Anda di halaman 1dari 9

Analisis

Jurnal Cedera Olahraga


Kesehatan Olahragadan Pertolongan
Volume 02 NomorPertama Pemain
03 Tahun Sepak
2014, Bola
179-188
(Studi Kasus Liga Springhill Putaran II Pengcab PSSI Surabaya 2014)

ANALISIS CEDERA OLAHRAGA DAN


PERTOLONGAN PERTAMA PEMAIN SEPAK BOLA
(Studi Kasus Liga Springhill Putaran II Pengcab PSSI Surabaya 2014)

Erwan Nur Arinda

S-1 Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Surabaya


erwannurarinda@yahoo.co.id

ABSTRAK

Sepak bola merupakan cabang olahraga yang membutuhkan keberanian diri dan sportivitas tinggi.
Karena dalam sepak bola sering terjadi kontak fisik antarpemain sehingga resiko terjadi cedera lebih
besar. Cedera tersebut akan berakibat fatal bagi dirinya maupun orang lain serta bagi tim secara umum.
Ketika pemain yang mengalami cedera tidak ditangani dengan benar, maka cedera yang dialami tidak
malah sembuh, tetapi cedera yang dialami akan bertambah parah. Tujuan dari penelitian ini mengetahui
bagaimana cedera olahraga serta pertolongan pertama pemain sepak bola pada liga springhill putaran II
Pengcab PSSI Surabaya. Jenis Penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Sampel yang
digunakan dalam penelitan ini berjumlah 44 pemain dari 4 tim yang masuk dalam semifinal dan final liga
springhill. Sedangkan instrumen pengumpulan data menggunakan instrumen berupa angket tertutup.
Hasil yang diperoleh dari 44 responden yaitu pemain pernah mengalami cedera olahraga dengan skala
59% tergolong sedang. Cedera yang paling dominan adalah cedera memar skala 56% tergolong sedang.
Penyebab cedera disebabkan karena kondisi tubuh yang kurang fit skala 58% tergolong sedang. Ahli
penanganan cedera ringan ditangani tim medis dengan skala 60% tergolong sedang. Cedera berat
ditangani tim medis skala 52% tergolong sedang. Pasca cedera pemain masih mengalami rasa sakit
dengan skala 65% tergolong kuat. Pemulihan cedera olahraga yaitu dengan terapi latihan 64% tergolong
kuat. Pencegahan cedera dilakukan melalui istirahat dan pemanasan yang cukup dengan skala masing-
masing 78% tergolong kuat. Penanganan pertama cedera olahraga yang paling dominan dengan
dilakukan stretching dengan skala 72% tergolong kuat dan mengunakan metode RICE dengan skala 66%
tergolong kuat.
Kata Kunci: Cedera Olahraga, Pertolongan Pertama, Sepak Bola

ABSTRACK

Football is a sport that requires courage and sportsmanship higher self. Because in football
frequent physical contact between players so that the risk of injury is greater. The injury will be fatal for
themselves and others as well as for the team in general. When a player is injured is not handled
properly, then the injuries are not even healed, but an injury to get worse. The purpose of this study to
know how sports injuries and first aid football players in the second round of the league springhill
Pengcab PSSI Surabaya. Type of research is descriptive qualitative. The sample used in this research
amounted to 44 players on 4 teams entered in the league semi-finals and finals springhill. While the data
collection instrument using enclosed questionnaire instrument. Results were obtained from 44
respondents that players have experienced sports injuries with 59% classified as moderate scale. The
most dominant injury was bruising injury scale 56% classified as moderate. The cause of the injury
caused by the condition of the body that are less fit 58% classified as moderate scale. Expert handling
minor injury medical team dealt with 60% classified as moderate scale. Severe injury medical team
treated 52% classified as moderate scale. Post-injured players are still experiencing pain by 65%
relatively strong scale. Sports injury recovery with exercise therapy is relatively strong 64%. Prevention
of injury is done through adequate rest and warm up with each scale classified 78% stronger. The first
handling the most dominant sports injuries with stretching is done with 72% classified as strong scale
and use the RICE method with 66% classified as strong scale.
Keywords: Sports Injuries, First Aid, Soccer
Analisis
Jurnal Cedera Olahraga
Kesehatan Olahragadan Pertolongan
Volume 02 NomorPertama Pemain
03 Tahun Sepak
2014, Bola
179-188
(Studi Kasus Liga Springhill Putaran II Pengcab PSSI Surabaya 2014)

