Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN JOB 4

HASIL PRAKTEK INSTALASI PENERANGAN LISTRIK


Pemasangan Instalasi Listrik dengan KWH meter 1 fasa dan 8 Titik Lampu

DOSEN PEMBIMBING :
MAHMUD IDRIS ,S. PD. M.T

NAMA : RINO SAPUTRA


NIM : 160620403022
SEMESTER :2

PRODI TEKNIK LISTRIK


POLITEKNIK JAMBI
2017
JOB 4
Pemasangan Instalasi Listrik dengan KWH meter 1 fasa dan 8 Titik Lampu

I. Kompetensi
1. Mahasiswa dapat menjabarkan single line diagram menjadi wiring
diagram.
2. Mahasiswa dapat merangkai rangkaian sesuai dengan job sheet.
3. Mahasiswa dapat membuat rangkaian percobaan sesuai dengan
wiring diagram.

II. LandasanTeori
KWH meter adalah suatu alat ukur yang mengukur seberapa besarnya
daya yang terpakai dalam setiap jam, perhitungannya berdasarkan kilowatt.

KWH meter digunakan untuk mengukur energi listrik yang menentukan


besar kecilnya rekening listrik pemakai. mengingat pentingnya arti KWH meter,
baik bagi PLN maupun konsumen maka perlu diperhatikan benar cara
penyambungannya.
Menentukan mcb yang digunakan.
A = VA / V

Ex : 1300 / 220 = 5.90909 atau bisa menggunakan mcb 6 Ampre.


Keterangan. VA = Daya Terpasang
A = Arus Listrik
V = Tegangan Listrik
KWH meter merupakan suatu alat ukur yang banyak dipakai baik di
lingkungan perumahan, perkantoran maupun industri. Alat ukur ini sudah
mengalami perkembangan yang begitu luar biasa dalam beberapa tahun terakhir
ini. Pada awalnya, fungsi utama dari KWH meter ialah untuk menghitung
pemakaian energi listrik. Dengan perkembangan teknologi yang luar biasa, maka
KWH meter berkembang menjadi suatu alat ukur otomatis yang bisa mengirimkan
hasil pengukurannya kepada perusahaan listrik yang bersangkutan.
Fungsi-fungsi dari bargainser adalah :
Pembatas daya yang digunakan oleh pelanggan (sesuai dengan kontrak
pemasangan)
Mencatat daya yang dipakai oleh konsumen. Karena itu ada yang
menyebutnya kWh Meter atau Meteran Listrik (kWh : kilowatt hour)
Saklar utama pemutus aliran listrik bila terjadi kelebihan pemakaian daya
oleh pelanggan, adanya gangguan hubung singkat dalam instalasi listrik
rumah pelanggan atau sengaja dimatikan untuk keperluan perbaikan
instalasi listrik rumah.
Bagian-bagian kwh meter dan fungsinya
1. Badan (body) terdiri dari :
a. Bagian atas
b. Bagian bawah
2. Kumparan arus terdiri dari :
a. Pada kWh meter 1 phasa kumparan arus 1 set
b. Pada kWh meter 3 phasa 3 kawat kumparan arus 2 set
c. Pada kWh meter 3 phasa 4 kawat kumparan 3 set
Pada kumparan arus dilengkapi dengan kawat tahanan atau
lempengan besi yang berfungsi sebagai pengatur Cosinus phi (factor
kerja). Kumparan Tegangan terdiri dari :Pada kWh meter 1 phasa
3. Piringan
Piringan kWh meter ditempatkan dengan dua buah bantalan (atas
dan bawah) yang digunakan agar piringan kWh meter dapat berputar
dengan mendapat gesekan sekecil mungkin.
4. Circuit Breaker (MCB)
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, MCB inilah komponen yang
bertugas memutus aliran listrik bila terjadi pemakaian daya yang
berlebihan oleh konsumen atau bila terjadi gangguan hubung singkat dari
suatu peralatan listrik di rumah. Pun saat melakukan perbaikan instalasi
listrik rumah, komponen ini sebaiknya dimatikan.
5. Meter Listrik (kWh Meter)
Sebagai penunjuk besarnya daya listrik yang telah digunakan
pelanggan. Satuannya dalam kWh(kilowatt hour). Indikatornya terlihat
dari angka-angka yang tercatat. Petugas pencatat PLN yang rutin
berkunjung tiap bulan selalu mencatat angka-angka ini.
6. Spin Control
Merupakan sebuah komponen yang bekerja dengan berputar bila
terjadi pemakaian daya listrik. Semakin besar daya yang dipakai maka
perputaran akan semakin cepat. Besarnya daya pemakaian akan dicatat
oleh meter listrik dan bila kelebihan akan dibatasi oleh MCB.

