Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam kerusakan integritas
jaringan pasien teratasi
KH:
Perfusi jaringan normal
Tidak ada tanda-tanda infeksi
Ketebalan dan tekstur jaringan normal
Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya
cidera berulang
Menunjukkan terjadinya proses penyembuhan luka
NOC: Tissue integrity skin and mucous membrane
NIC: Wound care
Intervensi
a. Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali
Monitor :
a. Nadi perifer
b. Pengisian kapiler
c. Edema perifer
d. Warna kulit dan suhu ekstremitas
e. Mempersiapkan dan memasang NGT
Mandiri :
Pendidikankesehatan :
No
Tgl Dx Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Kep
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Tujuan : NIC: Airway Management
Napas Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama . jam, bersihan Monitoring :
jalan napas efektif. 1. Frekuensi, kedalaman, dan kesimetrisan
Berhubungan dengan: pernafasan.
Lingkungan : Kriteria Hasil : 2. Warna kulit (adanya sianosis)
Perokok pasif NOC : 3. Auskultasi bunyi napas
Menghisap asap Status Respiratori: Kepatenan Jalan Napas 4. Catat ada tidaknya suara nafas tambahan.
Merokok 5. Evaluasi reflek batuk.
No Indikator 1 2 3 4 5
Obstruksi jalan nafas : 1 Batuk (-) Mandiri :
Spasme jalan nafas 2 Tidak ada suara nafas 1. Tinggikan kepala tempat tidur atau posisikan
tambahan (rhonki, wheezing)
Mukus dalam jumlah berlebihan.
3 Ekspansi dada maksimal
klien semifowler
Eksudat dalam alveoli. (pernapasan dalam) dan 2. Lakukan penghisapan secret (suction) sesuai
Materi asing dalam jalan nafas. simetris. kebutuhan, catat warna dan jumlah secret /
Adanya jalan nafas buatan. 4 RR = 12-20 x /menit sputum.
Sekresi yang tertahan / sisa
5 Pola napas regular
sekresi. 6 Tidak mengalami gangguan Pendidikan kesehatan :
pemenuhan istirahat.
Sekresi dalam bronki.
7 Sianosis (-)
1. Ajari cara batuk efektif.
2. Ajari teknik nafas dalam.
8 Tidak mengalami kesulitan
Ditandai dengan : 3. Anjurkan klien untuk minum minuman hangat.
berbicara
Suara Nafas Tambahan 9 Dispnea (-)
Perubahan Frekuensi 10 Sputum (-) Kolaborasi :
Pernafasan 11 Orthopnea (-)
1. Berikan obat-obatan mukolitik sesuai indikasi
Perubahan Irama Pernafasan
Sianosis
Kesulitan Bicara/Mengeluarkan
Suara
Penurunan Bunyi Nafas
Dispneu
Sputum
Batuk Tidak Efektif
Ortopneu
Gelisah
Nama :
No RM :
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN Tanggal Lahir :
No
Tgl Dx Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Kep
Nyeri Tujuan : NIC: Pain Management
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama . jam, nyeri Mandiri :
Berhubungan dengan: terkontrol
Agen cedera fisik
1. Menghitung GCS
2. Kaji secara komprehensif tentang nyeri, meliputi :
Agen cedera biologis Kriteria Hasil :
skala nyeri, lokasi, karakteristik dan onset, durasi,
Agen cedera psikologis NOC :
frekuensi, kualitas, intensitas / beratnya nyeri,
Agen cedera zat kimia. Pain Level
danfaktor-faktor presipitasi.
Pain Severity
3. Observasi isyarat-isyarat non verbal dari ketidak
Ditandai dengan : No Indikator 1 2 3 4 5
nyamanan.
1 Mengenal faktor penyebab nyeri
Menangis
2 Mengenali tanda dan gejala
4. Gunakan komunikasi terapeutik agar klien dapat
Melaporkan nyeri nyeri
mengekspresikan nyeri.
Merintih 3 Mengetahui onset nyeri
5. Evaluasi tentang keefektifan dari tindakan
mengontrol nyeri yang telah digunakan.
Ansietas 4 Menggunakan langkah-langkah
6. Monitor tanda-tanda vital
Gangguan pola tidur pencegahan nyeri.
5 Menggunakan teknik relaksasi
6 Menggunakan analgesic yang Pedidikan Kesehatan :
tepat
1. Berikan dukungan terhadap klien dan keluarga.
7 Melaporkan nyeri terkontrol
2. Berikan informasi tentang nyeri, seperti :
penyebab, berapa lama terjadi, dan tindakan
pencegahan.
