ut
LAPORAN
JUNI - AGUSTUS
BAB I
PROGRAM INTERVENSI
2 2016 JULI 22
3 AGUSTUS 65
TOTAL 113
h. Evaluasi dan rekomendasi
Evaluasi Rekomendasi
Sepanjang perjalanan poli umum di Diharapkan semakin banyak
puskesmas simeulue cut masih program dinas kesehatan
sangat banyak kekurangan yang untuk meningkatkan SDM
belum terselesaikan dan tenaga medis di poli umum
ditambahkan persiapan untuk Perlunya terdapat rasa
akreditasi puskesmas dimana profesional dan tanggung
diperlukan penyempurnaan jawab tenaga medis terhadap
terhadap pelayanan, strukutural, kerja masing-masing
dan peningkatan SDM tenaga
medis
i. Dokumentasi
PELAYANAN RESEP DISERTAI KOMUNIKASI, INFORMASI DAN EDUKASI
(KIE) OBAT
a. Latar Belakang
Resep adalah permintaan tertulis dokter kepada apoteker atau
tenaga kefarmasian untuk menyediakan dan menyerahkan obat
kepada pasien. Salah satu faktor penting dalam upaya kuratif adalah
ketersediaan obat untuk pengobatan penyakit yang dialami pasien.
Pelayanan resep yang disertai dengan pemberian informasi dan
edukasi obat dilakukan untuk melayani kebutuhan pasien mengenai
obat yang akan mereka konsumsi dan untuk membantu meningkatkan
kesehatan masyarakat pada umumnya yang berkaitan dengan cara
pengkonsumsian obat yang benar.
b. Tujuan
Memberikan obat sesuai dengan resep yang diberikan oleh
dokter yang disertai dengan pemberian informasi obat yang perlu
diketahui oleh pasien.
c. Pihak yang dilibatkan dan Peranannya
Apoteker dan tenaga farmasi berperan untuk menyediakan obat
sekaligus memberikan informasi obat yang dibutuhkan oleh
pasien/keluarga. Keluarga pasien sebagai pengontrol jadwal minum
obat pasien agar pasien rutin minum obat.
d. Sasaran
Pasien yang telah melakukan pemeriksaan di poli umum, igd,
kia, poli gigi dan rawatan
e. Rincian Kegiatan
Pasien membawa resep dari poli umum ke apotek yang
kemudian akan disiapkan obat-obatan pasien tersebut sesuai dengan
resep yang ada. Kemudian obat-obat tersebut diserahkan kepada
pasien yang disertai dengan pemberian informasi obat yang meliputi
indikasi, efek samping dan aturan pakai dan cara minum obat.
f. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan kegiatan ini yaitu dengan bertatap muka
langsung dengan pasien maupun keluarga pasien.
g. Capaian Indikator Keberhasilan dan rencana tindak lanjut
Hasil dari kegiatan ini yaitu pasien mengetahui dan memahami
mengenai obat yang mereka konsumsi dan bagaimana cara minum
obat yang tepat.
JUMLAH
JUMLAH JUMLAH PELAYANAN
NO TAHUN BULAN
RESEP KONSELING INFORMASI
OBAT (PIO)
1 2016 JUNI 193 20 193
i. Dokumentasi
b. Tujuan
Memberikan obat sesuai dengan resep yang diberikan oleh dokter
yang disertai dengan pemberian informasi obat yang perlu diketahui oleh
pasien
c. Pihak yang dilibatkan dan Peranannya
Pihak yang dilibatkan dalam kegiatan ini yaitu tenaga laboratorium
medik sebagai pihak yang melakukan pemeriksaan dan dokter sebagai
pihak yang meminta untuk dilakukan pemeriksaan
d. Sasaran
Pasien yang telah melakukan pemeriksaan di poli umum dan igd
yang memerlukan pemeriksaan lab untuk menunjang diagnosis dokter
e. Rincian Kegiatan
Kegiatan pelayanan di puskesmas dilakukan setiap hari jika tidak
ada kegiatan lapangan. Alur dari pelayanan dari cek laboratorium di
puskesmas yaitu pasien ke laboratorium dengan membawa status poli
yang dikirim oleh dokter poli. Pemeriksaan di laboratorium meliputi :
1. Pemeriksaan Hb pada bumil
2. Pemeriksaan Hb pada pasien anemia
3. Pemeriksaan Widal/ Thypus
4. Pemeriksaan trombosit, leukosit dan eritrosit
5. Pemeriksaan urin putih
6. Pemeriksaan malaria
7. Pemeriksaan TB
8. Pemeriksaan kusta jika ada
9. Pemeriksaan cacing/kecacingan
10. Pemeriksaan jenis leukosit
f. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan kegiatan ini bertatap langsung dengan pasien
dan kemudian mengambil sampel yang diperlukan untuk pemeriksaan
yang dibutuhkan oleh pasien tersebut.
