BAB 4
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan
dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat
Menurut Charles Horton Cooley, diri seseorang memantulkan apa yang dirasakan sebagai
tanggapan masyarakat terhadapnya. Diri seseorang yang berkembang melalui interaksi
dengan orang lain disebut Cooley sebagai looking-glass self. Looking-glass self terbentuk
melalui 3 tahap :
1. Seseorang membayangkan bagaimana perilaku atau tindakannya tampak bagi
orang lain
2. Seseorang membayangkan bagaimana orang lain menilai perilaku atau tindakan
tersebut
3. Seseorang membangun konsepsi tentang dirinya berdasarkan asumsi penilaian
orang lain terhadap dirinya itu
Tujuan sosialisasi :
1. Membekali seseorang dengan keterampilan tertentu
2. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi secara efektif
3. Mengendalikan fungsi-fungsi organik melalui latihan mawas diri yang tepat
4. Membiasakan diri berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat
Bentuk sosialisasi :
1. Sosialisasi primer : Sosialisasi pada tahap-tahap awal kehidupan seseorang
sebagai manusia. Sosialisasi pertama yang dialami individu semasa kecil, dimana
ia belajar menjadi anggota masyarakat, dipelajari dalam keluarga
2. Sosialisasi sekunder : Proses berikutnya yang memperkenalkan individu pada
lingkungan di luar keluarganya, seperti sekolah, lingkungan bermian, dan
lingkungan kerja
Tipe sosialisasi :
1. Formal : Sosialisasi terjadi melalui lembaga-lembaga yang berwenang menurut
ketentuan yang berlaku dalam negara seperti pendidikan di sekolah dan
pendidikan militer
2. Informal : Sosialisasi terdapat di masyarakat atau dalam pergaulan yang bersifat
kekeluargaan, seperti antara teman, sahabat, sesama anggota klub, dan kelompok-
kelompok sosial yang ada dalam masyarakat
Pola sosialisasi :
1. Sosialisasi represif : Penggunaan hukuman terhadap kesalahan, penekanan pada
penggunaan materi dalam hukuman dan imbalan, penekanan sosialisasi terletak
pada orang tua dan peran keluarga sebagai significant others
2. Sosialisasi partisipatoris : Anak diberi imbalan ketika berperilaku baik, hukuman
dan imbalan bersifat simbolik, pusat sosialisasi adalah anak dan keperluan anak,
dan keluarga menjadi generalized others
BAB 5
PERILAKU MENYIMPANG DAN SIKAP SIKAP ANTI SOSIAL
Penyimpangan adalah setiap perilaku yang dinyatakan sebagai pelanggaran terhadap
norma-norma kelompok atau masyarakat.
Ciri-Ciri Perilaku Menyimpang
3.Ada perilaku menyimpang yang bisa diterima dan ada yang ditolak.
5.Penyimpang bisa terjadi terhadap budaya ideal dan budaya riil.Budaya ideal
merupakan tata keLakuan dan kebiasaan yang secara formal disetujui dan diharapkan
diikutioleh anggota masyaraKat.Sedangkan budaya riil mencakup hal-hal yang betul
butul mereka laksanakan.
6.Apabila ada peraturan hukum yang melarang suatu perbuatan yang ingin sekali
diperbuat banyak orang, biasanya muncul norma penghindaran.
2.Faktor anomie, yaitu ketidaksesuaian antara harapan dan kondisi yang sebenarnya.
3.Pemerian julukan (labelling) sebagai bentuk sosial. Labellling dapat mendorong
individu untuk melakukan perbuatan menyimpang akibat pemberian julukan
negatif.
4.Adanya diferential association atau asosial diferensial.Agen-agen sosialisasi
menyampaikan proses sosialisasi yang berbeda beda sehingga mendorong
terjadinya konflik internal yang menyebabkan seseorang melakukan perbuatan
menyimpang.
5.Sosialisasi tidak sempurna.
7.Faktor dalam (intern), yaitu perilaku menyimpang yang terjadi karena individu ingin
mempelajari Bentuk penyimpangan dalam masyarakat.
Faktor Biologis
2.Penyimpangan Sosial
Penyimpangan seksual adalah perilaku seksual yang tidak lazim dilakukan oleh
masyarakat.
Ada dua bentuk penyimpangan dalam gaya hidup yang lain dari biasanya , yaitu sikap
arogansi dan sikap eksentrik.
1) Sikap arogansi
2) Sikap ekstrentrik
1.Teori Anatomi
Teori ini umumnya berpendapat bahwa pemberian cap atau stigma seringkali
mengubah perilaku masyarakat terhadap seseorang yang menyimpang, sehingga bila
seseorang melakukan penyimpangan primer maka lambat laun akan melakukan
penyimpangan sekunder.
3.Teori Pergaulan Berbeda
Teori ini dikemukakan oleh Edwin H.Sutherland. Menurut teori ini penyimpangan
bersumber dari pergaulan dengan sekelompok orang yang telah menyimpang.
4.Teori Labelling
Teori ini dikemukakan oleh Edwin M. Lemert . Menurut teori ini, seseorang menjadi
penyimpangan karena proses labelling yang diberikan masyarakat kepadanya.Maksudnya
adalah pemberian julukan atau cap yang biasanya negatif kepada seseorang yang telah
melakukan penyimpangan primer.
5.Teori Fungsi
Teori ini dikemukakan oleh EmileDurkheim . Menurut teori ini, keseragaman dalam
kesadaran moral semua anggota masyarakat tidak dimungkinkan karena setiap individu
berbeda satu sama lain.
2.Rehabilita Sosial
3.Pentuluhan-penyulihan
Pemerintah berperan besar dalam upaya penanggulangan perilaku menyimpang.
Melalui jalur penyimpangan, penyuluhan, penataran ataupun diskusi-diskusi dapat
disampaikan kepada masyarakat tentang penyadaran kembali akan pelaksanaan nilai, norma,
dan peraturan yang berlaku.
Sikap Antisosial
Sikap anti sosial adalah bentuk sikap seseorang yang secara sadar atau tidak sadar tidak
dapat menyesuaikan diri dengan norma norma dan nilai nilai sosial dalam masyarakat.
a. Adanya norma atau nilai sosial yang tidak sesuai atau sejalan dengan keinginan
masyarakat sehingga terjadi kesenjangan budaya termasuk pola pikir masyarakat.