TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister
Program Studi Kedokteran Keluarga
Minat Utama : Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh :
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG
ANEMIA DENGAN KETERATURAN MENGKONSUMSI FE
PADA IBU HAMIL DI BPS SRI LUMINTU SURAKARTA
Disusun oleh :
Dewan Pembimbing
Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal
Mengetahui
Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
ii
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG
ANEMIA DENGAN KETERATURAN MENGKONSUMSI FE
PADA IBU HAMIL DI BPS SRI LUMINTU SURAKARTA
Oleh :
Prof. Drs. Suranto, MSc, PhD Prof. Dr. Didik G. Tamtomo, dr, MM, M.Kes, PAK
NIP 131 472 192 NIP 19480313 197610 1001
iii
PERNYATAAN
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya
peroleh dari tesis tersebut.
iv
KATA PENGANTAR
v
8. Seluruh Dosen dan Staf Pengelola Program Studi Magister Kedokteran
Keluarga Pascasarjana Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan
bekal ilmu kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan program studi.
9. Ibu-ibu hamil di BPS Sri Lumintu, Surakarta yang telah bersedia menjadi
subjek penelitian dalam penelitian Tesis ini.
10. Kedua Orang Tua dan Keluarga besar penulis (Ibu - alm. Ayah, mas Affan,
mba Ana, mba Erlin sekeluarga, dik Arif, dik Azzam, dll) yang telah
memberikan banyak Doa, Cinta, Kasih Sayang, Dukungan Material dan
Spiritual selama proses studi sehingga Tesis ini dapat selesai, I Love You All.
11. Dan semua pihak yang banyak membantu dalam penyusunan Tesis secara
langsung atau tidak langsung yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Semoga segala amal kebaikan beliau yang diberikan pada penulis
mendapatkan imbalan yang sesuai dari Allah SWT. Akhirnya penulis
mengharapkan semoga Tesis ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca pada
umumnya dan penulis sendiri pada khususnya.
Wassalamu'alaikum wa rohmatullahi wa barokatuh.
Penulis,
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
PERNYATAAN ............................................................................................. iv
BAB I. PENDAHULUAN
vii
e. Sumber-sumber Pengetahuan ................................................. 10
f. Cara mengukur Pengetahuan .................................................. 10
g. Pengetahuan tentang anemia................................................... 10
2. Sikap .................................................................................... 11
a. Pengertian Sikap ..................................................................... 11
b. Komponen Sikap..................................................................... 12
c. Tingkatan Sikap ...................................................................... 12
d. Sifat Sikap .............................................................................. 13
e. Ciri-ciri Sikap ........................................................................ 14
f. Cara pengukuran Sikap .......................................................... 14
g. Faktor-faktor yang mempengaruhi Sikap .............................. 14
3. Suplementasi besi ............................................................... 16
a. Zat Besi .................................................................................. 16
b. Absorbsi Besi ......................................................................... 18
c. Pemberian Zat Besi dengan Vitamin C .................................. 19
4. Anemia ............................................................................... 19
a. Pengertian .............................................................................. 19
b. Tanda dan Gejala ................................................................... 20
c. Anemia pada Kehamilan ........................................................ 20
d. Pengaruh Anemia pada Kehamilan dan Janin ........................ 21
B. Kerangka Berpikir ..................................................................... 22
C. Hipotesis ..................................................................................... 22
BAB III. METODE PENELITIAN
viii
J. Jadwal Penelitian .............................................................. ........ 35
BAB IV. HASIL PENELITIAN
A. Kesimpulan ............................................................................. . 50
B. Saran ....................................................................................... . 51
C. Implikasi ................................................................................. . 52
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.10 Skala likert untuk variabel perilaku mengkonsumsi tablet Fe ............... 30
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Keteraturan Ibu dalam Mengkonsumsi Tablet Fe ... 40
Tabel 4.6 Hasil Statistik Variabel Keteraturan dalam Mengkonsumsi Tablet Fe ..... 41
Tabel 4.7 Hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang anemia dengan
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG / ISTILAH
2. HB : Hemoglobin
7. RT : Rukun Tetangga
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
ABSTRAK
xiv
ABSTRACT
xv
BAB I
PENDAHULUAN
Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi merupakan salah satu
indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu Negara. Angka Kematian Ibu di
Indonesia masih relatif tinggi dibandingkan dengan Negara lain di ASEAN yaitu
sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Hasil ini sesuai dengan Survey
Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007. Sedangkan Angka Kematian
Bayi tercatat sebesar 34 per 1000 kelahiran hidup. Diharapkan pada tahun 2010,
AKI menurun menjadi 225 per 100.000 kelahiran hidup (Depkes, 2007).
