Disusun Oleh :
NMP : 015.02.0232
MATARAM
2014
1
LAPORAN PENDAHULAUN
RESIKO PERILAKU KEKERASAN
4. Etiologi
Untuk menegaskan keterangan diatas, pada klien gangguan jiwa, perilaku
kekerasan bisa disebabkan adanya gangguan harga diri: harga diri rendah. Harga
diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa
seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana gangguan harga diri
2
dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang
kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan.
5. Gejala Klinis
Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap
penyakit (rambut botak karena terapi)
Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri sendiri)
Gangguan hubungan sosial (menarik diri)
Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)
Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang
suram, mungkin klien akan mengakiri kehidupannya.
( Budiana Keliat, 1999)
a. Agresif
Memperlihatkan permusuhan, keras dan menuntut, mendekati orang
lain dengan ancaman, memberika kata-kata ancaman tanpa niat melukai.
Umumnya klien masih dapat mengontrol perilakunya untauk tidak
melukai orang lain.
b. Kekerasan
Sering juga disebut gaduh gelisah atau amuk. Perilaku kekerasan
3
ditandai dengan menyentuh orang lain secara menakutkan, memberi kata-
kata ancaman melukai disertai melukai pada tingkat ringan, dan yang
paling berat adalah melukai/merusak secara serius. Klien tidak mampu
mengendalikan diri
7. Akibat
Klien dengan perilaku kekerasan dapat melakukan tindakan-tindakan
berbahaya bagi dirinya, orang lain maupun lingkungannya, seperti menyerang
orang lain, memecahkan perabot, membakar rumah dll.
8. Pohon Masalah
Perilaku Kekerasan/amuk
4
Mata merah, wajah agak merah.
Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai: berteriak, menjerit,
memukul diri sendiri/orang lain.
Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
Merusak dan melempar barang-barang.
b. Perilaku kekerasan / amuk
1). Data Subyektif :
Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya
jikasedang kesal atau marah.
Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
2). Data Obyektif
Mata merah, wajah agak merah.
Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai.
Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
Merusak dan melempar barang-barang.
c. Gangguan harga diri : harga diri rendah
1). Data subyektif:
Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa,
bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap
diri sendiri.
5
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai
seseorang secara fisik maupun psikologis. Berdasarkan defenisi ini maka perilaku
kekerasan dapat delakukan secara verbal, diarahkna kepada diri sendiri, orang lain,
dan lingkungan. Perilaku kekerasan dapat terjadi dalam dua bentuk yaitu saat sedang
berlangsung perilaku kekerasan atau riwayat perilaku kekerasan.
Data perilaku kekerasan dapat diperoleh melalui observasi atau wawancara tentang
perilaku berikut ini :
1. Muka merah dan tegang
2. Pandangan tajam
3. Mengatupkan rahang dengan kuat
4. Mengepalkan tangan
5. Jalan mondar-mandir
6. Bicara kasar
7. Suara tinggi, menjerit atau berteriak
8. Mengancam secara verbal atau fisik
9. Melempar atau memukul benda/orang lain
10. Merusak barang atau benda
11. Tidak mempunyai kemampuan untuk mencegah/mengontrol perilaku kekerasan
Data ini sesuai dengan format pengkajian untuk masalah perilaku kekerasan.
B. Diagnosa Keperawatan
1. risiko perilaku kekerasan.
6
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Dx Perencanaan
Keperawat Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
an
Perilaku TUM: klien
Kekerasan tidak
menunjukan
perilaku
kekerasan
1. Klien menunjukkan 1. Bina hubungan saling percaya dengan:
TUK: tanda-tanda percaya Beri salam setiap berinteraksi.
1. Klien kepada perawat: Perkenalkan nama, nama panggilan
dapat o Wajah perawat dan tujuan perawat
membina cerah, berkenalan
hubunga tersenyum Tanyakan dan panggil nama kesukaan
n saling o Mau klien
percaya berkenalan Tunjukkan sikap empati, jujur dan
o Ada kontak menepati janji setiap kali berinteraksi
mata Tanyakan perasaan klien dan masalah
o Bersedia yang dihadapi klien
menceritaka Buat kontrak interaksi yang jelas
n perasaan Dengarkan dengan penuh perhatian
ungkapan perasaan klien
2. Klien dapat 2. Klien menceritakan 2. Bantu klien mengungkapkan perasaan
mengidentifik penyebab perilaku marahnya:
asi penyebab kekerasan yang Motivasi klien untuk menceritakan
perilaku dilakukannya: penyebab rasa kesal atau jengkelnya
kekerasan o Menceritakan Dengarkan tanpa menyela atau
yang penyebab memberi penilaian setiap ungkapan
7
dilakukannya perasaan perasaan klien
jengkel/kesal
baik dari diri
sendiri maupun
lingkungannya
3. Klien dapat 3. Klien menceritakan 3. Bantu klien mengungkapkan tanda-tanda
mengidentifik keadaan perilaku kekerasan yang dialaminya:
asi tanda- o Fisik : mata Motivasi klien menceritakan kondisi
tanda perilaku merah, tangan fisik saat perilaku kekerasan terjadi
kekerasan mengepal, Motivasi klien menceritakan kondisi
ekspresi tegang, emosinya saat terjadi perilaku
dan lain-lain. kekerasan
o Emosional : Motivasi klien menceritakan kondisi
perasaan marah, psikologis saat terjadi perilaku
jengkel, bicara kekerasan
kasar. Motivasi klien menceritakan kondisi
o Sosial : hubungan dengan orang lainh saat
bermusuhan terjadi perilaku kekerasan
yang dialami saat
terjadi perilaku
kekerasan.