7. Pengaman Listrik (Sekering atau Panel Hubung Bagi)


Bagian ini lebih dikenal orang dengan nama Sekering. Asalnya
dari bahasa Belanda Zekering. Dalam bahasa Inggris biasa disebut
Fuse. Fungsi utamanya adalah mengamankan instalasi bila terjadi
masalah seperti hubung singkat di peralatan listrik dengan cara memutus
arus listriknya. Dalam bagian pengaman listrik ini, instalasi listrik rumah
dibagi dalam kelompok atau grup (kadang disebut juga dengan istilah
Panel Hubung Bagi). Tujuan paling utama adalahtentu saja faktor
keamanan. Apabila ada masalah pada suatu peralatan listrik, misal hubung
singkat, maka tidak keseluruhan aliran listrik ke rumah akan terputus. Dan
akan lebih mudah mencari bagian dari instalasi listrik tersebut yang
bermasalah. Syaratnya tentu saja pemilik rumah harus tahu pembagian
grup ini.
Pembagian grup dalam suatu instalasi listrik rumah, dalam hal ini
adalah yang paling umum, biasanya per area, misalnya :
Antara bagian depan dan bagian belakang rumah.
Antara sayap kiri atau sayap kanan rumah.
Untuk rumah 2 lantai, bisa dibagi per lantai
Antara berbagai macam beban listrik, seperti pompa air, lampu, stop
kontak, AC dan lain-lain.

Saat ini ada 2 macam bargainser, yaitu analog dan digital. Model analog
masih sangat umum dipakai di perumahan, sedangkan model digital biasanya
lebih digunakan untuk pelanggan PLN pra-bayar (dikenal dengan system pulsa).
Untuk system ini, pelanggan hanya perlu membayar terlebih dahulu sejumlah
uang kepada PLN (bisa melalui ATM dengan memasukkan kode pelanggan yang
diperlukan) dan kemudian mendapatkan kode semacam voucher untuk
dimasukkan dalam bargainser tersebut. Persis seperti membeli pulsa pra-bayar.
Termasuk dalam alat ini adalah sambungan kabel pentanahan (Arde atau
Grounding). Mengenai pentanahan akan dibahas dalam bagian terakhir.
Pengaman lebur (Sekering atau Fuse)
Box tipe pengaman lebur (Sekering)
Merupakan komponen pengaman listrik yang sifat kerjanya
meleburkan kawat yang dipasang didalam komponen tersebut apabila kawat
tersebut dilewati dengan arus hubung singkat tertentu. Jenis kawatnya
berbeda-beda untuk tiap hantar kawat dengan arus nominal tertentu, misal 2A
(Ampere), 4A, 6A dst.
Ada dua jenis dari komponen ini, yaitu tipe kawat lebur dan tipe
tombol. Untuk tipe kawat lebur mempunyai prinsip kerja seperti penjelasan di
atas dan untuk menormalkan kembali perlu diganti dengan pengaman lebur
yang baru. Sedangkan untuk tipe tombol (seperti gambar diatas), bila terjadi
masalah hubung singkat maka arus listrik akan terputus dan untuk
menormalkan kembali cukup dengan menekan tombol yang besar tersebut.
Tombol kecil berfungsi untuk memutus aliran listrik.
Komponen pengaman tipe lebur ini mulai jarang digunakan karena
ada kerepotan tersendiri bila putus karena terjadi masalah. Apalagi bila
persediaan sekering di rumah tidak ada. Tetapi secara jujur perlu diakui
bahwa komponen ini akan bekerja sempurna memutus listrik bila terjadi
masalah, asal saja komponen ini original kawatnya tanpa kita rubah sendiri.
Berbeda dengan tipe berikut yaitu MCB yang mempunyai fungsi sebagai
pemutus arus lsitrik bila kelebihan beban atau terjadi hubung singkat,
pengaman lebur hanya berfungsi bila terjadi hubung singkat saja.
Pengaman thermal (MCB atau Circuit Breaker)
Pengaman tipe MCB
Merupakan komponen listrik yang bekerja dengan system thermal atau
panas. Didalamnya terdapat bimetal, dimana bila arus listrik yang mengalir
melebihi ukuran tertentu (karena kelebihan beban atau terjadi hubung
singkat) dari MCB ini, maka bimetal ini secara mekanis akan memutus aliran
listrik dan menggerakkan tuas ke posisi OFF. Untuk menormalkan kembali
sangat mudah, hanya dengan mengembalikan tuas ke posisi ON.
Jenis ini lebih banyak digunakan di instalasi listrik rumah. Hanya saja
komponen ini punya kelemahan, yaitu bila secara mekanis ada masalah maka
MCB ini tidak akan bekerja. Karena itulah perlu memilih MCB dengan
kualitas baik dan bukan melulu yang paling murah.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah, mulai dari bagian Pengaman
listrik inilah menjadi tanggung jawab pelanggan. Bagian ini sangat
customized, sesuai dengan permintaan pelanggan dan dipasang oleh
instalatir listrik bersamaan dengan bagian instalasi listrik lainnya. Bila terjadi
masalah pada bagian ini, pelanggan bisa menghubungi instalatir listrik
tersebut atau petugas PLN pun masih bisa membantu bila kondisi darurat
seperti malam hari.
Dalam beberapa proyek pemasangan instalasi listrik rumah, instalatir
listrik kadangkala membuat terminal kabel pentanahan atau arde tersambung
dalam box pengaman ini. Sehingga kabel pentanahan dari bargainser PLN
akan dihubungkan di terminal ini.

