Anda di halaman 1dari 10

Budidaya Ikan Lele Menggunakan Sistem BIOFLOC (Bagian 1, Persiapan

Media Kolam)

Thursday, October 31, 2013 Biofloc, Budidaya Perikanan, penyuluhan 12 comments


Peluang pengembangan usaha perikanan bidang penangkapan ikan sejak tahun
2004 mulai mengalami stagnasi karena over fishing. Untuk menutupi kekurangan
produksi ikan dan terus meningkatkan konsumsi ikan, maka Kementerian Kelautan
Melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya mengambil kebijakan untuk
melakukan revitalisasi bidang budidaya perikanan.

Visi dari Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya yaitu Perikanan Budidaya sebagai
sumber pertumbuhan ekonomi andalan melalui sistem usaha budidaya yang berdaya
saing, berkelanjutan dan berkeadilan. Untuk dapat mencapai visi tersebut, maka
salah satu kebijakan yang mendukung adalah pengembangan kawasan
pembudidayaan di air tawar, payau dan laut yang berbasis IPTEK sesuai daya
dukung lahan dengan tetap menjaga kelestarian sumberdaya ikan dan lingkungan
hidup guna mewujudkan sistem usaha budidaya yang berdaya saing, berkelanjutan
dan berkeadilan.

Dalam pencapaian visi tersebut, terdapat banyak kendala yang dihadapi baik kendala
internal maupun eksternal. Dan salah satu kendala yang menjadi awal dari
kurangnya produksi ikan budidaya adalah belum banyak dikuasainya teknik
pembenihan ikan. Dengan dikuasainya teknik pembenihan, maka stok benih
melimpah dan akan dapat mendorong peningkatan produksi ikan konsumsi yang
kurang maksimal perkembangannya karena kurangnya stok benih.

Perikanan budidaya air tawar memiliki peluang pengembangan produksi yang


sangat besar jika didukung dengan peningkatan produksi benih. Untuk itu perlu
adanya intensifikasi usaha pembenihan secara terintegrasi untuk merealisasi
peningkatan produksi tersebut. Namun demikian, peningkatan produksi benih
tersebut harus tetap mengacu pada Good Management Practice (GMP), dan untuk
dapat mencapai GMP, pembesaran harus menerapkan standar Cara Budidaya Ikan
yang Baik (CBIB).

Mengingat vitalnya peran dari pengetahuan dan ketrampilan pembenihan ikan yang
sesusai dengan CBIB, maka disusunlah bahan ajar ini agar dapat mengarahkan pada
para pelaku usaha budidaya ikan lele pada CBIB. Sehingga target pengembangan dan
pencapaian visi dari direktorat jenderal perikanan budidaya dapat tercapai.

A. PEMBUATAN KOLAM PORTABLE


Teknik Pembuatan saluran pembuangan (Outlet)
Pertama kita bersihkan dahulu pekarangan/ lokasi untuk pembuatan kolam dengan
desain kemiringan diletakkan pada bagian paling tengah (pusat), dengan
kemirigan + 10 cm, ini bertujuan agar endapan dapat mengumpul pada satu titik,
sehingga pada titik tersebut akan ada semburan aerasi, sehingga tidak akan terjadi
pegendapan kotoran.
Setelah itu pasagan paralon dengan dari sumbu ke pinggir/ batas luar kolam dan
keduanya dipasang knee dan di lem dengan lem paralon, posisikan paralon agar
tidak sejajar atau menjorok keluar area kolam agar air dapat terbuang semua.
Kemudian ratakan dengan tanah kembali.
Saluran pembuangan
Teknik pemasangan wiremesh
Setelah pembuatan saluran pembuangan selesai selajutnya kita memasang besi
wiremes yang berfungsi untuk menyangga terpal, mula-mula besi kita potong sesuai
ukuran, kemudian kita satukan sehingga menjadi bentuk bulat, pada pertemuan besi
wiremesh tersebut kita satukan dengan cara kita ikatkan salah satu besi dengan
sehigga akan menyatu dengan kuat.
Selanjutya kita pasang penutup bagian dalam wiremesh dengan karpet talang kita
ukur sesuai kebutuhan dan kita pasang di dalam besi wiremesh kemudian kita ikat
dengan kawat bendrat agar tidak lepas, ini bertujuan untuk menghindari benjolan-
benjolan yang diakibatkan oleh air ketika kolam sudah diisi oleh air.

