Anda di halaman 1dari 56

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS

GRAVIDARUM DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


KABUPATEN MUNA TAHUN 2013 S.D 2015

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan


di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna

Oleh :

Muslyaninsi
PSW.B.2013.IB.0075

YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE


AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
2016
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

Gambaran Karakteristik Ibu Hamil dengan Hyperemesis Gravidarum


di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna
Tahun 2013 s.d 2015

Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna

Raha, Juli 2016


Pembimbing I Pembimbing II

Asmaidah, S.ST Fitria Ningsih, S.ST

Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna

Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes


LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis ini telah disetujui dan diperiksa oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna

TIM PENGUJI

1. Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes (.)

2. Asmaidah, S.ST (.)

3. Fitria Ningsih, S.ST (.)

Raha, Juli 2016


Pembimbing I Pembimbing II

Asmaidah, S.ST Fitria Ningsih, S.ST

Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna

Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes


RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS

Nama : Muslyaninsi

Tempat tanggal lahir : Lohia, 18 Januari 1995

Suku/Bangsa : Muna/Indonesia

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jalan Gatot Subroto, Kecamatan Katobu,

Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara

II. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. Lulus SD Negeri 10 Katobu : Tamat tahun 2007

2. Lulus SMP Negeri 2 Raha : Tamat tahun 2010

3. Lulus SMA Negeri 2 Raha : Tamat tahun 2013

4. Sejak Tahun 2013 Mengikuti Pendidikan di Program Studi D3

Kebidanan Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna sampai

sekarang.

iv
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Puji syukur kepada Sang Maha Pencipta Allah SWT, karena berkat
rahmat dan ridho-Nyalah sehingga Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Gambaran
Karakteristik Ibu Hamil dengan Hyperemesis Gravidarum di Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Muna Tahun 2013 s.d 2015 dapat terselesaikan.
Penghargaan yang tinggi dan ucapan terima kasih penulis haturkan kepada
Ibu Asmaidah, SST selaku Pembimbing I dan Ibu Fitria Ningsih, SST selaku
Pembimbing II atas kesediaannya baik berupa waktu, bimbingan, motivasi,
petunjuk, pengarahan dan dorongan baik moril maupun materil yang begitu sangat
berharga.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini dengan penuh
kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Bapak La Ode Muhlisi, M.Kes selaku Ketua Yayasan Pendidikan Sowite
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna.
2. Ibu Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes selaku Direktur Akademi
Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna, yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di Akademi
Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna.
3. Ibu Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes selaku penguji terima kasih yang
sebesar-besarnya penulis ucapkan atas segala bantuan, bimbingan dan ilmu
yang diberikan selama ini.
4. Seluruh jajaran Dosen dan para Staf Akademi Kebidanan Paramata Raha
Kabupaten Muna yang telah memberikan petunjuk dan bimbingan selama
mengikuti pendidikan dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

v
5. Sitti Nurazizah, Am. Keb selaku Kepala Ruangan Kebidanan terima kasih
yang sebesar-besarnya penulis ucapkan atas bantuannya dalam pengambilan
data.
6. Orang tuaku Ayahanda La Hafili dan Ibunda Wa Hamusali yang paling
kucintai, Adikku tersayang Irvan Jaya yang telah memberikan segala
dukungan baik moril maupun material serta doa restu dan kasih sayangnya
yang tidak pernah putus selama mengikuti pendidikan di Akademi Kebidanan
Paramata Raha Kabupaten Muna hingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Semoga Allah tetap menjaga orang-orang yang paling kucintai dalam balutan
rahmat dan hidayah-Nya.
7. Sahabatku Delviyanti Surya, Wd. St. Halimah, Sepcerah Sriwati, Nur
Musdalifah, Fatman Sari, Adryani Adi dan teman- teman seperjuangan di
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu terima kasih atas kebersamaan selama ini dan
bantuannya, serta Abdul Rachman yang selalu mendoakan dan memberikan
motivasi selama mengikuti pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha
Kabupaten Muna hingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah Ini.
Penulis menyadari Karya Tulis ini masih jauh dari kesempurnaan. Olehnya
itu, dengan penuh harapan dan keikhlasan penulis memohon saran dan kritik
kepada para pembaca demi kesempurnaan Karya Tulis ini.
Wassalamu`alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Raha, Juli 2016

Penyusun

v
DAFTAR ISI
Halaman Judul .................................................................................................... i
Lembar Persetujuan ............................................................................................ ii
Lembar Pengesahan ........................................................................................... iii
Riwayat Hidup ................................................................................................... iv
Kata Pengantar ................................................................................................... v
Daftar Isi ............................................................................................................. vi
Daftar Tabel ....................................................................................................... vii
Daftar Lampiran ................................................................................................. viii
Intisari ................................................................................................................ ix
Bab I. Pendahuluan.......................................................................................... 1
A. LatarBelakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian.............................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian............................................................................ 4
Bab II. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 5
A. Telaah Pustaka.................................................................................. 5
1. Kehamilan ................................................................................. 5
2. Hyperemesis Gravidarum .......................................................... 12
B. Landasan Teori................................................................................. 20
C. Kerangka Konsep ............................................................................. 22
D. Pertanyaan Penelitian ...................................................................... 23
Bab III. Metode Penelitian .............................................................................. 24
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ...................................................... 24
B. Subjek Penelitian ............................................................................. 24
C. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 24
D. Identifikasi Variabel Penelitian ....................................................... 25
E. Defenisi Operasional ....................................................................... 25
F. Instrumen Penelitian ........................................................................ 26
G. Pengolahan Data dan Cara Analisis Data ........................................ 26
H. Jalannya Penelitian .......................................................................... 28

vi
Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan .................................................... 29
A. Gambaran Lokasi Penelitian ........................................................... 29
B. Hasil Penelitian ............................................................................... 32
C. Pembahasan ..................................................................................... 34
Bab V. Kesimpulan dan Saran ........................................................................ 39
A. Kesimpulan ...................................................................................... 39
B. Saran ................................................................................................ 39
Daftar Pustaka .................................................................................................. 40
Lampiran-Lampiran

vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Distribusi Ibu Hamil dengan Hyperemesis Gravidarum
berdasarkan Gravida............................................................................ 32
Tabel 2. Distribusi Ibu Hamil dengan Hyperemesis Gravidarum
berdasarkan Umur Ibu.......................................................................... 33
Tabel 3. Distribusi Ibu Hamil dengan Hyperemesis Gravidarum
berdasarkan Pekerjaan........................................................................... 33

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian

Lampiran 2. Master Tabel Penelitian

Lampiran 3. Surat Bukti Penelitian

viii
INTISARI

Muslyaninsi (PSW.B.2013.IB.0075) Gambaran Karakteristik Ibu Hamil


dengan Hyperemesis Gravidarum di Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna Tahun 2013 s.d 2015 dibawah bimbingan Ibu Asmaidah
dan Ibu Fitria Ningsih (x + 40 hal + 3 tabel + lampiran).

Latar Belakang : Data yang diperoleh di Ruang Delima Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Muna Tahun 2013 ibu hamil yang mengalami hyperemesis
gravidarum sebanyak 17 orang dari 468 ibu hamil, Tahun 2014 ibu hamil yang
mengalami hyperemesis gravidarum 6 orang dari 497 ibu hamil dan Tahun 2015
ibu hamil yang mengalami hyperemesis gravidarum 17 orang dari 422 ibu hamil.

Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian bersifat deskriptif,


dengan penarikan sampel menggunakan total sampling dengan jumlah sampel 40
orang. Instrumen yang digunakan yaitu menggunakan lembar checklist.