III. Alat dan Bahan

Tabel 3.1 Alat dan Bahan JOB 4


No Uraian Materi Satuan Vol Keterangan
A Bahan
1 KWH meter Pcs 1
2 Circuit breaker Pcs 1
3 Saklartunggal Pcs 1
4 Saklarseri Pcs 1
5 Stop kontak Pcs 1
6 Fitting Meter
Lampupijar
Kabel NYA 2.5 mm

7 Pipa paralon 5/8 Meter


8 Klem 5/8 Pcs
9 Elbo Pcs
10 Isalosai / Lasdop Pcs
11 T . Dost Pcs
12 Baut ular Pcs
13 Tusuk kontak Pcs
B Alat
1 Tang kombinasi Pcs 1
2 Tang Buaya Pcs 1
3 Tang potong Pcs 1
4 Obeng (+) Pcs 1
5 Obeng (-) Pcs 1
6 Gergaji besi Pcs 1
7 Palu Pcs 1
8 Tespen Pcs 1
9 Multimeter Pcs 1
10 Mistar Pcs 1

IV. Gambar Rangkaian percobaan

Gambar 4.1 Denah Ruangan Rumah Sederhana


Gambar 4.2 Single Line Diagram InstalasiListrikDengan 1 KWH Meter

Gambar 4.3 Wiring Diagram Instalasi Listrik Dengan 1 KWH Meter

V. LangkahKerja
1. Bacalah lembar kerja dengan teliti, telaah gambar rangkaian yang
diberikan, dan tentukan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Persiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
3. Tandai dengan Pena tataletak pemasangan komponen-komponen yang
akan dipasang sesuai dengan gambar kerja.
4. Pasangkan komponen-komponen seperti KWH, CB, saklar tunggal,
saklar seri, stop kontak, dan fiting lampu pijar sesuai dengan tataletak
yang telah dibuat dengan menggunakan pena.
5. Potong pipa sesuai ukuran yang ditentukan, kemudian dilanjutkan
dengan memotong kabelnya sesuai ukuran dengan ditambah toleransi
10%.
6. Masukkan kabel NYA kedalam pipa sesuai dengan ukuran dan jumlah
yang ditentukan, kemudian klempkan pada posisi yang telah ditandai.
7. Kupas kabel sepanjang 3cm semua ujung kabel dalam semua kotak
cabang, sambungkan dengan jenis sambungan ekorbabi.
8. Hubungkan kabel pada komponen masing-masing sesuai tataletak
komponennya.
9. Periksalah rangkaian yang telah dipasang, apakah sudah benar.
10. Jika rangkaian telah benar, tutuplah semua sambungan kabel dengan
menggunakan isolasi listrik atau lasdop.
11. Laporkan hasil praktek kepada dosen.
12. Apabilah hasil praktek telah disetujui, bukalah semua komponen
dengan hati hati.
13. Kembalikan semua alat dan bahan yang telah digunakan.
14. Bersihkan ruangan kerja dari sampah sisa kabel, jika telah selesai
istirahatlah diluar ruangan kerja.
VI. Hasil Percobaan

