Anda di halaman 1dari 11

Protokol untuk Mengevaluasi Tingkatan-Tingkatan Progresif Fidelitas Simulasi Dalam

Pengembangan Keterampilan Teknis, Kinerja Terintegrasi, Dan Keterampilan Asesmen Klinis


Pada Mahasiswa Sarjana Kebidanan

Abstrak
Latar belakang: Simulasi sebagai pendekatan pedagogik telah digunakan dalam pendidikan
kesehatan profesional untuk mengantisipasi perlunya mengembangkan keterampilan klinis yang
efektif sebelum melakukan praktek klinis. Namun demikian, bukti penggunaan simulasi dalam
kebidanan sebagian besar masih bersifat anekdot, dan penelitian yang mengevaluasi efektivitas
berbagai tingkatan fidelitas simulasi masih kurang.
Woman centred care merupakan premis utama pada profesi kebidanan dan menggambarkan perilaku
individu sang bidan yang menunjukkan perawatan yang aman dan efektif pada seorang wanita hamil.
Woman centred care (WCC) hadir ketika bidan memodifikasi perawatan untuk memastikan bahwa
kebutuhan setiap wanita dihormati dan dipenuhi. Meskipun demikian, sebuah tinjauan literatur
menunjukkan tidak adanya alat yang valid dan reliabel untuk mengukur perkembangan
tindakan/treatment perawatan yang terpusat pada ibu (Woman centred care). Penelitian ini bertujuan
untuk menentukan tingkatan fidelitas dalam pelaksanaan pembelajaran praktek dengan simulasi yang
dapat memberikan hasil belajar paling efektif untuk pengembangan keterampilan dan asesmen klinis
woman centred care pada mahasiswa kebidanan.

Metode/Desain: percobaan acak, intervensi, Three-arm


Dalam penelitian ini kami berencana untuk:
a) Percobaan tiga tingkatan fidelitas simulasi rendah/ low, menengah/ medium, dan progresif
pada mahasiswa kebidanan yang melakukan prosedur pemeriksaan vagina;
b) Mengukur keterampilan asesmen klinis dengan menggunakan Global Rating Scale (GRS) dan
Integrated Procedural Performance Instrument (IPPI); dan
c) Memiloti Woman centred care Scale (WCCS) yang baru dikembangkan untuk mengukur
tindakan klinis yang berhubungan dengan women-centeredness (keterpusatan pada sang ibu).

Diskusi: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan mengenai tingkatan fidelitas yang
tepat dalam simulasi agar bisa menghasilkan outcome pembelajaran terbaik untuk pengembangan
asesmen klinis yang terpusat pada ibu (women centred) pada mahasiswa kebidanan. Hasil penelitian
ini diharapkan bisa memberi kontribusi terhadap peningkatan asesmen klinis women centred untuk
mahasiswa kebidanan, dan lebih luas lagi mempengaruhi pengambilan keputusan mengenai alokasi
sumber daya pendidikan untuk simulasi persalinan.

Kata kunci: asesmen klinis, pendidikan, Global rating scale, instrumen kinerja prosedural
terintegrasi, kebidanan, simulasi, fidelitas simulasi, pemeriksaan vagina, Woman centred care
Latar Belakang
Layanan Terpusat pada Wanita (Woman centred care) dalam Kebidanan
Seperti halnya seni, kebidanan pun adalah sebuah ilmu. Ketika perkembangan keahlian dan
keterampilan teknis psikomotor menjadi krusial di dalam praktek kebidanan, hal serupa pun berlaku
bagi perkembangan keterampilan non-teknis. Keahlian non-teknis ini meliputi keterampilan dalam
kinerja klinis umum, komunikasi, dokumentasi dan, yang utama dalam praktik kebidanan adalah
pengakuan bahwa kehamilan dan kelahiran adalah dipusatkan pada wanita. Layanan yang terpusat
pada wanita ini berpegang teguh untuk senantiasa menghargai, mendukung, dan menghormati
pemikiran, pertanyaan, pilihan, preferensi dan keputusan wanita sebagai ibu yang akan melahirkan.
Pelayanan ini dipengaruhi oleh lingkungan yang memiliki kemampuan yang berimbang dan
tanggung jawab antara wanita dan bidannya. Asesmen klinis terhadap layanan ini telah terbukti
aman, suportif, dan ramah. Layanan yang terpusat pada wanita ini adalah sebuah seni yang
diturunkan dari satu generasi ke generasi selanjutnya; pendirian atau dasar yang tertanam dalam
pengkajian kebidanan di program sarjana kebidanan, dan diperkuat melalui pengalaman praktek
klinis yang telah mereka lalui.

