Anda di halaman 1dari 9

RANGKUMAN SOSIOLOGI

BAB 4

PROSES SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN

Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan
dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat

Kata para ahli hukum tentang sosialisasi :


o Menurut Peter L. Berger, sosialisasi adalah proses belajar seorang anak untuk
menjadi anggota yang dapat berpartisipasi di dalam masyarakat
o Menurut David Gaslin, sosialisasi adalah proses belajar yang dialami seseorang
untuk memperoleh pengetahuan tentang nilai dan norma-norma agar ia dapat
berpartisipasi sebagai anggota kelompok

Contoh nilai dan norma sosial dalam sosialisasi :


o Nilai dan norma dalam masyarakat feodal menuntut seseorang untuk tunduk dan
patuh kepada otrang yang lebih tua. Pola sosialisasi bersifat represif (paksaan),
proses belajar anak adalah pasif
o Dalam masyarakat yang demokratis nilai dan norma sosial yang berlaku adalah
kesamaan derajat. Pola sosialisasi cenderung partisipatoris. Anak berperan aktif
untuk belajar membentuk diri, sesuai dengan refleksi dirinya terhadap orang-
orang disekitarnya

Contoh kasus individu yang tidak mendapatkan sosialisasi


o Kingsley Davis mengisahkan Anna dan Isabella yang sejak bayi sampai berumur
5 tahun, dikurung oleh kakek dan ibunya yang tuli bisu. Mereka bersikap apatis
dan acuh tak acuh terhadap lingkungan sekitar mereka. Anna akhirnya meninggal
karena hilangnya semangat hidup. Isabella setelah 2 tahun dirawat secara intensif,
akhirnya bisa hidup secara normal dan mulai bersekolah
o Curtis dan Pines mengisahkan gadis berusia 13 tahun yang bernama Genie. Dia
disekap ayahnya sejak umur 2 tahun. Kondisi awalnya sama dengan Anna dan
Isabella. Walaupun mengalami kemajuan setelah dirawat secara intensif, ia tidak
berkembang pada tahap yang seharusnya dialami anak-anak seusianya

Menurut Yinger, Kepribadian adalah keseluruhan perilaku seseorang individu dengan


sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi.
o Sistem kecenderungan : Setiap orang mempunyai cara berperilaku yang khas,
seperti sikap, bakat, adat, kecakapan, kebiasaan, dan tindakan yang sama setiap
hari
o Serangkaian situasi : Perilaku merupakan produk gabungan dari kecenderungan
perilaku yang dihadapi seseorang
o Contoh : Andi berbohong pada orang tuanya untuk menutupi nilai ulangannya
yang jelek. Karena ortunya percaya, lain wakti ia berbohong lagi
Menurut George Herbert Mead dalam bukunya Mind, Self, and Society, ketika manusia
lahir ia belum mempunyai diri (self). Diri manusia berkembang tahap demi tahap melalui
interaksi dengan anggota masyarakat lain. Role taking (pengambilan peran). 3 tahap
perkembangan diri manusia :
1. Play stage, anak kecil mulai belajar mengambil peran orang-orang yang berada di
sekitarnya. Ia meniru peran orang yang berinteraksi dengannya. Contoh : Anak
kecil bermain menjadi polisi atau menjadi dokter
2. Game stage, anak tidak hanya mengetahui peran yang harus dijalankannya, tetapi
telah mengetahui peran yang dijalankan orang lain yang berinteraksi dengannya.
Anak sudah menyadari peran yang dijalankan orang lain. Contoh : Dalam bermain
bola ia menyadari adanya peranan sebagai pemain, kiper wasit dan penjaga garis
3. Generalized others, anak telah mampu mengambil peran-peran orang lain yang
lebih luas, tidak sekedar orang terdekatnya. Contoh : Sebagai siswa ia memahai
peran guru

Menurut Charles Horton Cooley, diri seseorang memantulkan apa yang dirasakan sebagai
tanggapan masyarakat terhadapnya. Diri seseorang yang berkembang melalui interaksi
dengan orang lain disebut Cooley sebagai looking-glass self. Looking-glass self terbentuk
melalui 3 tahap :
1. Seseorang membayangkan bagaimana perilaku atau tindakannya tampak bagi
orang lain
2. Seseorang membayangkan bagaimana orang lain menilai perilaku atau tindakan
tersebut
3. Seseorang membangun konsepsi tentang dirinya berdasarkan asumsi penilaian
orang lain terhadap dirinya itu

