b. Bidang Kesehatan
Keberhasilan pembangunan manusia di bidang kesehatan bisa diukur melalui
indikator yang dihitung berdasarkan keadaan kesehatan masyarakat. Adapun
permasalahan terkait pembangunan kesehatan di Kota Banjar diantaranya:
1) Masih terjadi kasus kematian bayi, pada tahun 2012 terjadi sebanyak 14 kematian
bayi diantara 1000 kelahiran bayi;
2) Masih terjadi kasus kematian ibu melahirkan, tercatat ada 114/100.000 angka
kasus ibu melahirkan pada tahun 2012;
3) Ketersediaan sumberdaya kesehatan yang masih perlu ditingkatkan;
4) Pelayanan kesehatan belum optimal;
5) Ancaman penyakit menular maupun penyakit yang tidak menular masih terjadi;
6) Kesadaran masyarakat untuk melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) masih kurang;
d. Bidang Perumahan
Permukiman akan terus tumbuh dan berkembang seiring dengan meningkatnya
jumlah penduduk. Pelaksanaan urusan perumahan meliputi penataan perumahan dan
prasarana dan sarana lingkungan perumahan seperti air bersih, drainase, jalan
lingkungan, sanitasi, persampahan, permakaman. Beberapa permasalahan terkait
dengan bidang perumahan diantaranya adalah:
1) Kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan dan pendayagunaan sarana dan
prasarana permukiman masih kurang;
2) Pelayanan air bersih belum menjangkau seluruh wilayah Kota Banjar;
3) Pelayanan sanitasi belum menjangkau seluruh masyarakat;
4) Rumah tidak layak huni masih cukup banyak;
5) Penyediaan tempat pemakaman umum bagi perumahan masih kurang;
6) Pengelolaan sistem drainase belum memadai;
7) Rumah yang belum ber IMB masih cukup banyak.
e. Penataan Ruang
UU Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang diarahkan untuk mewujudkan
visi penataan ruang: yaitu ruang yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan.
Adapun permasalahan terkait pembangunan bidang penataan ruang adalah:
1) Rencana detail tata ruang belum mencakup seluruh wilayah Kota Banjar;
2) Pengendalian dan pengawasan terhadap pemanfaatan ruang belum optimal;
3) Kesadaran masyarakat untuk mengurus perizinan sebelum melakukan kegiatan
masih kurang;
4) Menurunnya ketersedianya ruang untuk ketahanan pangan dan ruang terbuka
hijau (RTH) publik.
f. Perencanaan Pembangunan
Perencanaan pembangunan daerah dimaksudkan untuk menghasilkan
pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Adapun proses
g. Perhubungan
Sistem dan manajemen transportasi yang baik merupakan faktor pendukung
utama untuk mengembangkan kegiatan ekonomi daerah. Oleh karena itu memelihara
dan meningkatkan kualitas prasarana transportasi agar tetap dalam kondisi mantap
serta mengembangkan sarana transportasi perdesaan dan perkotaan secara terpadu
menjadi penting. Beberapa permasalahan yang dihadapi pada urusan bidang
perhubungan antara lain :
1) Masih kurangnya fasilitas perlengkapan jalan dan masih tingginya overloading
angkutan barang yang melintasi jalan di Kota Banjar;
2) Sarana dan prasarana terminal masih perlu ditingkatkan;
3) Pengelolaan parkir belum berjalan secara optimal;
4) Belum efektifnya pelaksanaan ujian kendaraan bermotor, masih terjadinya kasus
pemalsuan buku kir.