Simulasi dalam Konteks Kebidanan


Pelaksanaan simulasi telah lama menjadi kunci bagi teknik pendidikan di bidang medis dan pelatihan
keperawatan, dimana elemen dunia nyata telah terhubung secara sempurna melalui pembelajaran.
Pendidikan kebidanan telah mengaplikasikan metodologi simulasi sejak tahun 1700-an, atau saat
Madame de Coudray, seorang bidan kerajaan, ditugaskan oleh Raja Louis XV untuk pergi
mengajarkan mahasiswa/pelajar kebidanan dengan menggunakan model (untuk simulasi)
menyerupai ukuran manusia, yang terbuat dari kulit, tulang dan kain. Di abad selanjutnya, model
bagian dada dan peraga berbentuk orang kerdil digunakan untuk pengajaran keahlian klinis
kebidanan, yang terdiri dari: palpasi abodemen, mekanisme persalinan, dan resusitasi neonatal.

Fidelitas Simulasi dalam konteks Kebidanan


Teknik simulasi terbagi menjadi beberapa tingkatan fidelitas atau realisme, dan hal ini tidak
bergantung terhadap tingkatan teknologi. Fidelitas yang tinggi dapat dicapai melalui teknologi
simulasi yang rendah dan sebaliknya, penggunaan teknologi mutakhir tidak selamanya menjamin
fidelitas yang tinggi. Fidelitas simulasi di bidang pendidikan kebidanan sangat beragam, dan ragam
tersebut mencakup penggunaan skenario, pembelajaran antar individu, partial task trainer, tugas
berbasis computer, simulasi berdasarkan layar, realita virtual, sistem haptic (yang berkenaan dengan
sensor sentuh), pasien yang telah memenuhi persyaratan baku, dan simulasi dalam skala utuh yang
digunakan secara ekstensif/ berkepanjangan di program kebidanan di Australia; program yang
mengajarkan kedua keahlian teknis dan non-teknis.
Studi yang dilakukan oleh McKenna dkk menyimpulkan bahwa, jika dilihat dari persepsi pemimpin
bidang pendidikan kebidanan di Australia, mereka meyakini simulasi ini dapat membantu dalam
membuka kesempatan pendidikan yang mendukung perkembangan bidan yang kompeten, dengan
catatan perangkat nyata real itu patut digunakan. Studi ini merekomendasikan penelitian yang
berkesinambungan, yang berkaitan dengan efek dari pembedaan tingkatan fidelitas untuk hasil
pendidikan. Hal ini untuk menjamin keterbatasan sumber yang paling layak untuk digunakan.
Belakangan ini, simulasi telah digunakan untuk membahas kebutuhan dalam pengembangan keahlian
klinis sebelum praktek klinis dilakukan. Hal ini untuk menjamin keselamatan pasien, menambah
kepercayaan diri sebelum pembukaan klinis, dan mengurangi tekanan dari lingkungan klinis yang
sangat sibuk. Kendati adanya perubahan di metodologi pendidikan tersebut, namun dokumentasi
mengenai efektivitas metode tersebut masih terbatas. Ini menjadi salah satu yang mempengaruhi
perkembangan layanan WCC di kalangan mahasiswa kebidanan.
Dalam kajian kami, simulasi fidelitas yang tinggi akan dilakukan dengan menggunakan simulasi
pasien terstandarisasi, yang notabene adalah individu yang telah dilatih untuk berakting sebagai
pasien sungguhan. Hal ini dikarenakan pasien tersebut harus menirukan rangkaian symptom atau
masalah yang dihadapi. Fidelitas sedang atau medium akan dilakukan dengan menggunakan partial
task trainer yang dikombinasikan dengan pasien yang telah memenuhi prasyarat/telah
terstandarisasi, melalui inovasi hybrid, dengan menggunakan format poster yang berukuran manusia
sungguhan. Poster tersebut menyerupai wanita yang tengah hamil, yang kerap disebut sebagai Flat
Maggie (Maggie si rata). Flat Maggie pada dasarnya dikembangkan secara internal oleh Pauline
Lyon dan Penelope Buntine, sebagai simulasi visual dari wanita hamil; hal ini bertujuan untuk
meningkatkan pengalaman yang lebih nyata dalam pembelajaran. Fidelitas rendah akan
disimulasikan dengan hanya menggunakan partial task trainer.

