IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn.N C
Umur : 26 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Belum Menikah
Agama : Islam
Warga Negara : Indonesia
Alamat : BTN Angkasa Pura
Pekerjaan : Costumer Service Bandara
Masuk RS : 25 Juli 2016
No. RM : 063499
ALLOANAMNESA
Diperoleh dari : Ny. S
Pekerjaan : PNS
Pendidikan : S1
Alamat : BTN Angkasa Pura
Hubungan dengan Pasien : Ibu Kandung
LAPORAN PSIKIATRI
I. RIWAYAT PENYAKIT :
A. Keluhan utama:
Susah tidur
B. Riwayat gangguan sekarang :
Keluhan dan gejala
Seorang pasien masuk ke poli jiwa RSUH dengan keluhan susah tidur yang
dialami kurang lebih 1 bulan yang lalu. Awalnya pasien masih bisa tidur
nyenyak dan kemudian tidak bisa tidur nyeyak dan muncul gejala-gejala
seperti sulit menarik napas, jantung berdebar-debar, nafsu makan berkurang
dan pasien merasa pesimis serta adanya penurunan berat badan sekitar 5 kg.
1
Pasien mulai tidur sekitar jam 10 malam dan bangun sekitar jam 5 subuh
namun diantara waktu tersebut, pasien tidak tidur nyenyak karena masih
mendengar suara-suara yang ada disekitarnya. Kondisi seperti ini baru pertama
kali pasien alami. Pasien pernah berobat di psikiater dan diberikan obat
racikan, xanax, dan frixitim, yang diberikan selama 10 hari. dan setelah
mengonsumsi obat tersebut, pasien bisa tidur dengan nyenyak. Namun setelah
obatnya habis, pasien sudah tidak lagi kontrol karena pasien berencana
berganti ke BPJS. Setelah pasien tidak mengonsumsi obat, pasien merasakan
seperti tidurnya tidak nyenyak dan sejak tidurnya tidak nyenyak pasien tidak
lagi pergi ke tempat yang menyenangkan atau pergi berkumpul bersama
teman-temannya. Aktivitas seperti biasa dan konsentrasi berkurang. Selain itu
pasien merasa monoton dengan pekerjaannya begitu pula teman-teman dan
lingkungan kerjanya. Hubungan pasien dengan teman kerjanya juga baik.
Selain itu pasien juga meresa kesepian sejak ditinggalkan oleh pacarnya yang
bekerja di Ternate selama 3 bulan yang lalu di BPJS Ketenagakerjaan. Mereka
telah berpacaran selama kurang lebih 3 tahun.
Hendaya / disfungsi
o Hendaya dalam bidang sosial (+)
o Hendaya dalam bidang pekerjaan (+)
o Hendaya dalam penggunaan waktu senggang (+)
Faktor stressor psikososial :
Faktor Pekerjaan yang monoton/membosankan, factor pergaulan yang kurang
baik dengan teman kerjanya dan kesepian karena ditinggalkan oleh pacarnya
Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan psikis
sebelumnya :
o Riwayat infeksi tidak ada
o Riwayat trauma tidak ada
o Riwayat kejang ada (pada usia 8 bulan disertai demam)
o Riwayat penggunaan NAPZA tidak ada
C. Riwayat gangguan sebelumnya :
Pasien pernah datang ke psikiater dengan keluha n yang sama dan diberikan obat
racikan, xanax dan frexitim. Dan membaik ketika minum obat.
2
D. Riwayat kehidupan pribadi :
1. Riwayat prenatal dan perinatal (0-1 tahun)
Lahir pada tahun 1990, cukup bulan, lahir normal, dibantu oleh bidan. Pasien
meminum ASI. pertumbuhan dan perkembangan baik.
2. Riwayat Kanak Awal (1-3 tahun)
Perkembangan masa kanak-kanak awal pasien seperti berjalan, berbicara
baik, perkembangan motorik berlangsung baik. Pasien bermain dengan teman
seusiannya.
3. Riwayat Kanak Pertengahan (3-11 tahun)
Pada usia 6 tahun pasien masuk SD. Perkembangan di sekolah baik. Pasien
merupakan orang yang biasa-biasa disekolahnya.
