Dokumen 1
KERANGKA DASAR
2014
KURIKULUM SMK KESEHATAN DARUSSALAM
LEMBAR PENGESAHAN
Ditetapkan di : Bergas
Tanggal : 12 September 2014
Mengetahui :
a.n Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Prov. Jawa Tengah
Kepala Bidang Pendidikan Menengah
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur dan terima kasih ke-Hadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa, karena dengan pertolongan dan Hidayah-Nya akhirnya kami dapat
menyelesaikan penyusunan Kurikulum SMK Kesehatan Darussalam pada Program
Keahlian Keperawatan, Paket Keahlian Analisis Kesehatan (AK), sebagai salah satu
program dan paket keahlian yang ada di sekolah kami.
SMK Kesehatan Darussalam Tahun Pelajaran 2014/2015 menggunakan
Kurikulum 2013 secara menyeluruh untuk kelas X dan kelas XI. Kurikulum SMK
Kesehatan Darussalam mengacu sepenuhnya pada ketentuan dan aturan Kurikulum
2013, juga Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Keperawatan
Kesehatan.
Penyusunan kurikulum ini merupakan revisi kurikulum sebelumnya yang
dilakukan oleh pihak sekolah bersama komite sekolah, serta atas masukan dari para
stakeholder sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan
di SMK Kesehatan Darussalam. Oleh karena itu kurikulum ini perlu selalu
disempurnakan sesuai dengan perkembangan tuntutan dunia kerja sebagai orientasi
pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan, khususnya di SMK Kesehatan Darussalam.
Kami menyadari bahwa dalam pengembangan kurikulum ini, masih jauh dari
kesempurnaan, namun demikian kami berusaha untuk menyampaikan kurikulum ini
secara realistis dan empiris, untuk dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Samsul Hadi, S. Pd
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Landasan ................................................................................................... 4
1. Landasan Filosofiis ............................................................................ 4
2. Landasan Paedagogis ........................................................................ 5
3. Landasan Yuridis ............................................................................... 6
C. Pengertian ................................................................................................. 8
D. Tujuan Pengembangan KTSP .................................................................. 9
E. Prinsip Penyusunan KTSP ........................................................................ 10
F. Prinsip Pengelolaan KTSP ....................................................................... 12
G. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum ............................................................... 14
H. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global ................................ 15
I. Analisis SWOT ......................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut
pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana
tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas
manusia Indonesia seutuhnya melalui olah hati, olah rasa, dan olah raga agar
memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global. Peningkatan relevansi
pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan
kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam Indonesia. Peningkatan efisiensi
manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan manajemen berbasis sekolah
dan pembaharuan pengelolaan pendidikan secara terencana, terarah, dan
berkesinambungan.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu
ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi
dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum
disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program
pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam
mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan
pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses,
merupakan tantangan bagi SMK untuk mencetak tamatan yang kompenten sesuai
dengan bidangnya masing-masing. Hal tersebut sejalan dengan Visi, Misi dan
Tujuan SMK Kesehatan Darussalam yang mempersiapkan peserta didik menjadi
manusia produktif, terampil, mampu bekerja mandiri, dan dapat diserap oleh DU/DI
sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya.
Untuk itu SMK Kesehatan Darussalam akan terus mengembangkan metode
pembelajaran dan kurikulumnya yang dituangkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan SMK Kesehatan Darussalam.
Memperhatikan kondisi riil SMK Kesehatan Darussalam yang berada di
dekat pusat pemerintahan Kabupaten Semarang, maka pengembangan kurikulum
juga harus disesuaikan dengan kondisi tersebut. Juga kepercayaan masyarakat yang
semakin baik terhadap SMK Kesehatan Darussalam, terbukti pada Tahun Pelajaran
2014/2015 SMK Kesehatan Darussalam memiliki 5 rombongan belajar/kelas yang
tergabung dalam 2 Kompetensi Keahlian, yaitu Keperawatan Kesehatan (KP) dan
Analisis Kesehatan (AK). Jumlah peserta didik 143 orang dengan berbagai latar
belakang kemampuan akademik, sosial, budaya dan ekonomi yang sebagian besar
termasuk dalam kelas menengah ke bawah, sehingga dituntut pelayanan dan
pembimbingan yang lebih serius. Untuk melaksanakan kegiatan pelayanan terhadap
peserta didik dan stakeholder lainnya, saat ini SMK Kesehatan Darussalam didukung
oleh 18 Tenaga Guru. Hal ini tentu saja juga merupakan tantangan dan beban
tersendiri bagi sekolah untuk mewujudkan pelayanan terbaik.
Pengembangan kurikulum SMK Kesehatan Darussalam tahun pelajaran
2014/2015 mencakup hal-hal sebagai berikut:
1) Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum yang merupakan pedoman dalam
pengembangan kurikulum SMK Kesehatan Darussalam;
2) Beban belajar bagi peserta didik pada SMK Kesehatan Darussalam yang
didasarkan pada hasil analisis konteks, analisis keunggulan lokal serta potensi
dan minat peserta didik;
3) Kurikulum SMK Kesehatan Darussalam dikembangkan berdasarkan hasil revisi
kurikulum tahun 2013/2014, pemanfaatan hasil analisis kondisi riil sekolah,
terutama tenaga pendidik dan sarana-prasarana, serta analisis terhadap
Kurikulum 2013.
B. Landasan
Sesuai dengan PP Nomor 19 Tahun 2005 jo PP Nomor 32 Tahun 2013
tentang Standar nasional Pendidikan bahwa penyusunan struktur kurikulum tingkat
nasional maupun daerah serta penyusunan kurikulum tingkat sekolah (KTSP) harus
menggunakan acuan pada kerangka dasar kurikulum yang dikembangkan dari
Standar Nasional Pendidikan. Perubahan PP Nomor 32 tahun 2013 telah ditegaskan
bahwa kerangka dasar kurikulum yang digunakan sebagai dasar penyusunan
kurikulum 2013 meliputi landasan filosofis, landasan sosiologis, landasan yuridis,
dan landasan pedagogis.
1. Landasan Filosofis
Pendidikan adalah salah satu wujud kebudayaan manusia yang selalu tumbuh
dan berkembang, tetapi ada kalanya mengalami penurunan kualitas sehingga hancur
perlahan-lahan seiring dengan perkembangan zaman. Kurikulum SMK disusun untuk
mengemban misi agar dapat turut mendukung perkembangan kebudayaan pada arah
yang positif. Karena itu, kurikulum SMK harus memperhatikan beberapa hal
mendasar sebagai berikut.
1) Pendidikan harus menanamkan tata nilai yang kuat dan jelas sebagai landasan
pembentukan watak dan perkembangan kehidupan manusia.
2) Pendidikan harus memberikan sesuatu yang bermakna, baik yang ideal maupun
pragmatis, sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
3. Landasan Yuridis
1) Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 36 ayat (1) menyatakan bahwa Pengembangan kurikulum
dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional dan ayat (2) menyebutkan bahwa
Kurikukum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan
dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
daerah, dan peserta didik.
Pasal 38 Ayat 2 yang menyatakan kurikulum pendidikan dasar dan
menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok
atau satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi
dan supervisi dinas pendidikan atau kantor Departemen Agama
Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan Provinsi untuk pendidikan
menengah;
Pasal 51 Ayat 1 yang menyatakan bahwa pengelolaan satuan
pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah
dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip
manajemen berbasis sekolah/ madrasah.
2) Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
mengenai Standar Nasional Pendidikan Standar Nasional Pendidikan yang
mencakup 8 standar, yaitu standar isi, standar kompetensi lulusan, standar
proses, standar penilaian, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
standar tenaga kependidikan, dan standar pembiayaan.
Pasal 77M ayat 2 Peraturan Pemerintah tersebut menyatakan bahwa
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah mengacu pada Standar Nasional
Pendidikan, Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum, dan pedoman
implementasi Kurikulum;
C. Pengertian
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama
adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan
yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
I. Analisis SWOT
1) Kekuatan / Keunggulan Sekolah ( S= Strength)
SMK Kesehatan Darussalam adalah sekolah kejuruan berbasis
kompetensi yang didukung tenaga muda potensial dan beretos kerja tinggi.
Hal tersebut berpegaruh pada adanya semangat juang serta kedisiplinan
yang tinggi untuk melangkah maju demi mewujudkan sekolah unggulan di
Kabupaten Semarang.
Dilihat dari segi lingkungan belajar, SMK Kesehatan Darussalam
terletak di kawasan pedesaan yang jauh dari keramaian. Kondisi lingkungan
sekitar yang sejuk serta sepi menjadikan suasana belajar mengajar di kelas
menjadi nyaman. Sehingga proses transfer ilmu dari pendidik kepada
peserta didik dapat dilakukan secara optimal.
Untuk mengembangkan sekolah, SMK Kesehatan Darussalam
mempunyai luas lahan yang memadai. Dengan keadaan yang demikian,
akan mudah bagi SMK Kesehatan Darussalam untuk membangun sarana
untuk menunjang kegiatan sekolah. Lahan yang rata serta kondisi tanah
yang baik, sedikit banyak membantu untuk mengembangkan sekolah.
Sebagai satu-satunya SMK yang bergerak di bidang Kesehatan di
Kabupaten Semarang, SMK Kesehatan Darussalam memiliki berbagai
prospek yang menjanjikan. Dengan munculnya isu bahwa hanya lulusan
dari SMK Kesehatan saja yang dapat melanjutkan ke jenjang lebih tinggi
dari bidang yang sama, menjadikan SMK Kesehatan Darussalam sebagai
sasaran utama peserta didik lulusan SMP yang ingin bekerja di bidang
Kesehatan. Prospek yang menjanjikan saat selesai menamatkan semua
4) Ancaman ( T= Threat).
Setiap institusi, baik institusi pendidikan maupun institusi yang lain
tentunya mempunyai halangan atau ancaman untuk maju. Pun dengan SMK
Kesehatan Darussalam, ada sedikit ancaman untuk memajukan sekolah ini
terutama yang berkaitan dengan keadaan geografis sekolah serta yang
BAB II
TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
A. Struktur Kurikulum
1. Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah
Untuk mewadahi konsep kesamaan muatan antara SMA/MA dan
SMK/MAK, maka dikembangkan Struktur Kurikulum Pendidikan
Menengah, terdiri atas Kelompok Mata pelajaran Wajib dan Mata pelajaran
Pilihan. Mata pelajaran wajib mencakup 9 (sembilan) mata pelajaran dengan
beban belajar 24 jam per minggu. Isi kurikulum (KI dan KD) dan
kemasan substansi untuk Mata pelajaran wajib bagi SMA/MA dan SMK/
MAK adalah sama. Struktur ini menerapkan prinsip bahwa peserta didik
merupakan subjek dalam belajar yang memiliki hak untuk memilih mata
pelajaran sesuai dengan minatnya.
Mata pelajaran pilihan terdiri atas pilihan akademik untuk SMA/MA
serta pilihan akademik dan vokasional untuk SMK/MAK. Mata pelajaran
pilihan ini memberi corak kepada fungsi satuan pendidikan, dan didalamnya
terdapat pilihan sesuai dengan minat peserta didik. Beban belajar di SMA/MA
untuk Tahun X, XI, dan XII masing-masing adalah 42, 44, dan 44 jam
pelajaran per minggu. Satu jam belajar adalah 45 menit. Sedangkan beban
belajar untuk SMK/MAK adalah 48 jam pelajaran per minggu ditambah dua
jam untuk muatan lokal.