PENDAHULUAN langsung sehingga pemain akan sangat dekat terjadi


Liga Springhill 2013/2014 lahir sebagai cedera. Berdasarkan data pada putaran I dulu
bentuk rasa tanggungjawab PSSI Surabaya dalam sebanyak 48 pertandingan, pemain banyak yang
melakukan pembinaan sepak bola, khususnya usia mengalami cedera. Cedera yang dialami pemain
muda di Surabaya. Awalnya tidak mudah menggelar dapat menyebabkan mundurnya prestasi seorang
kompetisi, mengingat PSSI Surabaya tidak meminta atlet, trauma, gangguan psikologis, dan pastinya
anggaran ke Dinas Pemuda dan Olahraga melalui berpengaruh terhadap performance itu sendiri.
KONI Surabaya tetapi melalui anggaran swadaya Tenaga kesehatanpun ditangani sendiri mahasiswa
sendiri. Belum lagi, PSSI Surabaya membentuk FIK Unesa sekaligus dalam rangka Praktek Kerja
empat tim amatir sebagai wadah pemain internal Lapangan (PKL).
untuk menunjukkan skill pemain yang sebelumnya Berdasarkan deskripsi diatas, peneliti
diasah melalui kompetisi. Kompetisi amatir yang tertarik ingin mengetahui cedera apa saja yang terjadi
diikuti PSSI Surabaya diantaranya, kompetisi Divisi I pada pemain sepak bola Liga Springhill Putaran II
dengan tim Surabaya Muda (SM), kompetisi Divisi II Pengcab PSSI Surabaya dan bagaimana pertolongan
dengan tim Bajul Ijo, kompetisi Divisi III dengan tim pertama ketika terjadi cedera.
Arek Suroboyo dan terakhir tim Surabaya Muda Jr
yang bermain di Piala Soeratin (Liga Remaja). KAJIAN PUSTAKA
Berangkat dari itulah, Ketua PSSI Surabaya Definisi Sepak Bola
mempunyai ide untuk menggulirkan kompetisi Sepak bola merupakan permainan beregu,
dengan nama Liga Springhill. Mengapa bernama masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain, salah
Liga Springhill? Itu semua tidak lepas dari peran Ketua satunya penjaga gawang. Permainan ini hampir
PSSI sebagai investor dalam hal ini yang bersangkutan seluruhnya dimainkan dengan menggunakan tungkai,
bekerja di sebuah perusahan multi nasional The kecuali penjaga gawang yang diperbolehkan dengan
Royale Springhill Residence (Hamzah, lengannya di daerah tendangan hukumannya. Dalam
2013) perkembangannnya permainan ini dapat dimainkan di
Visi Pengcab PSSI Surabaya, Menciptakan luar lapangan (out door) dan di dalam
Lapangan Kerja dari Lapangan Sepakbola. ruangan.(Sucipto, dkk. 2007:7)
Semuanya itu, untuk memotivasi insan bola di Sepak bola merupakan cabang olahraga
Surabaya. Melakukan pembinaan pesepakbola yang yang membutuhkan keberanian diri serta sportivitas
berkualitas tentunya akan mendorong munculnya tinggi. Karena dalam sepak bola sering terjadi kontak
pemain-pemain bermutu di level sepak bola nasional. fisik yang dapat berakibat fatal bagi dirinya maupun
Kompetisi yang baik tentunya akan mengundang orang lain serta bagi tim secara umum. Dalam
banyak orang datang dilapangan. Dampaknya tentu bermain sepakbola diperlukan teknik dan kondisi
ada kegiatan ekonomi kerakyatan sebagai penunjang yang baik agar permainan dapat berjalan sesuai
kompetisi, tetapi yang utama di situlah lapangan harapan.
pekerjaan akan tercipta dari lapangan sepakbola, Setiap cabang olahraga mempunyai tujuan
sebagaimana visi Pengcab PSSI Surabaya. Setiap tim dari permainannya. Tujuan utama permainan sepak
yang memenangkan pertandingan pada putaran II bola adalah pemain memasukan bola sebanyak-
berhak mendapat match winner sebesar 1 juta rupiah banyaknya ke dalam lawan serta berusaha menjaga
(Hamzah, 2013). gawang sendiri agar tidak kemasukan bola. Suatu
Kompetisi yang dilaksanakan sistem home regu dinyatakan menang jika regu tersebut dapat
and away juga diharapkan dapat menjadi energi memasukan bola terbanyak ke gawang lawan dan
positif perkembangan sepak bola di Surabaya. apabila sama, maka dinyatakan seri/ draw (Sucipto,
Namun ketika kompetisi sudah berlangsung, ada klub dkk. 2000:7).
yang tidak mempunyai lapangan sendiri seperti PS Cedera Olahraga
Fajar sehingga pertandinganpun tertunda. Ada juga Menurut Sudijandoko (2000:7). Yakni
lapangan Simo Rukun digunakan home base untuk 6 Cedera olahraga adalah rasa sakit yang ditimbulkan
klub yaitu Surabaya FC, Al-Rayyan, Pusura, Semut karena olahraga, sehingga dapat menimbulkan cacat,
Hitam, TEO dan Anak Bangsa. Lapangan tersebut luka dan rusak pada otot atau sendi serta bagian lain
kurang layak digunakan, belum lagi dengan kondisi dari tubuh.
cuaca yang tidak menentu, sehingga pemain rawan Kegiatan olahraga yang sekarang yang terus
akan terjadinya cedera. dipacu untuk dikembangkan dan ditingkatkan bukan
Ketika pemain mengalami cedera apabila hanya olahraga prestasi/kompetisi, tetapi juga
tidak ditangani dengan benar, maka cedera yang olahraga untuk kebugaran jasmani secara umum.
dialami akan bertambah parah. Begitu juga dengan Kebugaran jasmani tidak hanya punya keuntungan
sepak bola, merupakan olahraga bodi kontak secara pribadi, tetapi juga memberi keuntungan bagi
Analisis
Jurnal Cedera Olahraga
Kesehatan Olahragadan Pertolongan
Volume 02 NomorPertama Pemain
03 Tahun Sepak
2014, Bola
179-188
(Studi Kasus Liga Springhill Putaran II Pengcab PSSI Surabaya 2014)

