Anda di halaman 1dari 38

Kerja Praktek Proyek Pembangunan Kantor Palang Merah Indonesia, Makassar

BAB III

TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN

3.1. Tinjauan Umum

Pelaksanaan pekerjaan merupakan realisasi dari tahap perencanaan

berupa gambar gambar teknis pada kertas untuk diwujudkan menjadi

sebuah bangunan yang berkualitas, tepat waktu, dan biaya yang efisien.

Tahap pelaksanaan merupakan tahap yang penting dalam

pembangunan suatu proyek dan banyak menuntut koordinasi kerja yang

baik dalam satu tim serta pengetahuan dan kemampuan untuk mengatasi

permasalahan yang timbul di lapangan.

Dalam laporan ini pelaksanaan pekerjaan yang akan ditinjau adalah

sesuai dengan pelaksanaan pekerjaan yang penulis tinjau di lapangan selama

melaksanakan kerja praktek pada Proyek Pembangunan Kantor Palang

Merah Indonesia

3.2. Metode pelaksanaan pekerjaan yang diamati sejak melaksanakan kerja

praktek

3.2.1 Pekerjaan persiapan

a. Pembuatan jalan masuk dan sementara

Jalan masuk dibuat sedemikian rupa selebar 6 m agar nantinya

concrete pump truck dapat bergerak memasuki lokasi kerja.

Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar I1I - 1


Kerja Praktek Proyek Pembangunan Kantor Palang Merah Indonesia, Makassar

Gambar 3.1. Pembuatan Jalan Masuk

b. Pembuatan pagar sementara

Pagar seng dibuat mengelilingi lokasi konstruksi.

Gambar 3.2. Pembuatan Pagar Sementara

Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar I1I - 2


Kerja Praktek Proyek Pembangunan Kantor Palang Merah Indonesia, Makassar

3.2.2 Pekerjaan Struktur

a. Pekerjaan tanah

1) Urugan Tanah Peninggian Lantai EL 0.000 (dinaikkan

menjadi + 50 cm dari El. Jalan, Pelat Eksisting - 0.500 dari

jalan ), Termasuk pemadatan per 30 cm

2) Galian Tanah Manual

- Untuk pile cap dengan volume 59,44 m3

3) Pekerjaan Urug Pasir, tebal 10 cm dibawah :

- Pile cap dengan volume 4,36 m3

- Tie beam

- Pelat lantai ground floor dengan volume 62,18 m3

4) Pekerjaan Lantai Kerja, tebal 5 cm dibawah :