Tabel 1 : Struktur Kurikulum 2013 dan beban belajar per minggu untuk SMA
dan SMK berdasarkan Permendikbud No. 70 tahun 2013
ALOKASI WAKTU
PER MINGGU
MATA PELAJARAN
X XI XII
Kelompok A (Wajib)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4
4. Matematika 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 2 2 2
6. Bahasa Inggris 2 2 2
Kelompok B (Wajib)
7. Seni Budaya* 2 2 2
8. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 3 3 3
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2
Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan B per minggu 24 24 24
Kelompok C (Peminatan)
Mata Pelajaran Peminatan Akademik (SMA/MA) 18 20 20
Mata Pelajaran Peminatan Akademik dan Vokasi 24 24 24
(SMK/MAK)
Jumlah Jam Pelajaran yang harus ditempuh per 42 44 44
minggu (SMA/MA)
Jumlah Jam Pelajaran yang harus ditempuh per 48 48 48
minggu (SMK/MAK)
Tabel 2 : Struktur Kurikulum 2013 dan beban belajar per minggu untuk SMK
Bidang Keahlian Kesehatan, Kompetensi Keahlian Analisis Kesehatan
KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
Kelompok A (Wajib)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2
3 Bahasa Indonesia 4 4 4 4 4 4
4 Matematika 4 4 4 4 4 4
5 Sejarah Indonesia 2 2 2 2 2 2
6 Bahasa Inggris 2 2 2 2 2 2
Kelompok B (Wajib)
7 Seni Budaya 2 2 2 2 2 2
8 Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2 2 2 2
9 Pendidikan Jasmani Olah Raga & Kesehatan 3 3 3 3 3 3
10 Bahasa Jawa 2 2 2 2 2 2
Kelompok C (Peminatan)
C1. Dasar Bidang Keahlian
11 Fisika 2 2 2 2 - -
12 Kimia 2 2 2 2 - -
13 Biologi 2 2 2 2 - -
C2. Dasar Program Keahlian
14 Ilmu Dasar Kesehatan Masyarakat 2 2 - - - -
TOTAL 50 50 50 50 50 50
B. Muatan Kurikulum
Muatan KTSP terdiri atas muatan kurikulum pada tingkat nasional,
muatan kurikulum pada tingkat daerah, dan muatan kekhasan satuan
pendidikan.
1. Muatan Kurikulum pada Tingkat Nasional
Muatan kurikulum pada tingkat nasional yang dimuat dalam KTSP adalah
sebagaimana yang diatur dalam ketentuan:
a. untuk SD/MI mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan
Struktur Kurikulum SD/MI;
b. untuk SMP/MTs mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 68 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan
Struktur Kurikulum SMP/MTs;
c. untuk SMA/MA mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan
Struktur Kurikulum SMA/MA;
d. untuk SMK/MAK mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 70 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan
Struktur Kurikulum SMK/MAK;
SMA/MA/SMK/MAK/SMALB/Paket C
Dimensi Kualifikasi Kemampuan
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,
berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan
budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan
kejadian.
Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari
yang dipelajari di sekolah secara mandiri.
2. Kompetensi Dasar
Dalam mendukung Kompetensi Inti, capaian pembelajaran mata
pelajaran diuraikan menjadi kompetensi-kompetensi dasar. Pencapaian
Kompetensi Inti adalah melalui pembelajaran kompetensi dasar yang
disampaikan melalui mata pelajaran. Rumusannya dikembangkan dengan
memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari
suatu mata pelajaran. Sebagai pendukung pencapaian Kompetensi Inti,
kompetensi dasar dikelompokkan menjadi empat sesuai dengan rumusan
Kompetensi Inti yang didukungnya, yaitu:
1. kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam
rangka menjabarkan KI-1;
2. kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam
rangka menjabarkan KI-2;
3. kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam
rangka menjabarkan KI-3; dan
4. kelompok 4: kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam
rangka menjabarkan KI-4.
Uraian kompetensi dasar yang rinci ini adalah untuk memastikan
bahwa capaian pembelajaran tidak berhenti sampai pengetahuan saja,
melainkan harus berlanjut ke keterampilan, dan bermuara pada sikap.
Melalui Kompetensi Inti, tiap mata pelajaran ditekankan bukan hanya
memuat kandungan pengetahuan saja, tetapi juga memuat kandungan proses
c) Tujuan
Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk berkembangnya kemampuan
peserta didik dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai
agama Islam yang menyerasikan penguasaannya dalam ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni. Pendidikan Agama Islam di sekolah bertujuan untuk:
1. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan pada Allah SWT dalam diri
peserta didik melalui pengenalan, pemahaman, penghayatan terhadap
ayat-ayat Allah yang tercipta dan tertulis (ayat kauniyyah dan ayat
qauliyyah);
2. Membentuk karakter muslim dalam diri peserta didik melalui
pengenalan, pemahaman, dan pembiasaan norma-norma dan aturan-
aturan Islam dalam melakukan relasi yang harmonis dengan Tuhan, diri
sendiri, sesama, dan lingkungannya;
3. Mengembangkan nalar dan sikap moral yang selaras dengan keyakinan
Islam dalam kehidupan sebagai warga masyarakat, warga negara, dan
warga dunia.
d) Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam pada SMK meliputi keserasian,
keselarasan dan keseimbangan:
1. Hubungan manusia dengan Tuhan;
2. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri;
3. Hubungan manusia dengan sesama manusia; dan
4. Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungan alam.
Aspek lingkup Pendidikan Agama Islam pada SMK meliputi
KELAS: X
4. Mengolah, menalar, dan 4.1 Membaca Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S. Al-
menyaji dalam ranah konkret Hujurat (49) : 12; dan Q.S. Al-Hujurat (49) :
dan ranah abstrak terkait 10, Q.S. Al-Isra (17) : 32, dan Q.S. An-Nur
dengan pengembangan dari (24) : 2 sesuai dengan kaidah tajwid dan
yang dipelajarinya di sekolah makhrajul huruf.
secara mandiri, dan mampu 4.2 Mendemonstrasikan hafalan Q.S. Al-Anfal (8)
menggunakan metoda sesuai : 72); Q.S. Al-Hujurat (49) : 12; QS Al-
kaidah keilmuan. Hujurat (49) : 10, Q.S. Al-Isra (17) : 32, dan
Q.S. An-Nur (24) : 2 dengan lancar.
4.3 Berperilaku yang mencontohkan keluhuran
budi, kokoh pendirian, pemberi rasa aman,
tawakal dan perilaku adil sebagai
implementasi dari pemahaman makna Asmaul
Husna al-Kariim, al-Mumin, al-Wakiil, al-
Matiin, al-Jaami, al-Adl, dan al-Akhiir
4.4 Berperilaku yang mencerminkan kesadaran
beriman kepada malaikat-malaikat Allah SWT
4.5 Mendeskripsikan substansi dan strategi
dakwah Rasullullah SAW
KELAS: XI
3. Memahami, menerapkan, dan 3.1 Menganalisis Q.S. Al-Maidah (5) : 48; Q.S.
menganalisis pengetahuan Az-Zumar (39) : dan Q.S. At-Taubah (9) :
faktual, konseptual, 105, serta hadits tentang taat, kompetisi dalam
prosedural, dan metakognitif kebaikan, dan etos kerja.
berdasarkan rasa ingin 3.2 Menganalisis Q.S. Yunus (10) : 40-41 dan
tahunya tentang ilmu Q.S. Al-Maidah (5) : 32, serta hadits tentang
pengetahuan, teknologi, seni, toleransi dan menghindarkan diri dari tindak
budaya, dan humaniora kekerasan.
dengan wawasan 3.3 Memahami makna iman kepada Kitab-kitab
kemanusiaan, kebangsaan, Allah SWT
kenegaraan, dan peradaban 3.4 Memahami makna iman kepada Rasul-rasul
terkait penyebab fenomena Allah SWT
dan kejadian, serta 3.5 Memahami makna taat kepada aturan,
menerapkan pengetahuan kompetisi dalam kebaikan, dan bekerja keras
prosedural pada bidang 3.6 Memahami makna toleransi dan kerukunan
kajian yang spesifik sesuai 3.7 Memahami bahaya perilaku tindak kekerasan
dengan bakat dan minatnya dalam kehidupan
untuk memecahkan masalah. 3.8 Menelaah prinsip-prinsip dan praktik
ekonomi dalam Islam
3.9 Memahami pelaksanaan khutbah, tabligh dan
dakwah
3.10 Menelaah perkembangan peradaban Islam
pada masa kejayaan
3.11 Menelaah perkembangan Islam pada masa
modern (1800- sekarang)
4. Mengolah, menalar, dan 4.1 Membaca Q.S. An-Nisa (4) : 59; Q.S. Al-
menyaji dalam ranah konkret Maidah (5) : 48; Q.S. At Taubah (9) : 105 dan
dan ranah abstrak terkait Q.S. Yunus (10) : 40-41 dan Q.S. Al-Maidah
dengan pengembangan dari (5) : 32 sesuai dengan kaidah tajwid dan
yang dipelajarinya di sekolah makhrajul huruf.
secara mandiri, bertindak 4.2 Mendemonstrasikan hafalan Q.S. An-Nisa (4) :
secara efektif dan kreatif, 59; Q.S. Al-Maidah (5) : 48; Q.S. At-Taubah
serta mampu menggunakan (9) : 105 dan Q.S. Yunus (10) : 40-41 dan Q.S.
metoda sesuai kaidah Al-Maidah (5) : 32 dengan lancar
keilmuan. 4.3 Berperilaku yang mencerminkan kesadaran
beriman kepada Kitab-kitab Suci yang
diturunkan kepada Rasul-rasul Allah SWT
4.4 Berperilaku yang mencerminkan kesadaran
beriman kepada Rasul-rasul Allah SWT
4.5 Memperagakan tatacara penyelenggaraan
jenazah
4.6 Mempraktikkan khutbah, tabligh, dan dakwah
4.7 Mempresentasikan praktik-praktik ekonomi
Islam
KELAS: XII
santun, responsif dan pro- 2.2 Menunjukkan perilaku hormat dan berbakti
aktif dan menunjukkan sikap kepada orangtua dan guru Q.S. Al-Isra (17) :
sebagai bagian dari solusi 23 dan hadits terkait
atas berbagai permasalahan 2.3 Menunjukkan sikap kritis dan demokratis
dalam berinteraksi secara sebagai implementasi dari pemahaman Q.S.
efektif dengan lingkungan Ali Imran (3) : 190-191 dan 159, serta hadits
sosial dan alam serta dalam terkait.
menempatkan diri sebagai
2.4 Menunjukkan perilaku saling menasihati dan
cerminan bangsa dalam
berbuat baik (ihsan) sebagai implementasi dari
pergaulan dunia.
pemahaman Q.S. Luqman (31) : 13-14 dan
Q.S. Al-Baqarah (2) : 83, serta hadits terkait.
2.5 Menunjukkan sikap mawas diri dan taat
beribadah sebagai cerminan dari kesadaran
beriman kepada hari akhir
2.6 Menunjukkan sikap optimis, berikhtiar dan
bertawakal sebagasi cerminan dari kesadaran
beriman kepada Qadha dan Qadar Allah SWT
2.7 Menunjukkan sika semangat melakukan
penelitian di bidang ilmu pengetahuan sebagai
implementasi dari pemahaman dan
perkembangan Islam di dunia
4. Mengolah, menalar, menyaji, 4.1 Membaca Q.S. Ali Imran (3) : 190-191 dan
dan mencipta dalam ranah Q.S. Ali Imran (3) : 159, Q.S. Luqman (31) :
konkret dan ranah abstrak 13-14 dan Q.S. Al-Baqarah (2) : 83 sesuai
terkait dengan dengan kaidah tajwid dan makhrajul huruf.
pengembangan dari yang 4.2 Mendemonstrasikan hafalan Q.S. Ali Imran (3)
dipelajarinya di sekolah : 190-191 dan Q.S.. Ali Imran (3) : 159, Q.S.
secara mandiri serta Luqman (31) : 13-14 dan Q.S. Al-Baqarah (2) :
bertindak secara efektif dan 83
kreatif, dan mampu
4.3 Berperilaku yang mencerminkan kesadaran
menggunakan metoda sesuai
beriman kepada Hari Akhir
kaidah keilmuan.