Tujuan sosialisasi :
1. Membekali seseorang dengan keterampilan tertentu
2. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi secara efektif
3. Mengendalikan fungsi-fungsi organik melalui latihan mawas diri yang tepat
4. Membiasakan diri berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat

Faktor-faktor pembentukan kepribadian :


1. Warisan biologis (keturunan) :
Menurut Paul B. Horton dan Chester L. Lunt, karakteristik fisik tertentu
menjadi suatu faktor dalam perkembangan kepribadian sesuai dengan
bagaimana ia didefinisikan dan diperlakukan dalam masyarakat dan oleh
kelompok acuan seseorang. Contoh : Orang bertubuh tegap diharapkan
memimpin dan dibenarkan bersikap seperti pemimpin, sehingga mereka
bertindak seperti pemimpin, orang cenderungan berperilaku seperti yang
diharapkan oleh orang lain
Warisan biologis juga berhubungan dengan gen orang tuanya, seperti
golongan darah, jenis penyakit tertentu seperti diabetes, alergi, jantung
koroner dll
2. Lingkungan fisik (geografis) : Perbedaan perilaku kelompok disebabkan oleh
perbedaan iklim , topografi (permukaan atau relief bumi), dan sumber alam.
Contoh :
Suku Ik tinggal di daerah kering, miskin, dan mengalami kepalaparan,
kepribadian mereka tamak, rakus, tidak ramah, tidak suka menolong
Kondisi ini berbeda dengan bangsa Samoa yang hanya memerlukan
sedikit waktu setiap harinya untuk mendapatkan banyak makanan
3. Kebudayaan : Keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial, baik
berupa gagasan, aktivitas, dan hasil dari aktivitas manusia yang digunakan untuk
memahami lingkungan dan pengalamannya, serta dijadikan pedoman hidup
anggota masyarakat. Contoh : Budaya bahari merupakan keseluruhan gagasan
aktivitas dan hasil dari aktivitas masyarakat yang hidupnya tergantung dari
sumber daya kelautan
4. Pengalaman kelompok : Seorang anak kurang diperhatikan oleh keluarganya,
anak itu menjadi nakal karena merasa dirinya tidak dicintai. Ia akan bergabung
dengan kelompok yang mempunyai standar perilaku yangs sesuai dengannya.
Sebaliknya, anak yang berperilaku baik akan mengelompokkan dirinya dengan
anak yang baik juga
5. Pengalaman unik : Menurut Paul B. Horton, pengalaman unik mengandung
pengertian bahwa tidak seorangpun mengalami serangkaian pengalaman yang
persis sama satu sama lainnya. Contoh : Ada 2 gadis cantik dalam 1 keluarga,
gadis A lebih percaya diri karena orang tuanya dan keluarganya berpendapat
bahwa dia cantik. Berbeda dengan gadis B yang kurang percaya diri katena orang
tuanya memperlakukannya seperti anak yang kurang menarik

Agen sosialisasi adalah pihak-pihak yang melaksanakan sosialisasi

4 agen sosialisasi utama :


