Anda di halaman 1dari 2

Jerman Cermati Pengambil-alihan Perusahaan oleh

Tiongkok
Frankfurt, (Analisa)
Dibuat khawatir dengan pengambil-alihan perusahaan Jerman secara besar-besaran oleh
Tiongkok, Jerman mengurangi belanja skala besar di kawasan Asia dan berani mengambil risiko
menghadapi kemarahan Tiongkok. Sikap tegas Jerman tersebut menjadi alasan utama kunjungan
Menteri Ekonomi Sigmar Gabriel ke Tiongkok dalam beberapa hari mendatang. Hal ini
tampaknya akan memicu tegangnya hubungan baik di antara kedua eksportir hebat dunia
tersebut.
Dengan penuh kecemasan, Jerman telah mengawasi sejumlah perusahaan Tiongkok yang
telah mengambil-alih sebagian besar perusahaan teknologi di Tiongkok tahun ini, sehingga
menimbulkan kekhawatiran terhadap kemungkinan penjualan Aixtron, yang merupakan
kekayaan intelektual Jerman, penawaran harga lebih tinggi.
Gelombang akuisisi juga telah memicu keluhan terkait kemudahan Tiongkok mengakses
pasar terbuka, yang sering kali didukung Badan Usaha Milik Negara (BUMN), sedangkan para
investor asing dihadapkan pada pembatasan yang ketat. Analis dari German Marshall Fund, Hans
Kundnani, mengatakan Jerman menjadi semakin ragu-ragu pada Tiongkok dan akan melalukan
pendekatan lebih tegas pada negara itu.
Kendati demikian, Gabriel mengatakan Jerman bisa saja mengisyaratkan untuk tidak
melanjutkan ketegangan dengan Tiongkok dan akan meninjau ulang dua rencana pengambil-
alihan perusahaan oleh Tiongkok, dengan kata lain mengulur persetujuan kesepakatan
pengambil-alihan tersebut.
Sejauh ini, reaksi Tiongkok terhadap sikap tegas Jerman belum terlihat, namun Gabriel
menyadari dirinya mungkin akan menerima sejumlah pertanyaan pedas dalam kunjungannya ke
Tiongkok selama lima hari terhitung dari Selasa besok. Sekitar 60 delegasi bisnis yang mumpuni
akan berkumpul dalam kesempatan tersebut.
Sikap tegas Jerman muncul Senin lalu ketika Kementerian Ekonomi Jerman mengatakan
pihaknya telah membatalkan persetujuan terkait Grand Chip Investements senilai 670 juta euro
(730 juta dolar AS) untuk pembelian Aixtron, salah satu pemasok untuk industri semikonduktor,
oleh Tiongkok. Pembatalan ini dipicu oleh kekhawatiran Jerman perihal keamanan.
Harian Jerman, Handelsblatt, mengabarkan pembatalan secara tiba-tiba tersebut datang
setelah intelijen AS memperingatkan kalau produk-produk Aixtron bisa digunakan untuk
memperlengkapi pasukan militer. Perjanjian pengambil-alihan tersebut sedang ditinjau ulang dan
prosesnya akan memakan waktu sekitar tiga bulan.
Beberapa hari kemudian, Kementerian Ekonomi mengatakan pihaknya juga akan meninjau
ulang penjualan perusahaan Jerman lainnya, Osram, ahli pencahayaan dan salah satu produsen
lampu terdepan di dunia, kepada Tiongkok. Terkait hal tersebut, sejauh ini Tiongkok hanya
memberikan reaksi tidak berarti. (AFP/asri)
Pertumbuhan Ekonomi Kawasan Eropa Masih Lemah
Brussels, (Analisa)
Ekonomi kawasan Eropa pada kuartal ketiga tumbuh melambat sama seperti pada kuartal
kedua dan inflasi inti merosot pada Oktober. Hal ini semakin memperkuat perkiraan kalau Bank
Sentral Eropa (ECB) akan memutuskan untuk memperpanjang program pembelian asetnya pada
Desember mendatang.
Kantor statistik Uni Eropa, Eurostat, melaporkan produk domestic bruto (PDB) di 19 negara
bermata uang euro kenaikan kuartalan mencapai 0,3 persen pada kuartal ketiga serta kenaikan
tahunan 1,6 persen. Kedua angka tersebut masih sama dengan perolehan pada kuartal kedua dan
sejalan dengan perkiraan para ekonom.
Selanjutnya, Eurostat meramalkan, harga konsumen mencatatkan kenaikan tahunan mencapai
0,5 persen pada Oktober, naik dari perolehan 0,4 persen pada September dan 0,2 persen pada
Agustus. Indeks harga konsumen (CPI) turun seiring dengan penurunan harga energi yang hanya
mencapai 0,9 persen pada Oktober, lebih rendah dari 12 bulan terakhir dibandingkan dengan
penurunan 3,0 persen pada September.
Meskipun demikian, tidak termasuk harga makanan yang belum diproses dan energi, inflasi
tahunan hanya mencapai 0,7 persen, merosot dari 0,8 persen dalam lima bulan terakhir. Angka
tersebut digunakan ECB sebagai inflasi inti.
ECB mengidamkan tingkat inflasi yang lebih tinggi secara keseluruhan, mendekati target 2,0
persen, dan telah melakukan upaya pembelian obligasi pemerintah kawasan Eropa demi
menyuntikkan dana ke bank sehingga melancarkan pinjaman untuk ekonomi riil.
Terkait perpanjangan program pembelian obligasinya, pihak ECB akan berunding Desember
mendatang dan akan membuat keputusan perpanjangan di luar target awal yang dijatuhkan
hingga pada Maret. Para pembuat kebijakan ECB mengatakan kebijakan moneter yang
akomodatif akan dipertahankan hingga inflasi mencapai target dan terus berkesinambungan.
(Rtr/asri)

Anda mungkin juga menyukai