4.4 Berperilaku yang mencerminkan kesadaran
beriman kepada Qadha dan Qadar Allah SWT
4.5 Mempraktikkan pelaksanaan pembagian waris
dalam Islam
4.6 Memperagakan tata cara pernikahan dalam
Islam
b) Rasional
Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan
mata pelajaran penyempurnaan dari mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) yang semula dikenal dalam Kurikulum 2006.
Penyempurnaan tersebut dilakukan atas dasar pertimbangan: (1) Pancasila
sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa diperankan dan dimaknai
sebagai entitas inti yang menjadi sumber rujukan dan kriteria keberhasilan
pencapaian tingkat kompetensi dan pengorganisasian dari keseluruhan ruang
lingkup mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan; (2)
substansi dan jiwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun1945, nilai dan semangat Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen Negara
Kesatuan Republik Indonesia ditempatkan sebagai bagian integral dari
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, yang menjadi wahana
psikologis-pedagogis pembangunan warganegara Indonesia yang berkarakter
Pancasila.
Perubahan tersebut didasarkan pada sejumlah masukan penyempurnaan
pembelajaran PKn menjadi PPKn yang mengemuka dalam lima tahun
terakhir, antara lain: (1) secara substansial, PKn terkesan lebih dominan
bermuatan ketatanegaraan sehingga muatan nilai dan moral Pancasila kurang
mendapat aksentuasi yang proporsional; (2) secara metodologis, ada
kecenderungan pembelajaran yang mengutamakan pengembangan ranah
sikap (afektif), ranah pengetahuan (kognitif), pengembangan ranah
KELAS: X
KELAS: XI
KELAS: XII
b) Rasional
Bahasa Indonesia perlu dipelajari sebagai sarana komunikasi untuk
mengindonesiakan orang Indonesia. Proses pengindonesiaan orang Indonesia
berlangsung sejak Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 diikrarkan oleh para
pendiri negara kebangsaan Indonesia. Berdasarkan ikrar tersebut, setiap orang
yang mengaku berbangsa Indonesia bertekad menjunjung sebuah bahasa
persatuan yang disebut bahasa Indonesia. Tekad berbahasa Indonesia itu
menyiratkan bahwa nilai-nilai kebangsaan Indonesia, antara lain nilai
multikutural dan multilingual, mengkristal dan melembaga dalam bentuk
perilaku berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia.
Penggunaan bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi utama orang
Indonesia itu juga mengisyaratkan tegaknya kedaulatan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 (Pasal 36) telah menyatakan bahwa bahasa negara adalah bahasa
Indonesia. Pernyataan konstitusi yang amat tegas tersebut merupakan amanat
bagi setiap warga negara Indonesia agar berbahasa Indonesia untuk menandai
keberadaan wilayah Indonesia. Dengan bahasa Indonesia yang
dikomunikasikan oleh seluruh orang Indonesia, keberadaan negara Indonesia
dapat diidentifikasi perbedaannya dari negara lain. Untuk itu, pelajaran
bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi disajikan di sekolah menengah
guna menguatkan identitas negara dan jati diri bangsa Indonesia.
Di kalangan anak bangsa, kekuatan komunikasi berbahasa Indonesia
perlu terus ditingkatkan. Pada saat sekarang, berdasarkan refleksi hasil PISA
2009, anak Indonesia hanya mencapai penguasaan pelajaran literasi pada
peringkat ke-3. Padahal, dengan keyakinan semua anak manusia diciptakan
sama, anak-anak di negara lain mampu meraih peringkat penguasaan
pelajaran sampai peringkat ke-4, 5, dan 6. Hasil pendidikan itu sangat
mungkin disebabkan oleh lemahnya penguasaan anak dalam hal alat
komunikasi berbahasa sebagai pembawa ilmu pengetahuan. Potret mutu
pendidikan Indonesia itu makin diperjelas dengan adanya hasil survei literasi
PIRLS dan TIMSS yang menempatkan 95% anak Indonesia hanya sampai
peringkat menengah, yaitu taraf kemampuan menerapkan. Untuk
KELAS: X
KELAS: XI
3. Memahami, menerapkan, dan 3.1 Memahami struktur dan kaidah teks cerita
menganalisis pengetahuan pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi
faktual, konseptual, kompleks, dan ulasan/reviufilm/drama baik
prosedural, dan metakognitif melalui lisan maupun tulisan
berdasarkan rasa ingin 3.2 Membandingkan teks cerita pendek, pantun,
tahunya tentang ilmu cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan
pengetahuan, teknologi, seni, ulasan/reviufilm/drama baik melalui lisan
budaya, dan humaniora maupun tulisan
dengan wawasan 3.3 Menganalisis teks cerita pendek, pantun, cerita
KELAS: XII
b) Rasional
Matematika merupakan ilmu universal yang berguna bagi kehidupan
manusia dan juga mendasari perkembangan teknologi modern, serta
mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir
manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi
dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan,
aljabar, analisis, teori peluang, dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan
mencipta teknologi di masa depan, diperlukan penguasaan dan pemahaman
atas matematika yang kuat sejak dini.
NRC (National Research Council, 1989) dari Amerika Serikat telah
menyatakan pentingnya Matematika dengan pernyataan berikut:
Mathematics is the key to opportunity. Matematika adalah kunci kearah
peluang-peluang. Bagi seorang siswa keberhasilan mempelajarinya akan
membuka pintu karir yang cemerlang. Bagi para warga negara, matematika
akan menunjang pengambilan keputusan yang tepat. Bagi suatu negara,
matematika akan menyiapkan warganya untuk bersaing dan berkompetisi di
bidang ekonomi dan teknologi.
Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik
mulai dari sekolah dasar, untuk membekali peserta didik dengan kemampuan
berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, inovatif dan kreatif, serta
kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik
dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan
informasi untuk hidup lebih baik pada keadaan yang selalu berubah, tidak
pasti, dan sangat kompetitif. Dalam melaksanakan pembelajaran matematika,
diharapkan bahwa peserta didik harus dapat merasakan kegunaan belajar
matematika.
Dalam pembelajaran, pemahaman konsep sering diawali secara induktif
melalui pengamatan pola atau fenomena, pengalaman peristiwa nyata atau
intuisi. Proses induktif-deduktif dapat digunakan untuk mempelajari konsep
matematika. Dengan demikian, cara belajar secara deduktif dan induktif
digunakan dan sama-sama berperan penting dalam matematika. Dari cara
c) Tujuan
Secara umum, mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik dapat:
1. memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan
menggunakan konsep maupun algoritma, secara luwes, akurat, efisien,
dan tepat, dalam pemecahan masalah;
2. menggunakan pola sebagai dugaan dalam penyelesaian masalah serta
untuk membuat generalisasi berdasarkan fenomena atau data yang ada,
serta melakukan penalaran berdasarkan sifat-sifat matematika,
menganalisis komponen dan melakukan manipulasi matematika dalam
penyederhanaan masalah
KELAS:X
1. Menghayati dan
mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya
2. Menghayati dan 2.1 Memiliki motivasi internal, kemampuan
mengamalkan perilaku jujur, bekerjasama, konsisten, sikap disiplin, rasa
disiplin, tanggung jawab, percaya diri, dan sikap toleransi dalam
peduli (gotong royong, perbedaan strategi berpikir dalam memilih
kerjasama, toleran, damai), dan menerapkan strategi menyelesaikan
santun, responsif dan pro- masalah.
aktif dan menunjukkan sikap 2.2 Mampu mentransformasi diri dalam berpilaku
sebagai bagian dari solusi jujur, tangguh mengadapi masalah, kritis dan
KELAS: XI
1. Menghayati dan
mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya
2. Menghayati dan 2.1 Memiliki motivasi internal, kemampuan
mengamalkan perilaku jujur, bekerjasama, konsisten, sikap disiplin, rasa
disiplin, tanggungjawab, percaya diri, dan sikap toleransi dalam
peduli (gotong royong, perbedaan strategi berpikir dalam memilih
kerjasama, toleran, damai), dan menerapkan strategi menyelesaikan
santun, responsif dan pro- masalah.
aktif dan menunjukkan sikap 2.2 Mampu mentransformasi diri dalam
sebagai bagian dari solusi berpilaku jujur, tangguh mengadapi
atas berbagai permasalahan masalah, kritis dan disiplin dalam
dalam berinteraksi secara melakukan tugas belajar matematika.
efektif dengan lingkungan 2.3 Menunjukkan sikap bertanggung jawab, rasa
sosial dan alam serta dalam ingin tahu, jujur dan perilaku peduli
menempatkan diri sebagai lingkungan.
cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
masalah.
3.21 Mendeskripsikan konsep turunan dengan
menggunakan konteks matematik atau
konteks lain dan menerapkannya.
3.22 Menurunkan aturan dan sifat turunan
fungsi aljabar dari aturan dan sifat limit
fungsi.
3.23 Memilih dan menerapkan strategi
menyelesaikan masalah dunia nyata dan
matematika yang melibatkan turunan dan
integral tak tentu dan memeriksa
kebenaran langkah-langkahnya.
3.24 Mendeskripsikan konsep turunan dan
menggunakannya untuk menganalisis
grafik fungsi dan menguji sifat-sifat yang
dimiliki untuk mengetahui fungsi naik
dan fungsi turun.
3.25 Menerapkan konsep dan sifat turunan
fungsi untuk menentukan gradien garis
singgung kurva, garis tangen, dan garis
normal.
3.26 Mendeskripsikan konsep dan sifat
turunan fungsi terkait dan menerapkannya
untuk menentukan titik stasioner (titik
maksimum, titik minimum dan titik
belok).
3.27 Menganalisis bentuk model matematika
berupa persamaan fungsi, serta
menerapkan konsep dan sifat turunan
fungsi dalam memecahkan masalah
maksimum dan minimum.
3.28 Mendeskripsikan konsep integral tak
tentu suatu fungsi sebagai kebalikandari
turunan fungsi.
3.29 Menurunkan aturan dan sifat integral tak
tentu dari aturan dan sifat turunan fungsi.
4. Mengolah, menalar, dan 4.1 Merancang dan mengajukan masalah nyata
menyaji dalam ranah konkret berupa masalah program linear, dan
KELAS: XII
1. Menghayati dan
mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya
2. Menghayati dan 2.1 Menghayati perilaku disiplin, sikap
mengamalkan perilaku jujur, kerjasama, sikap kritis dan cermat dalam
disiplin, tanggungjawab, bekerja menyelesaikan masalah kontekstual.
peduli (gotong royong, 2.2 Memiliki dan menunjukkan rasa ingin tahu,
kerjasama, toleran, damai), motivasi internal, rasa senang dan tertarik
santun, responsif dan pro- dan percaya diri dalam melakukan kegiatan
aktif dan menunjukkan sikap belajar ataupun memecahkan masalah
sebagai bagian dari solusi nyata.
atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, 3.1 Menganalisis konsep, nilai determinan dan
menganalisis dan sifat operasi matriks serta menerapkannya
mengevaluasi pengetahuan dalam menentukan invers matriks dan dalam
faktual, konseptual, memecahkan masalah.
prosedural, dan metakognitif 3.2 Mendeskripsikan konsep barisan dan deret
berdasarkan rasa ingin pada konteks dunia nyata, seperti bunga,
tahunya tentang ilmu pertumbuhan, dan peluruhan.
e) Prinsip-Prinsip Asesmen:
Prinsip-prinsip asesmen dalam mata pelajaran Sejarah pada SMA/MA,
SMK/MAK, antara lain:
(1) Menentukan aspek dari hasil belajar Sejarah yang sudah dan belum
dikuasai
peserta didik sesudah suatu proses pembelajaran;
(2) Umpan balik bagi peserta didik untuk memperbaiki hasil belajar yang
kurang atau belum dikuasai;
(3) Umpan balik bagi guru untuk memberikan bantuan bagi peserta didik
yang mengalami masalah dalam penguasaan pengetahuan, kemampuan,
nilai, dan sikap.