4. Riwayat Kanak Akhir dan Remaja (12-18 tahun)
Pasien melanjutkan sekolah di SMP dan SMA. Perkembangan di sekolah
baik. Pasien merupakan orang yang biasa-biasa disekolahnya
5. Riwayat Masa Dewasa
a. Riwayat Pekerjaan: Saat ini pasien bekerja di bandara sebagai Costumer
Service
b. Riwayat Pernikahan : Pasien belum menikah, dan kehidupan keluarganya
baik.
c. Riwayat Agama : Pasien memeluk agama Islam dan menjalankan
kewajiban agama dengan cukup baik.
E. Riwayat Kehidupan Keluarga
- Pasien anak pertama dari 4 bersaudara (,,,,)
- Hubungan dengan saudara baik.
- Pasien tinggal dengan suami dan anaknya.
- Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama: tidak ada.
F. Situasi Sekarang
- Pasien sekarang tinggal bersama kelaurganya dan adik-adiknya.
G. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya
Pasien merasa dirinya dengan dirinya sakit.
3
II. STATUS MENTAL :
A. Deskripsi Umum :
Penampilan
- Penampilan umum:
Seorang perempuan memakai baju kerja berwarna abu-abu, celana abu-abu
dan jilbab warna abu-abu. Wajah pasien tampak sesuai dengan umurnya,
perawakan kurus, dan perawatan diri baik.
Kesadaran : baik
Aktivitas psikomotor : Tenang
Pembicaraan : Spontan, lancar, intonasi pelan
Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif
B. Keadaan Afektif (mood), perasaan, dan empati, perhatian :
Mood : Depresif
Afek : Depresi
Empati : Dapat dirabarasakan
C. Fungsi Intelektual (kognitif) :
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan : Sesuai tingkat
pendidikan
2. Daya konsentrasi : Baik
3. Orientasi :
Orientasi waktu : Baik
Orang : Baik
Tempat : Baik
4. Daya ingat :
Jangka panjang : Baik
Jangka sedang : Baik
Jangka pendek : Baik
Jangka segera : Baik
Jangka Sedang : Baik
5. Pikiran abstrak : Baik
6. Bakat kreatif : Tidak ada
7. Kemampuan menolong diri sendiri : Baik
4
D. Gangguan Persepsi :
1. Halusinasi : Tidak ada
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
E. Proses Berpikir :
1. Arus pikiran :
Produktivitas : Cukup
Kontinuitas : Relevant, Koheren
Hendaya berbahasa : Tidak ada
2. Isi pikiran :
Preokupasi : Tidak ada
Gangguan isi pikiran : Tidak ada
F. Pengendalian impuls : Baik
G. Daya nilai :
Norma sosial : Baik
Uji daya nilai : Baik
Penilaian realitas : Baik
H. Tilikan (insight) : Derajat 6 (Pasien menyadari dirinya sakit dan
butuh pengobatan)
I. Taraf dipercaya : Dapat dipercaya
5
Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus, jantung, paru dan abdomen
dalam batas normal, ekstremitas atas dan bawah tidak ditemukan kelainan.
2. Status Neurologi
a. GCS : E4M6V5
b. Rangsang meningeal : tidak dilakukan
c. Tanda ekstrapiramidal
- Tremor tangan : tidak ada
- Cara berjalan : baik
- Keseimbangan : baik
d. Sistem saraf motorik dan sensorik tidak terganggu
e. Pupil bulat isokor diameter ODS 2,5mm / 2,5 mm
f. Refleks cahaya +/+
g. Kesan : normal
IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA :
Seorang pasien masuk ke poli jiwa RSUH dengan keluhan susah tidur yang
dialami kurang lebih 1 bulan yang lalu. Awalnya pasien masih bisa tidur nyenyak dan
kemudian tidak bisa tidur nyeyak dan muncul gejala-gejala seperti sulit menarik
napas, jantung berdebar-debar, nafsu makan berkurang dan pasien merasa pesimis
serta adanya penurunan berat badan, sudah jarang berkumpul dengan teman-teman
kerjanya, dan konsentrasi berkurang.
