Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR

RENDAH (BBLR) DI RSUD DR WAHIDIN SUDIROHUSODO


KOTA MOJOKERTO

Indra Yulianti*, Reva Arliyanti Hargiono**


Program Studi D3 Kebidanan STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto

ABSTRAK

Berat badan bayi baru lahir ditentukan status gizi ibu pada waktu konsepsi. Sebagian besar BBLR
terjadi akibat gangguan pertumbuhan intrauterine akibat kekurangan gizi saat hamil. Penelitian
bertujuan membuktikan hubungan status gizi ibu hamil dengan kejadian berat badan lahir rendah
(BBLR) di RSUD Dr Wahidin Sudirohusodo Kota Mojokerto.
Desain penelitian analitik korelasi dengan pendekatan cohort. Populasinya semua ibu dan bayi baru
lahir di RSUD Dr Wahidin Sudirohusodo pada bulan Juli 2016 yaitu 37 orang. Teknik sampling
adalah total sampling. Variabel independent status gizi ibu hamil dan variabel dependent kejadian
BBLR. Instumen menggunakan rekam medik. Pengolahan data menggunakan editing, coding, dan
tabulating. Analisis dengan uji Rank Spearman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir setengah (38,9%) responden dengan status gizi ibu
kurang melahirkan bayi BBLR, hampir seluruh (93,8%) responden dengan status gizi normal
melahirkan bayi tidak BBLR dan seluruh (100%) responden dengan status gizi lebih melahirkan
bayi tidak BBLR. Analisis data menggunakan Uji Rank Spearman dengan value (0,013) < (
0,05), sehingga H1 diterima artinya ada hubungan antara status gizi ibu hamil dengan kejadian
BBLR. Ibu dengan status gizi normal akan melahirkan bayi tidak BBLR. Hal ini disebabkan aliran
makanan dari ibu kepada janin melalui plasenta berjalan dengan baik sehingga kebutuhan nutrisi
terpenuhi.

Kata Kunci: status gizi, ibu hamil, berat badan bayi baru lahir

PENDAHULUAN sakit berat, komplikasi kehamilan, kurang


gizi, dan keadaan stress pada ibu hamil
Permasalahan yang dihadapi di (Soetjiningsih, 2012).Status gizi ibu pada
Indonesia pada saat ini salah satunya adalah kehamilan berpengaruh pada status gizi
masih tingginya angka kejadian BBLR yang janin.Asupan makanan ibu dapat masuk ke
menjadi penyumbang utama angka kematian janin melalui tali pusat yang terhubung
pada neonatus, sebagian besar BBLR terjadi kepada tubuh ibu. Kondisi terpenuhinya
akibat gangguan pada pertumbuhan intrauterin kebutuhan zat gizi janin terkait dengan
(Suradi dkk, 2008). Bayi berat badan lahir perhatian asupan gizi dari makanan yang
rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang adekuat agar tumbuh kembang janin
berat badan lahirnya pada saat kelahiran berlangsung optimal (Indreswari dkk., 2008).
kurang dari 2500 gram (Saifuddin dkk, Data Kementerian Kesehatan
2009).Berat badan bayi baru lahir ditentukan mencatat bahwa pada tahun 2013 terdapat
oleh status gizi pada waktu konsepsi. Ibu 10,2% bayi BBLR, sedangkan di Propinsi
hamil yang mengalami malnutrisi bukan Jawa Timur sebanyak 11,2% bayi BBLR.
hanya melemahkan fisik dan membahayakan Sementara itu jumlah BBLR yang dilaporkan
jiwa ibu, tetapi juga mengancam keselamatan di Kabupaten Mojokerto dari 16.424 bayi
janin. Hal ini yang menyebabkan masih lahir hidup sebanyak 489 (4,26%) diantaranya
tingginya Angka Kematian Bayi (AKB) di bayi laki-laki 265 (3,17 %) dan bayi
Indonesia (Arisman, 2010). perempuan 224 (2,78 %) (Dinkes Kabupaten
Pertumbuhan janin dalam kandungan Mojokerto, 2014). Data dari RSUD Wahidin
merupakan hasil interaksi antara potensi Sudirohusodo Kota Mojokerto pada bulan
genetik dari ayah maupun ibu dan lingkungan Februari-Maret 2016 terdapat 31 kasus BBLR.
intrauterin.Pertumbuhan janin dipengaruhi Studi pendahuluan di RSUD Wahidin
oleh faktor-faktor selama kehamilan, yaitu Sudirohusodo Kota Mojokerto menunjukkan

