Anda di halaman 1dari 26

BAB IV

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

4.1 Permasalahan Pembangunan


Tujuan pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kondisi perekonomian
daerah, kesejahteraan masyarakat, pelestarian dan pelindungan nilai-nilai budaya
daerah, keamanan dan ketertiban, kemampuan dan penguatan kelembagaan untuk
mewujudkan kemandirian. Di samping itu juga membantu pemerintah pusat/provinsi
dalam mempertahankan, memelihara, meningkatkan persatuan dan kesatuan
masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Upaya untuk mewujudkan
tujuan pembangunan daerah telah dilakukan Pemerintah Kota Banjar melalui
serangkaian kebijakan dan program serta sumber pendanaan secara sinergis dan
berkelanjutan.
Berdasarkan analisis gambaran umum kondisi Kota Banjar selama lima tahun
terakhir dan dengan memperhatikan sasaran pokok, indikator dan target pada Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Banjar Tahun 2005-2025 dan juga
target Millenium Development Goals (MDGs), terdapat berbagai aspek pembangunan
yang telah mengalami kemajuan atau keberhasilan, namun di sisi lain terdapat pula
berbagai permasalahan dan tantangan yang masih dihadapi dan perlu ditangani melalui
serangkaian kebijakan dan program secara terencana, sinergis, dan berkelanjutan.
Adapun identifikasi permasalahan pembangunan daerah yang ada di Kota Banjar
adalah sebagai berikut :

4.1.1 Urusan Wajib


a. Bidang Pendidikan
Pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia dalam upaya meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Sampai dengan tahun 2012 capaian indeks pendidikan
sebesar 83,87 atau meningkat 0,49 poin dari capaian tahun 2008. Sementara untuk
mencapai sasaran pokok penduduk yang berkualitas dalam RPJPD Kota Banjar dengan
target capaian indeks pendidikan sebesar 93,6 tentunya hal tersebut akan sulit untuk
dicapai. Adapun beberapa permasalahan terkait dengan pembangunan bidang
pendidikan di Kota Banjar antara lain:
1) Angka partisipasi sekolah (APS) SD/MI belum mencapai 100%, rata-rata capaian
dari tahun 2008-2012 sebesar 98,36%;

RPJMD Kota Banjar Tahun 2014-2018 Bab IV - Hal 1


2) Angka partisipasi murni (APM) SD/MI/SDLB sampai dengan tahun 2012 baru
mencapai 94,59% dan APM SMP/MTs/SMPLB mencapai 75,50, yang masih perlu
didorong untuk mencapai target MDGs dan Pendidikan Untuk Semua (Education
for All) sebesar 100%;
3) Pada jenjang pendidikan menengah, APM SMA/MA/SMK tahun 2012 baru
mencapai 60,15%;
4) Kualitas siswa, pendidik/tenaga kependidikan serta sarana prasarana masih perlu
ditingkatkan;
5) Cakupan pendidikan anak usia dini (PAUD) masih rendah, sampai dengan tahun
2013 cakupannya masih dibawah 40%.

b. Bidang Kesehatan
Keberhasilan pembangunan manusia di bidang kesehatan bisa diukur melalui
indikator yang dihitung berdasarkan keadaan kesehatan masyarakat. Adapun
permasalahan terkait pembangunan kesehatan di Kota Banjar diantaranya:
1) Masih terjadi kasus kematian bayi, pada tahun 2012 terjadi sebanyak 14 kematian
bayi diantara 1000 kelahiran bayi;
2) Masih terjadi kasus kematian ibu melahirkan, tercatat ada 114/100.000 angka
kasus ibu melahirkan pada tahun 2012;
3) Ketersediaan sumberdaya kesehatan yang masih perlu ditingkatkan;
4) Pelayanan kesehatan belum optimal;
5) Ancaman penyakit menular maupun penyakit yang tidak menular masih terjadi;
6) Kesadaran masyarakat untuk melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) masih kurang;

c. Bidang Pekerjaan Umum


Pelaksanaan urusan pekerjaan umum meliputi pengelolaan jalan, jembatan, dan
irigasi. Peningkatan kualitas dan kapasitas jalan dan jembatan terus diupayakan untuk
mendukung kelancaran arus lalu lintas dan perkembangan perekonomian daerah.
Beberapa permasalahan terkait bidang pekerjaan umum antara lain:
1) Kondisi jalan kota belum semuanya berkondisi baik, tahun 2012 masih ada 14,4%
yang kondisinya sedang dan 7,76% kondisinya rusak;
2) Banyak ruas jalan yang lebarnya kurang memenuhi syarat jalan perkotaan
(minimal 3,5) dengan bahu masing-masing sisi kiri kanan selebar 1 meter;
3) Pengembangan jaringan jalan alternatif untuk menghubungkan barat dan timur

Bab IV - Hal 2 RPJMD Kota Banjar Tahun 2014-2018


belum bisa terealisasi karena masalah tanah;
4) Kemantapan jalan masih belum maksimal;
5) Banyak irigasi yang tidak berfungsi optimal;
6) Partisipasi masyarakat yang masih rendah dalam pemeliharaan saluran irigasi
(termasuk peran dari P3I Mitra Cai).

d. Bidang Perumahan
Permukiman akan terus tumbuh dan berkembang seiring dengan meningkatnya
jumlah penduduk. Pelaksanaan urusan perumahan meliputi penataan perumahan dan
prasarana dan sarana lingkungan perumahan seperti air bersih, drainase, jalan
lingkungan, sanitasi, persampahan, permakaman. Beberapa permasalahan terkait
dengan bidang perumahan diantaranya adalah:
1) Kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan dan pendayagunaan sarana dan
prasarana permukiman masih kurang;
2) Pelayanan air bersih belum menjangkau seluruh wilayah Kota Banjar;
3) Pelayanan sanitasi belum menjangkau seluruh masyarakat;
4) Rumah tidak layak huni masih cukup banyak;
5) Penyediaan tempat pemakaman umum bagi perumahan masih kurang;
6) Pengelolaan sistem drainase belum memadai;
7) Rumah yang belum ber IMB masih cukup banyak.

e. Penataan Ruang
UU Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang diarahkan untuk mewujudkan
visi penataan ruang: yaitu ruang yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan.
Adapun permasalahan terkait pembangunan bidang penataan ruang adalah:
1) Rencana detail tata ruang belum mencakup seluruh wilayah Kota Banjar;
2) Pengendalian dan pengawasan terhadap pemanfaatan ruang belum optimal;
3) Kesadaran masyarakat untuk mengurus perizinan sebelum melakukan kegiatan
masih kurang;
4) Menurunnya ketersedianya ruang untuk ketahanan pangan dan ruang terbuka
hijau (RTH) publik.

f. Perencanaan Pembangunan
Perencanaan pembangunan daerah dimaksudkan untuk menghasilkan
pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Adapun proses

RPJMD Kota Banjar Tahun 2014-2018 Bab IV - Hal 3


perencanaan pembangunan di Kota Banjar saat ini dilakukan dengan diawali dari
musyawarah pembangunan desa/kelurahan, musrenbang Kecamatan, forum OPD,
musrenbang kota dan provinsi. Dengan dilakukannya proses tersebut diharapkan
program kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Banjar dapat
memberikan manfaat kepada masyarakat secara optimal. Beberapa permasalahan yang
dihadapi pada urusan perencanaan pembangunan antara lain :
1) Sinergitas perencanaan antar bidang dan antar OPD masih perlu ditingkatkan
agar lebih terpadu;
2) Masih lemahnya ketersediaan dan akurasi data untuk keperluan perencanaan;
3) Masih kurangnya kapabilitas dan kompetensi SDM perencanaan;
4) Belum optimalnya sistem pengendalian dan evaluasi pembangunan.