- Pile cap dengan volume 2,18 m3

- Tie beam

5) Urugan Kembali Tanah + Pemadatan Tanah

- Pile cap dengan volume 36,1 m3

- Tie beam

6) Pemadatan tanah di bawah pelat lantai volume 621,79 m2

7) Buang tanah sisa galian keluar lokasi proyek / ke tanah

samping

- Pile cap dengan volume 23,34 m3

- Tie beam

Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar I1I - 3


Kerja Praktek Proyek Pembangunan Kantor Palang Merah Indonesia, Makassar

Gambar 3.3. Pekerjaan Tanah

b. Pekerjaan Struktur Bawah

a. Pekerjaan pondasi sumuran

1. Pekerjaan galian pondasi sumuran

Gambar 3.4. Pekerjaan Galian Pondasi Sumuran

Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar I1I - 4


Kerja Praktek Proyek Pembangunan Kantor Palang Merah Indonesia, Makassar

2. Pemasangan buis beton sumuran

Gambar 3.5. Pemasangan Buis Beton Sumuran

3. Penyiraman beton siklop

Gambar 3.6. Penyiraman beton siklop

Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar I1I - 5


Kerja Praktek Proyek Pembangunan Kantor Palang Merah Indonesia, Makassar

4. Pembuatan lantai kerja pile cap

Gambar 3.6. Lantai kerja pile cap

5. Penempatan tulangan sumuran

Gambar 3.7. Lantai kerja pile cap

Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar I1I - 6


Kerja Praktek Proyek Pembangunan Kantor Palang Merah Indonesia, Makassar

6. Pengecoran tulangan sumuran

Gambar 3.8. Pengecoran tulangan sumuran

7. Beton cor sumuran telah mengeras dan telah siap untuk

dibebani pile cap

Gambar 3.8. Beton cor pondasi sumuran telah mengeras

Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar I1I - 7


Kerja Praktek Proyek Pembangunan Kantor Palang Merah Indonesia, Makassar

b. Pekerjaan Pile Cap

Setelah pekerjaan pondasi sumuran telah selesai,

pekerjaan dilanjutkan dengan pekerjaan pile cap.

Pengadaan Alat dan Bahan

1. Alat

a. Pembengkok Besi(Bar Bender).

b. Pemotong Besi (Bar Cutter).

c. Concrete Pump

d. Concrete Mixer

e. Gerobak Dorong

f. Vibrator

g. Sekop dan cangkul

2. Bahan

a) Beton segar(mortar).

b) Tulangan ulir pile cap 19

c) Kawat Bendrat.

d) Batu Bata (Batako).

e) Beton Decking/Tahu Beton

Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar I1I - 8


Kerja Praktek Proyek Pembangunan Kantor Palang Merah Indonesia, Makassar

Prosedur Pengerjaan

a. Penggalian Tanah

Tahap pertama yang dilakukan yaitu penggalian

sesuai dengan tipe pile cap yang direncanakan

menggunakan cangkul oleh tukang gali.

Gambar 3.9. Penggalian Pile Cap

Terlihat overstek yang dimekarkan sebagai

pengikat ke tulangan pile cap nantinya

Gambar 3.10. Overstek Pondasi sumuran

Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar I1I - 9


Kerja Praktek Proyek Pembangunan Kantor Palang Merah Indonesia, Makassar

b. Penulangan Pile Cap

Tulangan dipotong sesuai dengan ukurannya, lalu

dibengkokkan, kemudian dirangkai berbentuk sangkar

yang disesuaikan dengan gambar rencana. Tulangan ini

diikat dengan menggunakan kawat bendrat. Pada

pekerjaan penulangan ini dipasang beton decking/tahu

beton sebagai acuan tebal selimut yang akan dicor.

Gambar 3.11. Penulangan Pile Cap

Untuk pengecoran Pile Cap ini dilakukan

bersamaan dengan pengecoran Tie Beam (Sloof)

Basement.

Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar I1I - 10


Kerja Praktek Proyek Pembangunan Kantor Palang Merah Indonesia, Makassar

c. Pekerjaan Sloof (tie-beam)

Pekerjaan Sloof (Tie Beam) dan Pelat Lantai Dasar

1. Pengadaan Alat dan Bahan

a) Alat

1) Theodolite,

2) Vibrator concrete,

3) Concrete Mixer Truck

4) Cangkul/sekop

5) Concrete Pump,

b) Bahan

1) Beton Segar

Material beton yang digunakan

merupakan beton yang di pesan langsung dari

Bathcing Plan dengan mutu K-300.

2) Besi Tulangan

Tulangan Tie Beam (sloof) pada proyek

ini menggunakan besi diameter D22 mm untuk

tulangan pokok, D16 mm untuk tulangan

lapangan dan 8 mm 10/15 cm untuk tulangan

begel. Tulangan Sloof terdiri dari 2 (dua) tipe,

yaitu:

a) S1 dengan ukuran 30 x 50 cm2

b) S4 dengan ukuran 30 x 30 cm2


Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar I1I - 11
Kerja Praktek Proyek Pembangunan Kantor Palang Merah Indonesia, Makassar

3) Wiremesh (Wiremesh dengan 8 mm, ukuran

2,1x5,4 mm2)

4) Kawat bendrat

2. Langkah langkah Pekerjaan

a) Pengukuran elevasi tanah

Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan

theodolite oleh surveyor yang bertujuan untuk

menentukan tinggi lantai dari lantai ground floor.

b) Pekerjaan Pembesian Sloof (Tie Beam)

Untuk pekerjaan pembesian Tie Beam digunakan

balok monolit (menyatu dengan pelat).Ukuran Sloof

yang digunakan yaitu S1 untuk Outlet pondasi dan

S4 untuk bagian Inlet pondasi.