Pada pemeriksaan status mental tampak seorang perempuan memakai baju kerja
warna abu-abu, celana abu-abu dan jilbab waran abu-abu. Wajah pasien tampak sesuai
dengan umurnya, perawakan kurus, dan perawatan diri baik. Mood pasien depresif
dan Afek depresi, serta empati dapat dirabarasakan.
Tilikan pada pasien ini adalah 6 yakni pasien menyadari bahwa dirinya sakit dan
butuh bantuan.
V. EVALUASI MULTIAKSIAL :
Aksis I :
Berdasarkan autoanamnesis dan alloanamnesis didapatkan adanya gejala klinis
yang bermakna yaitu pasien sulit tidur kurang lebih 2 bulan yang lalu, sulit
menarik napas, jantung berdebar, debar, mafsu makan berkurang, konsentrasi
berkurang, jarang bepergian ke luar rumah dan berkumpul dengan teman-
temannya. Keadaan ini mengakibatkan rasa terganggu dan tidak nyaman
6
(distress), sulit melakukan pekerjaan dengan benar, dan sulit mengisi waktu luang
serta bersosialisasi (disability). Oleh karena itu digolongkan sebagai gangguan
jiwa. Dari pemeriksaan fisik tidak ditemukan tanda disfungsi otak yang
berkaitan dengan keadaan pasien yang sering bicara ngawur dan marah-marah
sehingga dapat digolongkan gangguan mental non organik.
Pada pemeriksaan status mental didaptakan mood dan afek depresif, daya
konsentrasi menurun, sehingga dapat digolongkan sebagai ganggaun perasaan
tipe depresif. Berdasarkan PPDGJ III pasien didiagnosis episode depresi sedang
dengan gejala somatic karena terdapat 2 dari 3 gejala utama (afek depresif, hilang
minat dan kegembiraan) serta 4 gejala lainnya (konsentrasi menurun, pesimis,
tidur terganggu, nafsu makan berkurang) serta terdapat gejala somatik (sulit
menarik napas, jantung berdebar-debar). Pasien juga mengalami hendaya sosial,
pekerjaan, dan waktu senggang. Maka, pasien digolongkan Episode Depresif
Sedang Dengan Gejala Somatik.
Aksis II :
Dari data yang didapatkan belum cukup informasi untuk mengarahkan ke ciri
kepribadian yang khas
Aksis III :
Tidak ada diagnosis
Aksis IV :
Faktor stressor psikososial : Ditinggal oleh pacarnya yang pergi bekerja di
Ternate dan bosan dengan pekerjaannya
Aksis V :
GAF scale saat ini : 80-71 gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan
dalam social, dan pekerjaan.
7
Psikologik
Ditemukan bahwa pasien merasa bosan dan kesepian dilingkungan pekerjaannya
serta jauh dari pacarnya sehingga embutukan psikoterapi dari keluarga dan
teman-temannya.
Sosiologik
Ditemukan adanya hendaya sosial, hendaya pekerjaan dan hendaya waktu
senggang sehingga perlu dilakukan sosioterapi
VIII. PROGNOSIS :
Dari Alloanamnesi dan autoanamnesis, didapatkan keadaan berikut ini :
- Faktor pendukung : 1. Adanya dukungan dari keluarga
2. Tidak terdapat kelainan organik
3. Pasien teratur minum obat
- Faktor penghambat : Awitan usia muda
Dari factor tersebut dapat disimpulkan bahwa prognosis pasien adalah dubia et bonam
8
IX. FOLLOW UP :
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya, efektifitas terapi
serta kemungkinan terjadinya efek samping dari obat yang diberikan.
X. PEMBAHASAN
Depresi merupakan gangguan mental yang sering terjadi di tengah
masyarakat.Berawal dari stres yang tidak diatasi, maka seseorang bisa jatuh ke fase
depresi.Penyakit ini kerap diabaikan karena dianggap bisa hilang sendiri tanpa
pengobatan. Padahal, depresi yang tidak diterapi dengan baik bisa berakhir dengan
bunuh diri.1 6
Gejala utama :
1. afek depresif,
2. kehilangan minat
3. kegembiraan, bekurangnya energy yang menuju meningkatnya keadaan mudah
leleh (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit) dan menurunnya aktivitas.
