Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem pemberian perawatan kesehatan terus berkembang, demikian

juga dengan keperawatan gawat darurat dan keperawatan kritis. Dewasa ini,

perawatan pasien yang gawat darurat dan sakit kritis tidak hanya dilakukan

dalam tatanan tradisional diunit perawatan intensif (Intensif care unit / ICU)

di rumah sakit, tetapi juga dilakukan di unit perawatan progresif, di unit

medis, dan di unit bedah. Sebagai respon terhadap sistem pemberian

keperawatan kesehatan yang selalu berubah, perawat perawatan gawat darurat

dan kritis diharapkan mampu memperjuangkan kebutuhan pasien dan

keluarga atau orang terdekat.

Keadaan pasien yang gawat darurat dan kritismerupakan ancaman

terhadap individu dan kelompok keluargannya. Keperawatan sebagai bagian

dari pelayanan kesehatan turut menentukan mutu dari sebuah pelayanan

kesehatan. Keperawatan sebagai suatu profesi menekankan kepada bentuk

pelayanan kesehatan profesional yang sesuai dengan standar dengan

memperhatikan kaidah etik dan moral sehingga pemberian asuhan

keperawatan dapat diberikan dan diterima oleh pasien dan keluarga. Profesi

keperawatan adalah profesi yang unik dan kompleks. Perawat dalam

memberikan asuhan keperawatan diharapkan mengacu pada model konsep

dan teori keperawatan yang telah ada.

Dimana dalam mengaplikasikan asuhan keperawatan pada pasien

gawat darurat dan sakit kritis, teori keperawatan digunakan sebagai dasar

1
2

dalam menyusun suatu model konsep dalam keperawatan dan model konsep

keperawatan digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan.

Seorang perawat yang kompeten dan caring sangatlah diperlukan khususnya

pasien dalam keadaan gawat darurat dan sakit kritis. Dalam hal ini praktik

caring adalah inti dari keperawatan karena caring merupakan fokus pemersatu

dalam pemberian asuhan keperawatan. Berdasarkan hal tersebut maka

perlunya tenaga medis khususnya dalam hal ini perawat mempelajari teori

dan model konsep keperawatan Human Caring dari Jean Watson sebagai

salah satu kunci dalam mengembangkan ilmu dan praktek serta profesi

keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien gawat

darurat dan kritis.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana teori dan model konsep menurut Jean Watson mengenai Human

Caring?

2. Apa saja kelebihan teori Human Caring dari Jean Watson?

3. Apa saja kekurangan teori Human Caring dari Jean Watson?

4. Bagimana kesulitan perawat dalam penerapan teori dan model konsep

keperawatan menurut Jean Watson pada pasien gawat darurat dan kritis?

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Diharapkan mampu menambah pengetahuan dan informasi perawat

tentang teori dan model konsep keperawatan Human Caring menurut Jean
3

Watson serta cara mengaplikasikannya pada pasien gawat darurat dan sakit

kritis.

2. Tujuan Khusus

a) Mengetahui sejarah teori dan model konsep keperawatan mengenai

Human Caring menurut Jean Watson.

b) Mengetahui tentang kelebihan teori dan model konsep keperawatan

mengenai Human Caring menurut Jean Watson.

c) Mengetahui tentang kekurangan teori dan model konsep keperawatan

mengenai Human Caring menurut Jean Watson.

d) Mengetahui kesulitan dalam penerapan teori dan model konsep

keperawatan mengenai Human Caring menurut Jean Watson pada

pasien gawat darurat dan kritis.


4

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Teori Jean Watson

Watson memperoleh gelar B.S.N, untuk bidang keperawatan kesehatan

jiwa dari University of Colorado, Boulder. Gelar M.S. dalam bidang yang

sama ia peroleh dari University of Colorado, Deenver. Terakhir, ia

memperoleh gelar Ph.D dalam bidang psikologi pendidikan.

