Anda di halaman 1dari 15

TUGAS ETIKA BISNIS

Penyimpangan Etika Bisnis Biro Haji Dan Umroh Koperasi Simpan Pinjam
Multi Niaga Jakarta Tahun 2014

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika Bisnis

Oleh :
Mariyatul Kiptiyah
NIM. 1407104361201010032

Dosen Pengampu
Mila Diana Sari, SE, MM

KODAM V / BRAWIJAYA
UNIVERSITAS MERDEKA PONOROGO
FAKULTAS EKONOMI
2017

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Tujuan Penulisan ......................................................................... 2
C. Metode Penulisan ........................................................................ 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................. 3


A. Pengertian Etika Bisnis ................................................................ 3
B. Prinsip Etika Bisnis ...................................................................... 3

BAB III GAMBARAN KASUS................................................................. 7

BAB IV ISU YANG DITAMPILKAN DAN ANALISISNYA.................. 8

BAB V SIMPULAN DAN PENUTUP...................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 12

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Penyimpangan Etika Bisnis
Biro Haji dan Umroh Koperasi Simpan Pinjam Multi Niaga Jakarta Tahun 2014.
Penulisan makalah merupakan salah satu tugas untuk menyelesaikan tugas mata
kuliah Etika Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Merdeka Ponorogo.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih


kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya
kepada Ibu Mila Diana Sari, SE, MM selaku dosen pengampu mata kuliah Etika
Bisnis serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan dalam penyusunan makalah ini.

Makalah ini berisikan informasi tentang salah satu bentuk penyimpangan


etika bisnis pada Penyimpangan Etika Bisnis Biro Haji dan Umroh Koperasi
Simpan Pinjam Multi Niaga Jakarta Tahun 2014. Diharapkan makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan
makalah berikutnya.

Ponorogo, Mei 2017


Penulis

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan dan meningkatnya ekonomi Indonesia,
dan konteks Indonesia yang mayoritas penduduknya adalah beragama Islam,
kesadaran dan kemampuan umat muslim di Indonesia untuk menunaikan rukun
Islam kelima yaitu ibadah haji pun semakin tinggi. Hal ini ditandai dengan
meningkatnya jumlah pendaftar jamaah haji pada tahun 2015 yang mencapai
2.519.129 orang. Jumlah ini melebihi batas kuota yang telah ditetapkan yaitu
sebesar 168.800 orang, padahal Pemerintah Arab Saudi sudah memberikan
kuota haji untuk jamaah haji di Indonesia lebih besar dari negara-negara lain
(Baihaqi, 2016).
Pembatasan jamaah haji yang berangkat tiap tahunnya, menyebabkan
antrian yang panjang untuk pelaksanannya. Karena antrian tersebut maka
banyak orang yang memilih untuk umroh terlebih dahulu karena
pelaksanannya tanpa antrian panjang dan bisa sesuai keinginan. Kementerian
Agama menjelaskan bahwa rata-rata pendaftar haji Indonesia mencapai 40 ribu
calon jamaah per bulan, sehingga kisaran pertahunnya antara 480.000 -
500.000 calon jamaah, dan pada tahun 2015 mencapai 2.519.129 calon jamaah
haji yang sudah terdaftar (Baihaqi, 2016)
Hal ini tentu menjadi peluang besar bagi jasa travel haji dan umroh untuk
membantu jamaah dalam melaksanakan ibadah haji dan umroh. Travel haji dan
umroh di Indonesia sudah sangat banyak dan cenderung mudah ditemukan,
dari yang murah sampai yang mahal. Mudahnya membuat biro haji dan umroh
di Indonesia serta mayoritas agama di Indonesia Islam membuat banyaknya
oknum-oknum yang memanfaatkan kesempatan ini untuk melakukan praktek-
prakter kecurangan.
Seperti dalam kasus yang akan dibahas berikut ini, yaitu biro haji dan
umroh Koperasi Simpan Pinjam Multi Niaga Jakarta yang tidak bisa menepati
janjinya untuk memberangkatkan haji para calon haji yang sudah mendaftar

1
dan membayar untuk bisa pergi haji ke Arab Saudi. Pemilik biro haji ini terus
mengalihkan ketika ditagih janjinya untuk menaikkan haji para kliennya ini.