g. Perhubungan
Sistem dan manajemen transportasi yang baik merupakan faktor pendukung
utama untuk mengembangkan kegiatan ekonomi daerah. Oleh karena itu memelihara
dan meningkatkan kualitas prasarana transportasi agar tetap dalam kondisi mantap
serta mengembangkan sarana transportasi perdesaan dan perkotaan secara terpadu
menjadi penting. Beberapa permasalahan yang dihadapi pada urusan bidang
perhubungan antara lain :
1) Masih kurangnya fasilitas perlengkapan jalan dan masih tingginya overloading
angkutan barang yang melintasi jalan di Kota Banjar;
2) Sarana dan prasarana terminal masih perlu ditingkatkan;
3) Pengelolaan parkir belum berjalan secara optimal;
4) Belum efektifnya pelaksanaan ujian kendaraan bermotor, masih terjadinya kasus
pemalsuan buku kir.

h. Lingkungan Hidup
Beberapa permasalahan terkait dengan pembangunan bidang lingkungan hidup,
diantaranya:
1) Luas lahan TPA yang belum memadai dan cakupan pelayanan masih sebesar 11,18%;
2) Sarana dalam mendukung pelaksanaan Operasional belum memadai (sarana dan
prasarana alat berat, pengolahan leacheat, sumur air pantau, sumur air bersih, drainase
TPA);
3) Terbatasnya sumber daya manusia sebagai pelaku pelayanan pada bidang Kebersihan;
4) Teknologi tepat guna belum ada yang menjadi pelopor dalam penanganan sampah;
5) Belum adanya Norma/Piranti yang berbentuk Perda yang mengatur tentang Pengelolaan
Persampahan;

Bab IV - Hal 4 RPJMD Kota Banjar Tahun 2014-2018


6) Budaya atau perilaku masyarakat terhadap sampah masih bersifat apatis;
7) Kualitas udara dan air belum memenuhi baku mutu, masih ada pencemaran;
8) Masih terdapat daerah rawan air di beberapa kelurahan dan desa (Sebanyak 9
desa/kelurahan);
9) Adanya proses alih fungsi lahan terutama pada perkebunan dan persawahan rakyat.

i. Pertanahan
Penatagunaan tanah meliputi pengaturan penggunaan tanah, pemanfaatan
tanah, dan penguasaan tanah. Kebijakan pemanfaatan tanah di Kota Banjar dilakukan
oleh pemerintah kota melalui proses perizinan peruntukan penggunaan tanah. Adapun
permasalahan dalam bidang pertanahan, antara lain:
1) Masih banyak tanah yang belum bersertifikat;
2) Masih adanya kasus persengketaan kepemilikan tanah.

j. Kependudukan dan Catatan Sipil


Permasalahan utama dalam bidang kependudukan dan catatan sipil di Kota
Banjar antara lain:
1) Migrasi penduduk antar wilayah cukup tinggi;
2) Sarana dan prasarana pendukung sistem informasi administrasi kependudukan
masih terbatas;
3) Kesadaran masyarakat terhadap tertib administrasi kependudukan masih kurang;

k. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak


Permasalahan utama adalah (1) Kesetaraan gender; dan (2) Masih rentan
permasalahan trafficking dan kekerasan terhadap perempuan dan anak.

l. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera


Perkembangan program keluarga berencana di Kota Banjar cukup baik. Salah satu
keberhasilan program Kampoeng KB ditandai dengan meningkatnya prevalensi peserta
KB (peserta aktif/pasangan usia subur), tetapi masih ada beberapa permasalahan
terkait dengan pembangunan bidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera,
diantaranya:
1) Kesadaran masyarakat terhadap perencanaan keluarga berencana sehat dan
sejahtera masih perlu ditingkatkan;
2) Cakupan alat kontrasepsi/akseptor KB dan peserta KB aktif masih perlu

RPJMD Kota Banjar Tahun 2014-2018 Bab IV - Hal 5


ditingkatkan;
3) Masih kurangnya cakupan pelayanan sesuai standar pelayanan minimal bidang
keluarga berencana, meliputi; komunikasi, informasi, dan edukasi keluarga
berencana dan keluarga sejahtera (KIE KB dan KS);
4) Pemberdayaan ekonomi keluarga, khususnya melalui kelompok Usaha
Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) belum optimal.

m. Sosial
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) adalah seseorang, keluarga
atau kelompok masyarakat yang karena suatu hambatan, kesulitan atau gangguan tidak
dapat melaksanakan fungsi sosialnya dan karenanya tidak dapat menjalin hubungan
yang serasi dan kreatif dengan lingkungannya sehingga tidak dapat terpenuhi
kebutuhan hidupnya (jasmani, rohani dan sosial) secara memadai dan wajar. Beberapa
permasalahan terkait penanganan masalah PMKS di Kota Banjar antara lain:
1) Kecenderungan peningkatan jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS);
2) Belum terintegrasinya penanggulangan kemiskinan;
3) Belum optimalnya penanggulangan bencana alam dan bencana sosial;
4) Belum optimalnya pendayagunaan dan pemberdayaan Potensi Sumber
Kesejahteraan Sosial (PSKS).

n. Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan merupakan aspek yang mendasar dalam kehidupan masyarakat
dan pembangunan karena meliputi dimensi ekonomi dan sosial yang luas. Urusan
ketenagakerjaan berkaitan dengan kondisi penduduk usia kerja, angkatan kerja, dan
ketersediaan lapangan kerja. Adapun permasalahan utama terkait bidang
ketenagakerjaan diantaranya:
1) Perluasan lapangan kerja belum sebanding dengan pertumbuhan angkatan kerja;
2) Kualitas dan daya saing calon tenaga kerja belum sesuai kebutuhan pasar;
3) Sarana prasarana penyelenggaraan pelatihan kerja belum sesuai dengan
perkembangan kebutuhan pasar kerja;
4) Sistem informasi ketenagakerjaan belum memadai.
5) Belum tersedianya balai latihan kerja yang representatif.
o. Koperasi dan UKM

Bab IV - Hal 6 RPJMD Kota Banjar Tahun 2014-2018


Keberadaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Koperasi dapat berperan
sebagai penyangga sekaligus penggerak perekonomian Kota Banjar dalam rangka
mendukung upaya penciptaan lapangan pekerjaan, penyerapan tenaga kerja,
peningkatan pendapatan masyarakat, dan mempercepat pengurangan jumlah
penduduk miskin. Jumlah koperasi di Kota Banjar mengalami peningkatan pada periode
2008-2012, namun persentase koperasi yang aktif baru mencapai 44,17% pada Tahun
2012. Hal tersebut terjadi dikarenakan masyarakat Kota Banjar belum sepenuhnya
memahami kelembagaan koperasi sebagai badan hukum usaha yang mampu
menumbuhkan ekonomi kerakyatan.
Berbagai permasalahan terkait dengan pengelolaan koperasi dan UMKM antara
lain :
1) Rendahnya kualitas SDM yang berkompeten sehingga berdampak pada kinerja
manajemen pengelolaan;
2) Lemahnya penguasaan akses teknologi tepat guna maupun modern;
3) Kualitas produk belum memenuhi standar;
4) Lemahnya akses pasar dan jejaring pemasaran;
5) Kurangnya informasi perbankan dan akses permodalan;
6) Masih lemahnya pengembangan pola kemitraan dan jejaring usaha maupun jasa;
7) Terbatasnya dukungan prasarana dan sarana usaha, lemahnya kemampuan
berinovasi dan kurangnya informasi serta daya saing yang rendah;
8) Masih kurang kondusifnya iklim usaha dan kurang optimalnya dukungan
infrastruktur kelembagaan.