Jean Watson memulai karya tentang teori metafisik dan

transpersonalnya mengenai caring pada manusia pada tahun 1970-an dan

menerbitkan buku pertamanya, Nursing: The Philosophy and Science of

Caring. Jean Watson merupakan tokoh teori keperawatan yang berada pada

aliran philosophies keperawatan dalam grand teori. Pada tahun 1979, Ia harus

mengembangkan teorinya, yang mencerminkan paradigma ilmu pengetahuan

tentang manusia yang baru, dan telah memperbaiki teori tersebut pada

publikasi berikutnya, Watson berkeyakinan bahwa keperawatan jauh dari

sekedar pendekatan eksistensial-fenomenologis untuk memadukan konsep-

konsep kejiwaan dan transedensi. Jiwa adalah esesnsi dari seseorang,

mengandung geist (roh atau kesan diri yang lebih tinggi), yang memilikki

kesadaran diri, tingkat kesadaran yang lebih tinggi, suatu kekuatan internal,

dan kekuatan yang dapat memperbesar kapasitas untuk eksis bersama dengan

masa lalu, saat ini, dan masa depan semua sekaligus dalam saat ini dan

sekarang.
5

Transpersonal Human Caring dipandang baik sebagai ideal moral

keperawatan maupun sebagai proses Caring. Ideal moral mengandung

interaksi transpersonal dan intersubjektif dengan orang-orang. Proses

Caring terdiri atas komitmen untuk melindungi, meningkatkan, dan

memulihkan humanitas dengan mengembalikan martabat, keselarasan batin,

dan memfasilitasi penyembuhan. Perawat membantu orang lain untuk

mendapatkan pengetahuan diri, yang memungkinkan mereka untuk meraih

kembali rasa keselarasan batin mereka.

Dasar teori Watson adalah nilai dan penghormatannya yang sangat

mendalam terhadap keajaiban dan misteri kehidupan, suatu pengakuan

dimensi spiritual kehidupan dan keyakinan terhadap kekuatan internal proses

perawatan dan penyembuhan. Sistem nilai ini dipadukan dengan sepuluh

faktor karatif (1979) yang mencakup altruisme manusia, kepekaan terhadap

diri dan orang lain, dan mencintai dan percaya akan hidup dan kekuatan batin

orang lain dan diri kita sendiri.

Watson mengidentifikasi banyak asumsi dan beberapa prinsip

holografis keperawatan transpersonal. Ia berkeyakinan bahwa jiwa seseorang

memilikki tubuh yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Sebagian dan dari

asumsi Watson yang mendasari nilai-nilai asuhan manusia dalam keperawatan

adalah:

1. Kasih sayang dan cinta adalah kekuatan kosmik yang paling universal dan

misterius dan tersusun atas energi psikis universal dan primal.

2. Untuk dapat bertahan hidup seseorang harus menjadi lebih menyayangi

dan mencintai untuk memelihara humanitas mereka.


6

3. Menyayangi dan mencintai diri sendiri adalah hal penting sebelum

seseorang dapat menghargai dan merawat orang lain dengan welas kasih

dan penuh martabat.

4. Kasih sayang adalah esensi dari keperawatan dan merupakan fokus paling

utama dan penyakit untuk praktik keperawatan.

5. Peran merawat mengalami penurunan dalam sistem layanan kesehatan dan

terancam oleh meningkatnya penggunaan teknologi medis dan batasan

birokrasi manajerial institusi.

6. Kontribusi sosial, moral, dan ilmiah keperawatan terhadap manusia, dan

masyarakat terletak pada komitmennya terhadap ideal perawatan manusia

dalam teori, praktik, dan penelitian (Christensen & Kenney, 2009).

Beberapa prinsip holografis dasar yang diharapkan oleh Watson

(1990) yang dikutip oleh Christenen dan Kenney (2009) ke dalam perawatan

transpersonal adalah:

1. Kesadaran merawat-menyembuhkan yang utuh terkandung dalam suatu

waktu perawatan tunggal.

2. Merawat dan menyembuhkan adalah saling berhubungan dan berhubungan

dengan manusia lain, lingkungan, dan dengan energi alam semesta yang

lebih tinggi.

3. Kesadaran merawat-menyembuhkan manusia atau sebaliknya dari perawat

dikomunikasikan kepada orang yang mendapatkan perawatan.