h. Lingkungan Hidup
Beberapa permasalahan terkait dengan pembangunan bidang lingkungan hidup,
diantaranya:
1) Luas lahan TPA yang belum memadai dan cakupan pelayanan masih sebesar 11,18%;
2) Sarana dalam mendukung pelaksanaan Operasional belum memadai (sarana dan
prasarana alat berat, pengolahan leacheat, sumur air pantau, sumur air bersih, drainase
TPA);
3) Terbatasnya sumber daya manusia sebagai pelaku pelayanan pada bidang Kebersihan;
4) Teknologi tepat guna belum ada yang menjadi pelopor dalam penanganan sampah;
5) Belum adanya Norma/Piranti yang berbentuk Perda yang mengatur tentang Pengelolaan
Persampahan;
i. Pertanahan
Penatagunaan tanah meliputi pengaturan penggunaan tanah, pemanfaatan
tanah, dan penguasaan tanah. Kebijakan pemanfaatan tanah di Kota Banjar dilakukan
oleh pemerintah kota melalui proses perizinan peruntukan penggunaan tanah. Adapun
permasalahan dalam bidang pertanahan, antara lain:
1) Masih banyak tanah yang belum bersertifikat;
2) Masih adanya kasus persengketaan kepemilikan tanah.
m. Sosial
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) adalah seseorang, keluarga
atau kelompok masyarakat yang karena suatu hambatan, kesulitan atau gangguan tidak
dapat melaksanakan fungsi sosialnya dan karenanya tidak dapat menjalin hubungan
yang serasi dan kreatif dengan lingkungannya sehingga tidak dapat terpenuhi
kebutuhan hidupnya (jasmani, rohani dan sosial) secara memadai dan wajar. Beberapa
permasalahan terkait penanganan masalah PMKS di Kota Banjar antara lain:
1) Kecenderungan peningkatan jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS);
2) Belum terintegrasinya penanggulangan kemiskinan;
3) Belum optimalnya penanggulangan bencana alam dan bencana sosial;
4) Belum optimalnya pendayagunaan dan pemberdayaan Potensi Sumber
Kesejahteraan Sosial (PSKS).
n. Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan merupakan aspek yang mendasar dalam kehidupan masyarakat
dan pembangunan karena meliputi dimensi ekonomi dan sosial yang luas. Urusan
ketenagakerjaan berkaitan dengan kondisi penduduk usia kerja, angkatan kerja, dan
ketersediaan lapangan kerja. Adapun permasalahan utama terkait bidang
ketenagakerjaan diantaranya:
1) Perluasan lapangan kerja belum sebanding dengan pertumbuhan angkatan kerja;
2) Kualitas dan daya saing calon tenaga kerja belum sesuai kebutuhan pasar;
3) Sarana prasarana penyelenggaraan pelatihan kerja belum sesuai dengan
perkembangan kebutuhan pasar kerja;
4) Sistem informasi ketenagakerjaan belum memadai.
5) Belum tersedianya balai latihan kerja yang representatif.
o. Koperasi dan UKM
p. Penanaman Modal
Keberhasilan meningkatkan realisasi investasi/penanaman modal akan
memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi. Selama kurun waktu 2009-2013
rata-rata realisasi investasi PMA dan PMDN di Kota Banjar masih berkisar Rp.108 milyar
sementara pencapaian laju pertumbuhan ekonomi Kota Banjar tahun 2012 sebesar
5,26%. Berbagai permasalahan terkait dengan peningkatan realisasi investasi baik itu
PMA atau PMDN diantaranya sebagai berikut:
1) Pengelolaan promosi investasi belum optimal;
2) Iklim investasi dan pelayanan perizinan masih perlu ditingkatkan;
3) Kualitas infrastruktur pendukung investasi masih belum memadai dan belum
merata.
q. Kebudayaan
u. Ketahanan Pangan
Urusan Ketahanan Pangan di Kota Banjar pada saat ini ditangani oleh setingkat
esselon III pada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan. Penyelenggaraannya yang
mencakup antara lain ketersediaaan pangan, sistem informasi pangan dan pengawasan
pada tahun 2013 sudah mencapai skor 80%. Ada beberapa permasalahan yang terkait
dengan bidang ketahanan pangan diantaranya :
1) Belum optimalnya peran kelembagan petani formal yang dapat membantu para
pelaku usaha Agribisnis di Kota Banjar, seperti HKTI dan KTNA;
2) Belum optimalnya pengawasan serta pengendalian terhadap aktivitas pelaku
usaha Agribisnis;
3) Keterbatasan sumber daya manusia untuk membuat produk selalu berada pada
kualitas dan kuantitas yang stabil, sehingga kecil sekali kemungkinan inovasi
produk;
4) Bantuan dan peran serta pemerintah melalui dinas terkait relatif masih sangat
kurang dalam pengembangan usaha para pelaku.