Langkah-langkah pembesian tie beam yaitu :

1) Tulangan dipasang dilokasi didahului dengan

tulangan pokok untuk mempermudah pekerjaan,

2) Begel dipasang dengan jarak sengkang 150 mm,

sama untuk keseluruhan tulangan,

Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar I1I - 12


Kerja Praktek Proyek Pembangunan Kantor Palang Merah Indonesia, Makassar

Gambar 3.12.Pemasangan Begel Sloof

3) Tulangan pokok diikatkan pada begel dengan

kawat bendrat agar jaraknya tidak berubah,

4) Untuk sambungan tulangan Sloof (Overlap)

dipasang sepanjang 80 cm dan penempatan

sambungan ini sedapat mungkin dihindari di

tempattempat dengan tegangan maksimum.

5) Dipasang beton decking pada tulangan sloof.

Tebal beton decking yang dipasang harus

disesuaikan dengan tebal selimut beton yang

direncanakan yaitu 5 cm.

Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar I1I - 13


Kerja Praktek Proyek Pembangunan Kantor Palang Merah Indonesia, Makassar

Gambar 3.13.Penulangan Sloof (Tie Beam)

Gambar 3.18. Pemasangan Stop Cor

Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar I1I - 14


Kerja Praktek Proyek Pembangunan Kantor Palang Merah Indonesia, Makassar

c) Pengecoran Tie Beam dan Pelat Lantai Dasar

Langkahlangkah pengecoran yaitu :

1) Sebelum pengecoran,terlebih dahulu dilakukan

pembersihan kotoran pada lokasi pengecoran.

2) Dilakukan leveling agar mencapai level dan

tidak terjadi perbedaan tinggi pada saat finishing

cor.Pekerjaan ini dilakukan oleh surveyor.

Untuk itu dibuat alat bantu level pengecoran

yang terbuat dari besi siku yang di tumpukan

pada beberapa titik besi. Besi siku ini

ditancapkan hingga posisi besi tidak lagi

bergeser. Pengecoran dilakukan dengan Ready

mix truck yang dibantu dengan penggunaan

Concrete Pump. Dalam hal ini pengecoran

dilakukan sekaligus pada pile cap, sloof, dan

pelat lantai dasar.

Gambar 3.19. Pengecoran Pelat Lantai Dasar dan Pile Cap


Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar I1I - 15
Kerja Praktek Proyek Pembangunan Kantor Palang Merah Indonesia, Makassar

3) Agar semua beton dapat masuk kedalam

tulangan pile cap dan tie beam maka digunakan

alat vibrator untuk meratakan dan

memadatkannya.

4) Selanjutnya finishing lantai cor ini agar rata dan

halus ditaburi semen sika lalu diratakan dengan

Trowel Finish.

Gambar 3.20. Finishing Lantai Menggunakan Trowel Finish

Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar I1I - 16


Kerja Praktek Proyek Pembangunan Kantor Palang Merah Indonesia, Makassar

3.2.3 Pekerjaan Kolom

A. Pekerjaan Kolom Lantai 1

Kolom adalah batang tekan vertikal yang memikul beban

dari balok.

1. Pengadaan Alat dan Bahan

a) Alat

Alat yang digunakan dalam pekerjaan kolom pada

proyek ini terdiri dari:

1) Concrete mixer yang berfungsi untuk mengangkat

material bahan.

