PENDAHULUAN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. N
Umur : 40 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Serang, Banten
Tanggal pemeriksaan : 22 Juni 2017
II. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis
Keluhan utama
Mata kiri merah
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poli mata dengan keluhan mata kiri merah sejak 10 hari
SMRS. Keluhan mata merah juga disertai penglihatan buram. Penglihatan buram
dirasakan timbul mendadak disertai silau dan nyeri pada mata kiri seperti ditekan.
Pasien juga mengeluh mata kirinya terkadang terasa gatal, berair dan terasa seperti
berpasir. Air yang keluar berwarna putih agak keruh. Keluhan mata sulit dibuka
pada pagi hari, dan terdapat kotoran mata disangkal. Pasien mengaku sering
kelilipan debu sepatu dari tempat pasien bekerja sehari-hari, sehingga pasien
sering mengucak mata. Keluhan sakit kepala disertai mual dan muntah disangkal.
Keluhan demam, nyeri saat melirik dan tidak dapat melihat dekat disangkal.
memakai lensa kontak disangkal. Riwayat orang dengan keluhan yang sama
1
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat mata merah dan alergi sebelumnya disangkal oleh pasien
Riwayat alergi dan keluhan yang sama pada keluarga disangkal oleh
pasien.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 84x/menit
Suhu : 36,5C
Frekuensi nafas : 20x/menit
Status Generalis
Kepala : Normochepal
Mata : Pada status oftalmologi
THT : Sekret (-), Polip hidung (-), hiperemis (-)
Leher : Pembesaran KGB (-)
Thoraks : Simetris statis dan dinamis
Cor : S1-S2 reguler, murmur -/-, gallop -/-
Pulmo : Vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
Abdomen : Supel, Bising Usus (+)
Ekstremitas : Akral hangat, CRT<2
2
STATUS OPHTALMOLOGIS
OD OS
Posisi Ortoforia
Hirscbergh
Gerakan Baik ke segala arah Baik ke segala arah
bola mata
Lapang
45 45
pandang
85 55
55 85
55 55
Visus VOD: 6/6 VOS: 6/20
3
menyerupai banyak titik
COA Sedang, hipopion (-) hifema (-) Sedang, hipopion (-) hifema (-),
Flare cell (-) Flare cell (-)
Pupil Bulat , 3 mm , RCL/RCTL Bulat , 3 mm , RCL/RCTL
+/+ +/+
Iris Warna coklat, kripti (+), Warna coklat, kripti (+),
sinekia(-) sinekia(-)
IV. RESUME
Sejak 10 hari yang lalu pasien mengeluh kedua matanya merah. Keluhan
mata merah juga disertai penglihatan buram, dirasakan timbul mendadak disertai
silau dan nyeri pada mata kiri seperti ditekan. Pasien juga mengeluh mata kirinya
terkadang terasa gatal, terasa seperti berpasir dan berair berwarna putih agak
keruh. Pasien mengaku sering kelilipan debu sepatu dari tempat pasien bekerja
dan sering mengucak mata. Keluhan mata sulit dibuka pada pagi hari, terasa
seperti berpasir dan terdapat kotoran mata disangkal, sakit kepala disertai mual
dan muntah, mata terkena tanah atau tumbuh-tumbuhan dan memakai lensa
kontak, riwayat orang sekeliling pasien yang memiliki keluhan serupa, disangkal.
Pada pemeriksaan visus didapatkan visus 6/20 OS. Pada pemeriksaan fisik
mata ditemukan injeksi siliar pada konjungtiva bulbi OS, kornea keruh dan ada
infiltrat halus, difus yang menyerupai banyak titik pada kornea OS. Lain lain
4
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG ANJURAN
Tes Fluresensi
Pemeriksaan Slitlamp
VIII. PENATALAKSAAN
Non medikamentosa :
IX. PROGNOSIS
OD OS
Ad Vitam : ad Bonam ad Bonam
Ad Fungsionam : ad Bonam Dubia ad Bonam
Ad Sanationam : ad Bonam Dubia ad Bonam
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kornea adalah bagian anterior mata, merupakan selaput bening mata, bagian
selaput mata yang tembus cahaya, merupakan lapisan jaringan yang menutup bola
mata depan. Kornea juga berfungsi sebagai membran pelindung dan jendela yang
dilalui berkas cahaya menuju retina. Kornea terdiri atas lima lapisan yaitu epitel,
virus, dan jamur. Keratitis dapat diklasifikasikan berdasarkan lapisan kornea yang
terkena, seperti keratitis superfisialis apabila mengenai lapisan epitel atau bowman
yang mengenai lapisan stroma. Bentuk klinis dari keratitis superfisialis antara lain
keratitis karena berkurangnya sekresi air mata, keratitis karena keracunan obat,
menahun.1-3
Pada keratitis sering timbul rasa sakit yang berat oleh karena kornea
6
penglihatan apabila lesi terletak sentral dari kornea. Hal tersebut terjadi karena
kornea berfungsi sebagai media untuk refraksi sinar dan merupakan media
oleh peradangan pada iris. Keratitis akan memberikan gejala seperti mata merah,
satu faktor yang berperan terhadap terapi awal yang tidak tepat. kebanyakan
yang jarang ditemukan, tanpa pandang jenis kelamin maupun umur. Gejala
klinisnya pasien akan mengeluh sakit, silau, mata merah dan rasa kelilipan,
disertai tanda berupa injeksi silier dan kornea keruh yang penuh dengan infiltrat
satu kasus berhasil diisolasi virus varisella-zoster dari kerokan kornea. Penyebab
fluorescein.6
7
Penyakit ini ditandai kekerutan epitel yang meninggi berbentuk lonjong dan
terutama di daerah pupil. Kekeruhan ini tidak tampak dengan mata telanjang,
sebuah tes untuk mengetahui terdapatnya kerusakan epitel kornea. Dasar dari uji
ini adalah bahwa zat warna fluorescein akan berubah berwarna hijau pada media
alkali. Zat warna fluorescein bila menempel pada epitel kornea maka bagian yang
dahulu, kemudian zat warna flouresein diteteskan pada mata atau dapat juga
menggunakan kertas fluoresein yang ditaruh pada forniks inferior. Zat warna lalu
diirigasi dengan garam fisiologik sampai seluruh air mata tidak berwarna hijau
berwarna biru sehingga pada epitel kornea yang terdapat defek akan memberikan
warna hijau.