p. Penanaman Modal
Keberhasilan meningkatkan realisasi investasi/penanaman modal akan
memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi. Selama kurun waktu 2009-2013
rata-rata realisasi investasi PMA dan PMDN di Kota Banjar masih berkisar Rp.108 milyar
sementara pencapaian laju pertumbuhan ekonomi Kota Banjar tahun 2012 sebesar
5,26%. Berbagai permasalahan terkait dengan peningkatan realisasi investasi baik itu
PMA atau PMDN diantaranya sebagai berikut:
1) Pengelolaan promosi investasi belum optimal;
2) Iklim investasi dan pelayanan perizinan masih perlu ditingkatkan;
3) Kualitas infrastruktur pendukung investasi masih belum memadai dan belum
merata.
q. Kebudayaan

RPJMD Kota Banjar Tahun 2014-2018 Bab IV - Hal 7


Beberapa permasalahan dalam pembangunan bidang kebudayaan diantaranya:
1) Penerapan nilai-nilai luhur budaya dalam kehidupan sehari-hari masih rendah;
2) Pengelolaan kekayaan budaya yang belum optimal;
3) Partisipasi generasi muda dalam seni dan budaya masih kurang;
4) Masuknya nilai dan budaya asing yang berpengaruh negatif cukup banyak;
5) Kualitas sumberdaya manusia pelaku budaya masih terbatas;
6) Menurunnya kepedulian masyarakat terhadap kepedulian sosial.

r. Kepemudaan dan Olahraga


Permasalahan utama dalam pembangunan kepemudaan dan olahraga di Kota
Banjar, antara lain:
1) Prestasi Olah raga yang masih harus ditingkatkan;
2) Ketersediaan dan ketercukupan sarana dan prasarana olah raga perlu
ditingkatkan.

s. Kesatuan Bangsa dan Politik Luar Negeri


Kondisi daerah yang aman dan kondusif menjadi prasyarat utama pelaksanaan
pembangunan daerah. Oleh karena itu penciptaaan kondisi daerah yang aman, tertib,
dan tenteram menjadi isu utama pelaksanaan urusan kesatuan bangsa dan politik
dalam negeri. Permasalahannya adalah:
1) Penegakan Perda belum optimal;
2) Kesadaran masyarakat dan dunia usaha untuk mematuhi peraturan masih belum
optimal;
3) Sarana dan prasarana keamanan dan ketertiban belum memadai;
4) Risiko ancaman gangguan terhadap ketentraman, ketertiban dan keindahan yang
semakin tinggi

t. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,


Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Beberapa permasalahan utama dalam pelaksanaan bidang Otonomi Daerah,
Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian
dan Persandian diantaranya :
1) Penegakan hukum masih lemah dan belum optimalnya perlindungan hukum dan
hak asasi manusia (HAM);
2) Kelembagaan pemerintah masih belum sepenuhnya melaksanakan prinsip good

Bab IV - Hal 8 RPJMD Kota Banjar Tahun 2014-2018


governance;
3) Masih rendahnya kapasitas dan profesionalisme sumber daya manusia aparatur;
4) Pengelolaan asset masih perlu ditingkatkan;
5) Sumber pendapatan daerah dari BUMD masih terbatas;
6) Pelayanan publik masih belum sesuai harapan masyarakat.

u. Ketahanan Pangan
Urusan Ketahanan Pangan di Kota Banjar pada saat ini ditangani oleh setingkat
esselon III pada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan. Penyelenggaraannya yang
mencakup antara lain ketersediaaan pangan, sistem informasi pangan dan pengawasan
pada tahun 2013 sudah mencapai skor 80%. Ada beberapa permasalahan yang terkait
dengan bidang ketahanan pangan diantaranya :
1) Belum optimalnya peran kelembagan petani formal yang dapat membantu para
pelaku usaha Agribisnis di Kota Banjar, seperti HKTI dan KTNA;
2) Belum optimalnya pengawasan serta pengendalian terhadap aktivitas pelaku
usaha Agribisnis;
3) Keterbatasan sumber daya manusia untuk membuat produk selalu berada pada
kualitas dan kuantitas yang stabil, sehingga kecil sekali kemungkinan inovasi
produk;
4) Bantuan dan peran serta pemerintah melalui dinas terkait relatif masih sangat
kurang dalam pengembangan usaha para pelaku.

v. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa


Pemberdayaan Masyarakat dimaksudkan guna dapat mengembangkan
kemampuan dan kemandirian masyarakat untuk berperan aktif dalam pembangunan,
agar secara bertahap masyarakat mampu membangun diri dan lingkungannya secara
mandiri. Permasalahannya adalah:
1) Teknologi Tepat Guna yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat belum
dimanfaatkan secara optimal;
2) Peran dan fungsi kelembagaan masyarakat belum optimal;
3) Peran serta masyarakat dalam pembangunan di kawasan perkotaan cenderung
menurun;
4) Pelayanan pemerintahan desa kepada masyarakat belum optimal;
5) Peran perempuan dalam pembangunan belum optimal;
6) Kemampuan keuangan desa dalam pembangunan masih terbatas;

RPJMD Kota Banjar Tahun 2014-2018 Bab IV - Hal 9


7) Pengelolaan administrasi pemerintahan desa kurang tertib.

w. Statistik
Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional disebutkan bahwa perencanaan pembangunan daerah harus
didasarkan pada data yang akurat dan memadai. Kewenangan daerah dalam urusan
statistik meliputi pengumpulan dan pemanfaatan data dan statistik daerah. Adapun
permasalahannya adalah:
1) Penetapan data tunggal belum disepakati;
2) Data sektoral dari OPD kurang konsisten;
3) Kesadaran dan komitmen terhadap pentingnya data masih rendah;
4) Kualitas SDM di bidang kestatistikan belum memadai;
5) Sarana dan prasarana pengelolaan data dan statistik belum memadai.

x. Kearsipan
Penyelengaraan urusan kearsipan mempunyai fungsi strategis bagi
perkembangan daerah karena menangani arsip aktif, arsip inaktif, dan dokumentasi
daerah. Adaoun yang menjadi permasalahannya adalah:
1) Sarana dan prasarana kearsipan belum memadai;
2) Kualitas dan kuantitas SDM belum memadai;
3) Manajemen arsip belum dilaksanakan secara menyeluruh;
4) Pemanfaatan teknologi dalam pengelolaan arsip belum optimal.

y. Komunikasi dan Informatika


Kemajuan dibidang komunikasi dan informatika telah mendorong munculnya
globalisasi dengan berbagai perspektifnya. Beberapa peraturan perundangan yang
terkait dengan urusan komunikasi dan informatika adalah Undang-undang nomor 11
Tahun 2008 tentang Transaksi Elektronik dan Undang-undang nomor 14 Tahun 2008
tentang Keterbukaan Informasi Publik. Adapun yang menjadi permasalahan
pembangunannya di Kota Banjar antara lain:
1) Kualitas sumberdaya manusia bidang teknologi informasi dan komunikasi belum
memadai, bahkan cenderung tidak ada untuk sebagian besar OPD;
2) Sarana dan prasarana teknologi informasi belum memadai;
3) e-government belum diimplementasikan secara optimal;

Bab IV - Hal 10 RPJMD Kota Banjar Tahun 2014-2018


4) Adanya ketentuan pada tahun 2011 semua software harus berlisensi harus
diantisipasi untuk penggunaan open source.

z. Perpustakaan
Perpustakaan merupakan sumber informasi dan sarana strategis peningkatan
Sumber Daya Manusia (SDM). Pelaksanaan urusan perpustakaan mengacu pada
Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, yang antara lain
mengatur kewajiban pemerintah daerah dalam pengelolaan perpustakaan. Adapun
yang menjadi permasalahannya adalah:
1) Sarana dan prasarana pengelolan perpustakaan belum memadai;
2) Kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia belum memadai;
3) Minat baca masyarakat masih perlu ditingkatkan.

