Anda di halaman 1dari 8

Integrasi Literasi Sains Peserta Didik Dalam Pembelajaran Sains (Risya Pramana Situmorang)

INTEGRASI LITERASI SAINS PESERTA DIDIK


DALAM PEMBELAJARAN SAINS

Risya Pramana Situmorang


pramana.risya@staff.uksw.edu
Program Studi S1 Pendidikan Biologi
Fakultas Biologi Universitas Kristen Satya Wacana

ABSTRAK
Kajian ini bertujuan untuk membahas literasi sains melalui implementasi
pembelajaran sains dan potensi guru dalam mengintegrasikan literasi sains tersebut.
Perencanaan kegiatan-kegiatan melalui percobaan dalam sains adalah upaya mencapai
perbaikan literasi sains yang selama ini belum terjamah. Pengajaran dalam mata pelajaran
IPA harus memberikan pengalaman langsung melalui kegiatan observasi menggunakan
indera misalnya dalam bentuk mengidentifikasi, membuat keputusan, dan menyimpulkan
yang berkaitan dengan interaksi dengan sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
Integrasi literasi sains dalam pembelajaran sains dapat memperhatikan indikator-indikator
literasi sains. Unsur-unsur literasi sains dalam mata pelajaran IPA yaitu: (a) merumuskan
indikator literasi sains dalam suatu kompetensi dasar, (b) memasukkan aspek literasi
sains dalam pokok bahasan, (c) mengemas literasi sains dalam silabus dan RPP. Evaluasi
aspek kognitif berbasis literasi sains dapat memperhatikan kriteria: (1) soal bersifat luas,
(2) disajikan dalam bentuk data-data serta muatan informasi, (3) ada keterkaitan konsep
(4) menganalisis permasalahan serta memberi pernyataan dalam bentuk alasan pada saat
menjawab pertanyaaan, (5) ada variasi dalam penyajian soal, (6) berbasis aplikasi yang
berkaitan dengan isu-isu sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. Manfaat dari proses
integrasi literasi sains bagi guru mata pelajaran IPA adalah agar muatan materi IPA yang
disajikan oleh guru dapat memunculkan aspek literasi dengan mengembangkan soal
dengan karakteristik sains yang mencakup konten, proses dan aplikasi. Simpulan dari
kajian ini adalah proses integrasi yang dilakukan mencakup tentang analisis komponen
literasi sains melalui pengintegrasian kompetensi dasar pada mata pelajaran IPA dan
dimuat dalam perangkat pembelajaran IPA sebagai scenario pembelajaran yang dapat
diaktualisasikan di kelas.
Kata kunci: Integrasi, literasi sains, pelajaran IPA