Gejala lainnya :
1. konsentrasi dan perhatian berkurang,
9
2. harga dan kepercayaan diri bekurang
3. gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
4. pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
5. gagasan atau perbuatan yang membahayakan dirinya atau bunuh diri
6. tidur terganggu
7. nafsu makan berkurang
untuk episode depresif dari ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan masa
sekurang-kurangnya 2 minggu untuk penegakan diagnosis, akan tetapi periode lebih
pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan berlangsung cepat.7 8
10
banyak gejalanya secara rinci. Dalam hal demikian, penilaian secara menyeluruh
terhadap episode depresif berat masih dapat dibenarkan
- Episode depresif biasanya harus berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu, akan
tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat, maka masih dibenarkan
untuk menegakkan diagnosis dalam kurun waktu kurang dari 2 minggu.
- Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan
atau urusan rumah tangga, kecuali pada taraf sangat terbatas.
Episode depresif berat dengan gejala psikotik
Pedoman diagnostik :
- Episode depresi berat yang memenuhi kriteria menurut tersebut di atas;
- Disertai waham, halusinasi atau stupor depresif. Waham biasanya melibatkan ide
tentang dosa, kemiskinan atau malapetaka yang mengancam, dan pasien merasa
bertanggung jawab atas hal itu. Halusinasi auditorik atau olfatorik biasanya berupa
suara yang menghina atau menuduh, atau bau kotoran atau daging membusuk.
Retardasi psikomotor yang berat dapat menunjukkan stupor.Jika diperlukan,
waham atau halusinasi dapat ditentukan sebagai serasi atau tidak serasi dengan
afek (mood-congruent).7 8
Gangguan somatisasi
Diagnosis memerlukan semua hal berikut :
1. adanya banyak keluhan fisik yang bermacam-macam yang tidak dapt dijelaskan ata
dasar adanya kelainan fisik yang sudah berlangsung sedikitnya 2 tahun
2. tidak mau menerima nasihat atau penjelasan dari beberapa dokter bahwa tidak ada
kelainan fisik yang dapat menjelaskan keluhan-keluhannya
3. terdapat disabilitas dalam fungsinya di masyarakat dan keluarga, yang berkaitan
dengan sifat keluhannya dan dampak dari perilakunya.7
Memilih pengobatan harus mencakup evaluasi seberapa parah episode depresif
telah terjadi, ketersediaan sumber daya pengobatan, dan keinginan pribadi pasien.
Untuk depresi ringan sampai berat, psikoterapi berbasis bukti sama efektifnya dengan
farmakoterapi. Terdapat sedikit bukti bahwa kombinasi antarafarmakoterapi dan
psikoterapi untuk pengobatan dini lebih unggul daripada pengobatan lainnya untuk
depresi tanpa komplikasi. Oleh karena itu, pengobatan kombinasi harus
dipertimbangkan ketika terjadi depresi berat, komorbiditas dengan kondisi lain, atau
tidak adanya respon yang memadai pada monoterapi.1
11
Golongan Trisiklik : Amytriptyline, Imipramine, Clomipramine, Tianeptine
Golongan Tetrasiklik :Maprotiline, Mianserin, Amoxapine.
Golongan MAOI-Reversible ( Reversible Inhibitor Of Monoamin Oxydase-A-
(RIMA) : Moclobemide
Golongan SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitors) : Sertraline, Paroxentine,
Fluvoxamine, Fluoxetine, Duloxetine, Citalopram.
Golongan Atipical : Trazodone, Mirtazapine, Venlafaxine.4,
Metabolit fluoxetine memiliki waktu paruh yang lebih panjang daripada SSRI
lainnya, yang menyebabkan fluoxetine hanya diperbolehkan untuk dimakan satu dosis
per hari dan dengan demikian mengurangi efek dari diskontinuasi pengobatan SSRI.
