Anda di halaman 1dari 66

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit menahun yang ditandai oleh

kadar glukosa darah yang melebihi nilai normal. Apabila dibiarkan tak

terkendali, penyakit ini akan menimbulkan penyakit penyakit yang dapat

berakibat fatal. Termasuk penyakit jantung, ginjal, kebutaan dan amputasi.

Dalam Diabetes Atlas 2000 ( Internasional Diabetes Federation ) tercantum

perkiraan penduduk Indonesia di atas 20 tahun sebesar 125 juta dan dengan

asumsi prevelensi DM sebesar 4,6%, di perkirakan pada tahun 2000 pasien

DM akan berjumlah 5,6 juta (PERKENI, 2006).

Berdasarkan pola pertambahan penduduk seperti ini , diperkirakan pada

tahun 2020 nanti akan ada sejumlah 178 juta penduduk berusia di atas 20

tahun dan dengan asumsi prevalensi DM sebesar 4,6% akan didapatkan 8,2

juta pasien diabetes1. Suatu jumlah yang sangat besar dan merupakan beban

yang sangat berat untuk dapat ditangani sendiri oleh dokter spesialis /

subspesialis. Semua pihak, baik masyarakat maupun pemerintah, harus ikut

serta dalam usaha menanggulangi timbulnya ledakan DM ini harus sudah

dimulai dari sekarang. Diabetes melitus dapat menyerang warga segala lapisan

umur dan sosial ekonomi (Darmono, 2007).

Berdasarkan data rekam Medik RSUD Batara Guru jumlah penderita

Diabetes Melitus yang dirawat jalan dan rawat inap pada periode Januari

sampai desember 2010 sebanyak 85 pasien mengalami penurunan menjadi 73

1
2

pada tahun 2011 dan kembali meningkat menjadi 89 pada tahun 2012.

Sedangkan data kunjungan pada periode Januari sampai Juni 2013 jumlah

kunjungan sebanyak 34 penderita.

Di Indonesia saat ini masalah DM belum menempati skala prioritas

utama pelayanan kesehatan walaupun sudah jelas dampak negatifnya, yaitu

berupa penurunan kualitas SDM, terutama akibat penyulit menahun yang

ditimbulkannya. Penanganan Diabetes melitus dapat di kelompokkan dalam

empat pilar, yaitu edukasi, perencanaan makan, latihan jasmani dan intervensi

farmakologis (Hembing, 2004).

E.P Joslin dalam Nor, (2005) mengemukakan tentang pentingnya

pengetahuan klien Diabetes agar klien dapat mempertahankan hidupnya.

Salah satu cara pemberdayaan pasien Diabetes adalah peningkatan

pengetahuan. Targetnya agar klien memahami penyakit dan cara

pengobatannya, mengidentifikasi masalah kesehatan yang timbul secara dini

sehingga bisa dipulihkan, meningkatkan kemampuan memelihara kesehatan,

serta membuat perubahan yang diperlukan dalam hal prilaku dan gaya hidup.

Dalam program pengobatan sebagian besar penyakit mungkin tidak

terlalu memerlukan pengetahuan yang mendalam mengenai penyakitnya

tersebut kepada klien, cukup instruksi yang diberikan kepadanya memadai.

Tetapi pada Diabetes hal ini berbeda, sebab disini diperlukan keseimbangan

antara pengobatan dan kegiatan-kegiatan sehari-sehari yang merupakan bagian

dari kegiatan rutin seperti: pola makan, olahraga, bekerja, dan lain-lain. Jadi

proses pengobatan sebetulnya merupakan suatu proses yang berlangsung 24

2
3

jam dan seringkali berhubungan dengan perubahan prilaku dan gaya hidup

klien. Sehingga makin tinggi pengetahuan klien tentang bagaimana ia harus

mengubah prilakunya dan mengapa hal itu diperlukan maka akan berhasillah

mereka dalam menghadapi penyakitnya. Pengetahuan dapat membantu klien

hingga merasakan dirinya lebih sehat, memperbaiki kontrol, mencegah

komplikasi bahkan mengurangi biaya pengobatan. Klien Diabetes dalam hal

ini mempunyai peranan terpenting dalam penanganan penyakitnya sehari-hari

(Nor, 2005).

Pengetahuan klien mengenai berbagai penyakit sangat bervariasi,

terutama mengenai penyakit yang mereka derita (Suchmann,1975; Watts,

1976; Williams, 1986, dalam Nor, 2005). Menurut beberapa penelitian tentang

peran serta klien dan pemanfaatan sarana terbukti bahwa pengetahuan klien

mengenai penyakitnya mempunyai korelasi positif dengan upayanya untuk

mencari penanganan terhadap penyakit yang dihadapi, hal ini menunjukkan

bahwa pengetahuan klien mengenai penyakitnya dapat diikutsertakan dalam

program pendidikan prilaku yang meliputi pola makan, istirahat, olahraga dan

eliminasi.

Selanjutnya menurut Rogers (1974) dalam Notoatmojo (2010) bahwa

prilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng dan bermakna

daripada prilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Selama klien dirawat

di rumah sakit aktivitas dan prilaku klien yang meliputi pola makan, istirahat

pada umumnya melibatkan perawat, akan tetapi dapat didelegasikan tugasnya

kepada keluarga maupun klien yang bersangkutan.dengan terlebih dahulu

3
4

memberikan penyuluhan tehnik pola makan, karena klien ikut pula

menentukan agar proses asuhan keperawatan tercapai secara optimal, tapi

pemenuhan kebutuhan ini sangat dipengaruhi oleh pengetahuan klien yang

menuntut sikap tertentu.

Pengalaman peneliti di RSUD Batara Guru Kabuaten Luwu mengamati

bahwa keterlibatan klien dalam pengaturan pola makannya belum optimal. Hal

ini nampak dari sikap dan prilaku klien selama menjalani perawatan di rumah

sakit yang kurang patuh terhadap program pengaturan pola makan yang

dianjurkan.

Berdasarkan asumsi tersebut diatas maka peneliti tertarik untuk

menggambarkan hubungan pengetahuan dan sikap dengan perilaku pola

makan pasien diabetes melitus di RSUD Batara Guru Kabupaten Luwu.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan sebelumnya maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan pengetahuan

dan sikap dengan perilaku pola makan pasien diabetes melitus di RSUD

Batara Guru Kabupaten Luwu tahun 2013?.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

pengetahuan dan sikap dengan perilaku pola makan pasien diabetes

melitus di RSUD Batara Guru Kabupaten Luwu tahun 2013.

4
5

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien tentang pengaturan

pola makan diabetes mellitus di RSUD Batara Guru Kabupaten Luwu.

b. Untuk mengetahui sikap pasien tentang pengaturan pola makan

diabetes mellitus di RSUD Batara Guru Kabupaten Luwu.

c. Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku

pola makan pasien diabetes melitus di RSUD Batara Guru Kabupaten

Luwu

d. Untuk mengetahui hubungan sikap dengan perilaku pola makan pasien

diabetes melitus di RSUD Batara Guru Kabupaten Luwu

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Rumah Sakit

Diharapkan sebagai bahan pertimbangan/masukan dalam pengelolaan dan

penanggulangan masalah penyakit diabetes melitus.

2. Bagi Penderitas Diabetes Melitus

Diharapkan sebagai sumber informasi konstribusi perawat dalam

perawatan pasien diabetes melitus .

3. Bagi peneliti

Memberikan pengalaman berharga bagi penulis dalam melakukan

penelitian terkait perilaku pola makan penderita diabetes melitus dan dapat

memberikan informasi bagi peneliti lain yang berminat melanjutkan hasil

penelitian ini.

5
6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia, yakni penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa, raba. Sebagian besar pengetahuan didapat melalui mata dan telinga

(Notoadmodjo, 2010)

Menurut Bloom yang dikutip oleh Notoadmodjo (2010) bahwa

pengetahuan merupakan bagian dari cognitif domain yang secara rinci

diuraikan sebagai berikut :

1. Knowledge bila seseorang hanya mampu menjelaskan secara garis besar

apa yang telah dipelajari

2. Comprehension bila seseorang berada pada tingkat pengetahuan dasar dan

dapat menerangkan kembali secara mendasar ilmu pengetahuan yang telah

dipelajari.

3. Aplication bila seseorang telah mampu menggunakan yang telah dipelajari

dari satu situasi untuk diterapkan pada situasi yang lain

4. Analysis bila kemampuan seseorang telah meningkat sehingga ia dapat

menerangkan bagian-bagian yang menyussun suatu bentuk pengetahuan

tertentu dan menganalisa hubungan satu dengan yang lainnya.

6
7

5. Synthesis bila seseorang disamping mempunyai kemampuan untuk

menganalisis, ia pun dapat menganalisi kembali kebentuk sendiri atau

kebentuk yang lainnya.

6. Evaluation bila seseorang telah mampu untuk mengetahui secara

menyeluruh dari semua bahan yang telah dipelajari

Mengukur pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

yang menanyakan tenyang isi materi yang ingin diukur dari subyek

penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui

atau kita ukur dapat disesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut diatas.

Mengukur pengetahuan seseorang tentang apapun hanya dapat diukur dengan

membandingkan orang tersebut dalam kelompoknya dalam arti luas

(Notoadmodjo, 2010).

B. Tinjauan Umum Tentang Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang

terhadap stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukan adanya

kesesuaian reaksi terhadap rangsangan (Notoadmodjo, 2010).

Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan (Azwar, 2005).

Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah persaan mendukung atau melihat

(Favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (Un

Favorable) pada objek tersebut. Secara lebih spesifik, Thurstone dalam

Azwar, (2005) memformulasikan sebagai derajad efek positif atau efek

negatif terhadap suatu objek psikologis

7
8

Newcombe yang dikutip oleh Notoadmodjo (2010) menyatakan sikap

itu merupakan kesiapan atau kesediaan bertindak dan bukan pelaksana motif

tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas akan tetapi

kredit posisi tindakan suatu prilaku. Sikap merupakan reaksi tertutup bukan

reaksi terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di

lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.