4. Kesadaran merawat-menyembuhkan diberikan secara temprer dan spasial,

seperti kesadaran yang ada sepanjang waktu dan ruang.


7

a. Sepuluh Faktor Karatif dan Caritas Proses dalam Teori Watson

Watson percaya bahwa fokus utama dalam keperawatan adalah pada

karatif factor yang bermula dari perspektif humanistic yang dikombinasikan

dengan dasar pengetahuan ilmiah. Oleh sebab itu, perawat perlu

mengembangkan filosofi humanistik dan system nilai serta seni yang kuat.

Filosofi humanistik dan system nilai ini memberi fondasi yang kokoh bagi

ilmu keperawatan, sedangkan dasar seni dapat membantu perawat

mengembangkan visi mereka serta nilai-nilai dunia dan keterampilan

berpikir yang kritis. Pengembangan keterampilan berpikir kritis dibutuhkan

dalam asuhan keperawatan, namun fokusnya lebh pada peningkatan

kesehatan, bukan pengelolaan penyakit.

Struktur ilmu caring dibangun dari sepuluh faktor karatif, yaitu:

1) Membentuk sistem nilai humanistik-altruistik

Watson mengemukakan bahwa asuhan keperawatan didasarkan

pada nilai-nilai kemanusiaan (humanistik) dan perilaku mementingkan

kepentingan orang lain diatas kepentingan pribadi (altruistik). Hal ini

dapat dikembangkan melalui pemhaman nilai yang ada pada diri

seseorang, keyakinan, interaksi, dan kultur serta pengalaman pribadi.

Semua ini dirasa perlu untuk mematangkan pribadi perawat agar dapat

bersikap altruistik terhadap orang lain.

2) Menanamkan keyakinan dan harapan (Faith-Hope)

Pemahaman ini diperlukan untuk proses carative. Selain

menekankan pentingnya obat-obatan untuk carative, perawat juga perlu

memberitahu individu alternatif pengobatan lain yang tersedia


8

(misalnya: meditasi, relaksasi, atau kekuatan penyembuhan oleh diri atau

secara spiritual). Dengan mengembangkan hubungan perawat-klien yang

efektif, perawat memfasilitasi perasaan optimis, harapan, dan rasa

percaya.

3) Mengembangkan sensitivitas untuk diri sendiri dan orang lain

Seorang perawat dituntut untuk mampu meningkatkan sensitivitas

terhadap diri sendiri dan orang lain serta bersikap lebih otentik. Perawat

juga perlu memahami bahwa pikiran dan emosi seseorang merupakan

jendela jiwanya.

4) Membina hubungan saling percaya dan saling bantu (Helping-Trust)

Ciri hubungan helping-trust adalah harmonis, empati, dan hangat.

Hubungan yang harmonis haruslah hubungan yang dilakukan secara

jujur dan terbuka, tidak dibuat-buat. Perawat menunjukkan sikap empati

dengan berusaha merasakan apa yang dirasakan oleh klien dan sikap

hangat dengan menerima orang lain secara positif.

5) Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif

Perasaan memengaruhi pikiran seseorang, hal ini perlu menjadi

pertimbangan dalam memelihara hubungan. Oleh sebab itu, perawat

harus menerima perasaan orang lain serta memahami perilaku mereka.

6) Menggunakan metode pemecahan masalah yang sistematis dalam

pengambilan keputusan.

Watson percaya bahwa tanpa metode pemecahan masalah yang

sistematis, praktik yang efektif adalah hal yang kebetulan, sembrono,

dan berbahaya. Metode pemecahan masalah ilmiah merupakan metode


9

yang memberi kontrol dan prediksi serta memungkinkan koreksi diri

sendiri.

7) Meningkatkan proses belajar-mengajar interpersonal

Ini merupakan faktor utama ketika seseorang berusaha mengontrol

kesehatan mereka sendiri setelah mendapatkan sejumlah informasi dan

alternatif pengobatan lain. Dalam hal ini, perawat harus mampu

memahami persepsi klien dan meredakan situasi yang menegangkan

agar proses belajar mengajar ini berjalan lebih efektif.