VII. Analisa Hasil Percobaan


Alat dan Bahan harus sangat diperhatikan pada saat pemasangan
instalasi.
Penggunaan Clamp harus lihat-lihat situasi tempat pemasangan
instalasi.
Menggunakan sambungan ekorbabi pada setiap saambungan.
Menggunakan dudukan MCB, supaya MCB tidak goyang-goyang.
Penggunaan isolasi/selotip haruslah pas, tidak kurang dan tidak
lebih.
Toleransi kabel pada Tdos haruslah minimal 3 cm.
Plintiran sambungan 3 putaran.
Penggunaan skrup untuk penempelan Saklar, Stop Kontak, dan
Fiting lampu, supaya tidak goyang.

VIII. Kesimpulan
Dengan diadakannya kegiatan praktek Pemasangan Instalasi Listrik
dengan KWH meter 1 fasa dan 8 Titik Lampu, saya dapat memahami langkah-
langkah pemasangan instalasi tersebut dengan seksama.
IX. Quiz
Jelaskan tentang KWH meter 1 fasa dilengkapi dengan diagram
pengawatannya!

Keterangan :
1 = phase masuk
3 = phase keluar
4 = netral masuk
6 = netral keluar
Pada kWh meter 1 phasa
Piringan
Piringan kWh meter ditempatkan dengan dua buah bantalan (atas dan
bawah) yang digunakan agar piringan kWh meter dapat berputar dengan
mendapat gesekan sekecil mungkin.

Circuit Breaker (MCB)


Seperti yang dijelaskan sebelumnya, MCB inilah komponen yang bertugas
memutus aliran listrik bila terjadi pemakaian daya yang berlebihan oleh
konsumen atau bila terjadi gangguan hubung singkat dari suatu peralatan listrik di
rumah. Pun saat melakukan perbaikan instalasi listrik rumah, komponen ini
sebaiknya dimatikan.

Meter Listrik (kWh Meter)


Sebagai penunjuk besarnya daya listrik yang telah digunakan pelanggan.
Satuannya dalam kWh (kilowatt hour). Indikatornya terlihat dari angka-angka
yang tercatat. Petugas pencatat PLN yang rutin berkunjung tiap bulan selalu
mencatat angka-angka ini.

Spin Control
Merupakan sebuah komponen yang bekerja dengan berputar bila terjadi
pemakaian daya listrik. Semakin besar daya yang dipakai maka perputaran akan
semakin cepat. Besarnya daya pemakaian akan dicatat oleh meter listrik dan
bila kelebihan akan dibatasi oleh MCB.

Pengaman Listrik (Sekering atau Panel Hubung Bagi)


Bagian ini lebih dikenal orang dengan nama Sekering. Asalnya dari
bahasa Belanda Zekering. Dalam bahasa Inggris biasa disebut Fuse. Fungsi
utamanya adalah mengamankan instalasi bila terjadi masalah seperti hubung
singkat di peralatan listrik dengan cara memutus arus listriknya.
Dalam bagian pengaman listrik ini, instalasi listrik rumah dibagi dalam kelompok
atau grup (kadang disebut juga dengan istilah Panel Hubung Bagi). Tujuan paling
utama adalahtentu saja faktor keamanan. Apabila ada masalah pada suatu
peralatan listrik, misal hubung singkat, maka tidak keseluruhan aliran listrik ke
rumah akan terputus. Dan akan lebih mudah mencari bagian dari instalasi listrik
tersebut yang bermasalah. Syaratnya tentu saja pemilik rumah harus tahu
pembagian grup ini.
Pembagian grup dalam suatu instalasi listrik rumah, dalam hal ini adalah
yang paling umum, biasanya per area, misalnya :
Antara bagian depan dan bagian belakang rumah.
Antara sayap kiri atau sayap kanan rumah.
Untuk rumah 2 lantai, bisa dibagi per lantai
Antara berbagai macam beban listrik, seperti pompa air, lampu, stop
kontak, AC dan lain-lain.