SURYA 56 Vol. 08, No. 03, Desember 2016


Hubungan Status Gizi Ibu Hamil dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di RSUD Dr Wahidin
Sudirohusodo Kota Mojokerto

hasil bahwa pada bulan Maret 2016 terdapat tambah darah, dimana 1 tablet berisi 200 mg
41 ibu yang melahirkan. Dokumentasi rekam fero sulfat dan 0,25 mg asam folat (setara
medikpada 13 orang ibu inpartu, dengan 60 mg besi dan 0.25 mg asam folat).
menunjukkan bahwa 4 orang (30,8%) dengan Setiap ibu hamil dianjurkan minum 90 tablet
LILA <23,5cm yang mana 3 orang tambah darah dengan dosis satu tablet setiap
melahirkan bayi BBLN(Berat Badan Lahir hari selama masa kehamilannya dan empat
Normal) serta 1 orang melahirkan bayi BBLR. puluh hari setelah melahirkan. Tablet tambah
9 orang (69,2%) dengan LILA23,5 cm yang darah disediakan oleh pemerintah dan
mana 7 orang melahirkan bayi BBLN serta 2 diberikan kepada ibu hamil secara gratis
orang melahirkan bayi BBLR (Berat Badan melalui sarana pelayanan kesehatan (Depkes
Lahir Rendah). RI, 2009).Berdasarkan latar belakang tersebut,
Status gizi ibu dapat diukur melalui peneliti tertarik untuk meneliti hubungan
tinggi badan, indeks massa tubuh (IMT) status gizi ibu hamil dengan kejadian berat
prahamil, pertambahan berat badan selama badan lahir rendah (BBLR).
kehamilan, dan kadar hemoglobin (Hb) ibu.
Pertambahan berat badan ibu selama METODE PENELITIAN
kehamilan secara langsung memengaruhi
berat badan lahir (Karima & Achadi, 2012). Desain dalam penelitian adalah desain
Pada trimester pertama kehamilan, Fe yang analitik korelasi dengan menggunakan
dibutuhkan sedikit karena tidak terjadi pendekatan cohort. Pada penelitian ini
menstruasi dan pertumbuhan janin masih populasinya adalah semua ibu dan bayi baru
lambat. Sedangkan pada awal trimester kedua lahir di RSUD Dr Wahidin Sudirohusodo
pertumbuhan janin sangat cepat dan janin pada bulan Juli 2016 yaitu 37
bergerak aktif, yaitu menghisap dan menelan orang.Pengambilan sampling dalam penelitian
air ketuban sehingga lebih banyak kebutuhan ini menggunakan teknik total sampling.
oksigen yang diperlukan. Akibatnya Dalam penelitian ini variabel independent
kebutuhan Fe semakin meningkat untuk adalah status gizi ibu hamil dan variable
mengimbangi peningkatan produksi eritrosit dependentnya adalah kejadian BBLR.
dan rentan untuk terjadinya anemia, terutama Instrumen berupa Rekam Medik karena data
anemia defisiensi besi (Wiknjosastro, yang diambil adalah data sekunder. Penelitian
2009).Anemia pada ibu hamil dapat ini dilaksanakan mulai bulan Februari sampai
mengakibatkan gangguan tumbuh kembang dengan Agustus 2016. Pengambilan data
janin dan meningkatkan risiko berat badan dilakukan pada tanggal 5 Agustus 2016.
lahir rendah, asfiksia neonatorum, dan Analisa data menggunakan coding,scoring
prematuritas.Kelahiran dengan berat badan dan tabulating. Uji statistik menggunakan uji
rendah bisa membuat bayi menghadapi resiko Spearman, kemudian diolah dengan
tinggi terhadap banyak masalah termasuk menggunakan SPSS for Windows. Jika
kesulitan pernafasan dan perkembangan value< 0,05, maka H1 diterima, berarti ada
sehingga mempertinggi angka kematian hubungan status gizi ibu melahirkan dengan
neonatal (Sloane, 2009). kejadian berat badan lahir rendah (BBLR).
Upaya yang dapat dilakukan untuk
mencegah terjadinya BBLR adalah dengan HASIL PENELITIAN
memperhatikan asupan nutrisi terutama pada
kehamilan trimester III, selain itu juga dengan 1. Status Gizi Ibu Hamil
mengurangi beban kerja karena ibu yang tetap Tabel 1 Distribusi Frekuensi Status Gizi Ibu
melakukan aktivitas fisiknya selama Hamil Di RSUD Dr Wahidin
kehamilan sementara asupan makanannya Sudirohusodo Kota Mojokerto Pada
tidak banyak bertambah dibandingkan Bulan Juli 2016
sebelum kehamilannya akan mendapat No Status Gizi F %
tambahan beban dari bayinya (FKM UI, 1 Kurang 18 48,6
2011). Melaksanakan suatu program 2 Normal 16 43,2
pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) atau
3 Lebih 3 8,1
tablet Fe (Fe) pada ibu hamil di puskesmas
dan posyandu dengan mendistribusikan tablet Jumlah 37 100
Sumber : Data Sekunder, 2016