(4) Umpan balik bagi guru untuk memperbaiki perencanaan pembelajaran
berikutnya.
(5) Aspek-aspek yang dinilai/dievaluasi mencakup:
KELAS: X
KELAS : XI
KELAS: XII
b) Rasional
Proses pembelajaran bahasa Inggris yang paling lazim dilakukan di
sekolah saat ini memiliki ciri-ciri berikut ini: materi ajar didasarkan pada
buku teks, tindakan belajar sebagian besar tertulis, langkah pembalajaran
diawali dengan penjelasan guru tentang satu atau dua contoh teks tentang isi
dan unsur kebahasaan yang ada, kemudian Peserta didik mengerjakan soal-
soal tertulis di dalam buku teks, dan akhirnya menghasilkan teks secara
mandiri sesuai dengan contoh yang ada di buku teks dan penjelasan guru. Jika
bahan dari buku teks dianggap kurang, ada sebagian guru yang menambahkan
contoh yang diambil buku teks lain atau sumber lain. Namun guru pada
umumnya beranggapan bahwa bahan atau teks dari sumber otentik biasanya
terlalu sulit bagi Peserta didik, sehingga tidak banyak digunakan. Akibatnya,
Peserta didik tidak terbiasa dengan teks-teks yang justru akan mereka temui
di dunia nyata di luar kelas, apalagi menggunakan dan melakukannya.
Dengan kata lain, ketika meninggalkan bangku sekolah, Peserta didik belum
mampu berbahasa Inggris dalam arti yang sesungguhnya.
Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa proses belajar bahasa Inggris
di sekolah telah terbukti menghasilkan sedikit lulusan sekolah menengah
yang memiliki kemampuan berbicara, menyimak, membaca, dan menulis
dalam bahasa Inggris untuk tujuan nyata. Padahal mereka telah belajar bahasa
Inggris sedikitnya selama enam tahun di sekolah. Nilai tinggi dalam ulangan,
tes dan ujian ternyata tidak menjamin bahwa Peserta didik mampu
berkomunikasi dengan baik dalam bahasa Inggris dalam arti yang sebenarnya.
Oleh karena itu, kita harus berani mengatakan bahwa pasti ada yang salah
dengan tradisi pembelajaran selama ini, dan tidak ragu-ragu mencoba
melakukan pendekatan lain, bahkan meskipun pendekatan tersebut belum
pernah sama sekali dilakukan sebelumnya di sekolah. Kita harus mau
mengubah mind set kita untuk lebih akomodatif terhadap pemikiran yang
inovatif dan lebih bermanfaat bagi peningkatan kualitas proses dan hasil
belajar Peserta didik.
c) Tujuan
Meskipun nama mata pelajaran ini adalah Bahasa Inggris, dalam mata
pelajaran ini Peserta didik tidak belajar tentang bahasa Inggris, tetapi belajar
melakukan berbagai hal yang berguna bagi hidupnya dengan menggunakan
bahasa Inggris. Tujuan mata pelajaran Bahasa Inggris di sekolah menengah
adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki
kompetensi komunikatif dalam wacana interpersonal, transaksional, dan
fungsional, dengan menggunakan berbagai teks berbahasa Inggris lisan dan
tulis, secara runtut dengan menggunakan unsur kebahasaan yang akurat dan
berterima, tentang berbagai pengetahuan faktual dan prosedural, serta
menanamkan nilai-nilai luhur karakter bangsa, dalam konteks kehidupan di
lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat.
Untuk itu semua aspek pembelajaran (tujuan, materi, proses belajar
mengajar, media, sumber, dan penilaian) diupayakan untuk mendekati
penggunaan bahasa Inggris di dunia nyata di luar kelas. Dalam konteks
tersebut, unsur kebahasaan (tata bahasa dan kosa kata, termasuk pengucapan
dan penulisannya) lebih tepat dilihat sebagai alat, bukan sebagai tujuan: alat
untuk melaksanakan tindakan berbahasa secara benar, strategis, sesuai tujuan
dan konteksnya. Langsung melakukan tindakan yang ingin dikuasi adalah
cara yang lebih alami. Belajar berterimakasih dengan cara membiasakan diri
berterimakasih, belajar bertanya dengan cara bertanya, belajar memuji dengan
cara memuji, belajar membaca koran dengan cara membaca koran, belajar
membacakan cerita dengan cara membacakan cerita, belajar menyunting surat
dengan cara menyunting surat, dst. Learning by doing, dan terpusat pada
Peserta didik.
Kesempatan seperti ini tentunya tidak mungkin muncul jika pola
pembelajaran masih dilaksanakan sebagaimana lazimnya saat ini: terpusat
pada guru, berbasis buku teks, dan didominasi bahasa tulis. Proses
pembelajaran perlu memberikan kesempatan bagi Peserta didik untuk
melakukan proses belajar yang lebih alami. Proses belajar di luar sekolah
biasanya dimulai dengan cara melihat, mendengar, dan mengamati orang lain
melakukan tindakan yang ingin dikuasai. Pada saat mengamati akan timbul
keinginan untuk bertanya dan mempertanyakan hal-hal yang baru, yang asing,
atau berbeda dengan diketahui selama ini. Setelah itu akan timbul keinginan
untuk mencoba atau berpengalaman sendiri melakukan tindakan atau perilaku
yang dituju. Dalam upaya untuk menyempurnakan penguasaannya, akan
dirasakan perlunya meningkatkan penalarannya tentang yang dipelajari
dengan mengasosiasikan dengan sumber dan konteks lain. Langkah terakhir
adalah melakukan tindakan yang sudah dikuasai dalam konteks pergaulan di
dunia nyata.
d) Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Inggris ditetapkan berdasarkan
aspek-aspek komunikatif berikut ini
1. Kompetensi komunikatif untuk melaksanakan fungsi sosial yang
bermanfaat bagi hidupnya saat ini sebagai Peserta didik, sebagai anggota
keluarga dan anggota masyarakat, dengan menggunakan teks yang urut
dan runtut serta unsur kebahasaan yang sesuai dengan konteks dan tujuan
yang hendak dicapai.
2. Konteks komunikasi mencakup hubungan fungsional dengan guru,
teman, dan orang lain di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat,
tentang berbagai topik yang terkait dengan kehidupan remaja dan semua
mata pelajaran dalam kurikulum sekolah menengah, secara lisan dan
tulis, dengan maupun tanpa menggunakan media elektronik.
KELAS: X
4. Mengolah, menalar, dan 4.1 Menangkap makna pemaparan jati diri lisan
menyaji dalam ranah konkret dan tulis.
dan ranah abstrak terkait 4.2 Menyusun teks lisan dan tulis untuk
dengan pengembangan dari memaparkan, menanyakan, dan merespon
yang dipelajarinya di sekolah pemaparan jati diri, dengan memperhatikan
secara mandiri, dan mampu fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
menggunakan metoda sesuai kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.
kaidah keilmuan 4.3 Menyusun teks lisan dan tulis untuk
mengucapkan dan merespon pujian bersayap,
dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur
teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan
sesuai konteks.
4.4 Menyusun teks lisan dan tulis untuk
mengucapkan dan merespon ungkapan
simpati, dengan memperhatikanfungsisosial,
struktur teks, dan unsure kebahasaan yang
(announcement).
4.12 Menyusun teks tulis pemberitahuan
(announcement), sangat pendek dan
sederhana, dengan memperhatikan fungsi
sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan
yang benar dan sesuai konteks.
4.13 Menangkap makna teks recount lisan dan
tulis, sederhana, tentang pengalaman,
kegiatan, kejadian, dan peristiwa.
4.14 Menyusun teks recount lisan dan tulis,
sederhana, tentang kegiatan, kejadian,
peristiwa, dengan memperhatikan fungsi
sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan
yang benar dan sesuai konteks
4.15 Menangkap makna teks naratif lisan dan
tulis berbentuk cerita pendek sederhana.
4.16 Menangkap makna lagu.
KELAS XI
4. Mengolah, menalar, dan 4.1 Menyusun teks lisan dan tulis untuk
menyaji dalam ranah konkret menyatakan, menanyakan, dan merespon
dan ranah abstrak terkait ungkapan memberi saran dan tawaran,
dengan pengembangan dari dengan memperhatikan fungsi sosial,
yang dipelajarinya di sekolah struktur teks, dan unsure kebahasaan yang
secara mandiri, bertindak benar dan sesuai konteks.
secara efektif dan kreatif, serta 4.2 Menyusun teks lisan dan tulis untuk
mampu menggunakan metoda menyatakan dan merespon ungkapan
sesuai kaidah keilmuan menyatakan pendapat dan pikiran, dengan
memperhatikan fungsi sosial, struktur teks,
dan unsure kebahasaan yang benar dan
sesuai konteks.
4.3 Menyusun teks lisan dan tulis untuk
mengucapkan dan merespon ungkapan
harapan dan doa bersayap, dengan
memperhatikan fungsi sosial, struktur teks,
KELAS XII
4. Mengolah, menalar, menyaji, 4.1 Menyusun teks lisan dan tulis untuk
dan mencipta dalam ranah mengucapkan dan merespon ungkapan
konkret dan ranah abstrak menawarkan jasa, dengan memperhatikan
terkait dengan pengembangan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
dari yang dipelajarinya di kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.
sekolah secara mandiri serta 4.2 Menyusun teks lisan dan tulis untuk
bertindak secara efektif dan mengucapkan dan merespon ungkapan yang
kreatif, dan mampu mengawali penyampaian berita atau
menggunakan metoda sesuai informasi yang mengejutkan, dengan
kaidah keilmuan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks,
dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai
konteks.
4.3 Menangkap makna surat lamaran kerja.
4.4 Menyunting surat lamaran kerja, dengan
memperhatikan fungsi sosial, struktur teks,
dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai
konteks.
4.5 Menyusun surat lamaran kerja, dengan
memperhatikan fungsi sosial, struktur teks,
dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai
konteks.
4.6 Menangkap makna teks penyerta gambar
(caption).
4.7 Menyusun teks penyerta gambar (caption),
dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur
teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan
sesuai konteks.