B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bentuk
penyimpangan etika bisnis dalam usaha agen travel haji dan umroh.

C. Metode Penulisan
Metode penulisan makalah adalah dengan melakukan studi literature yang
berkaitan dan relevan dengan masalah yang diangkat dalam makalah yaitu
tentang bentuk penyimpangan etika bisnis dalam usaha travel agen haji dan
umroh.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Etika Bisnis


Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis yang
mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga
masyarakat. Etika bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai,
norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan
yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham,
masyarakat.
Etika bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan
termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk
melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur,
transparan dan sikap yang professional.

B. Prinsip Etika Bisnis


Secara umum etika bisnis merupakan acuan cara yang harus ditempuh oleh
perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Oleh karena itu, etika
bisnis memiliki prinsip-prinsip umum yang dijadikan acuan dalam
melaksanakan kegiatan dan mencapai tujuan bisnis yang dimaksud. Adapun
prinsip prinsip etika bisnis tersebut sebagai berikut :
1. Prinsip Otonomi dalam Etika Bisnis
Prinsip otonomi dalam etika bisnis adalah bahwa perusahaan secara
bebas memiliki kewenangan sesuai dengan bidang yang dilakukan dan
pelaksanaannya sesuai dengan visi dan misi yang dipunyainya. Contoh
prinsip otonomi dalam etika binis : perusahaan tidak tergantung pada pihak
lain untuk mengambil keputusan tetapi perusahaan memiliki kekuasaan
tertentu sesuai dengan misi dan visi yang diambilnya dan tidak bertentangan
dengan pihak lain.

3
Dalam prinsip otonomi etika bisnis lebih diartikan sebagai kehendak dan
rekayasa bertindak secara penuh berdasar pengetahuan dan keahlian
perusahaan dalam usaha untuk mencapai prestasi-prestasi terbaik sesuai
dengan misi, tujuan dan sasaran perusahaan sebagai kelembagaan.
Disamping itu, maksud dan tujuan kelembagaan ini tanpa merugikan pihak
lain atau pihak eksternal.

Dalam pengertian etika bisnis, otonomi bersangkut paut dengan


kebijakan eksekutif perusahaan dalam mengemban misi, visi perusahaan
yang berorientasi pada kemakmuran , kesejahteraan para pekerjanya
ataupun komunitas yang dihadapinya. Otonomi disini harus mampu
mengacu pada nilai-nilai profesionalisme pengelolaan perusahaan dalam
menggunakan sumber daya ekonomi. Kalau perusahaan telah memiliki misi,
visi dan wawasan yang baik sesuai dengan nilai universal maka perusahaan
harus secara bebas dalam arti keleluasaan dan keluwesan yang melekat pada
komitmen tanggung jawab yang tinggi dalam menjalankan etika bisnis.

Dua perusahaan atau lebih sama-sama berkomitmen dalam menjalankan


etika bisnis, namun masing-masing perusahaan dimungkinkan
menggunakan pendekatan berbeda-beda dalam menjalankannya. Sebab
masing-masing perusahaan dimungkinkan menggunakan pendekatan
berbeda-beda dalam menjalankannya. Sebab masing-masing perusahaan
memiliki kondisi karakter internal dan pendekatan yang berbeda dalam
mencapai tujuan, misi dan strategi meskipun dihadapkan pada kondisi dan
karakter eksternal yang sama. Namun masing-masing perusahaan memiliki
otoritas dan otonomi penuh untuk menjalankan etika bisnis. Oleh karena itu
konklusinya dapat diringkaskan bahwa otonomi dalam menjalankan fungsi
bisnis yang berwawasan etika bisnis ini meliputi tindakan manajerial yang
terdiri atas : (1) dalam pengambilan keputusan bisnis, (2) dalam tanggung
jawab kepada : diri sendiri, para pihak yang terkait dan pihak-pihak
masyarakat dalam arti luas.