1. Keluarga :
Peran agen sosialisasi pada tahap awal (primer) sangat penting.
pentingnya keluarga sebagai agen sosialisasi pertama terletak pada
beberapa kemampuan yang diajarkan dalam tahap ini. Seorang bayi akan
belajar berkomunikasi secara verbal dan non vebal pada tahap ini
Melalui interaksi dalam keluarga, anak mempelajari pola perilaku, sikap,
keyakinan cita-cita, dan nilai dalam keluarga dan masyarakat
Contoh : Pola perilaku dam sikap anggota keluarga yang cenderung
disiplin akan musah terinternalisasi dalam diri seorang anak sehingga
menjadikannya selalu bersikap disiplin
2. Kelompok sebaya atau sepermainan :
Pada tahap ini, anak memasuki game stage, fase dimana ia mulai
mempelajari berbagai aturan tentang peranan orang-orang yang
kedudukannya sederajat. Dengan bermain, ia mulai mengenal nilai-nilai
keadilan, kebenaran, toleransi, atau solidaritas
Contoh : Bermain dengan teman tidak boleh curang atau mau menang
sendiri. Apabila curang dan mau menang sendiri, maka teman-temannya
tidak akan mau lagi bermain dengannya
3. Sekolah :
Robert Dreeben berpendapat bahwa yang dipelajari anak di sekolah
disamping membaca, menulis, berhitung adalah aturan mengenai
kemandirian, prestasi, universalisme, dan spesifitas
Mandiri Di rumah : Anak dapat mengharapkan bantuan dari orang
tuanya. Di sekolah : Sebagian besar tugasnya harus dilakukan
sendiridengan penuh rasa tanggung jawab
Prestasi Di rumah : Peranan seorang anak terkait dengan peranan-
peranan yang dimilikinya, seperti peranan sebagai adik atau kakak. Di
sekolah : Peranan yang menonjol adalah peranan yang diraih dengan
menunjukkan prestasi
Universalisme Di rumah : Anak cenderung mendapatkan perlakuan
khusus. Di sekolah : Siswa mendapatkan perlakuan yang sama
(universalisme)
Spesifitas Di sekolah : Kegiatan siswa dan penilaian dibatasi secara
spesifik, contoh : kekeliruan yang dilakukan siswa dalam pelajaran mat
tidak mempengaruhi penilaian gurunya pada pelajaran bahasa Indonesia.
Di rumah : Kegiatan anak dan penilaian terhadapnya tidak dilakukan
secara spesifik seperti di sekolah
4. Media massa :
Bentuk komunikasi dan rekreasi yang menjangkau sejumlah besar orang
Minat anak-anak terhadap siaran televisi membuat media ini begitu
dominan dalam proses sosialisasi
Contoh : Penayangan film-film keras dan brutal melalui televisi dapat
menimbulkan perilaku yang keras pada anak

Bentuk sosialisasi :
1. Sosialisasi primer : Sosialisasi pada tahap-tahap awal kehidupan seseorang
sebagai manusia. Sosialisasi pertama yang dialami individu semasa kecil, dimana
ia belajar menjadi anggota masyarakat, dipelajari dalam keluarga
2. Sosialisasi sekunder : Proses berikutnya yang memperkenalkan individu pada
lingkungan di luar keluarganya, seperti sekolah, lingkungan bermian, dan
lingkungan kerja

Proses resosialisasi/proses penyosialisasian ulang terjadi apabila sesuatu yang telah


dipelajari dalam tahap sosialisasi primer berbeda dengan yang dilakukan dalam
sosialisasi sekunder. Proses resosialisasi didahului dengan proses desosialisasi/proses
pencabutan dari apa yang telah dimiliki oleh individu seperti nilai dan norma

Tipe sosialisasi :
1. Formal : Sosialisasi terjadi melalui lembaga-lembaga yang berwenang menurut
ketentuan yang berlaku dalam negara seperti pendidikan di sekolah dan
pendidikan militer
2. Informal : Sosialisasi terdapat di masyarakat atau dalam pergaulan yang bersifat
kekeluargaan, seperti antara teman, sahabat, sesama anggota klub, dan kelompok-
kelompok sosial yang ada dalam masyarakat
Pola sosialisasi :
1. Sosialisasi represif : Penggunaan hukuman terhadap kesalahan, penekanan pada
penggunaan materi dalam hukuman dan imbalan, penekanan sosialisasi terletak
pada orang tua dan peran keluarga sebagai significant others
2. Sosialisasi partisipatoris : Anak diberi imbalan ketika berperilaku baik, hukuman
dan imbalan bersifat simbolik, pusat sosialisasi adalah anak dan keperluan anak,
dan keluarga menjadi generalized others

BAB 5
PERILAKU MENYIMPANG DAN SIKAP SIKAP ANTI SOSIAL
Penyimpangan adalah setiap perilaku yang dinyatakan sebagai pelanggaran terhadap
norma-norma kelompok atau masyarakat.
Ciri-Ciri Perilaku Menyimpang

1.Suatu perbuatan disebut menyimpang bilamana perbuatan itu dinyatakan sebagai


menimpang.

