Anda di halaman 1dari 11

UUNNIIVVEERRSSIITTAASS IINNDDOONNEESSIIAA

TUGAS MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Dosen pengampu: Roro Tutik
Haryati, SKp, MARS. Disusun Oleh: Evy Apriani 1006755323 PROGRAM MAGISTER
KEPERAWATAN MATERNITAS FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS
INDONESIA 2011
PELAYANAN KEPERAWATAN MATERNITAS MELAUI INTERNET Evy Apriani *
Abstract Kualitas pelayanan keperawatan bergantung pada kecepatan, kemudahan dan ketepatan
dalam melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan kebutuhan pasien dan untuk meningkatkan
kualitas tersebut dapat melalui pengembangan teknologi informatika keperawatan, termasuk
keperawaan maternitas. Pelayanan keperawatan yang bisa dikembangkan dimasa yang akan datang
dengan melalui internet dalam bentuk clinic net, suatu pelayanan yang didesain untuk pasien dengan
memberikan pelayanan keperawatan maternitas melalui internet. Clinic net memberikan pelayanan
keperawatan maternitas melalui pemahaman mendalam mengenai kehamilan yang sehat, persalinan
dan pertumbuhan keluarga. Upaya menuju kearah tersebut bisa dicapai dengan cara mempersiapkan
sumber daya yang ada dan memperbaiki fasilitas pelayanan yang diberikan. Kata Kunci : Pelayanan
keperawatan, internet
A. Latar belakang

Pelayanan keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang juga merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan
bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat
baik yang sakit maupun yang sehat yang mencakup kehidupan manusia (Konsorsium Ilmu
Kesehatan, 1983). Perawat diharapkan selalu memberikan dan mengembangkan pelayanan yang baik
kepada individu, keluarga dan masyarakat.
Perkembangan aplikasi telekomunikasi informasi dapat mempengaruhi pada pelayanan kesehatan.
Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi pelayanan
kesehatan, mempunyai peranan
penting untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan, perawat harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu dari mulai
pengkajian sampai dengan evaluasi. Kualitas mutu pelayanan kesehatan bergantung pada kecepatan,
kemudahan dan ketepatan dalam melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan kebutuhan pasien.
Salah satu cara dalam meningkatkan mutu pelayanan tersebut melalui penggunaan teknologi
informasi yang setiap saat selalu berkembang. Salah satu bagian dari perkembangan teknologi
dibidang informasi yang sudah mulai dipergunakan oleh kalangan perawat di dunia internasional
adalah teknologi personal digital assistance (PDA). Di masa yang akan datang, pelayanan kesehatan
akan dipermudah dengan pemanfaatan PDA. Personal Digital Assistants (PDA) adalah sebuah alat
komputer genggam portable, dan dapat dipegang tangan yang didesain sebagai organizer individu,
namun terus berkembang sepanjang masa. PDA memiliki fungsi antara lain sebagai kalkulator, jam,
kalender, games, internet akses, mengirim dan menerima email, radio, merekam gambar/video,
membuat catatan, sebagai address book, dan juga spreadsheet. PDA terbaru bahkan memiliki
tampilan layar berwarna dan kemampuan audio, dapat berfungsi sebagai telepon bergerak,
HP/ponsel, browser internet dan media players. Saat ini banyak PDA dapat langsung mengakses
internet, intranet dan ekstranet melalui Wi-Fi, atau WWAN (Wireless Wide-Area Networks).
Kemudahan akses internet melalui penggunaan PDA memudahkan interaksi antara perawat dan
pasien dalam meningkatkan kesehatan reproduksi dan dapat membantu dalam pelayanan
keperawatan, terutama keperawatan maternitas, yang memberikan asuhan keperawatan pada ibu
hamil, melahirkan dan masa nifas serta perawatan bayi baru lahir dan perkembangan keluarga.
