Anda di halaman 1dari 14

5

Eropa di banding di Jepang, selanjutnya kematian akibat karsinoma


lambung sekitar 7 kali lebih tinggi di Jepang daripada di Amerika
Serikat.Secara umum,frekuensi kanker meningkat seiring pertumbuhan usia.
Sedangkan besar mortalitas akibat kanker terjadi pada usia antara 55-75 tahun.
Peningkatan insiden seiring usia munmgkin dapat dijelaskan dengan trjadinya
akumulasi mutasi somatik yang disebabkan oleh berkembangnya neoplasma
ganas, menurunya kompetensi imunitas yang menyertai penuaan juga mungkin
berperan. Kanker menyebabkan lebih dari 10% kematian pada anak-anak
berusia 15 tahun atau kurang. Kanker mematikan yang utama pada anak yaitu
leukimia, tumor, dan sarkoma tulang.
C. Klasifikasi Neoplasma
1. Neoplasma Benigna (Jinak/tumor)
Neoplasma benigna terdiri dari sel-sel yang serupa dengan struktur
pada sel asalnya. Sel-sel neoplasma benigna ini lebih konhesif dari pada
neoplasma maligna. Pertumbuhan terjadi dari bagian tengah massa benigna,
biasanya mengakibatkan batas tegas. Tumor benigna menimbulkan efek-
efeknya berupa obstruksi, tekanan, dan sekresi. Tumor benigna di dalam
ruang tertutup seperti tengkorak dapat menimbulkan gangguan serius yang
dapat dapat menimbulkan kematian. Obtruksi usus dapat diakibatkan dari
pertumbuhan tumor benigna dalam lokasi tersebut (Tambayong Jan, 2000).
Neoplasma benigna biasanya disebut dengan non neoplastik
merupakan pertumbuhan sel yang abnormal yang tidak dapat berubah
menjadi sel yang baru atau biasanya disebut tumor. Non neoplastik bersifat
terkendali dan akan mereda bila stimulus yang membangkitkan dihentikan
(Robbins, 1995). Yang termasuk jenis neoplasma benigna atau tumor
(Tambayong Jan, 2000), yaitu:
a. Adenoma: neoplasma epitel jinak berawal dari kelenjar atau tumor jinak
yang dimulai dalam sel-sel mirip kelenjar dari jaringan epitel, yakni
lapisan tipis dari jaringan yang meliputi kulit, organ-organ, kelenjar, dan
struktur lainnya dalam tubuh seperti kelenjar air liur.
6

b. Papiloma: suatu jenis tumor yang menyerang jaringan epitel dan


memiliki sifat jinak. Tumor jenis ini paling umum ditemui dalam rongga
mulut.
c. Lifangioma: Suatu tumor jinak pembuluh getah bening atau limfa.
d. Kristadenoma: Jenis tumor jinak yang berkembang dari jaringan
ovarium.

Gambar 2.1
Penampang sel menderita adenoma

Gambar 2.2
Penderita adenoma

Gambar 2.3
Papiloma
7

Gambar 2.4
Lifangioma

Gambar 2.5
Kristadenoma

2. Neoplasma Maligna (ganas/kanker)


Neoplasma maligna mempunyai struktur selular atipikal, dengan
pembelahan dan kromosom nuclear abnormal. Sel maligna kehilangan
diferensiasinya atau menyerupai sel asalnya. Sel tumor tidak kohedif dan
akibatknya pola pertumbuhan tidak teratur, tidak ada kapsul yang terbentuk,
dan perbedaan separasi dari jaringan sekitar sulit terlihat.
Sel maligna menginvasi sel-sel didekatnya dari pada mendorongnya.
tumor ini mempunyai laju pertumbuhan dan mengembangkan pembuluh
darah lebih banyak dari pada jaringan normal atau neoplasma benigna.
Tanda dari neoplasma maligna adalah kemampuannya untuk bermetastasis
atau menyebar ke sisi yang jauh. Sel ini terjadi karena timbul atau
berkembangbiaknya sel secara tidak terkendali sehingga sel-sel ini tumbuh
terus merusak bentuk dan fungsi organ tempat tumbuhnya (Tambayong Jan,
8

2000). Yang termasuk jenis neoplasma maligna atau kanker (Tambayong


Jan, 2000), yaitu:
a. Sarkoma : sering didapati pada jaringan ikat dan sel-sel pada otot,
tulang, dan pembuluh darah. Seperti sarcoma kaposi merupakan kanker
yang berasal dari pembuluh darah, biasanya pada kulit
b. fibrosarkoma : jenis kanker tulang yang jarang ditemukan
c. Glioblastoma : penyakit kanker otak yang paling agresif dari semua
jenis kanker otak
d. Meningioma : neoplasma ganas yang menyerang meningen

Gambar 2.6 Gambar 2.7


Sarkoma Fibrosarkoma

Gambar 2.8 Gambar 2.9


Glioblastoma Meningioma
9

Tabel 2.1
Perbedaan Neoplasma Benigna dan Maligna
Perbedaan Neoplasma Benigna dan Maligna
Benigna Maligna
a. Serupa sel asal a. Tidak sama dengan sel asal
b. Tepian licin (bersimpai) b. Tepian tidak rata
c. Menekan c. Menyusup
d. Tumbuh perlahan d. Tumbuh Cepat
e. Sedikit Vaskuler e. Vaskuler/sangat Vaskuler
f. Jarang Timbul Ulang f. Sering residif setelah
g. Jarang nekrosis dan ulserasi dibuang
h. Jarang efek sistemik kecuali g. Umumnya nekrosis dan
i. Neoplasma endokrin ulserasi
h. Umumnya efek sistemik

D. Sifat Tumor Jinak dan Tumor Ganas


1. Diferensiasi dan Anaplasia
Istilah diferensiasi dipergunakan untuk sel parenkim tumor.
Diferensiasi yaitu derajat kemiripan sel tumor (parenkim tumor). Jaringan
asalnya yang terlihat pada gambaran morfologik dan fungsi sel tumor.
Proliferasi neoplastik menyebabkan penyimpangan bentuk. Susunan dan sel
tumor. Hal ini menyebabkan set tumor tidak mirip sel dewasa normal
jaringan asalnya. Tumor yang berdiferensiasi baik terdiri atas sel-sel yang
menyerupai sel dewasa normal jaringan asalnya, sedangkan tumor
berdiferensi buruk atau tidak berdiferensiasi menunjukan gambaran sel
primitive dan tidak memiliki sifat sel dewasa normal jaringan asalnya.
Semua tumor jinak umumnya berdiferensiasi baik. Sebagai contoh tumor
jinak otot polos yaitu leiomioma uteri. Sel tumornya menyerupai sel otot
polos. Demikian pula lipoma yaitu tumor jinak berasal dari jaringan lemak
sel tumornya terdiri atas sel lemak matur,menyerupai sel jaringan lemak
normal.
10

Tumor ganas berkisar dari yang berdiferensiasi baik sampai kepada


yang tidak berdiferensiasi. Tumor ganas yang terdiri dari sel-sel yang tidak
berdiferensiasi disebut anaplastik. Anaplastik berasal tanpa bentuk atau
kemunduran yaitu kemunduran dari tingkat diferensiasi tinggi ke tingkat
diferensiasi rendah.
Anaplasia ditentukan oleh sejumlah perubahan gambaran
morfologik dan perubahan sifat, pada anaplasia terkandung 2 jenis kelainan
organisasi yaitu kelainan organisasi sitologik dan kelainan organisasi posisi.
Anaplasia sitologik menunjukkan pleomorfi yaitu beraneka ragam bentuk
dan ukuran inti sel tumor. Sel tumor berukuran besar dan kecil dengan
bentuk yang bermacam-macam mengandung banyak DNA sehingga
tampak lebih gelap (hiperkromatik). Anaplasia posisional menunjukkan
adanya gangguan hubungan antara sel tumor yang satu dengan yang lain
terlihat dari perubahan struktur dan hubungan antara sel tumor yang
abnormal.
2. Derajat Pertumbuhan
Tumor jinak biasanya tumbuh lambat sedangkan tumor ganas cepat,
tetapi derajat kecepatan tumbuh tumor jinak tidak tetap kadang kadang
tumor jinak tumbuh lebih cepat daripada tumor ganas.karena tergantung
pada hormon yang mempengaruhi dan adanya penyediaan darah yang
memadai.
Pada dasarnya derajat pertumbuhan tumor berkaitan dengan tingkat
diferensiasi sehingga kebanyakan tumor ganas tumbuh lebih cepat daripada
tumor jinak. Derajat pertumbuhan tumor ganas tergantung pada 3 hal, yaitu:
a. Derajat pembelahan sel tumor
b. Derajat kehancuran sel tumor
c. Sifat elemen non-neoplastik pada tumor
Pada pemeriksaan mikroskopis jumlah mitosis dan gambaran
aktivitas metabolisme inti yaitu inti yang besar kromatin kasar dan anak inti
besar berkaitan dengan kecepatan tumbuh tumor.
11

Tumor ganas yang tumbuh cepat sering memperlihatkan pusat-pusat


daerah nekrosis / iskemik. Ini disebabkan oleh kegagalan penyajian daerah
dari host kepada selsel tumor ekspansif yang memerlukan oksigen.
3. Invasi Lokal
Hampir semua tumor jinak tumbuh sebagai massa sel yang kohesif
dan ekspansif pada tempat asalnya dan tidak mempunyai kemampuan
mengilfiltrasi invasi atau penyebaran ketempat yang jauh seperti pada tumor
ganas.
Oleh karena tumbuh dan menekan perlahanlahan maka biasanya
dibatasi jaringan ikat yang tertekan disebut kapsul atau simpai,yang
memisahkan jaringan tumor dari jaringan sehat sekitarnya. Simpai sebagian
besar timbul dari stroma jaringan sehat diluar tumor, karena sel parenkim
atropi akibat tekanan ekspansi tumor. Oleh karena ada simpai maka tumor
jinak terbatas tegas, mudah digerakkan pada operasi. Tetapi tidak semua
tumor jinak berkapsul,ada tumor jinak yang tidak berkapsul misalnya
hemangioma.
Tumor ganas tumbuh progresif, invasive dan merusak jaringan
sekitarnya. Pada umumnya terbatas tidak tegas dari jaringan sekitarnya.
Namun demikian ekspansi lambat dari tumor ganas dan terdorong ke daerah
jaringan sehat sekitarnya. Pada pemeriksaan histologik masa yang tidak
berkapsul menunjukkan cabangcabang invasi seperti kaki kepiting
mencengkeram jaringan sehat sekitarnya.
Kebanyakan tumor ganas invasive dan dapat menembus dinding dan
alat tubuh berlumen seperti usus, dinding pembuluh darah, limfe atau ruang
perineural. Pertumbuhan invasive demikian menyebabkan reseksi
pengeluaran tumor sangat sulit.
Pada karsinoma in situ misalnya di serviks uteri, sel tumor
menunjukkan tanda ganas tetapi tidak menembus membrane basal. Dengan
berjalannya waktu sel tumor tersebut akan menembus membrane basal.
4. Metastasis / Penyebaran
Metastasis adalah penanaman tumor yang tidak berhubungan
dengan tumor primer. Tumor ganas menimbulkan metastasis sedangkan
12

tumor jinak tidak. Infasi sel kanker memungkinkan sel kanker menembus
pembuluh darah, pembuluh limfe dan rongga tubuh, kemudian terjadi
penyebaran. Dengan beberapa perkecualian semua tumor ganas dapat
bermetastasis. Kekecualian tersebut adalah Glioma (tumor ganas sel glia)
dan karsinoma sel basal, keduanya sangat infasif, tetapi jarang
bermetastasis.
Umumnya tumor yang lebih anaplastik, lebih cepat timbul dan
padanya kemungkinan terjadinya metastasis lebih besar. Namun banyak
kekecualian. Tumor kecil berdiferensiasi baik, tumbuh lambat, kadand-
kadang metastasisnya luas. Sebaliknya tumor tumbuh cepat tetap
terlokalisir untuk waktu bertahun- tahun.
E. Etiologi
Segala sesuatu yang menyebabkan terjadinya kanker disebut
karsinogen. Dan dari berbagai penelitian dapat diketahui penyebab terjadinya
kanker (Tambayong Jan, 2000), yaitu:
1. Bahan kimia
Kebanyakan karsinogen kimia ialah pro-karsinogen, yaitu
karsinogen yang memerlukan perubahan metabolisme agar menjadi
karsinogen aktif, sehingga dapat menimbulkan perubahan pada DNA, RNA,
atau Protein sel tubuh. Diantara bahan tersebut ada yang bersifat alami, dan
ada yang bersifat sintetik atau semi sintetik. Yang merupakan bahan antara
(industrial intermediates) dalam Industri. Umumnya bahan karsinogen ini
mencemari udara, terutama di kota-kota besar dan di kawasan industri
sehingga penduduk kota beresiko tinggi untuk menderita kanker.
Demikian juga pekerja pada industri yang menghasilkan bahan
antara karsinogenik. Di kota, mobil merupakan sumber karsinogen
terpenting selain industri. Lingkungan di sana lebih tercemar oleh buangan
air dan sisa produksi industri yang sering mengandung berbagai macam
karsinogen.Kemungkinan adanya bahan karsinogen akibat pekerjaan di
lingkungan kedokteran juga penting diingat, misalnya akibat penggunaan
kemoterapi dalam onkologi.
13

Virlilklorida yang merupakan bahan antara industru palstik, dapat


menginduksi angiosarkoma hepatis, etrutama pada karyawan di indutri
plastik, sedangkan bahan antara pada industri bahan celup, yaitu 2-
naftilamin adalah suatu karsinogen yang menimbulkan karsinoma kandung
kemih.
2. Faktor obat-obatan
The International Agency For Cancer telah mengidentifikasi sejumlah obat
yang menmpunyai efek karsinogenik (potensial) pada manusia, antara lain:
a. Zat-zat sitotoksin
b. Obat-obat imunosupresi
c. Ekstrogen
d. Kontrasepsi oral
e. Steroid androgen anabolic
f. Metoksalen
g. Analgesik yang mengandung fenasetin
Kontrasepsi oral mempunyai efek karsinogenik untuk kanker payudara.
3. Radiasi (ion dan non-ionisasi)
Radrasi UV berkaitan dengan terjadinya kanker kulit terutama pada
orang kulit putih. Karena pada sinar / radiasi UV menimbulkan dimmer
yang merusak rangka fosfodiester DNA. Sinar ionisasi ternyata bersifat
karsinogen. Pada akhir abad yang lalu sudah diketahui bahwa bahwa banyak
pkerja industri radium menderita sarkoma tulang dan karsinoma paru.
Pajanan sinar radioaktif dari bom atom di Jepang juga ternyata
mengakibtakan karsinoma dan leukimia. Demikian juga penduduk Ukraina
sekitar Tsejnorbyl setelah ledakan di pusat nuklir tenaga listrik. Para dokter
yang dahulu melakukan pemeriksaan sinar tembus tanpa perlindungan
tangan ternyata banyak menderita karsinoma kulit tangan. Sinar penyinaran
Rotgen merupakan penyinaran dengan sinar radioaktif. Dalam hal
sinar ini harus diingat kemungkinan karsinogenesis iatrogen, yaitu yang
disebabkan oleh tindakan kedokteran, umpamanya eksposisi pada sianr
tembus yang merupakan sinar ionisasi atau ultraviolet yang digunakan
revalidasi.
14

Radiasi, dimanapun sumbernya (UV, sinar x, fisi nuklir,


radionuklida) merupakan karsinogen. Pelopor & pengembang sinar rontgen
menderita kanker kulit. Korban selamat bom Hiroshima Nagasaki
mengungkapkan peningkatan nyata insiden leukemia. Efek onkogenik UV
alami sinar matahari dapat menyebabkan kanker kulit (resiko berkulit terang
yg tinggal di tempat panas)
4. Diet
Kebiasan diet rendah serat dapat menimbulkan karsinoma pada
kolon dan mengkonsumsi makanan yang diawetkan dapat mencetuskan
karsinoma lambung. Kebiasaan makan, merupakan salah satu sebab
meningkatnya risiko terserang kanker. Asupan kalori yang berlebihan
terutama yang berasal dari lemak binatang dan kebiasaan makan makanan
yang kurang serat meninggikan resiko terhadap berbagai keganasan, sperti
karsinoma payudara dan karsinoma kolon.
5. Kebiasaan
Kebiasan minum alkohol dapa mendetus karsinoma esophagus.
Alkohol mempenngaruhi selaput lendir mulut, faring dan esofagus,
sehingga lebih mudah mengalami keganasan. Selain itu, alkohol
meningkatkan kejadian kanker hati. Pengaruh karsinogenik rokok
diperbesar oleh alkohol. Kebiasaan merokok mencetus terjadinya
karsinoma paru. Asap rokok merupakan bahan yang mengandung berbagai
macam karsinogen. Akibat buruk asap rokok tidak tertandingi oleh asap dan
bahan kimia lain yang mencemari udara. Dampak negatif lain dari kebiasaan
merokok adalah mempercepat perkembangan arterosis juga pada masih
muda.
6. Kehidupan Sex
Karsinoma serviks lebih sering terjadi pada wanita yang sudah
melakukan hubungan seksual sejak muda, apa lagi berganti-ganti pasangan.
Karsinoma payudara lebih sering pada wanita yang tidak mempunyai anak,
yang lebih muda pada saat mendapat menstruasi pertama, atau menopause
lambat.
15

F. Manifestasi Klinis
Pada tahap awal perkembangan, neoplasma benigna dan maligna adalah
asimtomatik. Massa sel secara sederhana tidak cukup besar untuk
mempengaruhi fungsi tubuh mana pun. Sesuai dengan peningkatan ukuran
tumor, terjadi perubahan lokal pada fungsi. Saat neoplasma maligna bertumbuh
dan bermetastasis, neoplasma ini mempengaruhi fungsi tempat yang jauh dan
menggangu keseimbangan biokimia dan nutrisi tubuh. Tanda gejala pada
neoplasma terbagi menjadi dua (Tambayong Jan, 2000), yaitu:
1. Manifestasi Lokal
Masa jaringan tumor yang tumbuh menimbulkan tekanan pada alat alat
penting di sekitarnya. Misalnya pembuluh darah, saraf, saluran visceral,
duktus organ disekita dan alat padat yang menimbulkan berbagai
komplikasi.
2. Manifestasi Sistemik
Neoplasma mempunyai efek sistemik. gejala sistemik mungkin indikasi
pertama bahwa seseorang menderita neoplasma atau dapat menyertai
penyakit metastasis yang lebih lanjut. gejala yang muncul seperti mual dan
anoreksia, berat badan menurun, letih, lesu, anemia dan infeksi
G. Stadium Neoplasma
Neoplasma dapat pula digolongkan berdasarkan stadium
perkembangannya. Stadium itu adalah usaha menjelaskan seberapa jauh
penyakit ini telah berkembang pada saat itu. Manfaat pentahapan itu adalah
menunjukkan pengobatan, menilai survival rate menentukan cara
pengobatan, dan memudahkan pertukaran informasi antar pusat pengobatan.
Klasifikasi dari stadium neoplasma T,N,M (Baradero,2008), yaitu:
1. T (tumor atau lesi primer dan luasnya)
a. Tx: tumor primer tak dapat ditentukan
b. T0: tumor primer tak dapat ditentukan
c. T1 : < 2 cm
d. T2: 2-5 cm
e. T3: > 5 cm
f. T4: berapapun ukurannya dengan ekstensi ke dinding dada atau kulit
16

2. N (limfonodus regional dan keadaannya)


a. Nx : kelenjar tidak dapat ditentukan
b. No: tidak ada metastase KGB
c. N1: 1-3 KGB axila atau KGM mamaria interna
d. N2 : 4-9
e. N3 > 10
3. M (metastasis jauh)
a. Mx : adanya metastase tidak dapat ditentukan
b. M0: metastase tidak ditemukan
c. M1: ada metastase
Tujuan klasifikasi TNM adalah untuk mengevaluasi dengan tepat
terhadap luasnya tumor. Klasifikasi TNM sejak tahun 1987 telah digunakan
untuk penyakit malignansi (kecuali leukimia), dengan pertimbangan rasional:
1. Indikasi rencana perawatan/terapi
2. Indikasi prognosis
3. Evaluasi fasilitas dan pertukan hasil pengobatan
H. Pemeriksaan Penunjang
Adapun pemeriksaan yang dilakukan pada penderita neoplasma
(Baradero, 2008), yaitu:
1. Uji laboratorium
Uji laboratorium untuk mendeteksi kanker seperti
a. Hematologi
b. Profil skrining (pemeriksaan darah lengkap)
c. Profil kimia serum (natrium, kalium, klorida, nitrogen urea darah)
d. Urinalisis
2. Uji sitologi
Pemeriksaan dengan memeriksa sel-sel yang lepas dari tumor. Sel-sel ini
dapat diperoleh dari sekresi dan serviks, sputum, pencucian lambung, cairan
pleura, dan saluran kemih, biopsy, dan pap smear
3. Pap smear
Adalah untuk mendiagnosis kanker pada individu yang tidak menunjukkan
gejala-gejala kanker.
17

4. Biopy
Jika ada sel-sel yang di curigai untuk memastikan adanya kanker. Ada
beberapa cara mengambil jaringan untuk biopsy, yaitu:
a. Biopsi insisi sebagian serta tumor diangkat dan diperiksa
b. Biopsi eksisi, seluruh tumor yang masih kecil diangkat dan diperiksa.
5. Uji radiologi
a. Foto thoraks, suatu keharusan bagi pasien perokok
b. Studi radioisotope, zat-zat radioaktif yang dapat dimasukkan kedalam
tubuh untuk mendeteksi primer atau metastasis kanker.
c. USG, mendeteksi untuk mencatat pantulan suara ketika dipantulkan
pada persimpangan jaringan.
d. Endoskopy, pengambilan sedikit jaringan atau sekresi untuk
pemeriksaan biopsy
I. Pengobatan Neoplasma
Ada empat cara pengobatan kanker (Baradero, 2008), yaitu:
1. Pembedahan
Pembedahan merupakan prosedur standar untuk mengangkat
sebagian jaringan yang sehat di sekitar organ yang maligna dan mereseksi
nodus limfe regional. Diantara pengobatan kanker, pembedahan adalah
yang paling lama dipakai, paling luas, dan paling sering digunakan.
pembedahan juga digunakan untuk mendiagnosis kanker dan menentukan
stadium kanker, mengobati kanker, memberi pengobatan paliatif
(meringankan), menangani kedaruratan onkologis dan mengendalikan rasa
nyeri.
2. Kemoterapi
Kemoterapi lebih efektif jika tumor masih kecil dan tumbuh cepat, serta
ketika sebagian besar dari sel-sel tumor sedang berkembang biak atau
sedang membagi diri (replika).
3. Radioterapi
Radioterapi telah digunakan sebagai pengobatan kanker sejak
ditemukan sinar X pada tahun 1895. Manfaat radioterapi yaitu:
a. Tidak banyak menimbulkan efek toksisitas sistemik seperti kemoterapi
18

b. Tidak dipengaruhi oleh masalah anatomis seperti pada pembedahan


c. Dapat memusnahkan tumor tanpa merusak struktur, fungsi dan
kosmetik dari jaringan yang normal
4. Bioterapi
Pengobatan yang digunakan sendirian atau bersamaan dengan
pembedahan atau kemoterapi atau terapi radiasi.
J. Penatalaksaan Kolaborasi
Akhir dari penatalaksanaan pada neoplasma yaitu penatalaksanaan
terhadap nyeri, tujuannya untuk mengurangi rasa nyeri sehingga pasien mampu
melakukan kegiatan sehari-hari senormal mungkin. Strategi yang dilakukan
meliputi:
1. Relaksasi
2. Aktivitas pengalih
3. Meditasi
4. Hipnosis atau imajinasi
5. Pemberian analgetik
K. Pencegahan Dini
1. Promosi kesehatan/ Penyuluhan kesehatan
Para tenaga kesehatan professional mempunyai peranan penting dalam
pencegahan kanker. Mereka mempunyai pengetahuan yang cukup tentang
penyakit kanker dan melakukan sosialisasi dengan masyarakat, baik
didalam maupun diluar rumah sakit. Kewajiban para petugas kesehatan
adalah menerangkan kanker dan factor-faktor resiko yang telah diketahui.
2. Deteksi dini
Deteksi dini terhadap kanker dapat mengurangi mortalitas. Perawat harus
dapat menerangkan tanda-tanda dini kanker. Kepada para perempuan paling
sering terkena kanker payudara dan kanker serviks (Baradero, 2008).