2) Concrete Pump, sebuah mesin/alat yang berfungsi

untuk menyalurkan adonan beton ke tempat

pengecoran.

3) Vibrator, yang berfungsi sebagai alat penggetar

untuk memadatkan campuran beton saat pengecoran.

4) Support Bracerssi, yang berfungsi sebagai

penyangga bekisting kolom agar tetap tegak.

5) Tie Rod, yang berfungsi sebagai pengikat/penguat

antara bekisting dan support bracerssi.

6) Bandul Lot, yang berfungsi untuk membuat kolom

agak tegak dan lurus, dimana untuk mengukur

ketegakannya dilakukan pengecekan jarak benang

atas ke tiang dan kemudian membandingkan jarak


Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar I1I - 17
Kerja Praktek Proyek Pembangunan Kantor Palang Merah Indonesia, Makassar

benang ke tembok. Jika ukuran jarak atas dan bawah

sudah sama maka pemasangan bekisting kolom

sudah benar-benar tegak.

7) Bar Bender (Pembengkok Besi), fungsinya untuk

membengkokkan besi dalam berbagai macam sudut.

8) Bar Cutter (Pemotong Besi), fungsinya sebagai alat

pemotong besi sesuai ukuran yang diinginkan.

b) Bahan

Material yang diperlukan dalam pekerjaan kolom pada

proyek ini terdiri dari:

1) Besi tulangan kolom (ukuran besi 19 berjumlah 12

batang, dengan tinggi pembesian tulangan kolom

tersebut 400 cm.)

2) Begel (ukuran besi 8-150 cm

3) Bekisting

4) Kawat bendrat

5) Beton segar dengan mutu K-300

2. Langkah Langkah Pekerjaan

a) Penentuan As Kolom

1) Pertama-tama penentuan as kolom dilakukan dengan

Theodolit, Kemudian pada pemberian as kolom


Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar I1I - 18
Kerja Praktek Proyek Pembangunan Kantor Palang Merah Indonesia, Makassar

didirikan alat Theodolit dengan BM (Bench Mark)

yang sudah ditentukan oleh pihak owner dengan

nilai yang telah ada pada Soft Drawing.

2) Selanjutnya menyikukan setiap pinjaman as kolom

yang telah dibuat oleh surveyor dengan nilai

pinjaman 1 meter dari posisi as kolom (seperti pada

Gambar 3.22.Sketsa Penentuan As Kolom).

3) Terakhir penentuan patok as kolom (tanda berupa

garis dari sipatan).

Gambar 3.21. Sketsa Penentuan As Kolom

Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar I1I - 19


Kerja Praktek Proyek Pembangunan Kantor Palang Merah Indonesia, Makassar

b) Pembesian Kolom

1) Pertama-tama pekerjan pembesian atau perakitan

besi tulangan kolom dikerjakan di tempat proyek

dan perakitan tulangan kolom tersebut dilakukan

sesuai dengan Soft Bestad dan Soft Drawing yang

ada.

2) Selanjutnya pemasangan pembesian tulangan kolom

dengan ukuran besi yang telah ditentukan, kemudian

terlebih dahulu dibuat tanda pada tulangan kolom

dengan kapur besi untuk penentuan sengkang

terhadap begel.

3) Setelah itu baru dilakukan pemasangan begel kolom

dengan ukuran besi yang telah ditentukan, kemudian

pada setiap pertemuan antara besi tulangan dan

begel diikat oleh kawat bendrat dengan sistem

silang.

4) Setelah besi tulangan terpasang pada posisinya dan

cukup kaku (seperti pada Gambar 3.22. Tulangan

Kolom yang telah kaku terpasang pada stek kolom),

lalu dipasang beton deking sesuai ketentuan, dimana

beton decking ini berfungsi sebagai selimut beton

(seperti pada Gambar 3.22. Beton decking pada

Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar I1I - 20


Kerja Praktek Proyek Pembangunan Kantor Palang Merah Indonesia, Makassar

tulangan kolom). Kemudian dilanjutkan pemasangan

bekisting kolom.