masyarakat dan Negara. Oleh karena itu, kegiatan menuju ke dalam jaringan lunak di bawah kulit
olahraga pada waktu ini semakin mendapat perhatian dan menyebabkan perubahan warna kulit yang
yang luas. Bersamaan dengan meningkatnya aktivitas biasanya berwarna hitam atau kebiruan. Memar
keolahragaan tersebut, korban cedera olahraga juga dapat terjadi secara tiba-tiba dan dapat terjadi
semakin bertambah. Amat disayangkan jika justru hingga berbulan-bulan yang menyebabkan rasa
karena cedara olahraga tersebut, para pelaku olahraga sakit, bengkak dan nyeri di daerah bagian yang
sulit meningkatkan atau memperhatikan prestasi atau berwarna hitam atau kebiruan tadi. Pada masa
kebugarannya (Sudijandoko 2000:7) penyembuhan, warna hitam atau kebiruan tadi
Ada dua jenis cedera yang dialami oleh atlet. akan berubah menjadi hijau atau kuning. Penyebab
Yaitu trauma akut dan sindrom yang berlarut-larut, memar itu sendiri adalah akibat dari benturan dari
overuse syndromen. Trauma akut merupakan suatu benda tumpul sehingga dapat menyebabkan
cedera berat yang terjadi secara mendadak, seperti trauma yang berupa memar (Januardi, 2011:14).
cedera goresan, robek pada ligamen, atau patah 2. Kram otot
tulang karena terjatuh. Cedera akut biasanya Kram otot adalah tertariknya atau konstraksi otot
memerlukan pertolongan dengan segera. Cara yang yang sangat hebat tanpa disertai adanya relaksasi
lebih efektif dalam mengatasi cedera adalah dengan sehingga mengakibatkan rasa sakit yang sangat
memahami beberapa jenis cedera dan mengenali hebat. Penyebab pasti dari kram otot belum bisa
bagaimana tubuh kita memberikan respon terhadap diketahui, namun kemungkinannya yaitu
cedera tersebut. Sehingga dapat mengetahui apa yang dehidrasi, kadar garam dalam tubuh rendah,
harus dilakukan untuk mencegah terjadi cedera agar kadar karbonhidrat rendah, otot dalam keadaan
tidak menjadi parah, dan bagaimana mengobatinya kaku badan kurangnya pemanasan (Januardi: 14)
(Paul M. Taylor, 1997:5). 3. Patah tulang
Cedera olahraga apabila tidak ditangani Patah tulang adalah rusaknya jaringan tulang
dengan cepat dan benar dapat mengakibatkan akibat paksaan atau putusnya tulang baik
gangguan dan keterbatasan fisik, baik dalam sebagian atau seluruh tulang. Yang ditandai
melakukan aktivitas hidup sehari-hari maupun dengan nyeri bila digerakan, bentuknya berubah
melakukan aktivitas olahraga yang bersangkutan. dan ada pembengkakan ditempat yang patah.
Bahkan bagi atlet ini bisa berarti istirhat yang cukup Ditinjau dari hubungan dengan dunia luar, patah
lama atau bahkan harus meninggalkan sma sekali tulang dapat digolongkan:
hobi/ atau profesinya itu. Oleh sebab itu penanganan a. Patah tulang terbuka.
cedera harus dilakukan secara tim yang Dimana ada hubungan dengan luka terbuka,
multidisipliner (Sudijandoko, 2000:7) bagian tulang yang patah berhubungan
Menurut Sudijantoko (2000:12) bahwa secara umum dengan dunia luar. Disini penolong tidak
cedera olahraga diklasifikasikan menjadi 3 macam, boleh memasukan kembali tulang yang
yaitu: sudah berhubungan dengan dunia luar.
a. Cedera tingkat 1 (Cedera ringan) b. Patah tulang tertutup.
Pada cedera ini penderita tidak mengalami Dimana tulang yang patah tidak
keluhan yang serius, namun dapat mengganggu berhubungan dengan dunia luar (Rahardjo,
penampilan atlet. Misalnya: lecet, memar, sprain 1992:21)
yang ringan. 4. Dislokasi
b. Cedera tingkat 2 Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan
Pada cedera tingkat kerusakan jaringan lebih tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi terdapat
nyata berpengaruh pada performance atlit. komponen tulangnya saja yang bergeser atau
Keluhan bisa berupa nyeri, bengkak, gangguan terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat
fungsi (tanda-tanda inflamasi) misalnya: lebar yang seharusnya. Dislokasi yang sering terjadi
otot, strain otot, tendon-tendon, robeknya pada atlet adalah dislokasi sendi bahu dan sendi
ligamen (sprain grade II) pinggul atau paha. Karena meleset dari
c. Cedera tingkat 3 (cedera berat) tempatnya sehingga sendi itu menjadi macet dan
Pada cedera tingkat ini perlu penanganan yang nyeri. Sendi yang pernah mengalami dislokasi
intensif,istirahat total dan mungkin perlu biasanya ligamen-ligamennya menjadi kendor
tindakan bedah jika robekan lengkap atau hampir dan akibatnya sendi itu gampang dislokasi lagi.
lengkap ligamen (sprain grade III) dan atau Gejala yang ditimbulkan dari dislokasi adalah
fraktur tulang. terlihat jelas keluar dari tempatnya, gerakan
Macam-macam Cedera Olahraga menjadi terbatas, terjadi pembengkakan maupun
1. Memar adalah pecahnya pembuluh darah kecil memar dan rasa sakit yang sangat saat digerakan
akibat trauma yang menyebabkan pendarahan
Analisis
Jurnal Cedera Olahraga
Kesehatan Olahragadan Pertolongan
Volume 02 NomorPertama Pemain
03 Tahun Sepak
2014, Bola
179-188
(Studi Kasus Liga Springhill Putaran II Pengcab PSSI Surabaya 2014)