Hasil Penelitian : Jumlah ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum sebanyak 40


orang, adapun ibu hamil yang mengalami hyperemesis gravidarum berdasarkan
gravida sebanyak 21 orang (52,5%) yang merupakan primigravida dan 19 orang
(47,5%) yang merupakan multigravida, berdasarkan umur ibu, dengan umur < 20
Tahun sebanyak 3 orang (7,5%), umur 20- 35 Tahun sebanyak 26 orang (65%)
dan umur > 35 Tahun sebanyak 11 orang (27,5%) dan berdasarkan pekerjaan
terdapat ibu yang bekerja sebanyak 7 orang (17,5%) dan ibu yang tidak bekerja
sebanyak 33 orang (82,5%).

Kesimpulan : Dari hasil pembahasan penelitian yang dilakukan oleh peneliti


tentang Gambaran Karakteristik Ibu Hamil dengan Hyperemesis Gravidarum di
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2013 s.d 2015 maka
peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut, distribusi ibu hamil dengan
hyperemesis gravidarum berdasarkan gravida sebesar 52,5%, distribusi ibu hamil
dengan hyperemesis gravidarum berdasarkan umur ibu sebesar 65%, distribusi ibu
hamil dengan hyperemesis gravidarum berdasarkan pekerjaan sebesar 82,5%.

Kata Kunci : Ibu Hamil, Hyperemesis Gravidarum


Daftar Pustaka : 11 (2006 2014)

ix
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan

didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan

dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga

lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau

10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3

trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua

15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu

ke 28 hingga ke-40) (Winkjosastro, 2011).

Kehamilan adalah masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin.

Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung

dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi menjadi 3 triwulan pertama

dimulai sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan ke-4 sampai ke-6, triwulan

ketiga dari bulan ke-7 sampai 9 bulan (Dewi Pudiastuti.R, 2012).

Hyperemesis Gravidarum adalah mual muntah berlebihan selama masa

hamil. Muntah yang membahayakan dibedakan dari morning sicknes normal yang

umum dialami wanita hamil karena intesintasnya melebihi muntah normal dan

berlangsung selama trimester pertama kehamilan. Tanda gejala hyperemesis

gravidarum adalah muntah hebat, nafsu makan buruk, asupan makanan buruk,

penurunan berat badan, dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolik, respon

berlebihan terhadap masalah psikososial yang mendasar, muntah yang tidak dapat

1
2

diatasi dengan tindakan untuk mengatasi morning sicknes, asidosis yang

disebabkan kelaparan (Helen Varney, 2007).

Mual muntah merupakan gangguan yang palingg sering pada kehamilan

muda dan ditemukan oleh 50% dari wanita yang hamil, terutama dikemukakan

pada primigravida, kehamilan ganda dan mola hydatidosa. Tetapi kalau seorang

ibu menuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum hingga berat badan

sangat turun , turgor kulit kurang, diurese kurang dan timbul aceton dalam air

kencing maka keadaan ini disebut dengan hyperemesis gravidarum dan

memerlukan perawatan di Rumah Sakit (Dewi Pudiastuti.R, 2012).

Menurut data World Health Organitation (WHO), pada tahun 2012

sebanyak 585.000 perempuan meninggal saat hamil atau persalinan. Sebanyak

99% kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi di negara-

negara berkembang merupakan tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100 ribu

kelahiran bayi hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu di 9 negara

maju dan 51 negara pemakmuran.

Berdasarkan data Angka Kematian Ibu di Indonesia pada tahun 2015

adalah 102 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Sementara itu berdasarkan

Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 Angka Kematian

Ibu (AKI) yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas sebesar 359 per

100.000 kelahiran hidup.

Data mengenai kematian hyperemesis gravidarum yang diperoleh dari

pencatatan dan pelaporan Dinas Kesehatan Kabupaten Muna pada tahun 2012

tercatat angka kejadian hyperemesis gravidarum berjumlah 12 orang, tahun 2013


3

tercatat 12 orang dan tahun 2014 tercatat 13 orang (Dinas Kesehatan Kabupaten

Muna, 2014).

Berdasarkan data yang diperoleh di Ruang Delima Rumah Sakit Umum

Daerah Kabupaten Muna tahun 2013 ibu hamil yang mengalami hyperemesis

gravidarum sebanyak 17 orang dari 468 ibu hamil, tahun 2014 ibu hamil yang

mengalami hyperemesis gravidarum 6 orang dari 497 ibu hamil dan tahun 2015

ibu hamil yang mengalami hyperemesis gravidarum 17 orang dari 422 ibu hamil.

Berdasarkan data maka penulis tertarik mengambil judul Gambaran Karakteristik

Ibu Hamil Dengan Hyperemesis Gravidarum di Rumah Sakit Umum Daerah

Kabupaten Muna Tahun 2013 s.d 2015.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka dapat dirumuskan masalah dalam

penelitian ini yaitu Bagaimana Karakteristik Ibu Hamil dengan Hyperemesis

Gravidarum di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2013 s.d

2015 berdasarkan gravida, umur ibu dan pekerjaan?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran karakteristik ibu hamil dengan hyperemesis

gravidarum di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2013 s.d

2015.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui karakteristik ibu hamil yang hyperemesis gravidarum

berdasarkan gravida.
4

b. Mengetahui karakteristik ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum

berdasarkan umur ibu

c. Mengetahui karakteristik ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum

berdasarkan pekerjaan.

D. Manfaaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber pengetahuan baru

tentang karakteristik ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat kepada

berbagai pihak. Adapun manfaat yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :

a. Bagi peneliti, untuk penerapan ilmu pengetahuan dalam membuat karya

tulis sebagai salah satu pengalaman belajar di Akademi Kebidanan

Paramata Raha Kabupaten Muna.

b. Bagi Tempat Penelitian, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

masukkan dalam pelayanan kesehatan di Ruang Delima Rumah Sakit

Umum Daerah Kabupaten Muna.

c. Bagi institusi pendidikan, dapat dijadikan sebagai sarana

kepustakaan/referensi penelitian bagi Akademi Kebidanan Paramata Raha

Kabupaten Muna.
5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Kehamilan

a. Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin.

Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)

dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi menjadi 3

triwulan pertama dimulai sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan ke-4

sampai ke-6, triwulan ketiga dari bulan ke-7 sampai 9 bulan (Dewi

Pudiastuti.R, 2012).

b. Usia Kehamilan

Lamanya kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus adalah kira-

kira 280 hari (40 minggu). Bila ditinjau dari tuanya kehamilan, maka

kehamilan dibagi dalam 3 bagian :

1) Kehamilan triwulan (trimester) pertama : 0 12 minggu

2) Kehamilan triwulan (trimester) kedua : 12 28 minggu

3) Kehamilan triwulan (trimester) ketiga : 28 40 minggu.

c. Tanda tanda kehamilan

1) Tanda tanda tidak pasti hamil

a) Amenorea (tidak dapat haid)

Gejala ini sangat penting diketahui, karena umumnya wanita

hamil tidak dapat haid. Penting diketahui tanggal hari pertama haid

5
6

terakhir (HPHT), supaya dapat ditentukan tuanya kehamilan dan bila

persalinan diperkirakan akan terjadi.

b) Nausea (enek, mual) dan emesis (muntah)

Nause terjadi umumnya pada bulan-bulan pertama

kehamilan, kadang-kadang disertai muntah. Sering terjadi pada pagi

hari, tetapi tidak selalu. Keadaan ini lazim disebut morning sicknes.

c) Mengidam (mengingini makanan atau minuman tertentu)

Mengidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan dan

akan menghilang dengan makin tuanya kehamilan.

d) Pingsan

Sering terjadi, bila berada di tempat-tempat ramai. Hilang sesudah

kehamilan 16 minggu.

e) Anoreksia (tidak ada nafsu makan)

Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia, tetapi setelah itu

nafsu makan timbul lagi. Hendaknya dijaga jangan sampai salah

pengertian makan untuk dua orang sehingga kenaikan berat badan

tidak sesuai sengan tua kehamilan.