4.8 Menangkap makna dalam teks ilmiah faktual
(factual report) lisan dan tulis tentang benda,
c) Tujuan
Mata Pelajaran Seni Budaya bertujuan untuk menumbuhkembangkan
kepekaan rasa estetik dan artistik, sikap kritis, apresiatif, dan kreatif pada diri
setiap peserta pendidik secara menyeluruh. Sikap ini hanya mungkin tumbuh
KELAS X :
SENI RUPA
SENI MUSIK
SENI TARI
SENI TEATER
KELAS XI :
SENI RUPA
SENI MUSIK
SENI TARI
SENI TEATER
SENI MUSIK
SENI TARI
SENI TEATER
b) Rasional
Dalam kehidupan dan berkehidupan, manusia membutuhkan
keterampilan tangan untuk memenuhi standar minimal dan kehidupan sehari-
hari sebagai kecakapan hidup. Keterampilan harus menghasilkan karya yang
menyenangkan bagi dirinya maupun orang lain serta mempunyai nilai
kemanfaatan yang sesungguhnya, untuk itu pelatihan berkarya dengan
menyenagkan harus dimulai dengan memahami estetika (keindahan) sebagai
dasar penciptaan karya selanjutnya. Dalam rangkaian menemukan karya yang
bermanfaat dilatihkan mencipta, memproduksi dan memelihara yang ada
kemudian memperoleh nilai kebaruan (novelty) sehingga bermanfaat untuk
kehidupan selanujutnya.
Prinsip mencipta, yaitu memproduksi dan mereproduksi diharapkan
meningkatkan nilai sensibilitas terhadap kemajuan jaman sekaligus
mengapresiasi teknologi kearifan lokal yang telah mampun mengantarkan
manusia Iondonesia mengalami kejayaan pada masa lalu. Oleh karenanya,
pembelajaran Prakarya di tingkat sekolah lanjutan pertama didahului dengan
wawsan keteknologian hasil kearfian lokal menuju teknologi terbarukan.
Pelatihan dimulai dengan memahami fakta, prosedur, konsep maupun dalil
yang ada melalui studi perorangan, kelompok maupun projektif agar memberi
dampak kepada pendidikan karakter yang berupa kecerdasan kolektif. Hasil
pembelajaran melalui eksplorasi alami maupun artifisial ini akan
memanfaatkan sebagai media sekaligus bahan pelajaran, sehingga
berdasarkan nilai ekosistem dan keberlajutan materialnya.
c) Tujuan
Secara keseluruhan tujuan Prakarya dan Kewirausahaan dapat diuraikan
sebagai berikut:
1. Memfasilitasi peserta didik mampu berekspresi kreatif melalui
keterampilan teknik berkarya ergonomis, teknologi dan ekonomis.
2. Melatih keterampilan mencipta karya berbasis estetis, artistik, ekosistem
dan teknologis
KELAS: X : KERAJINAN
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan 1.1 Menghayati keberagaman benda kerajinan di
mengamalkan ajaran agama wilayah setempat dan lainnya sebagai
yang dianutnya anugerah Tuhan
2. Menghayati dan 2.1 Menunjukkan motivasi internal dan peduli
mengamalkan perilaku jujur, lingkungan dalam menggali informasi
disiplin, tanggungjawab, tentang keberagaman karya kerajinan di
peduli (gotong royong, wilayah setempat dan lainnya
kerjasama, toleran, damai), 2.2 Mengaplikasikan perilaku jujur, percaya diri,
santun, responsif dan pro- dan mandiri dalam memperkenalkan karya
aktif dan menunjukkan sikap kerajinan di wilayah setempat dan lainnya
sebagai bagian dari solusi 2.3 Menunjukkan sikap bekerjasama, gotong
atas berbagai permasalahan royong, bertoleransi, disiplin dan
dalam berinteraksi secara bertanggung jawab dalam merancang dan
efektif dengan lingkungan membuat karya kerajinan di wilayah
sosial dan alam serta dalam setempat dan lainnya dengan memperhatikan
REKAYASA
BUDIDAYA
PENGOLAHAN
KELAS: XI : KERAJINAN
REKAYASA
BUDIDAYA
PENGOLAHAN
3. Memahami, menerapkan, dan 3.1 Memahami konsep dan prosedur aneka jenis
menganalisis pengetahuan bahan nabati dan hewani yang difermentasi
faktual, konseptual, dan pengolahan produk kosmetik dengan
prosedural, dan metakognitif pendekatan budaya setempat dan lainnya
berdasarkan rasa ingin 3.2 Mengidentifikasi proses produksi dari bahan
tahunya tentang ilmu pangan nabati dan hewani yang difermentasi
pengetahuan, teknologi, seni, dan pengolahan produk kosmetik melalui
budaya, dan humaniora berbagai media atau mengunjungi tempat
dengan wawasan produksi di wilayah setempat
kemanusiaan, kebangsaan, 3.3 Merencanakan pembuatan produk
kenegaraan, dan peradaban pengolahan bahan pangan nabati dan hewani
terkait penyebab fenomena yang difermentasi dan pengolahan produk
dan kejadian, serta kosmetik sesuai wilayah setempat
menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan 4.1 Membuat olahan pangan nabati dan hewani
menyaji dalam ranah konkret dengan proses fermentasi
dan ranah abstrak terkait 4.2 Mengolah bahan nabati dan hewani menjadi
dengan pengembangan dari produk kosmetik
yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif,
serta mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah
keilmuan
REKAYASA
BUDIDAYA
PENGOLAHAN
merupakan sifat alamiah dan merupakan ciri dasar eksistensi manusia sebagai
mahluk hidup. Pendidikan jasmani bukan merupakan bidang kajian yang
tertutup. Perubahan yang terjadi di masyarakat, perubahan teknologi,
pemeliharaan kesehatan, dan pendidikan secara umum membawa dampak
bagi kualitas program pendidikan jasmani.
Pendek kata pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan diberikan di
sekolah untuk menciptakan insan pendidikan jasmani (physical education
person). National Standards for Physical Education (NASPE) sebagaimana
yang dikutip oleh Michel W. Metzler (2005:14) menggambarkan sosok
insan pendidikan jasmani ini dengan syarat dapat memenuhi standar: 1).
Mendemonstrasikan kemampuan keterampilan motorik dan pola gerak yang
diperlukan untuk menampilkan berbagai aktivitas fisik, 2).
Mendemonstrasikan pemahaman akan konsep gerak, prinsip-prinsip, strategi,
dan taktik sebagaimana yang mereka terapkan dalam pembelajaran dan
kinerja berbagai aktivitas fisik, 3). Berpartisipasi secara regular dalam
aktivitas fisik, 4). Mencapai dan memelihara peningkatan kesehatan dan
derajat kebugaran, 5). Menunjukkan tanggung jawab personal dan sosial
berupa respek terhadap diri sendiri dan orang lain dalam suasana aktivitas
fisik, dan 6). Menghargai aktivitas fisik untuk kesehatan, kesenangan,
tantangan, ekspresi diri, dan atau interaksi sosial.
Berangkat dari pandangan yuridis dan akademis tersebut, maka dapat
disipulkan bahwa pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan
bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk
mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan
berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan
moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui
aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara
sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
b) Rasional
Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan pada hakikatnya adalah
proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan
perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta
dan dirinya sendiri yang berkembang secara alami berkembang searah dengan
kemajuan zaman. Melalui pendidikan jasmani anak didik akan memperoleh
berbagai ungkapan yang kreatif, inovatif, terampil dan memiliki kebugaran
jasmani dan kebiasaan hidup sehat serta memiliki pengetahuan dan
pemahaman terhadap gerak manusia.
Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan membantu peserta didik
mengembangkan pemahaman tentang apa yang mereka perlukan untuk
membuat komitmen seumur hidup tentang arti penting hidup sehat, aktif dan
mengembangkan kapasitas untuk menjalani kehidupan yang memuaskan dan
produktif. Sehingga berdampak pada meningkatkan produktivitas dan
kesiapan untuk belajar, meningkatkan semangat, mengurangi ketidakhadiran,
mengurangi biaya perawatan kesehatan, penurunan kelakuan anti-sosial
seperti bullying dan kekerasan, mempromosikan hubungan yang aman dan
sehat, dan meningkatkan kepuasan pribadi.
Penelitian telah menunjukkan keterkaitan tersebut antara peningkatan
tingkat aktivitas fisik dan prestasi akademik yang lebih baik, lebih baik
konsentrasi, lebih baik perilaku kelas dan lebih terfokus belajar. Manfaat lain
termasuk perbaikan dalam kesejahteraan psikologis, kemampuan fisik,
konsep-diri, dan kemampuan untuk mengatasi stres.
Harapannya kurikulum pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan ini
juga memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengembangkan
keterampilan sosial dan kesejahteraan emosional. Di bidang kesehatan peserta
didik akan belajar keterampilan yang dibutuhkan untuk sukses dalam hidup
aktif dan warga yang bertanggung jawab secara sosial.
Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang diajarkan di sekolah
memiliki peranan sangat penting, yaitu memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar
melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang terpilih yang
dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan
untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik,
sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat. Sehingga
membantu peserta didik mengembangkan pemahaman tentang apa yang
mereka perlukan untuk membuat komitmen seumur hidup sehat, aktif dan
mengembangkan kapasitas untuk menjalani kehidupan yang memuaskan dan
produktif.
Di sisi lain kurikulum pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan
mempromosikan nilai-nilai pendidikan yang penting dan tujuan yang
mendukung pengembangan karakter. Ini termasuk berusaha untuk mencapai
salah satu pribadi terbaik, keadilan dan fair play, menghormati keragaman,
kepekaan dan rasa hormat terhadap kebutuhan individu maupun kebutuhan
kelompok, dan kesehatan yang baik serta kesejahteraan.
c) Tujuan
Tujuan mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan
adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan kesadaran tentang arti penting aktivitas fisik untuk
mencapai pertubuhan dan perkembangan tubuh serta gaya hidup aktif
sepanjang hayat.
5. Meletakkan dasar kompetitif diri (self competitive) yang sportif, percaya diri,
disiplin, dan jujur.
3. Aktivitas Senam dan Gerak Ritmik, meliputi senam lantai, senam alat, senam
ritmik/irama, presiasi terhadap kualitas estetika dan artistik dari gerakan,
tarian kreatif dan rakyat.
4. Aktivitas Air, memuat kompetensi dan kepercayaan diri saat peserta didik
berada di dekat, di bawah dan di atas air. Memberikan kesempatan unik untuk
pengajaran gaya-gaya renang (dada, bebas, punggung, dan kupu-kupu) dan
juga penyediaan peluang untuk kesenangan bermain di air dan aspek lain dari
olahraga air termasuk mengapung, loncat indah dan pertolongan dalam
olahraga air.
5. Kesehatan, meliputi, P3K pola hidup sehat, seks bebas dan narkoba, gizi dan
makanan sehat, manfaat aktifitas fisik, denyut jantung, pencegahan penyakit,
pengurangan biaya perawatan pribadi dan kesehatan lingkungan.
KELAS: X
KELAS: XI
KELAS: XII
b) Rasional
Fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang
merupakan usaha sistematis dalam rangka membangun dan
mengorganisasikan pengetahuan dalam bentuk penjelasan-penjelasan yang
dapat diuji dan mampu memprediksi gejala alam. Dalam memprediksi gejala
alam diperlukan kemampuan pengamatan yang dilanjutkan dengan
menyelidikan melalui kegiatan metode ilmiah. Ilmu Fisika merupakan (1)
proses memperoleh informasi melalui metode empiris (empirical method); (2)
informasi yang diperoleh melalui penyelidikan yang telah ditata secara logis
dan sistematis; dan (3) suatu kombinasi proses berpikir kritis yang
menghasilkan informasi yang dapat dipercaya dan valid. Fisika sebagai
proses/metode penyelidikan (inquiry methods) meliputi cara berpikir, sikap,
dan langkah-langkah kegiatan saintis untuk memperoleh produk-produk ilmu
pengetahuan ilmiah, misalnya observasi, pengukuran, merumuskan dan
menguji hipotesis, mengumpulkan data, bereksperimen, dan prediksi. Dalam
konteks itu fisika bukan sekadar cara bekerja, melihat, dan cara berpikir,
melainkan science as a way of knowing. Artinya, Fisika sebagai proses juga
dapat meliputi kecenderungan sikap/tindakan, keingintahuan, kebiasaan
berpikir, dan seperangkat prosedur. Sementara nilai-nilai fisika berhubungan
dengan tanggung jawab moral, nilai-nilai sosial, manfaat fisika dalam
kehidupan manusia, serta sikap dan tindakan seseorang dalam belajar atau
mengembangkan fisika. Terbentuknya sikap ilmiah misalnya keingintahuan,
keseimbangan antara keterbukaan dan skeptis, kejujuran, ketelitian,
ketekunan, hati-hati, toleran, dan hemat. Dengan demikian fisika dapat
dipandang sebagai cara berpikir untuk memahami alam, sebagai cara untuk
melakukan penyelidikan, dan sebagai kumpulan pengetahuan.
