Disusun Oleh : DEBORA CITA ARIANI SUMBAYAK 15/17829/THP-STIPP B
SARJANA TEKNOLOGI INDUSTRI PERKEBUNAN DAN
PANGAN JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN STIPER YOGYAKARTA 2017 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penanganan ikan antara lain dapat dilakukan dengan metode pembekuan dan pemberian es kepada ikan. Hal ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan agar ikan dapat diperjualbelikan secara meluas untuk kebutuhan pangan hewani masyarakat. Ikan merupakan komoditi yang cepat mengalami pembusukan (perishable food). Pembusukan disebabkan oleh enzim, baik dari ikan itu sendiri maupun mikroba dan proses ketengikan (rancidity). Kadar air ikan segar yang tinggi mempercepat proses perkembangbiakan mikroorganisme pembusuk yang terdapat di dalamnya. Selain itu lemak ikan banyak mengandung asam lemak tidak jenuh yang sifatnya sangat mudah teroksidasi sehingga menimbulkan bau tengik. Pembekuan dimaksudkan untuk mengawetkan sifat sifat alamiah ikan. Pembekuan menggunakan suhu yang lebih rendah, yaitu jauh dibawah titik beku ikan. Tujuan pembekuan ikan adalah menerapkan metode unggul guna mempertahankan sifat sifat mutu pada ikan dengan teknik penarikan panas secara efefktif dari ikan agar suhu ikan turun sampai pada suatu tingkat suhu rendah yang stabil, dalam arti ikan itu hanya mengalami proses perubahan yang minimum selama proses penbekuan, penyimpanan beku dan distribusi, sehingga dapat dinikmati oleh konsumen akan nilai dan faktor mutunya dalam keadaan segar atau keadaan seperti yang dimiliki produk itu sebelum dibekukan. B. Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah untuk Mempelajari salah satu kegunaan pembekuan dalam usaha pengawetan bahan makanan. Dapat memahami dan melakukan pengawetan bahan makanan dengan cara pembekuan. C. Manfaat Praktikan dapat mengetahui kegunaan pembekuan bahan makanan. Praktikan dapat melakukan pengawetan bahan makanan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan Pembekuan merupakan salah satu metode pengawetan pangan, dimana produk pangan diturunkan suhunya sehingga berada dibawah suhu bekunya. S elama pembekuan terjadi pelepasan energy (panas sensible dan panas laten). P embekuan menurunkan aktivitas air dan mengehntikan aktivitas mikroba (bahkan bebeapadirusak, reaksi enzimatis, kimia dan biokimia. Dengan demikian produk beku dapat memiliki daya awet yang lama (Kusnandar, 2010). Pembekuan atau freezing ialah penyimpanan di bawah titik beku, jadi bahan disimpan dalam keadaan beku. Pembekuan yang baik dapat dilakukan pada suhu kira-kira 170C atau lebih rendah lagi. Pada suhu ini pertumbuhan bakteri sama sekali berhenti. Pembekuan yang baik biasanya dilakukan pada suhu antara 120C sampai 240C. Dengan pembekuan, bahan akan tahan sampai beberapa bulan, bahkan kadang-kadang beberapa tahun. Pembekuan berarti mengubah kandungan cairan tersebut menjadi es. Ikan mulai membeku pada suhu antara -0,60C sampai -20C, atau rata-rata pada -10C. Free water membeku terlebih dahulu kemudian disusul oleh bound water (Khasanah, Uswatun. 2016). B. Ikan Segar Ikan merupakan komoditas yang mudah dan cepat membusuk, sehingga ikan memerlukan penanganan yang cepat dan cermat dalam upaya mempertahankan mutunya sejak ikan diangkat dari air. Pendinginan merupakan perlakuan yang paling umum dalam mempertahankan mutu hasil perikanan terutama dalam tahap penanganan. Dalam penanganan ikan segar diupayakan suhu selalu rendah mendekati 0oC dan dijaga pula jangan sampai suhu naik akibat terkena sinar matahari atau kekurangan es. Penanganan ikan harus dilakukan secepat mungkin untuk menghindari kemunduran mutu ikan sehingga diperlukan bahan dan media pendinginan yang sangat cepat dalam menurunkan suhu ikan pada pusat thermal ikan. Suhu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kesegaran ikan. Tingkat kesegaran ikan akan semakin cepat menurun atau ikan akan mudah menjadi busuk pada suhu tinggi dan sebaliknya pembusukan dapat dihambat pada suhu rendah (Khasanah, Uswatun. 2016). Langkah yang paling tepat untuk mencegah keracunan histamin adalah dengan cara memilih dan mengonsumsi ikan yang masih segar. Sepanjang ikan yang kita konsumsi masih dalam keadaan segar dan bermutu baik, dijamin keracunan histamin tidak akan terjadi. Karena itu, para penggemar masakan ikan jangan khawatir untuk meneruskan kebiasaan makan ikan. Secara sederhana, pengamatan terhadap ciri-ciri ikan segar dapat dilakukan dengan menggunakan indera penglihatan, penciuman, dan perabaan (Sugito, J. 2001. ). BAB III METODE PRAKTIKUM A. Tempat dan Tanggal Praktikum Pelaksanaan praktikum dilakukan di Laboratorium Fakultas Teknologi Pertanian. Pada hari Jumat, 03 Januari 2017 pukul 13.00 WIB. B. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam praktikum ini ialah almari es, timbangan analitik, pisau, talenan dan baskom. Sedangkan bahan yang digunakan ikan tongkol dan plastik yang diperoleh dari laboratorium Fakultas Teknologi Pertanian. C. Cara Kerja I. Prosedur Teoritis 1. Mempersiapkan ikan tongkol segar. 2. Membersihkan bagian dalam ikan tongkol dan memfillet ikan menjadi 2 bagian. 3. Mencuci bersih ikan kemudian membungkus ikan dengan plastik. 4. Menimbang dan meletakkan ikan ke dalam almari es pada suhu dingin dan suhu beku. 5. Mengamatinya setelah 3 hari. II. Diagram Alir
Siapkan alat dan bahan (ikan tongkol).
Bagian dalam ikan tongkol dibersihkan.
Difillet ikan tongkol menjadi 2 bagian.
Dicuci bersih dan dibungkus dengan plastik.
Ditimbang beratikan tongkol.
Diletakkan ke dalam almari es pada suhu dingin dan suhu beku.
Diamati setelah 3 hari
Gambar 1. Diagram alir Pembekuan ikan
BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan Hasil pengamatanpembekuan ikan dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 1. Hasil pengamatan pembekuan ikan pada suhu dingin Parameter Hari Bahan Perlakuan Kesegara Tekstur Warna Berat (g) n 0 Ikan Dibungkus +++ +++ Merah 29,27 pucat 3 Ikan Dibungkus ++ + Merah tua 27,16 kecoklata n Tabel 2. Hasil pengamatan pembekuan ikan pada suhu beku Parameter Hari Bahan Perlakuan Kesegara Tekstur Warna Berat (g) n 0 Ikan Dibungkus +++ +++ Merah 26,69 pucat 3 Ikan Dibungkus ++ ++ Coklat 25,77 kemeraha n pucat Keterangan :
Kekerasan : + = Lembek Kesegaran : + = Layu
++ = Agak kenyal ++ = Kurang segar
+++ = Kenyal +++ = Segar
B. Pembahasan Praktikum kali ini praktikan melakukan kegiatan pembekuan ikan. Tujuan dari kegiatan praktikum ini ialah untuk mempelajari salah satu kegunaan pembekuan dalam usaha pengawetan bahan makanan dan juga agar praktikan dapat memahami dan melakukan pengawetan bahan makanan dengan cara pembekuan. Pembekuan ikan berarti menyiapkan ikan untuk disimpan di dalam suhu rendah (cold storage). Pada pembekuan ikan, ikan terlebih dahulu di bungkus dengan menggunakan plastik, tujuannya adalah untuk mencegah dehidrasi pada daging fillet selama pembekuan. Seperti pendinginan, pembekuan dimaksudkan untuk mengawetkan sifat-sifat alami ikan. Pembekuan menggunakan suhu yang lebih rendah, yaitu jauh di bawah titik beku ikan. Pembekuan mengubah hampir seluruh kandungan air pada ikan menjadi es, tetapi pada waktu ikan beku dilelehkan kembali untuk digunakan, keadaan ikan harus kembali seperti sebelum dibekukan. Ikan-ikan yang dibekukan untuk dikonsumsi mentah (sashimi) mutlak memerlukan terpeliharanya sifat- sifat ikan segar yang dibekukan, agar ketika dilelehkan tidak dapat dibedakan dari ikan segar. Hasil percobaan juga terlihat bahwa semakin lama tekstur ikan semakin berkurang mutunya, selain itu juga berat ikan yang dibekukan relatif semakin menurun. Hal tersebut disebabkan karena pada saat pembekuan bahan terjadi dua proses yaitu proses penguapan air dari dalam bahan (freeze drying) dan pengkristalan air yang masih tertinggal di dalam bahan sehingga berat bahan yang dibekukan akan menjadi lebih rendah dibandingkan berat bahan sebelum dibekukan. Proses pencairan kembali ikan beku dikenal dengan istilah thawing. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Hasil percobaan juga terlihat bahwa semakin lama tekstur ikan semakin berkurang mutunya, selain itu juga berat ikan yang dibekukan relatif semakin menurun. Hal tersebut disebabkan karena pada saat pembekuan bahan terjadi dua proses yaitu proses penguapan air dari dalam bahan (freeze drying) dan pengkristalan air yang masih tertinggal di dalam bahan sehingga berat bahan yang dibekukan akan menjadi lebih rendah dibandingkan berat bahan sebelum dibekukan. Proses pencairan kembali ikan beku dikenal dengan istilah thawing. B. Saran Sebaiknya selama praktikum Co. Ass juga memakai jas lab agar aman saat melakukan praktikum. DAFTAR PUSTAKA