Besi Wiremesh
Teknik Pemasangan terpal GM
Selanjutya, kita pasang terpal dengan langsung kita posisikan dari tegah, atau dicari
sumbu tegahnya sehingga akan lebih mudah dan akan sesuai yang kita harapkan,
kemudian pelan-pelan kita buka sehigga menutupi semua area wiremesh, setelah
wiremesh terpasang dengan rapi kemudian langkah selajutnya yakni membuat
lubang pembuangan yakni dengan cara menyobek menggunakan silet/ cutter
pada bagian atas knee pembuangan, kemudian kita masukkan paralon yang sudah
kita lubangi dan diberi penutup.
Besi Wiremesh yang sudah dipasang terpal
B. PEMASANGAN AERASI

Teknik instalasi aerator


Aerator berfungsi selain sebagai penyuplai oksigen di media (air) aerator ini juga
berfungsi sebagai alat pegadukan yang sangat dibutuhkan dalam sistem budidaya
Biofloc 2 ini, didalam sistem ini pegadukan dan penambahan oksigen ke media
sangat berpegaruh pada pembetukan floc.
Pada dasarnya instalasi aerator sangatlah mudah, pertama kita siapkan aerator
kemudian dipasang saluran outlet kemudian kita pasang selang sesuai kebutuhan
pada kolam kita, selajutnya lubang output aerator yang tidak terpakai kita tutup
menggunakan selang yang kita potong dan kita satukan dengan lubang yang tidak
terpakai sebelahnya atau dengan cara kita bakar salah satu ujung selang sehingga
akan tertutup salah satu lubangnya.

Aerator
Teknik instalasi airstone
Airstone ini berfungsi sebagai pemecah oksigen agar dapat terurai menjadi kecil/
lembut keluarannya, sehingga oksigen yang akan terlarut semakin sempurna,
pemasangan airstone kita hanya tinggal memasangkan airstone dengan selang yang
sudah terhubung dengan aerator.
Batu Aerasi (Airstone)
Teknik penempatan airstone
Penempatan airstone hendaknya diletakan pada area tengah kolam bundar, sehingga
pengadukan dapat lebih sempurna dan menyebar ke segala penjuru.

Penempatan batu aerasi

Lanjut di Bagian 2.....

Budidaya Ikan Lele Menggunakan Sistem BIOFLOC (Bagian 2, Manajemen


Air)

Thursday, October 31, 2013 Biofloc, Budidaya Perikanan, penyuluhan 28 comments


A. APLIKASI PROBIOTIK
Dosis Probiotik adalah 5 ml/ m3. Air dikondisikan 7-10 hari. Aplikasi setiap 1
minggu sekali 5 ml / m3.
Probiotik

B. APLIKASI TETES TEBU/ MOLASE


Dengan penambahan Molase 10 ml/ m3 dan Aerasi menjadikan Populasi bakteri
pendukung (dekomposer)mendominasi media.

Molase
Molase atau tetes, digunakan sebagai sumber energi bagi mikroba agar
perkembangan mikroba dalam air kolam dapat berkembang secara baik. Disamping
itu, dengan penambahan molase maka penyerapan amonia oleh bakteri menjadi
lebih baik. Pengguaan molase pada teknologi biofloc sangat lazim. Penambahan
molase pada penerapan teknologi biofloc selain sebagai energi bagi mikroba, juga
memiliki tujuan untuk meningkatkan nilai C/N ratio pada media. Bila C/N ratio di
bawah 10 maka bakteri akan menggunakan N dari N-organik (seperti protein, asam
amino, urea, dll). Bila C/N ratio 20 atau lebih maka bakteri akan menggunakan N-
anorganik (amonia, nitrat). Dan bila C/N ratio antara 10 20 maka bakteri akan
menggunakan kedua-duanya.

Penggunaan molase disesuaikan dengan komposisi pakan yang digunakan. Untuk


protein yang lebih tinggi maka kebutuhan molasenya semakin banyak. Dosis 10 ml /
m3.

C. APLIKASI YEAST/ RAGI


Ragi Tempe 1 sendok dan ragi tape 1 butir / m3 / minggu, pada saat ukuran sangkal
sampai panen dosis di tambah menjadi 2x lipat/ 2butir / m3 / minggu. Aplikasi 1
minggu sekali bersamaan dengan probiotik dan molase pada waktu pagi hari pada
kondisi puasa.
Dari banyaknya kegagalan saat aplikasi molase pada sistem biofloc yang disebabkan
kurangnya aerasi dan perubahan pH, maka diperlukan inokulan bakteri yang tidak
membutuhkan oksigen sehingga kebutuhan oksigen untuk bakteri dapat ditekan.
Konsorsium bakteri yang semakin banyak akan membuat keragaman bakteri
menguntungkan dalam kolam semakin banyak sehingga populasi bakteri
menguntungkan semakin kuat dalam bersaing dengan bakteri yang merugikan
(bakteri pembusuk dan bakteri pathogen). Dari Kelompok jamur (yeast) bisa
digunakan Ragi yang mikrobianya sangat efektif digunakan untuk menyerap amonia
dan tidak membutuhkan oksigen dalam bekerjanya.

Lanjut di Bagian 3.....