2.Penyimpangan terjadi sebagai konsekuensi dari adanya peraturan dan penerapan


sanksi yang dilakukan oleh orang lain terhadap si pelaku menyimpang.

3.Ada perilaku menyimpang yang bisa diterima dan ada yang ditolak.

4.Mayoritas orang tidak sepenuhnya menaati peraturan sehingga ada bentuk


penyimpangan yang Tersamar dan ad yang mutlak

5.Penyimpang bisa terjadi terhadap budaya ideal dan budaya riil.Budaya ideal
merupakan tata keLakuan dan kebiasaan yang secara formal disetujui dan diharapkan
diikutioleh anggota masyaraKat.Sedangkan budaya riil mencakup hal-hal yang betul
butul mereka laksanakan.

6.Apabila ada peraturan hukum yang melarang suatu perbuatan yang ingin sekali
diperbuat banyak orang, biasanya muncul norma penghindaran.

Sebab Terjadinya Perilaku Menyimpang

1.Penyerapan nilai dan norma dalam proses sosialisasi tidak maksimal.

2.Faktor anomie, yaitu ketidaksesuaian antara harapan dan kondisi yang sebenarnya.
3.Pemerian julukan (labelling) sebagai bentuk sosial. Labellling dapat mendorong
individu untuk melakukan perbuatan menyimpang akibat pemberian julukan
negatif.
4.Adanya diferential association atau asosial diferensial.Agen-agen sosialisasi
menyampaikan proses sosialisasi yang berbeda beda sehingga mendorong
terjadinya konflik internal yang menyebabkan seseorang melakukan perbuatan
menyimpang.
5.Sosialisasi tidak sempurna.

6.Sosialisasi subkebudayaan menyimpang.

7.Faktor dalam (intern), yaitu perilaku menyimpang yang terjadi karena individu ingin
mempelajari Bentuk penyimpangan dalam masyarakat.

8.Sistem pengendalian sosial dalam masyarakat lemah.

Proses Pembentukan Perilaku Menyimpang

Faktor Biologis

a.Endomorph (bulat dan serba lembek)

b.Mesomorph (atletis, berotot kuat, dan kekar)

c.Ectomorph (kurus sekali dan memperlihatkan kelemahan daya)

Jenis Jenis Perilaku Menyimpang

1.Penyimpangan Primer dan Sekunder

a.Penyimpangan sosial primer

b.Penyimpangan Sosial Sekunder

2.Perilaku Menyimpang menurut Pelaku

a.Penyimpangan individual (individual deviation)

b.Penyimpangan kelompok (group deviation)

c.Penyimpangan campuran (mixture of both deviation

Sifat Sifat Penyimpangan sosial

1.Penyimpangan yang Bersifat Positif

Penyimpangan yang bersifat positif merupakan suatu bentuk penyimpangan atau


perilaku yang tidak sesuai dengan nilai nilai dan norma norma yang berlaku, tetapi
mempunyai dampak positif terhadap dirinya maupun masyarakat.

2.Penyimpangan yang Bersifat Negatif


Penyimpangan yang bersifat negatif merupakan yang cendrung mengarah pada
tindakan yang di pandang rendah, berdampak buruk serta merugikan bagi pelaku dan juga
masyarakat.

Tipe-Tipe Perilaku Menyimpang

1.Tindakan Kriminal atau Kejahatan

Tindakan kriminal merupakan suatu bentuk penyimpangan yang dilakukan oleh


seseorang atau kelompok terhadap nilai dan norma atau peraturan perundang undangan
yang berlaku di masyarakat .

2.Penyimpangan Sosial

Penyimpangan seksual adalah perilaku seksual yang tidak lazim dilakukan oleh
masyarakat.

3.Penyimpangan dalam bentuk Pemakain atau Konsumsi Berlebihan

Penyimpangan ini biasanya diidentikkan dengan pemakaian dan pengedaran narkoba


atau obat obatan terlarang serta alkoholisme.

4.Penyimpangan dalam Bentuk Gaya Hidup

Ada dua bentuk penyimpangan dalam gaya hidup yang lain dari biasanya , yaitu sikap
arogansi dan sikap eksentrik.