4
2. Prinsip Kejujuran dalam Etika Bisnis

Prinsip kejujuran dalam etika bisnis merupakan nilai yang paling


mendasar dalam mendukung keberhasilan kinerja perusahaan. Kegiatan
bisnis akan berhasil jika dikelola dengan prinsip kejujuran. Baik terhadap
karyawan, konsumen, para pemasok dan pihak-pihak lain yang terkait
dengan kegiatan bisnis ini. Prinsip yang paling hakiki dalam aplikasi bisnis
berdasarkan kejujuran ini terutama dalam pemakai kejujuran terhadap diri
sendiri. Namun jika prinsip kejujuran terhadap diri sendiri ini mampu
dijalankan oleh setiap manajer atau pengelola perusahaan maka pasti akan
terjamin pengelolaan bisnis yang dijalankan dengan prinsip kejujuran
terhadap semua pihak terkait.

3. Prinsip Keadilan dalam Etika Bisnis

Prinsip keadilan yang dipergunakan untuk mengukur bisnis


menggunakan etika bisnis adalah keadilan bagi semua pihak yang terkait
memberikan kontribusi langsung atau tidak langsung terhadap keberhasilan
bisnis. Para pihak ini terklasifikasi ke dalam stakeholder. Oleh karena itu,
semua pihak ini harus mendapat akses positif dan sesuai dengan peran yang
diberikan oleh masing-masing pihak ini pada bisnis. Semua pihak harus
mendapat akses layak dari bisnis. Tolak ukur yang dipakai menentukan atau
memberikan kelayakan ini sesuai dengan ukuran-ukuran umum yang telah
diterima oleh masyarakat bisnis dan umum. Contoh prinsip keadilan dalam
etika bisnis : dalam alokasi sumber daya ekonomi kepada semua pemilik
faktor ekonomi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan harga
yang layak bagi para konsumen, menyepakati harga yang pantas bagi para
pemasok bahan dan alat produksi, mendapatkan keuntungan yang wajar
bagi pemilik perusahaan dan lain-lain.

5
4. Prinsip Hormat Pada Diri Sendiri dalam Etika Bisnis

Pinsip hormat pada diri sendiri dalam etika bisnis merupakan prinsip
tindakan yang dampaknya berpulang kembali kepada bisnis itu sendiri.
Dalam aktivitas bisnis tertentu ke masyarakat merupakan cermin diri bisnis
yang bersangkutan. Namun jika bisnis memberikan kontribusi yang
menyenangkan bagi masyarakat, tentu masyarakat memberikan respon
sama. Sebaliknya jika bisnis memberikan image yang tidak menyenangkan
maka masyarakat tentu tidak menyenangi terhadap bisnis yang
bersangkutan. Namun jika para pengelola perusahaan ingin memberikan
respek kehormatan terhadap perusahaan, maka lakukanlah respek tersebut
para pihak yang berkepentingan baik secara langsung maupun tidak
langsung.

Segala aspek aktivitas perusahaan yang dilakukan oleh semua armada di


dalam perusahaan, senantiasa diorientasikan untuk memberikan respek
kepada semua pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Dengan
demikian, pasti para pihak ini akan memberikan respek yang sama terhadap
perusahaan. Sebagai contoh prinsip hormat pada diri sendiri dalam etika
bisnis : manajemen perusahaan dengan team wornya memiliki falsafah kerja
dan berorientasikan para pelanggan akan makin fanatik terhadap
perusahaan. Demikian juga, jika para manajemennya berorientasikan pada
pemberian kepuasan kepada karyawan yang berprestasi karena sepadan
dengan prestasinya maka dapat dipastikan karyawan akan makin loya
terhadap perusahaan.