Gambar 3.22. Rangka besi tulangan kolom yang telah dirakit

c) Pemasangan Bekisting Kolom

1) Area kolom dibersihkan dan marking posisi

bekisting kolom sesuai ukuran dari surveyor,

kemudian membuat garis pinjaman dengan

menggunakan sipatan dari as kolom sebelumnya

sampai dengan kolom berikutnya dengan berjarak

100 cm dari masingmasing as kolom.

Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar I1I - 21


Kerja Praktek Proyek Pembangunan Kantor Palang Merah Indonesia, Makassar

2) Setelah itu, lalu dibuat tanda kolom pada lantai

sesuai dengan dimensi kolom yang akan dibuat,

dimana tanda tersebut berfungsi sebagai acuan

dalam penempatan bekisting kolom.

3) Selanjutnya marking sepatu kolom, kemudian

pasang sepatu kolom dengan marking yang ada

pada tulangan sebagai tempat bekisting.

4) Setelah itu pemasangan bekisting pada kolom

(seperti pada Gambar 3.23)

Gambar 3.23. Pemasangan Bekisting pada Kolom

Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar I1I - 22


Kerja Praktek Proyek Pembangunan Kantor Palang Merah Indonesia, Makassar

5) Setelah itu digunakan Bandul Lot yang bertujuan

untuk membuat kolom agak tegak dan lurus,

dimana untuk mengukur ketegakannya maka

dilakukan pengecekan jarak benang atas ke tiang

dan kemudian membandingkan jarak benang ke

tembok. Jika ukuran jarak atas dan bawah sudah

sama maka pemasangan bekisting kolom sudah

benar benar tegak. (seperti Gambar 3.24.

Penggunaan Bandul Lot pada bekisting).

Gambar 3.24. Penggunaan Bandul Lot

Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar I1I - 23


Kerja Praktek Proyek Pembangunan Kantor Palang Merah Indonesia, Makassar

6) Selanjutnya dipasang Support Bracerssi atau tiang

penyangga diluar panel bekisting kolom, dan juga

Tie Rod sebagai pengikat dan pengait antara

bekisting dengan support bracerssi (seperti pada

Gambar 3.25. Pemasangan Support Bracerssi dan

Tie Rod pada Bekisting). Dan setelah tahapan di

atas telah dikerjakan, maka kolom tersebut siap

untuk dicor.

Gambar 3.25. Penggunaan Suppport Bracerssi (Tiang Peyangga) dan Tie Rod

(Pengait antara bekisting dan penyangga).


Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar I1I - 24
Kerja Praktek Proyek Pembangunan Kantor Palang Merah Indonesia, Makassar

d) Pengecoran Kolom

1) Persiapan pengecoran kolom

Sebelum dilaksanakan pengecoran, kolom yang akan

dicor harus dilakukan sesuai dengan mutu beton K-

300.

2) Pelaksanaan pengecoran

Pengecoran dilakukan dengan menggunakan

Concrete Pump Truck. Penuangan beton dilakukan

secara bertahap, hal ini dilakukan untuk

menghindari terjadinya segregasi yaitu pemisahan

agregat yang dapat mengurangi mutu beton. Selama

proses pengecoran berlangsung, pemadatan beton

menggunakan vibrator. Hal tersebut dilakukan untuk

menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk

mencapai pemadatan yang maksimal.

Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar I1I - 25


Kerja Praktek Proyek Pembangunan Kantor Palang Merah Indonesia, Makassar

Gambar 3.26. Pengecoran Kolom

e) Pembongkaran Bekisting Kolom

1) Pertama-tama, setelah pengecoran kolom dan beton

kolom sudah berumur 12 jam, maka bekisting kolom

sudah dapat dibongkar dengan cara plywood

dipukul-pukul dengan menggunakan palu agar

lekatan beton pada plywood dapat terlepas.