Layanan terpusat pada wanita vs Layanan terpusat pada wanita-wanita


Menurut berbagai kajian pustaka, terdapat banyak topik yang berkaitan dengan keunggulan layanan
terpusat pada wanita dalam praktek kebidanan. Konsep layanan terpusat bagi wanita memiliki
peranan penting dalam bidang kebidanan, dan mendukung filosofi yang merujuk kepada pernyataan
Konfederasi Bidan Internasional (International Confederation of Midwives) serta Perguruan Tinggi
Bidan Australia (Australian College of Midwives). Perdebatan menyeruak di kalangan layanan
terpusat bagi wanita dan layanan terpusat bagi para wanita. Isu yang muncul dari layanan terpusat
pada (banyak) wanita adalah mengenai praktek institusi dan organisasi yang melayani para wanita.
Sedangkan isu yang muncul dari layanan terpusat pada wanita (WCC) adalah adanya praktek yang
ditunjukkan oleh individu bidan dalam melayani individu wanita tertentu. Meskipun demikian, untuk
mempromosikan layanan yang aman dan efektif bagi wanita dan keluarga, perilaku perkembangan
layanan terpusat bagi wanita (WCC) memiliki peranan penting terhadap mahasiswa kebidanan untuk
merawat sang wanita sebagai calon ibu secara holistik.

Mengukur Kemampuan dalam Kebidanan


Beragam alat hadir untuk mengukur perkembangan kemampuan berbasis tugas dalam pelayanan
kesehatan professional, termasuk Global Rating Scale (GRS) untuk mengevaluasi kemampuan teknis
dan Integrated Procedural Performance Instrument (IPPI). Sebuah kerangka yang berguna dalam
menilai perkembangan perilaku praktek di kalangan siswa kebidanan adalah dari Australian Nursing
dan Majelis Kebidanan Standar Kompentensi Nasional (Midwifery Council National Competency
Standards for the Midwife). Kendati demikian, ulasan kajian pustaka dari kerangka tersebut tidak
menunjukkan adanya alat yang valid dan reliabel untuk mengukur perkembangan pelayanan WCC.
Maka, menerapkan alat untuk mengukur perkembangan praktek pelayanan (behavior) WCC adalah
tujuan penting kedua di dalam penelitian ini. WCC behavior ini adalah bagian integral bagi berbagai
macam pelayanan kebidanan, dan sudah seharusnya nilai atau esensi dari WCC behavior tersebut
ditanamkan, dikembangkan, dan dinilai sebagai bagian dari pendidikan para pelajar atau mahasiswa
kebidanan.
Sebuah kerangka pemikiran untuk layanan WCC meliputi delapan konsep inti, yang telah
diidentifikasi dan terdefinisi. Konsep-konsep ini kemudian dikaitkan dengan kompetensi, elemen dan
ketentuan dalam Standar Kompetensi Nasional untuk kebidanan. Selain itu konsep-konsep kerangka
ini menjelaskan praktek pengidentifikasian perilaku/ behavior. Sebagai contoh, dalam Woman
Centred Care Scale (WCCS), atau skala layanan terpusat wanita, di bawah konstruksi hubungan
antara bidan dan sang wanita (sebagai ibu), siswa yang tengah melangsungkan prosedur ini harus
mampu menginterpretasikan secara tepat tanda atau isyarat indrawi seorang wanita ketika prosedur
sedang berlangsung; para siswa menunjukkan sikap dan respon simpatik untuk memperoleh
persetujuan standar yang kuat atas perangkat yang digunakan dalam pelayanan tersebut. Perilaku
praktek semacam ini dapat secara langsung dihubungkan dengan Standar Kompetensi Nasional
untuk Bidan. Delapan elemen kunci ini mengidentifikasi dan mendefinisikan konsep layanan
kebidanan yang membentuk dasar dari perangkat yang digunakan untuk menilai performa WCC
behavior pada praktek teknis kemampuan klinis. Rincian lanjut dari perkembangan, pengesahan isi
dan perbaikan alat/perangkat ini akan dijelaskan di bagian lain.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini ditujukan untuk menentukan pengaruh fidelitas simulasi progresif dalam kaitannya
dengan perkembangan global dan kemampuan teknis terintegrasi, serta kemampuan asesmen klinis
WCC pada mahasiswa kebidanan. Tujuan utama dari penelitian adalah untuk menentukan tingkatan
fidelitas mana yang dialami di setiap simulasi pembelajaran (rendah, sedang atau progresif), lalu
memberikan pandangan mengenai hasil pembelajaran yang paling efektif dari tingkatan fidelitas
tersebut. Tujuan kedua dari penelitian ini adalah untuk mencoba menerapkan alat/ perangkat dalam
menilai perilaku layanan terpusat bagi wanita (WCC behavior) di kalangan mahasiswa sarjana
program kebidanan.