Saat ini ada 2 macam bargainser, yaitu analog dan digital. Model analog
masih sangat umum dipakai di perumahan, sedangkan model digital biasanya
lebih digunakan untuk pelanggan PLN pra-bayar (dikenal dengan system pulsa).
Untuk system ini, pelanggan hanya perlu membayar terlebih dahulu sejumlah
uang kepada PLN (bisa melalui ATM dengan memasukkan kode pelanggan yang
diperlukan) dan kemudian mendapatkan kode semacam voucher untuk
dimasukkan dalam bargainser tersebut. Persis seperti membeli pulsa pra-bayar.
Termasuk dalam alat ini adalah sambungan kabel pentanahan (Arde atau
Grounding). Mengenai pentanahan akan dibahas dalam bagian terakhir.
Pengaman lebur (Sekering atau Fuse)
Box tipe pengaman lebur (Sekering)
Merupakan komponen pengaman listrik yang sifat kerjanya
meleburkan kawat yang dipasang didalam komponen tersebut apabila
kawat tersebut dilewati dengan arus hubung singkat tertentu. Jenis
kawatnya berbeda-beda untuk tiap hantar kawat dengan arus nominal
tertentu, misal 2A (Ampere), 4A, 6A dst.
Ada dua jenis dari komponen ini, yaitu tipe kawat lebur dan tipe
tombol. Untuk tipe kawat lebur mempunyai prinsip kerja seperti
penjelasan di atas dan untuk menormalkan kembali perlu diganti dengan
pengaman lebur yang baru. Sedangkan untuk tipe tombol (seperti gambar
diatas), bila terjadi masalah hubung singkat maka arus listrik akan
terputus dan untuk menormalkan kembali cukup dengan menekan tombol
yang besar tersebut. Tombol kecil berfungsi untuk memutus aliran listrik.
Komponen pengaman tipe lebur ini mulai jarang digunakan karena ada
kerepotan tersendiri bila putus karena terjadi masalah. Apalagi bila
persediaan sekering di rumah tidak ada. Tetapi secara jujur perlu diakui
bahwa komponen ini akan bekerja sempurna memutus listrik bila terjadi
masalah, asal saja komponen ini original kawatnya tanpa kita rubah
sendiri. Berbeda dengan tipe berikut yaitu MCB yang mempunyai fungsi
sebagai pemutus arus lsitrik bila kelebihan beban atau terjadi hubung
singkat, pengaman lebur hanya berfungsi bila terjadi hubung singkat saja.
Pengaman thermal (MCB atau Circuit Breaker)
Pengaman tipe MCB
Merupakan komponen listrik yang bekerja dengan system thermal
atau panas. Didalamnya terdapat bimetal, dimana bila arus listrik yang
mengalir melebihi ukuran tertentu (karena kelebihan beban atau terjadi
hubung singkat) dari MCB ini, maka bimetal ini secara mekanis akan
memutus aliran listrik dan menggerakkan tuas ke posisi OFF. Untuk
menormalkan kembali sangat mudah, hanya dengan mengembalikan tuas
ke posisi ON.
Jenis ini lebih banyak digunakan di instalasi listrik rumah. Hanya
saja komponen ini punya kelemahan, yaitu bila secara mekanis ada
masalah maka MCB ini tidak akan bekerja. Karena itulah perlu memilih
MCB dengan kualitas baik dan bukan melulu yang paling murah.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah, mulai dari bagian Pengaman
listrik inilah menjadi tanggung jawab pelanggan. Bagian ini sangat
customized, sesuai dengan permintaan pelanggan dan dipasang oleh
instalatir listrik bersamaan dengan bagian instalasi listrik lainnya. Bila
terjadi masalah pada bagian ini, pelanggan bisa menghubungi instalatir
listrik tersebut atau petugas PLN pun masih bisa membantu bila kondisi
darurat seperti malam hari.
Dalam beberapa proyek pemasangan instalasi listrik rumah,
instalatir listrik kadangkala membuat terminal kabel pentanahan atau arde
tersambung dalam box pengaman ini. Sehingga kabel pentanahan dari
bargainser PLN akan dihubungkan di terminal ini.

X. Daftar Pusaka
P. Van Harten& Ir. E. Setiawan, 2001, InstalasiListrikArusKuat 1,
HakPenerbitanedisi Indonesia padaTrimitraMandiri.

Anda mungkin juga menyukai