49
Satya Widya, Vol. 32, No.1. Juni 2016: 49-56

PENDAHULUAN Saat ini pendidikan sains di Indonesia


Saat ini dunia pendidikan sedang cukup memprihatinkan. Secara gambaran
gencar-gencarnya melakukan pengembang- umum kemampuan literasi sains peserta
an kecakapan hidup abad 21 yaitu kemam- didik di Indonesia masih berada di bawah
puan literasi sains bagi peserta didik. Kondisi rata-rata dibandingkan dengan negara lain.
tersebut merupakan akibat dari perkembang- Hal ini terbukti karena pada tahun 2009,
an ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) PISA (Programme for International Student
yang begitu pesat. Perkembangan IPTEK Assesment), mengumumkan bahwa Indonesia
yang begitu pesat harus diimbangi dengan berada di peringkat 60 dari 65 dengan rata-
pemahaman peserta didik dalam berinteraksi rata skor sains 383 (standar skor internasional
terhadap perkembangan IPTEK tersebut. Ini 500). PISA merupakan penilaian standar
berarti setiap peserta didik harus dapat internasional yang menilai kinerja peserta
bersikap bijak dan mampu beradaptasi didik berusia 15 tahun dengan menilai
dengan sains, lingkungan, masyarakat, dan kemampuan membaca, matematika, dan ilmu
teknologi. pengetahuan yang dilakukan 3 tahun sekali
Menyikapi perkembangan IPTEK sejak tahun 2000 (Mc Conney, 2014: 968).
yang telah terjadi di negara-negara maju Memperhatikan kondisi yang tertinggal dari
menimbulkan suatu upaya bagi dunia pen- banyak negara-negara lain perlu dilakukan
didikan agar setiap peserta didik memiliki pembenahan bagi pendidikan kita.
kemampuan dalam literasi sains. Menegas- Rendahnya mutu pendidikan yang
kan bahwa kemampuan literasi sains begitu dihasilkan di Indonesia membuat pemerintah
esensial bagi peserta didik. Pentingnya akhir-akhir ini melakukan revisi kurikulum.
literasi sains bagi peserta didik karena dapat Melalui perubahan kurikulum yang semula
mengajak peserta didik untuk memahami Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
lingkungan hidup, kesehatan, ekonomi dan 2006 menjadi Kurikulum 2013 diharapkan
banyak permasalahan lainnya yang diper- dapat meningkatkan literasi sains peserta
hadapkan kepada masyarakat modern. didik di Indonesia. Kurikulum 2013 memiliki
Apalagi masyarakat modern tidak lepas dari tujuan yaitu mengembangkan kecakapan
penggunaan teknologi serta perkembangan hidup abad ke-21. Meskipun kurikulum
ilmu pengetahuan. 2013 mempunyai visi membentuk peserta
Kebutuhan akan kemampuan literasi didik yang berliterasi, namun dalam tataran
sains terhadap peserta didik membuat negara- implementasi kurikulum menjadi tanggung
negara maju berpikir untuk membangun jawab guru sebagai pengajar. Guru harus
literasi sains sejak dini bagi peserta didik. mampu menangkap visi kurikulum 2013
Tidak dapat dipungkiri bahwa literasi sains untuk mewujudkan peserta didik yang
memiliki kontribusi yang besar bagi per- berliterasi sains melalui pembelajaran sains.
kembangan sains. Selain itu punya dampak Pembekalan yang dilakukan oleh guru
yang besar pula di bidang lain misalnya kepada peserta didik dianggap penting
sosial, budaya dan ekonomi. Implikasinya karena sudah konsep, gagasan dan proses
adalah bagi negara yang memiliki kemampuan harus melingkup dalam tataran implementasi.
literasi sains yang cukup tinggi maka memiliki Guru harus dapat mulai memperbaiki cara
tingkat perkembangan yang pesat pula. menyampaikan materinya selama ini. Konsep

50
Integrasi Literasi Sains Peserta Didik Dalam Pembelajaran Sains (Risya Pramana Situmorang)

sains harus digunakan melalui pembelajaran (SMP) harus memberikan pengalaman


yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. langsung melalui kegiatan observasi meng-
Menurut National Science Teacher Assosiation gunakan indera yang dimiliki oleh peserta
(NSTA) bahwa peserta didik dapat menguasai didik. Apalagi pembelajaran IPA dikemas
literasi sains apabila distimulus dengan dalam bentuk tematik artinya tidak ada
pendekatan keterampilan proses sains pemisahan mata pelajaran biologi, fisika,
(Toharudin et.al,2011:1). Asumsinya adalah dan kimia. Pembelajaran IPA dilakukan
keterampilan proses sains yang dimiliki secara terpadu yang artinya materi yang
dapat dijadikan bekal bagi peserta didik disajikan dikaitkan dengan konsep yang lain
dalam membuat keputusan terhadap suatu melalui hasil analisis dari suatu perencanaan
permasalahan yang berkaitan dengan pembelajaran. Woolnough (1991: 223)
lingkungan, interaksi dengan sains, masya- menyarankan dalam menyadarkan peserta
rakat, dan perkembangan sosial-ekonomi. didik untuk memahami sains maka peserta
Perubahan cara mengajar guru men-jadi didik harus dibantu melalui pendampingan
solusi sentral dalam memperbaiki kua-litas ataupun kerjasama.
literasi sains peserta didik. Perbaikan Kurikulum 2013 saat ini mereko-
terhadap kualitas mengajar tentunya harus mendasikan suatu perencanaan yang bersifat
disadari secara keseluruhan guru yang saintifik. Penggunaan pendekatan saintifik
melihat tertinggalnya literasi sains peserta ditegaskan dalam muatan standar proses
didik secara nasional. yang menuntut bahwa pembelajaran IPA
Implementasi pembekalan literasi disusun secara terpadu melalui pengem-
sains melalui pembelajaran sains dapat bangan tema-tema tertentu (Permendikbud
memperhatikan unsur-unsur dalam Kompe- No 65 tahun 2013). Martin (1991: 102-103)
tensi Inti (KI), dan Kompetensi Dasar (KD) menjelaskan bahwa pendidikan sains salah
yang terdapat pada paket Kurikulum 2013 satunya adalah membantu peserta didik
untuk mata pelajaran IPA. Solusi praktis memahami hukum dan teori-teori yang men-
yang dapat dilakukan oleh guru dalam dasarinya (biologi, fisika, kimia). Kemam-
membekali literasi sains adalah dengan puan peserta didik dalam memahami hukum
mengintegrasikan literasi sains dalam setiap dan teori dapat melalui proses dan cara kerja
proses pembelajaran IPA. Materi yang sains. Melalui cara kerja sains tersebut,
direncanakan harus diwadahi dan diaktuali- tentunya literasi sains peserta didik dapat
sasikan melalui kegiatan-kegiatan percobaan diintegrasikan.
dalam sains. Perencanaan kegiatan-kegiatan Literasi sains tidak lepas dari pen-
dalam percobaan dalam sains adalah upaya didikan sains. Keterkaitan keduanya men-
mencapai perbaikan literasi sains yang selama jadi bagian yang bersifat holistik dalam
ini belum terjamah. Pembelajaran IPA harus mewujudkan pembelajaran sains yang lebih
bersifat kontekstual dan membiasakan bermakna. Dalam pembelajaran sains, guru
peserta didik melakukan observasi langsung sains harus menyadari bahwa ada makna
terhadap objek-objek sains agar peserta literasi yang terkandung melalui proses
didik dapat memperoleh pengalamannya. sains. Guru sains diharapkan dapat mem-
Pengajaran dalam mata pelajaran IPA bantu membekali peserta didik untuk
di tingkat Sekolah Menengah Pertama melatih literasi sainsnya lewat pembelajaran