Anda mungkin juga menyukai

  • Makala Hhbhbbbhbbjubuyb
    Makala Hhbhbbbhbbjubuyb
    Dokumen18 halaman
    Makala Hhbhbbbhbbjubuyb
    Rany Kurnia Ardianto
    Belum ada peringkat
  • B Yugygygyfgygfyuyu G Gyg Uygyug Yugy Ugyug Igu H
    B Yugygygyfgygfyuyu G Gyg Uygyug Yugy Ugyug Igu H
    Dokumen17 halaman
    B Yugygygyfgygfyuyu G Gyg Uygyug Yugy Ugyug Igu H
    Rany Kurnia Ardianto
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen1 halaman
    Bab Ii
    Rany Kurnia Ardianto
    Belum ada peringkat
  • Dokumentht Rytryrtyrtyrywyrwrywry Tte Yr y TRRRRTR
    Dokumentht Rytryrtyrtyrywyrwrywry Tte Yr y TRRRRTR
    Dokumen6 halaman
    Dokumentht Rytryrtyrtyrywyrwrywry Tte Yr y TRRRRTR
    Rany Kurnia Ardianto
    Belum ada peringkat
  • Diagnosis
    Diagnosis
    Dokumen7 halaman
    Diagnosis
    Rany Kurnia Ardianto
    Belum ada peringkat
  • Denver
    Denver
    Dokumen12 halaman
    Denver
    Rany Kurnia Ardianto
    Belum ada peringkat
  • Intervensi
    Intervensi
    Dokumen6 halaman
    Intervensi
    Rany Kurnia Ardianto
    Belum ada peringkat
  • Mnmonlkonmomlkmo
    Mnmonlkonmomlkmo
    Dokumen2 halaman
    Mnmonlkonmomlkmo
    Rany Kurnia Ardianto
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    Rany Kurnia Ardianto
    Belum ada peringkat
  • Latar Belakang
    Latar Belakang
    Dokumen6 halaman
    Latar Belakang
    Rany Kurnia Ardianto
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen1 halaman
    Bab Iii
    Rany Kurnia Ardianto
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    Rany Kurnia Ardianto
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen17 halaman
    Bab I
    Rany Kurnia Ardianto
    Belum ada peringkat
  • Sars
    Sars
    Dokumen12 halaman
    Sars
    Rany Kurnia Ardianto
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen2 halaman
    Bab Iii
    Rany Kurnia Ardianto
    Belum ada peringkat
  • Latar Belakang
    Latar Belakang
    Dokumen6 halaman
    Latar Belakang
    Rany Kurnia Ardianto
    Belum ada peringkat
  • Tnrthnrnnyjnnnnnnnrhhu
    Tnrthnrnnyjnnnnnnnrhhu
    Dokumen1 halaman
    Tnrthnrnnyjnnnnnnnrhhu
    Rany Kurnia Ardianto
    Belum ada peringkat
  • Mnmonlkonmomlkmo
    Mnmonlkonmomlkmo
    Dokumen2 halaman
    Mnmonlkonmomlkmo
    Rany Kurnia Ardianto
    Belum ada peringkat
  • Prolog
    Prolog
    Dokumen18 halaman
    Prolog
    Rany Kurnia Ardianto
    Belum ada peringkat
  • Inter Vens I
    Inter Vens I
    Dokumen6 halaman
    Inter Vens I
    Rany Kurnia Ardianto
    Belum ada peringkat
  • Mnmonlkonmomlkmo
    Mnmonlkonmomlkmo
    Dokumen2 halaman
    Mnmonlkonmomlkmo
    Rany Kurnia Ardianto
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen1 halaman
    Bab Iii
    Rany Kurnia Ardianto
    Belum ada peringkat
  • Herlina
    Herlina
    Dokumen3 halaman
    Herlina
    Rany Kurnia Ardianto
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen1 halaman
    Bab 1
    Rany Kurnia Ardianto
    Belum ada peringkat
  • Bab I, II, III
    Bab I, II, III
    Dokumen15 halaman
    Bab I, II, III
    Rany Kurnia Ardianto
    Belum ada peringkat
  • Diagnosis
    Diagnosis
    Dokumen7 halaman
    Diagnosis
    Rany Kurnia Ardianto
    Belum ada peringkat
  • Inter Vens I
    Inter Vens I
    Dokumen4 halaman
    Inter Vens I
    Rany Kurnia Ardianto
    Belum ada peringkat
  • Pneumotoraksdf Hgiorhgoirhgoirejgiorjgijgeorgjoirjgreogjotkgoiktrjgoikrth Re
    Pneumotoraksdf Hgiorhgoirhgoirejgiorjgijgeorgjoirjgreogjotkgoiktrjgoikrth Re
    Dokumen3 halaman
    Pneumotoraksdf Hgiorhgoirhgoirejgiorjgijgeorgjoirjgreogjotkgoiktrjgoikrth Re
    Rany Kurnia Ardianto
    Belum ada peringkat
  • Clear Intervensi
    Clear Intervensi
    Dokumen5 halaman
    Clear Intervensi
    Rany Kurnia Ardianto
    Belum ada peringkat