maupun saat memberikan beban di atas dislokasi lakukan penekan pada tempat perdarahan atau
(Januardi, 2011:17) tourniquet (pilihan terakhir, dipakai bila kaki/
5. Kejang tangan hancur).
Kejang adalah kakunya anggota gerak atau tubuh
untuk beberapa saat. Ada beberapa macam Penyebab Cedera Olahraga
kejang yaitu kejang karena panas, kejang karena Beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan

penyakit ayan (eilepsi), dan kejang otot sebagai penyebab cedera, yaitu:
(cramps). 1. Faktor intristik, yang meliputi:
(Rahardjo, 1992:22) a) Umur
6. Pingsan b) Faktor Pribadi
Hilangya kesadaran atau pingsan ini sering c) Pengalaman
terjadi di lapangan, misalnya pada olahraga d) Tingkat latihan
kontak fisik, upacara di bawah teriknya sinar e) Teknik
matahari, di dalam ruangan yang penuh orang. f) Warming up
Maka bila menemui orang yang pingsan g) Recovery periode
usahakan cepat ditolong agar tidak h) Kondisi tubuh yang fit
mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan i) Keseimbangan nutrisi
(Rahardjo, 1992:23) j) Hal-hal yang umum
7. Strain 2. Faktor ekstrensik
Strain adalah cedera yang melibatkan Yang dimaksud faktor ekstrensik disini yaitu
peregangan atau robeknya sebuah otot dan peralatan dan fasilitas yang tidak sesuai sehingga
tendon (struktur otot). Strain akut terjadi di ujung mengakibatkan cedera.
saat otot menjad sebuah tendon. Menurut Taylor 3. Faktor karakter dari olahraga tersebut
(1997:115) cedera akut ditimbulkan oleh karena Setiap cabang olahraga mempunyai tujuan
adanya penekanan melakukan gerakan tertentu dan cedera yang dialami juga bermacam-
membelok secara tiba-tiba. Strain biasa terjadi macam maka dari itu semuanya harus diketahui
pada saat berlari ataupun saat melompat dan sebelumnya (Januardi, 2011:8-9)
biasanya terjadi pada otot hamstring. Strain Sesuai dengan macam-macam cedera yang telah
kronis adalah cedera yang terjadi secara berkala dijelaskan di halaman depan maka dapat dirincikan
karena penggunaan secara berlebihan atau sebagai berikut:
Penyebab cedera memar
tekanan berulang-ulang dan menghasilkan
Memar adalah cedera yang disebabkan oleh benturan
tendonitis atau peradangan pada tendon. Gejala
(bodi kontak) atau pukulan langsung pada permukaan
yang terjadi pada strain otot yang akut bisa
kulit. Akibat dari benturan atau pukulan tersebut
berupa nyeri, kehilangan kekuatan dan
dapat menyebabkan jaringan dibawah kulit tersebut
keterbatasan lingkup gerak sendi (Januardi,
akan rusak dan pembuluh darah kecil tersebut akan
2011: 16)
robek atau pecah sehingga darah dan cairan seluler
8. Sprain
akan keluar atau merembes ke jaringan dan
Sprain adalah cedera yang disebabkan oleh
sekitarnya.
tertariknya atau robeknya ligamen (jaringan yang
Penyebab cedera kram
menghubungkan tulang dengan tulang) atau
Penyebab cedera ini adalah akibat kurangnya
kapsul persendian. Kerusakan parah pada sendi
pemanasan sebelum bertanding, kelelahan,
ini akan menyebabkan sendi tidak stabil. Gejala
kurangnya fleksibilitas otot, cuaca dingin, cuaca
yang ditimbulkan berupa rasa sakit, bengkak,
panas, overuse.
memar, ketidakstabilan dan kehilangan
Penyebab cedera patah tulang
kemampuan untuk bergerak. Namun tanda-tanda
Penyebab cedera ini adalah akibat benturan yang
dan gejala dapat bervariasi dalam intensitas,
keras antar pemain atau benda keras, salah
tergantung pada beratnya sprain tersebut
penempatan posisi tubuh.
(Januardi, 2011:15) Penyebab cedera dislokasi
9. Cedera pada testis dan scrotum Penyebab cedera ini adalah akibat benturan, jatuh,
Memar pada testis (buah sakar) dan scrotum sleeding tackle antar pemain
(sakar) terjadi terkena bola atau kontak fisik Penyebab pingsan
(Rahardjo.1992:55) Penyebab cedera ini adalah akibat kekurangan zat
10. Perdarahan asam dalam darah, kerusakan pada otak yang
Pengertian perdarahan disini adalah keluarnya disebabkan oleh benturan, perdarahan pada otak atau
darah dari pembuluh darah yang rusak. Prinsip
dari pertolongan pertama pada perdarahan:
Analisis
Jurnal Cedera Olahraga
Kesehatan Olahragadan Pertolongan
Volume 02 NomorPertama Pemain
03 Tahun Sepak
2014, Bola
179-188
(Studi Kasus Liga Springhill Putaran II Pengcab PSSI Surabaya 2014)