2) Setelah itu kendorkan support bracerssi (penyangga

bekisting), lalu dilepas, dan kemudian kendorkan

Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar I1I - 26


Kerja Praktek Proyek Pembangunan Kantor Palang Merah Indonesia, Makassar

lagi baut-baut dan tie rod yang ada pada bekisting

kolom, sehingga rangkaian bekisting dapat terlepas.

Gambar 3.27. Pembongkaran Bekisting

B. Pekerjaan Kolom Lantai 2 dan 3

Untuk pekerjaan kolom pada lantai 2 dan lantai 3, material, alat, dan

proses pekerjaan yang diikuti sama dengan Pekerjaan Kolom Lantai 1,

dikarenakan ukuran dimensi kolom yang sama dan berlanjut.

Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar I1I - 27


Kerja Praktek Proyek Pembangunan Kantor Palang Merah Indonesia, Makassar

Gambar 3.28. Kolom yang berlanjut (lantai 1 ke lantai 2 dan lantai 3)

3.2.4 Pekerjaan Balok dan Pelat Lantai Dua dan Tiga

1. Pengadaan Alat dan Bahan

a) Alat

1) Scaffolding/ Perancah.

b) Bahan

1) Tripleks 12 mm.

2) Tulangan balok.

3) Wiremesh.

4) Beton K-300.

Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar I1I - 28


Kerja Praktek Proyek Pembangunan Kantor Palang Merah Indonesia, Makassar

2. Langkahlangkah pekerjaan

a. Pemasangan scaffolding/ perancah

Pemasangan scaffolding dilakukan dengan cara melakukan

pengukuran level balok dan pelat untuk mengatur ketinggian

perancah. Proses ini dibantu oleh surveyor untuk mengontrol

level balok dan pelat.

Gambar 3.29. pemasangan Scaffolding

b. Pekerjaan Bekisting

Setelah pemasangan scaffolding,dilakukan pemasangan holo

untuk tumpangan balok bekisting. Kemudian pengecekan

elevasi balok bekisting. Dilanjutkan dengan pemasangan

pelat bekisting dengan menggunakan tripleks 12 mm.

Pemasangan antar tripleks ini harus rapat karena tidak boleh


Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar I1I - 29
Kerja Praktek Proyek Pembangunan Kantor Palang Merah Indonesia, Makassar

ada rongga atau celah sehingga digunakan selotip agar

adukan beton tidak merembes keluar mold. Pembentukan

mold dilakukan diatas frame yang telah diletakkan

dibawahnya sedangkan pada sisi atas dibiarkan terbuka untuk

pengecoran. Kemudian dilakukan perkuatan balok dan lantai

bekisting menggunakan besi tie rod dan siku.

Gambar 3.30. Pemasangan Bekisting Untuk Balok Dan Plat

c. Pekerjaan Pembesian

Pada pembesian balok dan pelat lantai, tulangan yang telah

disiapkan langsung dirangkai dan dipasang pada tempat yang

telah ditentukan sesuai dengan ukuran dan dimensinya.

Untuk menjaga agar kedudukan rangkaian tulangan tidak

menempel pada bekisting maka dipasang beton decking.

Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar I1I - 30


Kerja Praktek Proyek Pembangunan Kantor Palang Merah Indonesia, Makassar

Gambar 3.31. Pembesian Balok dan Plat

d. Pengecoran dan Curing

Pekerjaan pengecoran dan curing untuk lantai dua dan tiga

dilakukan sama dengan lantai dasar.

e. Pembongkaran Bekisting

Pembongkaran bekisting dilakukan ketika umur beton sudah

mencukupi yaitu 14 hari (2 minggu).

Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar I1I - 31


Kerja Praktek Proyek Pembangunan Kantor Palang Merah Indonesia, Makassar

3.2.5 Pekerjaan Tangga

Tangga merupakan salah satu bagian penting dalam suatu

bangunan yang berfungsi menghubungkan bagian bawah dengan

bagian atas dari suatu bangunan bertingkat demi kelancaran aktivitas

komponenkomponen di dalamnya.

1. Pengadaan Alat dan Bahan

a) Alat

1. Scaffolding

2. Jackbess

3. Join pen

4. Auto level

5. Palu, gergaji, dan paku

6. Bucket

7. Gondola

8. Selang Tremix

b) Bahan

1) Tripleks ukuran 1,2 cm

2) Balok 6 x 12 cm

3) Kaso 5 x 5 cm

4) Tulangan stek tangga 813

5) Tulangan stek kolom Bordes 413, dengan jarak

sengkang 15 cm
Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar I1I - 32
Kerja Praktek Proyek Pembangunan Kantor Palang Merah Indonesia, Makassar

6) Tulangan untuk tangga dan balok bordes, tulangan pokok

13-15 cm tulangan pembagi 10-15 cm

7) Beton K-300

2. Langkahlangkah Pekerjaan Tangga Lantai

a) Pemasangan Stek Tanggadan Stek Kolom Bordes

Pemasangan stek lantai dan stek kolom bordes sudah

dilaksanakan pada saat pembesian plat lantai (1-3).

Gambar 3.32. Stek Tangga Pada Lantai Dasar

Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar I1I - 33


Kerja Praktek Proyek Pembangunan Kantor Palang Merah Indonesia, Makassar

Gambar 3.33. Stek Tangga Lantai 2 sampai 3

Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar I1I - 34


Kerja Praktek Proyek Pembangunan Kantor Palang Merah Indonesia, Makassar

b) Pemasangan Bekisting.

Pemasangan bekisting untuk tangga mulai dilaksanakan

setelah pelat lantai 3 selesai dikerjakan. Pemasangan

bekisting dilaksanakan sesuai dengan start marking Surveyor.

Bekisting tangga dan kolom bordes dibuat dari tripleks, kaso

dan balok dan dibuat di lokasi. Pemasangan bekisting lantai

tangga, balok dan kolom bordes.

Gambar 3.34. Pemasangan Bekisting

c) Pembesian Lantai Trap Tangga dan Balok Bordes

Pembesian dilakukan di tempat pabrikasi, setelah bekisting

siap, besi tulangan yang telah siap dipasang dan dirangkai di

lokasi. Besi yang digunakan yaitu tulangan pokok 13-15

cm, tulangan pembagi 10-15 cm dengan tebal pelat 13 cm

dapat dilihat pada Gambar 3.35.

Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar I1I - 35


Kerja Praktek Proyek Pembangunan Kantor Palang Merah Indonesia, Makassar

Dan besi stek dibengkokkan ke arah pelat lantai, yang

berguna sebagai penyambung tangga dengan pelat lantai

dapat dihat pada Gambar 3.36.

Gambar 3.35.Profil Tangga

Gambar 3.36. Sketsa Tangga

Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar I1I - 36


Kerja Praktek Proyek Pembangunan Kantor Palang Merah Indonesia, Makassar

Gambar 3.37 Pembesian Lantai Trap dan Balok Bordes

d) Pemasangan Trap Tangga

Trap dibuat dari tripleks dan kaso, jumlah trap tiap lantai

adalah 14+13 buah dengan ukuran 185.18 x 30 x 18 cm

Gambar 3.38.Trap Tangga Yang Sudah Terpasang

Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar I1I - 37


Kerja Praktek Proyek Pembangunan Kantor Palang Merah Indonesia, Makassar

e) Pengecoran Tangga.

Pengecoran tangga dilakukan setelah semua persiapan di atas

telah dilakukan.

Gambar 3.39. Tangga Setelah Pengecoran

Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar I1I - 38

Anda mungkin juga menyukai