4.1.2 Urusan Pilihan


a. Pertanian
Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kota Banjar sebesar 16,07%,
menempati urutan ke tiga terbesar setelah sektor perdagangan dan jasa. Hal ini berarti
pertanian di Kota Banjar termasuk urusan yang prioritas. Beberapa permasalahan
urusan pertanian yang terkait dengan bidang tanaman pangan dan hortikultura, bidang
peternakan serta bidang perkebunan, antara lain :
1) Rendahnya investasi di sektor agribisnis;
2) Belum adanya daerah agrowisata. Dimana kawasan tersebut terintegrasi antara
tanaman buah-buahan, bunga dan taman tempat rekreasi joging trak, Seperti di
Kota Malang maupun Taman Sari di Kota Bogor;
3) Belum adanya fasilitas pasar sekala regional yang lebih besar serta
pengembangan pasar agro;
4) Belum adanya terminal bongkar muat komoditas pertanian maupun barang yang
memadai.

b. Kehutanan
Luas hutan rakyat di Kota Banjar adalah 1.733,2 Ha dengan tiga jenis tanaman
utama yaitu jati, albasi dan mahoni. Beberapa permasalahan yang terkait dengan
sektor Kehutanan, antara lain:
1) Penatagunaan Kawasan Hutan : belum dilaksanakannya tata batas kawasan hutan
di wilayah Kota Banjar; belum selesainya proses administrasi tukar menukar

RPJMD Kota Banjar Tahun 2014-2018 Bab IV - Hal 11


kawasan hutan antara Kementrian Kehutanan dengan Pemerintah Kota Banjar
pada lahan eks Desa Karangpanimbal Kecamatan Purwaharja; dan belum
tersusunnya dokumen Rencana Kehutanan Tingkat Kota;
2) Belum optimalnya pengembangan Hutan Kota dan Hutan hak sebagai daya
dukung lingkungan dan pengembangan aneka usaha kehutanan dalam rangka
pemberdayaan masyarakat;
3) Belum dilaksanakannya pembinaan perbenihan tanaman hutan;
4) Belum optimalnya pengawasan dan pengendalian hasil hutan skala kota;
5) Belum optimalnya pengawasan dan pengendalian penerimaan negara bukan
pajak skala kota;
6) Semakin sempitnya lahan untuk pengembangan hutan rakyat sebagai akibat alih
fungsi lahan dari semula lahan kehutanan mulai beralih fungsi ke pengembangan
perkebunan, dan hortikultura di Kota Banjar;
7) Masih adanya kesalahan data statistik mengenai luas lahan kritis dan potensi
kritis di Kota Banjar. Jadi data yang rill di kota Banjar sama yang terekap di
Kehutanan Provinsi Jawa Barat sampai ke tingkat Kementrian Kehutanan tidak
sama. Dimana data di pusat sajian lahan kritis dan potensi kritis lebih besar dari
pada data rill di daerah.

c. Energi dan Sumber Daya Mineral


Sektor penggalian di Kota Banjar merupakan sektor penunjang pada sektor
lainnya, diantaranya sebagai bahan baku pembuatan industri bata merah dan
penunjang kegiatan sektor konstruksi, sementara pembangunan infrastruktur
ketenagalistrikan diprioritaskan baik untuk meningkatkan keandalan penyediaan tenaga
listrik maupun memberikan akses penyediaan tenaga listrik. Ada beberapa
permasalahan dalam pembangunan bidang energi dan sumber daya mineral,
diantaranya:
1) Masih banyak kebutuhan SUTR untuk penyediaan Listrik Pra KS;
2) Banyak lokasi yang belum terpasang PJU dan Non-PJU;
3) Masih adanya penambangan rakyat yang belum berijin.

d. Pariwisata
Program Pengembangan dan Promosi Pariwisata yang dilaksanakan Pemerintah
Kota Banjar meliputi fasilitasi promosi pariwisata nusantara di dalam kota dan di luar
daerah serta fasilitasi festival budaya dan pelestarian cagar budaya. Adapun yang
menjadi permasalahan dalam pengembangan kepariwisataan di Kota Banjar antara
lain:

Bab IV - Hal 12 RPJMD Kota Banjar Tahun 2014-2018


1) Belum adanya daerah wisata, khususnya daerah agrowisata representatif yang
menjadi destinasi wisata regional;
2) Destinasi wisata yang ada belum dimanfaatkan secara optimal sehingga kurang
memberikan kontribusi terhadap penerimaan daerah;
3) Sarana prasarana pariwisata seperti hotel masih kurang, belum ada yang bintang
empat atau bahkan bintang lima.

e. Perikanan
Pemanfaatan lahan untuk budidaya perikanan darat di Kota Banjar mencapai luas
306 Ha dengan produksi sebesar 2.392,74 ton pada tahun 2012. Beberapa
permasalahan yang terkait dengan urusan perikanan di Kota Banjar, antara lain :
1) Semakin sempitnya lahan untuk budidaya perikanan sabagai akibat alih fungsi
lahan di Kota Banjar;
2) Masih ditemukannya penggunaan bahan kimia yang membahayakan kesehatan
antara lain formalin dan borax dalam ikan segar maupun ikan olahan yang
beredar di Kota Banjar. Meskipun secara kuantitas menurun dari tahun
sebelumnya.

f. Perdagangan
Sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan sektor yang mendominasi
struktur perekonomian Kota Banjar. Adapun yang menjadi permasalahannya adalah:
1) Sarana prasarana perdagangan/distribusi masih terbatas;
2) Daya saing produk Kota Banjar masih perlu ditingkatkan;
3) Kelancaran distribusi bahan pokok / barang strategis belum optimal;
4) Kreativitas dan inovasi pelaku usaha dalam membaca peluang pasar kurang
optimal;
5) Perlindungan konsumen perlu ditingkatkan.

g. Perindustrian
Saat ini Kota Banjar selain menuju industrialisasi, ternyata Kota Banjar mulai
dibidik oleh investor sebagai sentral distributor, meskipun pertumbuhannya tidak
begitu signifikan tapi dari sektor persewaan akan menambah nilai pertumbuhan LPE
Kota Banjar, yang juga dapat menyerap banyak tenaga kerja. Adapun yang menjadi
permasalahannya adalah :
1) Penguasaan dan penerapan teknologi bagi UMKM masih kurang;
2) Kualitas manajemen pengelolaan usaha bagi UMKM masih rendah;
3) Inovasi produk belum mampu mengimbangi kebutuhan pasar;
4) Akses permodalan bagi UMKM masih rendah;

RPJMD Kota Banjar Tahun 2014-2018 Bab IV - Hal 13


5) Ketersediaan bahan baku industri masih terbatas;
6) Kemitraan antar pelaku usaha belum optimal..

h. Ketransmigrasian
Permasalahan utama adalah (1) Kesiapan tempat transmigran tidak sesuai
dengan yang diharapkan; (2) Kesiapan sumber daya manusia yang dikirim menjadi
transmigran