1) Sikap arogansi

2) Sikap ekstrentrik

Teori-Teori Perilaku Penyimpangan

1.Teori Anatomi

Teori ini berpendapan bahwa munculnya perilaku menyimpang adalah konsekuensi


dari perkembangan norma masyarakat yang meakin lama makin kompleks sehingga tidak
ada pedoman jelas yang dapat dipelajari dan dipatuhi warga masyarakat sebagai dasar dalam
memilih dan bertindak dengan jelas.

2.Teori Reaksi sosial

Teori ini umumnya berpendapat bahwa pemberian cap atau stigma seringkali
mengubah perilaku masyarakat terhadap seseorang yang menyimpang, sehingga bila
seseorang melakukan penyimpangan primer maka lambat laun akan melakukan
penyimpangan sekunder.
3.Teori Pergaulan Berbeda

Teori ini dikemukakan oleh Edwin H.Sutherland. Menurut teori ini penyimpangan
bersumber dari pergaulan dengan sekelompok orang yang telah menyimpang.

4.Teori Labelling

Teori ini dikemukakan oleh Edwin M. Lemert . Menurut teori ini, seseorang menjadi
penyimpangan karena proses labelling yang diberikan masyarakat kepadanya.Maksudnya
adalah pemberian julukan atau cap yang biasanya negatif kepada seseorang yang telah
melakukan penyimpangan primer.

5.Teori Fungsi

Teori ini dikemukakan oleh EmileDurkheim . Menurut teori ini, keseragaman dalam
kesadaran moral semua anggota masyarakat tidak dimungkinkan karena setiap individu
berbeda satu sama lain.

Mengantisipasi Penyimpangan Sosial

1.Penanaman Nilai dan Norma yang kuat

2.Pelaksana Peraturan yang konsisten

3.Berkepribadian Kuat dan Teguh

Menurut Theodore M. Newcomb, kepribadian adalah kebiasaan dan sikap seseorang.


Sifat khas yang dimiliki seseorang yang berkembang jika orang tersebut berhubungan
dengan orang lain.

Mengatasi Penyimpanga Sosial

1.Sikap yang tegas

Sanksi merupakan persetujuan atau penolakan terhadap perilaku tertentu. Persetujuan


adalah Sanksi yang positif, sedangkan penolakan adalah sanksi yang negatif yang mencakup
pemulihan keadaan, pemenuhan keadaan, dan hukuman.

2.Rehabilita Sosial

Rehabilitasi adalah usaha mengembalikan peranan dan status penyimpang ke dalam


masyarakatTempat tempat rehabilitasi sosial untuk pelaku penyimpangan soaial, misalnya
panti rehabilitasi anak nakal.

3.Pentuluhan-penyulihan
Pemerintah berperan besar dalam upaya penanggulangan perilaku menyimpang.
Melalui jalur penyimpangan, penyuluhan, penataran ataupun diskusi-diskusi dapat
disampaikan kepada masyarakat tentang penyadaran kembali akan pelaksanaan nilai, norma,
dan peraturan yang berlaku.

Sikap Antisosial

1.Pengertian Sikap Antisosial

Sikap anti sosial adalah bentuk sikap seseorang yang secara sadar atau tidak sadar tidak
dapat menyesuaikan diri dengan norma norma dan nilai nilai sosial dalam masyarakat.

2.Ciri-ciri Sikap Antisosial

1) Adanya ketidaksesuaian antara sikap seseorang dengan norma dalam masyarakat.

2) Kondisi psikologis seseorang yang bertentangan dengan apa yang seharusnya.

3) Ketidakmampuan seseorang untuk menjalankan norma yang ada dalam masyarakat.

3.Sebab Terjadinya Sikap Antisosial

a. Adanya norma atau nilai sosial yang tidak sesuai atau sejalan dengan keinginan
masyarakat sehingga terjadi kesenjangan budaya termasuk pola pikir masyarakat.

b. Kurang siapanya pola pemikiran masyarakat untuk menerima perubahan dalam


tatanan masyarakat.

c. Adanya ideologi yang dipaksakan untuk masuk kedalam lingkungan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai