Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

SATUAN OPERASI II
PENGECILAN UKURAN (SIZE REDUCTION)

Disusun Oleh :
DEBORA CITA ARIANI SUMBAYAK
15/17829/THP-STIPP B

SARJANA TEKNOLOGI INDUSTRI PERKEBUNAN DAN


PANGAN
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alat dan mesin pertanian diproduksi dengan tujuan untuk meningkatkan
kemampuan kerja dan mutu hasil olahannya sehingga dapat meningkatkan
nilai tambah dari komoditas hasil pertanian tersebut. Salah satu usaha yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil pertanian adalah dengan cara
meningkatkan efisiensi penanganan pascapanen. Secara ekonomis penggunaan
mesin pengecil ukuran lebih mudah dilakukan dan lebih murah jika dilakukan
secara manual. Selain itu, operasi pengecilan ukuran merupakan salah satu
perlakuan pendahuluan yang dapat mempermudah proses-proses selanjutnya.
Pengecilan ukuran merupakan salah satu proses dalam industri
pengolahan bahan pertanian. Proses ini bisa merupakan proses utama maupun
operasi pembantu dalam suatu industri. Pengecilan ukuran dapat dilakukan
dengan berbagai peralatan industri. Setiap alat ini mempunyai cara kerja
masing-masing dan menghasilkan produk dengan ukuran tertentu.
Peralatan pengecil ukuran dapat dikelompokkan menjadi mesin
penghancur, mesin penggiling, mesin penggiling sangat halus, dan mesin
pemotong. Prinsip kerja masing-masing alat di atas berbeda-beda. Aksi utama
dari mesin penghancur adalah kompresi. Mesin penggiling menerapkan
pukulan dan gilingan serta kadang-kadang dikombinasikan dengan kompresi.
Mesin penggiling sangat halus bekerja dengan menerapkan prinsip gesekan.
Mesin pemotong bekerja dengan menggunakan aksi potong.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu:
1. Mengenal alat pengecilan ukuran.
2. Mengenal ayakan tyller.
3. Mengukur densitas beras jagung.
4. Mengetahui proses pengecilan ukuran.
5. Menganalisis hasil ayakan.
6. Menghitung luas permukaan hasil penggilingan.
C. Manfaat
Banyak manfaaat yang didapat dalam praktikum pada kesempatan ini.
Antara lain adalah :
1. Dapat mempelajari dan memahami jenis-jenis alat pengecil ukuran.
2. Dapat mengetahui mekanisme kerja operasi mesin pengecil ukuran.
3. Dapat mengetahui macam-macam ukuran mesh.
4. Dapat mengetahui cara kerja Hammer Mill.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengecilan Ukuran
Proses pengecilan ukuran merupakan proses memotong, memecah
maupun menghancurkan partikel bahan yang berukuran besar menjadi bagian-
bagian yang lebih kecil. Proses ini meliputi proses pemotongan ,
penghancuran, penggerusandan penggilingan. Mesin yang digunakan dalam
praktikum pengecilan ukuran adalah mesin pengecilan ukuran dengan tipe
hummer dan disk. Mesin pengecilan ukuran/penggiling dengan tipe hummer
dan disk merupakan alat pengecil ukuran bahan padat, menjadi partikel
berukuran sedang sampai halus. Kedua jenis tersebut banyak digunakan untuk
proses penepungan bahan seperti kedelai, jagung, kopi beras, dan lain-lain.
(Anonim, 2017).
Tujuan pengecilan ukuran adalah mengupayakan suatu bahan
memenuhi spesifikasi tertentu, agar sesuai dengan bentuk. Untuk memenuhi
spesifikasi tersebut, ukuran partikel bahan harus dikontrol. Pertama dengan
memilih macam mesin yang akan digunakan dan kedua memilih cara
operasinya. Untuk memperoleh hasil yang sama pada peralatan ukuran sering
dipasang saringan (Stumbo, G.R., 1949).
B. Operasi Pengcilan Ukuran
Operasi pengecilan ukuran dibagi menjadi 2 katagori, yaitu
pengecilan ukuran untuk bahan padat dan untuk bahan cair. Pengecilan ukuran
bahan padat dapat dilakukan dengan pemotongan (cutting), penghancuran/
penggilasan (crushing), pencacahan/ pencincangan (chopping), pengikisan/
penyosohan (grinding), penggilingan (milling), pengkubusan (dicing),
pengirisan (slicing). Sedangkan pada bahan cair dilakukan dengan cara
emulsifikasi (emulsification), dan atomisasi (atomizing) (Zain, 2005).
Kemampuan mesin atau peralatan pengecilan ukuran ditentukan oleh
kapasitas mesin, tenaga/energi yang dibutuhkan tiap unit bahan, ukuran dan
bentuk bahan sebelum dan sesudah pengecilan ukuran (Henderson dan Perry,
1982).
Tujuan ekonomis dari proses pengecilan ukuran adalah untuk
mencapai hasil yang diinginkan dengan biaya yang minimum. Modal, biaya
operasi, dan biaya perawatan memegang peranan penting dalam proses
pengolahan. Ketiga hal di atas harus diperhitungkan sebelum memilih macam
mesin pengecil ukuran. Pada umumnya pengetahuan tentang karakteristik
bahan yang akan diolah, serta mesin yang akan digunakan, perlu diketahui
(Brennan dan Perry, 1974).
C. Hammer Mill
Hammer mill merupakan aplikasi dari gaya pukul (impact force).
Prinsip kerja hammer mill adalah rotor dengan kecepatan tinggi akan memutar
palu-palu pemukul di sepanjang lintasannya. Bahan masuk akan terpukul oleh
palu yang berputar dan bertumbukan dengan dinding, palu atau sesama bahan.
Akibatnya akan terjadi pemecahan bahan. Proses ini berlangsung terus hingga
didapatkan bahan yang dapat lolos dari saringan di bagian bawah alat. Jadi
selain gaya pukul dapat juga terjadi sedikit gaya sobek. Hammer mill
merupakan penggiling yang serbaguna, dapat digunakan untuk bahan kristal
padat, bahan berserat dan bahan yang agak lengket. Pada skala industri
penggiling ini digunakan untuk lada dan bumbu lain, susu kering, gula dan
lain-lain (Wiratakusumah, 1992).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Tempat dan Tanggal Praktikum
Praktikum dilaksanakan di Laboraturium Fakultas Teknologi Pertanian,
pada tanggal 27 Januari 2017.
B. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan adalah thermometer, baskom plastik, gelas
beker, dan kompor listrik. Serta bahan yang digunakan RBDPO, stearin,
minyak makan, margarin, es batu dan garam.
C. Prosedur Praktikum
I. Prosedur Teoritis
1. Menyiapkan alat-alat yang akan digunakan.
2. Mengambil dan menimbang biji jagung sebanyak 400 gram.
3. Melakukan ayakan pada bahan dengan mesh 10, 20, 40, dan 60.
4. Menimbang masing-masing partikel pada setiap ayakan dan hitung
persen partikel yang tertinggal pada setiap seri ayakan.
5. Memperkirakan luas permukaan kedua fraksi (kasar dan halus) jika
diketahui shape faktor ( ) sebesar 1,75.
II. Diagram Alir

Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

Pengambilan dan penimbangan biji jagung


sebanyak 400 gram.

Perlakuan ayakan pada bahan dengan mesh 10, 20,


.
40 dan 60.

Penimbangan masing masing partikel yang tertinggal


pada setiap ayakan dan hitung partikel-partikel yang
tertinggal pada setiap seri ayakan.

Perkirakan luas permukaan kedua fraksi (kasar dan halus)


jika diketahui shape faktor ( ) sebesar 1,75

Diagram Alir 1. Prosedur praktikum pengecilan ukuran (size reduction)


BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Berikut data hasil pengamatan yang diperoleh dalam pratikum ayakan
tyller pada acara III satuan operasi :
No Mesh Bahan yang lolos ayakan
1. 10 mesh 62,4 g (fraksi kasar)
2. 20 mesh 203,8 g (fraksi kasar)
3. 40 mesh 63,52 g (fraksi halus)
4. 60 mesh 22 g (fraksi halus)
5. penampang 14,25 g (fraksi halus)
Keterangan DP : Keterangan :
1. 10 mesh = 1,651 mm = 1,75
2. 20 mesh = 0,833 mm
3. 40 mesh = 0,37 mm
4. 60 mesh = 0,233 mm
Perhitungan :
a. Fraksi kasar

W= x 100 %

62,4+203,8
= x 100 %
400

= 66,55 %
6 0,5
t =

6 1,75 66,55 0,5 349,125
= =
351,72 0,001242 0,4368
= 799,28 m3
b. Fraksi kasar

= x 100 %

6 0,5
t =

6 1,75 21,38 0,5 112,245
= =
351,72 0,004865 0,0416
= 2,698,197 m3

B. Pembahasan
Proses pengecilan ukuran merupakan proses memotong, memecah
maupun menghancurkan partikel bahan yang berukuran besar menjadi bagian-
bagian yang lebih kecil. Proses ini meliputi proses pemotongan ,
penghancuran, penggerusandan penggilingan.
Tujuan pengecilan ukuran adalah mengupayakan suatu bahan memenuhi
spesifikasi tertentu, agar sesuai dengan bentuk. Untuk memenuhi spesifikasi
tersebut, ukuran partikel bahan harus dikontrol. Pertama dengan memilih
macam mesin yang akan digunakan dan kedua memilih cara operasinya.
Pada praktikum kali ini, peralatan pengecilan ukuran yang dibahas
adalah hammer mill. Hammer mill merupakan aplikasi dari gaya pukul
(impact force). Prinsip kerja hammer mill adalah rotor dengan kecepatan
tinggi akan memutar palu-palu pemukul di sepanjang lintasannya. Bahan
masuk akan terpukul oleh palu yang berputar dan bertumbukan dengan
dinding, palu atau sesama bahan. Akibatnya akan terjadi pemecahan bahan.
Proses ini berlangsung terus hingga didapatkan bahan yang dapat lolos dari
saringan di bagian bawah alat. Jadi selain gaya pukul dapat juga terjadi sedikit
gaya sobek.Saringan yang digunakan pada hammer mill terbuat dari plat baja.
Pada hammer mill saringan memegang peranan penting dalam menentukan
besar ukuran butir biji-bijian, saringan dapat diganti-ganti tergantung dati
besar ukuran butir hasil gilingan yang dikehendaki.
Dari hasi praktikum didapatkan hasil pada 10 mesh adalah 62,4 gram
dengan fraksi kasar, 20 mesh dengan bahan yang lolos sebanyak 203,8 gram
dengan fraksi kasar. Pada 40 mesh dengan bahan yang lolos sebanyak 63,52
gram dengan memasuki fraksi halus sedangkan pada 60 mesh didapatkan hasil
bahan yang lolos sebanyak 22 gram dengan fraksi halus serta pada penampang
sendiri bahan yang lolos sebanyak 14,25 gram dengan fraksi halus. Hal ini
menunjukan bahwa semakin tnaik meshnya semakin kecil ukuran pratikel
ayakan sehingga hasil fraksinya semakin halus
Makin besar kecepatan putar maka makin besar tenaga yang dibutuhkan.
Kebutuhan tenaga untuk penggerusan dan penghalusan bahan biji-bijian
sangat tergantung dari jenis bahan dan kehalusan hasil gilingan yang
dikehendaki juga efek dari jumlah gigi penggiling yang digunakan untuk
penggilingan tersebut. Faktor lain yang mempengaruhi adalah kadar air bahan,
makin tinggi kadar air bahan yang akan digiling maka tenaga yang dibutuhkan
makin besar.
Adapun proses pengecilan ukuran (communition) dapat dibagi dalam 3
tahap berdasarkan ukuran dari produk yang dihasilkan. Pertama, primary
crushing yaitu penghancuran tingkat pertama menghasilkan produk yang
kasar, biasanya menggunakan alat Jaw Crusher dan Gyratory Crusher.
Bongkah-bongkah batuan yang dating dari tambang atau quarry yang
berukuran 12-60 inci dapat dihancurkan / dipecah dengan alat Jaw Crusher
atau Gyratory crusher menghasilkan produk ukuran 4-6 inci (Reduction ratio
3-6). Kedua, secindary crushing yaitu penghancuran tingkat kedua dilakukan
terhadap produk hasil pengerjaan alat Primary crushing, guna lebih
memperkecil ukuran batuan yang dihasilkan agar derajat liberasi yang
diperoleh dapat lebih tinggi lagi. Ukuran batuan dapat diperkecil hingga
ukuran cm. Ketiga, tertiary crushing yaitu penggilingan / grinding untuk
mendapatkan ukuran batuan yang lebih halus, sehingga derajat leberasi
mineral dapat lebih tinggi. Hal ini dilakukan apabila dipandang perlu untuk
mengolah mineral dengan proses konsentrasi, dimana dibutuhkan butiran
mineral dengan ukuran yang halus. Tertiary crushing umunya dilakukan
dengan menggunakan alat giling (mill), yaitu silinder dari baja yang
didalamnya diisi grinding media, dan apabila silinder diputar pada as-nya akan
terjadi grinding action.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Dari hasi praktikum didapatkan hasil pada 10 mesh adalah 62,4 gram
dengan fraksi kasar,20 mesh dengan bahan yang lolos sebanyak 203,8 gram
dengan fraksi kasar. Pada 40 mesh dengan bahan yang lolos sebanyak 63,52
gram dengan memasuki fraksi halus sedangkan pada 60 mesh didapatkan hasil
bahan yang lolos sebanyak 22 gram dengan fraksi halus serta pada penampang
sendiri bahan yang lolos sebanyak 14,25 gram dengan fraksi halus. Hal ini
menunjukan bahwa semakin tnaik meshnya semakin kecil ukuran pratikel
ayakan sehingga hasil fraksinya semakin halus
Makin besar kecepatan putar maka makin besar tenaga yang dibutuhkan.
Kebutuhan tenaga untuk penggerusan dan penghalusan bahan biji-bijian
sangat tergantung dari jenis bahan dan kehalusan hasil gilingan yang
dikehendaki juga efek dari jumlah gigi penggiling yang digunakan untuk
penggilingan tersebut. Faktor lain yang mempengaruhi adalah kadar air bahan,
makin tinggi kadar air bahan yang akan digiling maka tenaga yang dibutuhkan
makin besar.
B. Saran
Praktikum sudah berlangsung dengan baik, ketersediaan alat masih
kurang.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2017. Pengecilan ukuran. http://id.wikipedia.org/wiki/pengecilan


ukuran). Diakses pada Rabu 08 Maret 2017 pukul 16.06 WIB.
Brennan, J.G., J.R. Butlers, N.D. Cowell, dan A.E.V. Lilly. 1974. Food
Engineering Operations. Applied Science Publisher. Essex.
Henderson, S.M. dan R.L. Perry. 1982. Agricultural Process Engineering. The
AVI Publishing Company, Inc. Westport.
Stumbo, G.R. 1949. Teknologi Pangan. Jakarta : P.T. Sastra Hudaya.
Zain. 2005. Teknik Penanganan Hasil Pertanian. Bandung : Giratuna.
Wiratakusumah, Aman. 1992. Peralatan dan Unit Proses Industri Pangan.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktur Jenderal
PerguruanTinggi. Pusat Antar Universitas. Institut Pertanian Bogor: Bogor.

Yogyakarta, 09 Maret 2017


Mengetahui,
Co. Ass Praktikan

(Dwi Hastuti) (Debora Cita Sumbayak)

Anda mungkin juga menyukai