51
Satya Widya, Vol. 32, No.1. Juni 2016: 49-56

sains. Dengan demikian nantinya peserta Berdasarkan keseluruhan definisi dari


didik diharapkan memiliki literasi sains dan para ahli, dapat disimpulkan bahwa literasi
menjadi masyarakat yang tangguh dalam sains sebagai bentuk kemampuan dalam
menghadapi tantangan abad 21 kini. mengaplikasikan pengetahuan ilmiah dalam
bentuk mengidentifikasi, membuat keputusan,
LITERASI SAINS
dan menyimpulkan yang berkaitan dengan
Tang (2015: 307) menjelaskan bahwa interaksi dengan sains, lingkungan, teknologi,
literasi merupakan kemampuan peserta dan masyarakat. Bentuk interaksi bisa
didik dalam membaca, menulis, dan ber- melalui komunikasi menggunakan penge-
komunikasi melalui kegiatan yang memiliki tahuan ilmiah yang dijelaskan berdasarkan
dinamika dan perubahan secara cepat bukti ilmiah yang diperoleh.
kemudian menanggapinya secara luas dalam
aspek sosial dan ekonomi. National Science INTEGRASI LITERASI SAINS
Teacher Assosiation (NSTA) menyatakan DALAM PEMBELAJARAN SAINS
bahwa literasi sains merujuk kepada subjek Keterkaitan pembelajaran sains
yang menggunakan konsep sains sehingga dengan literasi sains dapat dilihat dari dua
adalah keterampilan yang terintegrasi langkah yaitu (1) pembelajaran sains mem-
dengan cara mengambil keputusan yang perjelas literasi sains yang dikatakan secara
berkaitan dengan aktivitas sehari-hari umum, (2) pembelajaran sains membantu
melalui teknologi, sains, lingkungan, dan sains lebih bernilai. Implementasi pem-
masyarakat (Toharudin et al, 2011: 1). Hurt belajaran sains melibatkan proses integrasi
menambahkan literasi merupakan tindakan yang meliputi konten materi, proses, dan
memahami sains dan mengaplikasikannya keterampilan. Muatan integrasi harus dila-
bagi kebutuhan masyarakat (Ogunkola, kukan secara utuh melalui proses pem-
2013: 266). belajaran melalui metode, kesiapan guru,
Hal yang senada juga dijelaskan oleh aktivitas percobaan, sarana dan prasarana
National Science Education (NSES) yang (Harrel, 2010: 147). Sementara Hewitt et al
menyatakan bahwa literasi sains merupakan (2006: 14) mendefinisikan IPA sebagai
sekumpulan pengetahuan dan pemahaman bentuk keterpaduan dari bidang biologi,
tentang konsep dan proses sains yang fisika, kimia, dan biologi yang dikaitkan
dimiliki seseorang yang mempelajari sains melalui masing-masing konsep yang ter-
sehingga dapat berpartisipasi untuk kemajuan kandung pada masing-masing bidang.
masyarakat (Jenice & Downey, 2013: 26). Penyajian dilakukan melalui tema umum
Aydelott (2007: 23) menyebut literasi dan membahas berbagai topik permasalahan
sebagai sebuah keterampilan mengelola/ yang berkaitan dengan kehidupan sehari-
manajemen yang harus diperoleh melalui hari.
pengajaran. Pentingnya literasi sains dipan- Pendapat yang senada oleh Trianto
dang oleh Pestel & Engeldinger (1992: 54) (2010:7) yang menyatakan bahwa imple-
sebagai sebuah hasil belajar yang harus mentasi pembelajaran sains harus menekan-
berlansung melalui pembelajaran yang kan aspek kontekstual dan berbasis pada
berkelanjutan. Artinya ada tindakan yang permasalahan-permasalahan yang berkaitan
dilakukan secara kontinu. dengan kehidupan sehari-hari. Konsep atau