Kematian ibu dapat disebabkan oleh penyebab obstetrik langsung dan tidak
langsung. Salah satu penyebab tidak langsung kematian ibu adalah penyakit yang
mungkin telah terjadi sebelum kehamilan dan diperburuk oleh kehamilan itu
sendiri, diantaranya adalah anemia. Anemia merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat yang masih banyak terjadi di seluruh dunia terutama di
Negara-negara berkembang.
Berdasarkan laporan WHO, jumlah orang di seluruh dunia yang mengalami
anemia masih cukup tinggi, yaitu sekitar 2 milyar dari total jumlah penduduk
dunia ( 5,5 milyar ). Di Indonesia, diperkirakan terdapat sekitar 100 juta orang
yang mengalami anemia (Sudoyo, 2006).
Prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia pada tahun 2003 adalah 70%
atau tujuh dari 10 wanita hamil menderita anemia (Bustaman, 2004). Berdasarkan
Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2003 bahwa angka prevalensi
anemia tahun 2003 jauh lebih tinggi dibandingkan dengan angka prevalansi
anemia pada tahun 1998 sebesar 50, 6 % dan pada tahun 2001 sebesar 40 %.
Sedangkan di Jawa Tengah, ibu hamil yang menderita anemia mencapai 58,1%
(Depkes, 2007).
Anemia adalah penyakit yang ditandai oleh rendahnya kadar Hemoglobin
(Hb) dalam darah sehingga mengakibatkan fungsi dari Hb untuk membawa
oksigen ke seluruh tubuh tidak berjalan dengan baik. Anemia dalam kehamilan
yang paling sering dijumpai adalah anemia gizi besi. Hal ini disebabkan oleh
kurangnya asupan zat besi dalam makanan karena gangguan resorpsi, gangguan
penggunaan atau perdarahan. Persoalan zat besi masih menjadi persoalan serius
bagi Indonesia karena kekurangan zat besi memainkan andil besar terhadap
rendahnya kualitas sumber daya manusia Indonesia (Sutaryo, 2006).
Kebutuhan zat besi pada wanita juga meningkat saat hamil terutama dalam
trimester III dan melahirkan. Darah bertambah banyak dalam kehamilan
(hipervolemia) akan tetapi bertambahnya sel darah masih kurang dibandingkan
xvi
dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah. Akibatnya pada
waktu persalinan banyaknya unsur besi yang hilang, sehingga unsur besi lebih
sedikit dibandingkan bila darah ibu kental. Karena alasan tersebut, setiap ibu
hamil disarankan untuk mengkonsumsi suplemen zat besi (Hanifa Wiknjosastro,
1999). Batas kadar haemoglobin normal untuk wanita sekitar 12 gram persen dan
pria 14 gram persen (Depkes RI, 2005).
Upaya penanggulangan anemia telah banyak dilakukan tetapi belum
menunjukkan penurunan yang berarti. Hal ini dimungkinkan karena sebagian
besar ibu belum menyadari pentingnya pencegahan anemia serta bahaya yang
akan ditimbulkan. Salah satu penanganannya adalah perlu melakukan analisis
cermat perubahan perilaku pada sasaran yang lebih dini, yaitu penilaian tiga
bentuk operasional perilaku berupa pengetahuan, sikap dan praktek yang ada di
masyarakat (BKKBN, 2008).
Survei kesehatan yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Surakarta diperoleh
jumlah wanita yang menderita anemia sebesar 49,3% dari 300 responden yang
diperiksa di seluruh puskesmas wilayah Surakarta (Dinkes dan Kesos Surakarta,
2007). Demikian pula di Bidan Praktek Swasta (BPS) Sri Lumintu, masih ada ibu
hamil yang menderita anemia. Berdasarkan survei bulan September 2008 sampai
Januari 2009 terdapat kurang lebih 50,2% ibu hamil menderita anemia ringan.
Pemeriksaan kadar hemoglobin di BPS dilakukan pada trimester I kehamilan dan
atau sesuai dengan kondisi pasien. Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut maka
diambil tindakan dengan memberikan suplementasi tablet besi. Pemberian
suplementasi besi pada ibu hamil diberikan sesuai kebutuhan ibu hamil saat
periksa hamil.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang
Hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang anemia dengan keteraturan
mengkonsumsi Fe pada ibu hamil di BPS Sri Lumintu Surakarta.