Pertanyaan Penelitian
Tingkat fidelitas pengalaman pembelajaran melalui simulasi mana yang paling berkontribusi dalam
memperbaiki asesmen layanan klinis terpusat pada wanita (woman centred care) di kalangan pelajar
kebidanan?

Hipotesis
Hipotesis Utama
1. Siswa yang melakukan simulasi dengan fidelitas progresif akan menunjukkan skor tingkatan
Global Rating Scale yang lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa yang melakukan
simulasi dengan tingkat fidelitas yang lebih rendah.
2. Siswa yang melakukan simulasi dengan fidelitas progresif akan memperoleh Integrated
Procedural Performance Instrument (IPPI) yang lebih besar dibandingkan mereka yang
melakukan simulasi dengan tingkat fidelitas yang lebih rendah.

Hipotesis Pembantu
1. Siswa yang melakukan simulasi dengan fidelitas progresif menengah/sedang akan
menunjukkan skor Woman Centred Care Scale (WCCS), atau skala layanan terpusat wanita,
yang sama dengan mereka yang telah melalui pengalaman simulasi dengan fidelitas progresif.
2. Siswa yang melakukan simulasi dengan fidelitas progresif akan memperoleh Woman Centred
Care Scale (WCCS), yang lebih besar dibandingkan mereka yang melakukan simulasi dengan
tingkat fidelitas yang lebih rendah.
Metode/ Desain Penelitian
Percobaan intervensi three arm mereplikasi metodologi yang digunakan dalam studi evaluasi
efektifitas fidelitas progresif dalam akuisisi keterampilan teknis dan non-teknis kanulasi intravena
pada mahasiswa kedokteran [21].