3. Motivasi klien untuk memonitor sendiri nyerinya.
4. Ajarkan penggunaan teknik relaksasi napas
dalam.
5. Tingkatkan tidur / istirahat yang cukup.
Kolaborasi :
1. Berikan obat analgesik
2. Evaluasi keefektifan dari tindakan mengontrol
nyeri.
3. Beritahu dokter jika tindakan tidak berhasil atau
terjadi keluhan.
Nama :
No RM :
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN Tanggal Lahir :
No
Tgl Dx Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Kep
Mual Tujuan : NIC: Vomiting Management
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama . jam, Mual pasien Mandiri :
berkurang
1. Menghitung GCS
2. Observasi isyarat-isyarat non verbal dari ketidak
Kriteria Hasil :
nyamanan karena mual muntah
NOC :
3. Gunakan komunikasi terapeutik
Vomiting severity
4. Evaluasi tentang keefektifan dari tindakan
No Indikator 1 2 3 4 5
mengontrol mual muntah yang telah digunakan.
1 Frekuensi muntah
5. Monitor tanda-tanda vital
2 Melaporkan mual berkurang
3 Mengetahui onset mual
Pedidikan Kesehatan :
4 Mengetahui penyebab mual
muntah. 6. Berikan dukungan terhadap klien dan keluarga.
Berikan informasi tentang mual muntah, seperti :
penyebab, berapa lama terjadi, dan tindakan
pencegahan.
7. Tingkatkan tidur / istirahat yang cukup.
Kolaborasi :
8. Berikan obat antimual
9. Evaluasi keefektifan dari tindakan mengontrol
mual
10. Beritahu dokter jika tindakan tidak berhasil atau
terjadi keluhan.
Nama :
No RM :
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN Tanggal Lahir :
No
Tgl Dx Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Kep
Resiko Ketidakefektifan perfusi Tujuan : 1. Monitor tanda-tanda vital
jaringan serebral Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama . jam, perfusi 2. Konsultasikan dengan dokter untuk menentukan
Berhubungan dengan: jaringan serebral membaik parameter hemodinamik dan memelihara
Masa tromboplastin parsial parameter hemodinamik dalam rentang normal
abnormal. Kriteria Hasil : 3. Monitor protrombin time dan parsial tromboplastin
Masa protombin abnormal NOC : time
Segmen ventrikel kiriakinetik. 4. Pertahankan hematokrit dalam rentang normal.
Aterosklerosis aortic. 5. Hindari fleksi pada leher, panggul, & lutut yang
Disekresiarteri. No Indikator 1 2 3 4 5 berlebihan
Temperature : 6. Pertahankan level PCO2 pada 25 mmHg atau lebih
Fibrilasi atrium. 1
(36,5 37,5 0c) 7. Monitor efek samping dari terapi anti koagulan.
Moksoma atrium.
2 MAP 65 mmHg 150 mmHg 8. Monitor tanda-tanda perdarahan.
Tumor otak. 9. Mempersiapkan dan memasang NGT
CPP > 50 70 mmHg
Stenosis carotid 3
10. Monitor status neurologi
Aneurosisserebri 4 ICP < 20 mmHg
11. Monitor MAP
Koagulopati 5 Tekanandarah : (100-140/ 12. Monitor PAWP & PAP
60/90)
Kardiomiopati dilatasi 13. Monitor status pernapasan (rata-rata ritme,
6 Pola napas normal kedalaman respirai, PO2, PCO2, PH, dan level
Koagulopati intravaskuler
diseminata 7 Tidak ada tanda-tanda bikarbonat)
peningkatan TIK 14. Auskultasi suarajantung
Embolisme
8 Tidak ada penurunan kesadaran 15. Monitor pengiriman oksigen jaringan (PACO2,
Trauma kepala
SAO2, Hb, cardiac out put)
Tidak ada kejang
Hiperkolesterolemia 9
16. Monitor perubahan dalam pemeriksaan
Hipertensi 10 Tidak ada lateralisasi laboratorium mengenai oksigenasi &
Endokarditis inefektif keseimbangan asambasa.
Katup prostetik inefektif 17. Monitor intake dan out put.
Katup prostetik mekanis 18. Kolaborasi dalam :
Stenosis mitral - Pemberian cairan yang sesuai
- Penentuan posisi head up (15 atau 30 ) dan
Neoplasma otak
monitor respon pasien
Baru terjadi infark miokardium
- Pemberian anti nyeri jika perlu
Penyalahgunaan zat - Pemberian anti koagulan, anti platelet, dan
Terapi trombolitik trombolitik jika perlu
Efek samping terkait terapi