f) Sering kencing

Keadaan ini terjadi, karena kandung kencing pada bulan-

bulan pertama pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai

membesar. Pada triwulan kedua umumnya keluhan hilang, karena

uterus yang membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir


7

triwulan ketiga gejala ini bisa timbul kembali, karena kepala janin

mulai masuk rongga panggul dan menekan kandung kencing.

g) Obstipasi (sulit buang air besar)

Keadaan ini terjadi karena tonus otot usus menurun yang disebabkan

oleh pengaruh hormon.

h) Pigmentasi kulit

Keadaan ini terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas yaitu

berupa kloasma gravidarum, linea grisea (linea nigra), striae

gravidarum, areola mammae berwarna lebih hitamdan daerah leher

menjadi lebih hitam.

i) Varises

Sering ditemukan pada triwulan terakhir. Ditemukan pada

daerah genitalia eksterna, serta tungkai. Pada multigravida, kadang-

kadang varises ditemukan pada kehamilan terdahulu, timbul kembali

pada triwulan pertama. Kadang-kadang timbul varises ini merupakan

gejala pertama kehamilan muda (Anika Oktaviani, 2012).

2) Tanda tanda kemungkinan hamil

a) Tanda Hegar

Pembuluh darah dalam serviks bertambah karena terjadinya

oedema dari serviks dan hiperplasia kelenjar-kelenjar serviks

sehingga serviks menjadi lunak.

b) Tanda Chadwick
8

Pembuluh darah dinding vagina bertambah hingga warna selaput

lendirnya biru.

c) Tanda Piscaseck

Pertumbuhan uterus tidak rata, uterus lebih cepat tumbuh di daerah

implantasi dan di daerah insersi plasenta.

d) Tanda Braxton Hicks

Kontraksi rahim tidak beraturan yang terjadi selama

kehamilan, tetapi tetapi dapat dirasakan terutama menjelang akhir

kehamilan. Biasa juga disebut his palsu, yang biasanya mendahului

his sejati (kontraksi melahirkan yang sebenarnya).

e) Tes kehamilan

Tes kehamilan yang positif, menunjukkan kemungkinan

besar adanya kehamilan. Tujuan tes kehamilan ialah untuk

menentukan adanya hormon human chorionic gonadotropin di

dalam air kencing. Sampel air kencing terbaik yang dipakai untuk tes

kehamilan ialah air kencing pertama pagi hari. Tes kehamilan yang

umum dipakai sekarang ialah reaksi imonulogik.

3) Tanda tanda pasti kehamilan

a) Dapat diraba dan kemudian dikenal bagian-bagian janin

b) Dapat dicatat dan didengar bunyi jantung janin

c) Dapat dirasakan gerakan janin dan ballotement oleh pemeriksa

d) Tampak kerangka janin pada pemeriksaan rontgen


9

e) Dapat dilihat kantong kehamilan/janin dengan ultrasonografi

(Ratnawati, 2014).

d. Komplikasi yang terjadi pada kehamilan

Komplikasi pada kehamilan terbagi menjadi 3 bagian yaitu :

1) Trimester Pertama

a) Perdarahan Pervaginam

Perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22

minggu. Perdarahan pervaginam dalam kehamilan adalah cukup

normal. Pada masa awal kehamilan, ibu akan mengalami perdarahan

yang sedikit (spooting) disekitar terlambat waktu haidnya.

Macam macam perdarahan pervaginam :

(1) Abortus

Pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20

minggu dan berat janin kurang dari 500 gram.

(2) Kehamilan Ektopik

Kehamilan dimana implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi

di luar endometrium atau di luar rahim.

(3) Mola Hidatidosa

Kehamilan abnormal dimana hampir seluruh vili korialisnya

mengalami perubahan hidrofik.

b) Mual muntah berlebihan

Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala

yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester pertama.


10

Mual bisa terjadi pada pagi hari, dan dapat pula timbul setiap saat,

dan malam hari.

c) Sakit kepala yang hebat

Sakit kepala yang bisa terjadi selama kehamilan, dan sering

kali merupakan ketidaknyamanan yang nomal dalam kehamilan.

Sakit kepala yang sering dirasakan pada awal kehamilan dan

umumnya disebabkan oleh peregangan pembuluh darah diotak akibat

hormon kehamilan, khsusnya hormon progesteron.

d) Nyeri Perut yang Hebat

Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang. Hal ini mungkin

gejala utama pada kehamilan ektopik dan abortus.

e) Selaput Kelopak Mata Pucat/Anemia

Anemia adalah masalah medis yang umum terjadi pada

banyak wanita hamil. Jumlah sel darah merah dalam keadaan rendah,

kuantitas dari sel-sel ini tidak memadai untuk memberikan oksigen

yang dibutuhkan oleh bayi. Anemia sering terjadi pada kehamilan

karena volume darah meningkat kira-kira 50% selama kehamilan.

f) Demam Tinggi

Ibu hamil menderita demam dengan suhu tubuh lebih 38oC

dalam kehamilan merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat

merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan.

2) Trimester Kedua

a) Bengkak pada Wajah, Kaki dan Tangan


11

Oedema adalah penimbunan cairan yang berlebih dalam

jaringan tubuh, dan dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta

pembengkakan kaki, jari tangan dan muka. Oedema pretibial yang

ringan sering ditemukan pada kehamilan biasa, sehingga tidak

seberapa berarti untuk penentuan diagnosis pre-eklamsia.

b) Keluar air ketuban sebelum waktunya

Keluar cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan 22

minggu, ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses

persalinan berlangsung. Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada

kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun

kehamilan aterm.

c) Gerakan Janin Berkurang

Dikatakan pergerakan janin berkurang apabila gerakan janin

>10x/12 jam. Ibu juga tidak merasakan gerkan janin setelah

kehamilan 22 minggu atau selama persalinan.

3) Trimester Ketiga

a) Pre-eklamsia

Dapat disebabkan oleh sakit kepala yang hebat, sehingga

terjadi odema diotak dan meningkatkan resistensi otak yang

empengaruhi sistem saraf pusat, yang dapat menimbulkan kelainan

serebral (nyeri kepala, kejang), dan gangguan penglihatan.

b) Demam Tinggi
12

Ibu hamil menderita demam dengan suhu tubuh lebih 38oC

dalam kehamilan merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat

merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan.

c) Perdarahan Pervaginam

(1) Plasenta previa

Plasenta previa merupakan plasenta yang letaknya

abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat

menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir, dan darah

berwarna merah segar serta tidak disertai nyeri perut.

(2) Solusio plasenta

Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta yang letaknya

normal pada korpus uteri sebelum jalan lahir, darah berwarna

kehitam-hitaman dan disertai rasa nyeri.

2. Hyperemesis Gravidarum

a. Pengertian Hyperemesis Gravidarum

Hyperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada

wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan

umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi (Esti Nugraheny,

2009).

b. Etiologi

Penyebab hyperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti.

Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga

tidak ditemukan kelainan biokimia.


13

1) Faktor Predisposisi

a) Primigravida

b) Mola hidatidosa

c) Kehamilan ganda

2) Faktor Organik

a) Masuknya villi korealis dalam sirkulasi maternal

b) Perubahan metabolik karena hamil

c) Alergi sebagai salah satu respons jaringan ibu terhadap anak

3) Faktor Psikologis

a) Rumah tangga yang retak

b) Kehilangan pekerjaan

c) Takut terhadap kehamilan dan persalinan

d) Takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu dapat menyebabkan

konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai

ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau

sebagai pelarian kesukaran hidup (Norma D.Nita & Dwi S.Mustika,

2013).

c. Patofisiologis

Menurut Mansjoer, 2005 : 259, perasaan mual akibat kadar estrogen

meningkat.