gegar otak, keracunan makanan atau minuman atau Penekanan membatasi pembengkakan. Untuk
gas, kehilangan banyak darah. penekanan, balutkan pembalut elastic dengan kuat
Penyebab cedera strain diatas es, disekitar daerah cedera. Jangan membalut
Penyebab cedera ini adalah akibat konstraksi yang terlalu kuat, karena dapat menghentikan aliran darah.
hebat, gerakan yang tidak terkoordinasi dan Tanda-tanda aliran darah berhenti ialah mati rasa,
mendadak. kejang dan sakit. Bila timbul rasa tersebut diatas,
Penyebab cedera sprain segera buka balutan.
Penyebab cedera ini adalah karena stress yang 4. Elevation (Peninggian)
berlebihan yang mendadak atau penggunaaan Letakkan tubuh yang cedera lebih tinggi dari
berlebihan yang berulang-ulang dari sendi. jantung, ini memanfaatkan gaya berat, untuk
Penyebab pendarahan membantu cairan yang berlebihan. Program
Penyebab cedera ini adalah karena pecahnya RICE ini dapat dikerjakan sampai selama dua
pembuluh darah sebagai akibat dari trauma pukulan puluh empat jam (dikerjakan 24 jam pertama
atau terjatuh. setelah cedera). Bila tidak ada penyembuhan
kirim ke dokter atau rumah sakit.
Mencegah dan Mengatasi Cedera Olahraga
Mencegah terjadinya cedera lebih baik daripada Menurut (Paul M. Taylor 1997:31) hindari atau Do
mengobati. Oleh karena itu, pencegahan merupakan not HARM yaitu:
faktor utama yang harus segera diberikan kepada 1. Heat atau hot, pemberian (balsam atau kompres
seorang pemain untuk meminimalisir cedera. air panas) justru akan meningkatkan pendarahan.
Latihan merupakan salah satu usaha pencegahan 2. Alcohol, akan meningkatkan pembengkakan.
yang dapat dilakukan untuk memperoleh tingkat 3. Running, atau exercise atau mencoba latihan
kebugaran yang baik guna mengurangi cedera pada terlalu dini akan memperburuk cedera.
pemain. Menurut Rahardjo (1992:16) beberapa 4. Massage, pemijatan tidak boleh diberikan pada
prosedur yang seharusnya dilakukan oleh seorang masa akut karena merusak jaringan.
pemain dalam melakukan latihan adalah:
1. Pemanasan, merupakan usaha persiapan otot-otot METODE PENELITIAN
untuk melakukan gerakan yang sesungguhnya Jenis Penelitian
yang membutuhkan waktu 15-20 menit Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif
2. Kekuatan, dapat dicapai dengan latihan isotonik, kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang
isometrik, dan isokinetik. Untuk menghasilkan dilakukan untuk menggambarkan gejala, fenomena
kekuatan yang diinginkan, maka dalam latihan atau peristiwa tertentu. Pengumpulan data dilakukan
tersebut harus memperhatikan intensitas latihan, untuk mendapatkan informasi terkait fenomena,
macam latihan, frekuensi latihan, dan lama kondisi atau variable tertentu dan tidak dimaksudkan
latihan untuk melakukan pengujian hipotesis (Maksum,
3. Pendinginan, gerakan pendinginan sama dengan 2012:68). Penelitian kualitatif adalah sebuah
waktu mulai latihan yaitu gerakan peregangan. penelitian yang dilakukan untuk memahami suatu
Salah satu prinsip utama dalam pengobatan cedera fenomena secara mendalam dengan peneliti sebagai
adalah dengan RICE. Karena jika terjadi penanganan instrumen utama (Maksum, 2012:83).
yang salah pada pertolongan pertama, akan Deskripsi Populasi dan Sampel
memperparah cedera yang dialami. Menurut 1. Populasi
(Rahardjo, 1992:35) perlu memahami apakah itu Menurut Ali Maksum (2012:53) populasi adalah
RICE. keseluruhan individu atau objek yang
1. Rest (Istirahat) dimaksudkan untuk diteliti yang nantinya akan
Istirahat adalah penting karena jika latihan tidak dikenai generalisasi. Generalisasi adalah suatu
dilanjutkan atau melakukan aktifitas lain, dapat cara pengambilan kesimpulan terhadap
memperluas cedera. Hentikanlah pergerakan kelompok individu atau objek yang lebih luas
pada bagian tubuh yang cedera pada saat berdasarkan data yang diperoleh dari
timbulnya rasa nyeri/ sakit untuk pertama sekelompok individu atau objek yang lebih
kalinya. sedikit. Populasi penelitian ini terdiri dari 16 tim
2. Ice (es) yang mengikuti Liga Springhill putaran II.
Pendinginan atau mengurangi pendarahan dari 2. Sampel
pembuluh darah pada tempat cedera. Karena Sampel adalah cara pengumpulan data yang
pendinginan menyebabkan pembuluh darah dilakukan dengan mencatat sebagian dari
ditempat cedera berkontraksi/ menyempit. populasi yang mewakili dari seluruh anggota
3. Compression (Penekanan) populasi yang ada (Maksum, 2012:53).
Analisis
Jurnal Cedera Olahraga
Kesehatan Olahragadan Pertolongan
Volume 02 NomorPertama Pemain
03 Tahun Sepak
2014, Bola
179-188
(Studi Kasus Liga Springhill Putaran II Pengcab PSSI Surabaya 2014)