SURYA 57 Vol. 08, No. 03, Desember 2016


Hubungan Status Gizi Ibu Hamil dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di RSUD Dr Wahidin
Sudirohusodo Kota Mojokerto

PEMBAHASAN
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui
bahwa status gizi ibu hamil hampir 1. Status Gizi Ibu Hamil
setengahnya kurang, yaitu 18 (48,6%) Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui
responden. bahwa status gizi ibu hamil hampir
setengahnya kurang, yaitu 18 (48,6%)
2. Kejadian BBLR responden. Faktor yang mempengaruhi status
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Kejadian BBLR gizi ibu hamil adalah umur, berat badan, suhu
Di RSUD Dr Wahidin Sudirohusodo lingkungan, aktivitas, pengetahuan zat gizi
Kota Mojokerto Pada Bulan Juli 2016 dalam makanan, kebiasaan dan pandangan
No Kejadian F % wanita terhadap makanan, status ekonomi
1 BBLR
BBLR 8 21,6 (Marmi, 2013).
2 Tidak BBLR 29 78,4 Ibu dengan status gizi normal karena
37 100,0 penambahan berat badan selama hamil sesuai
Jumlah
dengan standar penambahan berat badan
Sumber : Data Sekunder, 2016
menurut indeks massa tubuh ibu sebelum
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui
hamil. Hasil penelitian ini dipengaruhi oleh
bahwa kejadian BBLR responden hampir
faktor umur, pendidikan, dan pekerjaan.
seluruhnya tidak BBLR, yaitu 29 (78,4%)
Faktor yang pertama adalah umur ibu.
responden.
umur responden hampir seluruhnya 20-35
tahun, yaitu 31 (83,8%) responden. Hal ini
3. Hubungan status gizi ibu hamil dengan
sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa
kejadian BBLR
lebih muda umur seorang wanita yang hamil,
Tabel 3 Tabulasi Silang Hubungan status gizi
lebih banyak energi yang diperlukan. Umur
ibu hamil dengan kejadian BBLR Di
yang dianggap optimal untuk kehamilan
RSUD Dr Wahidin Sudirohusodo
adalah antara 20-35 tahun (Marmi, 2013).
Kota Mojokerto Pada Bulan Juli 2016
Umur 20 35 tahun merupakan umur
Kejadian BBLR
Jumlah yang ideal untuk terjadi kehamilan dan
Status Gizi BBLR Tidak BBLR
melahirkan, karena organ reproduksi bekerja
F % F % F % maksimal sehingga tubuh ibu siap untuk
1 Kurang 7 38,9 11 61,1 18 100 menerima kehamilan dan persalinan. Kondisi
2 Normal 1 6,2 15 93,8 16 100 ibu juga masih cenderung sehat dan
3 Lebih 0 0 3 100 3 100 metabolisme tubuh baik sehingga regulasi
Jumlah 8 21,6 29 78,4 37 100 energi dalam tubuh juga baik. Dengan
Uji Rank Spearman p value= 0,013 < 0,05 demikian asupan energi yang adekuat akan
Sumber : Data Sekunder, 2016 dapat memenuhi kebutuhan nutrisi ibu dan
Hasil tabulasi silang pada tabel 3 janin. Energi yang dibutuhkan ibu lebih
menunjukkan hampir setengah (38,9%) banyak karena banyaknya sel-sel yang aktif
responden dengan status gizi ibu kurang dan sehat. Umur kurang dari 20 tahun belum
melahirkan bayi BBLR, hampir seluruh optimal secara organ reproduksi sehingga
(93,8%) responden dengan status gizi normal membutuhkan pemantauan yang lebih
melahirkan bayi tidak BBLR dan seluruh intensif. Sedangkan pada ibu hamil yang
(100%) responden dengan status gizi lebih berumur lebih dari 35 tahun, sudah beresiko
melahirkan bayi tidak BBLR. apabila terjadi kehamilan.Metabolisme tubuh
Berdasarkan hasil analisa sudah mengalami penurunan dan lemak sudah
menggunakan uji statistik Rank semakin sulit direduksi.
Spearmandiperoleh hasil p value 0,013 < 0,05 Faktor kedua yaitu pendidikan.
yang berarti H1 diterima artinya ada hubungan pendidikan responden sebagian besar
status gizi ibu hamil dengan kejadian BBLR. menengah, yaitu 20 (54,1%) responden.
Sesuai dengan pendapat Marmi (2013),
bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi
status gizi ibu hamil adalah pengetahuan zat
gizi dalam makanan, dimana di dalam