B. Identifikasi masalah
ibu hamil mudah menderita anemia dan kebutuhan zat besi juga akan
hamil.
xvii
3. Keteraturan mengkonsumsi suplementasi Fe pada ibu hamil dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain pengetahuan dan sikap ibu, keluarga serta
masyarakat terhadap kesehatan. Selain itu juga dapat dipengaruhi oleh tingkat
C. Perumusan Masalah
yaitu :
3. Apakah ada hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang anemia dengan
D. Tujuan Penelitian
xviii
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Sebagai bahan masukan untuk menambah dan memperkokoh teori atau ilmu
2. Manfaat Praktis
pada ibu hamil sehingga ibu hamil dengan anemia mendapat penatalaksanaan
xix
BAB II
LANDASAN TEORI
F. Kajian Teori
1. Pengetahuan
a. Definisi pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan
indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Notoatmodjo, 2007).
pengetahuan seseorang.
b. Tingkatan pengetahuan
xx
1) Tahu (know)
kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari
atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat
2) Memahami (Comprehension)
secara benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus
3) Aplikasi (Aplication)
dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi dapat diartikan
dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya, dapat menggunakan rumus
xxi
4) Analisa (Analysis)
organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat
5) Sintesa (Synthesis)
Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi
6) Evaluasi (Evaluation)
1) Pendidikan
Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang
atau kelompok serta usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
xxii
pelatihan. Semakin tinggi tingkat pendidikan semakin banyak ilmu dan
2) Keterpaparan informasi
melalui media massa antara lain televisi, radio, koran, majalah, dan internet.
3) Pengalaman
1) Tenacity
meyakini sesuatu meskipun bisa jadi apa yang diyakininya belum tentu benar.
Keyakinan ini disebabkan karena hal yang diyakini tersebut umumnya terjadi.
2) Authority
xxiii
3) Apriori
kemampuan nalar dan intuisi diri sendiri tanpa mempertimbangkan informasi dari
pihak luar.
4) Science
sampai penyimpulan. Cara ini dianggap sebagai cara yang paling dapat diyakini
kebenarannya atas pengetahuan yang diperoleh. Hal ini karena pada science
e. Sumber-sumber pengetahuan
sengaja maupun tidak sengaja. Usaha yang dilakukan dengan sengaja meliputi
berbagai metode dan konsep baik melalui proses pendidikan maupun pengalaman
(Yadi, 2008).
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat
2007).
xxiv
g. Pengetahuan tentang anemia dan suplementasi besi
Menurut Tip dalam Yadi (2008) menyatakan bahwa salah satu faktor yang
tanda dan gejala awal anemia yang meliputi lelah dan mengantuk, pusing dan
lemah juga sakit kepala. Sedangkan dampak yang ditimbulkan antara lain
Selain itu, ibu tidak mengetahui bahwa asupan makanan saat hamil akan
bertambah banyak untuk kebutuhan ibu dan bayi sehingga banyak ibu hamil yang
karbohidrat, protein, mineral (terutama zat besi) dan vitamin (terutama vitamin C).
Pengetahuan ibu hamil tentang anemia adalah segala sesuatu yang diketahui
defisiensi besi pada ibu hamil. Pengetahuan tentang anemia merupakan hal
penting yang harus diketahui oleh ibu hamil. Oleh sebab itu perlu adanya upaya
anemia serta dampak yang ditimbulkan jika terjadi anemia (Yadi, 2008).
xxv
2. Sikap
a. Pengertian sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
Sikap sebagai suatu tingkatan afeksi baik yang bersifat positif maupun
2005). Sikap juga dapat diartikan sebagai kecenderungan yang relatif stabil,
dimiliki seseorang dalam bereaksi (baik reaksi positif maupun negatif) terhadap
dirinya sendiri, orang lain, benda, situasi atau kondisi sekitarnya (Mappiare,
1999). Sikap tumbuh diawali dari pengetahuan yang dipersepsikan sebagai suatu
hak yang baik (positif) maupun tidak baik (negatif), kemudian diinternalisasikan
ke dalam dirinya.
b. Komponen sikap
senang atau tidak senang terhadap objek sikap. Rasa senang merupakan hal
positif dan rasa tidak senang merupakan hal negatif. Komponen ini
sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang. Dan berisi tendensi atau
xxvi
kecenderungan untuk bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-
c. Tingkatan sikap
1) Menerima (receiving)
2) Merespon (responding)
3) Menghargai (valuing)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala
d. Sifat sikap
Sikap dapat bersikap positif dan dapat pula bersifat negatif (Saifudin Azwar,
2005).
1) Sikap positif ibu hamil dalam mencegah anemia ditunjukkan dengan teratur
xxvii
2) Sikap negatif ibu hamil dalam mencegah anemia ditunjukkan dengan tidak
e. Ciri-ciri sikap
1) Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang
perkembangan hidup.
2) Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap dapat
4) Objek sikap merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan
terhadap suatu obyek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-
pernyataan) sikap berupa jawaban setuju dan tidak setuju yang menjadi indikator
sikap seseorang.
xxviii
g. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap
1) Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu, hal ini terjadi setelah orang melakukan
2) Pengalaman pribadi
meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk
apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor
atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara
lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari
konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut (Saifudin Azwar, 2005).
