Anda di halaman 1dari 9

A.

Pengertian Kanker Kolon

Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal/

neoplsma yang muncul dari jaringan epithelial dari colon (Booker, 2001

dalam Rudi,2012)

Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh

pada kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya (tambayong, 2000 dalam

Rudi,2012)

B. Presipitasi dan Predisposisi

C. Patofisilogis

Kanker kolon dan rektum terutama (95%) adenokarsinoma (muncul dari

lapisan epitel usus). Dimulai sebagai polip jinak tetapi dapat menjadi

ganas dan menyusup serta merusak jaringan normal serta meluas

kedalamstruktur sekitarnya, sel kanker dapatterlepas dari tumor primer dan

menyebar kebagian tubuh yang lain (paling sering ke hati)

Pertumbuhan kanker menghasilkan efek sekunder,meliputi penyumbatan

lumen usus dengan obstruksi dan ulserasi pada dinding usus serta

pendarahan. Penetrasi kanker dapat menyebabkan perforasi dan abses,

serta timbulnya metatase pada jaringan lain (paling sering ke hati).

Pertumbuhan kanker menghasilkan efek sekunder meliputi penyembuhan

lume usus dengan obstruksi dan ulserasi pada dinding usus serta

pendarhan. Penetrasi kanker dapat menyebabkan perforasi dan abses, serta

timbulnya metatase pada jaringan lain. Prognosis relative baik bila lesi

terbatas pada mukosa dan submokosa pada saat reseksi dilakukan, dan
jauh lebih ujelek bila telah terjadi metatase ke kelenjar limfe. Dengan

menggunakan metode Dukes, kanker kolorektal digolongkan bedasarkan

metatasenya:

Stadium A : Tumor dibatasi pada mukosa dan submukosa saja

Stadium B : kanker yang sudah menembus usus ke jaringan diluar

rectal tanpa

keterlibatan nodus limfe

Stadium C : invasi ke dalam system limfe yang mengalir regional

Stadium D : Metatase regional tanpa lanjut dan penyebaran yang luas

dan tidak dapat dioperasi lagi

(Rudi,2012)

Karsinoma colon sebagaian besar menghasilkan adenomatus polip.

Bisanya tumor ini tumbuh tidak terdeteksi sampai gejala- gejala muncul

secara berlahan dan tampak membahayakan. Penyakit ini menyebar dalam

beberapa metode. Tumor mungkin menyebar dalam tempat tertentu pada

lapisan dalam di perut, mencapai serosa dan mesenterik fat. Kemudian

tumor mulai melekat pada organ yang ada disekitarny, kemudian

meluaskedalam lumen pada usus besar atau menyebar ke limpa atau sistem

sirkulasi. Sistem sirkulasi ini langsung masuk dari tumor utama melewati

pembuluh darah padausus besar melalui limpa, setelah sel tumor masuk

pada sistem sirkulasii biasanya sel bergerak menuju liver. Tempat yang

kedua adalah tempat yang jauh kemudian metatase ke paru- paru. Tempat

metatase lain yang termasuk kelenjar adrenalin, ginjal, kulit, tulang, otak
Penamabahan untuk infeksi secra langsung dan menyebar melalui limpa

dan sistem sirkulasi, tumor colon juga dapat penyebar pada bagian

peritonial sebelumpembedahan tumor belum dilakukan. Penyebaran terjadi

ketika tumor dihilangkan dan sel kanker dari tumor pecah menunju ke

rongga peritonial.

(Padila, 2012)
D. Manifestasi Klinis

1. Diare

2. Feses dapat mengecil berbentuk seperti pita

3. Darah pada feses

4. Konstipasi

5. Tenemus

6. Anemia

7. Pendarahan rektal

E. Pemeriksaan Diagnostik

1. Pemeriksaan Laboraturium

nilai hemoglobin dan hematokrit biasanya turun dengan indikasi

anemia. Hasil tes gualac positif untuk accult blood pada feses.

Memperkuat pada pendarahan pada GI tract. Pasien harus

menghindari daging, makanan yang mengandung peroksidase

(Tanaman lobak dangula bit) aspirin dan vitamin C untuk 48 jam

sebelum diberikan feses spesimen. Perawat dapat menilai apakah klien

padamenggunakan obat non sterod anti peradangan ( ibuprofen)

kortikosteroid salicylates. Kemudian perawat dapat konsul ke tim

medis tetang gambaran pengobatan lain.

2. Pemeriksaan Radiografi

Pemeriksaan dengan enem barium mungkin dapat memperjelas

keadaan tumor dan mengidentifikasi letaknya. Tes ini mungkin

mengambarkan adanya kebutuan pada isi perut, dimana terjadi


pengurangan ukuran tumor pada lumen. Luk yang kecilkemungkinan

tidak mengindentifikasi dengan tes ini. Enema barium secara umum

dilakukan setelah sigmoidoscopy dan colonoscopy

Computer Tomografi (CT) membantu memperjelas adanya massa dan

luas dari penyakit. Chest X- ray dan liver scan mungkin dapat

menemukan tempat yang jauh yang sudah metastasis

3. Pemeriksaan Diagnosa Lain

Tim medis biasanya melakukan sigmoidoscopy dan colonscopy untuk

mengidentifikasi tumor. Biopsi massa dapat juga dilakukan dalam

prosedur tersebut

F. Penatalaksanaan Medis

1. Pembedahan

Reseksi kolon dengan bebas penyakit tetap menjadi tujuan

pembedahan. Tumor pembuluh darah terkait direseksi dengan

menghambat struktur vasikuler dan getah bening untuk mencegah

penyusupn sel maligna. Biopsy hati dankelenjar limfa regional

dilakukan pada waktu pembedahan untuk mengevaluasi luasnya

penyakit. Ukuran tumor, lokasi dan metastasis tambahan menentukan

tipe dan luasnya pembedahan. Tiga pembedahan mayor dilakukan

untuk kanker kolorektal termasuk reseksi tumor dengan reanastomosis

(kolektomi), kolostomi permanen/ temporer, dan abdomen perineal.


2. Terapi Radiasi

Terapi radiasi digunakan pada pasien dengan penetrasi tumor

mokroskopik luas, keterlibatan kelenjargetah bening dan ekstensi

tumor langsung kedalam visera atau perinium. Berbagai kombinasi

pendekatan telah diupayakan termasuk radiasi prabedah, radiasipasca

bedah dan kombinasi keduanya dikenal sebagai sandwich technique

3. Terapi kemoterapi

Kemoterapi lanjutan dipertimbangkan sebagai tambahan pada

intervensi bedah awal. Baru- baru ini penelitian telah menunjukan

perbaikan gambaran inidengan menggunakan kombinasi obat- obatan.

Berbagai bentuk kombinasi terapi obat meliputi: 5 flurosil, floksuradin,

mitoisin C, vinkristin, sisplatin, metotreksat, levamisol, dan

leucovorin. Kemoterapi dapat digunakan untuk mengurangi metatase

dan mengembalikan manifestasi metatase.

G. Diagnosa Keperawatan

1. Konstipasi atau diare berhubungan dengan lesi obstruksi, iritasi

mukosa gastro intestinal dari kemoterapi atau radiasi , malabsorpsi

lemmak, tumor yang mensekresi hormone

2. Nyeri akun berhubungan dengan biologis

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik

4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

mual dan muntah


5. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah dan

dehidrasi

6. Ansietas berhubungan dengan rencana pembedahan dan diagnosis

kanker

7. Resiko tinggi terjadinya infesi pasca operasi berhubungan dengan

adanya luka operasi

8. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan adanya kolostomi

9. Kurang pengetahuan mengenai diagnose, prosedur pembedahan dan

perawatan diri

10. Kerusakkan integritas jaringa berhubungan dengan insisi bedah

H. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan NOC NIC

1 Konstipasi atau diare

berhubungan dengan lesi

obstruksi, iritasi mukosa

gastro intestinal dari

kemoterapi atau radiasi ,

malabsorpsi lemmak,

tumor yang mensekresi

hormone

2 Nyeri akun berhubungan

dengan biologis

3 Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan

kelemahan fisik

4 Perubahan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan mual

dan muntah

5 Resiko kekurangan

volume cairan

berhubungan dengan

muntah dan dehidrasi

6 Ansietas berhubungan

dengan rencana

pembedahan dan diagnosis

kanker

7 Resiko tinggi terjadinya

infesi pasca operasi

berhubungan dengan

adanya luka operasi

8 Gangguan citra tubuh

berhubungan dengan

adanya kolostomi

9 Kurang pengetahuan

mengenai diagnose,
prosedur pembedahan dan

perawatan diri

10 Kerusakkan integritas

jaringa berhubungan

dengan insisi bedah

Anda mungkin juga menyukai