1) Mual dan muntah terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi.

2) Penurunan klorida urin

3) Terjadi hemokonsentrasi yang mengurangi perfusi darah ke jaringan.


14

4) Pemakaian cadangan karbohidrat dan lemak menyebabkan cadangan

karbohidrat dan lemak menyebabkan oksidasi lemak tidak sempurna

sehingga menyebabkan terjadinya ketosis.

5) Hypokalemia akibat muntah dan ekskresi yang berlebihan selanjutnya

menambah frekuensi muntah dan merusak hepar.

6) Selaput lendir esofagus dan lambung dapat robek (syndrome mallory-

Weiss) sehingga terjadi perdarahan gastrointenstinal (Norma D Nita &

Dwi S Mustika, 2013).

d. Tanda dan Gejala

Hyperemesis gravidarum, menurut berat ringannya dapat dibagi

kedalam 3 tingkatan yaitu :

1) Tingkat I

Mual terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum

penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan

menurun dan merasa nyeri pada epigastrium, nadi meningkat sekitar

100/menit, tekanan darah sistolik turun, turgor kulit mengurang, lidah

mengering dan mata cekung.

2) Tingkat II

Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lemah

mengurang, lidah mengering dan tampak kotor, nadi kecil dan cepat,

suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikteris, berat badan turun

dan mata menjadi cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria dan

konstipasi.
15

3) Tingkat III

Keadaan umum lebih parah, muntah-muntah berhenti, kesadaran

menurun dari samnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu

meningkat tensi menurun, komplikasi fatal terjadi pada susunan syaraf

yang dikenal sebagai ensefalopati werniele, dengan gejala : nistagmus,

dipolpia dan perubahan mental, keadaan ini adalah akibat sangat

kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks, timbulnya

ikterus menunjukkan adanya payah hati (Manuaba, 2006).

e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hyperemesis Gravidarum

1) Gravida

Gravida adalah istilah medis untuk wanita hamil. Istilah ini

sering diawali untuk menunjukkan jumlah kehamilan. Misalnya

primigravida adalah wanita hamil untuk pertama kalinya,

secundagravida adalah wanita hamil untuk kedua kalinya dan

multigravida untuk ketiga dan seterusnya.

Kejadian hyperemesis gravidarum lebih sering dialami oleh

primigravida daripada multigravida, hal ini berhubungan dengan

tingkat stres dan usia ibu saat mengalami kehamilan pertama. Pada ibu

primigravida faktor psikologik memegang peranan penting pada

penyakit ini, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap

tanggung jawab sebagai seorang ibu dapat menyebabkan konflik

mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi


16

tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian

kesukaran hidup (Winkjosastro, 2011).

Faktor predisposisi yang ditemukan sebagai penyebab

hyperemesis gravidarum adalah pada primigravida. Kejadian

hyperemesis gravidarum lebih dialami oleh primigravida daripada

multigravida. Hyperemesis gravidarum terjadi 60-80% pada

primigravida dan 40-60% pada multigravida (Winkjosastro, 2011).

2) Umur Ibu

Usia terlalu muda (< 20 tahun) dan terlalu tua (> 35 tahun)

beresiko dengan kehamilan. Wanita yang dinikahkan pada usia terlalu

muda, misal 13 15 tahun maka perkembangan rongga panggul belum

maksimal. Resiko terjadi pada kehamilan di usia kurang dari 20 tahun

adalah kecenderungan naiknya tekanan darah dan pertumbuhan janin

terhambat. Berbeda dengan usia 20 35 tahun cukup ideal untuk

menjalani proses kehamilan dan persalinan. Setelah usia 35 tahun,

sebagian wanita digolongkan pada kehamilan berisiko tinggi

(Winkjosastro, 2011).

Umur 20 tahun adalah keadaan belum matangnya alat

reproduksi untuk hamil sehingga dapat mempengaruhi keadaan ibu dan

perkembangan janin dan usia 20-35 tahun termasuk masa sehat untuk

hamil dan melahirkan sebab organ reproduksi telah matang dan usia

35 fungsi metabolisme menurun sehingga umur > 35 tahun fungsi

uterus dan ovarium mengalami penurunan. Ibu hamil dengan usia


17

reproduksi sehat (20-35 tahun) jauh lebih baik dibandingkan usia

kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun (Winkjosastro, 2011).

Kehamilan diusia kurang dari 20 tahun dapat menyebabkan

hyperemesis gravidarum karena pada kehamilan diusia kurang 20 tahun

secara biologis belum optimal emosinya, cenderung labil, mentalnya

belum matang sehingga mudah mengalami keguncangan yang

mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan

zat-zat gizi selama kehamilannya. Sedangkan pada usia 35 tahun terkait

dengan kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh serta berbagai

penyakit yang sering menimpah di usia ini (Ridwan & Wahiduddin,

2007).

3) Pekerjaan

Pekerjaan secara umum didefinisikan sebagai sebuah kegiatan

aktif yang dilakukan oleh manusia. Dalam arti sempit, istilah pekerjaan

digunakan untuk suatu tugas atau kerja yang menghasilkan sebuah

karya bernilai imbalan dalam bentuk uang bagi seseorang. Dalam

pembicaraan sehari-hari istilah pekerjaan dianggap sebagai profesi.

Kegiatan rutin ibu yang di lakukan berdasarkan keinginan dan

kemampuan mendapatkan upah atau gaji. Pekerjaan adalah aktifitas

atau kegiatan yang dilakukan oleh responden sehingga memperoleh

penghasilan (Winkjosastro, 2011).

Faktor pekerjaan mempengaruhi tingkat kejadian hyperemesis

gravidarum sebanyak 14% pada ibu yang bekerja di luar rumah


18

sedangkan sebanyak 86% pada ibu yang bekerja di rumah. Disamping

itu juga kehamilan kurang mendapat kebijakan oleh perusahaan karena

mereka menganggap kehamilan akan mengakibatkan wanita itu

tersingkir dari promosi atau tertahan di suatu posisi karena pada saat

hamil kemungkinan dapat menimbulkan kesulitan-kesulitan (penyakit

kehamilan) tertentu bagi wanita yang bekerja. Terlihat pada

peningkatan seseorang yang tidak bekerja karena tingkat sosial yang

rendah yang menyebabkan ibu hamil kurang peduli dengan kesehatan

diri dan bayinya, oleh karena itu dapat menyebabkan komplikasi pada

kehamilannya (Winkjosastro, 2011).

4) Pendidikan

Pendidikan adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta

didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, seta keterampilan yang diperlukan dirinya

dan masyarakat. Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha sadar dan

sistematis untuk mencapai taraf hidup atau untuk kemajuan lebih baik.

Secara sederhana, pengertian pendidikan adalah proses pembelajaran

bagi peserta didik adalah untuk dapat mengerti, paham dan membuat

manusia lebih kritis dalam berpikir.

Menurut Undang-Undang no 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas,

pada bab VI pasal 16 disebutkan bahwa jenjang pendidikan formal di


19

Indonesia meliputi tiga jenjang yaitu: pendidikan Dasar atau Rendah,

pendidikan Menengah dan pendidikan Tinggi, dimana bila pendidikan

dasar yaitu SD, MI, SMP, MTS, bila pendidikan menengah yaitu SMA,

MA, SMK dan MAK, sedangkan pendidikan tinggi yaitu Akademi,

Politeknik, Sekolah Tinggi, Institut atau Universitas.