4) Pengaruh kebudayaan
xxix
5) Media massa
Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atu media komunikasi lainnya,
Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat
7) Faktor emosional
3. Suplementasi besi
a. Zat besi
Zat besi adalah mineral yang diperlukan oleh semua sistem biologi dalam
tubuh yang merupakan unsur esensial sintesis hemoglobin, katekolamin, produksi
panas dan sebagai komponen enzim-enzim tertentu yang diperlukan untuk
produksi adenosin trifosfat yang terlibat dalam respirasi sel. Zat besi disimpan
dalam hepar, lien dan sumsum tulang. Sekitar 70gr% zat besi yang ada di dalam
tubuh berada dalam hemoglobin dan sisanya dalam mioglobin (simpanan oksigen
intramuskuler). Defisiensi zat besi akan mengakibatkan anemia yang menurunkan
jumlah maksimal oksigen yang dapat dibawa oleh darah (Baryanti, 2005).
Saat kehamilan zat besi yang dibutuhkan oleh tubuh lebih banyak
dibandingkan saat tidak hamil. Keperluan besi pada kehamilan normal secara
keseluruhan kurang lebih 1 gr (Cunningham, 2001).
Kebutuhan zat besi pada kehamilan dengan janin tunggal adalah: a) 200-600
mg untuk memenuhi peningkatan massa sel darah merah; b) 200-370 mg untuk
janin yang bergantung pada berat lahirnya; c) 150-200 mg untuk kehilangan
eksternal, d) 30-170 mg untuk tali pusat dan plasenta; e) 90-130 mg untuk
xxx
menggantikan darah yang hilang saat kelahiran. Dengan demikian kebutuhan total
zat besi pada kehamilan berkisar antara 800 mg, 500 mg untuk pertambahan sel
darah merah dan 300 mg untuk janin dan plasenta (Bustaman, 2006).
Untuk mengatasi kehilangan ini, ibu hamil memerlukan rata-rata 3,5- 4 mg
zat besi per hari. Kebutuhan zat besi tiap trimester sebagai berikut :
1) Trimester I : Kebutuhan zat besi 1 mg per hari (kehilangan basal 0,8 mg per
hari) ditambah 30-40 mg untuk kebutuhan janin dan sel darah merah.
per hari) ditambah 300 mg untuk sel darah merah dan 115 mg untuk konsepsi.
3) Trimester III : Kebutuhan zat besi 5 mg per hari (kehilangan basal 0,8 mg
per hari) ditambah 150 mg untuk sel darah merah dan 223 mg untuk konsepsi
(Baryanti, 2005).
Zat besi diabsorpsi dalam bentuk ion ferro terutama di duodenum dan
jejunum, absorpsi akan lebih dalam suasana asam. Menurut Sunita Almatsier
1) Faktor endogen
xxxi
Kebutuhan tubuh akan besi berpengaruh besar terhadap absorpsi zat besi.
Pada saat jumlah zat besi yang disimpan dalam depot berkurang, maka zat besi
akan bertambah dan demikian pula sebaliknya. Bila aktivitas eritropis naik, maka
absorpsi zat besi akan bertambah dan demikian pula sebaliknya. Bila kadar
sebaliknya.
2) Faktor eksogen
besi-hem yang merupakan bagian dari hemoglobin dan mioglobin yang terdapat di
dalam daging hewan dapat diserap dua kali lipat daripada besi-non hem. Besi non-
hem terdapat di dalam telur, serelia, kacang-kacang. Sifat kimiawi makanan juga
berpengaruh terhadap absorbsi zat besi, misalnya asam organik pada vitamin C
sangat membantu penyerapan besi karena dapat mereduksi dari bentuk ferri ke
bentuk ferro. Disamping itu vitamin C membentuk gugus besi askorbat yang tetap
meningkatkan daya larut besi, seperti yang terjadi pada kekurangan asam klorida
di dalam lambung atau penggunaan obat-obatan yang bersifat basa seperti antasid
dapat menghalangi absorpsi besi. Sel mukosa usus mempunyai kemampuan untuk
mengabsorpsi zat besi den teori yang dikenal sebagai mucosa barrier, di mana
sel mukosa usus dapat mempertahankan kadar ion ferro dalam sel dengan cara
xxxii
c. Pemberian zat besi dengan vitamin C
Pada saluran pencernaan, besi mengalami proses reduksi menjadi ferro yang
mudah diserap. Proses reduksi dibantu oleh adanya vitamin C dan asam amino.
mengandung besi bersama vitamin C, karena itu lebih baik mengkonsumsi tablet
besi bersama air jeruk atau buah-buahan (Achmad Djaeni Soediatama, 2000).
4. Anemia
a. Pengertian
Anemia adalah suatu penurunan massa sel darah merah atau total hemoglobin
secara lebih tepat, kadar hemoglobin normal pada wanita yang sudah menstruasi
adalah 12,0 gr% dan untuk wanita hamil adalah 11,0 gr% (Varney, 2007).