Pada tingkat SMA/MA, fisika dipandang penting untuk diajarkan
sebagai mata pelajaran tersendiri dengan beberapa pertimbangan. Pertama,
selain memberikan bekal ilmu kepada peserta didik, mata pelajaran Fisika
dimaksudkan sebagai wahana untuk menumbuhkan kemampuan berpikir
yang berguna untuk memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari-hari.
Kedua, mata pelajaran Fisika perlu diajarkan untuk tujuan yang lebih khusus
yaitu membekali peserta didik pengetahuan, pemahaman dan sejumlah
kemampuan yang dipersyaratkan untuk memasuki jenjang pendidikan yang
lebih tinggi serta mengembangkan ilmu dan teknologi. Pembelajaran Fisika
dilaksanakan secara inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir,
bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek
penting kecakapan hidup.
c) Tujuan
Mata pelajaran Fisika bertujuan untuk:
Menambah keimanan peserta didik dengan menyadari hubungan
keteraturan, keindahan alam, dan kompleksitas alam dalam jagad raya
terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya;
Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur;
teliti; cermat; tekun; ulet; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis;
kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi sikap ilmiah dalam melakukan percobaan
dan berdiskusi;
menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan
hasil percobaanMemupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif, terbuka,
ulet, kritis dan dapat bekerjasama dengan orang lain;
mengembangkan pengalaman untuk menggunakan metode ilmiah dalam
merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis melalui
percobaan, merancang dan merakit instrumen percobaan,
mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data, serta
mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis;
mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif
dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk
KELAS: X
KELAS: XI
struktur, sifat, perubahan serta energi yang menyertai perubahan suatu zat
atau materi. Zat atau materi itu sendiri adalah segala sesuatu yang menempati
ruang dan mempunyai massa.
Susunan materi mencakup komponen-komponen pembentuk materi dan
perbandingan tiap komponen tersebut. Struktur materi mencakup struktur
partikel-partikel penyusun suatu materi atau menggambarkan bagaimana
atom-atom penyusun materi tersebut saling berikatan. Sifat materi mencakup
sifat fisis (wujud dan penampilan) dan sifat kimia. Sifat suatu materi
dipengaruhi oleh : susunan dan struktur dari materi tersebut. Perubahan
materi meliputi perubahan fisis/fisika (wujud) dan perubahan kimia
(menghasilkan zat baru). Energi yang menyertai perubahan
materi menyangkut banyaknya energi yang menyertai sejumlah materi dan
asal-usul energi itu.
Mata pelajaran Kimia mempelajari segala sesuatu tentang zat yang
meliputi komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika dan energetika
zat yang melibatkan keterampilan dan penalaran. Para ahli kimia (kimiawan)
mempelajari gejala alam melalui proses dan sikap ilmiah tertentu. Proses itu
misalnya pengamatan dan eksperimen, sedangkan sikap ilmiah misalnya
objektif dan jujur pada saat mengumpulkan dan menganalisis data. Dengan
menggunakan proses dan sikap ilmiah itu kimiawan memperoleh penemuan-
penemuan yang dapat berupa fakta, teori, hukum, dan prinsip. Penemuan-
penemuan ini yang disebut produk kimia. Oleh sebab itu, pembelajaran kimia
dan penilaian hasil belajar kimia harus memperhatikan karakteristik ilmu
kimia sebagai sikap, proses dan produk. Selama ini ada kecenderungan
sebagian guru kimia kurang memperhatikan karakteristik ilmu kimia dalam
pembelajaran dan penilaian hasil belajar kimia.
b) Rasional
Ilmu kimia diperoleh dan dikembangkan berdasarkan eksperimen untuk
mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala
alam khususnya yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat,
transformasi, dinamika dan energetika zat. Oleh karena itu mata pelajaran
kimia di SMK mempelajari segala sesuatu tentang zat yang meliputi
komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika dan energetika zat yang
melibatkan keterampilan dan penalaran. Ilmu kimia dapat menjelaskan secara
mikro (molekuler) terhadap fenomena makro berbagai aspek tentang zat.
Selain itu, ilmu kimia sangat membantu dan berkontribusi terhadap
penguasaan ilmu lainnya terutama ilmu terapan seperti pertambangan,
pertanian, kesehatan, perikanan dan teknologi.
Saintis mempelajari gejala alam melalui proses dan sikap ilmiah
tertentu. Proses itu misalnya pengamatan dan eksperimen, sedangkan sikap
ilmiah misalnya objektif dan jujur pada saat mengumpulkan dan menganalisis
data. Dengan menggunakan proses dan sikap ilmiah itu saintis memperoleh
penemuan-penemuan yang dapat berupa fakta, teori, hukum, dan
prinsip/konsep. Penemuan-penemuan itulah yang disebut produk kimia. Oleh
sebab itu, pembelajaran kimia dan penilaian hasil belajar kimia harus
memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai sikap, proses, dan produk.
Kimia sebagai proses/metode penyelidikan (discovery/inquiry)
meliputi cara berpikir, sikap, dan langkah-langkah kegiatan ilmiah untuk
memperoleh produk-produk kimia, mulai dari menemukan masalah,
mengumpulkan fakta-fakta terkait masalah, membuat asumsi, mengendalikan
variabel, melakukan observasi, melakukan pengukuran, melakukan inferensi
memprediksi, mengumpulkan dan mengolah data hasil observasi/pengukuran,
serta menyimpulkan dan mengomunikasikan.
Dalam konteks ini, kimia bukan sekadar bagaimana cara bekerja,
melihat, dan cara berpikir, melainkan sebagai jalan untuk
mengetahui/menemukan. Sementara nilai-nilai kimia berhubungan dengan
tanggung jawab moral, nilai-nilai sosial, sikap dan tindakan seseorang dalam
belajar atau mengembangkan kimia. Sikap dan tindakan ini misalnya
keingintahuan, keseimbangan antara keterbukaan dan skeptis, kejujuran,
ketelitian, ketekunan, hati-hati, toleran, dan hemat.
Pembelajaran kimia seperti struktur atom, sistem periodik unsur, ikatan
kimia, unsur-unsur di alam dan sebagainya berkaitan erat dengan kebesaran
Tuhan Yang Maha Esa sebagai Pencipta alam ini. Dengan demikian
pembelajaran kimia dapat dipandang sebagai wahana untuk meningkatkan
ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan sebagai latihan berpikir untuk
memahami alam dengan melakukan penyelidikan membangun sikap dan nilai
serta membangun pengetahuan dan keterampilan.
c) Tujuan
Mata pelajaran kimia di SMA/MA bertujuan sebagai berikut:
1. Membangun kesadaran tentang keteraturan dan keindahan alam sebagai
wujud kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
2. Memupuk sikap ilmiah yang mencakup: sikap jujur dan obyektif
terhadap data; disiplin dan bertanggung jawab dalam melaksanakan
kegiatan; sikap terbuka (bersedia menerima pendapat orang lain serta
mau mengubah pandangannya, jika ada bukti bahwa pandangannya tidak
benar); ulet dan tidak cepat putus asa; kritis terhadap pernyataan ilmiah
(tidak mudah percaya tanpa ada dukungan hasil observasi/data empiris);
dan bekerjasama dengan orang lain.
3. Memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah melalui
percobaan atau eksperimen, dimana peserta didik melakukan pengujian
hipotesis dengan melakukan eksperimen (yang mungkin melibatkan
penggunaan instrumen), pengambilan data, pengolahan dan interpretasi
data, serta mengomunikasikan hasil eksperimen secara lisan dan tertulis.
4. Meningkatkan kesadaran terhadap aplikasi ilmu kimia yang dapat
bermanfaat dan juga mungkin merugikan bagi individu, masyarakat, dan
lingkungan serta menyadari pentingnya mengelola dan melestarikan
lingkungan demi kesejahteraan masyarakat.
5. Memahami konsep-konsep kimia dan saling keterkaitannya sebagai bekal
belajar kimia di perguruan tinggi.
6. Menerapkan konsep-konsep kimia untuk menyelesaikan masalah dalam
kehidupan sehari-hari dan teknologi.
7. Membentuk sikap positif terhadap kimia, yaitu merasa tertarik untuk
mempelajari kimia lebih lanjut karena kemampuan kimia menjelaskan
secara molekuler berbagai peristiwa alam dan berperan penting dalam
pengembangan teknologi.
d) Ruang Lingkup
Ruang lingkup kimia mencakup pengetahuan, keterampilan, sikap dan
nilai yang dirumuskan dalam kompetensi dasar kimia yang harus dimiliki
peserta didik. Kompetensi dasar kimia di SMK merupakan kelanjutan dari
kompetensi dasar kimia di SMP (yang terintegrasi dalam mata pelajaran IPA)
dan juga sebagai prasyarat untuk belajar kimia di kelas lebih lanjut sampai di
perguruan tinggi. Kompetensi kimia SMK juga ditekankan pada
pengembangan kecakapan hidup (life skill) yang bermanfaat bagi semua
peserta didik untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Pada Kurikulum 2013, materi pembelajaran dirumuskan dari KD KI-3.
Secara garis besar materi pembelajaran kimia di SMK menurut Permendikbud
No.70 Tahun 2013 adalah sebagai berikut:
Konsep Materi dan perubahannya, unsur dan senyawa
Persamaan reaksi, hukum dasar kimia, dan jenis-jenis reaksi kimia
Struktur Atom dan Sistem Periodik (Perkembangan Model Atom,
Struktur Atom, Konfigurasi Elektron dan Diagram Orbital, Letak Unsur
dalam Tabel Periodik, Perkembangan Tabel Periodik, Sifat-sifat Periodik
Unsur);
Ikatan Kimia dan Bentuk Molekul (Ikatan Ion, Ikatan Kovalen, Ikatan
Kovalen Koordinasi, Ikatan Logam, Interaksi Antar Molekul, Kepolaran
Senyawa, Bentuk Molekul);
Sel Elektrokimia;
Tatanama Senyawa;
Stokiometri (Ar, Mr, Persamaan Reaksi, Hukum Dasar Kimia, Konsep
Mol, Perhitungan Kimia)
Memahami konsep larutan
Asam dan Basa (Perkembangan Konsep Asam dan Basa, Indikator asam-
basa, pH, Titrasi Asam-Basa);
Kesetimbangan Kimia (Faktor-faktor yang mempengaruhi Pergeseran
Kesetimbangan, Tetapan Kesetimbangan);
Laju Reaksi
KELAS: X
KELAS: XI
ilmu biologi tidak lain adalah yang masih berkaitan dengan makhluk hidup,
seperti zat yang membentuk makhluk hidup, zat yang dibutuhkan makhluk
hidup, serta berbagai hal mengenai hubungan antara makhluk hidup dengan
lingkungannya.Ilmu biologi dirintis oleh Aristoteles yang merupakan
ilmuwan berkebangsaan Yunani yang kita sebut juga sebagai bapak perintis
biologi.ilmu Biologi sangat berpengaruh dan berguna bagi kehidupan
manusia. Biologi banyak digunakan untuk berbagai bidang kehidupan seperti
pertanian, peternakan, perikanan, kedokteran, dan lain sebagainya.