Pengelolaan asuhan keperawatan dilakukan dalam rentang waktu yang cukup panjang, sehingga
dengan adanya pelayanan clinic net yaitu suatu
pelayanan yang didesain untuk pasien dengan memberikan pelayanan keperawatan maternitas
melalui internet (Kouri et al, 2006) dapat memudahkan memantau perkembangan kehamilan,
persalinan, perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir dengan mudah sehingga ibu dan keluarga
tidak harus selalu berkunjung ke unit pelayanan kesehatan.
B. Kajian Literatur

Informatika keperawatan adalah penggunaan teknologi informasi sehubungan dengan tiap fungsi
yang ada dalam bidang keperawatan dan dilakukan oleh perawat dalam pelaksanaan tugas mereka.
Hal ini mencakup perawatan klien, administrasi, pendidikan,dan penelitian (Hannah, 1985).
Informatika keperawatan adalah kombinasi ilmu komputer, ilmu informasi, dan ilmu keperawatan
yang dirancang untuk membantu manajemen dan pemrosesan data, informasi, dan pengetahuan
keperawatan untuk menunjang praktek keperawatan dan penyampaian layanan keperawatan (Graves
& Corcoran, 1989). Menurut Goossen (1996) Informatika keperawatan adalah upaya ilmiah
multidisiplin untuk analisis, formalisasi, dan pemodelan cara perawat mengumpulkan dan mengelola
data, memproses data menjadi informasi dan pengetahuan, membuat keputusan berbasis-pengetahuan
dan inferensi bagi perawatan klien, serta menggunakan pengetahuan empirik dan berdasarkan
pengalaman ini untuk memperluas wawasan dan meningkatkan kualitas praktek profesional mereka.
Keperawatan maternitas merupakan salah satu bentuk pelayanan profesional keperawatan yang
ditujukan kepada wanita pada masa usia subur (WUS) berkaitan dengan sistem reproduksi,
kehamilan, melahirkan, nifas, antara dua kehamilan dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari, beserta
keluarganya, berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam beradaptasi secara fisik dan
psikososial untuk mencapai kesejahteraan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan(Reeder, 2011) .
Keperawatan maternitas menekankan pada perkembangan karena adanya perubahan dalam
lingkungan pekerjaan dan keluarga. Information and communication technology (ICT) telah dilihat
sebagai suatu peluang dalam meningkatkan pelayanan keperawatan maternitas, untuk mengurangi
beban dalam implementasi keperawatan, juga meningkatkan mutu pelayanan keperawatan,
meningkatkan kerjasama multilateral dan mengurangi pengeluaran (Wied and Melgaard, 2003;
Salmelin, 2003; NHS in UK, 2004). ICT meningkatkan efisisiensi, fleksibilitas waktu dan tempat
serta sustainabilitas penggunaan sumber. Teknologi yang berkembang belakangan ini adalah terkait
dengan sistem pendokumentasian adalah rekam medis elektronik atau lbih dikenal dengan electronic
medical record (EMR). EMR merupakan lingkungan aplikasi yang tersusun atas penyimpanan data
klinis, sistem pendukung keputusan klinis, standarisasi istilah medis, entry data terkomputerisasi,
serta dokumentasi medis dan farmasi. EMR digunakan oleh paramedis untuk mendokumentasikan,
memonitor, dan mengatur pelayanan kesehatan yang diberikan pada pasien di fasilitas pelayanan
kesehatan. Data dalam EMR merupakan rekaman legal dari pelayanan yang telah diberikan pada
pasien dan data tersebut disimpan serta dimiliki oleh fasilitas pelayanan kesehatan. (Kennedy et al.,
2009).