Kejadian hyperemesis pada ibu hamil lebih sering terjadi pada

ibu hamil yang berpendidikan rendah. Secara teoritis, ibu hamil yang

berpendidikan lebih tinggi cenderung lebih memperhatikan kesehatan

diri dan keluarganya (Winkjosastro, 2011).

f. Penanganan

Penanganan hyperemesis gravidarum terdiri atas :

1) Pencegahan dengan informasi dan edukasi. Hyperemesis akan

berkurang sampai umur kehamilan 4 bulan.

2) Dinasehatkan agar tidak terlalu cepat bangun dari tempat tidur,

sehingga tercapai adaptasi aliran darah menuju susunan saraf pusat.

3) Nasehat diet dianjurkan makan dengan porsi kecil tapi lebih sering.

Makanan yang menimbulkan mual dan muntah dihindari.

4) Terapi obat menggunakan sedativa ringan luminal 3 x 30 mg (luminal,

stesolid, valium), vitamin (B1&B6), anti muntah (mediamer B6,

Drammamin, avopreg, avomin, torecan, primperan), antasida dan anti

mulas.

5) Nasehat pengobatan: banyak minum dan hindari minuman atau

makanan yang asam untuk mengurangi iritasi lambung.


20

6) Hyperemesis gravidarum tingkat II dan III harus dirawat inap di rumah

sakit. Pasien harus dirawat inap di rumah sakit karena memerlukan

perawawatan seperti :

a) Istrahat baring

b) Isolasi dan Therapi psikologik

c) Penambahan cairan; berikan infus dektrosa atau glukosa 5%-10%

sebanyak 2-3 liter dalam 24 jam.

d) Observasi cairan yang masuk dan keluar dengan pemasangan kateter.

e) Observasi keadaan umum dan tanda vital.

f) Beri obat-obatan sda (Esti Nugraheny, 2009).

B. Landasan Teori

Kehamilan adalah masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin.

Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung

dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi menjadi 3 triwulan pertama

dimulai sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan ke-4 sampai ke-6, triwulan

ketiga dari bulan ke-7 sampai 9 bulan (Dewi Pudiastuti.R, 2011).

Hyperemesis Gravidarum adalah mual muntah berlebihan selama masa

hamil. Muntah yang membahayakan dibedakan dari morning sicknes normal yang

umum dialami wanita hamil karena intesintasnya melebihi muntah normal dan

berlangsung selama trimester pertama kehamilan. Tanda gejala hyperemesis

gravidarum adalah muntah hebat, nafsu makan buruk, asupan makanan buruk,

penurunan berat badan, dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolik, respon

berlebihan terhadap masalah psikososial yang mendasar, muntah yang tidak dapat
21

diatasi dengan tindakan untuk mengatasi morning sicknes, asidosis yang

disebabkan kelaparan (Helen Varney, 2007).

Gravida adalah istilah medis untuk wanita hamil. Istilah ini sering diawali

untuk menunjukkan jumlah kehamilan. Misalnya primigravida adalah wanita

hamil untuk pertama kalinya, secundagravida adalah wanita hamil untuk kedua

kalinya dan multigravida untuk ketiga dan seterusnya.

Faktor predisposisi yang ditemukan sebagai penyebab hyperemesis

gravidarum adalah pada primigravida. Kejadian hyperemesis gravidarum lebih

dialami oleh primigravida daripada multigravida. Hyperemesis gravidarum terjadi

60-80% pada primigravida dan 40-60% pada multigravida (Winkjosastro, 2011).

Kehamilan diusia kurang dari 20 tahun dapat menyebabkan hyperemesis

gravidarum karena pada kehamilan diusia kurang 20 tahun secara biologis belum

optimal emosinya, cenderung labil, mentalnya belum matang sehingga mudah

mengalami keguncangan yang mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap

pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi selama kehamilannya. Sedangkan pada usia 35

tahun terkait dengan kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh serta berbagai

penyakit yang sering menimpah di usia ini (Ridwan & Wahiduddin, 2007).

Kegiatan rutin ibu yang di lakukan berdasarkan keinginan dan kemampuan

mendapatkan upah atau gaji. Pekerjaan adalah aktifitas atau kegiatan yang

dilakukan oleh responden sehingga memperoleh penghasilan.

Faktor pekerjaan mempengaruhi tingkat kejadian hyperemesis gravidarum

sebanyak 86% pada ibu yang bekerja di luar rumah sedangkan sebanyak 14%

pada ibu yang bekerja di rumah. Disamping itu juga kehamilan kurang mendapat
22

kebijakan oleh perusahaan karena mereka menganggap kehamilan akan

mengakibatkan wanita itu tersingkir dari promosi atau tertahan di suatu posisi

karena pada saat hamil kemungkinan dapat menimbulkan kesulitan-kesulitan

(penyakit kehamilan) tertentu bagi wanita yang bekerja. Terlihat pada peningkatan

seseorang yang tidak bekerja karena tingkat sosial yang rendah yang

menyebabkan ibu hamil kurang peduli dengan kesehatan diri dan bayinya, oleh

karena itu dapat menyebabkan komplikasi pada kehamilannya (Winkjosastro,

2011).

C. Kerangka Konsep

Gravida

Umur Ibu
Ibu Hamil dengan
Hyperemesis Gravidarum
Pekerjaan

Pendidikan

Gambar I. Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan :

: Variabel Independen

:Variabel Dependen

:Variabel yang tidak diteliti


23

D. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana karakteristik ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum

berdasarkan gravida di Ruang Delima RSUD Kabupaten Muna?

2. Bagaimana karakteristik ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum

berdasarkan umur ibu di Ruang Delima RSUD Kabupaten Muna?

3. Bagaimana karakteristik ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum

berdasarkan pekerjaan di Ruang Delima RSUD Kabupaten Muna?


24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu

penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan suatu kondisi atau fenomena

yang terjadi pada suatu kelompok subjek tertentu, tanpa membuat kesimpulan

yang bersifat sebab akibat.

B. Subjek Penelitian

1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah semua ibu hamil dari tahun 2013 s.d 2015 yang

mengalami hyperemesis gravidarum sebanyak 40 orang berdasarkan data di

buku register Ruang Delima RSUD Kabupaten Muna.

2. Sampel

Sampel penelitian ini adalah semua ibu hamil dari tahun 2013 s.d 2015 yang

mengalami hyperemesis gravidarum sebanyak 40 orang berdasarkan data di

buku register Ruang Delima RSUD Kabupaten Muna. Penarikan sampel

dengan menggunakan tekhnik Total Sampling.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Tempat penelitian adalah Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna.

2. Waktu

Waktu penelitian di laksanakan pada tanggal 9 16 Juli 2016.

24
25

D. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel independen pada penelitian ini adalah gravida, umur ibu dan

pekerjaan. Sedangkan variabel dependen pada penelitian ini adalah ibu hamil yang

mengalami hyperemesis gravidarum.

E. Variabel dan Definisi Operasional

1. Hyperemesis Gravidarum

Hyperemesis gravidarum adalah hasil diagnosa dokter yang tercatat di buku

register.

2. Gravida

Gravida adalah jumlah kehamilan ibu saat mengalami hyperemesis gravidarum

yang tercatat di buku register.

Kriteria objektif :

a. Primigravida

b. Multigravida

3. Umur Ibu

Umur ibu adalah lamanya hidup ibu dihitung sejak lahir hingga penelitian ini

dilakukan yang tercatat di buku register.

Kriteria Objektif :

a. < 20 tahun

b. 20 35 tahun

c. > 35 tahun
26

4. Pekerjaan

Pekerjaan adalah aktifitas yang ibu lakukan sehari-hari untuk memenuhi

kebutuhan hidup yang tercatat di buku register.

Kriteria Objektif :

a. Bekerja

b. Tidak bekerja

F. Instrument Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah menggunakan lembar

checklist yaitu peneliti memegang checklist untuk mencari variabel yang telah

ditentukan.

