Sifat cahaya
sebagai gelombang menyebabkan cahaya dapat mengalami peristiwa pemantulan, pembiasan, polarisasi,
interferensi dan difraksi. Untuk mempelajari peristiwa tersebut, dibutuhkan alat untuk mmemantulkan ataupun
membiaskan cahaya. Salah satunya adalah lensa dan cermin. Pada kali ini, fenomena dari cahaya yang menarik
yakni fenomena cincin newton, dimana cahaya dikenakaan pada lensa bikonveks membentuk suatu lingkaran-
lingkaran cincin. Sehingga perlu dilakukan sebuah praktikum untuk mempelajari fenomena tersebut yang
menggunakan lensa bikonveks dan cermin.
DASAR TEORI
Cahaya merupakan gelombang tranversall yang termasuk gelombang elektromagnetik. Sifat-sifat cahaya
diantaranya adalah dapat mengalami pemantulan, pembiasaan, polarisasi, difraksi dan interferensi. Pemantulan
atau refleksi adalah perubahan arah ranbat cahaya kea rah sisi medium asalnya seteah menumbuk antar muka
dua medium. Pemantulan cahaya terdiri dari dua tipe, yaitu specular reflection yang menjelsakan perilaku
cahaya pada permukaan mengkilap dan datar, dann difusse reflection yang menjelaskan pemantulan sinar
cahaya pada permukaan yang tidak rata[4].
Cermin adalah permukaan yang memantulkan cahaya dalam satu arah dan tidak menyebarkannya secara
luas ke banayak arah maupu menyerapnya.Cermin dibagi menjadi dua jenis, yaitu cermin datar dan cermin
sferis. Sifat yang dibentuk oleh cermin datar adalah maya, tegak dan sama besar dengan objek. Cermin sferis
adalah cermin yeng berbentuk seperti sebagian kecil dari perrmukaan bola. Cermin sferis dibagi mejaddi dua
jenis, yaitu cermin cekung dan cermin cembung. Pada cermin cekung, perpanjangan dari bidang yang
dipantulkan lebih kecil, bayangan objek jauh di belakang cermin cekung dan tinggi bayangan lebih besar dari
objek sebenarnya. Sedangkan pad cermin cembung, meningkatkan luas pandangan, bayangan objek lebih dekat
ke cermin dan memperkecilnya.
Lensa merupakan benda bening yang dibatasi oleh dua buah bidang lengkung. Perbedaan yang
mendasar antara cermin dengan lensa mengacu pada sifat gelombang yang dimanfaatkannya. Pada cermin,
cahay dipantulkan ketika melewati permukaannya. Sedangkan pada lensa, cahay dibiaskan ketika melewati
permukaannya. Lensa ada tiga jenis, yaitu lensa cekung, lensa cembung dan lensa rangkap. Lensa cembung
merupakan lensa yang tengahnya lebih tebal daripada pinggirnya, sedangkan lensa cekung merupakan lensa
yang pinggirnya lebih tebal daripada tengahnya. Sebuah lensa dapat menghasilkan bayangan objek hanya karena
lensa dapat membelokkan cahaya dan jika indeks pembiasnya berbeda dengan indeks mediumnya. Lensa
cembung disebut juga dengan lensa konvergen atau lensa positif karena seifatnya yang mengumpulkan cahaya.
Bayangan yang dihasilkan adalah nyata dan terbalik. Sedangkan lensa cekung disebut juga dengan lensa
divergen atau lensa negatif karena sifatnya yang menyebarkan cahaya. Bayangan yang dihasilkan adalah maya
dengan orientasi yang sama dengan objek[3].
Interferensi cahaya adalah penjumlahan superposisidari dua gelombang cahaya atau lebih yang
menimbulkan pola gelombang baru. Interferensi cahaya selain dapat bersifat membangun (konstruktf) juga
dapat merusak atau (destruktif). Bersifat membangun jika beda fase gelombang sama, sedangkan bersifat
destruktif jika beda fase 180O sehingga kedua gelombang saling menghilangkan gelombang resultan amplitude
nol[1].
Interferensi cahaya terjadi pada dua (atau lebih) berkas cahaya yang koheren dipadukan. Dua berkas
cahaya tersebut koheren jika kedua cahaya itu memiliki beda fase tetap. Interferensi destruktif (saling
melemahkan) terjadi jika kedua gelombang cahaya berbeda fase 180 o. sedangkan interferensi konstruktif (saling
menguatkan) terjadi jika edua gelombang cahaya sefase atau beda fasenya nol. Interferensi konstruktif terjadi,
hasilnya adalah geris terang dan interferensi destruktif adalah garis gelap. Diantara kedudukan garis terang,
interferensi terjadi sebagian, sehingga intensitas pada layar berubah secara gradual antara garis terang dan gelap.
Interferensi konstruktif dan destruktif dapat diamati pada pola interferensi yang terjadi [4].
Fenomena cincin Newton merupakan pola interferensi yang disebabkan oleh pemantulan cahaya di antara
dua permukaan, yaitu permukaan lengkung (lensa cembung) dan permukaan datar yang berdekatan. Ketika
diamati menggunakan sinar monokromatis akan terlihat rangkaian pola konsentris (sepusat) berselang-seling
antara pola terang dan pola gelap. Jika diamati dengan cahaya putih (polikromatis), terbentuk pola cincin dengan
warna-warni pelangi karena cahaya dengan berbagai panjang gelombang berinterferensidi ketebalan lapisan
yang berbeda. Cincin terang terjadi akibat interferensi destruktif[4].
http://www.informasi-pendidikan.com/2014/12/pengertian-lensa-jenis-lensa-dan.html