Anemia defisiensi besi adalah anemia karena turunnya cadangan besi dalam
Jika asupan zat besi ke dalam tubuh kurang, dengan sendirinya sel darah
merah juga akan kekurangan oksigen akibatnya timbulah gejala letih, lemah, lesu,
lelah, lunglai, daya ingat dan konsentrasi menurun serta munculnya warna pucat
Darah wanita hamil akan bertambah banyak yang biasanya disebut hidremia
xxxiii
Pengenceran darah ini dianggap sebagai penyesuaian diri secara fisiologi dalam
Hipervolemia ini menyebabkan kebutuhan zat besi pada ibu hamil meningkat,
hal ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan sel darah merah yang lebih besar.
Selain itu juga diperlukan untuk pembentukan otot tambahan terutama otot uterus.
Hal ini terutama terjadi pada trimester ke II, karena pada pertengahan trimester
kedua keperluan zat besi bertambah untuk pembentukan sel darah merah agar
dapat mengimbangi ekspansi plasma. Jika kebutuhan zat besi tidak didukung dari
(potensial membahayakan ibu dan anak). Oleh sebab itu, anemia memerlukan
perhatian serius dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan pada
Diagnosa anemia selama kehamilan sangat penting, karena ibu hamil yang
mengalami anemia mempunyai angka mortalitas yang lebih tinggi (3-5 kali) dan
angka lahir mati meningkat menjadi 6 kali lebih besar (Jones, 2002).
Manuaba, 1998).
xxxiv
Anemia pada saat persalinan dapat mengakibatkan gangguan his, kala satu
berlangsung lama, kala dua berlangsung lama sehingga dapat melelahkan yang
kadang memerlukan tindakan operatif, kala II dapat diikuti retensio plasenta dan
perdarahan post partum karena atonia uteri, kala empat dapat terjadi perdarahan
perdarahan post partum, mudah terjadi infeksi, dan pengeluaran ASI berkurang
dapat terjadi gangguan dalam bentuk : abortus, kematian janin dalam rahim,
kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, terjadi cacat bawaan, bayi mudah
G. Kerangka Berpikir
xxxv
Ibu Hamil
Keteraturan
mengkonsumsi Fe
H. Hipotesis
xxxvi
BAB III
METODE PENELITIAN
I. Desain Penelitian
(2002) yaitu suatu penelitian dimana variabel - variabel yang termasuk faktor
resiko dan variabel - variabel yang termasuk efek diobservasi sekaligus pada
waktu yang sama untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap
K. Populasi
(Soekidjo Notoatmodjo, 2002). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu
hamil yang memeriksakan kehamilannya secara rutin setiap bulan di BPS Sri
xxxvii
L. Sampel dan teknik sampling
Sampel adalah bagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan
demikian sampel diambil dari semua populasi yang memenuhi kriteria inklusi
penelitian. Selain itu peneliti menetapkan kriteria inklusi pada sampel sebagai
berikut :
M. Deskripsi Responden
Hasil penelitian yang dilakukan pada 50 responden ibu hamil di BPS Sri
1. Umur
Tabel 3.1
xxxviii
Tabel 3.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berada pada
kelompok usia reproduksi sehat yaitu 21-35 tahun sebanyak 33 orang (66%)
sedangkan pada usia 20 tahun yang merupakan resiko tinggi pada kehamilan
2. Pendidikan Ibu
Tabel 3.2
pendidikan sampai tingkat SMA/SMK yaitu sebanyak 29 orang (58%) dan ibu
3. Pekerjaan
Tabel 3.3
xxxix
Tabel tersebut menunjukkan bahwa responden yang bekerja sebagai IRT
4. Paritas Ibu
Tabel 3.4
orang (34%); paritas 1 terdapat 21 orang (42%) dan paritas lebih dari 1 sebanyak
12 orang (24%).
5. Umur Kehamilan
Tabel 3.5
Pada Tabel tersebut dapat di lihat bahwa sebagian besar responden berada
usia kehamilan 13-28 minggu (trimester II) yaitu 33 orang (66%) sedangkan
pada usia kehamilan trimester I (0-12 minggu) sebanyak 6 orang (22%) dimana
xl
N. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional
1. Variabel Bebas
Variabel bebas pada penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap tentang
anemia. Pengetahuan adalah hasil tahu yang dimiliki ibu hamil tentang anemia
2005). Timbulnya sikap didasari oleh proses evaluasi dalam diri individu yang
memberikan kesimpulan terhadap stimulus dalam bentuk nilai baik atau buruk,
anemia adalah kesadaran ibu hamil dalam hal pencegahan anemia antara lain
2. Variabel Terikat
rapi menurut aturan, sopan dengan sewajarnya atau sepatutnya (Kamus Umum
Bahasa Indonesia). Keteraturan dalam penelitian ini adalah keteraturan ibu hamil
xli
dalam mengkonsumsi Fe yang diberikan oleh bidan sesuai dosis dan anjuran.