Namun Fluoxetine perlu digunakan secara berhati-hati pada pasien dengan sindroma
bipolar atau pasien dengan riwayat keluarga sindroma bipolar, karena metabolit aktif
yang terdapat dalam darah selama beberapa minggu dapat memperburuk episode
manik pada saat perubahan episode dari depresi ke episode manik.4
SSRI juga dapat digunakan pada pasien yang tidak berespons dengan
pengobatan trisiklik antidepresan, serta pada pasien yang memiliki daya toleransi
yang rendah pada kasus diskontinuasi obat SSRI dan efek kardiovaskular. Meskipun
obat trisiklik antidepresan mungkin memiliki tingkat kemanjuran yang lebih tinggi
daripada SSRI pada kasus-kasus depresi mayor yang parah atau pada depresi dengan
fitur melankolis, trisiklik antidepresan kurang efektif pada pengobatan kasus bipolar
karena trisiklik antidepresan dapat memacu episode mania atau episode hipomania.
SSRI tidak begitu efektif bila dibandingkan jenis lainnya dalam kasus depresi
yang berhubungan dengan penyakit-penyakit fisik, ataupun pada kasus dimana
terdapat nyeri yang mencolok.
Penggunaan Alprazolam pada pasien di atas adalah untuk menenagkan pasien
yang sudah beberapa hari tidak bisa tidur dengan nyenyak. Obat ini bereaksi dengan
reseptornya (benzodiazepine receptors) akan meng-reinforce the inhibitory action of
GABA-ergic neuron (GABA Re-uptake inhibitor) shingga hiperaktivitas tersebut
diatas mereda.
12
Daftar Pustaka
13
LAMPIRAN
(DM : dr muda, P : Pasien)
DM : permisi. Perkenalkan nama saya Mulyawarmin, saya dokter muda yang bertugas
di sini. Kalau boleh tahu nama ibu siapa?
P : NC dok.
P : Iya dok
P : susah tidur dok, biasanya kalau lagi tidur tetap masih dengar suara di sekitar,
14
DM : seperti tidak tidur nyenyak?
P : iye dok
DM : Bisa ibu ceritakan, apa sebenarnya yang telah terjadi sebelum keluhan ini
muncul?
P : begini dok, saya merasa akhir-akhir ini merasa tidak semangat dalam bekerja dok.
Saya merasa monoton dalam pekerjaan sehari-hari yang suasananya tidak
membutuhkan konsentrasi. Jadi bosan begitu dok.
P : Baik-baik saja dok, tapi semenjak merasa susah tidur dan muncul gejala berdebar
dan sulitmenarik napas dok, saya juga sudah mulai jarang berkumpul dengan
teman-teman dan pergi jalan-jalan ke luar rumah sperti ke mall dok
P : sebenarnya juga dulu sekitar 3 bulan yang lalu, saya pergi perawatan wajah untuk
menghilangkan jerawat di muka saya dok. Tapi malah setelah dari perawatan,
jerawatnya makin banyak yang muncul dok. Dan saya bertambah malu dengan
jerawat ini dok.
P : begini juga dok. Saya sebenarnya merasa kesepian semenjak pacarnya saya pergi
bekerja ke Ternate.
15
P : di BPJS ketenagakerjaan dok
P : pernah dok, saya berobat di psikiater dan dibarikan obat racikan,xanax, frixitim
P : mungkin 1 minggu semenjak merasa susah tidur. Obatnya itu saya minum 10
hari. tapi setalah obatnya habis, saya tidak datang kontrol lagi karena rencana mau
gunakan BPJS untuk pengobatan selanjutnya. Dan baru sekarang ada waktu
berobat lagi.
16
DM : Apakah sebelumnya pernah mengalami keluhan seperti ini?
P : tidak dok
DM : baik. Saya rasa saya sudah cukupkan pertanyaannya. Saya berharap semoga
kondisinya semakain membaik. Terima kasih
P : Iya dok. Saya akan berusaha juga. Terima kasih banyak dok.
17
18