SURYA 58 Vol. 08, No. 03, Desember 2016


Hubungan Status Gizi Ibu Hamil dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di RSUD Dr Wahidin
Sudirohusodo Kota Mojokerto

perencanaan dan penyusunan makanan ibu faktor, diantaranya adalah faktor umur ibu dan
atau wanita dewasa sangat berperan penting. kadar Hb.
Pendidikan responden yang hanya Faktor yang pertama adalah umur
berpendidikan SD-SMP memiliki kemampuan ibu. Umur responden hampir seluruhnya 20-
yang kurang dalam menerima informasi dan 35 tahun, yaitu 31 (83,8%) responden. Umur
mengimplementasikannya dalam kehidupan ibu erat kaitannya dengan berat bayi lahir.
sehari-hari. Mereka cenderung meniru Kehamilan dibawah umur 16 tahun
kebiasaan keluarga dan mengikuti pesan merupakan kehamilan berisiko tinggi, 2-4 kali
orang tua, mertua atau anggota keluarga yang lebih tinggi dibandingkan dengan kehamilan
dituakan, yang pada umumnya melakukan pada wanita yang cukup umur.Pada umur
tarak makanan saat kehamilan sehingga yang masih muda, perkembangan organ-organ
asupan makanannya kurang dan status gizinya reproduksi dan fungsi fisiologinya belum
menjadi kurang optimal. Selain itu emosi dan kejiwaannya
Faktor yang ketiga adalah pekerjaan. belum cukup matang, sehingga pada saat
diketahui bahwa pekerjaan responden kehamilan ibu tersebut belum dapat
sebagian besar tidak bekerja, yaitu 26 (70,3%) menanggapi kehamilannya secara sempurna
responden. Pekerjaan mempengaruhi status dan sering terjadi komplikasi. Selain itu
gizi ibu hamil. Ibu yang tidak bekerja tidak semakin muda usia ibu hamil, maka akan
membutuhkan banyak keluaran energi terjadi bahaya bayi lahir kurang bulan,
dibandingkan dengan ibu yang bekerja, perdarahan dan bayi lahir ringan (Rochjati,
sehingga dengan asupan gizi yang baik akan 2011).
terjadi penambahan berat badan normal Faktor yang kedua adalah kadar Hb.
berdasarkan indeks massa tubuh ibu Kadar Hb responden hampir seluruhnya tidak
sebelum hamil. Ibu yang mempunyai status anemia, yaitu 29 (78,4%) responden. Sesuai
gizi kurang disebabkan karena ibu yang dengan pendapat Wiknjosastro (2009) bahwa
sibuk dengan pekerjaannya tanpa disertai kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil sangat
asupan gizi yang lebih dari biasanya sehingga mempengaruhi berat bayi yang dilahirkan.
penambahan berat badan ibu kurang dari Seorang ibu hamil dikatakan menderita
normal. anemia bila kadar hemoglobinnya dibawah 12
gr/dl. Anemia pada ibu hamil akan menambah
2. Kejadian BBLR risiko mendapatkan bayi berat lahir rendah
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui (BBLR), risiko perdarahan sebelum dan pada
bahwa kejadian BBLR responden hampir saat persalinan,bahkan dapat menyebabkan
seluruhnya tidak BBLR, yaitu 29 (78,4%) kematian ibu dan bayinya jika ibu hamil
responden. Sesuai dengan pendapat Rochjati tersebut menderita anemia berat. Hal ini
(2011) bahwa faktor yang secara langsung disebabkan karena kurangnya suplai darah
atau internal mempengaruhi berat bayi lahir nutrisi akan oksigen pada plasenta yang akan
antara lain umur ibu, jarak kelahiran, paritas, berpengaruh pada fungsi plasenta terhadap
kadar hemoglobin, status gizi ibu hamil, janin.
pemeriksaan kehamilan, dan penyakit pada Kadar Hb sangat menentukan berat
saat kehamilan. Faktor faktor yang badan lahir bayi karena Hb yang bertugas
mempengaruhi berat bayi lahir secara tidak membawa sari makanan dan oksigen untuk
langsung/eksternal meliputi kondisi pertumbuhan bayi dalam darah melalui
lingkungan, asupan zat gizi dan tingkat sosial plasenta. Ibu yang tidak anemia melahirkan
ekonomi ibu hamil. bayi normal karena ibu yang tidak anemia
Bayi mempunyai berat badan lahir kadar hemoglobin dalam darah yang berfungsi
normal, meskipun dengan berat lahir yang membawa nutrisi untuk janin tidak berkurang
berbeda-beda. Satu bayi yang lahir dengan sehingga asupan nutrisi janin terpenuhi. Bayi
berat badan lebih ini dilahirkan dari ibu yang yang lahir dengan berat badan lahir rendah
sangat gemuk, jadi asupan gizi yang disebabkan karena kadar Hb ibu tergolong
didapatkan dari ibu juga sangat banyak anemia sehingga sel-sel darah merah yang
sehingga pertumbuhan janin dalam rahim juga membawa nutrisi ke janin berkurang. Hal ini
pesat. Bayi yang lahir dengan berat badan menyebabkan kebutuhan nutrisi bayi tidak
lahir rendah disebabkan karena berbagai

SURYA 59 Vol. 08, No. 03, Desember 2016


Hubungan Status Gizi Ibu Hamil dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di RSUD Dr Wahidin
Sudirohusodo Kota Mojokerto

terpenuhi yang dapat mengakibatkan berat plasenta bisa berjalan dengan baik sehingga
badan bayi rendah. kebutuhan nutrisi janin terpenuhi.Ibu yang
mempunyai status gizi kurang dapat
3. Hubungan status gizi ibu hamil dengan melahirkan bayi yang tidak BBLR disebabkan
kejadian BBLR karena pada saat sebelum hamil ibu
Hasil tabulasi silang pada tabel 3 mempunyai status gizi yang baik, hanya saja
menunjukkan bahwa hampir setengah (38,9%) pada saat hamil mengalami penambahan berat
responden dengan status gizi ibu kurang badan yang kurang dari normal berdasarkan
melahirkan bayi BBLR, hampir seluruh indeks massa tubuh sebelum hamil, namun
(93,8%) responden dengan status gizi normal ibu masih memiliki cadangan berupa lemak
melahirkan bayi tidak BBLR dan seluruh dalam tubuhnya yang bisa dimetabolisme
(100%) responden dengan status gizi lebih apabila asupan dari luar tubuh kurang
melahirkan bayi tidak BBLR. Berdasarkan memadai. Hal ini juga bisa disebabkan karena
hasil analisa menggunakan uji statistik Rank bayi yang dilahirkan tidak BBLR tapi
Spearman diperoleh hasil pvalue 0,013 < 0,05 mempunyai berat lahir yang tidak terlalu besar
yang berarti H1 diterima artinya ada hubungan secara nominal (angka).
status gizi ibu hamil dengan kejadian BBLR. Diketahui bahwa umur responden
Berat badan ibu sebelum hamil dan hampir seluruhnya 20-35 tahun, yaitu 31
kenaikan berat badan selama hamil kurang (83,8%) responden. Umur ibu erat kaitannya
(underweight) atau lebih (overweight) dari dengan berat bayi lahir.Kehamilan dibawah
normal akan membuat kehamilan menjadi umur 16 tahun merupakan kehamilan berisiko
beresiko (low risk). Berat badan ibu yang tinggi, 2-4 kali lebih tinggi dibandingkan
kurang akan berisiko melahirkan bayi dengan dengan kehamilan pada wanita yang cukup
berat badan kurang atau Berat Bayi Lahir umur.Pada umur yang masih muda,
Rendah (BBLR) (Waryana, 2010). Apabila perkembangan organ-organ reproduksi dan
terjadi malnutrisi pada ibu hamil, volume fungsi fisiologinya belum optimal.Selain itu
darah menjadi berkurang, ukuran plasenta emosi dan kejiwaannya belum cukup matang,
berkurang dan transfer nutrient melalui sehingga pada saat kehamilan ibu tersebut
plasenta berkurang sehingga janin tumbuh belum dapat menanggapi kehamilannya secara
lambat atau terganggu (IUGR). Ibu hamil sempurna dan sering terjadi komplikasi.
dengan kekurangan gizi cenderung Selain itu semakin muda usia ibu hamil, maka
melahirkan prematur atau BBLR (kurang dari akan terjadi bahaya bayi lahir kurang bulan,
2500 gram) (Pantikawati & Saryono, 2010). perdarahan dan bayi lahir ringan (Rochjati,
Berat badan ibu hamil yang bertambah dengan 2011).
normal, akan menghasilkan anak yang normal Ibu yang penambahan berat badannya
(Waryana, 2010). Sedangkan berat badan ibu normal akan tetapi melahirkan BBLR, hal ini
berlebih atau sangat cepat juga berisiko dapat disebabkan karena adanya faktor
mengalami perdarahan atau bisa jadi seperti rendahnya IMT ibu sebelum hamil
merupakan indikasi awal terjadinya keracunan yang tergolong kurus. Sedangkan ibu dengan
kehamilan (pre-eklamsia) atau diabetes. Bayi penambahan berat badan kurang akan tetapi
juga akan berisiko terhambatnya tidak melahirkan bayi BBLR karena ibu
pertumbuhan janin, pengiriman makanan berada pada umur optimal untuk terjadi
kejanin jadi berkurang karena adannya kehamilan dan persalinan sehingga system
penyempitan pembuluh darah. Bila tubuh ibu akan mengkompensasi dengan
penyempitan pembuluh darah menghebat, bisa memberikan nutrisi dalam diri ibu untuk
berakibat fatal bagi janin. Berat badan ibu bayinya yang didapatkan dari cadangan energi
yang berlebihan juga bisa mempengaruhi yang dimiliki ibu.
proses persalinan Diketahui bahwa kadar Hb responden
Ibu hamil yang memiliki status gizi hampir seluruhnya tidak anemia, yaitu 29
normal, cenderung akan memiliki bayi baru (78,4%) responden. Sesuai dengan pendapat
lahir dengan berat badan normal. Hal ini Wiknjosastro (2009) bahwa kadar hemoglobin
dimungkinkan karena volume darah normal, (Hb) ibu hamil sangat mempengaruhi berat
sehingga ukuran plasentanya juga normal dan bayi yang dilahirkan. Seorang ibu hamil
aliran makanan dari ibu kepada janin melalui dikatakan menderita anemia bila kadar

SURYA 60 Vol. 08, No. 03, Desember 2016


Hubungan Status Gizi Ibu Hamil dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di RSUD Dr Wahidin
Sudirohusodo Kota Mojokerto

hemoglobinnya dibawah 12 gr/ dl. Anemia ibu dan keluarganya khususnya tentang status
pada ibu hamil akan menambah risiko gizi ibu hamil, serta perawatan bayi baru lahir
mendapatkan bayi berat lahir rendah (BBLR), dengan berat badan rendah.
risiko perdarahan sebelum dan pada saat 4) Bagi Peneliti Selanjutnya
persalinan,bahkan dapat menyebabkan Dapat melakukan penelitian tentang
kematian ibu dan bayinya jika ibu hamil faktor lain yang juga mempengaruhi berat
tersebut menderita anemia berat. Hal ini badan bayi baru lahir, misalnya pengetahuan
disebabkan karena kurangnya suplai darah ibu tentang asupan makanan bergizi, sosial
nutrisi akan oksigen pada plasenta yang akan ekonomi, pendapat dan sosial budaya, jika
berpengaruh pada fungsi plasenta terhadap melakukan penelitian dengan variabel
janin.
Sedangkan ibu dengan penambahan DAFTAR PUSTAKA
berat badan kurang akan tetapi tidak
melahirkan bayi BBLR karena ibu tidak Arisman. 2010. Gizi Dalam Daur Kehidupan.
mengalami anemia sehingga kadar Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran
hemoglobin dalam darah yang berfungsi EGC.
membawa nutrisi untuk janin tidak berkurang
sehingga asupan nutrisi janin terpenuhi. Depkes RI. 2009. Panduan Pelayanan
Antenatal. Jakarta: Kemenkes RI
KESIMPULAN
Dinkes Kabupaten Mojokerto. 2014. Profil
1. Kesimpulan Kesehatan Kabupaten Mojokerto
1) Status gizi ibu hamil hampir setengahnya Tahun 2013. Mojokerto: Dinas
kurang di RSUD Dr Wahidin Kesehatan Kabupaten Mojokerto.
Sudirohusodo Kota Mojokerto yaitu 18
(48,6%) responden. FKM UI. 2011. Gizi dan Kesehatan
2) Berat badan bayi baru lahir hampir Masyarakat. Jakarta: FKM UI.
seluruhnya tidak BBLR di RSUD Dr
Wahidin Sudirohusodo Kota Mojokerto Indreswari, M., Hardinsyah, dan Damanik,
bahwa kejadian BBLR responden hampir M.R..2008.Hubungan antara
seluruhnya tidak BBLR, yaitu 29 (78,4%) Intensitas Pemeriksaan Kehamilan,
responden. Fasilitas Pelayanan Kesehatan, dan
3) Ada hubungan status gizi ibu hamil dengan Konsumsi Tablet Besi dengan Tingkat
kejadian BBLR di RSUD Dr Wahidin Keluhan selama Kehamilan.Jurnal
Sudirohusodo Kota Mojokerto dengan Gizi dan Pangan Vol 3 No.1.
pvalue 0,013.
Karima, K & Achadi, EL. 2012.Status Gizi
2. Saran dan Berat Badan Lahir Bayi.Depok :
1) Bagi Responden FKM UI. Artikel Penelitian.
Diharapkan untuk melakukan ANC
secara teratur, mengkonsumsi makanan Marmi. 2013. Asuhan Kebidanan Pada Masa
bergizi, memantau peningkatan berat badan Antenatal.Yogyakarta : Pustaka
setiap bulan. Pelajar
2) Bagi Bidan
Bidan tetap memberikan KIE tentang Pantikawati, I & Saryono.2010. Asuhan
gizi ibu hamil saat ibu ANC untuk Kebidanan I Kehamilan.Yogyakarta :
meningkatkan kesadaran pada ibu hamil Nuha Medika.
khususnya tentang status gizi ibu hamil, dan
meningkatkan pengawasan terhadap kenaikan Rochjati, P. 2011. Skrining Antenatal pada
berat badan ibu hamil dan tafsiran berat janin. Ibu Hamil. Surabaya: Airlangga
3) Bagi Instirusi Kesehatan University Press.
Bisa mendukung kegiatan KIA
melalui kegiatan kunjungan rumah, membuka Saifuddin.AB. dkk. 2009. Buku Acuan
kelas ibu hamil dalam pemberian KIE kepada Nasional Pelayanan Kesehatan

SURYA 61 Vol. 08, No. 03, Desember 2016


Hubungan Status Gizi Ibu Hamil dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di RSUD Dr Wahidin
Sudirohusodo Kota Mojokerto

Maternal dan Neonatal. Cetakan 7.


Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

Sloane, E. 2009.Anatomi dan Fisiologi Untuk


Pemula. Jakarta: EGC.

Soetjiningsih. 2012. Tumbuh Kembang Anak.


Jakarta: EGC.

Suradi, dkk. 2008. Perawatan Bayi Berat


Lahir Rendah Dengan Metode
Kanguru. Jakarta: Perinasia.

Waryana, 2010.Gizi Reproduksi. Yogyakarta :


Pustaka Rihama.

Wiknjosastro, H. 2009. Ilmu Kebidanan.


Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

SURYA 62 Vol. 08, No. 03, Desember 2016

Anda mungkin juga menyukai