Biologi adalah salah satu bidang kajian dari ilmu pengetahuan alam
yang membahas makhluk hidup dan aktivitasnya. Biologi sebagai salah satu
mata pelajaran yang diajarkan di SMK ini mengandung banyak konsep yang
harus dikuasai oleh peserta didik (BSNP, 2006). Konsep biologi yang
terdapat dalam materi pelajaran SMA dan sederajatnya begitu kompleks
sehingga guru biasanya fokus pada pemenuhan materi dalam
pembelajarannya.
b) Rasional
Biologi merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah
yang mempelajari tentang kehidupan makhluk hidup dan segala sesuatu yang
ada disekitarnya, sejak dahulu Biologi telah dikenal sebagai ilmu yang
mempelajari seluk beluk kehidupan atau yang lebih kita kenal sebagai Ilmu
alam.
Cakupan materi dalam ilmu Biologi sangatlah luas, mulai dari sel
sebagai unit terkecil penyusun makhluk hidup sampai dengan ekosistem.
Dalam setiap materi pembelajaran Biologi jika guru mau mencermati, banyak
sekali materi yang menunjukkan kebesaran Allah SWT. Kita ambil beberapa
contoh dalam tulisan ini: materi tentang sel, sel merupakan unit struktural dan
fungsional terkecil penyusun makhluk hidup. Di dalam struktur mikroskopis
sekecil itu tersusun atas banyak organel-organel atau bagian-bagian yang
masing-masing memiliki fungsi yang spesifik. Dengan fungsi yang dimiliki
oleh masing-masing organel penyusun sel tersebut, makhluk hidup bisa
melakukan aktivitas hidup, proses-proses kimia dalam tubuh yang
menentukan keberlangsungan metebolisme tubuh makhluk hidup juga sangat
ditentukan oleh fungsi sel tersebut, jika kita kaji lebih jauh tentang struktur
sel dan organel-organel penyusunnya-betapa rumitnya, namun demikian
semua makhluk hidup dimuka bumi ini dapat menjalankan aktivitas hidup
makan, minum, bernafas, bergerak dan sebagainya dengan terkoordinasi-
semua karena kerjasama yang baik antara jaringan, organ, sistem organ-yang
semuanya diawali oleh sel.
Komponen biotik ekosistem terdiri atas produsen, konsumen dan
pengurai, produsen terdiri atas tumbuhan, dengan kekuasaan Allah, tumbuhan
dapat menyediakan makanan untuk makhluk hidup lain, mungkin kita tidak
menyadari betapa kehidupan kita sangat tergantung pada tumbuhan, terutama
tumbuhan hijau, dengan kekuasaan Allah dan kemampuan tumbuhan
melakukan fotosintesis, tumbuhan dapat menyediakan berbagai macam
bentuk makanan, padi, jagung, kedelai buah-buahan dan sebagainya. Semua
disediakan oleh tumbuhan melalui proses fotosintesis. Jika kita kaji lebih jauh
lagi reaksi fotosintesis, tidak sesederhana yang kita ajarkan pada siswa di
sekolah. Reaksi fotosintesis terdiri atas serangkaian reaksi kimia yang sangat
rumit, dimulai dari reaksi fiksasi CO2 oleh RuBp, Siklus Calvin dan
Transport Elektron, semua terjadi dalam organel-organel sel yang sangat kecil
bahkan untuk kita bayangkan saja sangatlah mustahil, Maha Besar Allah yang
mampu mengatur dan mengendalikan semua proses tersebut, sehingga reaksi
tersebut terjadi pada tempat yang sesuai.
Pada bagian lain diajarkan bahwa pengurai sebagai salah satu
komponen biotik ekosistem berperan dalam penguraian sisa-sisa makhluk
hidup lain seperti bangkai dan sampah yang kemudian diurai menjadi
komponen penyusun tanah. Di muka bumi ini, banyak sekali manusia yang
sombong-merasa dirinya yang paling berkuasa, merasa paling kaya dan
merasa paling cantik MasyaAllah, mereka tidak menyadari bahwa jika
sudah tiba waktunya mereka akan kembali ke tanah dan di dalam tanah
mereka akan dikalahkan oleh makhluk Allah yang lebih rendah dari
meraka yaitu Bakteri Pengurai.. dan pada akhirnya tubuh mereka akan
hancur dan terurai menjadi komponen penyusun tanah.. Jika pada saat
pembelajaran, disisipkan nilai-nilai keagamaan semacam ini, InsyaAllah anak
didik kita akan memiliki sikap dan persepsi yang positip terhadap berbagai
hal, sebagai refleksi bertambahnya kadar keimanan dan ketaqwaan mereka.
c) Tujuan
Mata pelajaran Biologi bertujuan untuk:
1. Menumbuhkan kesadaran terhadap kompleksitas, keteraturan, keindahan
keanekaragaman hayati dan bioproses, dan penerapan biologi, serta
kepekaan dan kepedulian terhadap permasalahan lingkungan hidup,
menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan
dan penghayatan ajaran agama yang dianut peserta didik.untuk
mengungkap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
2. Membentuk skema pengetahuan biologi peserta didik berupa pegetahuan
faktual, konsepual, dan prosedural, dan metakognitif dalam ranah konkret
dan abstrak.
3. Meningkatkan kesadaran tentang aplikasi sains dan teknologi yang
bermanfaat bagi individu, masyarakat, dan lingkungan serta menyadari
pentingnya mengelola dan melestarikan lingkungan demi kesejahteraan
masyarakat.
4. Memberikan pengalaman kepada peserta didik pada metode ilmiah dan
aspek keselamatan kerja dengan mempraktekkan metode ilmiah melalui
tahapan pengamatan dan percobaan atau eksperimen, dimana peserta
didik melakukan pengujian hipotesis dengan merancang melakukan,
mengolah data, dan mengomunikasikan hasil eksperimen secara lisan dan
tulisan untuk menumbuhkan pola pikir ilmiah sebagai bekal dalam
kehidupan di abad 21.
5. Menumbuhkan hard skill dan soft skill dalam bidang biologi secara
seimbang utntuk membekali peserta didik menjadi pribadi yang memiliki
kemampuan kolaboratif, komunikatif, kreatif dan inovatif serta melek
media (media literacy) melalui pembelajaran berbasis inquiri, berbasis
permasalahan, dan berbasis projek (Inquiry based, problem based, dan
project based learning).
d) Ruang Lingkup
Biologi sebagai bagian dari struktur keilmuan IPA tidak terlepas dari
hukum-hukum dan karakteristik dalam IPA. Biologi juga terdiri dari produk
dan proses, serta menumbuhkan sikap dan nilai pada diri peserta didik.
Namun demikian, sebagai bidang kajian tersendiri, Biologi memiliki
karakteristik khusus yang berbeda dari kajian IPA lainnya seperti fisika dan
kimia.
Biologi mempelajari tentang gejala-gejala alam pada makhluk hidup
dan perikehidupan, serta kaitan biologi dengan lingkungan alam dan sosial.
Maka Biologi mempelajari tentang Bioproses yang berlangsung pada objek
biologi berupa kingdom makhluk hidup dan bioproses pada tingkat organisasi
kehidupan dari mulai seluler hingga biosfer. Biologi memiliki tema-tema
kajian yang dapat dikaji dari bioproses yang terjadi pada objek biologi dan
struktur organisasi kehidupan.
Biologi sebagai keilmuan memiliki ruang lingkup berupa: Objek
Biologi, berupa kingdom atau kerajaan makhluk hidup, Tingkat Organisasi
Kehidupan, mulai dari molekul sampai dengan biosfer, dan Tema persoalan
dalam biologi, terdiri dari 9 (Sembilan) tema.
1. Ruang Lingkup Biologi yang termasuk objek Biologi, yaitu:
Menurut Withaker (1969), objek kajian biologi yang berupa seluruh ragam
kehidupan dikelompokkan menjadi 5 dunia kehidupan (kingdom), dan
sembilan tema. Sedangkan menurut Carl Woose (1977), kingdom monera
dibedakan menjadi dua subkingdom, yakni Archaebacteria dan Eubacteria.
a. Monera
b. Protista
c. Mycota (Fungi)
d. Plantae
e. Animalia
KELAS: X
KELAS: XI
Mikrobiologi Kesehatan
Kimia Analisa
Simulasi Digital
Parasitologi
Hematologi
Kimia Klinik
Immunologi
E. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk
keunggulan daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran
yang ada dan atau terlalu banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri.
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat menjadi mata pelajaran
muatan lokal.
Muatan lokal merupakan mata pelajaran, karena itu satuan pendidikan harus
mengembangkan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan
lokal yang diselenggarakan. Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata
pelajaran muatan lokal setiap semester. Ini berarti bahwa dalam satu tahun satuan
pendidikan dapat menyelenggarakan dua mata pelajaran muatan lokal.
Penerapan Muatan Lokal di SMK Kesehatan Darussalam diharapkan dapat
memberikan bekal pengetahuan, keterampilan, dan perilaku kepada peserta didik
agar mereka memiliki wawasan yang luas tentang keadaan lingkungan daerah dan
kebutuhan masyarakatnya sesuai dengan nilai-nilai/aturan yang berlaku serta ikut
mengambil bagian dalam mendukung kelangsungan pembangunan daerah dan
pembangunan nasional.
Melalui implementasi Muatan Lokal yang dikembangkan di SMK
Kesehatan Darussalam, diharapkan peserta didik dapat:
a. mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial, dan budaya
daerah;
b. memiliki bekal kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan mengenai
lingkungan daerah yang berguna bagi dirinya dan masyarakat pada umumnya;
c. memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai/aturan yang berlaku
di daerah, serta melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya
daerah dalam rangka menunjang pembangunan nasional;
d. berpartisipasi dalam pembangunan masyarakat dan pemerintah daerah.
Setiap akhir semester hasil belajar muatan lokal bersama hasil belajar mata
pelajaran lain dilaporkan kepada orangtua/wali peserta didik dalam bentuk Laporan
Hasil Belajar (rapor) berupa angka (untuk aspek pengetahuan dan atau praktik) dan
predikat (untuk aspek afektif), disertai deskripsi kemajuan belajar/ketercapaian
kompetensi peserta didik.
Muatan lokal yang diajarkan di SMK Kesehatan Darussalam adalah Bahasa
Jawa, sesuai dengan anjuran Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Peraturan
Gubernur Jawa Tengah Nomor 57 Tahun 2013 Tentang Petunjuk Pelaksanaan
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9 Tahun 2012 Tentang Bahasa,
Sastra, dan Aksara Jawa.
Mata pelajaran ini berdiri sendiri dan dimasukkan ke dalam kelompok mata
pelajaran wajib B dengan beban belajar 2 jam pelajaran per minggu. Adapun
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar mata pelajaran muatan lokal (Bahasa Jawa)
adalah sebagai berikut ;
Kelas X
Kelas XI
Kelas XII
G. Pemilihan Peminatan
Pemilihan Peminatan dan Pemilihan Mata Pelajaran Lintas Minat dan/atau
Kurikulum SMK dirancang untuk memberikan kesempatan kepada peserta
didik belajar berdasarkan minat mereka. Struktur kurikulum memperkenankan
peserta didik melakukan pilihan dalam bentuk pilihan peminatan dan pilihan mata
pelajaran lintas minat dan/atau pendalaman minat. Dalam pemilihan mata pelajaran
lintas minat peserta didik mengambil mata pelajaran pada Paket Keahlian di luar
Paket Keahlian yang sudah dipilih dalam Program Keahlian yang sama.
