tersebut ,ASI akan keluar dengan
lancar.
Pada ujung puting susu terdapat 15-25 muara lobus (duktus laktiferus),sedangkan areola mengadung
sejumlah kelenjar minyak yang mengeluarkan cairan agar puting tetap lunak dan lentur.
D. Prinsip
1. Pada ibu dengan puting susu yang sudah menonjol dan tanpa riwayat abortus, perawatannya dapat
dimulai pada usia kehamilan 6 bulan
2. Ibu dengan puting susu yang sudah menonjo dengan riwayat abortus ,perawatannya dapat dimulai
pada usia kehamilan diatas 8 bulan
3. Pada puting susu yang mendatar atau masuk kedalam perawatannya harus dilakukan lebih dini,
yaitu usia kehamilan 3 bulan, kecuali bila ada riwayat abortus dilakukan setelah usia kehamilan setelah 6
bulan
3. Pegangkan daerah areola dengan menggerakkan kedua ibu jari kearah atas dan kebawah 2o kali
(gerakanknya kerah luar)
4. Letakkan kedua ibu jari disamping diri dan kanan puting susu
5. Pegang daerah areola dengan menggerakan kedua ibu jari kearah kiri dan kekankan 20 kali
( gerakannya kea rah luar)
1. Persiapan alat
a. Handuk 2 buah
e. Kapas
f. Minyak oil
2) Nerbeken
3) APD (masker,handscon,celemek)
2. Persiapan Ibu
a. Cuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir da keringkan dengan handuk
c. Pasang handuk
H. Prosedur pelaksanaan
2. Menjelaskan pada ibu dan keluarga terkait tindakan yg akan di lakukan, tujuan tindakan, serta hasil
tindakan
4. Membuka pakaian atas ibu dan memasang handuk di atas punggung ibu
5. Bila payudara ibu bengkak dan sakit sebaiknya lakukan terlebih dahulu teknik untuk mengurangi
rasa sakit dengan kompres hangat dan dingin pada payudara ibu selama 15 menit
6. Memberikan posisi membungkuk pada ibu dengan menggunakan bantal sebagai penyangga kepala
7. Menutup tubuh bagian depan dengan handuk dan meletakan handuk yg lainnya di pangkuan ibu
9. Melakukan pemijatan punggung dengan menggunakan kedua ibu jari (di olesi minyak) di sisi tulang
belakang mulai dari sejajar putting ke arah atas sampai dengan leher ibu selama 20-30 kali atau 10-15
menit
10. Gerakan tersebut di ulang dengan arah dari garis tengah punggung ke arah bawah/ tulang koksigis
sebanyak 20-30 kali atau selama 10-15 menit
11. Posisikan ibu duduk tegak dan pindahkan anduk untuk menutupi punggung ibu
12. Perawat berada di belakang ibu lalu lakukan pengurutan payudara yaitu dengan satu tangan
menyangga payudara melakukan sebanyak 20-30 kali atau selama 10-15 menit
14. Melakukan kompres payudara dengan air hangat dan dingin pada kedua payudara secara
bergantian, masing-masing selama 10-15 menit
15. Merangsang pengeluaran puting secara manual, terutama pada putting yg tidak menonjol atau
menggunakan alat pompa putting sederhana dengan menggunakan jarum suntik 10 cc
17. Mengeluarkan asi secara manual dan di olesi seluruh areola dan putting
I. EVALUASI
Untuk mengetahui apakah tindakan andah telah sesuai dengan prosedur, maka anda diharuskan
melakukan evaluasi dengan memastikan data yg didapat dari ibu sudah meliputi semua data yang
inginkan.
DOKUMENTASI
Setelah selesai melaksanakan semua prosedur, anda di wajibkan mendokumentasikan segala data yg
berkaitan dengan kondisi ibu, nama perawat, serta di sahkan dengan tanda tangan.
Berbagai dampak negatif dapat timbul jika tidak dilakukan perawatan payudara sedini mungkin. Dampak
tersebut meliputi:
6. Payudara meradang
7. Payudara kotor
1. Puting Lecet
Untuk mencegah rasa sakit, bersihkan puting susu dengan air hangat ketika sedang mandi dan jangan
mengunakan sabun , karena bisa membuat puting susu kering dan iritasi.
Sebelum menyusui, pijat payudara dengan lembut, mulailah dari luar kemudian perlahan-lahan
bergerakan kearah puting susu dan lebih berhati-hatilah pada area yang mengeras. Menyusui sesering
mungkin dengan jangkan waktu selama mungkin, susui bayi dengan payudara yang sakit jika ibu kuat
menahannya, karena bayi akan menyusui dengan penuh semangat pada awal sesi menyusui, sehingga
bisa mengerikannya dengan efektif. Lanjutkan dengan mengeluarkan air susu dari payudara itu setiap kali
selesai menyusui jika bayi belum benar-benar menghabiskan isi payudara yang sakit tersebut. Tempelkan
handuk halus yang sudah dibasahi dengan air hangat pada payudara yang sakit beberapa kali dalam
sehari ( atau mandi dengan air hangat beberapa kali ) lakukan pemijatan dengan lembut di sekitar area
yang mengalami penyumbatan kelenjar susu dan secara perlahan-lahan turun kea rah puting susu.
3. Pengerasan Payudara
Menyusui secara rutin sesuai dengan kebutuhan bisa membantu mengurangi pengerasan, tetapi jika bayi
sudah menyusui dengan baik dan sudah mencapai berat badan ideal, ibu mungkin harus melakukan
sesuatau untuk mengurangi tekanan pada payudara. Sebagai contoh, merendam kain dalam air hangat
dan kemudian di tempelkan pada payudara atau mandi dengan air hangat sebelum menyusui bayi.
Mungkin ibu juga bisa mengeluarkan sejumlah kecil ASI sebelum menyusui, baik secara manual atau
dengan mengunakan pompa payudara. Untuk pengerasan yang parah, gunakan kompres dingin atau es
kemasan ketika tidak sedang menyusui untuk mengurangi rasa tidak nyaman dan mengurangi
pembengkakan.