Penggunaan EMR memiliki banyak keunggulan, baik itu di pihak perawat sendiri maupun bagi pihak
rumah sakit sebagai implikasi dari penggunaan EMR oleh perawat. Penelitian yang diselenggarakan
oleh Furukawa dkk (2010) temtamg Cost Efficiency in Hospital menguraikan bahwa keuntungan
yang dapat diraih bila mengaplikasikan EMR di rumah sakit antara lain pengurangan kebutuhan
tenaga perawat, karena sebahagian besar tugas yang terkait dengan administrasi yang selama ini
dikerjakan perawat telah digantikan oleh sistem komputer dalam EMR. Secara otomatis lahan
pekerjaan perawat akan menyempit hanya pada asuhan keperawatan saja tanpa harus menambah
beban waktu untuk melakukan pendokumentasian secara manual. Hal ini jika dipertahankan akan
berdampak pada peningkatan mutu pelayanan keperawatan, termasuk keperawatan maternitas.
Dalam National Health Service in UK, ICT di keperawatan maternitas meliputi pengetahuan,
ketrampilan dan tools yang menunjang kesehatan yang berhubungan dengan pengumpulan informasi,
penyimpanan dan pengaturan informasi yang menunjang dalam keperawatan maternitas serta
meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan keluarga (NHS in UK, 2004). Di Sydney dalam
perkembangannya, awalnya pengumpulan informasi, penyimpanan dan pengaturan informasi dalam
pelayanan keperawatan maternitas dituangkan dalam sistem pencatatan berbasis kertas, tetapi
keterbatasan sistem ini adalah keterbatasan waktu penggunaan dan kehilangan data mengenai
pelayanan keperawatan yang telah diberikan. Kemudian untuk pengaturan dan penyimpanan
informasi tentang pelayanan keperawatan maternitas dikembangkan bentuk pencatatan elektronik
yang disebut Rekaman Asuhan Maternitas Elektronik (Electronic Maternity Records/ EMR). Sistem
ini masih memiliki keterbatasan, karena hanya bisa diakses oleh perawat/bidan dan dokter yang
memberikan perawatan serta fokus pada pelayanan keperawatan pada pasien yang akan melahirkan
tetapi bagi wanita hamil sulit untuk mengakses data yang diperlukan dalam rangka menentukan dan
mengambil keputusan tentang perawatan dirinya (Hoang et al, 2008).
Selanjutnya untuk meningkatkan pelayanan keperawatan maternitas di Sydney dikembangkanlah
Assistive Maternity Care (AMC) atau Asuhan Keperawatan Maternitas Berbantu. Alat ini
mengkombinasikan sistem yang melibatkan teknologi (jaringan internet) serta persepsi pengguna dan
kegunaan. Untuk keaktifan, sistem ini sudah berfokus pada pembuatan
pencatatan data aktif sehingga memungkinkan pengguna (wanita hamil) untuk berinteraksi dengan
petugas. Dalam perkembangannya, sistem AMC menyediakan sebuah fasilitas untuk wanita hamil
berinteraksi dengan pemberi pelayanan secara dinamis dan nyaman. Selanjutnya sistem AMC juga
dapat mengirim pesan kepada wanita hamil tentang kapan ia harus datang ke tempat pelayanan
kesehatan. Sistem pengingat ini dapat dikirim kepada wanita hamil secara otomatis sebelum jadwal
berdasarkan rekaman dari EMR (Hoang et al, 2008). Kemudahan lainnya adalah perawat, dokter,
bahkan klien akan lebih mudah mengakses data klien serta informasi perawatan terakhir
(Hendrickson G. Kovner CT (1990). Liong AS (2008) mengungkapkan hasil penelitiannya di
Amerika Serikat mengenai pengalaman perawat dalam menggunakan Electronic Health Record/EHR
menunjukkan bahwa perawat mengemukakan hal ini dapat menambah pengalaman perawat terkait
EHR dan meningkatkan pengetahuan mengenai perubahan sistem informasi dan pengaruhnya
terhadap tindakan keperawatan dan evaluasi hasil perawatan pasien. Hal ini dapat meningkatkan
pelayanan keperawatan yang diberikan. Bagi pasien kemajuan teknologi memberikan keuntungan
dalam hal pengurangan waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk menuju pusat layanan kesehatan.