Sampel dan Intervensi


Dalam studi ini, mahasiswa Sarjana Kebidanan (S.Keb.) tahun pertama dan mahasiswa dual degree
Sarjana Keperawatan dan Sarjana Kebidanan dari Universitas Queensland (UQ), yang belum
menerima instruksi teoritis mengenai pemeriksaan vagina akan dilibatkan. Jadwal pengacakan blok
dilakukan dengan cara alokasi acak melalui komputer. Kemudian partisipan akan ditugasi salah satu
dari tiga lengan intervensi. Partisipan akan menerima instruksi teoritis yang sama (identik) terkait
pelaksanaan pemeriksaan vagina. Semua partisipan akan dibekali daftar sejumlah tujuan dari proses
yang akan dijalani, termasuk WCC behavior yang dikembangkan dari pedoman-pedoman yang telah
diterbitkan dan akan dibekali pemahaman oleh seorang ahli simulasi mengenai esensi dan ekspektasi
dari pelaksanaan simulasi yang akan mereka lakukan.
Mahasiswa senior (masing-masing tahun ke-3 dan ke-4) jurusan kebidanan dan dual degree sarjana
keperawatan dan kebidanan akan dilibatkan dalam penelitian ini dan berperan sebagai pasien
terstandarisasi. Mahasiswa-mahasiswa tersebut akan diberi pelatihan dan script sebagai pasien yang
harus diikuti serta dibekali pemahaman terkait esensi dan ekspektasi dari performa simulasi oleh
seorang ahli simulasi. Skenario standar, termasuk semua hal terkait sejarah, rincian, dan ekspektasi
respon terhadap pertanyaan-pertanyaan, akan dikembangkan oleh kelompok yang berpartisipasi
sebagai pasien tersatandarisasi, dipandu oleh ahli simulasi. Untuk mencapai signifikansi statistik
yang sama ditunjukkan dalam metodologi Brydges dkk. [21], maka ditentukan sebagai berikut;
Intervensi lengan 1
Partisipan yang tergabung dalam intervensi lengan 1 (n=35) akan menerima pelatihan keterampilan
fidelitas tingkat rendah dengan menggunakan sebuah parsial task trainer yang diposisikan di atas
sebuah bed lahiran standar rumah sakit. Trainer parsial dirancang untuk meniru/menyerupai bagian
dari sebuah sistem atau proses, dalam penelitian ini digunakan model Med Charlie Obstetric trainer
(Gambar 1).

Intervensi lengan 2
Intervensi lengan 2 (n=35) akan menerima pelatihan keterampilan dengan fidelitas tingkat sedang
(medium) yang menggunakan parsial task trainer yang sama dengan intervensi lengan 1, namun
dengan tambahan Flat Maggie yang diposisikan di atas sebuah bed lahiran standar rumah sakit.
Flat Maggie akan direntangkan diatas bantal untuk mensimulasi secara visual seorang wanita hamil
dan parsial task trainer akan diposisikan sedemikian rupa dengan Flat Maggie agar bisa dilakukan
simulasi (Gambar 2).

Intervensi lengan 3
Intervensi lengan 3 (n=35) akan menerima pelatihan keterampilan dengan tingkatan fidelitas
progresif melalui parsial task trainer - tingkat rendah, parsial task trainer dengan Flat Maggie
tingkat menengah/medium, dan kemudian ke tingkat fidelitas tinggi dengan menggunakan parsial
task trainer dengan pasien terstandarisasi yang diposisikan di atas sebuah bed lahiran standar rumah
sakit. Pasien terstandarisasi tersebut yakni mahasiswa senior kebidanan yang berpura-pura menjadi
wanita hamil, dengan menggunakan pendekatan standard dan konsisten. Perlu ditekankan bahwa
pada pasien terstandarisasi tidak akan dilakukan pemeriksaan vagina, namun mereka akan berperan
sebagai wanita dan parsial task trainer akan diposisikan sedemikian rupa sehingga bisa dilakukan
simulasi (Gambar 3).

Ukuran sample dan kekuatan statistik


Untuk memastikan eror tipe 1 di seluruh seluruh studi adalah 0.05, perhitungan ukuran sampel
menggunakan tingkat eror tipe 1 0.025 (koreksi Bonferroni) untuk menjelaskan dua hasil utama
pengukuran; yakni skor GRS dan IPPI.

GRS
Berdasarkan data Brydger dkk. [21], deviasi standar sampel yang diharapkan akan digunakan dalam
perhitungan ukuran sampel adalah 3.6. Berdasarkan parameter ini, dengan kekuatan 80%, eror tipe 1
0.025, dan asumsi bahwa skor GRS rata-rata di kelompok fidelitas progresif, medium, dan rendah
adalah 11, 10, dan 8, maka diperlukan 102 partisipan. Reliabilitas antar penilai (korelasi intraclass =
0.76) dan konsistensi internal GRS (Cronbach alpha = 0.75) telah ditunjukkan dalam sejumlah studi
penelitian yang telah dipublikasikan[22].

