Anda di halaman 1dari 4

Bunyi Hukum Ohm

Pada dasarnya, bunyi dari Hukum Ohm adalah :


Besar arus listrik (I) yang mengalir melalui sebuah penghantar atau Konduktor
akan berbanding lurus dengan beda potensial / tegangan (V) yang diterapkan
kepadanya dan berbanding terbalik dengan hambatannya (R).
Secara Matematis, Hukum Ohm dapat dirumuskan menjadi persamaan seperti
dibawah ini :
V=IxR
I=V/R
R=V/I
Dimana :
V = Voltage (Beda Potensial atau Tegangan yang satuan unitnya adalah Volt (V))
I = Current (Arus Listrik yang satuan unitnya adalah Ampere (A))
R = Resistance (Hambatan atau Resistansi yang satuan unitnya adalah Ohm ())

Dalam aplikasinya, Kita dapat menggunakan Teori Hukum Ohm dalam


Rangkaian Elektronika untuk memperkecilkan Arus listrik, Memperkecil
Tegangan dan juga dapat memperoleh Nilai Hambatan (Resistansi) yang kita
inginkan.
Hal yang perlu diingat dalam perhitungan rumus Hukum Ohm, satuan unit yang
dipakai adalah Volt, Ampere dan Ohm. Jika kita menggunakan unit lainnya
seperti milivolt, kilovolt, miliampere, megaohm ataupun kiloohm, maka kita perlu
melakukan konversi ke unit Volt, Ampere dan Ohm terlebih dahulu untuk
mempermudahkan perhitungan dan juga untuk mendapatkan hasil yang benar.
Contoh Kasus dalam Praktikum Hukum Ohm
Untuk lebih jelas mengenai Hukum Ohm, kita dapat melakukan Praktikum
dengan sebuah Rangkaian Elektronika Sederhana seperti dibawah ini :
Kita memerlukan sebuah DC Generator (Power Supply), Voltmeter,
Amperemeter, dan sebuah Potensiometer sesuai dengan nilai yang dibutuhkan.
Dari Rangkaian Elektronika yang sederhana diatas kita dapat membandingkan
Teori Hukum Ohm dengan hasil yang didapatkan dari Praktikum dalam hal
menghitung Arus Listrik (I), Tegangan (V) dan Resistansi/Hambatan (R).

Menghitung Arus Listrik (I)


Rumus yang dapat kita gunakan untuk menghitung Arus Listrik adalah I = V / R
Contoh Kasus 1 :
Setting DC Generator atau Power Supply untuk menghasilkan Output Tegangan
10V, kemudian atur Nilai Potensiometer ke 10 Ohm. Berapakah nilai Arus Listrik
(I) ?
Masukan nilai Tegangan yaitu 10V dan Nilai Resistansi dari Potensiometer yaitu
10 Ohm ke dalam Rumus Hukum Ohm seperti dibawah ini :
I=V/R
I = 10 / 10
I = 1 Ampere
Maka hasilnya adalah 1 Ampere.
Contoh Kasus 2 :
Setting DC Generator atau Power Supply untuk menghasilkan Output Tegangan
10V, kemudian atur nilai Potensiometer ke 1 kiloOhm. Berapakah nilai Arus
Listrik (I)?
Konversi dulu nilai resistansi 1 kiloOhm ke satuan unit Ohm. 1 kiloOhm = 1000
Ohm. Masukan nilai Tegangan 10V dan nilai Resistansi dari Potensiometer 1000
Ohm ke dalam Rumus Hukum Ohm seperti dibawah ini :
I=V/R
I = 10 / 1000
I = 0.01 Ampere atau 10 miliAmpere
Maka hasilnya adalah 10mA

Menghitung Tegangan (V)


Rumus yang akan kita gunakan untuk menghitung Tegangan atau Beda Potensial
adalah V = I x R.
Contoh Kasus :
Atur nilai resistansi atau hambatan (R) Potensiometer ke 500 Ohm, kemudian atur
DC Generator (Power supply) hingga mendapatkan Arus Listrik (I) 10mA.
Berapakah Tegangannya (V) ?
Konversikan dulu unit Arus Listrik (I) yang masih satu miliAmpere menjadi
satuan unit Ampere yaitu : 10mA = 0.01 Ampere. Masukan nilai Resistansi
Potensiometer 500 Ohm dan nilai Arus Listrik 0.01 Ampere ke Rumus Hukum
Ohm seperti dibawah ini :
V=IxR
V = 0.01 x 500
V = 5 Volt
Maka nilainya adalah 5Volt.
Menghitung Resistansi / Hambatan (R)
Rumus yang akan kita gunakan untuk menghitung Nilai Resistansi adalah
R=V/I
Contoh Kasus :
Jika di nilai Tegangan di Voltmeter (V) adalah 12V dan nilai Arus Listrik (I) di
Amperemeter adalah 0.5A. Berapakah nilai Resistansi pada Potensiometer ?
Masukan nilai Tegangan 12V dan Arus Listrik 0.5A kedalam Rumus Ohm seperti
dibawah ini :
R=V/I
R = 12 /0.5
R = 24 Ohm
Maka nilai Resistansinya adalah 24 Ohm

Anda mungkin juga menyukai