Kemajuan teknologi tersebut diterapkan dalam lingkup manajemen keperawatan, proses keperawatan
maupun pelayanan keperawatannya. Dengan adanya telehealth dan telenursing termasuk diantaranya
telehomecare yang menggunakan teknologi maju melalui videoconference, internet dan perangkat
monitor portable memungkinkan pasien untuk mendapatkan layanan kesehatan di rumah (Stanley M,
2006). Sehingga bagi pasien yang membutuhkan pemulihan energi tetap mendapatkan pelayanan
keperawatan berkualitas.
Untuk mengevaluasi mutu suatu sistem yang digunakan dalam meningkatkan kualitas pelayanan
maka dapat dibuat suatu alat ukur. Seperti yang dilakukan Lee, S ( 2010) di Amerika Serikat
mengembangkan satu alat untuk mengevaluasi mutu clinical information system/CIS, diantaranya
melihat ukuran kualitas CIS yang mempengaruhi aktivitas perawat, termasuk dalam memberikan
pelayanan keperawatan. Dalam perkembangannya sistem informatika keperawatan mengalami
kemajuan pesat dengan adanya clinic net, suatu pelayanan yang didesian untuk pasien dengan
memberikan pelayanan keperawatan maternitas melalui internet. Clinic net memberikan pelayanan
keperawatan maternitas melalui pemahaman mendalam mengenai kehamilan yang sehat, persalinan
dan pertumbuhan keluarga Dalam percakapan secara on line dapat berbagi pengalaman mengenai
kehamilan, dan kehidupan keluarga. Keluarga mengembangkan kesatuan dalam dunia maya, yang
secara berangsur-angsur berevolusi ke dalam satu komunitas kehidupan nyata, dengan menemukan
persamaan dari kehidupan mereka dan saling memberi support dalam kehidupan sehari-hari. (Kouri
et al, 2006) Secanggih teknologi yang digunakan dalam memberikan pelayanan kesehatan atau
keperawatan tetapi interaksi langsung tetap dibutuhkan agar terjalin komunikasi terapeutik.
Hubungan antara klien dan tenaga kesehatan tidak bisa diabaikan. Jasa pelayanan online dan
advokasi diperlukan jika keluarga mempunyai akses ke pelayanan kesehatan online. Peran tenaga
kesehatan mendiversifikasi dari peran otoritas menjadi peran dukungan dan fasilitator dalam
perawatan mandiri klien. Dan dengan adanya umpan balik langsung dari klien maka mutu pelayanan
keperawatan maternitas dapat ditingkatkan. (Kouri et al, 2006).
C. Kesimpulan dan Rekomendasi
Pelayanan keperawatan merupakan bagian yang tak kalah penting dilakukan untuk membantu
meningkatkan kesehatan masyarakat. Pelayanan keperawatan bisa kita berikan secara langsung
maupun tidak langsung. Pelayanan keperawatan yang diberikan diharapkan selalu mengikuti
perkembangan teknologi agar dapat memberikan kecepatan, ketepatan dan kemudahan bagi perawat
dalam melakukan tindakan keperawatan serta bagi pasien dalam memperoleh pelayanan keperawatan
dan mendapatkan informasi mengenai kesehatannya. Dengan adanya kemajuan dalam bidang
teknologi akan berdampak pada peningkatan kualitas pelayanan keperawatan yang merupakan bagian
dari pelayanan kesehatan sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di
bidang kesehatan. Di Indonesia pelayanan keperawatan yang diberikan adalah pelayanan secara
langsung yang diberikan dalam bentuk asuhan keperawatan yang komprehensif dan promosi
kesehatan. Pelayanan keperawatan yang diberikan masih belum optimal harus didukung oleh sumber
daya manusia sistem manajemen keperawatan yang baik. Bila pelayanan keperawatan dalam bentuk
net clinic melalui internet sekarang masih merupakan wacana tetapi dengan upaya yang tekun kita
bisa berusaha untuk memulai dari hal yang kecil dan perawat harus siap untuk memulainya. Upaya
yang bisa kita lakukan dengan memperbaiki proses keperawatan yang dilakukan mulai dari
pengkajian sampai evaluasi keperawatan, selanjutnya sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat
perawat setelah melakukan proses keperawatan agar mendokumentasikan sebagai alat komunikasi
bagi rekan sejawat maupun tim kesehatan lain.