IPPI
Berdasarkan data Brydger dkk. [21], deviasi standar sampel yang diharapkan yang akan digunakan
dalam perhitungan ukuran sampel adalah 18. Berdasarkan parameter ini, dengan kekuatan 80%, eror
tipe 1 0.025, dan asumsi bahwa skor GRS rata-rata di kelompok fidelitas progresif, medium, dan
rendah adalah 40, 33, dan 25, maka diperlukan 105 partisipan. Vallidasi IPPI telah ditunjukkan di
sejumlah studi; sebuah penelitian terbaru melaporkan reliabilitas antar penilai (korelasi intraclass =
0.73), konsistensi internal ( Cronbach alpha = 0.65) dan validitas diskriminan (p <0.001) [22].

WCCS
Sebuah kerangka konseptual telah diajukan untuk mengukur Woman Centred Care yakni dengan
berpatok pada delapan kunci konsep telah diidentifikasi dan didefinisikan (ANMC [18], Brison [19],
Leap [4], dan Leap [20]). Kedelapan konsep kunci tersebut adalah dasar-dasar ruang lingkup yang
dimiliki si wanita, holisme, deteminasi diri, pembagian kekuasaan dalam hubungan, individualitas,
kontinum, pengambilan keputusan, dan hubungan si wanita dengan bidannya. Konsep-konsep
tersebut dihubungkan dengan kompetensi, elemen dan sinyal-sinyal dari Standar Kompetensi
Nasional untuk Bidan [18] serta perwujudan dari penerapan behavior yang telah diidentifikasi dan
dijelaskan. Hal ini membentuk dasar-dasar dari instrument atau alat untuk mengukur dan menilai
performa behavior selama pengaplikasian keterampilan teknis klinis dalam pemeriksaan vagina.
Karena tidak ditemukan alat ataupun media yang sebanding dalam studi literatur, maka WCCS akan
diujicobakan dalam penelitian ini.

Oleh karena itu, total sebanyak 105 partisipan dibutuhkan untuk penelitian ini (35 per kelompok
penelitian).

Metode Statistik
Karakteristik deskriptif masing-masing dari ketiga kelompok penelitian akan disajikan; karakteristik
berkelanjutan pertama-tama akan dinilai untuk didistribusi dengan menggunakan histogram dan tes
Shapiro-Wilk. Jika data terdistribusi secara normal, mean dan standar deviasi akan disajikan, dan
untuk data yang tidak terdistribusi normal, median dan rentang interkuartil-nya akan dilaporkan.
Jumlah angka dan persentase akan digunakan untuk data kategori. Perbandingan ukuran outcome
utama diantara tiga kelompok penelitian akan dilakukan baik menggunakan analisis varians
(ANOVA) maupun melalui pengujian Kruskal-Wallis, tergantung pada distribusi hasilnya. Jika
perbedaan signifikan secara statistik ditemukan (di tingkat 0.025), pengujian post-hoc yang tepat
akan dilakukan untuk menentukan kelompok mana yang berbeda.

Pengumpulan Data
Performa keterampilan para partisipan akan direkam dengan video recorder, kemudian disimpan di
server computer yang aman. Video-video tersebut hanya akan dilihat oleh AW dan dua orang asisten
peneliti kebidanan dari luar tim peneliti (eksternal). Skor mereka untuk tiga instrument akan
dimasukkan langsung ke dalam database yang diatur menggunakan program Remark.
Global Rating Scale (GRS) [16] akan digunakan untuk mengevaluasi akuisisi keterampilan teknis
sedangkan Integrated Procedural Performance Instrument (IPPI) [17] akan digunakan untuk
mengevaluasi integrasi skill/keterampilan, dan Woman Centred Care Scale (WCCS) akan
diujicobakan. Uji reliabilitas antar penilai dan uji reliabilitas intra-rater akan diintegrasikan ke dalam
desain penelitian ini.
Setelah selesai simulasi dan tanya jawab (debriefing), semua partisipan akan melakukan evaluasi
mengenai pengalaman melaksanakan simulasi dengan menggunakan evaluasi lokakarya
keterampilan prosedural dari Universitas Queensland.
Analisis data akan dipandu oleh sejumlah instrumen tertentu yang digunakan. Data kualitatif yang
muncul dari debriefing atau evaluasi pengalaman simulasi akan dianalisis secara tematis.