G. Pengolahan Data dan Cara Analisis Data

1. Pengolahan Data

Dalam melakukan analisis, data terlebih dahulu diolah dengan tujuan

mengubah data informasi. Dalam statistik, informasi yang diperoleh

dipergunakan untuk proses pengambilan keputusan terutama dalam pengujian

hipotesa. Hidayat dalam Muthmainnah F (2010) dalam proses pengolahan

data terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh, diantaranya :

a. Editing

Proses pemeriksaan data di lapangan sehingga dapat menghasilkan

informasi yang benar.


27

b. Entery Data

Data entery adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan

kedalam master tabel atau base computer, kemudian membuat distribusi

sederhana.

c. Cleaning Data

Pembersihan data merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang

sudah dimasukan apakah ada kesalahan atau tidak, sehingga data siap

dianalisa.

2. Cara Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data disajikan dalam bentuk

tabel distribusi frekuensi dan grafik. Dalam penelitian ini dilakukan analisis

univariat secara deskriptif sederhana berupa presentasi, dengan menggunakan

rumus :

P= K

Keterangan :

P = Presentase

f = Frekuensi

n = Jumlah sampel

K = Konstanta
28

H. Jalannya Penelitian

1. Tahap Persiapan

Pelaksanaan penelitian dimulai dengan mengurus izin penelitian di kampus

AKBID Paramata Raha Kabupaten Muna dan melapor pada Kepala KesBang

Pol dan LinMas Kabupaten Muna sebelum melakukan pengumpulan data di

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna.

2. Tahap Pelaksanaan

Dengan mengisi checklist berdasarkan data yang ada dalam buku register

berdasarkan gravida, umur ibu dan pekerjaan.

3. Tahap Pengolahan

Data yang dikumpulkan kemudian dioleh dan dianalisis, disajikan secara

deskriptif dalam bentuk tabel dan narasi.

4. Tahap Penulisan Laporan

Pada tahap ini disusun suatu laporan sebagai tahap akhir penelitian ini.
29

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian

1. Letak Geografis

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi

Tenggara terletak di Ibukota Kabupaten Muna tepatnya di Jalan Sultan Syahrir

Kelurahan Laende Kecamatan Katobu Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi

Tenggara. Lokasi ini mudah dijangkau dengan kendaraan umum dengan

batasan sebagai berikut di sebelah Utara berbatasan dengan Jl. Basuki Rahmat,

sebelah Timur berbatasan dengan Jl. Sultan Hasanudin, di sebelah Selatan

berbatasan dengan Jl. Laode pandu dan sebelah Barat berbatasan dengan Jl. Ir

Juanda.

2. Sejarah Singkat

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna didirikan pada masa

penjajahan Belanda oleh mantri yang berkebangsaan Belanda.Pada saat itu

mantri berkebangsaan Belanda hanya dibantu oleh asistennya dan dua orang

perawat. Setelah 11 tahun berlalu mantri tersebut pulang kembali ke negerinya

dan tepat pada tahun 1928 beliau diganti oleh seorang dokter dari Jawa yang

bernama dokter Soeparjo. Masyarakat Muna mengenal dokter Soeparjo dengan

sebutan dokter Jawa. Beliau tamatan dari sekolah Belanda yaitu Nederlandhes

In Launshe Aonzen School (NIAS).

Masa kepemimpinan dokter Soeparjo hanya berlangsung selama tujuh

tahun, kemudian beliau digantikan oleh dokter berkebangsaan Belanda


30

bernama dokter Hyaman. Selang 5 tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1940

seorang dokter asal Cina bernama dokter Pang Ing Ciang menggantikan

kepemimpinan dokter Hyaman. Pada masa kepemimpinan dokter Pang Ing

Ciang sangat disukai oleh masyarakat Muna sebab beliau sangat

memperhatikan kesehatan masyarakat Muna pada saat itu.

Pada tahu 1949, saat peralihan pemerintahan Belanda ke pemerintahan

Republik Indonesia, masa pemerintahan Pang Ing Cian berakhir dan beliau

diganti oleh dokter berkebangsaan Belanda bernama dokter Post. Dokter Post

mempunyai dua orang asisten sehingga sebagian besar pekerjaannya

diserahkan kepada kedua asistennya. Namun kepemimpinan dokter Post tidak

berlangsung lama, beliau hanya satu tahun lamanya.

Pada tahun 1950 dokter Post digantikan oleh dokter Lemens yang

berasal dari Belgia.Dokter Lemens memimpin selama 10 tahun yakni pada

tahun 1950 sampai dengan tahun 1960. Pada tahun 1965 dilakukan rehabilitasi

yang diprakarsai oleh Bupati Muna Laode Rasyid, SH. Ini merupakan

rehabilitasi pertama selama rumah sakit tersebut didirikan tahun 1965-1970.

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna dipimpin oleh dokter Ibrahim

Athar Nasution, masa kepemimpinannya berlangsung selama 3 tahun dan sejak

itu periode masa kepemimpinan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna

ditetapkan setiap 3 tahun sekali memimpin.

Saat ini Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna dijadikan

sebagai salah satu rumah sakit yang merupakan lahan praktek dan kajian ilmiah

bagi Mahasiswa Keperawatan dan Mahasiswa Kebidanan.


31

3. Lingkungan Fisik

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Povinsi Sulawesi

Tenggara berdiri diatas lahan seluas 10.740 Ha.

4. Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Fasilitas/sarana pelayanan kesehatan yang ada di Rumah Sakit Umum

Daerah Kabupaten Muna Provinsi sulawesi Tenggara adalah:

a) Pelayanan kesehatan rawat jalan yakni poliklinik penyakit dalam, poliklinik

umum, poliklinik kebidanan dan penyakit kandungan, poliklinik gigi dan

mulut, poliklinik bedah, poliklinik saraf, poliklinik dalam, instalasi

rehabilitasi medis, instalasi gawat darurat, poliklinik mata, poliklinik THT

dan poliklinik psikiatri.

b) Pelayanan kesehatan rawat inap yakni kebidanan dan kandungan, perawatan

bayi/perinatologi, perawatan umum dan ICU.

c) Pelayanan medik yakni fisioterapi, rontgen, apotek, laboratorium klinik dan

instalasi gizi.

5. Ketenagaan

Jumlah ketenagaan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna

saat ini adalah 562 orang. Dengan jumlah bidan di Rumah Sakit Umum Daerah

Kabupaten Muna adalah sebanyak 144 orang, yang bekerja di Ruang

kebidanan sebanyak 38 orang dan terdapat 2 orang dokter ahli kandungan.


32

B. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Ruang Delima RSUD Kabupaten Muna pada

bulan Juli menggunakan data sekunder yang berasal dari buku register ibu hamil

yang mengalami hyperemesis gravidarum Tahun 2013 s.d 2015. Setelah data

tersebut dikumpulkan, kemudian dilakukan pengolahan sesuai tujuan penelitian,

selanjutnya dibahas dalam bentuk tabel disertai penjelasan sebagai berikut :

1. Gravida

Gravida dalam penelitian ini adalah jumlah kehamilan ibu saat

mengalami hyperemesis gravidarum yaitu ibu hamil yang berstatus

primigravida dan multigravida di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten

Muna tahun 2013 s.d 2015.

Tabel 1.
Distribusi Ibu Hamil dengan Hyperemesis Gravidarum Berdasarkan Gravida
di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2013 s.d 2015

Gravida Frekuensi Persentase


(F) (%)
Primigravida 21 52,5
Multigravida 19 47,5

Total 40 100

Sumber : Data Sekunder RSUD Kabupaten Muna, Tahun 2013 s.d 2015.

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa dari 40 ibu hamil yang

mengalami hyperemesis, terdapat 21 orang (52,5%) yang merupakan

primigravida dan 19 orang (47,5%) yang merupakan multigravida.