Dalam bagian lain Allport yang dikutip oleh oleh Notoadmodjo (2010)

menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai tiga komponen pokok :

1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek

2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhada[p suatu objek

3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)

Seperti halnya pengetahuan menurut oleh Notoadmodjo (2010) sikap ini

terdiri dari berbagai tingkatan :

1. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang mau dan memperhatikan stimulus yang

diberikan

2. Merespon (responding)

Memberikan jawaban jika ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas

yang diberikan

3. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu

masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

8
9

4. Bertanggung jawab

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan

segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

Sikap merupakan hal yang komplek dan untuk mengubah diperlukan

proses yang tidak sederhana. Menurut oleh Notoadmodjo (2010) perubahan

sikap dipengaruhi oleh :

1. Faktor Kognisi

Bahwa terjadinya perubahan persepsi yang didasari oleh adanya perubahan

pengetahuan, cakrawala, pengalaman dan pendidikan.

2. Faktor Kominikasi

Ternyata memerlukan komunikasi untuk mengubah diri dari pengetahuan

sampai timbulnya rasa percaya diri

3. Faktor Psikologis

Adanya rasa senang/tidak senang pada kominikator akan berakibat sikap

menerima/menolak apa yang dibawakan

4. Faktor Antropologik

Sesuatu yang telah dianggap wajar sebagai salah satu aspek kesehatan

dalam suatu kebudayaan tertentu dan sulit diterima oleh masyarakat

5. Faktor Sosiologik

Mudahnya sikap berubah ikut dipengaruhi oleh adanya faktor in group

dalam masyarakat

9
10

Sikap sering diperoleh dari pengalaman pribadi ataupun orang lain.

Sikap membuat seseorang untuk berbuat atau menjauhi sesuatu objek. Adapun

ciri-ciri sikap menurut oleh Notoadmodjo (2010) adalah sebagai berikut :

1. Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dipelajari sepanjang

perkembangan orang tersebut dalam hubungan dengan objek

2. Sikap dapat berubah-ubah karena sikap itu dapat dipelajari orang atau

sebaliknya

3. Sikap tidak berdiri sendiri tetapi senantiasa mengandung relasi tertentu

terhadap suatu objek

4. Objek sifat dapat merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga

merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut

5. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan perasaan sifat yang membedakan

sikap dari cakupan atau pengetahuan yang dimiliki orang

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung maupun tidak

langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau

pernyataan responde terhadap suatu objek (Notoadmodjo, 2010).

C. Tinjauan Umum Tentang Perilaku

1. Pengertian Prilaku

Prilaku dipandang dari segi biologis adalah salah satu kegiatan atau

aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi pada hakekatnya adalah suatu

aktifitas daripada manusia itu sendiri. Oleh karena itu prilaku mempunyai

bentangan yang luas mencakup : berjalan, berbicara, berpakaian dan lain

sebagainya. Dapat diartikan prilaku adalah apa yang dikerjakan oleh

10
11

organisme baik yang dapat diamati secara langsung maupun yang tidak

langsung (Notoadmodjo, 2010)

Perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu aktivitas dari

manusia itu sendiri. Oleh sebab itu perilaku manusia mempunyai

bentangan yang sangat luas mencakup berjalan, berbicara, bereaksi,

berpakaian dan lain-lain. Bahkan kegiatan internal (internal activity)

seperti berpikir, persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia.

Untuk kepentingan kerangka analisis dapat dikatakan bahwa perilaku

adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik yang dapat

diamati secara langsung dan tidak langsung. Secara lebih operasional :

perilaku dapat diartikan suatu respon organisme atau seseorang terhadap

rangsangan dari luar subjek tersebut. Respon ini terbentu dua macam :

a. Bentuk pasif, adalah respon internal yaitu yang terjadi dalam diri

manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain,

misalnya : berpikir, tanggapan atau sikap batin dan pengetahuan

b. Bentuk aktif yaitu bila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara

langsung, misalnya makan, minum, berjalan dan sebagainya

Prilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat

diamati dan dipelajari. Didalam proses pembentukan dan perubahan

prilaku dipengaruhi beberapa faktor dari dalam (intern) dan dari luar

(ekstern) individu itu sendiri. Faktor intern mencakup pengetahuan,

kecerdasan, persepsi emosi, motivasi dan sebagainya yang berfungsi untuk

mengelola rangasangan dari luar. Sedangkan faktor ektern meliputi

11
12

lingkungan sekitar baik fisik maupun non fisik seperti iklim, manusia,

sosial, ekonomi, kebudayaan dan sebagainya. Prilaku ini dibentuk oleh

proses dan berlangsung dalam interaksi manusia dengan lingkungannya

(Notoadmodjo, 2010).

2. Bentuk Prilaku

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus, Notoadmodjo, (2010)

membedakan prilaku menjadi :

a. Prilaku tertutup ( covert behavior )

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau

tertutup. Respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada

perhatian, persepsi, pengetahuan dan sikap yang terjadi pada orang

yang menerima stimulus tersebut dan belum dapat diamati secara jelas

oleh orang lain.

b. Prilaku terbuka ( over behavior )

Respons terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka.

Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan

atau praktek yang dengan mudah diamati atau dilnilai oleh orang lain.

3. Ranah Prilaku

Prilaku manusia sangatlah kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang

luas. Bloom yang dikutif oleh Notoadmodjo, (2010) membagi prilaku itu

dalam tiga domain ( ranah/kawasan ) meskipun kawasan-kawasan tersebut

tidak mempunyai batasan yang jelas dan tegas. Ketiga kawasan tersebut

adalah pengetahuan (Knowledge), sikap (Attitude), dan tindakan (Practice)

12
13

Klasifikasi perilaku yang berhubungan dengan kesehatan (Health related

behavior) adalah :

a. Perilaku Kesehatan (Health Behavior)

Hal-hal yang berkaitan dengan tindakan atau kegiatan seseorang dalam

memelihara dan meningkatkan kesehatannya termasuk tindakan untuk

mencegah penyakit, kebersihan perorangan memilih makanan, sanitasi

dan sebagainya

b. Perilaku Sakit (Illnes Behavior)

Segala tindakan yang dilakukan oleh seseorang individu yang merasa

sakit untuk merasakan dan mengenal keadaan kesehatannya atau rasa

sakit. Termasuk disini kemampuan atau pengetahuan individu untuk

mengidentifikasi penyakit, penyebab penyakit, serta usaha-usaha

mencegah penyakit tersebut.

c. Perilaku Peran Sakit (The Sick Role Behavior)

Segala tindakan yang dilakukan individu yang sedang sakit untuk

memperoleh kesembuhan. Perilaku ini disamping berpengaruh

terhadap kesehatan atau kesakitannya sendiri juga berpengaruh

terhadap orang lain terutama kepada anak-anak yang belum

mempunyai kesadaran dan tanggung jawab kesehatannya.

4. Analisis Perilaku Terapan

a. Anteseden

Adalah peristiwa lingkungan yang membentuk tahap atau pemicu

perilaku. Banyak perilaku yang secara otomatis dipicu oleh peristiwa-

13
14

peristiwa lingkungan, kami sebut sebagai anteseden yang terjadi secara

alamiah (Naturally Occuring Antesedens)

b. Konsekuens

Adalah peristiwa lingkungan yang mengikuti sebuah perilaku, yang

juga menguatkan, melemahkan atau menghentikan suatu perilaku .

Secara umum orang cenderung mengulangi perilaku-perilaku yang

membawa hasil-hasil positif (Konsekuens Positif) dan menghindari

perilaku-perilaku yang memberikan hasil-hasil negatif.

Istilah Reinforcement mengacu kepada perisiwa-peristiwa yang

memperkuat perilaku. Reinforcemen Positif adalah peristiwa

menyenangkan dan diinginkan yang kemudian mengikuti sebuah

perilaku. Reinforcemen Negatif adalah peristiwa atau persepsi yang

tidak menyenangkan dan tidak diinginkan. Punishment (Hukuman)

adalah suatu konsekuens negatif yang menekan atau melemahkan

perilaku.

D. Tinjauan Umum Tentang Diabetes Mellitus

1. Pengertian

Diabetes Mellitus Merupakan sekelompok kelainan heterogen

yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia),

glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu didalam darah.

(Guyton & Hall,.2007)

Pada diabetes, kemampuan tubuh untuk bereaksi terhadap insulin

dapat menurun, atau pancreas dapat menghentikan sama sekali produk

14
15

insulin. Keadaan ini menimbulkan hiperglikemia yang dapat

mengakibatkan komlikasi metabolic akut seperti diabetes ketoasidosisdan

sindrom hiperglikemik hiperosmolar nonketotik, komplikasi mikrovaskuler

yang kronis (penyakit ginjal dan mata) dan komplikasi neuropati (penyakit

pada syaraf) (Suyono, 2006)

2. Tipe Diabetes

Ada beberapa tipe yang berbeda, penyakit ini dibedakan

berdasarkan penyebab, perjalanan klinik dan terapinya

a. Tipe 1

Diabetes melitus tergantung insulin (Insulin Dependent Diabetes

Melitus/IDDM), akibat autoimun/idiopatik, destruksi sel beta pancreas

yang berakibat terjadinya defisiensi insulin yang absolut dan terdapat

kurang lebih 5% - 10% penderita (Nor, 2002).

b. Tipe II

Diabetes Melitus tidak tergantung insulin (NIDDM)akibat sekresi

insulin sel beta dan atau adanya resistensi insulin dijaringan perifer

dan terdapat kurang lebih 90-95% (Soegondo, 2006)

c. Diabetes Melitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom

lainnya (penyakit pankres, penyakit hormonal, sirosis hepatic, karena

obat-obatan, sindrom genetic tertentu (Suyono, 2006)

d. Diabetes mellitus terkait melnutrisi (DMTM) Mlnutrition related

Diabetes Melitus (Nor, 2005)

15
16

e. Diabetes Melitus Gestational (Gestational Diabetes mellitus GDM).

(Nor, 2005)

3. Etiologi

a. Diabetes tipe I

Ditandai oleh penghancuran sel-sel bet pancreas. Kombinsi faktor

genetic, imunologi dan mungkin pula lingkungan (mis; infeksi virus)

diperkirakan turut menimbulkan destruksi sel beta

b. Diabetes tipe II

mekanisme yang tepat menyebabkan resistensi insulin dan gangguan

sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Factor

genetic masih diperkirakan memegang peranan dalam proses

terjadinya resistensi insulin. Selain itu terdapat pula factor-faktor

resiko tertentu yang berhubungan dengan proses terjadinya diabete

tipe II. Factor-faktor ini adalah; Usia, Obesitas, Riwayat Keluarga,

Kelompok etnik tertentu.

4. Epidemiologi

Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang menyerang

kurang lebih 12 juta orang. 7 juta dari 12 juta penderita diabetes tersebut

sudah terdiagnosa. Sisanya tidak terdiagnosa. Di merik Serikat, kurang

lebih 650.000 kasus baru didiagnosis setiap tahunnya (PERKENI, 2006)

5. Evaluasi Diagnostik

Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus padddda orang

dewsa yang tidak hamil:

16
17

a. Glukosa plasma sewaktu/random (>200 mg / dl (11,1 mmol/L)

b. Glukosa plasma puasa/nucher (> 140 mg / dl (7,8 mmol/L)

c. Glukosa plasma dari sample yang diambil 2 jam kemudian sesuadah

konsumsi 75 gr. Karbohidrat (2jam post prandial (PP) 200 mg / dl (11

mmol/L)

6. Manifestasi Klinik

Mnifestasi klinik DM diakitkan dengan konsekuensi metabolic

defisiensi insulin. Pasien yang mengalami defisiensi insulin tidak dapat

mempertahankan kadar glukosa plasma puasa yang norma, atau toleransi

glukosa sesudah makan karbohidrat

Jika hiperglikemia parah dan melebihi ambang ginjal, maka timbul

glukosuria. Glukosuri ini akan mengakibatkan diuresis osmotic yang

meningkatkan pengeluaran kemih (poliuria) dan timbul rasa haus

(polidipsia), karena glukosa hilang bersama-sama kemih, maka pasien

akan mengalami keseimbangan kalori negatif dan berat badan berkurang.

Rasa lapar yang semakin besar (polifagia) mungkin akan timbul sebagai

akibatkehilangan kalori, pasien mengeluh lelah dan mengantuk

Tabel 2.1 Ciri umum DM tipe I dan II


Uraian Tipe I (IDDM) Tipe II (NIDDM)
Genetic lokus Kromosom 6 Kromosom 11
Awitan usia <40 tahun > 40 tahun
Habitus tubuh Normal kurus Gemuk
Insulin plasma Rendah negatif Normal tinggi
Glukagon plasma Tinggi Tinggi
Komplikasi akut Ketoasidosis Koma- hiperosmolar
Terpi insulin Responsif Responsif resistensi
Obat oral Tidak responsif Responsif

17
18

7. Komplikasi DM

a. Hipoglikemia

b. Diabetik ketoasidosis

c. Sindrom hiperglikemia hiperosmolar nonketotik

Komplikasi DM jangka panjang

a. komplikasi makrovaskuler

b. komplikasi mikrovaskuler

8. Prognosis

Sekitar 60% pasien (IDDM) yang mendapat insulin dapat bertahan

hidup seperti orang normal. Sisanya dapat mengalami kebutaan, gagal

ginjal kronik dan kemungkinan untuk meninggal lebih cepat (Suyono,

2006)

9. Penatalaksanaan Pengobatan

a. Tujuan Pengobatan

Jangka pendek : menghilangkan segala keluhan/gejala

Jangka panjang : mencegah komplikasi baik makroangiopati,

mikroangipati atau neuropati

b. Cara / pilar uatama mengelola DM

1) Perencanaan nutrisi / diet

2) Latihan jasmani/olahraga

3) Obat yang berkhasiat hipoglikemik

4) Penyuluhan

18
19

c. Non farmakologis

1) Pengaturan diet dengan pola makan sesuai dengan kebutuhan dan

seimbang

2) Olah raga dilakukan 3 kali seminggu selama 1,5 jam

3) Penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan,

pemahaman penderita, DM dan penyakitnya

d. Farmakologis

1) Obat hipoglikemia oral

Indikasi : DM tipe II, gemuk atau BB normal, tidak ada komplikasi

atau infeksi. Kontraindikasi : wanita hamil, DM tipe I, infeksi

berat, operasi, gangguan fungsi hati dan ginjal.

2) Insulin

indikasi : DM tipe II, DM kurus, DM dengan komplikasi akut

(koma diabetikum), DM hamil, DM dengan stress berat, gagal

dengan OHO. Sediaan insulin : insulin kerja singkat/pendek :

Actripid, HM, Humulin R.

E. Tinjauan Umum Tentang Pola Makan Pasien Diabetes Mellitus

1. Pengertian

Pola adalah tingkah laku adalah tingkah laku/cara makan klien

diabetes dapat hidup dengan normal seperti halnya orang sehat lainnya

dengan syarat klien harus mengikuti pola hidup sehat, mengikuti saran

dokter, serta memeriksakan kesehatannya secara berkala.di samping itu

19
20

ada ketentuan khusus yang harus diikuti oleh klien dibetes mellitus, salah

satunya adalah pola makan (Soegondo, 2006)

Pola makan sangat erat kaitannya dengan diet, dalam hal ini

pengaturan jenis, jumlah dan cara mengkonsumsi makanan sangat penting

bagi kilien diabetes mellitus. Frekuensi makan klien Diabetes Mellitus

sebetulnya tidak berbeda dengan orang yang tidak menderita Diabetes

Mellitus, tetap tiga kali dalam sehari. Makanan yang dikonsumsipun harus

bergizi terdiri dari unsur-unsur karbohidrat , lemak, protein, vitamin dan

mineral. Makanan merupakan bahan bakar dan energi untuk tubuh.Energi

yang dihasilkan oleh makanan diukur dengan satuan kalori yang berbeda

sesuai dengan jumlah dan komposisi lemak (1 g = 9 kalori), karbohidrat (1

g = 4 kalori), dan protein (1 g = 4 kalori) yang dikandungnya

(Soegondo,2006)

Jumlah kalori makanan yang diperlukan setiap orang berbeda

tergantung dari jenis kelamin, usia, tinggi, dan berat badan.jika makanan

yang dikonsumsi melebihi jumlah kalori yang dibutuhkan tubuh, akan

timbul obesitas yang merupakan salah satu factor pemicu timbulnya

diabetes mellitus.

2. Kebutuhan Kalori Pendertita Diabetes Melitus

Syarat yang harus diperhatikan dalam merencanakan diet bagi klien

diabetes mellitus

a. Jumlah kalori ditentukan menurut umur, jenis kelamin, berat badan,

aktivitas, suhu tubuh, dan kelainan metabolic.

20
21

b. Jumlah karbohidrat disesuaikan dengan kesanggupan tubuh untuk

menggunakannya (gula murni tidak diperbolehkan)

c. Makanan cukup protein, mineral dan vitamin.

d. Pemberian makanan disesuaikan dengan macam obat yang

diberikan.makanan selingan diberikan pukul 10.00 dan pukul 21.00

diambil dari porsi makanan pagi dan sore.

Terapi yang diberikan kepada klien diabetes mellitus terbagi dalam

tiga type (Sarwono,2003) :

a. Diet rendah kalori

Untuk menurunkan berat badan bagi klien diabetes yang gemuk dan

diikuti diet untuk mempertahankan berat badan agar tidak naik lagi.

b. Diet bebas gula

Digunakan untuk klien yang lanjut usia dan tidak tergantung

insulin.tidak memakan gula dan makanan yang mengandung

gula.mengkonsumsi makanan sumber karbohidrat sebagai bagian dari

keseluruhan hidangan secara teratur.

c. Sistem penukar

Sistem penukar memungkinkan variasi makanan sehingga klien tidak

bosan tetapi tetap dalam kalori yang telah ditentukan.mislnya nasi

ditukar roti, kentang, dan linnya.

3. Makanan yang perlu dihindari

Makanan tertentu jika dikonsumsi dapat menaikkan kadar gula dalam

darah, karena itu klien harus berhati-hati memilih makanan. Bahan pangan

21
22

kaya karbohidrat membuat kerja organ pancreas menjadi lebih berat.

Karbohidrat akan segra diubah menjadi glukosa akibatnya kadar gula

darah meningkat, selanjutnya pancreas bereaksi mengeluarkan insulin agar

dapat menarik gula dalam drah dan menyimpannya dalam otot sebagai

cadangan energi (glikogen) (Soegondo, 2006)

Makanan yang perlu dihindari oleh klien diabetes mellitus:

a. Gula murni, seperti yang terdapat pada gula pasir, gula jawa, dan

sirup.

b. Madu, selai manis, jeli, permen, coklat, tarcis, susu kental manis,

minuman botol ringn, dan es krim.

c. Kentang, mengandung indeks glikemik tinggi sehingga mudh

menaikkan kadar gula darah.

d. Biscuit, kue-kue, roti manis, dodol, makanan yanng digoreng dan

berlemak.

e. Susu fullcream yang dikonsumsi secara berlebihan

f. Snack yang mengandung gula dan pemanis buatan yang tinggi kalori.

g. Pudding, sari buah, dan buah-buahan yng dikalengkan dalam sirup.

h. Abon, dendeng, dan sarden.

i. Mentega dari lemak hewani dan minyak jenuh.

4. Makanan Yang Perlu Dikonsumsi

Sebaiknya klien diabetes mengkonsumsi makanan yng tidak terlalu

merangsang produksi insulin secara berlebihan. Makanan berserat tinggi

dapat membantu menurunkan kebutuhan akan insulin, serat merupakan

22
23

bahan makanan yang mengandung karbohidrat cukup rendah tapi

mengenyangkn.Karbohidrat dalam makanan kaya serat diserap lebih

lambat dan kenaikan gula darah berlangsung perlahan.

Makanan yang perlu dikonsumsi oleh klien diabetes mellitus :

a. Sayur-sayuran (buncis, wortel, taoge/kecmbah, sawi, bayam)

b. Buah-buahan (apel, jeruk, mangga, dan buah-buahan lain) yang kaya

serat.

c. Roti yang terbuat dari gandum, gandum mengandung kulit ari yang

kaya serat.

d. Sumber protein nabati (tempe, tahu, kedelai, dan lain-lain) mengandung

protein dan serat.sumber protein hewani, seperti telur dan ikan.

e. Sumber lemak (kacang-kacangan) baik untuk dikonsumsi.

5. Hidangan untuk diabetes mellitus

Dibutuhkan variasi dalam menyajikan makanan karena tidak semua

jenis makanan dapat dikonsumsi oleh klien diabetes mellitus untuk

mencegah kenaikan gula darah.