i. Dokumentasi
KONSULTASI GIZI
a. Latar Belakang
Konseling adalah salah satu kegiatan asuhan gizi yang berupaya
membantu orang lain untuk dapat mengenal penyakit dan mengenal
status gizi. Konseling gizi merupakan serangkaian kegiatan sebagai
proses komunikasi dua arah antara konselor dan pasien untuk
menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap dan perilaku sehingga
membantu pasien mengenali dan mengatasi masalah gizi yang sedang
dihadapi. konseling gizi ini dilakukan pada pasien hipertensi dan diabetes
melitus, dimana pada pasien-pasien tersebut perlu pengaturan menu
makanan untuk mengontrol penyakit mereka. Konseling bermanfaat agar
pasien lebih mengetahui jalan keluar atas permasalahan yang
dihadapinya baik mengenaik penyakit dan diet yang harus dilakukan.
Pasien mendapatkan pengetahun mengenai kesehatan dirinya sendiri
b. Tujuan
Kegiatan ini bertujuan untuk membantu pasien mengidentifikasi dan
menganalisis masalah pasien serta memberikan alternatif pemecahan
masalah mengenai penyakit yang dialaminya
c. Pihak yang dilibatkan dan Peranannya
Petugas gizi memberikan konsultasi gizi berupa menu diet yang
cocok untuk pasien. Pasien, meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
pasien mengenai pola mereka. Keluarga pasien, keluarga pasien disini
berperan untuk memonitoring pola makan pasien
d. Sasaran
Pasien dan keluarga pasien
e. Rincian Kegiatan
Ahli gizi memberikan konsultasi mengenai makanan dan diet yang
cocok untuk penyakit yang diderita pasien.
f. Metode Pelaksanaan
Bertatap muka langsung dan melakukan wawancara kepada
pasien.
g. Capaian Indikator Keberhasilan dan rencana tindak lanjut
Tahun
Penyakit yang dikonseling
Jumlah
No Bulan
Kolesterol Asam Total
Hipertensi DM
(Hiperlipidemia) Urat
1 0 0 0 1
1 Juni
1 1 0 0 2
2 Juli
4 Agustus 3 0 0 0 3
h. Dokumentasi
JUMLAH PASIEN
b. Tujuan
Tujuan kegiatan ini yaitu memberikan pelayanan terbaik kepada ibu
hamil untuk melakukan persalinan di fasilitas kesehatan dengan
mengutamakan keamanan baik bagi ibu dan bayi yang baru lahir
c. Pihak yang dilibatkan dan Peranannya
Pihak yang dilibatkan yaitu keluarga pasien yang berperan dalam
memberikan dukungan kepada sang ibu dalam membantu proses kelahiran.
d. Sasaran
Semua ibu hamil yang berada di wilayah kerja puskesmas simeulue cut
e. Rincian Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan bila ada ibu hamil yang akan bersalin dimana
ibu hamil tersebut dipantau proses persalinannya hingga bayi dilahirkan
dengan selamat. Selain itu pemantauan juga tetap dilakukan kepada sang ibu
dan bayi.
f. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaaan kegiatan ini yaitu berhadapan langsung dengan
pasien dan keluarga.
g. Capaian Indikator Keberhasilan dan rencana tindak lanjut
Jumlah pelayanan Ibu Bersalin
No Bulan
puskesmas Pustu RS BPS Dukun
1 Juni 2 1 2 - -
2 Juli - 1 4 - -
3 Agustus 2 4 1 - -
h. Dokumentasi
b. Tujuan
Tujuan kegiatan pelayanan kb ini yaitu
Meningkatkan jumlah peserta kb atas kesadaran dan tanggung
jawab pasien
Membina peserta kb aktif
Mencapai sasaran penurunan tingkat kelahiran
Meningkatkan dan meciptakan keluarga kecil dan sejahtera
h. Dokumentasi
III.2.UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
POSYANDU LANSIA
a. Latar Belakang
Kegiatan posyandu lansia adalah suatu fasilitas pelayanan kesehatan
yang berada di desa-desa yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat. Khususnya bagi warga yang sudag berusia dari 45 tahun
hingga 60 tahun keatas. Posyandu lansia menitikberatkan pada pelayanan
promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
Dilakukan posyandu lansia ini untuk meningkatkan derajat kesehatan
lansia untuk mencapai masa tuanya yang bahagua dan berdaya guna
dalam kehidupan keluarga dan masyarakat, meningkatkan jangkauan
pelayanan kesehatan lansia. Dengan adanya program ini para lansia
sangat terbantu sehingga tidak perlu ke puskesmas untuk sekedar
memeriksa kesehatannya serta pelayanan kesehatan akan lebih mudah
dijangkau oleh para lansia.
b. Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini yaitu meningkatkan kualitas hidup lansia, tujuan
khususnya yaitu menjaga agar lansia selalu sehat
c. Pihak yang dilibatkan dan Peranannya
Tenaga kesehatan yang terlibat dalam posyandu lansia ini adalah
perawat, dokter, tenaga kefarmasian dan ahli gizi, serta tenaga promosi
kesehatan. Masing-masing tenaga kesehatan bekerja sesuai profesi
dimana perawat melakukan pengukuran tekanan darah dan tinggi badan,
kemudian pemeriksaan medis atau konsultasi kesehatan dilakukan oleh
dokter. Setelah itu farmasis memberikan obat sesuai yang diresepkan oleh
dokter yang disertai dengan pemberian informasi obat(PIO) kepada
pasien. Apabila ada pasien lansia dengan tekanan darah tinggi akan
diberikan konsultasi gizi oleh tenaga gizi. Tenaga promosi kesehatan akan
melakukan penyuluhan atau sosialisasi mengenai penyakit tidak menular
d. Sasaran
Lansia dengan umur 45 tahun hingga 60 ke atas
e. Rincian Kegiatan
Kegiatan ini mulai pertama kali diadakan pada bulan Mei 2015 oleh
petugas kesehatan puskesmas simeulue cut, dimana kegiatan ini
diadakan setiap bulannya di puskesmas. Tenaga kesehatan yang terlibat
dalam posyandu lansia ini adalah perawat, dokter, tenaga kefarmasian
dan ahli gizi. Pelaksanaannya dapat dijelaskan seperti berikut ini, setiap
lansia yang datang akan dicatat dibuku register(pendaftaran), kemudian
dilakukan pengukuran tinggi badan, berat badan dan pemeriksaan
tekanan darah oleh perawat. Kemudian pelayanan medis atau konsultasi
kesehatan pada dokter kemudian dilanjutkan dengan pemberian obat
kepada lansia oleh farmasis yang disertai dengan pemberian informasi
obat serta bila lansia dengan tekanan darah yang tinggi akan diberikan
konsultasi gizi oleh tenaga gizi. Selain melakukan pengobatan terhadap
lansia, di posyandu lansia dilakukan juga pemberian informasi dan
penyuluhan tentang kesehatan serta senam lansia
f. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan kegiatan ini yaitu metode sosialisasi kesehatan
mengenai penyakit-penyakit yang tidak menular yang sering terkena pada
usia lanjut dan metode tatap langsung dimana para lansia bertatap
langsung dengan dokter untuk menyampaikan keluhan mereka dan
mengambil obat yang disertai dengan pemberian informasi obat.
g. Capaian Indikator Keberhasilan dan rencana tindak lanjut
Pencapaian kegiatan sekitar 90%. Hal ini dikarenakan di beberapa
desa masyarakat sedang melakukan aktifitas di sawah.
h. Evaluasi dan rekomendasi
Evaluasi Rekomendasi
Tidak adanya jadwal tetap Perlu adanya jadwal tetap
pelaksanaan poslansia pelaksanaan kegiatan poslansia
sehingga tidak bertabrakan
dengan kegiatan lain dari
masyarakat
i. Dokumentasi
POSYANDU
a. Latar Belakang
Masa balita merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan berat
badang yang paling pesat dibandingkan dengan kelompok umur lain.