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam Menurut Maksum (2012:131-132) pengertian
penelitian ini adalah purposive sampling adalah sebuah dokumentasi sering disalahmaknai dengan
teknik pengambilan sampel yang ciri atau penggunaan istilah dokumentasi dalam konteks
karakteristiknya sudah diketahui lebih dulu kepanitiaan, yang bersentuhan dengan foto dan
berdasarkan ciri atau sifat populasi (Maksum, potret-memotret. Dalam konteks penelitian, metode
2012:60). dokumentasi adalah upaya mengumpulkan data
Sampel yang digunakan dalam penelitian terdiri dari melalui catatan, arsip, traskip, buku, koran, majalah
4 tim yang masuk semifinal dan final liga springhill, dan sebagainya
setiap tim terdiri dari 11 pemain inti. Karena pemain Teknik Analisis Data
inti tersebut telah melaksanakan pertandingan lebih Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian
banyak dan resiko terjadi cedera lebih besar. Jadi total ini adalah analisis deskriptif kualitatif yaitu
sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah menggambarkan cedera olahraga dan pertolongan
44 pemain. pertama pada pemain Liga Springhill Putaran II
Tempat dan Waktu Penelitian Pengcab PSSI Surabaya 2014. Adapun penghitugan
1. Verifikasi proposal tempat kampus FIK Unesa, 7 angket dan persentase menggunakan skala likert.
Maret 2014 Skala likert adalah skala yang digunakan untuk
2. Ujian Proposal tempat kampus FIK Unesa, 27 mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
Maret 2014 atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial.
3. Survei PSSI Surabaya tempat Gelora 10 Hasil jawaban dikalikan skor sesuai dengan
November Tambak Sari, ketentuan likert sebagai berikut. Jawaban responen
tanggal 31 Maret 2014 berupa:
4. Ambil data angket pemain PS Fajar di lapangan Pernah (P) =4
Karangan, 14 Mei 2014 Sering kali (SK) =3
5. Ambil data angket pemain Mitra Surabaya di Kadang-kadang (KD) =2
lapangan Poral pada 15 Mei 2014 Tidak pernah (TP) =1
6. Ambil data angket pemain Suryanaga tempat (Riduwan, 2007:12).
Mess Suryanaga, tanggal 16 Mei 2014 Setelah memperoleh hasil jawaban dan mengetahui
7. Ambil angket pemain Putra Indomaret tempat jumlah skor hasil jawaban, kemudian dipresentasikan
lapangan Karangan tanggal 17 Mei 2014 menurut skala likert pada tiap jawaban.
Instrumen Pengumpulan Data Dengan rumus berikut:
Instrumen dalam penelitian ini adalah menggunakan
instrumen berupa angket tertutup. Angket adalah Jumlah skor

serangkaian pertanyaan yang digunakan untuk x 100%


mengungkap informasi, baik menyangkut fakta atau Jumlah skor ideal (skor tertinggi)
pendapat (Maksum, 2012:130). (Riduwan, 2007:21).
Teknik Pengumpulan Data Sesudah diperoleh persentase tentang tiap jawaban
Untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data, pada tiap item kemudian dibuat skala untuk
sebuah instrumen harus memenuhi kriteria validitas, menentukan batasan dari hasil persentase jawaban,
reliabilitas, dan objektivitas. adapun skalanya sebagai berikut:
Menurut Ali Maksum (2012:112) validitas merujuk Angka 0% - 20% = Sangat Lemah
pada sejauh mana suatu alat ukur mengukur apa yang Angka 21% - 40% = Lemah
ingin diukur atau dengan kata lain, apakah alat ukur Angka 41% - 60% = Sedang
sesuai untuk mengukur apa yang hendak diukur. Angka 61% - 80% = Kuat
Reliabilitas merujuk pada sejauhmana suatu hasil Angka 81% - 100% = Sangat Kuat.
pengukuran relatif konsisten (ajeg) apabila
pengukuran diulangi dua kali atau lebih (Maksum, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
2012:117) Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini teknik pengambilan data yang Data angket ditujukan kepada tim yang masuk empat
digunakan adalah dengan cara observasi dan besar Liga Springhill yaitu para pemain PS Fajar,
dokumentasi. Mitra Surabaya, Putra Indomaret, Suryanaga total ada
1. Observasi adalah pengamatan dan pencatatan 44 pemain dari masing-masing tim terdiri dari 11
yang sistematis terhadap gejala-gejala yang pemain inti.
tampak pada objek penelitian (Maksum, Adapun data yang diperoleh dijabarkan dalam tabel
2012:127) sebagai berikut:
2. Dokumentasi
Analisis
Jurnal Cedera Olahraga
Kesehatan Olahragadan Pertolongan
Volume 02 NomorPertama Pemain
03 Tahun Sepak
2014, Bola
179-188
(Studi Kasus Liga Springhill Putaran II Pengcab PSSI Surabaya 2014)