52
Integrasi Literasi Sains Peserta Didik Dalam Pembelajaran Sains (Risya Pramana Situmorang)

tema yang dibahas meliputi aspek biologi, menyeluruh kegiatan pembelajaran IPA
fisika, dan kimia misalnya mengangkat tema untuk pencapaian kompetensi dasar.
tentang lingkungan. Pembahasan harus
CARA MENGINTEGRASIKAN
memuat biologi (makhluk hidup dan proses
kehidupan), kimia (materi dan sifatnya), dan Martins (1991: 110) mengintegrasi-
fisika (energi dan perubahannya). kan suatu variabel dalam pembelajaran sains
Implementasi dalam pembelajaran melalui beberapa cara yaitu: (1) dalam buku
Sains menjadi sorotan pemerintah yang teks sains, persoalan literasi dimasukkan
menjadikan pembelajaran sains harus dan dijadikan isu yang akan membantu
bersifat kontekstual dan berbasis kepada peserta didik mempertimbangkannya, (2)
permasalahan-permasalahan yang terkait dalam materi sains, isu tentang sains, ling-
dengan kehidupan sehari-hari. Depdiknas kungan, teknologi, dan masyarakat dimasuk-
(2007: 16) mengelompokkan sains menjadi kan, sehingga peserta didik sadar akan isu
tiga aspek yaitu (1) kehidupan dan kesehatan tersebut, dan (3) guru IPA perlu disadarkan
(2) bumi dan lingkungan, dan (3) teknologi. akan pentingnya komponen sains kemudian
Proses implementasi pembelajaran dapat mengajarkannya di kelas.
sains tentunya tidak terlepas dari hakikat Dalam melakukan integrasi perlu
sains. Menurut Kemendikbud (2011: 3) memperhatikan indikator-indikator literasi
bahwa dalam tataran pengajaran, sains harus sains. Menurut Miller (2004: 74) literasi
dapat membangun konsep dari gejala-gejala sains dibagi menjadi 3 bagian besar yaitu
alam. Selanjutnya pembelajaran sains harus pemahaman tentang kewarganegaraan,
mengikuti pola saintifik agar dapat mening- praksis, dan budaya yang kesemuanya saling
katkan cara berpikir ilmiah. Pembelajaran melengkapi sehingga menghasilkan suatu
sains harus mengembangkan sikap ilmiah. pemahaman yang holistik. Sementara
Kemudian pembelajaran sains harus melalui ketiga aspek literasi sains oleh
mengaitkan antara konsep secara teoritik Miller (2004), McConey (2014: 978)
dengan kehidupan sehari-hari. menjelaskan proses evaluasi dalam literasi
Berdasarkan hakikat sains tentunya dapat memuat penyelidikan berpikir tingkat
seorang guru IPA harus memperhatikan tinggi. Selain itu menurut Toharudin et al
potensi peserta didiknya dengan meningkat- (2011) pengukuran literasi oleh PISA juga
kan interaksi terhadap objek sains melalui memperhatikan tiga dimensi yaitu sains,
percobaan, praktikum, atau eksperimen proses sains, dan konteks aplikasi sains.
sains. Implementasi pembelajaran sains Jika menelaah satu per satu ketiga
yang mengandung muatan hakikat sains itu dimensi literasi sains menurut Toharudin et
sendiri menjadi suatu modal tersendiri bagi al (2011) dapat dikatakan bahwa penge-
masing-masing guru untuk membekali tahuan ilmiah menjadi bagian yang termuat
literasi sains peserta didik. Oleh karena itu dalam literasi sains. Konteks pembelajaran
guru harus mengkaji dan memetakan IPA peserta didik harus dapat memahami
kompetensi mata pelajaran IPA yang akan terlebih dahulu konsep tentang suatu gejala
diintegrasikan dengan literasi sains. Mengkaji alam kemudian memikirkan pertanyaan-
dan menetapkan kegiatan bertujuan agar pertanyaan yang dapat dimunculkan melalui
guru dapat memperoleh gambaran secara peristiwa alam. Proses menjawab pertanya-

53
Satya Widya, Vol. 32, No.1. Juni 2016: 49-56

an tentunya harus memandang jawaban menentukan indikator, materi pelajaran,


secara holistik melalui integrasi konsep model pembelajaran, dan jenis evaluasi
kimia, biologi, dan fisika dalam membantu yang digunakan. Integrasi literasi sains
peserta didik menemukan konsep ilmiah dalam mata pelajaran IPA adalah variabel
yang ideal. penting yang harus mulai dipersiapkan.
Sementara untuk aspek proses sains, Guru mata pelajaran IPA kiranya dapat
Schwab (2009: 9) menjelaskan ada 5 indi- berpikir tentang aktivitas yang dapat me-
kator yakni: (1) menggambarkan, menjelas- munculkan literasi sains untuk setiap pokok
kan dan memprediksi fenomena sains, (2) kompetensi yang akan dicapai. Hal ini
memahami investigasi ilmiah, (3) mengin- dikarenakan dalam muatan materi IPA
terpretasikan dan menyimpulkan berdasar- keseluruhannya harus dapat mengintegrasi-
kan bukti ilmiah. Oleh karena itu, perlu kan literasi sains. Untuk itu literasi menjadi
dilakukan pengkajian terhadap materi untuk sesuatu yang sangat penting dan bukan
mestimulus kemampuan peserta didik agar hanya sebagai efek samping dari suatu pem-
proses pemahaman terhadap kajian ilmiah belajaran sains di sekolah.
dapat terwujud. Proses saintifik berupa
mencari, menafsirkan, dan menganalisis PENYUSUNAN EVALUASI ASPEK
fakta/data adalah wujud aktivitas yang KOGNITIF BERBASIS LITERASI SAINS
berpotensi dalam melatih literasi sains Menurut PISA dalam Rustaman (2003)
peserta didik bahwa soal tes kognitif berbasis literasi sains
PENYUSUNAN AKTIVITAS berbeda dengan soal pada literatur-literatur
PEMBELAJARAN SAINS BERBASIS sains yang pada umumnya digunakan di
LITERASI SAINS tingkat sekolah menengah pertama. Ada
beberapa aspek yang harus diperhatikan guru
Prosedur yang sebaiknya dipersiap- dalam menyusun evaluasi aspek kognitif
kan oleh guru IPA dalam mengajarkan berbasis literasi sains yaitu: (1) soal bersifat
literasi sains dalam mata pelajaran IPA yaitu: luas artinya tidak mengandung konsep secara
(1) memasukkan unsur-unsur literasi sains langsung, (2) disajikan dalam bentuk data-
dalam mata pelajaran IPA, (2) menggali data serta beberapa informasi yang dapat
potensi literasi sains yang terdapat dalam dianalisis oleh peserta didik, (3) ada
IPA. Cara memasukkan unsur-unsur literasi keterkaitan konsep yang meminta peserta
sains dalam mata pelajaran IPA dimulai didik untuk dapat menghubungkan informasi
dengan: (a) guru merumuskan terlebih yang terdapat di dalam soal (4) soal meminta
dahulu indikator literasi sains dalam suatu peserta didik untuk menganalisis serta
kompetensi dasar (b) memasukkan literasi memberi pernyataan dalam bentuk alasan
sains dalam pokok bahasan, dalam proses pada saat menjawab pertanyaaan, (5) ada
ataupun produk sains, (c) mengemas literasi variasi dalam penyajian soal misalnya:
sains dalam silabus dan RPP. pilihan ganda, uraian, menjodohkan, isian
Literasi sains dalam perangkat singkat, (6) soal berbasis aplikasi yang berkaitan
pembelajaran harus dikaitkan dengan kom- dengan isu-isu sains, lingkungan, teknologi,
petensi dasar. Proses pengintegrasian antara dan masyarakat (Rustaman, 2003: 10-11).
literasi sains dan kompetensi dasar akan

