Anda di halaman 1dari 58

S imeul

ue Cut

LAPORAN

JUNI - AGUSTUS
BAB I

PEMETAAN PROGRAM BERKESINAMBUNGAN


BAB II

PLAN OF ACTION (POA)

POA Nusantara Sehat 2016.xlsx


BAB III

PROGRAM INTERVENSI

III.1 UPAYA KESEHATAN PERORANGAN

PELAYANAN DI POLI UMUM DAN IGD


PELAYANAN RESEP DISERTAI PEMBERIAN INFORMASI OBAT (PIO)
PELAYANAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM
PELAYANAN PASIEN RAWAT INAP
KONSULTASI GIZI
PELAYANAN IBU BERSALIN DAN BAYI BARU LAHIR
PEMERIKSAAAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS DAN PUSTU
PELAYANAN DAN KONSELING KB DI PUSKESMAS DAN POSYANDU
III.1.A. LATAR BELAKANG UTAMA

Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan untuk


meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, telah dilakukan berbagai
pelayanan kesehatan masyarakat. Upaya pelayanan kesehatan dasar
merupakan langkah awal yang sangat penting dalam rangka memberikan
pelayanan kesehatan pada masyarakat.

Salah satu tulang punggung pelayanan kesehatan adalah pelayanan


primer dimana pelayanan primer ini menitikberatkan pada kegiatan preventif,
promotif, kuratif dan rehabilitatif. Salah satu penunjang dari upaya kesehatan
primer adalah upaya kesehatan perseorangan dimana upaya ini akan
mendukung pengurangan jumlah pasien yang dirujuk dan mengurangi masa
rawat di rumah sakit.

Upaya kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan


oleh pemerintah dan masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan/ upaya kesehatan perorangan mencakup
upaya upaya promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan rawat
jalan, pengobatan rawat inap, pembatasan dan pemulihan kecatatan yang
ditujukan terhadap perorangan.

III.1.B. TUJUAN UTAMA

Tujuan utama kegiatan ini yaitu memberikan pelayanan pengobatan,


pemulihan, peningkatan dan pencegahan serta gaya hidup sehat

III.1.C. METODE PELAKSANAAN

Metode pelaksanaan ini yaitu bertatap langsung dengan pasien atau


keluarga pasien

III.1.D. URAIAN KEGIATAN


PELAYANAN DI POLI UMUM DAN IGD
a. Latar Belakang
Berlatarkan pada salah satu pasal hak asasi manusia yaitu hak
untuk berhidup sehat, sehingga mendasari program kesehatan secara
personal pasien dengan dokter. Poli umum membantu dan menyediakan
pelayanan kesehatan secara personal dan privacy antara pasien dan
dokter.
b. Tujuan
Memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien sesuai yang
dibutuhkannya serta meningkatkan derajat kesehatan mereka.
c. Pihak yang dilibatkan dan Peranannya
Perawat melakukan pengukuran tekanan darah dan dokter
melakukan pemeriksaan kesehatan
d. Sasaran
Pasien yang datang ke puskesmas

e. Rincian Kegiatan
Pasien datang ke puskesmas dan mendaftarkan diri ke ruang kartu,
setelah itu akan dipanggil perawat untuk diukur tekanan darah. Kemudian
akan dilakukan pemeriksaan oleh dokter, apabila diperlukan data
penunjang diagnosis maka akan dilakukan pemeriksaan laboratorium.
Setelah dilakukan pemeriksaan maka dokter akan meresepkan terapi
pengobatan yang cocok untuk pasien tersebut.
f. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan kegiatan ini yaitu dengan cara bertatap muka
langsung dengan pasien

g. Capaian Indikator Keberhasilan dan rencana tindak lanjut

ANGKA KUNJUNGAN PASIEN POLI UMUM BERDASARKAN


JENIS KELAMIN
NO TAHUN BULAN PEREMPUAN PRIA JUMLAH
1 2016 JUNI 104 79
183
2 JULI 92 101
193
3 AGUSTUS 160 102 262
TOTAL 359 282 638

ANGKA KUNJUNGAN PASIEN LUAR SIMCUT

NO TAHUN BULAN JUMLAH


1 JUNI 26

2 2016 JULI 22

3 AGUSTUS 65

TOTAL 113

h. Evaluasi dan rekomendasi

Evaluasi Rekomendasi
Sepanjang perjalanan poli umum di Diharapkan semakin banyak
puskesmas simeulue cut masih program dinas kesehatan
sangat banyak kekurangan yang untuk meningkatkan SDM
belum terselesaikan dan tenaga medis di poli umum
ditambahkan persiapan untuk Perlunya terdapat rasa

akreditasi puskesmas dimana profesional dan tanggung

diperlukan penyempurnaan jawab tenaga medis terhadap

terhadap pelayanan, strukutural, kerja masing-masing


dan peningkatan SDM tenaga
medis

i. Dokumentasi

PELAYANAN RESEP DISERTAI KOMUNIKASI, INFORMASI DAN EDUKASI


(KIE) OBAT
a. Latar Belakang
Resep adalah permintaan tertulis dokter kepada apoteker atau
tenaga kefarmasian untuk menyediakan dan menyerahkan obat
kepada pasien. Salah satu faktor penting dalam upaya kuratif adalah
ketersediaan obat untuk pengobatan penyakit yang dialami pasien.
Pelayanan resep yang disertai dengan pemberian informasi dan
edukasi obat dilakukan untuk melayani kebutuhan pasien mengenai
obat yang akan mereka konsumsi dan untuk membantu meningkatkan
kesehatan masyarakat pada umumnya yang berkaitan dengan cara
pengkonsumsian obat yang benar.
b. Tujuan
Memberikan obat sesuai dengan resep yang diberikan oleh
dokter yang disertai dengan pemberian informasi obat yang perlu
diketahui oleh pasien.
c. Pihak yang dilibatkan dan Peranannya
Apoteker dan tenaga farmasi berperan untuk menyediakan obat
sekaligus memberikan informasi obat yang dibutuhkan oleh
pasien/keluarga. Keluarga pasien sebagai pengontrol jadwal minum
obat pasien agar pasien rutin minum obat.
d. Sasaran
Pasien yang telah melakukan pemeriksaan di poli umum, igd,
kia, poli gigi dan rawatan
e. Rincian Kegiatan
Pasien membawa resep dari poli umum ke apotek yang
kemudian akan disiapkan obat-obatan pasien tersebut sesuai dengan
resep yang ada. Kemudian obat-obat tersebut diserahkan kepada
pasien yang disertai dengan pemberian informasi obat yang meliputi
indikasi, efek samping dan aturan pakai dan cara minum obat.
f. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan kegiatan ini yaitu dengan bertatap muka
langsung dengan pasien maupun keluarga pasien.
g. Capaian Indikator Keberhasilan dan rencana tindak lanjut
Hasil dari kegiatan ini yaitu pasien mengetahui dan memahami
mengenai obat yang mereka konsumsi dan bagaimana cara minum
obat yang tepat.

Rekapitulasi Pelayanan resep di puskesmas Simeulue Cut

REKAPITULASI PELAYANAN RESEP

JUMLAH
JUMLAH JUMLAH PELAYANAN
NO TAHUN BULAN
RESEP KONSELING INFORMASI
OBAT (PIO)
1 2016 JUNI 193 20 193

2 JULI 248 35 248


3 AGUSTUS 239 25 239

TOTAL 680 80 680

h. Evaluasi dan rekomendasi

Evaluasi Rekomendasi
Masih ada beberapa kekurangan Peningkatan jumlah sarana dan
yang belum terselesaikan seperti prasarana yang masih kurang
beberapa obat yang kosong baik di
gudang IFRS, masih kurangnya
sarana dan prasarana seperti rak
obat yang terbatas jumlahnya serta
pustaka sebagai bahan pemberian
informasi obat masih sangat
terbatas

i. Dokumentasi
PELAYANAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM
a. Latar Belakang

Pemeriksaan laboratorium adalah pemeriksaan penentu diagnosa


dokter yang dianjurkan kepada pasien. Pemeriksaan laboratorium
dilakukan atas permintaan dokter dari poli umum. Pelayanan pemeriksaan
laboratorium di puskesmas simeulue cut terdiri dari pemeriksaan Hb, TB,
malaria, golongan darah, leukosit, trombosit, urin rutin dan pemeriksaan
widal test untuk tifoid.

b. Tujuan
Memberikan obat sesuai dengan resep yang diberikan oleh dokter
yang disertai dengan pemberian informasi obat yang perlu diketahui oleh
pasien
c. Pihak yang dilibatkan dan Peranannya
Pihak yang dilibatkan dalam kegiatan ini yaitu tenaga laboratorium
medik sebagai pihak yang melakukan pemeriksaan dan dokter sebagai
pihak yang meminta untuk dilakukan pemeriksaan
d. Sasaran
Pasien yang telah melakukan pemeriksaan di poli umum dan igd
yang memerlukan pemeriksaan lab untuk menunjang diagnosis dokter
e. Rincian Kegiatan
Kegiatan pelayanan di puskesmas dilakukan setiap hari jika tidak
ada kegiatan lapangan. Alur dari pelayanan dari cek laboratorium di
puskesmas yaitu pasien ke laboratorium dengan membawa status poli
yang dikirim oleh dokter poli. Pemeriksaan di laboratorium meliputi :
1. Pemeriksaan Hb pada bumil
2. Pemeriksaan Hb pada pasien anemia
3. Pemeriksaan Widal/ Thypus
4. Pemeriksaan trombosit, leukosit dan eritrosit
5. Pemeriksaan urin putih
6. Pemeriksaan malaria
7. Pemeriksaan TB
8. Pemeriksaan kusta jika ada
9. Pemeriksaan cacing/kecacingan
10. Pemeriksaan jenis leukosit

f. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan kegiatan ini bertatap langsung dengan pasien
dan kemudian mengambil sampel yang diperlukan untuk pemeriksaan
yang dibutuhkan oleh pasien tersebut.

g. Capaian Indikator Keberhasilan dan rencana tindak lanjut


Kegiatan ini berjalan sesuai dengan hasil yang diharapkan serta
hasil dari pemeriksaan laboratorium dapat menjadi penentu diagnosis
untuk dokter poli dalam menegakkan diagnosa penyakit pasien.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Widal Tes
Tahun Bulan TB Hb Leukosit Trombosit Eritrosit Urin Rutin
(Thipes)
+ - Jumlah + - Jumlah
0 10 10 2 0 2 22 0 0 0 0
Juni
2016 Juli 0 3 3 37 7 6 2 2
Agustus 0 2 2 27 3 3 1 1
Jumlah 1 103 104
h. Evaluasi dan rekomendasi

Evaluasi Rekomendasi
Sarana dan prasarana yang Pengadaan alat laboratorium seperti
kurang lengkap alat untuk mengukur kadar glukosa,
asam urat dan kolesterol dalam darah
serta hematokrit dan LED( Laju Endap
Darah) sehingga pasien yang
membutuhkan pemeriksaaan tersebut
tidak perlu agi dirujuk ke FKTP lain.

i. Dokumentasi

KONSULTASI GIZI
a. Latar Belakang
Konseling adalah salah satu kegiatan asuhan gizi yang berupaya
membantu orang lain untuk dapat mengenal penyakit dan mengenal
status gizi. Konseling gizi merupakan serangkaian kegiatan sebagai
proses komunikasi dua arah antara konselor dan pasien untuk
menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap dan perilaku sehingga
membantu pasien mengenali dan mengatasi masalah gizi yang sedang
dihadapi. konseling gizi ini dilakukan pada pasien hipertensi dan diabetes
melitus, dimana pada pasien-pasien tersebut perlu pengaturan menu
makanan untuk mengontrol penyakit mereka. Konseling bermanfaat agar
pasien lebih mengetahui jalan keluar atas permasalahan yang
dihadapinya baik mengenaik penyakit dan diet yang harus dilakukan.
Pasien mendapatkan pengetahun mengenai kesehatan dirinya sendiri
b. Tujuan
Kegiatan ini bertujuan untuk membantu pasien mengidentifikasi dan
menganalisis masalah pasien serta memberikan alternatif pemecahan
masalah mengenai penyakit yang dialaminya
c. Pihak yang dilibatkan dan Peranannya
Petugas gizi memberikan konsultasi gizi berupa menu diet yang
cocok untuk pasien. Pasien, meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
pasien mengenai pola mereka. Keluarga pasien, keluarga pasien disini
berperan untuk memonitoring pola makan pasien
d. Sasaran
Pasien dan keluarga pasien

e. Rincian Kegiatan
Ahli gizi memberikan konsultasi mengenai makanan dan diet yang
cocok untuk penyakit yang diderita pasien.
f. Metode Pelaksanaan
Bertatap muka langsung dan melakukan wawancara kepada
pasien.
g. Capaian Indikator Keberhasilan dan rencana tindak lanjut
Tahun
Penyakit yang dikonseling

Jumlah
No Bulan Asa
Kolesterol Total
Hipertensi DM m
(Hiperlipidemia)
Urat

1 Juni 1 0 0 0 1

2 Juli 1 1 0 0 2

4 Agustus 3 0 0 0 3

h. Dokumentasi

PELAYANAN PASIEN RAWAT INAP


a. Latar Belakang

Salah satu tulang punggung pelayanan kesehatan adalah


pelayanan primer dimana pelayanan primer ini menitikberatkan pada
kegiatan preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif. Salah satu
penunjang dari upaya kesehatan primer adalah upaya kesehatan
perseorangan dimana upaya ini akan mendukung pengurangan jumlah
pasien yang dirujuk dan mengurangi masa rawat di rumah sakit.
b. Tujuan
Memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien sesuai yang
dibutuhkannya serta meningkatkan derajat kesehatan mereka.
c. Pihak yang dilibatkan dan Peranannya
Perawat melakukan pemeriksaan kesehatan dan memberikan obat
(jika perlu) serta berkoordinasi dengan dokter mengenai perkembangan
kesehatan pasien
d. Sasaran
Pasien yang datang ke puskesmas

e. Rincian Kegiatan
Pasien datang ke puskesmas melalui UGD( Unit Gawat Darurat),
jika kondisi pasien sudah stabil dan membaik maka pasien dipulangkan,
namun jika kondisi pasien masih belum membaik maka dianjurkan untuk
di rawat di puskesmas yang kemudian dimonitoring perkembangan
kesehatannya oleh dokter dan perawat..
f. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan kegiatan ini yaitu dengan cara bertatap muka
langsung dengan pasien
g. Capaian Indikator Keberhasilan dan rencana tindak lanjut

JUMLAH PASIEN
N
TAHUN BULAN PEREMPUAN PRIA JUMLAH
O
1 JUNI 7 9 16

2 2016 JULI 10 4 14

3 AGUSTUS 4 11 15

TOTAL 21 24 45

h. Dokumentasi
PELAYANAN IBU BERSALIN DAN BAYI BARU LAHIR

a. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya diarahkan guna
tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang, menyangkut fisik, mental maupun sosialbudaya dan ekonomi. Untuk
mencapai derajat yang optimal dilakukan berbagai upaya kesehatan yang
menyeluruh, terarah dan berkesinambungan. Masalah reproduksi di
Indonesia mempunyai dua dimensi pertama : kematian ibu dan bayi yang
masih tinggi akibat berbagai factor termasuk pelayanan kesehatan yang relatif
kurang baik. Kedua : timbulnya penyakit degenerative yaitu menopause dan
kanker.

Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi


penting dan strategis terutama dalam penurunan AKI dan AKB. Bidan
memberikan pelayanan kebidanan yang berkesinambungan dan paripurna,
berfokus pada aspek pencegahan, promosi dengan berlandaskan kemitraan
dan pemberdayaan masyarakat bersama-sama dengan tenaga kesehatan
lainnya untuk senantiasa melayani siapa saja yang membutuhkannya kapan
dan dimanapun dia berada, memberikan pelayanan yang berkualitas dan
berkesinambungan guna mencegah komplikasi-komplikasi yang terjadi pada
masa nifas baik itu di ibu/bayi.

Puskesmas simeulue cut mempunyai 8 desa dan masing-masing


setiap desa mempunyai bidan PTT, semua ibu-ibu selama tahun 2014
bersalin di fasilitas kesehatan/klinik bersalin, kecuali pasien patologis akan
dirujuk ke RSUD.

b. Tujuan
Tujuan kegiatan ini yaitu memberikan pelayanan terbaik kepada ibu
hamil untuk melakukan persalinan di fasilitas kesehatan dengan
mengutamakan keamanan baik bagi ibu dan bayi yang baru lahir
c. Pihak yang dilibatkan dan Peranannya
Pihak yang dilibatkan yaitu keluarga pasien yang berperan dalam
memberikan dukungan kepada sang ibu dalam membantu proses kelahiran.

d. Sasaran
Semua ibu hamil yang berada di wilayah kerja puskesmas simeulue cut
e. Rincian Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan bila ada ibu hamil yang akan bersalin dimana
ibu hamil tersebut dipantau proses persalinannya hingga bayi dilahirkan
dengan selamat. Selain itu pemantauan juga tetap dilakukan kepada sang ibu
dan bayi.
f. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaaan kegiatan ini yaitu berhadapan langsung dengan
pasien dan keluarga.
g. Capaian Indikator Keberhasilan dan rencana tindak lanjut

N Jumlah pelayanan Ibu Bersalin


Bulan
o puskesmas Pustu RS BPS Dukun
1 Juni 2 1 2 - -
2 Juli - 1 4 - -
3 Agustus 2 4 1 - -

h. Dokumentasi
PEMERIKSAAAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS DAN PUSTU
a. Latar Belakang
Pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu tahapan penting
menuju kehamilan yang sehat. Pemeriksaan kehamilan merupakan hal
yang wajib dilakukan oleh para ibu hamil. Pemeriksaan kehamilan
dapat dilakukan melalui dokter kandungan atau bidan dengan minimal
pemeriksaan 4 kali selama kehamilan yaitu pada usia kehamilan
trimester I, trimester II dan duu kali pada kehamilan trimester III, itupun
jika kehamilan normal.
Namun ada baiknya pemeriksaan kehamilan dilakukan sebulan sekali
hingga usia 6 bulan, sebulan dua kali pada usia 7-8 bulan dan
seminggu sekali ketika usia kandungan menginjak 9 bulan
b. Tujuan
Pemeriksaan kehamilan begitu penting karena dalam pemeriksaan
tersebut dilakukan monitoring secara menyeluruh baik mengenai
kondisi ibu maupun janin yang sedang dikandungnya. Dengan
pemeriksaan kehamilan kita dapat mengetahui perkembangan
kehamilan, tingkat kesehatan kandungan, kondisi janin, dan bahkan
penyakit atau kelainan pada kandungan yang diharapkan dapat
dilakukan penanganan secara dini
c. Pihak yang dilibatkan dan Peranannya
Pihak yang dilibatkan yaitu suami, keluarga, kader dan masyarakat
yang berperan menganjurkan kepada calon ibu untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan, memantau dan melakukan tindakan segera
bila ditemukan masalah atau keadaan darurat untuk segera
mengantarkan ke fasilitas kesehatan.
d. Sasaran
Seluruh ibu-ibu hamil di wilayah kerja puskesmas Simeulue Cut untuk
mendapatkan pemeriksaan kehamilan secara lengkap dan
laboratorium.
e. Rincian Kegiatan
Pemeriksaan kehamilan dilakukan di poli KIA dan saat posyandu oleh
petugas KIA setiap hari kerja dan 1x sebulan di posyandu di wilayah
kerja simeulue cut.
f. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan kegiatan ini yaitu dengan cara bertatap muka
langsung dengan pasien dan melakukan pemeriksaan serta konseling
tentang kehamilan.
g. Capaian Indikator Keberhasilan dan rencana tindak lanjut

N Cakupan ANC
Tahun Bulan
o K1 K4 Ket
Abs % Abs %
1 Juni 43 47.8 28 31.1
2 Juli 46 51.11 32 35.56
3 Agustus 39 43.33 24 26.67

h. Dokumentasi
PELAYANAN DAN KONSELING KB DI PUSKESMAS DAN POSYANDU
a. Latar Belakang

Keluarga Berencana merupakan program yang dicanangkan


pemerintah Republik Indonesia untuk menekan angka populasi jumlah
penduduk indonesia yang semakin hari semakin banyak. Program ini
memiliki slogan Dua Anak Cukup . Untuk mencapai tujuan tersebut
maka dilakukan pelayanan dan konseling KB dimana program ini
mengunakan kontrasepsi yang mungkin sebagian masyarakat belum
tahu manfaat dan penggunaan kontrasepsi yang ada serta memilih
kontrasepsi mana yang cocok buat mereka.

b. Tujuan
Tujuan kegiatan pelayanan kb ini yaitu
Meningkatkan jumlah peserta kb atas kesadaran dan tanggung
jawab pasien
Membina peserta kb aktif
Mencapai sasaran penurunan tingkat kelahiran
Meningkatkan dan meciptakan keluarga kecil dan sejahtera

Tujuan konseling kb yaitu membantu pasien dalam hal


Menyampaikan informasi dari pilihan pola reproduksi
Memilih metode kb yang diyakini
Menggunakan metode kb yang dipilih secara aman dan efektif
Memulai dan melanjutkan kb
Mempelajari tujuan, ketidakjelasan informasi tentang metode kb
yang tersedia
c. Pihak yang dilibatkan dan Peranannya
Bidan puskesmas dan bidan desa sebagai sumber informasi dan
memberikan pelayanan kb
Suluruh PUS (Pasangan usia subur) yang ada diwilayah kerja
puskesmas simeulue cut
d. Sasaran
Sasaran kegiatan ini yaitu seluruh PUS yang ada diwilayah kerja
puskesmas simeulue cut
e. Rincian Kegiatan
Memberikan penyuluhan tentang kb
Mengisi data ibu-ibu yang berkb
Memberikan konseling kb pada setiap ibu yang berkb
Memberikan pelayanan kb dan jadwal kembali
f. Metode Pelaksanaan
1. Motivasi
Berfokus untuk mewujudkan permintaan, bukan pada
kebutuhan ndividu
Menggunakan komunikasi satu arah
Menggunakan komunikasi individu, kelompok
2. Pendidikan/ edukasi KB
Menyediakan seluruh informasi dan metode yang tersedia
Menyediakan informasi terkini dan isu
Menggunakan komunikasi satu arah/ dua arah
Dapat melalui komunikasi individu, kelompok
Menghilangkan rumor dan konsep yang salah
3. Konseling KB
Mendorong pasien untuk mengajukan pertanyaan
Menjadi pendengar aktif, menjamin klien penuh informasi
Membantu klien membuat pilihannya sendiri
g. Capaian Indikator Keberhasilan dan rencana tindak lanjut
Total pasien yang mengikuti program kb yaitu sebanyak 193 ibu.

No BULAN JENIS KONTRASEPSI TOTAL


PIL IMPLAN SUNTI KONDO
T K M
1 JUNI 14 1 14 0 29
2 JULI 4 3 12 0 19
3 AGUSTUS 8 33 7 48
h. Dokumentasi
III.2.UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

PENDATAAN DAN PEMBINAAN RUMAH SEKOLAH BERPHBS


PENDATAAN DESA RAWAN BENCANA
PENJARINGAN ANAK SEKOLAH
POSYANDU LANSIA
POSYANDU
SENAM IBU HAMIL
PENDISTRIBUSIAN VIT. A
PENDISTRIBUSIAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (PMT)
PENDISTRIBUSIAN TABLET FE PADA REMAJA PUTRI DI SEKOLAH
KEBUN GIZI DAN TOGA
PEMICUAN STBM (SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT)
INSPEKSI SANITASI RUMAH (JAMBAN,SAB,SAM,SAMPAH,SPAL)
PEMERIKSAAN TTU (TEMPAT-TEMPAT UMUM)
PENGAWASAN TP2M DAN DAMIU
INSPEKSI SANITASI SEKOLAH
PEMBINAAN MAKANAN JAJANAN SEKOLAH (KANTIN SEKOLAH)
III.1.A. LATAR BELAKANG UTAMA

Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan untuk


meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, telah dilakukan berbagai
pelayanan kesehatan masyarakat. Upaya pelayanan kesehatan dasar
merupakan langkah awal yang sangat penting dalam rangka memberikan
pelayanan kesehatan pada masyarakat.
Secara umum upaya kesehatan terdiri dari dua unsur utama, yaitu
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Upaya
kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh
pemerintah, masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah
kesehatan dimasyarakat. Upaya kesehatan masyarakat mencakup upaya
upaya promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pemberantasan penyakit
menular, pengendalian penyakit tidak menular, penyehatan lingkungan dan
penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, kesehatan jiwa,
pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan, pengamanan narkoba,
psikotropika, serta penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan.

III.1.B. TUJUAN UTAMA


Tujuan utama kegiatan ini yaitu upaya promotif dan preventif dalam
upaya peningkatan dan pencegahan penyakit di masyarakat

III.1.C. METODE PELAKSANAAN


Metode pelaksanaan kegiatan ini yaitu dengan metode sosialisasi dan
praktek ke masyarakat.
III.1.D. URAIAN KEGIATAN

POSYANDU LANSIA
a. Latar Belakang
Kegiatan posyandu lansia adalah suatu fasilitas pelayanan kesehatan
yang berada di desa-desa yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat. Khususnya bagi warga yang sudag berusia dari 45 tahun
hingga 60 tahun keatas. Posyandu lansia menitikberatkan pada pelayanan
promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
Dilakukan posyandu lansia ini untuk meningkatkan derajat kesehatan
lansia untuk mencapai masa tuanya yang bahagua dan berdaya guna
dalam kehidupan keluarga dan masyarakat, meningkatkan jangkauan
pelayanan kesehatan lansia. Dengan adanya program ini para lansia
sangat terbantu sehingga tidak perlu ke puskesmas untuk sekedar
memeriksa kesehatannya serta pelayanan kesehatan akan lebih mudah
dijangkau oleh para lansia.
b. Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini yaitu meningkatkan kualitas hidup lansia, tujuan
khususnya yaitu menjaga agar lansia selalu sehat
c. Pihak yang dilibatkan dan Peranannya
Tenaga kesehatan yang terlibat dalam posyandu lansia ini adalah perawat,
dokter, tenaga kefarmasian dan ahli gizi, serta tenaga promosi kesehatan.
Masing-masing tenaga kesehatan bekerja sesuai profesi dimana perawat
melakukan pengukuran tekanan darah dan tinggi badan, kemudian
pemeriksaan medis atau konsultasi kesehatan dilakukan oleh dokter.
Setelah itu farmasis memberikan obat sesuai yang diresepkan oleh dokter
yang disertai dengan pemberian informasi obat(PIO) kepada pasien.
Apabila ada pasien lansia dengan tekanan darah tinggi akan diberikan
konsultasi gizi oleh tenaga gizi. Tenaga promosi kesehatan akan
melakukan penyuluhan atau sosialisasi mengenai penyakit tidak menular
d. Sasaran
Lansia dengan umur 45 tahun hingga 60 ke atas
e. Rincian Kegiatan
Kegiatan ini mulai pertama kali diadakan pada bulan Mei 2015 oleh
petugas kesehatan puskesmas simeulue cut, dimana kegiatan ini
diadakan setiap bulannya di puskesmas. Tenaga kesehatan yang terlibat
dalam posyandu lansia ini adalah perawat, dokter, tenaga kefarmasian
dan ahli gizi. Pelaksanaannya dapat dijelaskan seperti berikut ini, setiap
lansia yang datang akan dicatat dibuku register(pendaftaran), kemudian
dilakukan pengukuran tinggi badan, berat badan dan pemeriksaan
tekanan darah oleh perawat. Kemudian pelayanan medis atau konsultasi
kesehatan pada dokter kemudian dilanjutkan dengan pemberian obat
kepada lansia oleh farmasis yang disertai dengan pemberian informasi
obat serta bila lansia dengan tekanan darah yang tinggi akan diberikan
konsultasi gizi oleh tenaga gizi. Selain melakukan pengobatan terhadap
lansia, di posyandu lansia dilakukan juga pemberian informasi dan
penyuluhan tentang kesehatan serta senam lansia
f. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan kegiatan ini yaitu metode sosialisasi kesehatan
mengenai penyakit-penyakit yang tidak menular yang sering terkena pada
usia lanjut dan metode tatap langsung dimana para lansia bertatap
langsung dengan dokter untuk menyampaikan keluhan mereka dan
mengambil obat yang disertai dengan pemberian informasi obat.
g. Capaian Indikator Keberhasilan dan rencana tindak lanjut
Pencapaian kegiatan sekitar 90%. Hal ini dikarenakan di beberapa
desa masyarakat sedang melakukan aktifitas di sawah.
h. Evaluasi dan rekomendasi

Evaluasi Rekomendasi
Tidak adanya jadwal tetap Perlu adanya jadwal tetap
pelaksanaan poslansia pelaksanaan kegiatan poslansia
sehingga tidak bertabrakan
dengan kegiatan lain dari
masyarakat

i. Dokumentasi
POSYANDU
a. Latar Belakang
Masa balita merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan berat
badang yang paling pesat dibandingkan dengan kelompok umur lain.
Masa ini, tidak akan terulang lagi maka dari itu untuk mengetahui
apakah balita tumbuh dan kembang secara normal atau tidak, maka
dari itu penilaian tumbuh kembang balita dapat diamati dengan cara
melihat pola tumbuh kembang fisik. Salah satunya dengan mengukur
berat badan dan tinggi badan balita yang bertujuan untuk mengetahui
apakah setiap bulannya perkembangan balita itu baik atau buruk dan
meilai status gizi balita itu dengan cara melihat KMSnya.
b. Tujuan
untuk mengetahui apakah setiap bulannya perkembangan balita
itu baik atau buruk dan meilai status gizi balita itu dengan cara melihat
KMSnya.
c. Pihak yang dilibatkan dan Peranannya
Pihak yang dilibatkan dalam kegiatan ini yaitu, Kader sebagai
membantu jalannya kegiatan penimbangan dan memantau
pertumbuhan dan perkembangan balita, Keluarga
d. Sasaran
Balita yang ada di wilayah Simeulue Cut
e. Rincian Kegiatan

Rincian kegiatan pada saat posyandu yaitu dengan metode lima


meja dimana meja 1 pendaftaran, meja 2 penimbangan dan
pengukuran tinggi badan balita, meja 3 pencatatan di buku KMS, meja
4 penyuluhan gizi serta meja lima pelayanan imunisasi dan kb.

f. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan kegiatan ini yaitu dengan bertatap langsung pada
peserta posyandu.
g. Capaian Indikator Keberhasilan dan rencana tindak lanjut
Hasil yang didapat dari kegiatan ini yaitu pemantauan status gizi setiap
bulannya mengalami penaikan dan penurunan dikarenakan jumlah
kunjungan balita ke posyandu. Adapun hasil presentasi status gizi
balita dari bulan januari hingga oktober sebagai
Berikut
Persentase Penimbangan Bayi/Balita di posyandu

Presentase
Presentase
balita Gizi
Tahun Bulan Balita yang
Kurang
ditimbang
(BB/TB)
Juni 1,70% 76%
2016 Juli 2,70% 49%
Agustus 4,10% 71%

h. Evaluasi dan rekomendasi

Evaluasi Rekomendasi
kurangnya sarana dan Diharapkan sarana dan
prasarana di tempat posyandu, prasarananya dilengkapi,
contohnya timbangan misalnya timbangan injak
i. Dokumentasi
PENDISTRIBUSIAN VIT. A
a. Latar Belakang
Bulan februari dan agustus dikenal sebagai bulan Vitamin A,
dimana seluruh anak yang berusia 6 bulan sampai 59 bulan akan
mendapatkan vitamin A gratis di posyandu atau puskesmas. Menurut
WHO,diperkirakan 250 juta anak pra sekolah diseluruh dunia
mengalami kekurangan vitamin A . Setiap tahun terdapat sekitar
250.000-500.000 anak mengalami kebutaan dan separuhnya
kemudian meninggal dalam jangka waktu 12 bulan akibat kekurangan
vitamin A. Vitamin A atau retinol adalah salah satu vitamin larut dalam
lemak, didalam tubuh disimpan di hati. Vitamin A berfungsi dalam
proses pembentukan dan pertumbuhan sel darah merah, sel limfosit
dan antibodi sehingga berperan dalam sistem kekebalan tubuh.
Vitamin A juga bermanfaat bagi kesehatan mata dan kulit, menjaga
kesehatan mukosa saluran pernafasan, berperan dalam proses
perkembangan embrio dan reproduksi serta vitamin A juga merupakan
antioksidan kuat yang dapat menangkal radikal bebas yang berbahaya
bagi tubuh
b. Tujuan
Tujuan pendistribusian vitamin A yakni agar anak balita tidak
mengalami kebutan dan menjaga untuk menjaga kesehatan anak
balita.
c. Pihak yang dilibatkan dan Peranannya
Sekolah PAUD
orangtua
d. Sasaran
Anak usia 1- 5 tahun
e. Rincian Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan 2 kali setahun yaitu pada bulan
Februari dan Agustus. Pendistribusian Vitamin A dilakukan di
Posyandu dan di PAUD
f. Metode Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan di bulan februari dan agustus. Vitamin
A diberikan secara langsung ke anak PAUD yang masih berusia
dibawah 5 tahun dan diberikan pada anak bayi balita diatas usia 6
bulan sampai dengan 5 tahun. Pada usia 6 bulan sampai dengan 11
bulan diberikan tablet vitamin berwarna iru (100.000 IU) dan usia 1
tahun hingga 5 tahun berwarna merah (200.000 IU)
g. Capaian Indikator Keberhasilan dan rencana tindak lanjut
Capaian keberhasilan kegiatan ini yatu 100%

h. Dokumentasi

PENDISTRIBUSIAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (PMT)


a. Latar Belakang
Usia balita merupakan periode pertumbuhan dan
perkembangan yang sangat pesat. Oleh karena itu, kelompok usia
balita perlu mendapat perhatian, karena merupakan kelompok yang
rawan terhadap kekurangan gizi. Untuk mengatasi kekurangan gizi
yang terjadi pada kelompok usia balita perlu diselenggarakan
pemberian makanan tambahan (PMT). PMT bagi anak usia 6-59 bulan
dimaksudkan sebagai tambahan bukan sebagai pengganti makanan
utama sehari-hari. PMT dimaksud berbasis bahan makanan lokal
dengan menu khas daerah yang disesuaikan dengan kondisi setempat.
PMT merupakan kegiatan diluar gedung puskesmas dengan
pendekatan pemberdayaan masyarakat. PMT dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan gizi balita sasaran, sekaligus sebagai proses
pembelajaran dan sarana komuniaski antar ibu dan balita sasaran.
Demo pembuatan PMT lokal ini bertujuan untuk memberikan informasi
mengenai bahan makanan lokal yang bisa digunakan untuk
pembuatan PMT, memberika inovasi makanan tambahan untuk anak
dan memberikan informasi tentang prinsip dasar PMT
b. Tujuan
Tujuan kegiatan ini yaitu memberika informasi terbaru dalam
mengolah makanan yang berada di lingkungan, mudah didapat, murah
dan efisien.
c. Pihak yang dilibatkan dan Peranannya
Kader posyandu yang berperan sebagai koordinator dalam
menjalankan kegiatan dan memperlengkap alat yang diperlukan
d. Sasaran
Semua ibu dan anak peserta posyandu
e. Rincian Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan di bulan oktober. Kegiatan demo PMT
lokal ini dilaksanakan/ dimasak di depan ibu-ibu dan anak balita secara
langsung
f. Metode Pelaksanaan
Demo masak di depan ibu-ibu dan anak balita yang datang
langsung di posyandu atau yang berada di posyandu
g. Capaian Indikator Keberhasilan dan rencana tindak lanjut
Capaian indikator keberhasilan 100%, kegiatan ini diharapkan
kedepannya akan dilakukan demo PMT lagi dengan menu-menu
terbaru.
h. Evaluasi dan rekomendasi

Evaluasi Rekomendasi
Variasi menu PMT lokal

i. Dokumentasi
PENDISTRIBUSIAN TABLET FE PADA REMAJA PUTRI DI SEKOLAH
a. Latar Belakang
Penurunan pasokan zat besi (Fe) dalam mencukupi kebutuhan
tubuh dapat berakibat pada terjadinya anemia defisiensi besi (ADB).
Defisiensi Fe kronis akan berdampak pula pada penurunan fungsi
fisiologis penderitanya. Hal ini juga terjadi pada kasus anemia
defisiensi besi yang berdampak pada menurunya fungsi organ tertentu
dalam tubuh. Kekurangan pasokan zat besi (Fe) diusia sekola akan
menyebabkan Intelegent Quatio (IQ) yang rendah, penurunan
kemampuan belajar, dan penurunan angka pertumbuhan anak
(Purwani dan hadi 2002; Corrad 2003). Sedangkan dampak panjang
dari anemia adalah penuruna kualitas sumber daya manusia,
penurunan produktivitas kerja dan memberikan implikasi ekonomis
yang negatif

b. Tujuan
Tujuan dari pemberian tablet Fe pada remaja putri yakni untuk
menurunkan angka anemia defisiensi besi (ADB) pada remaja putri
karena remaja putri merupakan bagian dari kelompok wanita prahamil.
c. Pihak yang dilibatkan dan Peranannya
Kepala sekolah serta guru sekolah sebagai pemberi izin untuk
dilakukannya kegiatan serta sebagai fasilitator kegiatan ini.
d. Sasaran
Semua siswi SMP, SMA dan SMK
e. Rincian Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan oktober dimana pada
tanggal 19 oktober dilaksanakan di SMP, 20 oktober SMA 1 dan
terakhir pada tanggal 21 oktober d SMK pertanian
f. Metode Pelaksanaan
Metode kegiatan ini yaitu dengan bertatap langsung dengan
siswi sekolah dan memberikan tablet fe kepada mereka.
g. Capaian Indikator Keberhasilan dan rencana tindak lanjut
Dari kegiatan yang dilakukan didapatkan seluruh siswi SMP,
SMA maupun SMK semuanya sudah mendapatkan tablet Fe
h. Dokumentasi

KEBUN GIZI DAN KEBUN TOGA


a. Latar Belakang
Sebagai makhluk hidup, manusia perlu makan makanan yang baik untuk
mendapatkan zat gizi yang dibutuhkan tubuh, karena gizi merupakan salah
satu faktor penting dalam upaya mencapai kesehatan tubuh yang optimal.
Nilai-nilai gizi antara lain adalah karbohidrat, protein, mineral, vitamin, lemak
an air. Maka kita membutuhkan berbagai jenis makanan untuk mencukupi zat-
zat yang dibutuhkan tubuh. Soal kesehatan sangat ditentukan oleh makanan
bergizi bagi seluruh masyarakat, bukan masalah sedikit banyaknya jumlah
takarannya, akan tetapu dipengaruhi juga kebiasaan- kebiasaan yang kurang
bermutu, misalnya orang hanya makan nasi saja, walaupun volumenya bisa
terpenuhi, oarang akan muda mederita serangan penyakit karena vitamin dan
nilai gizi lainnya yang dibutuhkan tubuh tidak terpenuhi. Salah satu cara nyata
untuk mendapatkan makanan bergizi adalah dengan menggugah minat
pribadi, agar masyarakat memanfaatkan pekarangan sebagai sumber bahan
makanan yang baik atau sering dikatakan orang dengan memanfaatkan
pekarangan rumah sebagai taman gizi akan memberi sumbangan besar
terhadap kesehatan tubuh. Dengan langkah ini, tiap keluarga diharapkan
dapat berswadaya untuk menghasilkan sendiri jenis bahan makanan yang
bernilai gizi sebagai kebutuhan ehari-hari. Kebun gizi dapat diartikan sebagai
suatu kawasan yang indah dan menarik yang diolah dengan baik, didalamnya
dipelihara berbagai sumber makanan baik nabati dan hewani. Kebun gizi
merupakan salah satu upaya peningkatan gizi keluarga melalui model
ketahana pangan
b. Tujuan
Kebun gizi bertujuan untuk meningkatkan keterampilan keluarga dan
masyarakat dalam memanfaatkan lahan pekarangan di pedesaan dalam
budidaya tanaman pangan dan upaya untuk membantu memenuhi kebutuhan
pangan dan gizi bagi keluarga.
c. Pihak yang dilibatkan dan Peranannya
Dinas Pertanian, memberikan bibit dan pupuk guna memperlancar kegiatan
ini

d. Sasaran
Semua masyarakat yang berada di desa yang berada di wilayah kerja
puskesmas simeulue cut.
e. Rincian Kegiatan
Awal Kegiatan ini di laksanakan pada bulan oktober 2015 sampai dengan
sekarang. Kegiatan ini sudah membentuk kebun gizi sebanyak 2 desa yang
aktif, yakni desa latak ayah dan sibuluh, untuk tanaman toga yang aktif di
desa bubuhan.
f. Metode Pelaksanaan
Kegiatan ini awalnya dilaksanakan dengan berdiskusi terlebih dahulu kepada
beberapa pihak terkait yaitu kepala desa dan kantor pertanian serta penjab
promosi kesehatan . Setelah itu, dilanjutkan dengan penyuluhan kepada
masyarakat mengenai pentingnya kebun gizi. Dan kemudian dilakukan
pembentukan kelompok tani.
g. Capaian Indikator Keberhasilan dan rencana tindak lanjut
Indikator keberhasilan kegiatan ini yaitu sekitar 85%. Tindak lanjut kegiatan ini
yaitu melakukan kerjasama dengan lintas sektor untuk membuat kebun gizi di
desa lain, dan bekerja sama dengan dinas terkait untuk pengadaan bibit
tanaman

h. Dokumentasi

PEMICUAN STBM (SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT)


a. Latar Belakang
Dilaksanakannya kegiatan Pemicuan STBM khusus pilar 1 tentang
jamban karena masyarakat masih banyak yang belum merubah perilaku
Buang Air Besar di tempatnya dan di rumah masyarakat masih banyak
juga yang belum menggunakan jamban. Pada data kesling tahun 2015
ada 222 rumah yang belum menggunakan jamban dan 411 rumah yang
sudah menggunakan jamban dari 8 Desa yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Simeulue Cut. Tapi ada beberapa masyarakat yang masih
Buang Air Besar Sembarangan padahal mempunyai jamban.
b. Tujuan
Menurut Permenkes RI No. 3 tahun 2014 tentang STBM
dilakukannya STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) untuk
pendekatan perubahan perilaku higiene sanitasi melalui pemberdayaan
masyarakat dengan metode pemicuan. Perubahan sikap & perilaku lebih
memungkinkan untuk terjadinya perkembangan jumlah sarana
dibandingkan dengan sebaliknya. Adanya dukungan Subsidi Sanitasi
mendorong ketergantungan masyarakat, sehingga keberlanjutan
melemah. Program yang dirancang sendiri oleh masyarakat, akan
meningkatkan rasa percaya diri dan tanggung jawab dari masyarakat.
Kemudian STBM bisa menciptakan kebutuhan terhadap masyarakat
tentang pentingnya jamban dengan metode pemicuan.
c. Pihak yang dilibatkan dan Peranannya
Semua masyarakat : berperan aktif
Kepala Desa :
Bidan Desa :
Kader : membantu untuk mengontrol kegiatan STBM
d. Sasaran
Semua KK/Rumah harus mempunyai perilaku ODF (Open Defecation
Free)
e. Rincian Kegiatan
Mengumpulkan masyarakat di lapangan kemudian melakukan
tanya jawab atau sharing seputar bagaimana perilaku masyarakat Buang
Air Besar. Kemudian petugas memberikan penyuluhan tentang manfaat
dan keuntungan memiliki dan menggunakan jamban sehat di rumah
sendiri serta bahaya dan kerugian jika belum memiliki atau tidak
menggunakan jamban sehat.
f. Metode Pelaksanaan
Melakukan pemicuan
g. Capaian Indikator Keberhasilan dan rencana tindak lanjut

45% masyarakat sudah terpicu untuk membuat jamban sehat


dengan sistem arisan jamban. Agar masyarakat bisa lebih ringan untuk
masalah dana (indikatornya 100% masyarakat mengubah perilaku tidak
BABS)

Data Kesling\PL KESLING TRIWULAN II 2016.xlsx


h. Dokumentasi

a. Inspeksi Sanitasi Rumah (jamban,SAB,SAM,sampah,SPAL)


a. Latar Belakang
Di Indonesia penyakit-penyakit berbasis lingkungan masih
penyebab utama kematian seperti diare, infeksi saluran pernapasan akut,
malaria dan akhir-akhir ini meningkatnya kasus DBD hampir di seluruh
wilayah Indonesia.
Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang
penting, hampir separuh hidup manusia akan berada di rumah, sehingga
kualitas rumah akan berdampak terhadap kondisi kesehatannya, karena
itu lingkungan rumah sebaiknya terhindar dari faktor yang merugikan
kesehatan.
Kondisi rumah dan lingkungan yang tidak memenuhi syarat
kesehatan merupakan faktor resiko penularan berbagai penyakit,
khususnya penyakit berbasis lingkungan. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa kondisi rumah yang tidak sehat mempunyai
hubungan terhadap kejadian penyakit. Salah satu penelitian menemukan
bahwa balita yang menderita demam berdarah (DBD) 64% bertempat
tinggal di rumah yang mempunyai sarana pembuangan air limbah tidak
memenuhi syarat.
Upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit berbasis
lingkungan sangat perlu dilakukan terus menerus dimulai dari rumah
tangga. Masyarakat di kecamatan Simeulue Cut yang masih cenderung
membuang sampah rumah tangga sembarangan, SPAL yang belum
memenuhi syarat dan BAB tidak menggunakan jamban perlu perhatian
dan pengawasan dari petugas kesehatan untuk merubah perilaku pada
akhirnya meningkatnya kualitas lingkungan yang sehat di rumah tangga
maka petugas kesehatan lingkungan melakukan program inspeksi
Sanitasi Rumah.
b. Tujuan

Melakukan pengamatan atau tindakan penyehatan, pengamanan,


dan pengendalian untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik
dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial di pemukiman masyarakat.
Inspeksi Kesehatan Lingkungan adalah kegiatan pemeriksaan dan
pengamatan secara langsung terhadap media lingkungan dalam rangka
pengawasan berdasarkan standar, norma, dan baku mutu yang berlaku
untuk meningkatkan kualitas lingkungan yang sehat.
c. Pihak yang dilibatkan dan Peranannya
Kepala desa berperan dalam memberikan izin kepada petugas untuk
melakukan kegiatan. Seluruh masyarakat yang sudah berperan aktif
dalam kegiatan ini.
d. Sasaran
Seluruh Rumah Tangga di kecamatan Simeulue Cut
e. Rincian Kegiatan
Petugas mendatangi setiap rumah dengan mewawancarai Kepala
Keluarga atau yang mewakilinya, melakukan observasi sesuai dengan
blangko laporan yang sudah disiapkan oleh petugas.
f. Metode Pelaksanaan

Wawancara dan observasi

g. Capaian Indikator Keberhasilan dan rencana tindak lanjut


90,0% dari rumah tangga sudah memenuhi syarat sanitasi dasar
kesehatan lingkungan. Hanya 10% rumah tangga yang tidak memenuhi
syarat sanitasi dasar.
Data Kesling\PL KESLING TRIWULAN II 2016.xlsx

h. Dokumentasi

b. Pemeriksaan TTU (Tempat-Tempat Umum)


a. Latar Belakang
Sarana dan tempat umum merupakan alat yang dipergunakan oleh
masyarakat umum untuk melakukan kegiatannya. Sarana dan bangunan
umum dinyatakan memenuhi syarat kesehatan lingkungan apabila
memenuhi kebutuhan fisiologi, psikologis dan dapat mencegah penularan
penyakit antar pengguna, penghuni dan masyarakat sekitarnya. Untuk
melakukan pencegahan penularan penyakit berbasis lingkungan pada
tempat-tempat umum di kecamatan Simeulue Cut maka petugas
kesehatan lingkungan menganggap perlunya melakukan pemeriksaan
tempat-tempat umum untuk menjamin dan melindungi masyarakat
khususnya di tempat-tempat umum.
b. Tujuan
Untuk mengetahui tempat-tempat umum yang memenuhi standar
kesehatan dan yang belum memenuhi standar
Untuk menjamin dan melindungi masyarakat khususnya di tempat-
tempat umum
Menciptakan tata lingkungan yang baik dan sehat
c. Pihak yang dilibatkan dan Peranannya
Semua masyarakat yang menggunakan Tempat-Tempat Umum
(TTU) tersebut.
d. Sasaran
Semua tempat-tempat umum di wilayah kerja puskesmas Simeulue
Cut
e. Rincian Kegiatan
Petugas mendatangi setiap tempat umum mewawancarai
petugas/pengelola, melakukan observasi dan check list sesuai dengan
blangko laporan yang sudah disiapkan oleh petugas.
f. Metode Pelaksanaan
Wawancara, observasi dan check list.
g. Capaian Indikator Keberhasilan dan rencana tindak lanjut
Semua Tempat-Tempat Umum (TTU) harus memenuhi syarat 100%. Dan
selalu di inspeksi agar TTU tersebut selalu terjaga kebersihan dan
kesehatan lingkungannya.

Data Kesling\PL KESLING TRIWULAN II 2016.xlsx

h. Dokumentasi

Pengawasan TP2M dan DAMIU


a. Latar Belakang
Seiring dengan makin majunya teknologi diiringi dengan
semakin sibuknya aktivitas manusia maka masyarakat cenderung
memilih cara yang lebih praktis dengan biaya yang relatif murah dalam
memenuhi kebutuhan air minum. Salah satu pemenuhan kebutuhan air
minum yang menjadi alternatif dengan menggunakan air minum isi
ulang.
Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) adalah usaha industri yang
melakukan proses pengolahan air baku menjadi air minum dan menjual
langsung kepada konsumen. Untuk dapat langsung dikonsumsi, air
minum yang dihasilkan oleh depot air minum harus memenuhi
persyaratan kesehatan. Higine sanitasi adalah usaha yang dilakukan
untuk mengendalikan faktor-faktor air minum, penjamah, tempat dan
perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan
penyakit atau gangguan kesehatan lainnya.
Sanitasi air sangat penting untuk kesehatan terutama untuk air
minum. Masyarakat kecamatan Simeulue Cut sebagian besar sudah
menggunakan air minum isi ulang. Untuk menjamin air bersih dari
DAMIU dan TP2M di Simeulue Cut sesuai dengan standar maka
perlunya pengawasan dari Puskesmas melalui program Kesehatan
Lingkungan.
b. Tujuan
Untuk mengetahui Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Depot Air Minum
Untuk melakukan pengawasan sanitasi DAMIU dan TP2M
c. Pihak yang dilibatkan dan Peranannya

Pemilik usaha depot air minum yang mau berperan aktif dalam
pemeriksaan depotnya

d. Sasaran
Seluruh TP2M dan DAMIU di Simeulue Cut
e. Rincian Kegiatan
Petugas mendatangi TP2M dan DAMIU mewawancarai petugas,
melakukan observasi dan check list pada blangko laporan yang sudah
disiapkan.
f. Metode Pelaksanaan
Wawancara, observasi dan check list.
g. Capaian Indikator Keberhasilan dan rencana tindak lanjut
Untuk TP2M harus mencapai 100% memenuhi syarat kesehtan dan
kebersihannya. Karena TP2M merupakan tempat pengelolaan makanan
dan pengelolaan air minum yang akan dikonsumsi oleh masyarakat
yang membelinya.
HASIL UJI SISTEM
IZIN
NAMA NAMA JML LABORATORIU PENYARIN SUMBER
NO ALAMAT USAHA
DAMIU PEMILIK KARYAWAN M GAN AIR
YA TIDAK YA TIDAK
BUMDES DESA BORENGA SUMUR
1 1 FILTER
RO BORENGAN N GALI
DESA
RAHMAD LATAK SUMUR
2 LATAK 3 FILTER
HIDAYAH AYAH GALI
AYAH
3
4
5
6
7
8

h. Dokumentasi

Inspeksi Sanitasi Sekolah


a. Latar Belakang
Anak adalah asset bangsa masa depan, baik buruknya suatu bangsa
tergantung pada kualitas anak yang akan meneruskan kehidupan
berbangsa kita. Kondisi Sekolah dan lingkungan yang tidak memenuhi
syarat kesehatan merupakan faktor resiko penularan berbagai penyakit,
khususnya penyakit berbasis lingkungan pada anak (siswa) dan atau
guru yang ada dilingkungan sekolah. Maka dari itu, perlunya
pengawasan lingkungan fisik, biologis, sosial, dan ekonomi yang dapat
mempengaruhi kesehatan dilingkungan sekolah, yang berguna
ditingkatkan dan diperbanyak serta yang merugikan diperbaiki dan
dihilangkan.
b. Tujuan
Melakukan pengawasan sanitasi dilingkungan sekolah
Meningkatkan kerja sama antar sektor dibidang pendidikan
Mempromosikan kesehatan lingkungan dilingkungan sekolah
Meningkatkan pemahaman tentang kesehatan lingkungan
c. Pihak yang dilibatkan dan Peranannya
Guru : memberikan izin, ikut serta dalam pengawasan/inspeksi sanitasi,
berperan aktif dalam merencanakan program untuk meningkatkan dan
atau memperbaiki sanitasi di sekolah
Siswa : ikut menjaga dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat
dilingkungan sekolah
d. Sasaran
Seluruh sekolah di wilayah kecamatan Simeulue Cut
e. Rincian Kegiatan
Petugas mendatangi sekolah mewawancarai petugas/guru, melakukan
observasi dan check list pada blangko laporan yang sudah disiapkan.
f. Metode Pelaksanaan
Wawancara, observasi dan check list.
g. Capaian Indikator Keberhasilan dan rencana tindak lanjut
Untuk inspeksi sanitasi sekolah harus memenuhi syarat 100%
kesehatan dan kebersihan lingkungannya. Agar bisa terciptanya
kenyamanan para siswa untuk proses belajar di sekolah.
Untuk tindak lanjut harus dilakukan inspeksi sanitasi sekolah setiap 2x
dalam setahun.

h. Dokumentasi
Pembinaan Makanan Jajanan Sekolah (kantin sekolah)
a. Latar Belakang
Makanan jajanan adalah makanan yang dipersiapkan dan dijual
oleh pedagang kaki lima di jalanan dan tempat-tempat keramaian umum
lain yang langsung dimakan atau dikonsumsi tanpa pengolahan atau
persiapan lebih lanjut.
Jajanan anak sekolah perlu mendapat sorotan khusus, karena
selain banyak dikonsumsi anak sekolah yang merupakan generasi muda
juga banyak bahaya yang mengancam dari konsumsi pangan jajanan.
Keamanan pangan jajanan sekolah perlu lebih diperhatikan karena
berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak sekolah.
Makanan yang sering menjadi sumber keracunan adalah makanan ringan
dan jajanan, karena biasanya makanan ini merupakan hasil produksi
industri makanan rumahan yang kurang dapat menjamin kualitas produk
olahannya. Maka dari itu petugas menganggap perlunya melakukan
Pembinaan Makanan Jajanan di kantin sekolah.
b. Tujuan
Memantau jajanan atau bahan makanan yang layak konsumsi dan sehat
untuk anak sekolah
Meningkatkan pengetahuan petugas kantin tentang makanan sehat
Membina/menyarankan petugas kantin untuk menjamin kualitas produk
dagangannya
c. Pihak yang dilibatkan dan Peranannya
Kepala sekolah yang telah memberikan izin untuk melakukan pemeriksaan di
kantin sekolah dan pemilik kantin yang turut berperan aktif dalam kegiatan ini.
d. Sasaran
Petugas / penjaga kantin sekolah, semua guru yang ada di sekolah dan para
siswa.
e. Rincian Kegiatan
Petugas sanitarian melakukan pemantauan ke kantin sekolah. Untuk
melakukan pemeriksaan makanan dan minuman apa saja yang ada dijual di
kantin sekolah tersebut. Memenuhi syarat kesehatan atau tidak.
f. Metode Pelaksanaan
Quisioner, checklist dan tanya jawab.
g. Capaian Indikator Keberhasilan dan rencana tindak lanjut
Harus memenuhi syarat kesehatan 100% dan selalu melakukan inspeksi
kantin sehat setiap 2x dalam setahun.
h. Dokumentasi
1. PENANDATANGANAN KOMITMEN AKREDITASI PUSKESMAS
2. UPACARA 17 AGUSTUS DI PULAU TERLUAR PULAU SIMEULUE CUT

Anda mungkin juga menyukai