penyembuhan penyakit epitel ini, uji sensibilitas kornea juga diperiksa untuk
mengetahui fungsi dari saraf trigeminus dan fasial baik bila keratitis pungtata
dapat segera datang, seperti pada jaringan lain yang terdapat banyak vaskularisasi.
Maka badan kornea dan sel-sel lain yang terdapat di dalam stroma kornea akan
segera bekerja sebagai makrofag. Kemudian akan disusul dengan dilatasi dari
pembuluh darah yang terdapat di limbus dan tampak sebagai injeksi perikornea.
8
Sesudah itu terjadi infiltrasi dari sel-sel mononuklier, sel plasma, leukosit PMN,
kelabu, keruh dengan batas-batas tak jelas dan permukaan tidak licin. Bila
peradangan hanya dipermukaan saja, dengan pengobatan yang baik dapat sembuh
tanpa jaringan parut. Pada peradangan yang dalam, penyembuhan akan berakhir
dengan pembentukan jaringan parut yang dapat berupa nebula, makula, atau
leukoma.2
ringan, mengeluh adanya benda asing, mata berair, penglihatan yang sedikit
kabur, dan silau. Pasien akan mengeluh sakit pada mata karena kornea memiliki
banyak serabut nyeri, sehingga amat sensitif. Kebanyakan lesi kornea superfisialis
maupun yang sudah dalam menimbulkan rasa sakit dan fotofobia. Apabila lesi
terletak pada sentral kornea maka akan menyebabkan penglihatan menjadi kabur.9
tanda yang kita temukan merupakan proses yang masih aktif atau merupakan
kerusakan dari struktur kornea hasil dari proses di waktu yang lampau. Sejumlah
penyebab dari suatu peradangan kornea seperti pemeriksaan sensasi kornea, lokasi
defek pada epithel, lokasi dari infiltrat pada kornea, edema kornea, keratik
presipitat, dan keadaan di bilik mata depan. Tanda-tanda yang ditemukan ini juga
pengobatan.10
9
Terapi keratitis pungtata superfisial pada prinsipnya adalah diberikan sesuai
dengan etiologi. Untuk etiologi virus dapat diberikan idoxuridin, trifluridin atau
ini dapat berlangsung kronik dan juga dapat kambuh kembali. Pasien dilarang
untuk mengucek matanya karena dapat memperberat lesi yang telah ada. Pasien
melindungi dari exposure dari luar seperti debu dan sinar ultraviolet.
Prognosis akhirnya baik karena dapat sembuh tanpa jaringan parut atau
vaskularisasi. Bila tidak ditangani penyakit ini dapat berlangsung 1-3 tahun.
10
BAB III
DISKUSI KASUS
Pasien Pustaka
Anamnesis/ Pada anamnesis didapatkan Gejala Keratitis:
Gejala Klinis gejala:
1. Mata merah
1. Mata merah 2. Tajam penglihatan
2. Buram menurun
3. Silau 3. Fotofobia
4. Nyeri 4. Nyeri pada mata
5. Berair 5. Mata berair
6. Mata seperti berpasir 6. Rasa kelilipan
7. Gatal
11
Penatalaksanaan Levofloxacin tetes mata Terapi keratitis pungtata
superfisial pada prinsipnya
6 x 1 OS
adalah diberikan sesuai
Kloramfenikol salep mata
dengan etiologi. Untuk
1 x 1 OS etiologi virus dapat diberikan
idoxuridin, trifluridin atau
Sodium hyaluronat tetes
asiklovir. Sedangkan untuk
mata
terapi simptomatisnya dapat
6 x 1 OS diberikan air mata buatan,
sikloplegik dan
kortikosteroid
Prognosis Qua ad vitam : ad Prognosis akhirnya baik
Bonam karena dapat sembuh tanpa
jaringan parut atau
Qua ad fungtionam : Dubia
vaskularisasi.
ad Bonam
Qua ad sanationam : dubia
ad Bonam
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas S, Yulianti SR. Ilmu Penyakit Mata. Edisi keempat. Balai Penerbit
2. Wijana N. Ilmu Penyakit Mata. Cetakan kelima. Jakarta: 1989. hlm. 83-84.
cornea. Basic and Clinical Science Course. Cornea and external eye disease.
30
6. Edelstein SL, Wichiensin P, Huang AJ. Bacterial keratitis. In: Krachmer JH,
Mannis MJ, Holland EJ, eds. Cornea. Vol 1. 3rd ed. San Francisco: Mosby;
2011:919-940.
diagtrt/thygeson/thygeson.htm.
9. Ilyas, Sidarta. Sari Ilmu Penyakit Mata Edisi kelima. Balai Penerbit FKUI
10. Mansjoer, Arif M. 2001. Kapita Selekta edisi-3 jilid-1. Jakarta: Media
13