Masa ini, tidak akan terulang lagi maka dari itu untuk mengetahui
apakah balita tumbuh dan kembang secara normal atau tidak, maka
dari itu penilaian tumbuh kembang balita dapat diamati dengan cara
melihat pola tumbuh kembang fisik. Salah satunya dengan mengukur
berat badan dan tinggi badan balita yang bertujuan untuk mengetahui
apakah setiap bulannya perkembangan balita itu baik atau buruk dan
meilai status gizi balita itu dengan cara melihat KMSnya.
b. Tujuan
untuk mengetahui apakah setiap bulannya perkembangan balita
itu baik atau buruk dan meilai status gizi balita itu dengan cara melihat
KMSnya.
c. Pihak yang dilibatkan dan Peranannya
Pihak yang dilibatkan dalam kegiatan ini yaitu, Kader sebagai
membantu jalannya kegiatan penimbangan dan memantau
pertumbuhan dan perkembangan balita, Keluarga
d. Sasaran
Balita yang ada di wilayah Simeulue Cut
e. Rincian Kegiatan
f. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan kegiatan ini yaitu dengan bertatap langsung pada
peserta posyandu.
g. Capaian Indikator Keberhasilan dan rencana tindak lanjut
Hasil yang didapat dari kegiatan ini yaitu pemantauan status gizi setiap
bulannya mengalami penaikan dan penurunan dikarenakan jumlah
kunjungan balita ke posyandu. Adapun hasil presentasi status gizi
balita dari bulan januari hingga oktober sebagai
Berikut
Persentase Penimbangan Bayi/Balita di posyandu
Presentase
Presentase
balita Gizi
Tahun Bulan Balita yang
Kurang
ditimbang
(BB/TB)
Juni 1,70% 76%
2016 Juli 2,70% 49%
Agustus 4,10% 71%
h. Dokumentasi
h. Dokumentasi
PEMICUAN STBM (SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT)
a. Latar Belakang
Dilaksanakannya kegiatan Pemicuan STBM khusus pilar 1 tentang
jamban karena masyarakat masih banyak yang belum merubah perilaku
Buang Air Besar di tempatnya dan di rumah masyarakat masih banyak
juga yang belum menggunakan jamban. Pada data kesling tahun 2015
ada 222 rumah yang belum menggunakan jamban dan 411 rumah yang
sudah menggunakan jamban dari 8 Desa yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Simeulue Cut. Tapi ada beberapa masyarakat yang masih
Buang Air Besar Sembarangan padahal mempunyai jamban.
b. Tujuan
Menurut Permenkes RI No. 3 tahun 2014 tentang STBM
dilakukannya STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) untuk
pendekatan perubahan perilaku higiene sanitasi melalui pemberdayaan
masyarakat dengan metode pemicuan. Perubahan sikap & perilaku lebih
memungkinkan untuk terjadinya perkembangan jumlah sarana
dibandingkan dengan sebaliknya. Adanya dukungan Subsidi Sanitasi
mendorong ketergantungan masyarakat, sehingga keberlanjutan
melemah. Program yang dirancang sendiri oleh masyarakat, akan
meningkatkan rasa percaya diri dan tanggung jawab dari masyarakat.
Kemudian STBM bisa menciptakan kebutuhan terhadap masyarakat
tentang pentingnya jamban dengan metode pemicuan.
c. Pihak yang dilibatkan dan Peranannya
Semua masyarakat : berperan aktif
Kepala Desa :
Bidan Desa :
Kader : membantu untuk mengontrol kegiatan STBM
d. Sasaran
Semua KK/Rumah harus mempunyai perilaku ODF (Open Defecation
Free)
e. Rincian Kegiatan
Mengumpulkan masyarakat di lapangan kemudian melakukan
tanya jawab atau sharing seputar bagaimana perilaku masyarakat Buang
Air Besar. Kemudian petugas memberikan penyuluhan tentang manfaat
dan keuntungan memiliki dan menggunakan jamban sehat di rumah
sendiri serta bahaya dan kerugian jika belum memiliki atau tidak
menggunakan jamban sehat.
f. Metode Pelaksanaan
Melakukan pemicuan
g. Capaian Indikator Keberhasilan dan rencana tindak lanjut
45% masyarakat sudah terpicu untuk membuat jamban sehat
dengan sistem arisan jamban. Agar masyarakat bisa lebih ringan untuk
masalah dana (indikatornya 100% masyarakat mengubah perilaku tidak
BABS)
h. Dokumentasi
b. Pemeriksaan TTU (Tempat-Tempat Umum)
a. Latar Belakang
Sarana dan tempat umum merupakan alat yang dipergunakan oleh
masyarakat umum untuk melakukan kegiatannya. Sarana dan bangunan
umum dinyatakan memenuhi syarat kesehatan lingkungan apabila
memenuhi kebutuhan fisiologi, psikologis dan dapat mencegah penularan
penyakit antar pengguna, penghuni dan masyarakat sekitarnya. Untuk
melakukan pencegahan penularan penyakit berbasis lingkungan pada
tempat-tempat umum di kecamatan Simeulue Cut maka petugas
kesehatan lingkungan menganggap perlunya melakukan pemeriksaan
tempat-tempat umum untuk menjamin dan melindungi masyarakat
khususnya di tempat-tempat umum.