Tabel Data Persentase Pengisian Angket sakit


No Aspek- Indikator Persen e. Masih ada rasa
Aspek sakit
1. Cedera a. Mengalami 59 % KD 6. Pemuliha a. Terapi latihan 64% KD
olahraga cedera olahraga n cedera b. Menggunakan 44% TP
2. Macam- a. Memar 56% KD olahraga layanan
macam b. Kram otot 52% TP fisioterapis
cedera c. Patah tulang 35% TP 7. Pencegah a. Melalui 68% KD
yang d. Dislokasi 46% TP an cedera pemanasan 64% KD
dialami e. Kejang 33% TP olahraga b. Mengatur
f. Pingsan 33% TP keseimbangan 59% KD
g. Testis 37% TP gizi
h. Perdarahan 36% TP c. Memakai
i. Strain I 38% TP peralatan dan 78% KD
j. Strain II 35% TP fasilitas yang
k. Strain III 33% TP memadai 78% KD
l. Sprain I 37% TP d. Pemanasan yang
m. Sprain II 33% TP cukup
n. Sprain III 33% TP e. Istirahat yang
cukup
3. Penyebab a. Kurang 56% KD
cedera pemanasan 58% KD 8. Penangan a. Menggunakan 66% KD
olahraga b. Kondisi tubuh an metode RICE
kurang fit 47% TP pertama b. Menggunakan 53% TP
c. Kurang cedera obat 72% KD
penguasaan 43% TP olahraga c. Dilakukan
teknik streching
d. Overuse
4. Ahli a. Cedera ringan 57% KD Keterangan:
penangan ditangani pelatih - SK = Sering kali
an cedera b. Cedera ringan 60% KD - KD = Kadang-kadang
ditangani tim - TP = Tidak pernah
medis 46% TP
c. Cedera ringan Pembahasan
ditangani dokter 54% KD Dari data hasil angket yang telah terkumpul, maka
d. Cedera ringan selanjutnya akan dibahas berdasarkan aspek-aspek
ditangani 46% TP dari angket tersebut, diantaranya:
masseur 1. Cedera olahraga
e. Cedera berat 52% KD Analisis dari aspek cedera olahraga diperoleh
ditangani pelatih hasil bahwa rata-rata pemain yang mengalami
f. Cedera berat 44% TP cedera sebanyak 59% yaitu skala tergolong
ditangani tim sedang pada jawaban kadang-kadang.
medis 52% TP Jadi pemain yang mengikuti Liga Springhill
g. Cedera berat Putaran II pernah mengalami cedera olahraga
ditangani dokter yang diakibatkan beberapa hal, antara lain: kondisi
h. Cedera berat tubuh yang kurang fit, kurangnya pemanasan,
ditangani kurangnya penguasaan teknik yang
masseur mengakibatkan terjadinya cedera, benturan
antarpemain.
5. Pasca a. Mengalami 43% TP
2. Macam-macam cedera yang dialami
cedera trauma 48% TP
Dari aspek macam-macam cedera olahraga yang
olahraga b. Tidak dapat
paling sering dialami pemain adalah cedera
melanjutkan
memar. Dilihat dari persentase 56% yang
pertandingan 59% KD
c. Dapat mengalami cedera memar, kemudian cedera
melanjutkan kram otot menempati posisi kedua dengan 52%.
53% TP
pertandingan Cedera memar disebabkan akibat benturan
65% KD
d. Tidak ada rasa antarpemain. Sedangkan kram otot biasanya
Analisis
Jurnal Cedera Olahraga
Kesehatan Olahragadan Pertolongan
Volume 02 NomorPertama Pemain
03 Tahun Sepak
2014, Bola
179-188
(Studi Kasus Liga Springhill Putaran II Pengcab PSSI Surabaya 2014)