6
BAB III
GAMBARAN UMUM KASUS

Seiring dengan perkembangan dan meningkatnya ekonomi Indonesia, dan


konteks Indonesia yang mayoritas penduduknya adalah beragama Islam,
kesadaran dan kemampuan umat muslim di Indonesia untuk menunaikan rukun
Islam kelima yaitu ibadah haji pun semakin tinggi. Hal ini tentu dimanfaatkan
oleh jasa travel haji dan umroh di Indonesia untuk berlomba-lomba dalam
memberikan pelayanan untuk para calon jamaah.
Fenomena yang terjadi di masyarakat, semakin baik citra perusahaan akan
berbanding lurus dengan kualitas yang diberikan oleh jasa penyelenggara umroh
dan haji, namun tak semua hal tersebut berlaku untuk semua travel penyelenggara
umroh dan haji. Terdapat travel penyelenggara haji dan umroh yang melakukan
pencitraan baik didepan para calon jamaah, namun tak sebanding dengan kualitas
yang diberikan pada saat pelaksanaan haji dan umroh. Para calon jamaah harus
teliti dalam memilih travel yang akan dipakai dalam melaksanakan ibadah ke
tanah suci, karena ada saja oknum travel yang menjadikan peluang ini hanya
untuk mencari keuntungan semata tanpa mempertimbangkan untuk membantu
jamaah dalam melaksanakan ibadah haji dan umroh.
Salah satu kasus yang cukup sering terjadi adalah kasus agen/biro travel umroh
yang tidak bisa menepati janjinya untuk memberangkatkan haji para calon haji
yang sudah mendaftar dan membayar untuk bisa pergi haji ke Arab Saudi. Pemilik
biro haji ini terus mengalihkan ketika ditagih janjinya untuk menaikkan haji para
kliennya ini.

7
BAB IV
ISU-ISU YANG DITAMPILKAN DAN ANALISISNYA

Jakarta ( Juni 2014) - Sekitar 50 calon jamaah haji yang mewakili 300 rekan
mereka menduduki biro travel Koperasi Simpan Pinjam Multi Niaga (KSP MN)
gara-gara tak kunjung diberangkatkan haji tahun ini. Padahal Ongkos Naik Haji
(ONH) sudah dibayarkan sejak 2011. Namun, pemilik KSP MN Mubyl Handaling
mengaku tak menerima uang itu.

Oleh para calon jamaah haji, kasus ini sudah dilaporkan ke Mabes Polri.
Menurut pengacara Mubyl Handaling, Irlan Superi, Polri sudah menetapkan satu
tersangka, yakni direktur operasional RS. Sedangkan kliennya, Mubyl, hingga
kini berstatus saksi.

"Hingga kini dalam proses hukumnya, Mubyl hanya menjadi saksi bukan
tersangka. Lantaran tidak ada bukti aliran dana itu masuk ke Mubyl," kata Irlan
usai menemui puluhan calon jamaah haji yang mengamuk di kantor KSP MN
yang berada di kawasan niaga Kompleks Ruko Matraman, Jalan Matraman Raya,
Jakarta Timur, Selasa (10/6/2014).

Posisi kliennya di KSP MN adalah komisaris utama, dan tidak tahu menahu
tentang jamaah haji yang telantar. Irlan beralasan, operasional KSP MN sehari-
hari dijalankan oleh RS. "RS sendiri saat ini masih dalam pengejaran petugas.
Klien saya juga sudah meminta RS untuk bertangung jawab," imbuhnya. Ia
mengatakan kliennya turut prihatin nasib calon jamaah haji yang terlantar. Jikapun
mereka meminta uang dikembalikan, ia berharap jamaah bersabar.

"Pada dasarnya klien saya iba dengan calon jamaah haji, tapi tidak punya
kemampuan untuk menjalankan kewajibannya. Sekarang ini dia sedang tidak
memiliki dananya," ungkapnya.

Koordinator calon jamaah haji, John Samsir, menduga uang dari ratusan calon
jamaah haji ini digunakan Mubyl untuk kampanye Pileg 2014. "Pemilik ini caleg

8
gagal, kita baru tahu begitu 2 Februari 2014, spanduk dia banyak bertebaran. Kita
menduga uang itu digunakan untuk dia kampanye," kata John.

John mengungkapkan modus yang digunakan Mubyl dengan janji bisa


mempercepat naik haji dengan harga lebih murah. Hal ini dipercaya jamaah
lantaran Mubyl dianggap memiliki kenalan. "Ngakunya ada kenalan di Kemenag
sehingga kami pun percaya. Setelah diusut ternyata perusahaan ini menggunakan
stempel Kementerian Agama palsu," ungkap dia. Namun tuduhan John
dimentahkan oleh pengacara Mubyl, Irlan. "Tidak ada bukti aliran dana itu masuk
ke Mubyl," kata Irlan.