Pemilihan peminatan dilakukan peserta didik saat mendaftar pada SMK
berdasarkan nilai rapor Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah
(SMP/MTs) atau yang sederajat, nilai ujian nasional SMP/MTs atau yang sederajat,
rekomendasi guru bimbingan dan konseling/konselor di SMP/MTs atau yang
sederajat, dan hasil tes penempatan (placement test) ketika mendaftar di SMK, atau
tes bakat dan minat oleh psikolog.
1. Pengembangan kreativitas
Pengembangan kreativitas dapat dilakukan melalui kegiatan ekstra kurikuler.
5. Pengembangan karir.
penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa
catatan pendidik yang dikembangkan oleh masing-masing guru mata pelajaran.
Nilai sikap dikualifikasikan menjadi predikat Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup
(C), dan Kurang (K).
Nilai Harian diperoleh dari hasil Tes Tulis, Tes Lisan, dan Penugasan yang
dilaksanakan pada setiap akhir pembelajaran satu Kompetensi Dasar (KD).
Penghitungan nilai Pengetahuan diperoleh dari rerata NH, UTS, dan UAS
atau dengan pembobotan tertentu sesuai kesepakatan di satuan pendidikan.
Contoh perhitungan dengan perbandingan 70% : 30%.
Nilai Praktik,
Nilai Projek,
Nilai Portofolio
c) Penilaian Keterampilan dilakukan pada setiap akhir menyelesaikan satu KD
yang relevan.
d) Nilai keterampilan adalah mode dari hasil Penilaian Praktik, Penilaian
Projek dan Penilaian Portofolio melalui rerata atau pembobotan tertentu
Contoh:
Seorang peserta didik memperoleh nilai keterampilan pada Mata Pelajaran
Agama dan Budi Pekerti sebagai berikut:
Mode nilai Praktik (NPr) = 3; mode nilai Projek (NPj) = 3; mode nilai
Portofolio (NPo) = 2
Maka nilai keterampilan yang ditulis pada LCK adalah nilai 3 dan
predikatnya B.
skala 1 4 dengan 2 (dua) desimal dan diberi predikat seperti disajikan pada tabel
berikut:
Tabel 5. Nilai Kompetensi Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap
(Kurikulum 2013)
Nilai Kompetensi
Predikat
Pengetahuan Keterampilan Sikap
A 4 4
SB
A- 3.66 3.66
B+ 3.33 3.33
B 3 3 B
B- 2.66 2.66
C+ 2.33 2.33
C 2 2 C
C- 1.66 1.66
D+ 1.33 1.33
K
D 1 1
5) Peserta didik dinyatakan tidak naik kelas, apabila yang bersangkutan tidak
mencapai ketuntasan belajar minimal, lebih dari 3 (tiga) mata pelajaran dan
memiliki kepribadian yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
6) Peserta didikdinyatakan tidak naik, apabila:
Ketidakhadiran tanpa keterangan (Alpha) dalam 1 tahun kurang dari 15
hari.
memiliki nilai tidak tuntas pada mata pelajaran ciri khas peminatan.
memiliki nilai tidak tuntas lebih dari (tiga) mata pelajaran yang bukan
ciri khas peminatan.
7) Nilai peserta didik yang tidak/belum tuntas (pada kompetensi pengetahuan,
keterampilan dan/atau sikap) tidak lebih dari 2 mata pelajaran, tetapi harus
diselesaikan sebelum memasuki semester baru di tahun pelajaran
berikutnya.
b) Kelulusan
Yang dimaksud kelulusan menurut ketentuan PP 32/2013 bahwa peserta
didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan dasar dan menengah setelah:
1) menyelesaikan seluruh kompetensi pembelajaran; yang berarti peserta
didik telah dinyatakan tuntas atau kompeten oleh gurunya untuk seluruh
kompetensi pendidikan dan pembelajaran yang diikuti.
2) memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok
kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika,
dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan. Berarti
peserta didik memperoleh nilai kepribadian minimal B (baik) atau telah
dinyatakan kompeten untuk mata pelajaran kompetensi normatif.
3) lulus ujian sekolah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan
dan teknologi; Berarti telah mengikuti ujian sekolah dan dinyatakan
lulus atau kompeten untuk mata pelajaran yang diujikan. Program
produktif tidak menjadi bagian dari ujian sekolah. Pelaksanaan ujian
sekolah mengikuti ketentuan Permendiknas dan SOP yang diterbitkan
oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
N. Pendidikan Kewirausahaan
SMK Kesehatan Darussalam mengintegrasikan Pendidikan Kewirausahaan
dalam mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan dengan memilih KD-KD yang
sesuai dengan hasil analisis internal dan eksternal sekolah, yaitu kerajinan,
Pengolahan dan Budidaya.
O. Kepramukaan
Dalam Peraturan Menteri No 63 tahun 2014 bahwa :
1. Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian,
kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan
pengamalan nilai nilai kepramukaan;
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
B. Waktu Belajar
Waktu belajar menggunakan sistem semester yang membagi 1 tahun pelajaran
menjadi semester 1 (satu) dan semester 2 (dua) dengan waktu pembelajaran
sebagai berikut:
C. Libur Sekolah
Hari libur sekolah adalah hari yang ditetapkan oleh sekolah, pemerintah pusat,
provinsi, dan kabupaten untuk tidak diadakan proses pembelajaran di sekolah.
Penentuan hari libur memperhatikan ketentuan berikut ini.:
1. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan/atau Menteri
Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan.
2. Peraturan Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten dalam hal penentuan
hari libur umum/nasional atau penetapan hari libur serentak untuk setiap
jenjang dan jenis Pendidikan.
JULI 2014 AGUSTUS 2014 SEPTEMBER 2014 OKTOBER 2014 NOVEMBER 2014 DESEMBER 2014
M 6 13 20 27 M 3 10 17 24 31 M 7 14 21 29 M 5 12 19 26 M 2 9 16 23 30 M 7 14 21 29
S 7 14 21 28 S 4 11 18 25 S 1 8 15 22 29 S 6 13 20 27 S 3 10 17 24 S 1 8 15 22 29
S 1 8 15 22 29 S 5 12 19 26 S 2 9 16 23 30 S 7 14 21 28 S 4 11 18 25 S 2 9 16 23 30
R 2 9 16 23 30 R 6 13 20 27 R 3 10 17 24 R 1 8 15 22 29 R 5 12 19 26 R 3 10 17 24 31
K 3 10 17 24 31 K 7 14 21 28 K 4 11 18 25 K 2 9 16 23 30 K 6 13 20 27 K 4 11 18 25
J 4 11 18 25 J 1 8 15 22 29 J 5 12 19 26 J 3 10 17 24 31 J 7 14 21 28 J 5 12 19 26
S 5 12 19 26 S 2 9 16 23 30 S 6 13 20 27 S 4 11 18 25 S 1 8 15 22 29 S 6 13 20 27
JANUARI 2015 PEBRUARI 2015 MARET 2015 APRIL 2015 M E I 2015 JUNI 2015
M 4 11 18 25 M 1 8 15 22 M 1 8 15 22 29 M 5 12 19 26 M 3 10 17 24 31 M 7 14 21 29
S 5 12 19 26 S 2 9 16 23 S 2 9 16 23 30 S 6 13 20 27 S 4 11 18 25 S 1 8 15 22 29
S 6 13 20 27 S 3 10 17 24 S 3 10 17 24 31 S 7 14 21 28 S 5 12 19 26 S 2 9 16 23 30
R 7 14 21 28 R 4 11 18 25 R 4 11 18 25 R 1 8 15 22 29 R 6 13 20 27 R 3 10 17 24
K 1 8 15 22 29 K 5 12 19 26 K 5 12 19 26 K 2 9 16 23 30 K 7 14 21 28 K 4 11 18 25
J 2 9 16 23 30 J 6 13 20 27 J 6 13 20 27 J 3 10 17 24 J 1 8 15 22 29 J 5 12 19 26
S 3 10 17 24 31 S 7 14 21 28 S 7 14 21 28 S 4 11 18 25 S 2 9 16 23 30 S 6 13 20 27
JULI 2015
M 5 12 19 26 Libur Semester I : 10 hari ( 22 Desember 2014 s.d 2 Januari 2015) Hari Efektif Sekolah :
S 6 13 20 27 Libur Semester II : 18 hari (22 Juni s.d. 12 Juli 2013) Semester I : 122 hari
S 7 14 21 28 Libur Hari Besar Semester II : 110 hari
R 1 8 15 22 29 Kegiatan Hari Belajar Efektif Fakultatif
K 2 9 16 23 30 Libur Permulaan Puasa/Puasa dan sekitar Hari Raya Penerimaan raport
J 3 10 17 24 31 Ulangan Tengah Semester Ujian Sekolah
S 4 11 18 25 Ulangan Akhir Semester Ujian Tingkat Kompetensi
D. Pengembangan RPP
1. Implementasi pembelajaran untuk setiap mata pelajaran berdasarkan pada
struktur kurikulum yang tersedia di Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka
Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah
2. SMK Kesehatan Darussalam memfasilitasi para guru dalam
mengembangkan RPP melalui:
a. In house Training, bersama pengawas sekolah dan Pejabat Dinas
Pendidikan Kabupaten Semarang;
b. Memberdayakan kelompok guru mata pelajaran (MGMP);
c. Mendatangkan Nara Sumber dari luar;
d. Penugasan penyusunan ditindak lanjuti dengan pembahasan dalam
kelompok maupun pleno;
e. Pengesahan oleh Kepala Sekolah;
3. Pengembangan RPP Berkelanjutan
a. Melakukan evaluasi dan revisi terhadap kurikulum sekolah minimal
setiap akhir semester;
b. Mengadakan IHT tentang Kurikulum 2013, dan penyusunan RPP
c. Mengikut sertakan tenaga pendidik SMK Kesehatan Darussalam
dalam berbagai pelatihan, baik di sekolah, tingkat Kabupaten,
Provinsi, maupun tingkat nasional.
BAB V
PENUTUP
Demikianlah atas Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, revisi dan pengembangan
Kurikulum SMK Kesehatan Darussalam Tahun Pelajaran 2014/2015 telah selesai,
dengan harapan segala upaya yang telah kami rancang ini dapat meningkatkan
kualitas pendidikan, khususnya di SMK Kesehatan Darussalam dan di Indonesia
pada umumnya.
Pendidikan sebagai aset bangsa sudah selayaknya mendapat perhatian dan
diutamakan oleh semua pihak sebab investasi di bidang ilmu pengetahuan akan
membawa kemajuan bangsa di masa yang akan datang. Semoga dengan
diselenggarakannya otonomi pendidikan dan otonomi sekolah dapat membawa
perubahan ke arah yang lebih baik untuk pencerahan anak bangsa.
Kepada semua pihak yang telah membantu terselesainya Kurikulum SMK
Kesehatan Darussalam ini, kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan
berdoa semoga Allah SWT membalas amal baik Bapak/Ibu/Sdr. dengan pahala yang
berlipat ganda. Untuk melengkapi dokumen ini, maka didampingi dengan Buku 2
tentang Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan Silabus yang sudah ditetapkan
pemerintah, serta Buku 3 tentang RPP.