Budidaya Ikan Lele Menggunakan Sistem BIOFLOC (Bagian 3, Manajemen


Manajemen Pakan)

Thursday, October 31, 2013 Biofloc, Budidaya Perikanan, penyuluhan 5 comments


MANAJEMEN PAKAN

1. Pemilihan pakan yang naik dan berkualitas

Pakan berkualitas (referensi dari pembudidaya yang sudah mencoba) dan


ketersediaan di wilayah sekitar (efisiensi biaya transportasi), pemilihan
produk didasarkan pada bukti.
Ukuran pakan disesuaikan dengan bukaan mulut ikan, dengan tujuan
pertumbuhan ikan rata (racak)

Pakan Ikan Berbagai Ukuran

2. Fermentasi pada pakan


Fermentasi pakan dengan probiotik 5 cc/ kg pakan, selama 2-3 hari, ditutup untuk
menghindari kontaminator.

3. Teknik pemberian pakan

Porsi makan 80% dari daya kenyang, disediakan ruang dilambung untuk
produksi enzym-enzym pencernaan. Diharapkan efisiensi pakan 100%
terserap sempurna.
Ikan lele memiliki kodrat mulutnya lebar selebar badan / kepalanya.
filosofinya ikan ini rakus makan. ikan akan makan sampai lambungnya
penuh. nah bayangkan kalo lambung sudah penuh kemudian pakan
mengembang.. apa jadinya?

perut/pencernaan akan membengkak, mungkin juga luka. selanjutnya bakteri


dalam pencernaan menyerang. biasanya penyakit perut bengkak/kembung
karena infeksi bakteri Edwardsiella sp. bakteri ini susah diberantas tuntas
karena membentuk cysta.

Efek lain kalau kekenyangan ikan akan terdiam, hati-hati bila terjadi sesuatu
yg mengejutkan ikan akan muntah, efeknya air akan rusak dan ikan akan
keracunan.
Efek yang lain lagi kalau ikan diam menggantung parasit akan mudah
menyerang (hati-hati bila timbul bintik putih, atau bintik merah) maka akan
terjadi kematian yang lumayan banyak. cegahlah selagi bisa dgn menerapkan
pemberian pakan yg secukupnya saja (80% dari kekenyangan ikan).
disamping efisien pakan juga hemat.
Frekuensi pakan sesuai dengan metabolisme ikan 2 x sehari, metabolisme
ikan berkisar 8 jam, bila waktu pemberian pakan 7 pagi dan 5 sore. Maka ada
rentang waktu 2 jam untuk istirahat organ-organ pencernaan, dengan tujuan
organ pencernaan tetap sehat, ikan pun sehat. (untuk pakan benih PF-800/
PF-1000 bisa 3 x sehari tergantung cuaca dan musim)
Pakan difermentasi menggunakan probiotik EBS Pro untuk menghasilkan
enzim : protease, amilase, lipase dan cellulose. Sistem ini meringankan kerja
dari organ pencernaan 30%, dan membantu pemotongan rantai panjang pada
protein dan lemak.
Rutinitas sesuai jam biologis/ naluri (tepat waktu), pemberian pakan yang
berubah-ubah jelas mengganggu/merusak jam biologis makan ikan.
Teknik pergantian pakan, pergantian pakan sangat berpengaruh pada tingkat
keseragaman ukuran ikan. Pada saat pergantian pakan sebaiknya di
mix/campur dengan ukuran pakan pengganti.
Program puasa 1 x makan setiap minggu, bertujuan untuk memberikan
kesempatan pada organ pencernaan untuk istirahat. Teknik ini terbukti efektif
dan tidak menganggu daya tumbuh ikan.
Pengurangan porsi makan hingga 30%, bila sudah terbentuk substrat/
polymer/ biofloc yang terjadi bila porsi pakan mencapai 500 kg/ hari/ hektar.

Lanjut di Bagian 4.....

Budidaya Ikan Lele Menggunakan Sistem BIOFLOC (Bagian 4, Perawatan


Media dan Panen)

Thursday, October 31, 2013 Biofloc, Budidaya Perikanan, penyuluhan 21 comments

Dalam perawatan media perlu diperhatikan hal - hal berikut :


APLIKASI YEAST DAN PROBIOTIK

Ragi Tempe 1 sendok dan ragi tape 1 butir / m3 / minggu, pada saat ukuran sangkal sampai panen
dosis di tambah menjadi 2x lipat/ 2butir / m3 / minggu

Aplikasi 1 minggu sekali bersamaan dengan probiotik dan molase pada waktu pagi hari pada kondisi
puasa.