4.2 Telahaan Terhadap RPJMN Tahun 2010-2014


Dokumen RPJMN 2010-2014 merupakan penjabaran dari Visi dan Misi Presiden
terpilih yang memuat Strategi Pembangunan Nasional, Kebijakan Umum, Prioritas
Nasional, dan program serta kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh
Kementrian/Lembaga. Dokumen ini menjadi acuan bagi Kementerian/Lembaga dan
Pemerintah Daerah dalam menyusun rencana kerjanya.
Visi, Misi serta Agenda Utama Pembangunan dijabarkan ke dalam 14 (empat
belas) Prioritas Nasional lainnya yaitu:
1) Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola dengan pemantapan tata kelola
pemerintahan yang lebih baik;
2) Pendidikan yang ditujukan terutama untuk peningkatan akses pendidikan yang
berkualitas, terjangkau, relevan, dan efisien;
3) Kesehatan dengan penitikberatan pada pendekatan preventif dan kuratif;
4) Penanggulangan Kemiskinan termasuk perbaikan distribusi pendapatan dengan
perlindungan sosial yang berbasis keluarga dan pemberdayaan masyarakat;
5) Ketahanan Pangan serta lanjutan revitalisasi pertanian;
6) Infrastruktur yang memiliki daya dukung dan daya gerak terhadap pertumbuhan
ekonomi dan sosial;
7) Iklim Investasi dan Iklim Usaha melalui perbaikan kepastian hukum,
penyederhanaan prosedur, perbaikan sistem informasi, dan pengembangan
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK);
8) Energi yang diprioritaskan pada terjaminnya kelangsungan pertumbuhan nasional
dan optimalisasi pemanfaatan energi alternatif seluas-luasnya;
9) Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana yang dilaksanakan melalui
konservasi dan pemanfaatan lingkungan hidup;

Bab IV - Hal 14 RPJMD Kota Banjar Tahun 2014-2018


10) Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Pasca-Konflik yang mengutamakan dan
menjamin pertumbuhannya keberlangsungan kehidupan damai di wilayah
pascakonflik;
11) Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi yang diarahkan pada
pengembangan dan perlindungan kebhinekaan budaya, karya seni, dan ilmu serta
apresiasinya;
12) Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, khususnya pelaksanaan koordinasi
terhadap mekanisme prosedur penanganan/penangkalan terorisme;
13) Bidang Perekonomian yang terkait dengan kebijakan Industri Nasional dan
peningkatan pelayanan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI);
14) Bidang Kesejahteraan Rakyat diantaranya mencakup: Peningkatan kerukunan
umat beragama maupun peningkatan jumlah wisatawan mancanegara dan
wisatawan nusantara.

Telaahan terhadap Prioritas Nasional memberikan gambaran peran serta dan


keterlibatan langsung Pemerintah Kota Banjar. Hal ini ditunjukkan melalui:
a. Pernyataan prioritas nasional ke-1 : Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola dengan
pemantapan tata kelola pemerintahan yang lebih baik.
Pada prioritas nasional ke-1 ini Kota Banjar berperan untuk terus meningkatkan
kinerja pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat. Hal tersebut dapat
ditunjukan dengan terus mempertahankan capaian opini laporan keuangan WTP,
meningkatkan tata kelola SAKIP agar hasil evaluasi Lakip dan LPPD mencapai nilai
yang maksimal dan terus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sehingga
capaian indeks kepuasan masyarakat (IKM) masuk kategori sangat baik/puas;
b. Pernyataan prioritas nasional ke-2 : Pendidikan yang ditujukan terutama untuk
peningkatan akses pendidikan yang berkualitas, terjangkau, relevan, dan efisien.
Pada prioritas nasional ke-2 ini Kota Banjar berperan untuk terus meningkatkan
pelayanan pendidikan kepada masyarakat. Hal tersebut dapat ditunjukan dengan
biaya sekolah yang gratis sampai jenjang SMA, beasiswa bagi siswa/i yang
berprestasi maupun bagi yang kurang mampu;
c. Pernyataan prioritas nasional ke-3 : Kesehatan dengan penitikberatan pada
pendekatan preventif dan kuratif.
Pada prioritas nasional ke-3 ini Kota Banjar berperan untuk terus meningkatkan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Hal tersebut dapat ditunjukan dengan
pembebasan biaya berobat ke puskesmas, pembebasan biaya berobat ke RSUD

RPJMD Kota Banjar Tahun 2014-2018 Bab IV - Hal 15


kelas III bagi keluarga miskin dan penggantian biaya berobat bagi penduduk
miskin apabila dirujuk ke RSU provinsi atau nasional;
d. Pernyataan prioritas nasional ke-4 : Penanggulangan Kemiskinan termasuk
perbaikan distribusi pendapatan dengan perlindungan sosial yang berbasis
keluarga dan pemberdayaan masyarakat.
Pada prioritas nasional ke-4 ini Kota Banjar berperan untuk terus menekan angka
kemiskinan melalui berbagai program perlindungan sosial dan pemberdayaan
masyarakat;
e. Pernyataan prioritas nasional ke-5 : Ketahanan Pangan serta lanjutan revitalisasi
pertanian.
Pada prioritas nasional ke-5 ini Kota Banjar berperan untuk terus meningkatkan
kemandirian serta ketahanan pangan;
f. Pernyataan prioritas nasional ke-6 : Infrastruktur yang memiliki daya dukung dan
daya gerak terhadap pertumbuhan ekonomi dan sosial.
Pada prioritas nasional ke-6 ini Kota Banjar berperan untuk terus meningkatkan
fasilitas infrastruktur dasar perkotaan sebagai salah satu penunjang daya saing
ekonomi daerah;
g. Pernyataan prioritas nasional ke-7 : Iklim Investasi dan Iklim Usaha melalui
perbaikan kepastian hukum, penyederhanaan prosedur, perbaikan sistem
informasi, dan pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Pada prioritas nasional ke-7 ini Kota Banjar berperan untuk terus meningkatkan
iklim investasi yang kondusif, perbaikan kepastian hukum, penyederhanaan
prosedur, perbaikan sistem informasi sebagai penunjang pelayanan perijinan
yang lebih efektif dan efisien;
h. Pernyataan prioritas nasional ke-9 : Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana
yang dilaksanakan melalui konservasi dan pemanfaatan lingkungan hidup.
Pada prioritas nasional ke-9 ini Kota Banjar berperan untuk terus meningkatkan
kualitas lingkungan hidup, salah satunya dengan penyediaan ruang terbuka hijau
yang proporsional;
i. Pernyataan prioritas nasional ke-11 : Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi
Teknologi yang diarahkan pada pengembangan dan perlindungan kebhinekaan
budaya, karya seni, dan ilmu serta apresiasinya.
Pada prioritas nasional ke-11 ini Kota Banjar berperan untuk terus meningkatkan
kreativitas seni, budaya dan inovasi teknologi.

Bab IV - Hal 16 RPJMD Kota Banjar Tahun 2014-2018


4.3 Telahaan Terhadap RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018
Sebagaimana digambarkan dalam penjelasan hubungan antar dokumen di bab
sebelumnya, bahwa penyusunan RPJMD Kota Banjar Tahun 2014-2018 memperhatikan
RPJMD Provinsi Jawa Barat. RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 2018 merupakan
tahap ketiga dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa
Barat Tahun 2005 2025 yaitu tahap memantapkan pembangunan secara menyeluruh
dalam rangka penyiapan kemandirian masyarakat Jawa Barat. Dengan
mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan, tantangan dan peluang serta isu
isu strategis yang terjadi di Jawa Barat, maka :

Visi Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 yaitu:


"Jawa Barat Maju dan Sejahtera untuk Semua"
Makna yang terkandung dalam visi tersebut dijabarkan sebagai berikut:
Maju : adalah sikap dan kondisi masyarakat yang produktif, berdaya saing
dan mandiri, terampil dan inovatif dengan tetap dapat menjaga
tatanan sosial masyarakat yang toleran, rasional, bijak dan adaptif
terhadap dinamika perubahan namun tetap berpegang pada nilai
budaya serta kearifan lokal dan berdaulat secara pangan,
ketahanan ekonomi dan sosial.
Sejahtera : adalah sikap dan kondisi masyarakat Jawa Barat yang secara lahir
dan batin mendapatkan rasa aman dan makmur dalam menjalani
kehidupan.
Untuk Semua : adalah kondisi dimana hasil pembangunan dapat dirasakan oleh
seluruh lapisan, elemen dan komponen masyarakat.

Dalam rangka pencapaian visi yang telah ditetapkan dengan memperhatikan


kondisi dan permasalahan yang ada, tantangan ke depan, serta memperhitungkan
peluang yang dimiliki, maka ditetapkan 5 (lima) misi sebagai berikut:
1) Membangun Masyarakat yang Berkualitas dan Berdaya saing. Misi ini untuk
menciptakan sosok Jawa Barat pada Tahun 2018 yaitu Masyarakat Jawa Barat
yang agamis, berakhlak mulia, sehat, cerdas, bermoral, berbudaya Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), memiliki spirit juara dan siap berkompetisi.
2) Membangun Perekonomian yang Kokoh dan Berkeadilan. Misi ini untuk
menciptakan sosok Jawa Barat pada Tahun 2018, yaitu Perekonomian Jawa Barat
yang semakin maju dan berdaya saing, bersinergi antar skala usaha, berbasis

RPJMD Kota Banjar Tahun 2014-2018 Bab IV - Hal 17


ekonomi pertanian dan non-pertanian yang mampu menarik investasi dalam dan
luar negeri, menyerap banyak tenaga kerja, serta memberikan pemerataan
kesejahteraan bagi seluruh masyarakat.
3) Meningkatkan Kinerja Pemerintahan, Profesionalisme Aparatur, dan Perluasan
Partisipasi Publik. Misi ini untuk menciptakan sosok Jawa Barat pada Tahun 2018
yaitu Pemerintahan Jawa Barat yang bermutu dan akuntabel, handal dan
terpercaya dalam pelayanan yang ditopang oleh aparatur profesional, sistem
yang modern berbasis IPTEK menuju tata kelola pemerintahan yang baik (Good
Governance) dan pemerintahan yang bersih (Clean Government) serta
menerapkan model manajemen pemerintahan hibrida yang mengkombinasikan
manajemen berbasis kabupaten/kota dengan manajemen lintas kabupaten/kota.
4) Mewujudkan Jawa Barat yang Nyaman dan Pembangunan Infrastruktur
Strategis yang Berkelanjutan. Hal ini untuk menciptakan sosok Jawa Barat pada
Tahun 2018 yaitu Pembangunan Jawa Barat yang selaras dengan kondisi daya
dukung dan daya tampung lingkungan, memiliki infrastruktur dasar yang
memadai, serta didukung oleh tersedianya infrastruktur yang mampu
meningkatkan konektivitas antar wilayah dan pertumbuhan ekonomi.
5) Meningkatkan Kehidupan Sosial, Seni dan Budaya, Peran Pemuda dan Olah
Raga serta Pengembangan Pariwisata dalam Bingkai Kearifan Lokal. Hal ini
untuk menciptakan sosok Jawa Barat pada Tahun 2018 yaitu kehidupan sosial
kemasyarakatan yang kokoh dan berbudaya yang bercirikan tingginya
pemanfaatan modal sosial dalam pembangunan, meningkatnya ketahanan
keluarga, menurunnya jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS),
tingginya peran pemuda dalam pembangunan, meningkatnya prestasi olah raga
tingkat nasional dan internasional, terpeliharanya seni dan warisan budaya dan
meningkatkan industri pariwisata yang berdaya saing dalam bingkai kearifan
lokal.

Adapun tujuan dan sasaran pada setiap misi yang akan memberikan arahan bagi
pelaksanaan setiap urusan pemerintahan daerah baik urusan wajib maupun urusan
pilihan dalam mendukung pelaksanaan misi dimaksud diuraikan dalam Tabel 4.1
berikut ini:

Tabel 4.1.
Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Provinsi Jawa Barat

Bab IV - Hal 18 RPJMD Kota Banjar Tahun 2014-2018


Visi: Jawa Barat Maju Dan Sejahtera Untuk Semua
Misi Tujuan Sasaran
Misi Pertama, Membangun sumber 1. Meningkatnya aksesibilitas
Membangun daya manusia Jawa dan kualitas pendidikan
Masyarakat Yang Barat yang menguasai yang unggul, terjangkau dan
Berkualitas dan IPTEK, senantiasa merata;
Berdaya Saing berkarya, kompetitif, 2. Meningkatnya kualitas
dengan tetap layanan kesehatan bagi
mempertahankan seluruh masyarakat, serta
identitas dan ciri khas perluasan akses pelayanan
masyarakat yang santun yang terjangkau dan
dan berbudaya. merata;
3. Meningkatnya daya saing
sumber daya manusia dan
kelembagaan serta
berbudaya IPTEK
4. Meningkatnya kualitas
ketahanan keluarga
Misi Kedua, Mewujudkan 1. Jawa Barat sebagai Daerah
Membangun pertumbuhan ekonomi Pertanian Berbasis
Perekonomian Yang yang berkualitas dan Agrikultur
Kokoh dan mengurangi disparitas 2. Meningkatnya daya saing
Berkeadilan ekonomi antar wilayah usaha pertanian
3. Meningkatnya kualitas iklim
usaha dan investasi
4. Meningkatnya jumlah dan
kualitas wirausahawan
5. Meningkatnya
pembangunan ekonomi
perdesaan dan regional
Misi Ketiga, 1. Meningkatkan 1. Meningkatnya kualitas dan
Meningkatkan kualitas birokrasi akuntabilitas layanan
Kinerja yang profesional Pemerintahan serta
Pemerintahan, dan akuntabel mewujudkan perluasan
Profesionalisme dalam rangka partisipasi publik.
Aparatur, dan peningkatkan 2. Meningkatnya kualitas tata
Perluasan Partisipasi kualitas pelayanan kelola Pemerintahan
Publik. publik serta berbasis IPTEK.
pembangunan
partisipatif. 3. Meningkatnya
profesionalisme dan kualitas
2. Terwujudnya kesejahteraan aparatur.
pemerintahan yang
modern. 4. Meningkatnya stabilitas
tibumtranmas, kesadaran
3. Terwujudnya politik dan hukum.
profesionalisme
pemerintahan yang

RPJMD Kota Banjar Tahun 2014-2018 Bab IV - Hal 19


Misi Tujuan Sasaran
didukung oleh
aparatur yang
kompeten.
4. Meningkatkan
stabilitas di daerah.
Misi Keempat, 1. Meningkatkan 1. Meningkatnya daya dukung
Mewujudkan Jawa kelestarian dan daya tamping
Barat yang Nyaman lingkungan hidup lingkungan serta kualitas
dan Pembangunan dan keberlanjutan penanganan bencana.
Infrastruktur pembangunan. 2. Meningkatnya kualitas
Strategis yang 2. Meningkatkan pemenuhan infrastruktur
Berkelanjutan. ketersediaan dasar masyarakat
infrastruktur untuk 3. Meningkatnya percepatan
peningkatan pembangunan infrastruktur
produktivitas strategis
ekonomi, dan
pelayanan dasar.
Misi Kelima, 1. Mewujudkan 1. Pencegahan dan
Meningkatkan kesejahteraan para Penanganan Penyandang
Kehidupan Sosial, Penyandang Masalah Kesejahteraan
Seni dan Budaya, Masalah Sosial (PMKS).
Peran Pemuda dan Kesejahteraan Sosial 2. Meningkatnya peran
Olah Raga serta (PMKS). pemuda, organisasi
Pengembangan 2. Mewujudkan kemasyarakatan dan prestasi
Pariwisata dalam pemuda yang olahraga serta penanganan
Bingkai Kearifan tangguh dan komunitas tertentu.
Lokal. berdaya saing serta 3. Meningkatnya peran
meningkatnya masyarakat dalam
prestasi olahraga; pembangunan olah raga,
3. Melestarikan seni seni, budaya dan pariwisata.
dan budaya berbasis 4. Meningkatnya kualitas
kearifan lokal dan kehidupan masyarakat dan
mengembangkan kerukunan antar umat
pariwisata yang beragama.
berdaya saing;
4. Mewujudkan
pemenuhan
kebutuhan dasar
dan hak dasar
manusia.
Sumber: RPJMD Prov. Jabar Tahun 2013-2018

Fokus pembangunan Jawa Barat pada tahun 2013-2018 diarahkan pada


pengembangan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) serta
kawasan strategis dengan membagi peran strategis pembangunan kewilayahan.

Bab IV - Hal 20 RPJMD Kota Banjar Tahun 2014-2018


Adapun arah kebijakan pembangunan kewilayahan Provinsi Jawa Barat untuk wilayah
koordinasi pemerintahan dan pembangunan (WKPP) IV (Priangan) adalah sebagai
berikut:
1) Mengembangkan Kawasan Pendidikan Tinggi dan Riset Terpadu di Jatinangor;
2) Mengembangkan klaster unggas, perikanan budidaya air tawar dan tangkap,
serta ternak sapi perah, sapi potong, domba Garut, kambing dan jejaringnya serta
pengembangan sentra produksi pakan ternak;
3) Mengembangkan produksi tanaman industri (kopi, teh, kakao, karet, atsiri) dan
hortikultura (sayuran, buah-buahan, tanaman hias) yang berorientasi ekspor;
4) Mengembangkan jasa perdagangan, industri kreatif dan pariwisata;
5) Mengembangkan Metropolitan Bandung Raya, pusat pertumbuhan baru (growth
center) Pangandaran dan Rancabuaya.

Telaahan terhadap visi, misi, tujuan, sasaran dan arah kebijakan pembangunan
daerah Provinsi Jawa Barat memberikan gambaran peran serta dan keterlibatan
langsung Pemerintah Kota Banjar. Hal ini ditunjukkan melalui:
j. Pernyataan misi ke-1 : Membangun Masyarakat Yang Berkualitas dan Berdaya
Saing.
Pada misi ini (termasuk tujuan dan sasarannya) terlihat jelas peran serta
Pemerintah Kota Banjar dalam membangun masyarakat Kota Banjar yang
berkualitas dan berdaya saing sebagai bagian dari upaya untuk mewujudkan misi
yang diemban Provinsi Jawa Barat;
k. Pernyataan sasaran ke-2 s/d 5 pada misi ke-2, diantaranya peran Kota Banjar
dalam rangka meningkatkan daya saing usaha pertanian, kualitas iklim usaha dan
investasi, jumlah dan kualitas wirausahawan, serta meningkatkan pembangunan
ekonomi perdesaan;
l. Pernyataan misi ke-3 : Meningkatkan Kinerja Pemerintahan, Profesionalisme
Aparatur, dan Perluasan Partisipasi Publik.
Pada misi ini (termasuk tujuan dan sasarannya) berlaku bagi semua kabupaten
kota yang ada di Jawa Barat termasuk Kota Banjar untuk sama-sama aktif
mewujudkan misi ke-3 ini;
m. Pernyataan misi ke-4 : Mewujudkan Jawa Barat yang Nyaman dan Pembangunan
Infrastruktur Strategis yang Berkelanjutan.
Pada misi ini, Kota Banjar berperan mewujudkan kota yang nyaman dengan
pembangunan infrastruktur yang berkualitas dan handal;

RPJMD Kota Banjar Tahun 2014-2018 Bab IV - Hal 21


n. Pernyataan misi ke-5 : Meningkatkan Kehidupan Sosial, Seni dan Budaya, Peran
Pemuda dan Olah Raga serta Pengembangan Pariwisata dalam Bingkai Kearifan
Lokal.
Pada misi ini, Kota Banjar berperan dalam penanggulangan kemiskinan termasuk
PMKS dan masalah pengangguran. Dalam hal prestasi olah raga, dengan adanya
sport center di Kota Banjar diharapkan lahir atlet-atlet Kota Banjar yang
berprestasi. Begitu juga dibidang pariwisata, Kota Banjar berperan
mengembangkan potensi agro/ekowisata;
o. Pernyataan arah kebijakan kewilayahan ke-4 : Mengembangkan jasa
perdagangan, industri kreatif dan pariwisata.
Pada arah kebijakan ini, Kota Banjar berperan untuk mengembangkan jasa
perdagangan, Usaha Mikro Kecil dan Menengah, serta agrobisnis/agroindustri
untuk mewujudkan Banjar Agropolitan.

4.4 Telahaan Terhadap RPJMD Kabupaten Cilacap Tahun 2012-2017


Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah merupakan kabupaten yang berbatasan
langsung dengan Kota Banjar. Visi dalam RPJMD Kabupaten Cilacap 2012 2017
dirumuskan dengan mengacu kepada visi Bupati terpilih Kabupaten Cilacap periode
2012-2017 yakni Bekerja dan Berkarya menuju Cilacap Sejahtera, yang kemudian
dinyatakan menjadi visi Kabupaten Cilacap 2012-2017 sebagai berikut:
Menjadi Kabupaten Cilacap yang Sejahtera Secara Merata
Untuk mencapai visi Kabupaten Cilacap tersebut, Pemerintah Kabupaten Cilacap
merumuskan 6 (enam) misi, sebagai berikut:
1) Mengembangkan Sumber Daya Manusia Berkualitas dan Bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa;
2) Mewujudkan Demokratisasi dan Meningkatkan Kualitas Penyelenggara
Pemerintahan yang Bersifat Entrepreneur, Profesional dan Dinamis
Mengedepankan Prinsip Good Governance dan Clean Government;
3) Meningkatkan dan Memperbaiki Layanan Pendidikan dan Pelatihan,
Meningkatkan Derajat Kesehatan Individu dan Masyarakat;
4) Mengembangkan Perekonomian yang Bertumpu pada Pengembangan Potensi
Lokal dan Regional Melalui Sinergi Fungsi-Fungsi Pertanian, Kehutanan, Kelautan
dan Perikanan, Pariwisata, Perdagangan, Industri dan dengan Penekanan pada
Peningkatan Pendapatan Masyarakat dan Penciptaan Lapangan Kerja;
5) Memberdayakan Masyarakat dan Seluruh Kekuatan Ekonomi Daerah, Terutama

Bab IV - Hal 22 RPJMD Kota Banjar Tahun 2014-2018


Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta Koperasi, Membangun dan
Mengembangkan Pasar bagi Produk Lokal;
6) Memeratakan dan Menyeimbangkan Pembangunan Secara Berkelanjutan Untuk
Mengurangi Kesenjangan Antar Wilayah dengan Tetap Memperhatikan Aspek
Lingkungan Hidup dalam Pemanfaatan Sumberdaya Alam Secara Rasional, Efektif
dan Efisien.

