a. Pendapatan
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah, dijelaskan bahwa Pendapatan Daerah adalah hak pemerintah daerah yang
diakui sebagai penambahan nilai kekayaan bersih. Sumber penerimaan Kota Banjar
berasal dari Pendapatan Daerah dan Penerimaan Pembiayaan. Pendapatan Daerah
terdiri dari : 1) Pendapatan Asli Daerah (PAD) meliputi Pajak Daerah, Retribusi Daerah,
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan dan Lain-lain Pendapatan Asli
Daerah yang Sah; 2) Dana Perimbangan yang meliputi Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi
Pendapatan Daerah
Tahun Anggaran
Target Realisasi Persentase
2009 340.916.879.452,00 362.331.528.656,85 106,28
2010 375.794.842.473,84 384.139.244.220,00 102,22
2011 484.134.329.013,16 489.435.484.182,00 101,09
2012 541.818.392.663,00 545.085.309.774,00 100,60
2013 618.826.545.057,00 620.917.335.500,00 100,34
Sumber : DPPKAD Kota Banjar
Grafik 3.1
Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Kota Banjar
Tahun 2009 - 2013
Tabel 3.3
Proporsi Sumber Pendapatan Daerah Kota Banjar
Tahun 2009 2013
Grafik 3.2
Rata-Rata Proporsi Sumber Pendapatan Daerah Kota Banjar
Tahun 2009 2012
b. Belanja
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah, dijelaskan bahwa Belanja Daerah adalah kewajiban Pemerintah
Daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih. Untuk memperoleh
gambaran realisasi kebijakan pembelanjaan pada periode Tahun 2008 2013 dilakukan
melalui analisis belanja daerah.
Proporsi (%)
No Uraian
2009 2010 2011 2012 2013
1. Belanja Tidak Langsung 57.50 57.29 47.22 48.23 43.73
a. Belanja Pegawai 35.80 45.12 38.56 41.71 36.75
b. Belanja Bunga - - - - -
c. Belanja Hibah 5.61 0.84 1.26 0.94 3.16
d. Belanja Bantuan Sosial 6.71 6.31 4.51 2.28 1.01
e. Belanja Bagi Hasil 0.08 0.08 0.06 2.72 0.00
f. Belanja Bantuan Keuangan 9.08 4.32 2.64 0.00 2.79
g. Belanja Tidak Terduga 0.65 1.39 0.48 1.37 -
Dari tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa selama periode 2009-2013 terjadi
kenaikan Belanja Langsung dari 42,50% pada tahun 2009 naik menjadi 56,28% pada
tahun 2013. Komposisi terbesar dari Belanja Langsung digunakan untuk Belanja Modal
dan Belanja Barang dan Jasa. Sedangkan Belanja Tidak Langsung mengalami penurunan
dari 57,50% pada tahun 2009 turun menjadi 43,73% pada tahun 2013. Penurunan ini
disebabkan karena sejak tahun 2010 Pemerintah Kota Banjar belum membuka
penerimaan CPNS baru lagi sehingga kenaikan belanja pegawai dari 35,80% menjadi
36.75% adalah kenaikan dari jumlah pegawai yang ada. Penurunan jumlah belanja
hibah dan bantuan sosial juga turut mempengaruhi komposisi jumlah belanja tidak
langsung dalam kurun waktu 2009-2013.
c. Pembiayaan
Pembiayaan daerah merupakan setiap penerimaaan yang perlu dibayar kembali
atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang
bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya. Kebijakan pembiayaan
daerah terdiri dari Kebijakan Penerimaan Pembiayaan dan Pengeluaran Pembiayaan
Daerah diarahkan :
a) Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan (SiLPA) tahun sebelumnya sebagai
sumber penerimaan pada APBD tahun berikutnya, didasarkan pada
perhitungan yang cermat dan rasional;
b) Penyertaan modal dalam rangka pemenuhan kewajiban dalam prinsip
kehati-hatian;
c) SiLPA diupayakan menurun seiring dengan semakin efektifnya penggunaan
perencanaan anggaran;
Tabel 3.8
Analisis Rasio Keuangan Pemerintah Kota Banjar
Tahun 2009 2013