Dalam kasus ini terdapat prinsip-prinsip yang dilanggar didalamnya seperti:

1. Pelanggaran Prinsip Kejujuran


Dalam kasus ini prinsip kejujuran telah dilanggar karena pemilik biro
haji tersebut tidak menepati janjinya untuk memberangkat haji para
nasabahnya sesuai dengan tanggal perjanjian dan cenderung menghindar
saat ditagih dan dimintai klarifikasi dan juga cenderung seperti menutupi
kesalahan akibat menggunakan uang dari nasabahnya tersebut.
2. Pelanggaran Prinsip Keadilan
Keadilan disini adalah sama-sama menerima keuntungan dan tidak ada
yang dirugikan. Para calon haji membayar dan mengikuti persyaratan dari
biro haji untuk dapat diberangkatkan haji begitu pula pemilik biro haji juga
harus dapat memberikan jasanya untuk memberangkan haji paran calon
kliennya. Pada kasus ini hanya salah satu pihak yang diuntungkan dan
merugikan pihak yang lain.
3. Pelanggaran Prinsip Integritas Moral
Dalam kasus ini nama perusahaan yang sudah susah payah dibangun,
harus dirusak dalam waktu sekejap akibat ulah dari orang yang ada di
dalam biro haji tersebut yang terindikasi kecurangan memakai uang para
nasabahnya untuk kampanye pemilihan Caleg.

Kasus seperti penipuan biro haji ini seharusnya tidak boleh terulang kembali
karena, orang yang ingin naik haji memerlukan uang yang tidak sedikit dan tidak

9
jarang mereka sudah menabungnya selama bertahun-tahun bahkan sampai
puluhan tahun.

Saran yang dapat disampaikan untuk penyelesaian kasus adalah untuk


kedepannya agar pemerintah lebih memperketat syarat-syarat pendirian suatu biro
haji dan umroh agar meminimalisir kecurangan yang dilakukan oleh para pemilik
maupun para pekerja didalamnya. Selain itu untuk para calon haji yang hendak
mendaftar alangkah baiknya agar selalu mencari tempat-tempat biro haji dan
umroh yang sudah terakreditasi baik dan carilah tempat biro haji dan umroh yang
memberikan harga normal dan jangan tergiur dengan harga murah yang tidak
wajar. Dan untuk para pelaku kecurangan dan penipuan dalam bisnis biro haji dan
umroh seperti ini sudah seharusnya diberikan hukuman dan sanksi yang lebih
tegas agar kedepannya tidak ada kasus seperti ini lagi.

BAB V
SIMPULAN DAN PENUTUP

10
Dari telaah kasus biro haji dan umroh Koperasi Simpan Pinjam Multi Niaga
Jakarta diperoleh kesimpulan bahwa penyimpangan yang dilakukan adalah
meliputi :
1. Pelanggaran Prinsip Kejujuran karena pemilik biro haji tersebut tidak
menepati janji yang telah disetujui bersama dengan klien.
2. Pelanggaran Prinsip Keadilan karena hanya menguntungkan salah satu
pihak dan merugikan pihak lain.

3. Pelanggaran Prinsip Integritas Moral dalam kasus ini nama perusahaan


yang sudah susah payah dibangun, harus dirusak dalam waktu sekejap
akibat ulah dari oknum yang tidak bertanggung jawab dalam perusahaan
tersebut

DAFTAR PUSTAKA

11
http://news.detik.com/berita/2604558/telantarkan-ratusan-jamaah-haji-pemilik-
biro-travel-bantah-terima-uang

Budi Untung, 2012. Hukum dan Etika Bisnis. Yang Menerbitkan CV Andi Offset :
Yogyakarta.

Baihaqi, M. 2016. Pengaruh Keprcayaan Konsumen dan Citra Perusahaan


Terhadap Kepuasan Konsumen. Jurnal Ilmu Manajemen Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya Volume 4 Nomor 2.

12

Anda mungkin juga menyukai