Setting/Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Mater Education Practice Improvement Centre (MEPIC), Raymond
Terrace, South Brisbane, Queensland, Australia.

Populasi Penelitian
Mahasiswa tahun pertama sarjana kebidanan (BM) dan mahasiswa dual degree (DD) sarjana
keperawatan dan kebidanan Universitas Queensland, yang belum menerima instruksi teoritis
mengenai pemeriksaan vagina akan diikutsertakan. Siswa-siswa tersebut akan diberi rincian lengkap
mengenai studi ini dan akan menerima surat informasi partisipan studi. Perekrutan partisipan
penelitian akan dilakukan oleh anggota staf Universitas Queensland yang tidak termasuk dalam
civitas program sarjana kebidanan ataupun dari program dual degree dan bukan merupakan anggota
tim investigasi. Siswa yang setuju untuk terlibat dalam penelitian ini akan mengikuti dan
melaksanakan instuksi simulasi yang telah direncanalan dan akan secara acak ditugaskan ke salah
satu dari tiga lengan intervensi yang telah disebutkan diatas.
Mahasiswa senior sarjana kebidanan (BM) tahun ke-3 dan mahasiswa dual degree sarjana
keperawatan dan kebidanan tahun ke-4 akan dilibatkan untuk berperan sebagai pasien terstandarisasi
dalam penelitian ini. Mereka akan dibekali penjelasan detail tentang studi ini dan menerima surat
informasi partisipan studi. Perekrutan partisipan penelitian akan dilakukan oleh anggota staf
Universitas Queensland yang bukan civitas program sarjana kebidanan ataupun dari program dual
degree dan bukan merupakan anggota tim investigasi. Siswa yang setuju untuk terlibat dalam
penelitian ini akan diberikan pelatihan untuk dapat melakukan peran pasien standar dalam intervensi-
intervensi yang telah direncanakan oleh seorang ahli simulasi, dan akan menerima sertifikat
pengakuan.

Kriteria Inklusi
Untuk dimasukkan ke dalam komponen intervensi partisipan penelitian adalah relawan/volunteer
mahasiswa sarjana kebidanan tahun pertama atau mahasiswa dual degree yang belum menerima
instruksi pelaksanaan pemeriksaan vagina. Partisipan berusia antara 17-60 tahun baik laki-laki
maupun wanita.
Untuk dimasukkan ke dalam kelompok pasien terstandarisasi, partisipannya adalah relawan dari
mahasiswa senior sarjana kebidanan maupun dual degree (tahun ke-tiga dan atau ke-empat);
mahasiswa-mahasiswa tersebut akan menerima instruksi, pelatihan cara berperan sebagai wanita
hamil, dan mempraktekkan pemeriksaan vagina (tidak real) serta mengidentifikasi dan merekognisi
perilaku Woman Centred Care (WWC behavior).

Kriteria Eksklusi
Mahasiswa yang tidak mengambil program kebidanan tidak akan diikutsertakan dalam penelitian ini.
Partisipan dalam proyek simulasi ini bersifat relawan/ volunteer, dan partisipan bebas atau berhak
mengundurkan diri dari proyek kapanpun tanpa menerima konsekuensi apapun.

Pertimbangan Keamanan
Penelitian ini didesain sedemikian rupa untuk meminimalisir resiko kecelakaan ataupun
ketidaknyamanan partisipan dan memastikan pemilihan/seleksi, rekrutmen, eksklusi dan inklusi
partisipan penelitian bersifat adil dan tidak akan membebani baik siswa maupun staf. Lembar
informasi partisipan akan dengan jelas menjabarkan tujuan, keuntungan, dan keterlibatan dalam
penelitian, termasuk menambah nilai pada proses-proses pengembangan kurikulum kedepannya di
Universitas Queensland. Desain penelitian akan dengan hati-hati menangani perihal perizinan atau
kesepakatan. Partisipan akan diberi informasi lengkap mengenai penelitian ini agar mereka bisa
memberikan penjelasan dan persetujuan yang dibutuhkan dan bahwa partisipan dapat mengundurkan
diri dari penelitian ini kapanpun tanpa konsekuensi.
Terdapat potensi ketidakmungkinan partisipan mahasiswa tahun pertama mengalami stress/ tekanan/
ketidaknyamanan yang serupa dengan yang dialami dalam parktek klinis sebenarnya. Partisipan
tahun ketiga dan keempat juga memiliki potensi mengalami stress/tekanan/ketidaknyamanan serupa
dengan yang dialami oleh orang-orang yang terlibat dalam role play/ simulasi ini. Tidak ada
prosedur invasif yang akan dilakukan pada relawan manusia dalam penelitian ini karena
menggunakan model/manikin. Semua partisipan adalah siswa kebidanan yang diharapkan akan
terlibat dalam penyelenggaraan praktek klinis dalam setting kehidupan nyata sebagai bagian dari
persiapan mereka menghadapi kehidupan profesional setelah wisuda.
Pembekalan akan diberikan dalam bentuk workshop simulasi dan dilakukan oleh seorang ahli
simulasi untuk meminimalisir resiko menemui kesulitan. Skenario simulasi juga akan diamati oleh
klinisi melalui monitor ruangan dimana mereka bisa mengintervensi jika terdapat partisipan yang
mengalami kesulitan atau merasa tertekan maupun tidak nyaman. Semua partisipan akan diarahkan,
bahwa jika mereka mengalami ketidaknyamanan, stress, ataupun tekanan psikologis, mereka bisa
berbicara atau berkonsultasi secara personal pada anggota tim peneliti untuk meminta bantuan, atau
mengakses layanan support baik dari Mater Health Service maupun Universitas Queensland secara
bebas tanpa prasangka.

Pertimbangan Etik
Penelitian ini telah mendapatkan izin etik dari Komite Human Research and Ethics Universitas
Queensland (Protokol No 2012000889) dan Mater Health Services, Brisbane (Protokol No 2012-53).

Pembahasan
Outcome dari penelitian ini akan berkontribusi demi peningkatan keterampilan asesmen klinis pada
mahasiswa-mahasiswa kebidanan khususnya berkaitan dengan performa kinerja terintegrasi dan
mendunia, dan lebih luas lagi bisa mempengaruhi pengambilan keputusan terkait alokasi sumber
pendidikan untuk simulasi kelahiran. Pilot WCCS akan mendukung pengembangan alat ukur WCC
berkelanjutan dan membantu pengukuran konsep-konsep pokok kebidanan dalam kurikulum sarjana
kebidanan.
Studi ini akan memberikan kontribusi berupa evaluasi penting dalam strategi belajar-pembelajaran
inovatif dalam kurikulum professional sarjana kebidanan. Penelitian ini akan memeperbaharui dan
menambah pengetahuan lebih lanjut dalam pendidikan klinis, khususnya tentang penggunaan
fidelitas simulasi untuk membimbing outcome pendidikan yang sesuai bagi siswa sarjana kebidanan.

Catatan penerjemah:
Woman centred care (WCC): perawatan/tindakan medis yang dipusatkan pada kebutuhan si wanita
sebagai ibu.
Partial task trainer: alat peraga sebagian tubuh (disesuaikan dengan bagian tubuh yang diperlukan)
Pasien terstandarisasi: pasien model berperan sebagai wanita hamil yang telah dilatih untuk dapat
berakting ssesuai standar yang dimasudkan dalam penelitian

Anda mungkin juga menyukai