Dari banyaknya kegagalan saat aplikasi molase pada sistem biofloc yang disebabkan kurangnya
aerasi dan perubahan pH, maka diperlukan inokulan bakteri yang tidak membutuhkan oksigen
sehingga kebutuhan oksigen untuk bakteri dapat ditekan. Konsorsium bakteri yang semakin banyak
akan membuat keragaman bakteri menguntungkan dalam kolam semakin banyak sehingga populasi
bakteri menguntungkan semakin kuat dalam bersaing dengan bakteri yang merugikan (bakteri
pembusuk dan bakteri pathogen). Dari Kelompok jamur (yeast) bisa digunakan Ragi yang
mikrobianya sangat efektif digunakan untuk menyerap amonia dan tidak membutuhkan oksigen
dalam bekerjanya.

TEKNIK PERGANTIAN AIR

Situasional, selama ikan merasa nyaman sehat air tidak perlu diganti.
Pergantian air Maksimal 30%, untuk menghindari goncangan media yang dapat
menyebabkan ikan stress dan mengalami penyusutan berat badan.
Air yang diganti lapisan paling bawah, kualitas air bawah rendah dengan kandungan amonia
dan nitrit tinggi.
Pergantian dengan cara sirkulasi, untuk menghindari Perubahan yang ekstreem
dan membuat ikan stress.
Penerapakan teknologi biofloc 2, tidak berarti tanpa buang air sama sekali. Akan tetapi bila
bisa memanfaatkan secara baik terhadap biofloc yang terbentuk, maka pergantian air dapat
diminimalkan. Pemberlakuan puasa pada saat tertentu, sangat membantu dalam
pengelolaan kualitas air. Hal ini akan memberikan kesempatan bagi ikan untuk
memanfaatkan biofloc sebagai makanan tambahan yang sudah tersedia secara alami dalam
kolam. Sehingga kepekatan biofloc dapat terjaga, tidak terlalu pekat sehingga mengurangi
kebutuhan air untuk sirkulasi. Ikan, memiliki kemapuan yang berbeda terhadap kepekatan
floc di dalam air. Ikan lele merupakan ikan yang cukup tahan dengan kondisi kepekatan floc
yang tinggi. Karena ikan ini masih bisa bertahan dengan baik dengan kondisi volume floc
yang mencapai 15% (150 cc dalam 1 liter air media). Namun, disarankan agar pemberlakuan
puasa / pengurangan pemberian pakan sudah dilakukan sejak ketebalan floc kurang dari 5 %
(50 cc per liter air).
Pengaruh kepekatan biofloc dalam air kolam akan memberikan pengaruh pada konsumsi
oksigen. Disamping itu juga akan memberikan pengaruh pada pernafasan ikan. Oleh karena
itu, pergantian air tetap diperlukan untuk mengurangi kepekatan biofloc dalam air kolam.
Untuk membuang endapan dalam kolam sangat dibutuhkan pergantian air.
AIR SEHAT

Warna cerah, tidak terlalu pekat, tidak berminyak

Perilaku ikan : aktif bergerak, nafsu makan tinggi, pada saat siang hari ikan berada didasar kolam

Air tidak berbau bau asam amino

AIR TIDAK SEHAT

Warna kusam, pekat, permukaan berminyak

Akibat dominasi Blue Green Algae

Perilaku ikan : gerakan lamban, menggantung dipermukaan atau pinggir kolam, nafsu makan
kurang

Bau menyengat amoniak atau anyir

APLIKASI KAPUR DOLOMIT

Pengapuran berfungsi untuk mempertahankan/ menaikkan pH air dan alkalinitas (buffer pH).
Disamping itu dapat berfungsi mengikat karbondioksida dalam air, mengurangi/ menghilangkan bau
asam dan bau kentut serta menyediakan mineral Ca dan Mg.

Kapur Dolomit

Pengapuran dapat dilakukan seminggu sekali. Waktu aplikasi terbaik adalah malam hari. Jenis kapur
yang bisa diaplikasikan antara lain : kapur pertanian, dolomit di berikan seudah
aplikasi probiotik,molase&ragi dosis 150-200 gram.
PEMILIHAN BENIH UGGUL

o Benih dari induk yang unggul

o Benih sehat, gerak aktif dan lincah

o Ukuran sama

o Dari satu induk yang sama (kecepatan tumbuh sama)

o Warna seragam

o Organ lengkap

o Bentuk proporsional

o Benih dari pembenih/ hatchery yang terpercaya

Benih Ikan Lele

TEKNIK PEMANENAN

Persiapan sebelum panen

Satu hari mejelang panen sebaiknya ikan dipuasakan, ini bertujuan untuk mengurangi stress pada
ikan lele, sehingga resiko kematian akan lebih aman/ sedikit.

Perawatan kolam pasca panen

Setelah panen sebaiknya kolam segera dibersihkna sebersih mugkin, sehingga tidak menimbulkan
bau yang tidak enak karena telah dipakai untuk budidaya (amis, dlsb).

Semoga bermanfaat....

Anda mungkin juga menyukai