33

2. Umur Ibu

Umur ibu dalam penelitian ini adalah umur ibu saat mengalami

hyperemesis gravidarum yaitu umur ibu < 20 tahun, 20 35 tahun dan > 35

tahun.

Tabel 2.
Distribusi Ibu Hamil dengan Hyperemesis Gravidarum berdasarkan Umur Ibu
di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2013 s.d 2015

Umur Ibu Frekuensi Persentase


(F) (%)
< 20 tahun 3 7,5
20-35 tahun 26 65
> 35 tahun 11 27,5
Total 40 100
Sumber : Data Sekunder RSUD Kabupaten Muna, Tahun 2013 s.d 2015.

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa ibu hamil yang mengalami

hyperemesis gravidarum, dengan umur < 20 tahun sebanyak 3 orang (7,5%),

umur 20- 35 tahun sebanyak 26 orang (65%) dan umur > 35 tahun sebanyak 11

orang (27,5%).

3. Pekerjaan

Pekerjaan dalam penelitian ini adalah aktifitas yang ibu lakukan sehari-

hari untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Tabel 3.
Distribusi Ibu Hamil dengan Hyperemesis Gravidarum berdasarkan Pekerjaan
di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2013 s.d 2015

Pekerjaan Frekuensi Persentase


(F) (%)
Bekerja 7 17,5
Tidak Bekerja 33 82,5
Total 40 100
Sumber : Data Sekunder RSUD Kabupaten Muna, Tahun 2013 s.d 2015.
34

Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa ibu hamil yang mengalami

hyperemesis gravidarum, terdapat ibu yang bekerja sebanyak 7 orang (17,5%)

dan ibu yang tidak bekerja sebanyak 33 orang (82,5%).

C. Pembahasan

1. Gravida

Gravida adalah istilah medis untuk wanita hamil. Istilah ini sering

diawali untuk menunjukkan jumlah kehamilan. Misalnya primigravida adalah

wanita hamil untuk pertama kalinya, secundagravida adalah wanita hamil

untuk kedua kalinya dan multigravida untuk ketiga dan seterusnya.

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa dari 40 ibu hamil yang

mengalami hyperemesis gravidarum lebih banyak terjadi pada primigravida

sebanyak 21 orang (52,5%) daripada multigravida.

Kejadian hyperemesis gravidarum lebih sering dialami oleh

primigravida daripada multigravida, hal ini berhubungan dengan tingkat stres

dan usia ibu saat mengalami kehamilan pertama. Pada ibu primigravida faktor

psikologik memegang peranan penting pada penyakit ini, takut terhadap

kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai seorang ibu

dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah

sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai

pelarian kesukaran hidup (Winkjosastro, 2009).

Ibu hamil dengan primigravida belum mampu beradaptasi terhadap

hormon estrogen dan khorionik gonadotropin. Peningkatan hormon ini

membuat kadar asam lambung meningkat, hingga muncullah keluhan rasa


35

mual. Keluhan ini biasanya muncul di pagi hari saat perut ibu dalam keadaan

kosong dan terjadi peningkatan asam lambung.

Penelitian yang saya lakukan sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Cendy Sistarani, tahun 2009 dengan judul KTI Karakteristik Ibu Hamil

yang Mengalami Hyperemesis Gravidarum di Rumah Sakit Umum Daerah

Karawang Tahun 2007-2008. Termuat hasil penelitian pada 38 ibu hamil yang

mengalami hyperemesis gravidarum berdasarkan gravida yang tertinggi adalah

primigravida sebanyak 22 orang (57,5%).

2. Umur Ibu

Umur 20 tahun adalah keadaan belum matangnya alat reproduksi

untuk hamil sehingga dapat mempengaruhi keadaan ibu dan perkembangan

janin dan usia 20-35 tahun termasuk masa sehat untuk hamil dan melahirkan

sebab organ reproduksi telah matang dan usia 35 fungsi metabolisme

menurun sehingga umur > 35 tahun fungsi uterus dan ovarium mengalami

penurunan. Ibu hamil dengan usia reproduksi sehat (20-35 tahun) jauh lebih

baik dibandingkan usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa dari 40 ibu hamil yang

mengalami hyperemesis gravidarum lebih banyak terjadi pada ibu hamil

dengan umur 20 35 tahun sebanyak 26 orang (65%).

Umur ibu 20 35 tahun memperoleh angka tertinggi yang menderita

hyperemesis gravidarum dibanding dengan umur ibu < 20 tahun dan > 35

tahun. Hal ini terjadi karena walaupun pada umur 20 35 tahun adalah umur

yang sesuai dan bisa menerima kehamilan karena kematangan fisik serta organ-
36

organ lainnya tetap saja dapat dipengaruhi oleh faktor psikologis. Hubungan

faktor psikologis dengan kejadian hyperemesis gravidarum belum begitu jelas

tetapi besar kemungkinan bahwa wanita yang menolak hamil, takut kehilangan

pekerjaan, keretakan hubungan dengan suami dan sebagainya, diduga dapat

menjadi faktor kejadian hyperemesis gravidarum. Selain faktor psikologis,

penyebab hyperemesis gravidarum diakibatkan karena ada kelainan dalam

masa kehamilan, perubahan hormon tidak stabil, dan lain lain (Puriati R &

Misbah N, 2011).

Hal ini bertolak belakang dengan teori yang dikemukakan oleh

Winkjosastro (2011) menyatakan bahwa kejadian hyperemesis gravidarum

lebih banyak terjadi pada ibu berumur < 20 tahun dan > 35 tahun. Hal ini

diduga karena adanya faktor resiko terjadinya hyperemesis gravidarum

misalnya faktor predisposisi, faktor organik dan faktor psikologi tidak

diperhitungkan. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa faktor

faktor yang mempengaruhi kejadian hyperemesis gravidarum yaitu faktor

predisposisi (primigravida, overdistensi rahim, kehamilan ganda, estrogen dan

Hormone Chorionic Gonadotrophin (HCG) tinggi, mola hidatidosa), Faktor

organik seperti masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal, perubahan

metabolik akibat hamil, resistensi yang menurun dari pihak ibu dan alergi dan

faktor psikologis yaitu rumah tangga yang retak dan hamil yang tidak

diinginkan.

Penelitian yang saya lakukan tidak sebanding dengan penelitian yang di

lakukan oleh Ridwan & Wahiduddin, 2007. Termuat dalam penelitian


37

Hubungan Umur Terhadap Hyperemesis Gravidarum menjelaskan bahwa

kehamilan diusia kurang dari 20 tahun dapat menyebabkan hyperemesis

gravidarum karena pada kehamilan diusia kurang 20 tahun secara biologis

belum optimal emosinya, cenderung labil, mentalnya belum matang sehingga

mudah mengalami keguncangan yang mengakibatkan kurangnya perhatian

terhadap pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi selama kehamilannya. Sedangkan

pada usia 35 tahun terkait dengan kemunduran dan penurunan daya tahan

tubuh serta berbagai penyakit yang sering menimpa di usia ini.

3. Pekerjaan

Pekerjaan secara umum didefinisikan sebagai sebuah kegiatan aktif

yang dilakukan oleh manusia. Dalam arti sempit, istilah pekerjaan digunakan

untuk suatu tugas atau kerja yang menghasilkan sebuah karya bernilai imbalan

dalam bentuk uang bagi seseorang. Dalam pembicaraan sehari-hari istilah

pekerjaan dianggap sebagai profesi.

Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa dari 40 ibu hamil yang

mengalami hyperemesis gravidarum, lebih banyak terjadi pada ibu hamil yang

tidak bekerja sebanyak 33 orang (82,5%).