Adapun tujuan dan sasaran pada setiap misi yang akan memberikan arahan bagi
pelaksanaan setiap urusan baik urusan wajib maupun urusan pilihan dalam
mendukung pelaksanaan misi dimaksud diuraikan dalam Tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2.
Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah
Visi: Menjadi Kabupaten Cilacap yang Sejahtera Secara Merata

Misi Tujuan Sasaran


1 1. Meningkatkan 1. Meningkatnya indeks pembangunan manusia
Kualitas SDM 2. Meningkatnya kemampuan baca-tulis dan tingkat
pendidikan masyarakat
3. Lestari dan berkembangnya nilai nilai budaya
4. Meningkatnya partisipasi pemuda dalam
berbangsa dan bernegara
5. Meningkatnya tingkat kesehatan masyarakat
6. Meningkatnya produktivitas masyarakat
7. Meningkatnya peran perempuan
8. Menurunnya tingkat pertumbuhan penduduk
9. Meningkatnya tertib administrasi
Kependudukan
2. Meningkatkan 1. Meningkatnya aspek ke-beragama-an (dimensi
Ketakwaan kepada ketakwaan) sumber daya manusia Cilacap
Tuhan YME
2 1. Meningkatkan 1. Meningkatnya partisipasi politik
Kualitas 2. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam
Demokratisasi kebijakan publik
2. Meningkatkan 1. Meningkatnya derajat pemerintahan yang bersih
Kualitas Pelayanan (clean government)
Publik 2. Meningkatnya kualitas pelayanan
publik (good governance)
3. Meningkatnya kualitas tenaga
pelayanan publik (good governance)
4. Meningkatnya kewirausahaan
pemerintah (government entrepreneurship)

RPJMD Kota Banjar Tahun 2014-2018 Bab IV - Hal 23


Misi Tujuan Sasaran
3 1. Meningkatkan 1. Meningkatnya tingkat pendidikan masyarakat
kualitas layanan 2. Meningkatnya peran pendidikan
pendidikan vokasi
masyarakat 3. Meningkatnya jumlah dan kualitas
pelatihan
4. Meningkatnya kualitas pelayanan
pendidikan
2. Meningkatkan 1. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat dan
kualitas layanan individu
kesehatan 2. Meningkatnya kualitas pelayanan
masyarakat kesehatan
4 1. Meningkatkan 1. Meningkatnya pendapatan perkapita secara
pendapatan berkelanjutan
masyarakat secara 2. Terciptanya struktur ekonomi yang
berkelanjutan lebih seimbang
3. Meningkatnya daya serap lapangan
kerja
4. Meningkatnya investasi yang lebih
inklusif
5. Memelihara stabilitas harga
6. Meningkatnya nilai tukar petani
7. Memelihara ketahanan pangan
5 1. Menumbuh- 1. Meningkatnya peranan UMKM dalam
kembangkan Peran perekonomian
UMKM dan 2. Meningkatnya akses pembiayaan
Koperasi Berbasis UMKM
Kekuatan Lokal 3. Meningkatnya peran koperasi dalam
perekonomian
4. Meningkatnya akses pasar produk-produk
local
5. Meningkatkatnya peran aktif
kelembagaan ekonomi perdesaan
6 1. Meningkatkan 1. Meningkatnya pembangunan yang semakin
Pemerataan merata
Pendapatan Antar 2. Meningkatnya infrastruktur pada
Kelompok wilayah tertinggal dan perbatasan
Masyarakat dan
Antar Wilayah
2. Meningkatkan 1. Meningkatnya kelestarian lingkungan
Kualitas
Lingkungan Hidup
secara
Berkelanjutan
Sumber: RPJMD Kab. Cilacap Tahun 2012-2017

Telaahan terhadap visi, misi, tujuan, sasaran dan arah kebijakan pembangunan
daerah Kabupaten Cilacap memberikan gambaran peran serta dan keterlibatan
langsung Pemerintah Kota Banjar. Hal ini ditunjukkan melalui pernyataan sasaran ke-2

Bab IV - Hal 24 RPJMD Kota Banjar Tahun 2014-2018


Tujuan ke-1 Misi ke-6, yaitu: Meningkatnya infrastruktur pada wilayah tertinggal dan
perbatasan. Pada sasaran ini Kota Banjar berperan untuk terus meningkatkan
kerjasama wilayah perbatasan dalam hal pembangunan infrastruktur seperti akses
jalan, jembatan dan sarana prasarana lainnya.

4.5 Janji Politik Kepala Daerah Terpilih


Hj. Ade Uu Sukaesih dan H. Darmaji Prawirasetia (Asih Kataji) adalah pasangan
walikota dan wakil walikota Banjar terpilih untuk memimpin Kota Banjar dalam periode
tahun 2014-2018. Adapun janji kampanye Asih Kataji Tahun 2014-2018 meliputi:
1) Program pengentasan kemiskinan;
2) Perbaikan rumah tidak layak huni bagi penduduk miskin;
3) Memberikan layanan saluran air bersih bagi keluarga yang belum mendapatkan
sambungan PDAM;
4) Bantuan modal untuk rintisan usaha dan UMKM;
5) Revitalisasi kegiatan pertanian, perkebunan dan peternakan;
6) Menyediakan latihan kerja keterampilan;
7) Kesehatan rujukan ke RS. Hasan Sadikin dan RS lainnya;
8) Bantuan pangan;
9) Beasiswa bagi mahasiswa kurang mampu;
10) Asuransi kecelakaan bagi pekerja non formal.

4.6 Isu Strategis


Berangkat dari berbagai permasalahan pembangunan yang dihadapi, tantangan
dan potensi pembangunan yang dapat dikembangkan, telaahan terhadap RPJMN,
RPJMD Provinsi Jawa Barat dan kabupten yang berbatasan dengan Kota Banjar dan janji
dari kepala daerah terpilih maka dirumuskan isu strategis pembangunan daerah Kota
Banjar melalui berbagai pertimbangan diantaranya yang merupakan tugas dan
tanggung jawab Pemerintah Kota Banjar dan memiliki pengaruh yang besar terhadap
pencapaian sasaran pembangunan provinsi dan nasional, serta luasnya dampak yang
ditimbulkan terhadap daerah dan masyarakat, memiliki daya ungkit terhadap
pembangunan daerah, kemudahan untuk dikelola dan merupakan prioritas terhadap

RPJMD Kota Banjar Tahun 2014-2018 Bab IV - Hal 25


janji politik yang perlu diwujudkan. Adapun isu strategis tersebut adalah sebagai
berikut :
1) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia;
2) Mengendalikan laju pertumbuhan penduduk;
3) Meningkatkan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) dan daya beli masyarakat;
4) Meningkatkan kemandirian pangan;
5) Meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat miskin;
6) Meningkatkan pembangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan;
7) Meningkatkan kesadaran dan ketaatan aparatur pemerintah terhadap hukum;
8) Meningkatkan kinerja birokrasi yang semakin profesional dan akuntabel.

Bab IV - Hal 26 RPJMD Kota Banjar Tahun 2014-2018

Anda mungkin juga menyukai