6. Pengaturan Diit untuk Klien Diabetes Mellitus

Pengaturan diit diperlukan untuk menyesuaikan makanan dengan

kesanggupan tubuh untuk menggunakannya, agar klien mencapai keadaan

faal normal dan dapat melakukan pekerjaan sehari-hari seperti biasa

(Almatsier, 2004). Syarat-syarat pengaturan diit untuk klien diabetes

mellitus :

23
24

a. Jumlah kalori ditentukan menurut umur, jenis kelamin, berat badan

dan tinggi badan, aktivitas, suhu tubuh, kelainan metabolic.

b. Jumlah hidrat arang disesuaikan dengan kesanggupan tubuh untuk

menggunakannya: gula murni tidak diperbolehkan.

c. Makanan cukup protein, mineral dan vitamin.

24
25

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Teori

Penderita diabetes melitus mengalami penurunan kemampuan tubuh

untuk bereaksi terhadap insulin, atau pancreas dapat menghentikan sama

sekali produk insulin. Keadan ini menimbulkan hiperglikemia yang dapat

mengakibatkan komplikasi metabolic akut seperti diabetes ketoasidosis dan

sindrom hiperglikemik hiperosmolar nonketotik, komplikasi mikrovaskuler

yang kronis (penyakit ginjal dan mata) dan komplikasi neuropati (penyakit

pada syaraf). Penyakit diabetes mellitus tidak dapat disembuhkan tetapi

bagaimana cara klien untuk mengatur pola makannya agar kadar gula dalam

darahnya tidak meningkat

Merupakan suatu yang sangat ironis sekali apabila ada /klien yang

sudah menderita penyakit diabetes melitus (kencing manis) tetapi dia tidak

mengerti dan tidak dapat membatasi pola makannya yang pada akhirnya

banyak penyakit/komplikasi yang akan ditimbulkannya.

Prilaku klien diabetes melitus menyangkut cakupan yang luas , namun

pada penelitian ini prilaku yang dimaksud adalah mencakup respon dalam

bentuk pengetahuan dan sikap. Pengatahuan dan sikap klien diabetes melitus

sangat penting dalam menentukan terjadinya perubahan dalam pola makan.

Pada penelitian ini variabel yang dioperasionalkan dalam kerangka

konsep penelitian adalah variabel pengetahuan dan sikap yang merupakan

25
26

variabel terikat (variabel dependen) dan perilaku pola makan yang dijabarkan

dalam bentuk variabel bebas (variabel independen).

Berdasarkan pemikiran tersebut maka kerangka konseptual dalam

penelitian ini adalah :

Variabel independen Variabel dependen

Pengetahuan
Perilaku
Pola Makan Pasien
Sikap Diabetes Mellitus

Gambar 3.1 Kerangka konsep penelitian

B. Variabel penelitian

Variabel mengandung pengertian atau ciri yang dimiliki oleh anggota-

anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok

yang lain (Arikunto, 2006). Variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel dependen adalah pengetahuan dan sikap pasien

2. Variabel independen adalah karakteristik perawat : perilaku pola makan.

C. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif

Alat
No Variabel Definisi Skala Hasil Ukur
Ukur
1. Pasien Adalah orang yang Status medis
Diabetes didiagnosa menderita pasien
Mellitus penyakit Diabetes
Mellitus dan dirawat
di ruang Interna
RSUD Batara Guru
kabupaten Luwu

26
27

Alat
No Variabel Definisi Skala Hasil Ukur
Ukur
2. Pengetahuan Yang dimaksud Kuesioner Ordinal - Baik :
pengetahuan pada jika skor >
penelitian ini adalah 10
segala sesuatu yang - Kurang :
diketahui klien jika skor
tentang pola makan 10
diabetes melitus
3. Sikap Yang dimaksud sikap Kuesioner Nominal - Positif: jika
pada penelitian ini skor > 20
adalah reaksi atau - Negatif:
respon emosional jika skor
yang disampaikan 20
oleh klien sehubungan
dengan pernyataan
setuju, tidak setuju
terhadap pernyataan
yang diberikan
tentang pola makan
2. Perilaku Adalah segala usaha, Kuesioner Ordinal - Baik :
dan aktivitas klien jika skor >
dalam upaya mengatur 4
pola makannya - Kurang :
mencakup frekuensi jika skor 4
makan, jenis makanan
yang boleh
dikonsumsi, jenis
makanan yang tidak
boleh dikonsumsi

D. Hipotesis Penelitian

1. Ha : ada hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku pola makan

pasien diabetes melitus di RSUD Batara Guru Kabupaten Luwu.

2. Ha : ada hubungan sikap dengan perilaku pola makan pasien diabetes

melitus di RSUD Batara Guru Kabupaten Luwu.

27
28

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif analitik yaitu

pengukuran terhadap berbagai variabel subyek penelitian menurut keadaan

alamiah tanpa melakukan manipulasi atau intervensi (Nursalam, 2009).

Rancangan penelitian ini adalah menggunakan cross sectional. Dimana

data variabel-variabel yang termasuk variabel dependen dan variabel

independen yang dikumpulkan dalam waktu bersamaan (Arikunto, 2006).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan

sikap dengan perilaku pola makan pasien diabetes melitus di RSUD Batara

Guru Kabupaten Luwu.

2. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi dalam penelitian adalah seluruh penderitan diabetes

melitus yang melakukan kunjungan ke poliklinik interna dan di rawat

di bagian interna RSUD Batara Guru Kabupaten Luwu selama

berlangsungnya penelitian.

b. Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah karaktersistik yang

dimiliki oleh populasi (Nursalam, 2009). Sampel penelitian ini adalah

pasien diabetes melitus yang dirawat di ruang interna RSUD Batara

28
29

Guru kabupaten Luwu selama berlangsungnya penelitian sesuai

dengan kriteri inklusi. Sampel ditetapkan dengan metode accidental

sampling yaitu penetepan sampel berdasarkan ketersediaan atau

kebetulan ditemukan selama berlangsungnya penelitian sampai jumlah

sampel terpenuhi.

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah :

a. Pasien yang di diagnosa menderita Diabetes Melitus di ruang

perawatan interna atau rawat jalan di polikiliki interna RSUD

Batara Guru Kabupaten Luwu.

b. Bersedia menjadi responden

Kriteria ekslusi pada penelitian ini adalah :

a. Pasien diabetes melitus yang tidak dapat memberikan informasi

karena status kesehatannya.

b. Pasien yang menolak menjadi responden.

3. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Lingkup Waktu

Penelitian dilaksanakan mulai dari tanggal 13 Agustus sampai dengan

12 September 2013

b. Lingkup Tempat

Tempat yang dijadikan lokasi penelitian adalah di RSUD Batara

Guru kabupten Luwu.

29
30

B. Metode Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian

Instrumen pada penelitian ini adalah berupa kuesioner terdiri dari 4

paket yaitu :

a. Kuesioner A digunakan untuk variabel karakteristik pasien (umur,

pendidikan, jenis kelamin, status perkawinan dan pekerjaan).

b. Kuesioner B digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang

diisi yang disusun berdasarkan literatur tentang pola makan klien

diabetes melitus. Untuk menilai pengetahuan klien tentang perilaku

pola makan menggunakan kuisioner sebanyak 20 aitem dengan Skala

Guttman, dimana setiap jawaban yang benar diberi skor 1 dan

jawaban yang salah diberi skor 0. Kemudian nilai tertinggi dan

terendah dijumlahkan lalu dibagi dua untuk mencari nilai rata-rata dan

hasilnya menunjukkan tingkat pengetahuan pasien tentang perilaku

pola makan baik jika skornya lebih dari nilai median, sebaliknya

pengetahuan pasien kurang jika skornya kurang dari atau sama dengan

nilai median.

c. Kuesioner C : Sikap pasien di ukur dengan menggunakan skala liker

dengan rentang (1-4) sebanyak 10 aitem pernyataan. Skor nilai

kuesioner pernayataan positif : Sangat Setuju = 4, Setuju = 3, Tidak

Setuju = 2, Sangat Tidak Setuju = 1 dan skor pernyataan negatif

Sangat Setuju = 1, Setuju = 2, Tidak Setuju = 3, Sangat Tidak Setuju =

4. Kemudian nilai terendah dan nilai tertinggi dijumlahkan lalu dibagi

30
31

dua untuk mencari nilai rata-rata dan hasilnya menunjukkan sikap

klien positif jika skornya lebih dari nilai median, dan sikap klien

dikatakan negatif jika skornya kurang dari atau sama dengan nilai

median.

d. Kuesioner D : mengukur pola makan klien, digunakan Skala Guttman,

dengan jumlah pertanyaa sebanyak 10 aitem jika pola makan sesuai

dengan program diet diberi skor = 1, tidak dilakukan = 0 sebaliknya

jika melakukan yang tidak sesuai program diet skor =0 dan jika tidak

melakukan skor =1. Perilaku pola makan klien dikatakan baik jika

skornya lebih dari nilai median dan buruk jika skornya kurang dari

atau sama dengan nilai median.

2. Prosedur Pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan melalui dua tahapan yaitu :

a. Tahap Persiapan

Kegiatan pertama yang dilakukan adalah pengurusan

administrasi ijin penelitian ke pihak terkait dimulai dari izi pengurusan

administrasi ijin penelitian ke pihak terkait dimulai dengan izin Ketua

STIKES Kurnia Jaya Persada Palopo kemudian Dinas kesbangpol &

Linmas Kabupaten Luwu dan seterusnya RSUD Batara Guru

Kabupaten Luwu. Setelah mendapatkan ijin penelitian peneliti

membuat membuat daftar responden.

31
32

b. Tahap pelaksanaan

Dimulai dengan penjelasan tujuan penelitian kepada calon

responden dan partisipasi yang diharapkan. Setelah menyetujui

responden diminta untuk menandatangani lembar informed concern

sebagai bukti keikutsertaan secara sukarela. Setelah menyetujui

responden diminta untuk menandatangani lembar informed concern

sebagai bukti keikutsertaan secara sukarela. Peneliti mendampingi

responden selama lebih kurang 25-30 menit dalam mengisi setiap

kuesioner.

C. Pengolahan Data

Dari pengukuran dan kuisioner yang dilakukan akan didapat data,

dan dilakukan pengelompokan data dan analisa data dengan tahap

editing, coding, tabulating, scoring, penilaian,.

1. Editing

Editing adalah memeriksa kembali semua data yang telah

dikumpulkan melalui kuisioner. Hal ini untuk mengecek kembali

apakah semua kuisioner telah diisi dan bila ada ketidakcocokan,

meminta responden yang sama untuk mengisi kembali data yang

kosong .

Hal hal yang dilakukan dalam editing :

a. Kelengkapan dan kesempurnaan data yaitu dengan mengecek

nama dan kelengkapan identitas pengisi.

b. Kejelasan tulisan atau tulisan mudah dibaca

32
33

c. Responden sesuai

2. Coding

Coding adalah memberikan kode jawaban secara angka atau kode

tertentu sehingga lebih mudah dan sederhana. Responden memilih

jawaban yang disediakan dengan cara memberikan tanda check ( )

pada jawaban yang dipilih.

3. Tabulating

a. Transfering

Memindahkan jawaban atau kode tertentu ke dalam suatu media

misalnya master tabel .

b. Skoring

Setelah data terkumpul, pengolahan data dilakukan dengan

pemberian skor penilaian. Skoring ini dilakukan setelah semua

jawaban terkumpul. Hasil dari penjumlahan jawaban responden

yang benar didapat skor total. Penilaian pada variabel peran

keluarga dengan menggunakan rumus :

rumus : Sp
N = x 100%
Sm
Keterangan :
N = nilai
Sp = jumlah skor yang didapat
Sm = jumlah skor yang diharapkan

33
34

D. Analisis data

Tahap analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

analisa statistic dengan program komputer, data dianalisa berdasarkan skala

ukur dan tujuan penelitian.

1. Analisa univariat

Dilakukan pada setiap variabel yang terdapat pada instrument

penelitian yang meliputi : data karakteristik responden dan kinerja

perawat dengan perhitungan berupa distribusi tabel frekuensi berdasar

semua variabel, proporsi, prosentase, distribusi frekuensi serta

pembahasan tentang gambaran variabel yang diamati.

2. Analisa bivariat

Analisis ini dilakukan pada dua variabel dengan tujuan untuk

mencari kebermaknaan hubungan antara variabel bebas dengan variabel

terikat. Analisis hubungan kebermaknaan dilakukan dengan metode

statistik Uji Chi-Square karena skala variabel adalah kategorik, jika

memenuhi syarat jika tidak digunakan uji alternatifnya yaitu Fisher exact

methode. Selanjutnya data disajikan dalam bentuk tabulasi yang meliputi

baris dan kolom yang datanya berskala nominal atau kategori (Crosstab),

hubungan bermakna ( x2 ) nilai p < 0,05 (Sugyono, 2006).

E. Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip etik

meliputi:

34
35

1. Izin penelitian

Sebelum penelitian ini dilaksanakan sebelumnya peneliti mengajukan

permohonan izin pada institusi tempat penelitian dan memperlihatkan

proposal riset.

2. Informed Consent

Selanjutnya sebelum informed consent ditanda tangani oleh semua

partisipan, peneliti menjelaskan : tujuan riset, manfaatnya bagi subjek,

sifat partisipasi (suka rela), kerahasiaan data, apa yang terjadi selama

penelitian berlangsung. Prinsip ini tertuang dalam informed consent yaitu

persetujuan untuk berpartisipasi sebagai subjek penelitian setelah

mendapatkan penjelasan yang lengkap dan terbuka dari peneliti tentang

keseluruhan pelaksanaan penelitian.

3. Anonimity

Untuk menjamin kerahasiaan subjek penelitia tidak mencamtumkan

nama mereka (Anonimity). Data akan disimpan dengan nama kode khusus.

Nama subjek hanya diketahui oleh peneliti atau masing-masing subjek

bila mereka menginginkannya.

4. Confidentiality

Kepada subjek juga disampaikan bahwa segala informasi yang

diberikan akan dijamin kerahasiaannya (Confidentiality) hanya akan

diketahui oleh kelompok tertentu saja informasi tersebut akan peneliti

sajikan, utamanya dilaporkan pada hasil riset. Setelah mereka setuju untuk

berpartisipasi dalam riset ini, semua partisipan diberitahu bahwa mereka

35
36

tetap dapat saja mengundurkan diri dari penelitian kapan pun mereka

menghendaki.

Mereka juga diberi tahu jika selama proses pengumpulan data

menyebabkan ketidaknyamanan emosional atau stres, meraka dapat

langsung menghentikan saat itu juga.Tujuan penelitian harus etik, dalam

arti hak responden dan yang lainnya harus dilindungi (Alimul, 2007).

36
37

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Rumah Sakit

Rumah Sakit Umum Daerah Batara Guru Belopa merupakan rumah

sakit tipe C milik pemerintah Kabupaten Luwu terletak di JL. Tomakaka

Belopa. Rumah Sakit Umum Batara Guru Belopa Kabupaten Luwu

diresmikan Gubernur Sulawesi Selatan pada tanggal 4 Agustus 2005 dan

telah dibuka secara resmi dan diaktifkan pada tanggal 28 September 2005.

Dalam rangka pencapaian visi misi, pengelola rumah sakit terus

melakukan pengembangan sarana dan prasarana termasuk penyelesaiaan

gedung Instalasi Rawat Darurat (IRD) sebagai program unggulan rumah

sakit.

Visi RSUD Batara Guru adalah Terwujudnya Rumah Sakit yang

maju, mandiri dan berdaya saing melalui pelayanan kesehatan bermutu .

Untuk mencapai visi tersebut ditetapkan misi sebagai berikut :

a. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau untuk

masyarakat.

b. Melaksanakan prinsip-prinsip pelayanan prima dengan mengutamakan

kepuasan pelanggan.

c. Meningkatkan profesionalisme SDM.

d. Menerapkan konsep manajemen mutu (TQM).

e. Menyediakan infrastruktur yang memadai.

37
38

f. Membentuk budaya organisasi.

g. Meningkatkan kesejahteraan pegawai rumah sakit

Sumber daya manusia di RSUD Batara Guru Belopa yang terdiri

dari tenaga medis, tenaga keperawatan, tenaga kesehatan lainnya dan non

kesehatan dapat dilihat pada table 5.1.

Tabel 5.1.
Distribusi Sumber Daya Manusia di RSUD Batara Guru Kabupten
Luwu Juni 2013.
Jenis Tenaga Jumlah
Orang %
Tenaga medis 24 9.2
Dokter Umum 8 33
Dokter Spesialis 13 54
Dokter Gigi 3 13
Tenaga Keperawatan 138 53
S1 Keperawatan/Ners 15 11
D III Keperawatan 87 65
SPK 5 3.7
Kebidanan 21 16
Keperawatan gigi 6 4.5
Tenaga kesehatan lain 76 29
Apoteker 7 9.2
Farmasi 9 11.8
Gizi 6 7.9
Fisioterapi 8 10.5
Radiologi 5 6.6
Analis kesehatan 11 14.5
Kesmas 23 30.3
Rekam medik 5 6.6
Teknik elektromedik 2 2.6
Tenaga non kesehatan 24 9.2
TOTAL 262 100
Sumber: SDM dan Rekam Medik, RSUD Batara Guru : Juli 2013

2. Karakteristik Responden

Berdasarkan tabel 5.2 diketahui karakteristik responden lebih

banyak penderita diabetes melitus adalah laki-laki yaitu 23 (68.7 %) dan

perempuan sebanyak 10 (30.3 %), responden yang berumur >50 tahun

38
39

sebanyak 17 (51.5 %) dan 50 tahun hampir yaitu 16 (48.5%).

Pendidikan lebih banyak adalah SMU yaitu 15 (45.5 %) dan paling sedikit

adalah sarjana yaitu 3 (9.1 %) responden, sedangkan jenis pekerjaan

terkecil adalah pegawai swasta hanya 1 (3 %) dan jenis pekerjaan lainnya

sebaran data hampir sama.

Tabel 5.2.
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di RSUD Batara Guru
Kabupaten Luwu Tahun 2013

Karakteristik Jumlah Persentase (%)


Jenis kelamin:
Laki-laki 23 69.7
Perempuan 10 30.3
Total 33 100.0
Umur :
50 tahun 16 48.5
>50 tahun 17 51.5
Total 33 100.0
Pendidikan :
SD 7 21.2
SMP 8 24.2
SMU 15 45.5
PT 3 9.1
Total 33 100.0
Pekerjaan :
PNS 9 27.3
Swasta 1 3.0
Wiraswasta 9 27.3
Tani/nelayan/buruh 8 24.2
IRT 6 18.2
Total 33 100.0
Sumber : data primer 2013

39
40

3. Analisa Univariat

a. Pengetahuan pasien tentang pengaturan pola makan diabetes mellitus

di RSUD Batara Guru Kabupaten Luwu.

Tabel 5.3
Distribusi Pengetahuan Pasien Tentang Pengaturan Pola Makan
Diabetes Mellitus di RSUD Batara Guru Kabupaten Luwu,
Tahun 2013
Pengetahuan F (%)
Kurang 7 21.2
Baik 26 78.8
Total 33 100.0
Sumber: Data Primer, 2013

Berdasarkan tabel 5.3 diketahui sebagian besar pasien telah

mengetahui dengan baik tentang tentang pengaturan pola makan

diabetes mellitus yaitu 26 (78.8 %) dan hanya 7 (21.2%) yang masih

kurang mengetahui.

b. Sikap pasien tentang pengaturan pola makan diabetes mellitus di

RSUD Batara Guru Kabupaten Luwu.

Tabel 5.4
Distribusi Sikap Pasien Tentang Pengaturan Pola Makan
Diabetes Mellitus di RSUD Batara Guru Kabupaten Luwu
Tahun 2013
Sikap F (%)
Negatif 22 66.7
Positif 11 33.3
Total 33 100.0
Sumber: Data Primer, 2013

Berdasarkan tabel 5.4 diketahui sebagian besar pasien bersikap

negatif terhadap pengaturan pola makan diabetes mellitus yaitu 22

(66.7 %) dan 11 (33.3 %) yang bersikap positif.

40
41

c. Prilaku pasien tentang pengaturan pola makan diabetes mellitus di

RSUD Batara Guru Kabupaten Luwu.

Tabel 5.5
Distribusi Perilaku Pasien Tentang Pengaturan Pola Makan
Diabetes Mellitus di RSUD Batara Guru
Kabupaten Luwu Tahun 2013
Perilaku F (%)

Kurang 17 51.5
Baik 16 48.5
Total 33 100.0
Sumber: Data Primer, 2013

Berdasarkan tabel 5.5 diketahui pasien yang telah melakukan

tindakan pengaturan pola makan diabetes mellitus dengan baik dan

yang kurang proporsinya hampir sama yaitu 17 (51.5 %) dengan

kategori kurang dan 16 (48.5 %) yang sudah melakukan tindakan

dengan baik.

4. Analisa Bivariat

Tabel 5.6
Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Pola Makan
Pasien Diabetes Melitus di RSUD Batara Guru
Kabupaten Luwu Tahun 2013
Perilaku
Total
Pengetahuan Kurang Baik
n % n % n %
Kurang 7 100 0 0 7 100%
Baik 10 38.5 16 61.5 26 100%
Total 17 51.5 16 48.5 33 100%
P value : 0.005
OR : 2.6 Confidence Interval 95% (1.599-4.228)
Sumber: Data Primer, 2013

Hasil analisis hubungan pada tabel 5.6 menunjukkan bahwa pasien

yang kurang mengetahui tentang pengaturan pola makan diabetes mellitus

41
42

semuanya memiliki perilaku yang kurang dalam pola makannya,

sedangkan pasien yang mengetahui dengan baik sebagian besar melakukan

pengaturan pola makan dengan baik yaitu 16 (61.5 %) pasien.

Perbedaan ini bermakna secara statistik (fisher exact method)

diperoleh nilai p : 0.005 < nilai 0.05 artinya ada hubungan antara tingkat

pengetahuan dengan perilaku pola makan pasien diabetes melitus di

RSUD Batara Guru Kabupaten Luwu. Dengan nilai OR : 2.6 yang berarti

pasien yang memiliki pengetahuan yang baik lebih berpeluang 2.6 kali

untuk berperilaku baik dan pengaturan pola makan diabetes mellitus

dibandingkan dengan pasien yang kurang mengetahui.

Tabel 5.7
Hubungan Sikap Dengan Perilaku Pola Makan Pasien Diabetes
Melitus di RSUD Batara Guru Kabupaten Luwu Tahun 2013

Perilaku
Total
Sikap Kurang Baik
n % n % n %
Negatif 16 72.7 6 27.3 22 100%
Positif 1 9.1 10 90.9 11 100%
Total 17 51.5 16 48.5 33 100%
P value : 0.001
OR : 26.667 Confidence Interval 95% (2.784-46.455)
Sumber: Data Primer, 2013

Hasil analisis hubungan pada tabel 5.7 menunjukkan bahwa pasien

yang bersikap negatif tentang pengaturan pola makan diabetes mellitus

sebagian besar berperilaku kurang dalam pola makannya yaitu 16 (72.7

%), sedangkan pasien yang bersikap positif mayoritas melakukan

pengaturan pola makan dengan baik yaitu 10 (90.5 %).

42
43

Perbedaan ini bermakna secara statistik nilai p : 0.001 < nilai

0.05 artinya ada hubungan antara sikap dengan perilaku pola makan pasien

diabetes melitus di RSUD Batara Guru Kabupaten Luwu. Dengan nilai OR

: 26.667 yang berarti pasien yang bersikap positif lebih berpeluang 26. 67

kali untuk berperilaku baik dan pengaturan pola makan diabetes mellitus

dibandingkan dengan pasien yang bersikap negatif.

B. Pembahasan

1. Hubungan antara pengetahuan dengan perilaku pola makan pada klien

diabetes mellitus

Didalam proses pembentukan dan perubahan prilaku dipengaruhi

beberapa faktor dari dalam (intern) dan dari luar (ekstern) individu itu

sendiri. Faktor intern mencakup pengetahuan, kecerdasan, persepsi emosi,

motivasi dan sebagainya yang berfungsi untuk mengelola rangasangan dari

luar (Notoadmodjo, 2010).

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pasien telah

mengetahui dengan baik tentang tentang pengaturan pola makan diabetes

mellitus yaitu 26 (78.8 %) dan hanya 7 (21.2%) yang masih kurang

mengetahui. Pengetahuan yang baik dari pasien didukung oleh tingkat

pengetahuan yang cukup dimana sebagain besar responden berpendidikan

SMU disamping karena pasien sudah berulangkali melakukan

pemeriksaan/ perawatan sehingga mendapat informasi tentang pengaturan

diet diabetes melitus.

43
44

Hal ini sesuai dengan pendapat (Notoadmodjo, 2010) bahwa tingkat

pendidikan merupakan determinan penting dalam pembentukan

pengetahuan seseorang, semakin tinggi pengetahuan semakin mudah

memahami dan menganalisa sebuah informasi.

Hasil penelitian menyimpulkan ada hubungan antara tingkat

pengetahuan dengan perilaku pola makan pasien diabetes melitus di

RSUD Batara Guru Kabupaten Luwu. Dengan nilai OR : 2.6 yang berarti

pasien yang memiliki pengetahuan yang baik lebih berpeluang 2.6 kali

untuk berperilaku baik dan pengaturan pola makan diabetes mellitus

dibandingkan dengan pasien yang kurang mengetahui. Hal ini berarti

tindakan seseorang di arahakan oleh pengetahuan. Pengetahuan yang baik

dapat diprediksikan bahwa seseorang akan melakukan tindakan yang bakal

dilakukan akan baik.

Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat E.P Joslin dalam Nor,

(2005) yang mengemukakan tentang pentingnya pengetahuan klien

Diabetes agar klien dapat mempertahankan hidupnya. Salah satu cara

pemberdayaan pasien Diabetes adalah peningkatan pengetahuan.

Targetnya agar klien memahami penyakit dan cara pengobatannya,

mengidentifikasi masalah kesehatan yang timbul secara dini sehingga bisa

dipulihkan, meningkatkan kemampuan memelihara kesehatan, serta

membuat perubahan yang diperlukan dalam hal prilaku dan gaya hidup.

Selanjutnya menurut Rogers dalam Notoatmojo (2010) bahwa prilaku

44
45

yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng dan bermakna daripada

prilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan beberapa penelitian

sebelumnya tentang peran serta klien dan pemanfaatan sarana terbukti

bahwa pengetahuan klien mengenai penyakitnya mempunyai korelasi

positif dengan upayanya untuk mencari penanganan terhadap penyakit

yang dihadapi, hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan klien mengenai

penyakitnya dapat diikutsertakan dalam program pendidikan prilaku yang

meliputi pola makan, istirahat, olahraga dan eliminasi (Nor, 2005).

Dari hasil penelitian ini memberikan implikasi pentingnya edukasi

dalam penanganan pasien diabetes melitus, sehingga dalam

penanganannya pasien tidak hanya membutuhkan obat tetapi penyuluhan

kesehatan dengan memberikan penjelasan yang lebih detail dan secara

lebih sederhana kepada penderita DM sehingga penderita DM lebih

mengerti dan mudah untuk mengaplikasikannya.

2. Hubungan antara sikap dengan perilaku pola makan pada klien diabetes

mellitus

Newcombe menyatakan sikap itu merupakan kesiapan atau

kesediaan bertindak dan bukan pelaksana motif tertentu. Sikap belum

merupakan suatu tindakan atau aktifitas akan tetapi kredit posisi tindakan

suatu prilaku (Notoadmodjo,2010).

45
46

Hasil penelitian menemukan sebagian besar pasien bersikap negatif

terhadap pengaturan pola makan diabetes mellitus yaitu 22 (66.7 %) dan

11 (33.3 %) yang bersikap positif.

Hasil analisis hubungan menunjukkan bahwa pasien yang bersikap

negatif tentang pengaturan pola makan diabetes mellitus sebagian besar

berperilaku kurang dalam pola makannya yaitu 16 (72.7 %), sedangkan

pasien yang bersikap positif mayoritas melakukan pengaturan pola makan

dengan baik yaitu 10 (90.5 %). Perbedaan ini bermakna secara statistik

nilai p : 0.001 < nilai 0.05 artinya ada hubungan antara sikap dengan

perilaku pola makan pasien diabetes melitus di RSUD Batara Guru

Kabupaten Luwu. Pasien yang bersikap positif lebih berpeluang 26. 67 kali

untuk berperilaku baik dan pengaturan pola makan diabetes mellitus

dibandingkan dengan pasien yang bersikap negatif

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sikap mengarahkan

perilaku seseorang. Dalam interaksi sosial terjadi hubungan saling

mempengaruhi di antara individu yang satu dengan yang lain. Melalui

interaksi sosialnya individu bereaksi membentuk pola sikap tertentu

terhadap objek psikologis yang dihadapinya. Penguatan sikap positif

dapat ditingkatkan melalui dukungan dan support dari keluarga sehingga

pasien mampu mengaplikasikan dalam bentuk perilaku yang diharapkan.

Hal ini sesuai dengan pendapat Notoadmodjo (2010) bahwa proses

perubahan sikap selalu dipusatkan pada cara-cara manipulasi atau

pengendalian situasi dan lingkungan untuk menghasilkan perbahan sikap

46
47

ke arah yang dikehendaki. Pada umumnya, individu bersikap konformis

atau searah dengan sikap orang orang yang dianggapnya penting.

Meskipun pasien sebagian besar sudah mengetahui dengan baik

tentang pengaturan pola makan diabetes mellitus tetapi masih ada yang

bersikap negatif. Hal ini menggambarkan bahwa sikap merupakan hal

yang komplek dan untuk mengubah diperlukan proses yang tidak

sederhana. Hal ini sesui dengan pendapat Notoadmodjo (2010) bahwa

sikap mempunyai segi-segi motivasi dan perasaan sifat yang membedakan

sikap dari cakupan atau pengetahuan yang dimiliki orang, dan sikap sering

diperoleh dari pengalaman pribadi ataupun orang lain.

Dari hasil penelitian ini memberikan implikasi pentingnya dukungan

dari keluarga sebagai orang terdekat dan merupakan fasilitator utama bagi

pasien dalam pengaturan diet diabetes melitus.

C. Keterbatasan penelitian

Secara kesuluruhan penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan.

Keterbatasan yang diidentifikasi dalam penelitian ini dalah :

1. Penggunaan metode cross-sectional study memiliki kendala kurangnya

inferensi causalitas, selain itu data longitudinal dapat menimbulkan

biasnya estimasi parameter sehingga hasilnya kurang baik

2. Metode pengumpulan data dengan kuesioner berifat self evaluative

sehingga responden dapat memberikan jawaban yang bersifat subjektif.

3. Jumlah sampel yang belum proporsional sehingga hasil penelitian belum

dapat digeneralisasi pada populasi yang lebih luas.

47
48

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

B. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Sebagian besar pasien telah mengetahui dengan baik tentang tentang

pengaturan pola makan diabetes mellitus yaitu 26 (78.8 %) dan hanya 7

(21.2%) yang masih kurang mengetahui.

2. Sebagian besar pasien bersikap negatif terhadap pengaturan pola makan

diabetes mellitus yaitu 22 (66.7 %) dan 11 (33.3 %) yang bersikap positif.

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan

perilaku pola makan pasien diabetes melitus dimana pasien yang memiliki

pengetahuan yang baik lebih berpeluang 2.6 kali untuk berperilaku baik

dan pengaturan pola makan diabetes mellitus dibandingkan dengan pasien

yang kurang mengetahui.

4. Terdapat hubungan signifikan antara sikap dengan perilaku pola makan

pasien diabetes melitus dimana pasien yang bersikap positif lebih

berpeluang 26. 67 kali untuk berperilaku baik dan pengaturan pola makan

diabetes mellitus dibandingkan dengan pasien yang bersikap negatif

C. Saran-saran

1. Bagi Rumah Sakit

Perlunya peningkatan usaha untuk melakukan edukasi yang secara cermat

dan lebih teliti kepada penderita DM mengenai pentingnya empat pilar

tersebut dalam keberhasilan pengelolaan penderita DM. Perlunya

48
49

meningkatkan penjelasan yang lebih detail dan secara lebih sederhana

kepada penderita DM sehingga penderita lebih mengerti dan mudah untuk

mengaplikasikannya

2. Bagi Penderita Diabetes Militus

Pengelolaan DM meliputi empat pilar utama yaitu edukasi, perencanaan

makan, latihan jasmani dan adanya intervensi farmakologis, dimana

keempat pilar tersebut haruslah diterapkan secara kontinyu dan

menyeluruh. Serta perlunya motivasi dari keluarga dan diri sendiri yang

kuat dan sikap optimistis dari penderita mengenai keberhasilan pengobatan

DM.

3. Bagi peneliti

Diharapkan peneliti lain untuk mengembangkan desain penelitian sehingga

memberikan ilmplikasi yang lebih luas.

49
50

DAFTAR PUSTAKA

Alimul. Azis (2007) Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data,
Salemba Medika: Jakarta
Almatsier,S., (2004), Penuntun Diet Instalasi Gizi RS Dr.Cipto Mangunkusumo
dan Asosiasi Dietisien Indonesia : Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Jakarta.
Arikunto, (2006)., Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek. Rineka
Cipta, Jakarta.
Azwar Saifuddin (2005) Sikap Manusia Dan teori Pengukurannya Edisi 2,
Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar. 2003
Darmono. (2007)., Pola Hidup Sehat Penderita Diabetes Melitus. Dalam :
Naskah Lengkap Diabetes Melitus, Ditinjau dari Berbagai Aspek Penyakit
Dalam.BP UNDIP. Semarang
Gayton and Hall, (2007) Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9, Jakarta,
Penerbit : EGC,
Hembing Wijayakusuma, (2004). Bebas Diabetes Melitus Ala Hembing. Cetak I,
Jakarta : Penerbit Puspa Swara.
Noer, S.,dkk, (2005) Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 3, Jakarta, Penerbit :
Balai Penerbit FKUI,
Notoatmodjo Soekidjo (2010). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Rineka cipta
Nursalam (2009).Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Pedoman Skripsi, Tesis, Dan Instrumen Penelitian. Salemba
Medika: Jakarta
PERKENI, (2006), Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan DM Tipe 2 di
Indonesia.
Sarwono Waspadji, (2005)., Metabolik Endokrin Bag I, Jakarta, Bagian Ilmu
Penyakit Dalam, FKUI, RSUP Cipto Mangunkusumo
Soegondo et al.(2006) Pemantauan Pengendalian Diabetes Mellitus. Dalam:
Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Depkes RI & WHO
bekerjasama dengan Pusat Diabetes dan Lipid RSUPN dr. Cipto M/FKUI.
CV. Askara Buana. Jakarta,
Sugiyono, (2006).,Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfa Beta
Suyono, S., (2006) Diabetes Melitus Di Indonesia. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia

50
51

ABSTRAK
STIKES KURNIA JAYA PERSADA PALOPO
SKRIPSI, SEPTEMBER 2013

AMRINA
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU
POLA MAKAN PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUD BATARA GURU
KABUPATEN LUWU TAHUN 2013

( 50 halaman + 7 Tabel + 6 Lampiran)

Penanganan diabetes melitus dapat di kelompokkan dalam empat pilar, yaitu


edukasi, perencanaan makan, latihan jasmani dan intervensi farmakologis.
Pengaturan perilaku pola makan merupakanbagian penting dalam pengelolaan
pasien diabetes melitus. Pembentukan perilaku pola makan yang baik memerlukan
pengetahuan dan sikap yang positif.
Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap
dengan perilaku pola makan pasien diabetes melitus di RSUD Batara Guru
Kabupaten Luwu. Desain penelitian adalah cross sectional. Subjek penelitian
adalah pasien DM di poliklinik dan rawat inap RSUD Batara Guru sebanyak 33
responden yang ditetapkan dengan teknik accidental sampling. Metode
pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner data dianalisa dengan Uji
Statistik Chi-Square.
Hasil penelitian menemukan ada hubungan yang signifikan antara tingkat
pengetahuan (p:0.005) dan sikap (p : 0001) dengan perilaku pola makan pasien
diabetes melitus. Pasien yang memiliki pengetahuan yang baik lebih berpeluang
2.6 kali untuk berperilaku baik dan pengaturan pola makan diabetes mellitus
dibandingkan dengan pasien yang kurang mengetahui dan pasien yang bersikap
positif lebih berpeluang 26. 67 kali untuk berperilaku baik dan pengaturan pola
makan diabetes mellitus dibandingkan dengan pasien yang bersikap negatif
Saran penelitian adalah perlunya peningkatan usaha untuk melakukan
edukasi yang secara cermat dan lebih teliti kepada penderita DM dan dukungan
keluarga dalam pengelolaan diet DM.

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Perilaku Pola Makan Pasien Diabetes Melitus
Daftar Pustaka : 16 (2005-2010)

51
52

Lampiran 1 : Lembar Informed Concern

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU POLA


MAKAN KLIEN DIABETES MELITUS RSUD BATARA GURU
KABUPATEN LUWU TAHUN 2013

Kepada Yth :
Bapak/ Ibu :.

Dengan Hormat,

Nama Saya Amrina, mahasiswa Program S1 Keperawatan STIKES KURNIA


JAYA PERSADA PALOPO. Bermaksud melakukan penelitian untuk penyusunan
tugas akhir pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui HUBUNGAN
PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU POLA MAKAN KLIEN
DIABETES MELITUS.

Penelitian ini tidak akan menimbulkan kerugian dan dampak negatif apapun.
Hal tersebut karena semua informasi dan kerahasiaan identitas yang diberikan
akan dijaga dan hanya dipergunakan untuk penelitian semata. Jika bapak/ibu telah
memutuskan untuk berpartisipasi dalam penelitian diharapkan dapat memberikan
informasi yang objektif agar diperoleh hasil maksimal dan jika selama menjadi
responden merasakan ketidaknyamanan, bapak/ibu dapat mengundurkan diri
dengan sebelumnya menyampaikan kepada peneliti. Bapak/ibu tidak mendapatkan
manfaat langsung dari penelitian ini tetapi akan sangat bermanfaat dalam
peningkatan kualitas hidup pasien diabetes melitus.

Melalui penjelasan ini maka saya harapkan Bapak/ibu berkenan menjadi


responden penelitian ini dengan dengan menandatangani lembar persetujuan. Atas
kesediaan dan partisipasinya sebelumnya saya haturkan terima kasih.

Demikian disampaikan, atas perhatian serta partisipasi yang diberikan, saya


ucapkan terima kasih.

Belopa, ,. 2013
Hormat saya,

(Amrina)

52
53

Lampiran 2 : Lembar Persetujuan menjadi Responden

LEMBAR PERSETUJUAN

Setelah mendapatkan penjelasan tentang tujuan dan dampak penelitian yang


dilakukan oleh Sdr Amrina Mahasiswa STIKES KURNIA JAYA PERSADA
PALOPO, yang sedang melakukan penelitian dengan judul HUBUNGAN
PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU POLA MAKAN KLIEN
DIABETES MELITUS RSUD BATARA GURU KABUPATEN LUWU
TAHUN 2013
Saya memahami dan menyadari bahwa penelitian ini tidak akan
mengakibatkan negatif terhadap diri saya, oleh karena itu saya bersedia untuk
menjadi responden dalam penelitian ini

Belopa, ..... .........2013

Responden,

...............................

53
54

Lampiran 3 : Lembar Kuesioner Penelitian

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU POLA


MAKAN KLIEN DIABETES MELITUS RSUD BATARA GURU
KABUPATEN LUWU TAHUN 2013

Kuesiuoner A : Karakteristik responden


1. Umur dalam tahun : 50 tahun > 50 tahun
2. Jenis kelamin : laki-laki perempuan
3. Pendidikan : SD SMP SMU PT
4. Pekerjaan : PNS Pegawai swasta
wiraswasta nelayan/tani IRT
lainnya : ..

Kuesioner B. Pengetahuan pasien tentang pola makan penderita diabetes melitus


Petunjuk : baca dengan seksama pertanyaan setiap soal, jika pertanyaan menurut
bapak/ibu bernilai benar maka pilih pilihan benar dan jika tidak benar pilih pilihan salah
dengan memberi tanda silang (X).
No Pernyataan Benar Salah
1. Penderita diabetes melitus frekuensi makan tetap seperti
orang nomal, yaitu 3 x sehari
2. Penderita diabetes melitus jika mengkomsumsi karbohidrat
yang berlebihan seperti nasi akan lebih mudah meningkatkan
kadar gula darah dibandingkan bukan penderita diabetes
melitus
3. Dengan mengkomsumsi makanan yang beraneka ragam (lauk
pauk, sayuran dan buah-buahan tidak memperberat penyakit
Diabetes Melitus (DM)
4. Dengan mengkomsumsi makanan yang beraneka ragam (lauk
pauk, sayuran dan buah-buahan tidak memperberat penyakit
Diabetes Melitus (DM)
5. Sebelum melakukan pekerjaan penderita DM harus makan
untuk menambah energi
6. Untuk berolah raga penderita DM memerlukan minuman
suplemen yang dijual bebas untuk menambah energi
menambah energi
7. Banyak mengkomsumsi makanan yang mengandung lemak,
minyak dan santan menyebabkan resiko penyakit jantung
pada penderita DM
8. Membatasi komsumsi lemak, minyak dan santan
memperberat penyakit DM dengan mengkomsumsi garam
beryodium secukupnya dapat mencegah resiko penyakit
gondok pada penderita DM
9. Mengkomsumsi garam berlebihan dapat menetralisir gula
dalam darah

54
55

10. Penderita DM (yang tidak memiliki penyakit asam urat)


mengkosumsi makananan zat besi (penambah darah) seperti:
kacang-kacangan, syuran (daun ubi), dan daging.
11. Mengkosumsi makanan sumber zat besi (penambah darah)
dapat menyebabkan resiko anemia pada penderita DM
12. Makan sedikit tapi sering dapat mempertahankan gula darah
normal
13. Makan pagi dengan porsi yang besar tidak memperberat
penyakit DM
14. Kekurangan minum air penderita DM bisa terkena penyakit
lain seperti Dehidrasi
15. Sedikit minum air dapat nenurunkan gula darah
16 Mengkosumsi minuman berakohol dapat menyebabkan
penyakit lain seperti kerusakan hati pada penderita DM
17. Mengkomsumsi minuman beralkohol tidak mempengaruhi
kadar gula darah penderita DM
18 mengkosumsi makanan yang aman bagi kesehatan bebas dari
kuman, bakteri baik untuk dikosumsi penderita DM
19. Makan yang mengandung bahan penyedap tidak
menpengaruhi penyakit DM
20. Penderita DM dapat mengkomsumsi nasi sama porsinya
dengan bukan penderita DM

Kuesioner C. Sikap pasien tentang pola makan penderita diabetes melitus


Petunjuk : baca dengan seksama pernyataan-pernyataan berkaitan dengan pola makan
penderita diabetes melitis dengan pilihan jawaban : Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak
Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).
No Pernyataan Jawaban
SS S TS STS
1. Klien Diabetes Mellitus harus berhati-hati dalam memilih
makanan
2. Klien Diabetes Mellitus seharusnya dibatasi pola
makannya
3. Pembatasan pola makan sangat penting dalam upaya
menurunkan kadar gula darah
4. Klien Diabetes Mellitus sebaiknya menghindari konsumsi
gula
5. Klien Diabetes Mellitus boleh mengkonsumsi makanan
seperti pudding, syrup, susu kental manis, permen dan
coklat
6. Dalam menentukan jenis makanan klien Diabetes Mellitus
berbeda dengan orang normal
7. Klien Diabetes Mellitus boleh mengkonsumsi nasi
berapapun yang dia mau
8. Lauk pauk untuk klien Diabetes seperti tahu, tempe, ikan
dan daging sangat perlu diukur jumlahnya
9. Klien Diabetes tidak boleh makan daging, cukup kuahnya
saja

55
56

10. Klien Diabetes sangat perlu mematuhi makanan yang


disajikan di rumah sakit, karena sudah diukur sesuai
kebutuhan klien

Kuesioner D. Perilaku pola makan penderita diabetes melitus


Petunjuk : baca dengan seksama pertanyaan tentang pola makan sehari-hari dengn ilihan
jawaban Ya jika kondisi yang dimaksud sesuai dengan perilaku makan bapak/ibu dan
tidak jika kondisi yang dimaksud tidak sesuai dengan perilaku makan bapak/ibu.

No Pertanyaan YA TIDAK
1. Saya makan sesuai diet yang diberikan di Rumah sakit atau
sesuai dengan anjuran diet khusus penderita DM
2. Frekuensi makan saya 3 x sehari sesuai dengan menu makan
keluarga
3. Saya Menghindari makanan yang mengandung gula seperti:
sirup, susu kental manis, es krim
4. Saya Mengkonsumsi buah seperti pisang, pepaya 3 potong
sedang dalam sehari
5. Saya mematuhi konsumsi nasi sesuai dengan program diet
DM ( maximal 3 piring (4 gelas) dalam sehari (untuk klien
Diit 1900 kkal), 3 piring nasi (3 gelas) dalam sehari (untuk
klien diit 1700 kkal) dan 3 piring nasi (2 gelas) dalam
sehari (untuk klien diit 1500 kkal).
6. Saya Konsumsi daging sesuai dengan program diet DM
(maximal 1 potong sedang dalam sehari untuk klien diit 1900
kkal, 2 potong sedang dalam sehari untuk klien diit 1700
dan 1500 kkal)
7. Saya Konsumsi tempe maximal 6 potong sedang dalam
sehari
8. Konsumsi ikan sesuai dengan program diet DM (maximal 1
potong sedang dalam sehari (untuk klien dengan diit 1500
kkal), 2 potong sedang dalam sehari (untuk klien diit 1700
kkal) dan 2 potong sedang dalam ehari (untuk klien diit
1900 kkal)

56
57

SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN


PERILAKU POLA MAKAN PASIEN DIABETES
MELITUS DI RSUD BATARA GURU
KABUPATEN LUWU
TAHUN 2013

OLEH

Nama : AMRINA
Nim : 01.2011.585

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
KURNIA JAYA PERSADA PALOPO
TAHUN 2013

57
58

LEMBAR PERSETUJUAN SEMINAR HASIL PENELITIAN

Skripsi dengan judul : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Perilaku Pola
Makan Pasien Diabetes Melitus Di RSUD Batara Guru Kabupaten Luwu Tahun
2013 telah mendapat persetujuan untuk diuji dalam seminar proposal penelitian

Menyetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

GRACE TEDY TULAK.S.Kep.Ns.M.Kep LUBIS, S.Sos. M.Ag

KETUA
Program Studi S1 Keperawatan
(STIKES) KURNIA JAYA PERSADA PALOPO

GRACE TEDY TULAK.S.Kep.Ns.M.Kep


NIDN. 0920078501

58
59

DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL..................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................. iii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian .............................................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 5
A. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan ............................................................... 5
B. Tinjauan Umum Tentang Sikap ......................................................................... 7
C. Tinjauan Umum Tentang Perilaku ...................................................................... 10
D. Tinjauan Umum Tentang Diabetes Melitus ........................................................ 14
E. Tinjauan Umum Tentang Pola Makan Pasien Diabetes Melitus ........................ 19
BAB III KERANGKA KONSEP .......................................................................... 25
A. Kerangka Konsep ............................................................................................... 25
B. Variabel Penelitian ............................................................................................. 26
C. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif ........................................................ 26
D. Hipotesis ............................................................................................................. 27
BAB IV METODE PENELITIAN ....................................................................... 28
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ......................................................................... 28
B. Metode Pengumpulan Data ................................................................................ 30
C. Metode Pengolahan Data ................................................................................... 32

59
60

D. Analisa Data ....................................................................................................... 34


E. Etika Penelitian .................................................................................................. 34
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 37
A. Hasil ................................................................................................................... 37
B. Pembahasan ........................................................................................................ 43
C. Keterbatasan penelitian ...................................................................................... 47
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 48
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 48
B. Saran ................................................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 50
Lampiran-Lampiran

60
61

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Ciri umum DM tipe I dan II ................................................................ 17

Tabel 5.1. Distribusi Sumber Daya Manusia di RSUD Batara Guru Kabupten
Luwu Juni 2013 .................................................................................. 38

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di RSUD Batara Guru


Kabupaten Luwu Tahun 2013 ............................................................ 39

Tabel 5.3 Distribusi Pengetahuan Pasien Tentang Pengaturan Pola Makan


Diabetes Mellitus di RSUD Batara Guru Kabupaten Luwu, tahun
2013 .................................................................................................... 40

Tabel 5.4 Distribusi Sikap Pasien Tentang Pengaturan Pola Makan Diabetes
Mellitus di RSUD Batara Guru Kabupaten Luwu Tahun 2013 .......... 40

Tabel 5.5 Distribusi Perilaku Pasien Tentang Pengaturan Pola Makan Diabetes
Mellitus di RSUD Batara Guru Kabupaten Luwu Tahun 2013 ........... 41

Tabel 5.6 Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Pola Makan Pasien
Diabetes Melitus di RSUD Batara Guru Kabupaten Luwu Tahun
2013 .................................................................................................... 41

Tabel 5.7 Hubungan Sikap Dengan Perilaku Pola Makan Pasien Diabetes
Melitus di RSUD Batara Guru Kabupaten Luwu Tahun 2013 ............ 42

61
62

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ................................................................. 26

62
63

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Informed Concern ................................................................................. 1


Lampiran 2 Kuesioner Penelitian ............................................................................. 2
Lampiran 3. Izin Penelitian ...................................................................................... 3
Lampiran 4. Master Tabel ........................................................................................ 4
Lampiran 5. Output Pengolahan Data ...................................................................... 5
Lampiran 6. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian .................................... 6

63
64

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesajarnaan di suatu perguruan tinggi dan

sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan

disebut dalam daftar pustaka.

Palopo, September 2013

AMRINA
NIM :01.2011.585

64
65

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat

rahmat dan bimbingan-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan hasil

penelitian dengan judul Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Perilaku

Pola Makan Pasien Diabetes Melitus Di RSUD Batara Guru Kabupaten Luwu

Tahun 2013 sebagai salah satu persyaratan akademik dalam menyelesaikan

pendidikan di program studi (S1) Keperawatan di STIKES Kurnia Jaya Persada

Palopo.

Rampungnya skripsi ini adalah berkat bantuan dan dukungan dari berbagai

pihak, maka dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya dengan hati yang tulus kepada:

1. Ibu Hj. Nuraeni Azis.S.Kp. M.Kes selaku ketua STIKES Kurnia Jaya Persada

Palopo.

2. Ibu Grace Tedy Tulak, S.Kep. Ns,M.Kep Ketua Program Studi S1

Keperawatan STIKES Kurnia Jaya Persada Palopo sekaligus sebagai

pembimbing I atas segala bimbingan dan waktunya selama penyusunan

skripsi.

3. Direktur RSUD Batara Guru yang telah memberikan izin melakukan

penelitian.

4. Bapak Lubis, S.Sos. M.A, selaku pembimbing II atas segala saran dan

bimbingan teknis penyusunan skrisi ini.

5. Ibu Tenriwati Andi Syamsuddin,SH, penguji atas saran yang konstruktif.

6. Orang tuaku tercinta atas doa dan bimbingannya tanpa pamrih.

65
66

7. Para civitas akademik Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Kurnia Jaya

Persada Palopo

8. Seluruh teman-teman dan pihak lain yang telah membantu dan memberikan

saran untuk kelancaran penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan dan

kelemahan olehnya diharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi

perbaikan dan penyempurnaannya. Semoga Allah SWT memberikan balasan

pahala atas segala amal yang telah diberikan.

Palopo, September 2013

Penulis

66

Anda mungkin juga menyukai