8) Menyediakan lingkungan yang mendukung, melindungi, dan atau

memperbaiki mental, sosiokultural, dan spiritual.

Melalui pengkajian, perawat dapat menentukan penilaian

seseorang terhadap situasi dan dapat menanggulanginya. Perawat dapat

memberi dukungan situasional, membantu individu mengembangkan

persepsi yang lebih akurat, serta memberi informasi sehingga klien

dapat menanggulangi masalahnya. Perawat juga harus menyalurkan

perasaan nyaman, aman, dan keleluasaan pribadi kepada klien.

9) Membantu dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia.

Dalam membantu memenuhi kebutuhan dasar klien, perawat

harus melakukannya dengan gembira. Hierarki kebutuhan dasar Watson

hampir sama dengan Maslow, yakni kebutuhan untuk bertahan hidup,

kebutuhan fungsional, kebutuhan integratif, kebutuhan untuk tumbuh,

dan kebutuhan untuk mencari bantuan, ketika individu kesulitan

memenuhi kebutuhan dasarnya.


10

10) Mengembangkan faktor kekuatan eksistensial-fenomenologis.

Kedua faktor ini (eksist ensial dan fnomenologis) membantu

seseorang untuk mengerti kehidupan dan kematian. Selain itu, keduanya

dapat membantu seseorang untuk mnemukan kekuatan atau keberanian

untuk menghadapi kehidupan dan kematian (Asmadi, 2010).

Tabel 2.1.Karatif Faktor dan Karitas Proses (cit Dhawo, 2013)

Karatif Faktor Caritas Proses

Membentuk sistem nilai altruistic Gunakan kebaikan dan kasih sayang


untuk memperluas diri dalam
mempromosikan persetujuan terapi
dengan pasien

Menciptakan kepercayaan-harapan Ciptakan suatu hubungan dengan


pasien yang menawarkan maksud dan
petunjuk saat mencari arti dari suatu
penyakit

Meningkatkan rasa sensitif terhadap Belajar menerima keberadaan diri


diri sendiri dan sesama sendiri dan orang lain, perawat yang
caring berkembang menjadi perawat
perwujudan diri

Membangun pertolongan kepercayaan, Belajar membangun dan mendukung


hubungan caring manusia pertolongan, kepercayaan, hubungan
caring yang asli, melalui komunikasi
yang efektif dengan pasien

Mempromosikan dan mengungkapkan Mendukung dan menerima perasaan


perasaan positif dan negatif pasien. Dalam berhubungan dengan
pasien, tunjukan kesiapan mengambil
resiko berbagi dengan sesame

Menggunakan proses caring yang Menerapkan proses keperawatan


kreatif dalam penyelesaian masalah seecara sistematis, membuat keputusan
pemecahan masalah secara ilmiah
11

dalam menyelenggarakan pelayanan


berfokus pasien

Mempromosikan transpersonal belajar Belajar bersama saat mengajarkan


mengajar pasien mendapatkan keterampilan
perawatan diri. Pasien mempunyai
tanggung jawab untuk belajar

Menyediakan dukungan perlindungan, Membuat pemulihan suasana pada


dan/atau perbaikan suasana mental, semua tingkatan, fisik maupun non
fisik, sosial, dan spiritual fisik. Meningkatkan kebersamaan,
keindahan, kenyamanan, kepercayaan,
dan kedamaian.

Mendapatkan kebutuhan manusia Membantu pasien mendapatkan


kebutuhan dasar dengan caring yang
disengajai dan disadari

Mengijinkan adanya kekuatan- Mengijinkan kekuatan spiritual untuk


kekuatan fenomena yang bersifat memberikan pengertian yang lebih
spiritual baik tentang diri perawat dan pasien

Watson berpendapat bahwa pelaksanaan caring adalah bersifat

interdependen. Menurut Brunton & Beaman, 2000, dalam tesis milik

Chrisnawati cit Dhawo 2013. Dalam hal ini sepuluh karatif faktor Caring

Watson dispesifikan lagi menjadi 5 kategori karatif faktor Caring:

1) Kategori yang pertama adalah kehadiran. Kategori ini terdiri atas tiga

karatif yaitu membentuk nilai-nilai sistem humanistik-altruistik,

memelihara kepercayaan dan harapan, menumbuhkan kepekaan terhadap

diri dan orang lain. Kategori kehadiran seperti membantu pasien,

berbincang-bincang dengan pasien, menghargai pasien sebagai seorang

manusia dan merespon secara cepat panggilan pasien.