O. Instrumentasi
1. Pengetahuan
artinya dalam kuesioner ini sudah ditentukan seperangkat pilihan yang tepat. Dari
Tabel 3.6
Tabel 3.7
xlii
2. Sikap
format jawaban tipe Likert yang menggunakan skala jawaban lima tingkat, terdiri
dari sangat tidak setuju, tidak setuju, ragu ragu, setuju dan sangat setuju.
Tabel 3.8
Tabel 3.9
3. Keteraturan
ibu hamil.
xliii
Tabel 3.10
Tabel 3.11
menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas dan uji reliabilitas
ibu hamil yang memeriksakan diri di Bidan Praktek Swasta Sri Sunarsi, Jajar,
Surakarta.
1. Uji Validitas
dan kesahihan instrumen. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk
xliv
mencari validitas kuesioner adalah dengan rumus korelasi Pearson Product
Moment yaitu :
n(SXY ) - (SXSY )
rxy =
{nSX 2
}{
- (SX ) nSY 2 - (SY )
2 2
}
Keterangan :
Y : skor total
XY : jumlah perkalian
X : Jumlah kuadrat X
Y : Jumlah kuadrat Y
n : jumlah responden
Sebuah item pertanyaan dinyatakan valid apabila r hitung > r tabel pada taraf
hamil diperoleh pertanyaan yang tidak valid pada nomor 6, 9, 13, 21 dan 22. Pada
Uji validitas pada variabel sikap diperoleh pertanyaan yang tidak valid pada
xlv
Setelah uji validitas, item pertanyaan yang dinyatakan valid dapat digunakan
2. Uji Reliabilitas
instrumen sehingga dapat digunakan apabila alat ukur yang digunakan berkali-kali
akan memberikan hasil yang hampir sama dalam waktu dan orang yang berbeda.
Keterangan :
R = reliabilitas instrumen
= varians total
reliabel jika dinilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6. Hasil uji reliabilitas
sikap dan r : 0,813 pada variabel keteraturan ibu hamil dalam mengkonsumsi
tablet Fe. Hal ini menunjukkan bahwa item pertanyaan yang sudah valid
penelitian.
xlvi
Q. Analisis Data
1. Pengumpulan Data
primer) dan tidak langsung (data sekunder). Data langsung diperoleh dari jawaban
tidak langsung diperoleh dari buku periksa kehamilan yang dibawa oleh ibu setiap
kali melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan dan buku register BPS tentang
2. Pengolahan Data
Setelah semua data terkumpul, data tersebut diolah secara manual dan
disajikan dalam bentuk tabel dan persen dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Editing
kesalahan.
b. Coding
c. Tabulating
xlvii
3. Analisis Data
Untuk analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji regresi serempak
yaitu menguji koefisien regresi secara bersama dengan menggunakan uji F atau F-
1) Ho : b1 = 0
2) Ha : b1 b2 0
c. Kriteria pengujian
d. Perhitungan
F=
Keterangan :
n = jumlah sampel
xlviii
R. Jadwal Penelitian
Tabel 3.12
Jadwal Penelitian
BULAN
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pendaftaran
Penyusunan
2 Proposal dan
Konsultasi
Seminar ( Validasi
3
Proposal )
4 Perbaikan Proposal
Pelaksanaan
5
Penelitian
Penyusunan
6 Laporan Penelitian
dan Konsultasi
7 Ujian tesis
8 Perbaikan
9 Pengumpulan tesis
xlix
BAB IV
S. Deskripsi Data
Penelitian ini dilakukan di Bidan Praktek Swasta (BPS) Sri Lumintu yang
Sri Lumintu merupakan BPS yang melayani Imunisasi, Persalinan, Kesehatan Ibu
BPS Sri Lumintu memiliki 1 kamar periksa, 1 kamar bersalin dan 3 kamar
nifas. Pelayanan terhadap pasien di BPS dilakukan selama 24 jam dengan dibantu
uji validitas kuesioner kepada sasaran 30 ibu hamil di BPS Sri Sunarsi yang juga
terletak di kelurahan Jajar. Uji validitas ini sebagai prasyarat kuesioner yang akan
sikap tentang anemia pada ibu hamil terdiri dari 30 soal serta pertanyaan tentang
keteraturan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe yang terdiri dari 20 soal. Uji
l
2. Pengetahuan ibu tentang anemia
hamil tentang anemia di buat tabulasi dan di hitung mean seperti yang terlihat
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Hasil Statistik Variabel Pengetahuan
Pengetahuan
N Valid 50
Missing 0
Mean 19.68
Median 21.00
Mode 23
Std. Deviation 3.633
Variance 13.202
Range 18
Minimum 7
Maximum 25
li