b. Tujuan
Untuk mengetahui tempat-tempat umum yang memenuhi standar
kesehatan dan yang belum memenuhi standar
Untuk menjamin dan melindungi masyarakat khususnya di tempat-
tempat umum
Menciptakan tata lingkungan yang baik dan sehat
c. Pihak yang dilibatkan dan Peranannya
Semua masyarakat yang menggunakan Tempat-Tempat Umum
(TTU) tersebut.
d. Sasaran
Semua tempat-tempat umum di wilayah kerja puskesmas Simeulue
Cut
e. Rincian Kegiatan
Petugas mendatangi setiap tempat umum mewawancarai
petugas/pengelola, melakukan observasi dan check list sesuai dengan
blangko laporan yang sudah disiapkan oleh petugas.
f. Metode Pelaksanaan
Wawancara, observasi dan check list.
g. Capaian Indikator Keberhasilan dan rencana tindak lanjut
Semua Tempat-Tempat Umum (TTU) harus memenuhi syarat 100%. Dan
selalu di inspeksi agar TTU tersebut selalu terjaga kebersihan dan
kesehatan lingkungannya.
h. Dokumentasi
Pemilik usaha depot air minum yang mau berperan aktif dalam
pemeriksaan depotnya
d. Sasaran
Seluruh TP2M dan DAMIU di Simeulue Cut
e. Rincian Kegiatan
Petugas mendatangi TP2M dan DAMIU mewawancarai petugas,
melakukan observasi dan check list pada blangko laporan yang sudah
disiapkan.
f. Metode Pelaksanaan
Wawancara, observasi dan check list.
g. Capaian Indikator Keberhasilan dan rencana tindak lanjut
Untuk TP2M harus mencapai 100% memenuhi syarat kesehtan dan
kebersihannya. Karena TP2M merupakan tempat pengelolaan makanan
dan pengelolaan air minum yang akan dikonsumsi oleh masyarakat
yang membelinya.
h. Dokumentasi
Inspeksi Sanitasi Sekolah
a. Latar Belakang
Anak adalah asset bangsa masa depan, baik buruknya suatu bangsa
tergantung pada kualitas anak yang akan meneruskan kehidupan
berbangsa kita. Kondisi Sekolah dan lingkungan yang tidak memenuhi
syarat kesehatan merupakan faktor resiko penularan berbagai penyakit,
khususnya penyakit berbasis lingkungan pada anak (siswa) dan atau
guru yang ada dilingkungan sekolah. Maka dari itu, perlunya
pengawasan lingkungan fisik, biologis, sosial, dan ekonomi yang dapat
mempengaruhi kesehatan dilingkungan sekolah, yang berguna
ditingkatkan dan diperbanyak serta yang merugikan diperbaiki dan
dihilangkan.
b. Tujuan
Melakukan pengawasan sanitasi dilingkungan sekolah
Meningkatkan kerja sama antar sektor dibidang pendidikan
Mempromosikan kesehatan lingkungan dilingkungan sekolah
Meningkatkan pemahaman tentang kesehatan lingkungan
c. Pihak yang dilibatkan dan Peranannya
Guru : memberikan izin, ikut serta dalam pengawasan/inspeksi sanitasi,
berperan aktif dalam merencanakan program untuk meningkatkan dan
atau memperbaiki sanitasi di sekolah
Siswa : ikut menjaga dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat
dilingkungan sekolah
d. Sasaran
Seluruh sekolah di wilayah kecamatan Simeulue Cut
e. Rincian Kegiatan
Petugas mendatangi sekolah mewawancarai petugas/guru, melakukan
observasi dan check list pada blangko laporan yang sudah disiapkan.
f. Metode Pelaksanaan
Wawancara, observasi dan check list.
g. Capaian Indikator Keberhasilan dan rencana tindak lanjut
Untuk inspeksi sanitasi sekolah harus memenuhi syarat 100%
kesehatan dan kebersihan lingkungannya. Agar bisa terciptanya
kenyamanan para siswa untuk proses belajar di sekolah.
Untuk tindak lanjut harus dilakukan inspeksi sanitasi sekolah setiap 2x
dalam setahun.
h. Dokumentasi