12

2) Kategori kedua adalah rasa hormat yang terdiri atas dua karatif yaitu

mengembangkan hubungan peduli manusia yang membantu dan negatif.

Kategori ini termasuk bersikap jujur kepada pasien, menunjukkan rasa

hormat dan memberi informasi kepada pasien sehingga dia bisa membuat

keputusan.

3) Kategori ketiga adalah memilikki pengetahuan dan keterampilan yang

professional. Kategori ini terdiri atas menggunakan proses pemecahan

masalah kreatif, meningkatkan belajar-mengajar transpersonal yang

mencakup menyediakan waktu untuk mengobservasi pasien, merasa

percaya diri berhadapan dengan pasien, memberikan perhatian kepada

pasien selama masa pertama sebagai pasien rumah sakit.

4) Kategori keempat adalah hubungan positif yang terdiri atas menyediakan

lingkungan yang suportif, protektif, atau memperbaiki mental, fisik,

sosiokultural, dan spiritual yang mencakup menjadi harapan bagi pasien,

mengijinkan pasien untuk menunjukkan perasaan dan keyakinan pasien.

5) Kategori kelima yaitu yang merupakan kategori terakhir adalah perhatian

akan pengalaman orang lain yang terdiri atas membantu merumuskan

kebutuhan-kebutuhan manusia, memberikan keleluasaan untuk kekuatan

eksistensial-fenomenologis-spiritual yang mencakup mengurangi gejala-

gejala sakit pasien, memprioritaskan pasien dan memberikan perawatan

fisik yang baik (cit Dhawo, 2013).


13

b. Asumsi dasar Teori Watson

Beberapa asumsi dasar tentang teori Watson adalah sebagai berikut:

1) Asuhan keperawatan dapat dilakukan dan dipraktikan secara

interpersonal.

2) Asuhan keperawatan terlaksana oleh adanya faktor karatif yang

menghasilkan kepuasan pada kebutuhan manusia.

3) Asuhan keperawatan yang efektif dapat meningkatkan kesehatan dan

perkembangan individu dan keluarga.

4) Respon asuhan keperawatan tidak hanya menerima seseorang

sebagaimana mereka sekarang, tetapi juga hal-hal yang mungkin terjadi

padanya nanti.

5) Lingkungan asuhan keperawatan adalah sesuatu yang menawarkan

kemungkinan perkembangan potensi dan memberi keleluasaan bagi

seseorang untuk memilih kegiatan yang terbaik bagi dirinya dalam waktu

yang telah ditentukan.

6) Asuhan keperawatan lebih bersifat healthgenic (menyehatkan) daripada

curing (mengobati). Praktik keperawatan mengintegrasikan sikap

pengetahuan biofisik dan membantu individu yang sakit. Ilmu caring

melengkapi ilmu curing.

c. Praktik caring merupakan pusat keperawatan.

Dalam penilaian Watson, penyakit mungkin saja teratasi dengan

upaya pengobatan. Akan tetapi, tanpa perawatan, penyakit itu akan tetap ada

dan kondisi sehat tidak akan tercapai. Caring merupakan intisari

keperawatan dan mengandung arti responsif antara perawat dan pasien.


14

Caring dapat membantu seseorang lebih terkontrol, lebih berpengetahuan,

dan dapat meningkatkan kesehatan.

d. Asumsi Watson Mengenai Kepedulian

1) Human Caring dalam keperawatan bukan hanya sekedar emosi,

keprihatinan, perilaku, atau keinginan untuk tidak menyakiti. Rasa

kepedulian menggambarkan respon personal.