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa pengetahuan ibu tentang anemia sebagian besar
berada pada skor 21-25 yaitu sebanyak 26 orang (52%) dan hanya 1 orang (2%)
yang memperoleh skor 6-10. Pada tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa mean / rata-
rata pengetahuan ibu hamil tentang anemia adalah 19,68. Hal ini berarti rata-rata
ibu hamil menjawab pertanyaan yang benar sebesar 80%. Distribusi frekuensi
tentang pengetahuan ibu dapat dilihat secara jelas pada gambar 4.1 berikut :
30
25
20 Pengetahuan
tentang
15
Anemia
10
5
0
6 s/d 10 11 s/d 15 16 s/d 20 21 s/d 25
Peneliti menggunakan alat ukur berupa kuesioner untuk mengetahui sikap ibu
tentang anemia. Untuk mengetahui rata-rata sikap ibu hamil tentang anemia di
buat tabulasi dan di hitung mean seperti yang terlihat pada tabel berikut :
Tabel 4.3
lii
Tabel 4.4
Hasil Statistik Variabel Sikap
Sikap
N Valid 50
Missing 0
Mean 101.78
Median 99.50
Mode 99
Std. Deviation 8.952
Variance 80.134
Range 46
Minimum 69
Maximum 115
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa sikap ibu tentang anemia sebagian besar berada
pada skor 96-105 yaitu sebanyak 22 orang (44%) dan hanya 1 orang (2%) yang
memperoleh skor 66-75 dan76-85. Pada tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa rata-
rata sikap ibu hamil tentang anemia adalah 101,78 artinya rata-rata ibu hamil
memiliki sikap yang positif atau setuju dengan pernyataan sebesar 76%
102/135 karena nilai maksimal pada variabel sikap sebesar 135. Distribusi
frekuensi tentang sikap ibu dapat dilihat secara jelas pada gambar 4.2 berikut :
liii
Gambar 4.2 Diagram Sikap ibu tentang anemia
25
20
15
Sikap ibu
10
5
0
66-75 76-85 86-95 96-105 106-115
Peneliti menggunakan alat ukur berupa kuesioner untuk mengetahui sikap ibu
tentang anemia. Untuk mengetahui rata-rata sikap ibu hamil tentang anemia di
buat tabulasi dan di hitung mean seperti yang terlihat pada tabel berikut :
Tabel 4.5
liv
Tabel 4.6
Hasil Statistik Variabel Keteraturan dalam Mengkonsumsi Tablet Fe
Keteraturan
N Valid 50
Missing 0
Mean 53.62
Median 55.00
Mode 55
Std. Deviation 4.540
Variance 20.608
Range 19
Minimum 45
Maximum 64
mengkonsumsi tablet Fe sebagian besar berada pada skor 55-59 yaitu sebanyak 21
orang (42%) dan pada skor 45-49 terdapat 6 orang (12%). Pada tabel 4.6 dapat
maksimal pada variabel ini adalah 68. Distribusi frekuensi tentang sikap ibu dapat
lv
Gambar 4.3 diagram keteraturan ibu dalam mengkonsumsi tablet Fe
25
20
15
Keteraturan
10
5
0
45-49 50-54 55-59 60-65
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji regresi serempak
menggunakan uji F atau F-test karena data yang dianalisis pada tiap variabel
program Statistical Package for the Social Sciences (SPSS). Tujuan analisis ini
adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara pengetahuan dan
sikap ibu hamil tentang anemia dengan keteraturan ibu dalam mengkonsumsi
tablet Fe.
Hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang anemia dengan
keteraturan ibu dalam mengkonsumsi tablet Fe dapat dilihat pada tabel berikut ini:
lvi
Tabel 4.7
Hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang anemia dengan
Perilaku konsumsi
Tablet Fe Pengetahuan Sikap
Tabel analisis data terlihat bahwa nilai R hitung yang pertama adalah 0,567
dengan probabilitas sebesar 0,000 menunjukkan adanya hubungan yang kuat dan
hitung untuk variabel sikap sebesar 0,530 dengan probabilitas sebesar 0,000 yang
menunjukkan adanya hubungan yang kuat dan signifikan antara sikap ibu hamil
ketiga variabel adalah 0,631 yang berarti terdapat hubungan yang bersama-sama
Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat adalah sebesar 63,1%. Angka
sebesar 0,000 yang lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05 menunjukkan adanya
lvii
korelasi yang signifikan antara pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang anemia
Tabel 4.8
Tabel Koefisien
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta Uji t Sig.