Faktor pekerjaan mempengaruhi tingkat kejadian hyperemesis

gravidarum sebanyak 14% pada ibu yang bekerja di luar rumah sedangkan

sebanyak 86% pada ibu yang bekerja di rumah. Disamping itu juga kehamilan

kurang mendapat kebijakan oleh perusahaan karena mereka menganggap

kehamilan akan mengakibatkan wanita itu tersingkir dari promosi atau tertahan

di suatu posisi karena pada saat hamil kemungkinan dapat menimbulkan


38

kesulitan-kesulitan (penyakit kehamilan) tertentu bagi wanita yang bekerja.

Terlihat pada peningkatan seseorang yang tidak bekerja karena tingkat sosial

yang rendah yang menyebabkan ibu hamil kurang peduli dengan kesehatan diri

dan bayinya, oleh karena itu dapat menyebabkan komplikasi pada

kehamilannya (Winkjosastro, 2011).

Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada hyperemesis

gravidarum, rumah tangga retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap

kehamilan dan persalinan, serta takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu,

dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah

sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai

pelarian kesukaran hidup. Kaum wanita yang meninggalkan pekerjaan karena

komitmen terhadap keluarga, mereka membiasakan diri kembali dengan biaya-

biaya yang mereka keluarkan dan menerima gaji kecil. Sebaiknya dengan

bijaksana para pasangan untuk pada awalnya membicarakan apa yang mereka

harapkan satu sama lain dalam rangka dukungan emosional praktis.

Penelitian yang saya lakukan sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Cendy Sistarani, 2009 dengan judul KTI Karakteristik Ibu Hamil yang

Mengalami Hyperemesis Gravidarum di Rumah Sakit Umum Daerah

Karawang Tahun 2007-2008. Termuat hasil penelitian dari 38 ibu hamil yang

mengalami hyperemesis gravidarum berdasarkan pekerjaan yang tertinggi

adalah ibu rumah tangga/tidak bekerja sebanyak 26 orang (68,4%).


39

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Gambaran karakteristik ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum berdasarkan

gravida (primigravida) sebesar 52,5%.

2. Gambaran karakteristik ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum berdasarkan

umur ibu (20 35 tahun) sebesar 65%.

3. Gambaran karakteristik ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum berdasarkan

pekerjaan (tidak bekerja) sebesar 82,5%.

B. Saran

Diharapkan kepada petugas kesehatan agar memberikan KIE pada ibu hamil

tentang tanda bahaya dalam kehamilan khususnya hyperemesis gravidarum dan

menganjurkan pada ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin.


40

DAFTAR PUSTAKA

Manuaba. (2006). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana


Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.

Nugraheny Esti. (2009). Asuhan Kebidanan Pathologi. Yogyakarta : CV.Rihama-


Rohima.

Norma D Nita, Dwi S Mustika. (2013). Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta :


Nuha Medika.

Oktaviani Anika. (2012). Tingkat Pengetahuan Nulipara Tentang Tanda-Tanda


Kehamilan Di Dusun Ngeseng Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen.
(https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://digilid.
stikeskusumahusada.ac.id/download). Di akses tanggal 18 Juli 2016.

Ratnawati.(2014). Tanda Pasti Hamil, Tanda Tidak Pasti Hamil, Tanda Mungkin
Hamil.(Https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://
eprints.undip.ac.id/43162/2/15._BAB_II.pdf). Di akses tanggal 18 Juli
2016.

Ridwan & Wahiduddin. (2007). Hubungan Umur Terhadap Hyperemesis


Gravidarum. (http://ikasari101090.co.id/2011/07/hubungan-umur-dan-
gravida-terhadap.html?=1). Di akses tanggal 18 Juli 2016.

Pudiastuti D Ratna. (2012).Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Normal dan


Patologi. Yogyakarta : Nuha Medika.

Puriati R & Misbah N, (2011). Hubungan Paritas dan Umur Ibu dengan Kejadian
Hyperemesis Gravidarum di RSUD Adjidarmo Rangkasbitung Tahun
2011. (https//ejurnal.latansamashiro.ac.id/indekx.php/OBS/article/). Di
akses tanggal 29 Agustus 2016.

Sistarani, C. (2009). Karakteristik Ibu Hamil yang Mengalami Hyperemesis


Gravidarum di Rumah Sakit Umum Daerah Karawang Tahun 2007-2008.
(http://galaxidistro.co.id/2012/05/v/behaviorurldefaulmlo.html?m=1) . Di
akses tanggal 19 Juli 2016.

Varney, H. (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC.

Winkjosastro, H.G. (2011). Ilmu Kebidanan. Jakarta :P.T. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
40

DAFTAR PUSTAKA

Manuaba. (2006). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana


Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.

Nugraheny Esti. (2009). Asuhan Kebidanan Pathologi. Yogyakarta : CV.Rihama-


Rohima.

Norma D Nita, Dwi S Mustika. (2013). Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta :


Nuha Medika.

Oktaviani Anika. (2012). Tingkat Pengetahuan Nulipara Tentang Tanda-Tanda


Kehamilan Di Dusun Ngeseng Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen.
(https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://digilid.
stikeskusumahusada.ac.id/download). Di akses tanggal 18 Juli 2016.

Ratnawati.(2014). Tanda Pasti Hamil, Tanda Tidak Pasti Hamil, Tanda Mungkin
Hamil.(Https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://
eprints.undip.ac.id/43162/2/15._BAB_II.pdf). Di akses tanggal 18 Juli
2016.

Ridwan & Wahiduddin. (2007). Hubungan Umur Terhadap Hyperemesis


Gravidarum. (http://ikasari101090.co.id/2011/07/hubungan-umur-dan-
gravida-terhadap.html?=1). Di akses tanggal 18 Juli 2016.

Pudiastuti D Ratna. (2012).Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Normal dan


Patologi. Yogyakarta : Nuha Medika.

Puriati R & Misbah N, (2011). Hubungan Paritas dan Umur Ibu dengan Kejadian
Hyperemesis Gravidarum di RSUD Adjidarmo Rangkasbitung Tahun
2011. (https//ejurnal.latansamashiro.ac.id/indekx.php/OBS/article/). Di
akses tanggal 29 Agustus 2016.

Sistarani, C. (2009). Karakteristik Ibu Hamil yang Mengalami Hyperemesis


Gravidarum di Rumah Sakit Umum Daerah Karawang Tahun 2007-2008.
(http://galaxidistro.co.id/2012/05/v/behaviorurldefaulmlo.html?m=1) . Di
akses tanggal 19 Juli 2016.

Varney, H. (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC.

Winkjosastro, H.G. (2011). Ilmu Kebidanan. Jakarta :P.T. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
9 Juli

8 Juli

9 Juli
Lampiran 2.

MASTER TABEL HASIL PENELITIAN


GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MUNA
TAHUN 2013 S.D 2015
N NAMA UMUR GRAVIDA PEKERJAAN
O <20 20-35 >35 PRIMIGRAVIDA MULTIGRAVIDA BEKERJA TIDAK
TAHUN TAHUN TAHUN BEKERJA
1 Ny. M
2 Ny. R
3 Ny. H
4 Ny. H
5 Ny. N
6 Ny. H
7 Ny. Y
8 Ny. H
9 Ny. D
10 Ny. I
11 Ny. M
12 Ny. S
13 Ny.H
14 Ny.M
15 Ny. S
16 Ny. S
17 Ny. M
18 Ny. F
19 Ny. N
20 Ny. H
21 Ny. Y
22 Ny. F
23 Ny. D
24 Ny. H
25 Ny. N
26 Ny. D
27 Ny. I
28 Ny. H
29 Ny. M
30 Ny. E
31 Ny. M
32 Ny. M
33 Ny. R
34 Ny. M
35 Ny. S
36 Ny. M
37 Ny. S
38 Ny. R
39 Ny. O
40 Ny. N

Anda mungkin juga menyukai