Dokumentasi keperawatan bisa kita mulai dengan penggunaan teknologi yang dikenal dengan rekam
medis elektronik atau lebih dikenal dengan electronic medical record (EMR), karena mempunyai
banyak manfaat baik itu di pihak perawat sendiri maupun bagi pihak rumah sakit dan sebagai
implikasi dari penggunaan EMR oleh perawat. Hal ini secara tidak langsung akan berdampak dalam
pemberian pelayanan keperawatan, karena perawat tidak terlalu lelah dengan kegiatan
mendokumentasikan secara manual sehingga mempunyai banyak waktu untuk memberikan
pelayanan pada pasien. Apabila kondisi ini sudah berlangsung dengan baik maka pengembangan
pelayanan keperawatan melalui internet merupakan sesuatu yang bisa kita terapkan di Indonesia
melalui dukungan berbagai pihak. Daftar Pustaka Furukawa, F., Raghu, S., Shao, M., (2010).
Electronic medical record and cost efficiency in hospital medical-surgical unit. Inquiry 47: 110-123
(summer 2010). @2010 excellus Health Plan, Inc. Goossen, W. T., Epping, P. J., and Dassen, T.,
Criteria for nursing information systems as a component of the electronic patient record. An
international Delphi study. Comput. Nurs. 15(6):307- 315, 1997
Hendrickson G, Kovner CT. (1990). Effects of computers on nursing resource use. Do computers
save nurses time? Center for Medical Informatics, New York, NY 10032. 1990 Jan-Feb;8(1):16-22.
Kennedy, D., Pallikkathayil, L., Warren, J., (2009). Using a modified electronic health record to
develop nursing process skills. Journal of nursing education, February 2009, vol. 48, No. 2 Kouri, P.,
H. Turunen, et al. (2005). "Maternity clinic on the net service and its introduction into practice:
experiences of maternity-care professionals." Midwifery 21(2): 177-189. Lee, S. (2010). A CIS
(clinical information system) quality evaluation tool for nursing care services. B. J. McElmurry.
United States -- Illinois, University of Illinois at Chicago, Health Sciences Center. University of
Illinois at Chicago, Health Sciences Center.
Liong, A. S. (2008). Descriptions of nurses' experiences with Electronic Health Records (EHR): A
phenomenological study. J. C. Drew. United States -- Texas, The University of Texas Medical
Branch Graduate School of Biomedical Sciences. The University of Texas Medical Branch Graduate
School of Biomedical Sciences.
NHS in UK, 2004. NHS careers in health informatics. Introduction to health Informatics.
http://www.nhscareers.nhs.uk/nhs.knowledge_base/data/5582.html. Reeder S.J. et al 2011.
Keperawatan Maternitas K Kesehatan Wanita, Bayi, dan Keluarga Ed. 16 alih bahasa Afianti. Y,
dkk. Jakarta :EGC Salmelin B, 2003. Collaboration @work. The 2003 report on new working
environments and practices. European Commission Directorate-General Information Society.
http://europa.eu.int/information_society/topics/ework. Stanley, Stuart & Sandra. (2006). Home
Telehealth improves Clinical Outcomes at Lower Cost for Home health Care. Telemedicine and e-
Health.Vol 12, number 2. Wied, P., Meldgaard, M., 2003. Evaluating the electronic patient record.
ISTACH conference presentation. Available from Danish Institute for Health Services Research (DSI).
The research presentation is available from Peter Wied, Consultant. Danish Institute for Health

Anda mungkin juga menyukai