1 (Constant) 27.097 5.871 4.616 .000
Pengetahuan .499 .165 .400 3.024 .004
Sikap .164 .067 .323 2.448 .018
mengkonsumsi tablet Fe. Sedangkan nilai t pada variabel sikap sebesar 2,448
dengan probabilitas 0,018 berarti sikap ibu hamil juga berpengaruh secara nyata
U. Pembahasan
1. Karakteristik responden
Hasil analisis data pada penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar
responden berumur 21-35 tahun yaitu sebanyak 33 orang (66%). Latipun (2003)
dewasa usia maka tingkat kemampuan dan kematangan dalam berpikir dan
lviii
menerima informasi lebih baik jika dibandingkan dengan usia yang masih muda
Sebagian besar ibu hamil mempunyai pendidikan sampai tingkat SMA yaitu
sebanyak 29 orang (58%). Menurut Soekanto (2002), salah satu faktor yang
proses belajar yang berarti di dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan,
perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih
Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil bekerja sebagai
ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 27 orang (54%). Ibu yang bekerja sebagai ibu
rumah tangga akan memiliki lebih banyak waktu untuk mengakses informasi
melalui media elektronik dan juga mengikuti kegiatan masyarakat seperti PKK,
arisan RT dan lainnya. Pada saat perkumpulan ibu-ibu di PKK akan terjadi
Sedangkan pada point paritas, sebagian besar ibu hamil mempunyai paritas
satu sejumlah 21 orang (42%). Pada ibu hamil dengan paritas pertama akan lebih
Untuk usia kehamilan ibu hamil paling banyak berada pada trimester II (usia
kehamilan 13-28 minggu) dan juga trimester III (usia kehamilan lebih dari 28
lix
minggu). Pada trimester lanjut, ibu hamil akan lebih sering memeriksakan
kehamilan sehingga akan lebih banyak menerima informasi dari bidan atau tenaga
kesehatan lainnya.
Hasil analisis data sesuai tabel 4.6 didapatkan nilai r hitung pada variabel
pengetahuan dan perilaku yaitu 0,567 artinya terdapat hubungan yang cukup kuat
antara pengetahuan dan keteraturan mengkonsumsi Fe. Pada variabel sikap dan
perilaku diperoleh nilai r hitung sebesar 0,530 artinya terdapat hubungan yang
cukup kuat antara sikap dan keteraturan mengkonsumsi Fe. Sedangkan pada
variabel pengetahuan dan sikap, nilai r hitung adalah 0,516 artinya terdapat
Pada uji regresi serempak juga diperoleh koefisien korelasi atau nilai R
sebesar 0,631 dengan probabilitas 0,000 pada N : 50. Hasil tersebut menerangkan
bahwa terdapat hubungan yang kuat antara variabel bebas (X) yaitu pengetahuan
dan sikap tentang anemia dengan variabel terikat (Y) yaitu keteraturan ibu dalam
Pengetahuan merupakan hasil tahu, hal ini terjadi setelah orang melakukan
bersangkutan. Hal ini dapat diartikan bahwa sikap yang positif maupun sikap yang
lx
negatif terbentuk dari komponen pengetahuan. Semakin banyak pengetahuan yang
pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas,
bahwa peilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada
Pengetahuan ibu hamil tentang anemia adalah segala sesuatu tentang anemia
yang diketahui oleh seorang wanita yang sedang hamil. Adanya pengetahuan
tentang anemia merupakan salah satu faktor yang menyebabkan orang mempunyai
mengkonsumsi tablet Fe secara teratur sesuai anjuran bidan atau tenaga kesehatan
yang lain. Diharapkan dengan sikap positif terhadap pencegahan anemia dapat
menurunkan angka kejadian anemia pada ibu hamil (Yadi, 2008). Karena anemia
dan anak), maka anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang
lxi
Tasik Madu Karanganyar pada Tahun 2007. Penelitian tersebut dilakukan pada 34
bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil tentang tablet besi
selama kehamilan.
Hasil penelitian lain yang juga sejenis dengan judul Hubungan pengetahuan
tentang anemia dengan sikap pencegahan anemia pada ibu hamil di puskesmas
Universitas Kediri yang dilaksanakan pada pada tahun 2008 dari 30 responden
pencegahan anemia.
kekurangan informasi. Oleh sebab itu, sebagai tenaga kesehatan khususnya bidan
yang berhubungan langsung dengan ibu hamil yang ada di masyarakat harus
Diharapkan dengan adanya informasi yang cukup maka ibu hamil mampu
lxii
tablet Fe secara teratur sehingga angka kejadian anemia bisa turun dan secara
tidak langsung juga akan menurunkan angka mortalitas dan morbiditas pada ibu
maupun bayi.
V. Keterbatasan Penelitian
Baberapa keterbatasan yang ada dalam penelitian ini antara lain faktor yang
agama, faktor emosi. Tetapi pada penelitian ini, penulis hanya membahas tentang
agar dapat melakukan penelitian yang lebih kompleks dan ruang lingkup yang
Dalam penelitian ini, instrumen penelitian yaitu kuesioner yang dipakai juga
kuesioner sudah dilakukan uji coba melalui uji validitas dan uji reliabilitas.
lxiii
lxiv