w. Statistik
Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional disebutkan bahwa perencanaan pembangunan daerah harus
didasarkan pada data yang akurat dan memadai. Kewenangan daerah dalam urusan
statistik meliputi pengumpulan dan pemanfaatan data dan statistik daerah. Adapun
permasalahannya adalah:
1) Penetapan data tunggal belum disepakati;
2) Data sektoral dari OPD kurang konsisten;
3) Kesadaran dan komitmen terhadap pentingnya data masih rendah;
4) Kualitas SDM di bidang kestatistikan belum memadai;
5) Sarana dan prasarana pengelolaan data dan statistik belum memadai.
x. Kearsipan
Penyelengaraan urusan kearsipan mempunyai fungsi strategis bagi
perkembangan daerah karena menangani arsip aktif, arsip inaktif, dan dokumentasi
daerah. Adaoun yang menjadi permasalahannya adalah:
1) Sarana dan prasarana kearsipan belum memadai;
2) Kualitas dan kuantitas SDM belum memadai;
3) Manajemen arsip belum dilaksanakan secara menyeluruh;
4) Pemanfaatan teknologi dalam pengelolaan arsip belum optimal.
z. Perpustakaan
Perpustakaan merupakan sumber informasi dan sarana strategis peningkatan
Sumber Daya Manusia (SDM). Pelaksanaan urusan perpustakaan mengacu pada
Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, yang antara lain
mengatur kewajiban pemerintah daerah dalam pengelolaan perpustakaan. Adapun
yang menjadi permasalahannya adalah:
1) Sarana dan prasarana pengelolan perpustakaan belum memadai;
2) Kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia belum memadai;
3) Minat baca masyarakat masih perlu ditingkatkan.
b. Kehutanan
Luas hutan rakyat di Kota Banjar adalah 1.733,2 Ha dengan tiga jenis tanaman
utama yaitu jati, albasi dan mahoni. Beberapa permasalahan yang terkait dengan
sektor Kehutanan, antara lain:
1) Penatagunaan Kawasan Hutan : belum dilaksanakannya tata batas kawasan hutan
di wilayah Kota Banjar; belum selesainya proses administrasi tukar menukar
d. Pariwisata
Program Pengembangan dan Promosi Pariwisata yang dilaksanakan Pemerintah
Kota Banjar meliputi fasilitasi promosi pariwisata nusantara di dalam kota dan di luar
daerah serta fasilitasi festival budaya dan pelestarian cagar budaya. Adapun yang
menjadi permasalahan dalam pengembangan kepariwisataan di Kota Banjar antara
lain:
e. Perikanan
Pemanfaatan lahan untuk budidaya perikanan darat di Kota Banjar mencapai luas
306 Ha dengan produksi sebesar 2.392,74 ton pada tahun 2012. Beberapa
permasalahan yang terkait dengan urusan perikanan di Kota Banjar, antara lain :
1) Semakin sempitnya lahan untuk budidaya perikanan sabagai akibat alih fungsi
lahan di Kota Banjar;
2) Masih ditemukannya penggunaan bahan kimia yang membahayakan kesehatan
antara lain formalin dan borax dalam ikan segar maupun ikan olahan yang
beredar di Kota Banjar. Meskipun secara kuantitas menurun dari tahun
sebelumnya.
f. Perdagangan
Sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan sektor yang mendominasi
struktur perekonomian Kota Banjar. Adapun yang menjadi permasalahannya adalah:
1) Sarana prasarana perdagangan/distribusi masih terbatas;
2) Daya saing produk Kota Banjar masih perlu ditingkatkan;
3) Kelancaran distribusi bahan pokok / barang strategis belum optimal;
4) Kreativitas dan inovasi pelaku usaha dalam membaca peluang pasar kurang
optimal;
5) Perlindungan konsumen perlu ditingkatkan.