2) Caring adalah proses intersubjektif manusia dan merupakan ideal moral

dalam keperawatan.

3) Caring yang efektif dapat meningkatkan kesehatan dan pertumbuhan

individu atau pun keluarga.

4) Kepedulian meningkatkan kesehatan lebih daripada pengobatan.

5) Respons caring menerima seseorang bukan hanya dengan kondisi mereka

yang sekarang namun juga kondisi mereka di masa yang akan datang.

6) Suatu lingkungan yang caring menawarkan perkembangan potensi serta

memudahkan orang yang bersangkutan untuk memilih tindakan yang

terbaik bagi dirinya pada suatu waktu tertentu.

7) Caring melibatkan tindakan dan pilihan yang dilakukan oleh perawat dan

klien. Jika kebiasaan peduli bersifat transpersonal, batasan keterbukaan

akan meluas, sama halnya dengan kapasitas manusia.

8) Karakteristik yang paling abstrak dari seseorang yang bersikap caring

adalah bahwa orang tersebut bersifat responsif terhadap orang lain

sebagai seorang individu yang unik, menerima perasaan orang lain, dan

membedakan seseorang dari orang yang lain.


15

9) Rasa caring kepada sesama melibatkan nilai, kemauan, dan komitmen

terhadap perawatan, pengetahuan, tindakan yang menunjukkan rasa

kepedulian dan juga konsekuensinya.

10) Ideal dan nilai caring adalah titik awal pendirian dan sikap yang harus

menjadi suatu tekad, tujuan, komitmen, dan penilaian secara sadar yang

terwujud dalam tindakan nyata. (Kozier, 2010)

e. Paradigma Keperawatan Watson

1) Keperawatan adalah aplikasi kiat dan ilmu tentang manusia melalui

transaksi Caring interpersonal untuk membantu seseorang mencapai

keselarasan pikiran-tubuh-jiwa, yang menimbulkan pengetahuan diri,

pengendalian diri, perawatan diri, dan penyembuhan diri.

2) Pasien adalah seseorang atau kelompok yang mengalami ketidakselarasan

pikiran-tubuh-jiwa yang membutuhkan bantuan dalam keputusan sehat-

sakit untuk meningkatkan keselarasan, pengendalian diri, pilihan, dan

determinasi diri.

3) Kesehatan adalah keutuhan dan keselarasan dalam pikiran-tubuh-jiwa

antara diri dengan orang lain dan diri dengan alam.

4) Lingkungan adalah dimana saja interaksi kepedulian interpersonal terjadi

antara pasien dengan perawat. (Christensen & Kenney, 2009).

f. Caring sebagai dasar nilai asuhan manusia dalam praktik keperawatan

Watson dalam Christensen & Kenney 2009, mengemukakan hal

mendasari nilai-nilai asuhan manusia dalam keperawatan, yaitu:

1) Kasih sayang dan cinta adalah kekuatan kosmik yang paling universal

dan misterius dan tersusun atas energi psikis universal dan primal.
16

2) Untuk dapat bertahan hidup, seseorang harus menjadi lebih menyayangi

dan mencintai untuk memelihara humanitas mereka.

3) Menyayangi dan mencintai diri sendiri adalah hal penting sebelum

seseorang dapat menghargai dan merawat orang lain dengan belas kasih

dan penuh martabat.

4) Kasih sayang adalah esensi dari keperawatan dan merupakan focus paling

utama dan penyatu untuk praktik keperawatan.

5) Peran perawat mengalami penurunan dalam sistem layanan kesehatan dan

terancam oleh meningkatnya penggunaan teknologi medis dan batasan

birokrasi manajerial institusi.

6) Kontribusi sosial, moral, dan ilmiah keperawatan terhadap manusia dan

masyarakat terletak pada komitmennya terhadap ideal perawatan manusia

dalam teori, praktik, dan penelitian.

B. Kelebihan dan Kekurangan Teori

1. Kelebihan Teori Jean Watson

a. Konsep utama teori JeanWatson adalah Human Science and Human

Care, yang fokus utamanya dalam keperawatan adalah Carative Factor

sehingga hubungan antara teori Jean Watson dengan konsep utama

keperawatan yaitu adanya unsur teori kemanusiaan dalam pandangannya

yang mengatakan bahwa manusia adalah mahluk yang sempurna dan

memiliki ragam perbedaan.