54
Integrasi Literasi Sains Peserta Didik Dalam Pembelajaran Sains (Risya Pramana Situmorang)

Tabel 1 Contoh Integrasi Literasi Sains melalui Pembelajaran Sains


Pert. Pendahuluan Kegiatan inti Penutup
1 Guru mengajukan pertanyaan: Guru mendemonstrasikan kegiatan melarutkan Guru membimbing peserta
Kemarin terjadi hujan di kota gula dan membakar kertas. Kemudian peserta didik menyimpulkan materi
Salatiga, ayo mari sejenak didik membuat hipotesis dan menuliskan hasil tentang perubahan fisika dan
berpikir apakah air hujan pengamatan. Setiap penulisan hipotesis masing- kimia serta mengaitkan
bersifat asam, basa, atau masing peserta didik diharapkan berbeda-beda. dengan tema hujan asam
garam? Guru mengajak peserta didik melakukan suatu tentang penyebab berkaratnya
Atap rumah (seng) yang percobaan dengan perlakuan mie yang direbus. besi akibat hujan asam.
berkarat, apakah disebabkan Kemudian peserta didik mengidentifikasi ciri-
karena air hujan? ciri perubahan disikan dan kimia dari percobaan
Apa sajakah dampak dari air yang dilakukan.
hujan yang turun?

2 Guru kembali mengajukan Guru melakukan demonstrasi dengan menguji Masing-masing kelompok
pertanyaan: air jeruk menggunakan kertas lakmus. mempresentasikan hasil
Apakah air hujan bersifat Kemudian menunjukan perubahan warna yang penyelidikan yang dilakukan.
asam, basa, atau netral? dialami kertas lakmus. Guru menyebutkan ciri- Apabila terdapat perbedaan
ciri larutan yang bersifat asam, basa, dan netral hipotesis dan data, maka guru
menggunakan kertas lakmus. Selanjutnya guru memberi klarifikasi terhadap
mengajak peserta didik melakukan penyelidikan hasil diskusi peserta didik
untuk menguji sifat air hujan yang sampelnya yang telah dilakukan.
dibawakan oleh guru. Peserta didik membuat
hipotesis terlebih dahulu sebelum menguji air
hujan. Kemudian peserta didik menguji sifat
larutan air hujan menggunakan kertas lakmus.
3 Guru mengajukan pertanyaan: Guru memutar video tentang peristiwa Guru memberi konfirmasi
Apa penyebab terjadinya terjadinya hujan asam. Guru mengajak peserta terhadap hasil presentasi
hujan asam dan apa saja didik mengamati video yang berisi tentang masing-masing kelompok.
dampak terjadinya hujan dampak terjadinya hujan asam terhadap Setelah itu guru beserta
asam? lingkungan. Mengkoordinasi dan membimbing peserta didik bersama-sama
peserta didik melakukan penyelidikan. Guru untuk menyimpulkan kegiatan
membentuk kelompok kerja dan memberikan pembelajaran yang dilakukan
lembar kerja peserta didik ke masing-masing pada pertemuan tersebut.
kelompok. Mengarahkan peserta didik untuk
mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.

Pembuatan tes kognitif berbasis literasi SIMPULAN


sains dapat dirancang melalui tes ranah
Proses integrasi yang dilakukan melalui
pengetahuan yang berkaitan dengan sains, isu
analisis komponen literasi sains dalam
masyarakat, isu lingkungan dan dampak dari
perangkat pembelajaran IPA dapat dilakukan
teknologi. Oleh karena itu, karakteristik soal
dengan mengaitkan unsur kompetensi dasar.
literasi sains yang dirancang dapat mencakup
Proses pengintegrasian antara literasi sains
aspek konten, proses dan aplikasi literasi
melalui kompetensi dasar dapat dianalisis
sains. Berdasarkan ketiga aspek literasi sains
dari penentuan indikator, materi pelajaran,
ini, maka bentuk soal yang dapat dikembangkan
model pembelajaran, dan jenis evaluasi yang
adalah peserta didik dapat memahami konsep
digunakan. Guru mata pelajaran IPA
penting agar mampu memahami fenomena
sebaiknya dapat merancang aktivitas peserta
alam dan mengukur pemahaman konsep
didik dengan cara kegiatan demonstrasi dan
tersebut melalui konsep-konsep yang sudah percobaan yang dapat memunculkan literasi
disatukan (fisika, kimia dan biologi). sains pada tiap pokok kompetensi yang akan
Kemudian kemampuan dalam mencari, dicapai. Hal ini dikarenakan dalam muatan
menafsirkan dan memperoleh fakta harus materi IPA keseluruhannya sangat berpotensi
dikaji menjadi suatu indikator peserta didik. memunculkan aspek literasi sains. Selain itu,
pengukuran aspek literasi sains melalui

55
Satya Widya, Vol. 32, No.1. Juni 2016: 49-56

penilaian dapat dilakukan dengan mengem- A Retrospective, Cross-National


bangkan soal dengan karakteristik literasi Analysis Using PISA 2006. Science
sains mencakup konten, proses dan aplikasi. Education Journal. 98 (6): 963 980.
Miller, J. D. 2004. Public Understanding of,
DAFTAR PUSTAKA
and Attitudes toward, scientific research,
Adeylott, K. 2007. Using the ACRL Information What we knoe and what we need to
Literacy Competency Standards for know. Public Understanding of
Science and Engineering/ Technology Science, 13: 273 294.
to develop a modular critical thinking
Ogunkola, B. J. 2013. Scientific Literacy:
based information literacy tutorial.
Conceptual Overview, Importance and
Science & Technology Libraries.
Strategies for Improvement. Journal of
27(4): 19 -42.
Educational and Social Research.
Depdiknas. 2007. Kajian Kebijakan Kurikulum 3(1): 265-274.
Mata Pelajaran IPA. Jakarta: Puskur
Rustaman, N. 2003. Literasi Sains Anak
Balitbang Depdiknas.
Indonesia 2000 & 2003. Makalah pada
Harrell, P. E. 2010. Teaching an Integrated Penelitian Sains FMIPA Universitas
Science Curriculum: Linking Teacher Pendidikan Indonesia, Bandung.
Knowledge and Teaching Assignments.
Pastel, B., & Engeldinger, E. 1992. Library
Journal Issues in Teacher Education.
labs for Science literacy courses.
19(1): 145 150.
Journal of College Scince Teaching.
Hewitt et al. 2006. Conceptual Integrated 22(1): 52 -54.
Science. San Francisco: Pearson
Schwab, C. J. 2008. What Can We Learn from
Education.
PISA? Investigating PISAs Approach
Jenice G. M & Downey L. 2013. Your Science to Scientific Literacy (Disertasi doctor,
Classroom. USA : SAGE Publication, University of California, 2007) UMI:
Ltd. 3311682.
Kemendikbud. 2011. Panduan Pelaksanaan Tang, S, K. 2015. Reconceptualising Science
Pendidikan Karakter. Jakarta: Balitbang Education Practices from New Literacies
Puskur. Research. Science Education Inter-
_____. 2013. Permendikbud No. 65 Tahun national Journal. 26 (3): 307- 324.
2013 tentang Standar Isi Pendidikan Toharudin, U, et al. 2011. Membangun
Dasar dan Menengah. Jakarta. Literasi Sains Peserta Didik. Bandung:
Kementerian Pendidikan dan Humaniora.
Kebudayaan.
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu:
Martin, Michael. 1991. Science Education and Konsep, Strategi, dan Implementasinya
Moral Education. Dalam History, Philo- dalam KTSP. Jakarta: Bumi Aksara.
sophy, and Science Teaching, hal. 102-113;
Woolnough, Brian. 1991. Faith in Science?
ed. Michael Matthews. OISE Press,
Dalam History, Philosophy, and
Teacher College Press, Toronto & NY.
Science Teaching, ed. Michael
McConney, Andrew., et al. 2014. Inquiry, Matthews, hal. 218-224. OISE Press,
Engagement, and Literacy in Science: Teacher College Press, Toronto & NY.

56

Anda mungkin juga menyukai