g. Perindustrian
Saat ini Kota Banjar selain menuju industrialisasi, ternyata Kota Banjar mulai
dibidik oleh investor sebagai sentral distributor, meskipun pertumbuhannya tidak
begitu signifikan tapi dari sektor persewaan akan menambah nilai pertumbuhan LPE
Kota Banjar, yang juga dapat menyerap banyak tenaga kerja. Adapun yang menjadi
permasalahannya adalah :
1) Penguasaan dan penerapan teknologi bagi UMKM masih kurang;
2) Kualitas manajemen pengelolaan usaha bagi UMKM masih rendah;
3) Inovasi produk belum mampu mengimbangi kebutuhan pasar;
4) Akses permodalan bagi UMKM masih rendah;
h. Ketransmigrasian
Permasalahan utama adalah (1) Kesiapan tempat transmigran tidak sesuai
dengan yang diharapkan; (2) Kesiapan sumber daya manusia yang dikirim menjadi
transmigran
Adapun tujuan dan sasaran pada setiap misi yang akan memberikan arahan bagi
pelaksanaan setiap urusan pemerintahan daerah baik urusan wajib maupun urusan
pilihan dalam mendukung pelaksanaan misi dimaksud diuraikan dalam Tabel 4.1
berikut ini:
Tabel 4.1.
Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Provinsi Jawa Barat
Telaahan terhadap visi, misi, tujuan, sasaran dan arah kebijakan pembangunan
daerah Provinsi Jawa Barat memberikan gambaran peran serta dan keterlibatan
langsung Pemerintah Kota Banjar. Hal ini ditunjukkan melalui:
j. Pernyataan misi ke-1 : Membangun Masyarakat Yang Berkualitas dan Berdaya
Saing.
Pada misi ini (termasuk tujuan dan sasarannya) terlihat jelas peran serta
Pemerintah Kota Banjar dalam membangun masyarakat Kota Banjar yang
berkualitas dan berdaya saing sebagai bagian dari upaya untuk mewujudkan misi
yang diemban Provinsi Jawa Barat;
k. Pernyataan sasaran ke-2 s/d 5 pada misi ke-2, diantaranya peran Kota Banjar
dalam rangka meningkatkan daya saing usaha pertanian, kualitas iklim usaha dan
investasi, jumlah dan kualitas wirausahawan, serta meningkatkan pembangunan
ekonomi perdesaan;
l. Pernyataan misi ke-3 : Meningkatkan Kinerja Pemerintahan, Profesionalisme
Aparatur, dan Perluasan Partisipasi Publik.
Pada misi ini (termasuk tujuan dan sasarannya) berlaku bagi semua kabupaten
kota yang ada di Jawa Barat termasuk Kota Banjar untuk sama-sama aktif
mewujudkan misi ke-3 ini;
m. Pernyataan misi ke-4 : Mewujudkan Jawa Barat yang Nyaman dan Pembangunan
Infrastruktur Strategis yang Berkelanjutan.
Pada misi ini, Kota Banjar berperan mewujudkan kota yang nyaman dengan
pembangunan infrastruktur yang berkualitas dan handal;
Adapun tujuan dan sasaran pada setiap misi yang akan memberikan arahan bagi
pelaksanaan setiap urusan baik urusan wajib maupun urusan pilihan dalam
mendukung pelaksanaan misi dimaksud diuraikan dalam Tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 4.2.
Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah
Visi: Menjadi Kabupaten Cilacap yang Sejahtera Secara Merata
Telaahan terhadap visi, misi, tujuan, sasaran dan arah kebijakan pembangunan
daerah Kabupaten Cilacap memberikan gambaran peran serta dan keterlibatan
langsung Pemerintah Kota Banjar. Hal ini ditunjukkan melalui pernyataan sasaran ke-2