4. Klien dapat 4. Klien menjelaskan: 4. Diskusikan dengan klien perilaku
mengidentifik o Jenis-jenis kekerasan yang dilakukannya selama ini:
asi jenis ekspresi Motivasi klien menceritakan jenis-
perilaku kemarahan jenis tindak kekerasan yang selama ini
kekerasan yang selama ini permah dilakukannya.
yang pernah telah Motivasi klien menceritakan perasaan
dilakukannya dilakukannya klien setelah tindak kekerasan tersebut
o Perasaannya terjadi
saat melakukan Diskusikan apakah dengan tindak
kekerasan kekerasan yang dilakukannya masalah
o Efektivitas cara yang dialami teratasi.
yang dipakai
8
dalam
menyelesaikan
masalah
5. Klien dapat 5. Klien menjelaskan 5. Diskusikan dengan klien akibat negatif
mengidentifik akibat tindak (kerugian) cara yang dilakukan pada:
asi akibat kekerasan yang Diri sendiri
perilaku dilakukannya Orang lain/keluarga
kekerasan o Diri sendiri : Lingkungan
luka, dijauhi
teman, dll
o Orang
lain/keluarga :
luka,
tersinggung,
ketakutan, dll
o Lingkungan :
barang atau
benda rusak dll
6. Klien dapat 6. Klien : 6. Diskusikan dengan klien:
mengidentifik o Menjelaskan Apakah klien mau mempelajari cara
asi cara cara-cara sehat baru mengungkapkan marah yang
konstruktif mengungkapkan sehat
dalam marah Jelaskan berbagai alternatif pilihan
mengungkapk untuk mengungkapkan marah selain
an kemarahan perilaku kekerasan yang diketahui
klien.
Jelaskan cara-cara sehat untuk
mengungkapkan marah:
Cara fisik: nafas dalam, pukul
bantal atau kasur, olah raga.
Verbal: mengungkapkan bahwa
dirinya sedang kesal kepada orang
lain.
9
Sosial: latihan asertif dengan orang
lain.
Spiritual: sembahyang/doa, zikir,
meditasi, dsb sesuai keyakinan
agamanya masing-masing
7. Klien dapat 7. Klien memperagakan 7. 1. Diskusikan cara yang mungkin dipilih
mendemonstr cara mengontrol dan anjurkan klien memilih cara yang
asikan cara perilaku kekerasan: mungkin untuk mengungkapkan
mengontrol o Fisik: tarik nafas kemarahan.
perilaku dalam, memukul 7.2. Latih klien memperagakan cara yang
kekerasan bantal/kasur dipilih:
o Verbal: Peragakan cara melaksanakan cara
mengungkapkan yang dipilih.
perasaan Jelaskan manfaat cara tersebut
kesal/jengkel Anjurkan klien menirukan peragaan
pada orang lain yang sudah dilakukan.
tanpa menyakiti Beri penguatan pada klien, perbaiki
o Spiritual: cara yang masih belum sempurna
zikir/doa, 7.3. Anjurkan klien menggunakan cara yang
meditasi sesuai sudah dilatih saat marah/jengkel
agamanya
8. Klien 8. Keluarga: 8.1. Diskusikan pentingnya peran serta
mendapat o Menjelaskan keluarga sebagai pendukung klien untuk
dukungan cara merawat mengatasi perilaku kekerasan.
keluarga klien dengan 8.2. Diskusikan potensi keluarga untuk
untuk perilaku membantu klien mengatasi perilaku
mengontrol kekerasan kekerasan
perilaku o Mengungkapkan 8.3. Jelaskan pengertian, penyebab, akibat dan
kekerasan rasa puas dalam cara merawat klien perilaku kekerasan
merawat klien yang dapat dilaksanakan oleh keluarga.
8.4. Peragakan cara merawat klien
(menangani PK )
8.5.Beri kesempatan keluarga untuk
10
memperagakan ulang
8.6. Beri pujian kepada keluarga setelah
peragaan
8.7. Tanyakan perasaan keluarga setelah
mencoba cara yang dilatihkan
9. Klien 9. Klien menjelaskan: 9.1. Jelaskan manfaat menggunakan obat
menggunakan o Manfaat minum secara teratur dan kerugian jika tidak
obat sesuai obat menggunakan obat
program yang o Kerugian tidak 9.2. Jelaskan kepada klien:
telah minum obat Jenis obat (nama, wanrna dan bentuk
ditetapkan o Nama obat obat)
o Bentuk dan Dosis yang tepat untuk klien
warna obat Waktu pemakaian
o Dosis yang Cara pemakaian
diberikan Efek yang akan dirasakan klien
kepadanya 9.3. Anjurkan klien:
o Waktu Minta dan menggunakan obat tepat
pemakaian waktu
o Cara pemakaian Lapor ke perawat/dokter jika
o Efek yang mengalami efek yang tidak biasa
dirasakan Beri pujian terhadap kedisplinan klien
10. Klien menggunakan menggunakan obat.
obat sesuai program
11
DAFTAR PUSTAKA
Jenny., dkk. (2010). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Psikososial
danGangguan Jiwa. Medan: USU Press.
Keliat, Budi Anna. 2013. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. EGC:Jakarta
http://meidina.blog.com/2013/03/askep-jiwa-bunuh-diri dan html
12