terjadi pada menit-menit akhir, karena pada cedera dengan fisioterapis dibandingkan
kondisi tersebut keadaan tubuh seorang pemain dengan pemulihan cedera dengan terapi
mengalami kelelahan, dan juga mengalami latihan yang tidak begitu membutuhkan
dehidrasi. Kram otot juga disebabkan karena dana lebih.
kurangnya pemanasan dari pemain. Biasanya 7. Pencegahan cedera olahraga
kram terjadi pada otot hamstring dan otot Berdasarkan data aspek pencegahan cedera,
gastrocnemius. istirahat dan pemanasan yang cukup merupakan
3. Penyebab cedera olahraga skala tertinggi dengan persentase 78%. Selain
Dari aspek penyebab cedera, keadaan dengan istirahat dan pemanasan yang cukup
kondisi tubuh yang kurang fit dengan pencegahan dapat juga dilakukan dengan cara
persentase yang tertinggi yaitu persentase pemanasan dan pendinginan yang cukup, berlatih
58%. Dimana ketika kondisi tubuh tidak secara sistematis dan terprogram, memakai alat
kurang fit, maka penampilan dari seorang pelindung pengaman,berlatih dan bertanding
pemain tidak bisa maksimal. Hal tersebut dengan kondisi tubuh yang bugar.
sangat riskan pula akan terjadinya cedera. 8. Penanganan pertama cedera olahraga
Kemudian faktor kedua, kurangnya Berdasarkan aspek penanganan pertama cedera,
pemanasan yang menyebabkan terjadinya stretching merupakan persentase tertinggi
cedera yaitu persentase menunjukan 56 %. dengan 72%. Biasanya stretching dilakukan
Pemanasan yang baik membutuhkan waktu dengan melakukan gerakan fleksi, contohnya
15-20 menit untuk melakukan gerakan yang terjadi pada daerah ankle. Kemudian metode
sesungguhnya. Pemanasan harus diikuti RICE dengan persentase 66% juga tergolong
langsung dengan pertandingan, jangan kuat. Rest (Istirahat), penting karena jika pemain
sampai menunggu terlalu lama. tetap melanjutkan permainan atau melakukan
4. Ahli penanganan cedera aktifitas lain, dapat memperluas cedera.
Dari aspek ahli penanganan cedera ringan, Hentikanlah pergerakan pada bagian tubuh yang
tim medis dengan skala 60%. Analisis dari cedera pada saat timbulnya rasa nyeri/ sakit
aspek penanganan cedera berat, tim medis untuk pertama kalinya. Ice (es), merupakan
lebih dominan dengan skala persentase 52%. pendinginan atau mengurangi pendarahan dari
Ahli penanganan cedera harus benar-benar pembuluh darah pada tempat cedera. Karena
mengerti cara menangani cedera. Karena pendinginan menyebabkan pembuluh darah
cedera yang tidak tertangani dengan benar ditempat cedera berkontraksi/ menyempit.
maka akan memperparah dari cedera Biasanya tim medis menggunakan etil chlorite
tersebut. sebagai pengganti es untuk mengurangi nyeri
5. Pasca cedera olahraga supaya pemain dapat melanjutkan pertandingan
Analisis dari aspek pasca cedera, masih ada kembali. Compression, yaitu penekanan
rasa sakit dengan skala persentase 65%. membatasi pembengkakan. Untuk penekanan,
Kemudian pemain dapat melanjutkan balutkan pembalut elastic dengan kuat diatas es,
pertandingan dengan skala persentase 59% disekitar daerah cedera. Jangan membalut terlalu
lebih tinggi daripada pemain yang tidak kuat, karena dapat menghentikan aliran darah.
dapat melanjutkan pertandingan. Apabila Tanda-tanda aliran darah berhenti ialah mati
pemain yang sedang mengalami cedera rasa, kejang dan sakit. Bila timbul rasa tersebut
dipaksa bermain, pemain tersebut tidak diatas, segera buka balutan. Elevation yaitu
malah sembuh, akan tetapi akan bertambah meletakkan tubuh yang cedera lebih tinggi dari
parah cedera yang dialami. jantung, ini memanfaatkan gaya berat, untuk
6. Pemulihan cedera olahraga membantu cairan yang berlebihan.
Dari aspek pemulihan cedera menunjukan
hasil yang sama dengan skala persentase SIMPULAN DAN SARAN
64% tergolong kuat pada jawaban kadang- Simpulan
kadang yaitu cara terapi latihan. Tetapi Berdasarkan hasil dari data penelitian bahwa dapat
menggunakan layanan fisioterapis juga disimpulkan pemain yang mengikuti Liga Springhill
dengan skala 44% tergolong sedang dengan Putaran II pernah mengalami cedera olahraga dengan
jawaban tidak pernah. Layanan fisioterapis persentase 59%. Cedera yang dominan yaitu cedera
tidak begitu dijangkau pemain, karena memar dan kram otot. Pertolongan pertama ketika
pemahaman tentang fisioterapis, pemain terjadi cedera yaitu dengan cara metode RICE dan
sangat kurang. Juga disebabkan karena dilakukan streching. Penyebab terjadi cedera
ongkos yang terlalu mahal untuk pemulihan
Analisis
Jurnal Cedera Olahraga
Kesehatan Olahragadan Pertolongan
Volume 02 NomorPertama Pemain
03 Tahun Sepak
2014, Bola
179-188
(Studi Kasus Liga Springhill Putaran II Pengcab PSSI Surabaya 2014)

dikarenakan kondisi pemain yang kurang fit dan


kurangnya pemanasan yang dilakukan pemain. (http://artikata.com/arti-318865-analisis.html,
Saran. diakses 28 Maret 2014)
Bagi para pemain, apabila kondisi tubuh kurang fit
ataupun masih dalam keadaan cedera, sebaiknya (http://sportjatim.com/index.php/green-force/bal-
tidak mengikuti pertandingan dulu, karena keadaan balan-suroboyo/3703-match-fee-winner-
tubuh yang kurang fit akan rentan sekali terjadi perdana-buat-suryanaga html, diakses 10
cedera, begitu juga dengan pemain dalam keadaan Maret 2014)
cedera maka ketika dipaksakan mengikuti
pertandingan, cedera tersebut akan bertambah parah. (http://pssi-surabaya.or.id/index.php/profil-
Sebaiknya diistirahatkan terlebih dahulu. Untuk tokoh/186-h-gede-widiade-sh-mbl, diakses 10
mencegah akan terjadi cedera, para pemain Maret 2014)
dianjurkan melakukan pemanasan secara
berpasangan dengan rentan waktu 15-20 menit dan (http:/www.pssi-surabaya.or.id/-situs-resmi-pssi-
setiap akan menjelang pertandingan, semua pemain surabaya.html, diakses 10 Maret 2014)
harus tidur di Mess dalam pengawasan pelatih.
Begitu juga pasca pertandingan sebaiknya melakukan
stretching secara berpasangan dan harus dalam
pengawasan pelatih juga.

DAFTAR PUSTAKA

Efendi, Lukman. 2012. Survei Penanganan Pertama


Cedera Olahraga pada Pemain Sepak Bola
(Studi Pada Tim Persenga Nganjuk).
Surabaya: FIK Unesa

Januardi, R. 2011. Pencegahan dan Perawatan


Cedera Olahraga. Makalah tidak diterbitkan.
Surabaya: IKOR FIK Unesa.

Maksum, A. 2012. Metodologi Penelitian dalam


Olahraga. Surabaya: Unesa University Press.

Rahardjo, B. 1992. Pencegahan Cedera dan


Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Riduwan. 2007. Skala Pengukuran Variabel-variabel


Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sucipto, dkk. 2000. Sepak Bola. Surabaya:


Departemen Pendidikan Nasional.

Sudijantoko, A. 2000. Perawatan dan Pencegahan


Cedera. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.

Taylor, M. Paul, dkk. 1997. Mencegah & Mengatasi


Cedera Olahraga Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.

Tim Penyusun. 2006. Panduan Penulisan dan


Penilaian Skripsi. Surabaya: Unesa
University Press.

Anda mungkin juga menyukai