17

b. Human Caring dalam keperawatan bukan hanya sekedar emosi,

keprihatinan, perilaku, atau keinginan untuk tidak menyakiti namun

merupakan rasa kepedulian yang menggambarkan respon personal.

c. Caring efektif dapat meningkatkan kesehatan lebih dari pada

pengobatan.

d. Membentuk nilai humanistik dan alturistik antara perawat dan pasien.

e. Membina hubungan saling percaya dan saling membantu.

f. Selalu menghargai klien dengan menerima kelebihan maupun

kekurangan klien.

g. Teori Jean Watson mempertegas bahwa sebagai jenis hubungan dan

transaksi yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk

meningkatkan dan melindungi pasien sebagai manusia, dengan demikian

mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh.

2. Kekurangan Teori Jean Watson

Teori Human Caring menurut Jean Watson hanya mempertegas

caring sebagai esensi darikeperawatan yang berarti pertanggung jawaban

hubungan antara perawat dan klien dimana perawat membantu memperoleh

pengetahuan dan meningkatkan kesehatan. Pada teori ini lebih membahas

tentang pasien dari pada keluarga sebagai hubungan dan transaksi yang

diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan

kesanggupan pasien untuk sembuh dan melindungi pasien.


18

C. Kesulitan Dalam Penerapan Teori

Dalam mengaplikasikan teori caring dalam dunia keperawatan tidak

semua perawat memiliki sikap caring ketika merawat pasien. Hanya beberapa

perawat yang bersikap caring kepada pasien karena pada kenyataannya masih

banyak perawat yang bersikap caring hanya kepada pasien yang memiliki

status sosial yang tinggi atau pasien-pasien yang dirawat di ruang VIP.

Perbedaan agama dan suku dapat menjadi salah satu penyebab sulitnya

penerapan teori caring karena beberapa perawat lebih peduli terhadap pasien

yang memiliki kesamaan dengan dirinya. Selain itu, motivasi kerja yang

kurang dan beban kerja yang berlebihan dapat menjadi penyebab perawat

tidak terlalu caring atau peka dalam hal pemenuhunan kebutuhan klien,

tanggung jawab memenuhi kebutuhan klien, ramah dalam melayani, sikap

tenang dan sabar dalam melayani klien, selalu siap sedia memenuhi kebutuhan

klien, memberikan motivasi kepada klien, dan sikap empati terhadap klien dan

keluarganya khususnya pada pasien dalam keadaan gawat darurat dan kritis.
19

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Konsep utama dari teori Jean Watson adalah Human Science and

Human Care yang fokus utamanya dalam keperawatan adalah Carrative

Factor yang berasal dari humanistic perspective dimana dikombinasikan

dengan dasar ilmu pengetahuan ilmiah. Hubungan teori Jean watson dengan

konsep utama keperawatan yaitu adanya unsur teori kemanusiaan dalam

pandangannya yang mengatakan bahwa manusia adalah mahluk yang

sempurna dan memiliki ragam perbedaan. Teori Jean Watson mempertegas

bahwa sebagai jenis hubungan dan transaksi yang diperlukan antara pemberi

dan penerima asuhan keperawatan untuk meningkatkan dan melindungi

pasien sebagai manusia, sehingga mempengaruhi kesanggupan pasien untuk

bertahan hidup dan sembuh.

B. Saran

Manfaat caring sangat besar sehingga seharusnya caring tercermin

dalam setiap interaksi perawat dan klien bukan dianggap sebagai sesuatu

yang sulit diwujudkan dengan alasan beban kerja yang tinggi atau

pengaaturan manajemen asuhan keperawatan yang kurang baik. Pelaksanaan

caring akan meningkatkan mutu asuhan keperawatan, memperbaiki citra

perawat di masyarakat dan membuat profesi keperawatan memilikki tempat

khus dimata para pengguna jasa pelayanan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai